You are on page 1of 10

Jiapi : Jurnal Ilmu Administrasi dan Pemerintahan Indonesia Vol. 2 No.

2 December 2021
Website Journal : http://jiapi.ut.ac.id/index.php/jiapi/index

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN


SAMPAH DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN
 
Bella Dwi Hastuti1, Faizal Anwar2, Titi Darmi1*

ABSTRACT
Program Studi Administrasi Publik,
1,2,3
The purpose of this study was to determine the implementation of waste manage-
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
ment policies and to find out the inhibiting factors in the implementation of waste
Universitas Muhammadiyah Bengkulu management policies in South Bengkulu Regency. This study used descriptive
Bengkulu, Indonesia
qualitative method. The informants were determined by purposive sampling tech-
titi.harmadi@gmail.com
nique. Data were collected by means of observation, interviews, and documenta-
tion. Meanwhile, data analysis used the interactive model of Miles and Huberman.
Submitted: 15 September 2021 The results of this study indicated that the Implementation of Local Government
Revised: 1 December 2021 Regulation No. 01 of 2017 concerning Waste Management in South Bengkulu Re-
Accepted: 5 December 2021 gency has been running according to the standards and procedures that have been
set, but in its implementation, it has not been fully materialized in accordance
with the contents of the policy, and there still discrepancies obtained from the re-
sults of the implementation of the policy. Some of the factors that become obstacles
in implementing waste management policies were first, communication: lack of
budget for conducting outreach. Second, Resources: limited human resources who
were experts in the field of solid waste, lack of good facilities, TPS, 3R TPS as well
as a lack of waste transporting fleets and limited budget costs. Third, Disposition:
there were still officials who carried out their main tasks and functions outside the
existing regulations. Fourth, the structure of the bureaucracy: there were officers/
staff who still carried out the main tasks and functions that were not in accordance
with the established SOP.

Keywords: public policy; policy implementation; waste management

ABSTRAK
PTujuan studi ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pengelolaan
Sampah dan mengetahui faktor penghambat dalam Implementasi Kebijakan Pen-
gelolaan Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Studi ini menggunakan metode
deskripsi kualitatif. Informan penelitian ditetapkan dengan teknik purposive
sampling. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumen-
tasi. Sedangkan analisis data menggunakan model interaktif dari Miles and Hu-
berman. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan Perda
No. 01 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan
sudah berjalan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan namun dalam
pelaksanaannya belum sepenuhnya terealisasi sesuai dengan isi kebijakan, serta
masih ada ketidaksesuaian yang didapat dari hasil pelaksanaan kebijakan. Ada-
pun beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam implementasi kebijakan
pengelolaan sampah adalah: pertama, Komunikasi: kurangnya anggaran biaya
untuk melakukan sosialisasi. Kedua, Sumber Daya: terbatasnya SDM yang ahli
di bidang persampahan, kurangnya fasilitas baik, TPS, TPS 3R serta kurangnya
armada pengangkut sampah dan terbatasnya anggaran biaya. Ketiga, Disposisi:
masih ada aparat yang melaksanakan tupoksi di luar peraturan yang ada. Ke-
empat, Struktur Birokrasi: masih petugas/pelaksana yang menjalankan tupoksi
tidak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.

Kata Kunci: kebijakan publik; implementasi kebijakan; pengelolaan sampah


Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan
 Bella Dwi Hastuti, Faizal Anwar, Titi Darmi

PENDAHULUAN according to customer needs. Consequently, the


Hampir diseluruh negara yang ada diddu- amount of plastic waste is increasing due to the
nia memiliki permasalahan tersendiri di dalamn- increase in plastic consumption because of the
negaranya masing-masing,.permasalahannya increasing population. Moreover, the problem
juga beragam misalnya permasalahan ekonomi, of marine plastic debris is on the rise globally,
permasalahan kependudukan,npermasalahan including in Thailand, which results from the
sosial,bbudaya serta permasalahan lingkungan. irresponsibility of mankind. Generally, plastic
Di Indonesia permasalahan lingkungan masih waste in Thailand can be generated from indust-
menjadi permasalahan pokok. Salah satu per- rial processes and households. These two waste
masalahannlingkungan yang hingga saat ini ma- sources have caused the rise in plastic waste,
sih menjadi permasalahan adalah permasalahan which has contributed to the problem of waste
sampah. Permasalahan sampah masih men- management in Thailand. Additionally, Thailand
jadi sorotan dan hampir yang terjadi di semua is one of the contributors to the leakage of plastic
kotaadi Indonesia mengalamikkendala dalam waste into the ocean, which results from ineffi-
pengelolaan sampah. Khususnya di perkotaan, cient waste management. To reduce the impacts
mengelola sampah di perkotaan dapat dikatakan of plastic waste, effective measures have to be
terbilang sulit dan memiliki banyak tantangan applied, such as reducing, reusing and recycling
dalam pengelolaannya. Semakin luasnya wilayah (3Rs
perkotaan di suatu wilayah maka akan mengha- Salah satu kabupaten yang memiliki ken-
silkan lebih banyak sampah yang dihasilkan, dala dalam pengelolaan sampah adalah Kabu-
sehingga pengelolaanya lebih sukar (Fernando, paten Bengkulu Selatan. Kab. Bengkulu Selatan
2019)most of them have not been successful. merupakan Kabupaten dari 10 Kabupaten yang
Thus, the main purpose of this study is to exa- berada di ProvinsiiBengkulu. Luas wilayah men-
mine major factors affecting successful policy capai kurang lebih 11.8.610 Ha. terbagi atas 11
implementation of the SWM. Further, the study kecamatan. Pertumbuhan penduduk yang terus
identifies problems and challenges faced in the mengalami peningkatan setiap tahunnya se-
implementation of SWM. Both qualitative and hingga menyebabkan dampak pada pengelolaan
quantitative methods were used to gather prima- sampah(Mengoptimalisasi & Sampah, 2021).
ry and secondary data. Interview and in-depth Pertumbuhan penduduk yang terus mengalami
discussions were conducted with selected offi- peningkatan dan sehingga menyebabakan volu-
cers who are responsible for implementation of me sampah yang dihasilkan di Kabupaten Beng-
SWM system to identify problems and challen- kulu terus mengalami peningkatan tercatat pada
ges at the implementation level. Among the 48 tahun 2018 sampah yang dihasilkan mencapai
LGs in the Western Province, 50% (twenty-four 4.341.148 ton sedangkan 2019 jumlah sampah
Pengelolaan sampah disini merupakan yang dihasilkan meningkat menjadi 5.328.000
tanggung jawab pemerintah yang berbentuk se- ton (Lu & Sidortsov, 2019).
buah pelayanan, yakni dengan caraamembuat Pemerintahan Bengkulu Selatan telah
kebijakan mengenai pengelolaan sampah(Fitri, mengeluarkan kebijakan berupa peraturan da-
Ati, & Suyeno, 2019). Adanya kebijakan tentang erah sebagai tanda keseriusan-nya dalam men-
pengelolaan sampah belum menentukan pen- gatasi permasalah sampah di Bengkulu Selatan.
gelolaan sampah bisa dikelola dengan baik. Di- Adapun tujuan dari peraturan daerah ini yakni
mana tidak jarang kita temukan bahwa instansi mewujudkan Kabupaten Bengkulu Selatan yang
yang memiliki tugas dalam penanganan sampah bersih dari permasalahan sampah demi menun-
kurang mampu mengatasi persoalan sampah, jang kelestarian lingkungan hidup dan mening-
sehingga menyebabkan pengelolaan sampah katkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkun-
yang tidak efektif dan dapat memberikan dam- gan serta menjadikan sampah sebagai sumber
pak negatif bagi kesehatan maupunllingkun- daya. Peraturan daerah ini baru terselenggara di
gan (Wichai-utcha & Chavalparit, 2019)such as Bengkulu Selatan kurang lebih 3 tahun setelah
packaging, agriculture, automobile parts, elec- ditetapkan pada tanggal 25 januari 2017.
tronic applications and medical devices. The Berdasarkan hasil pencarian literatur awal
plastic fabrication process can be modified to yang telah dilakukan peneliti(Danang Aji Kur-
form various shapes, colors and specifications niawan & Ahmad Zaenal Santoso, 2021), Imple-

93
JIAPI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Pemerintahan Indonesia Volume 02 No 02 December 2021
Pages 92-101

mentasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabu- baik dan benar.(Van Meter & Van Horn, 1975)
paten Bengkulu Selatan belum terkelola dengan Adapun empat variabel menurut Edward III
baik. Jika dilihat pada saat ini pengelolaan sam- yang berperan penting dalam mencapai keber-
pah yang dilakukan di Kabupaten Bengkulu Se- hasilan implementasi kebijakan ialah meliputi :
latan masih sebatas rutinitas saja, sehingga da- Komunikasi, Sumber daya, Disposisi, dan Struk-
lam pelaksanaanya belum optimal. Pengelolaan tur Birokrasi. Dengan demikian, implementasi
sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan masih kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten
diangkut langsung dari rumah ke rumah atau Bengkulu Selatan sudah terealisasi dengan baik
dari tempat kontainer tempat sampah semen- jika kebijakan tersebut telah di komunikasi-
tara oleh petugas dengan menggunakan kenda- kan, telah memiliki sumber daya memadai dan
raan kemudian langsung diangkut Ke Tempat memiliki fasilitas dan pembiyaan yang cukup,
Pemrosesan Akhir (TPA). Serta masih terdapat adanya keinginan para pelaksana dalam mela-
penumpukan sampah dibebeberapa lokasi di Ka- kukan kebijakan serta melaksanaan tupoksi dan
bupaten Bengkulu Selatan dan masih minimnya menerapkan SOP yang telah ditetapkan.
partisipasi masyarakat atau masih kurangnya Belum terkelolahnya pengelolaan sampah
kesadaran masyarakat dalam membuang sam- di Kabupaten Bengkulu Selatan secara optimal,
pah pada tempatnya (Sharma et al., 2020). bisa dikatakan sebagai salah satu tanda bahwa
Menurut Lu & Sidortsov, (2019)menyata- implementasi kebijakan pengolaan sampah yang
kan bahwa suatu kebijakan merupakan rangkai- diterapakan di Kabupaten Bengkulu Selatan ma-
an atau tindakan yang ditetapkan oleh pemerinth sih mengalami kendala dan hamabtan dalam
untuk tujuan tetentu dalam memecahkan masa- pelaksanaannya, maka dari itu tujuan dari pen-
lah-masalah publik yang sedang berkembang di elitian ini yakni mengetahui bagaimana Imple-
lingkungan masyarakat yang membutuhkan tin- mentasi Kebijakan Pengelolaan Sampah dan
dakan penyelesaian. Adanya Kebijakan yang te- untuk mengetahui apa saja faktor yang meng-
lah ditetapkan dapat diharapakan akan mampu hambat Implementasi Kebijkan Pengelolaan
mengatasi dan memberikan suatu manfaat atau Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan.
memberikan suatu harapan pada suatu kondisi
yang memiliki dampak bagi masyarakat atau ba- METODE PENELITIAN
nyak pihak(Rulinawaty Kasmad, Samboteng, & Penelitian ini dilakukan di DLHK di Ka-
Mahsyar, 2019). akan tetapi, adanya kebijakan bupaten BengkuluuSelatan dan TPA Padang Gi-
yang telah ditetapakan tidak serta-merta mampu lang/TPA Kayu Agau Manna dan tempat terkait
menyelsaikan masalah yang menjadi acuhan da- penelitian. Sedangkan penelitian dilakukanmu-
lam perumusan kebijakan tersebut(Alwi & Kas- lai tanggal 17 Desember - 30 Desember 2020.
mad, 2018)their commitment to the program of Adapun Pendekatan dalam penelitian ini
Gernas Kakao (Cocoa National Movement, dan yakni pendekatan kualitatif yang bersifat des-
suatu kebijakan tidak hanya dirumuskan, dibuat kriptif (Yin, Rk, 2013)but iterative process.”
dan ditetapkan, serta tidak diimplementasikan, This statement is supported by a visual which is
sebuah kebijakan itu harus diimplementasikan displayed on the first page of each chapter. Each
agar bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan chapter contains one step in the linear process
(Zorpas, 2020). of case design (planning, designing, preparing,
Menurut implementasi kebijakan dalam collecting, analyzing, and sharing. Dimana pene-
berbagai model implementasi(Sabatier & Maz- litian ini bertujuan untuk mengungkapkan fakta
mania, 1980) menyatakan implementasi kebija- serta yang terjadi di lapangan pada saat peneli-
kan sering dianggap sebagai suatu pelaksanaan tian berlangsung. di sini peneliti berupaya untuk
dari apa yang telah ditetapakan oleh pemerintah mengungkapkan fakta ataupun kejadian beru-
dan seolah-olah tahapiimplementasi ini tidak paamasalah mengenai implementasi kebijakan
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu kebij- tentang Pengelolaan Sampah di Kab. Bengkulu
kan. Akan tetapi kenyataannya tahap implemen- Selatan.
tasissangat menentukan keberhasilan suatu ke- Sumber data penelitian yang digunakan
bijkan karena suatu kebijakan tidak akan berarti terdiri dari dua yaitu sumber data primer dan
dan tidak dapat mencapai sutu tujuan yang telah sumber data sekunder. Sumber data primer di-
ditetapkan jika tidak di implmentasikan dengan peroleh atau dikumpulkan berdasarkan hasill-
94
Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan
 Bella Dwi Hastuti, Faizal Anwar, Titi Darmi

wawancara dengan informan yang terkait dan laansampah dan limbah B3, Pelaksana di Bidang
data hasil pengamatan langsung yang dilakukan PengelolaanSampah dan Limbah B3, Petugas
peneliti.Sumber data sekunder diperoleh dari TPA dan petugas pengangkut sampah dan masy-
sumber tertulis seperti, dari data arsip, dokumen arakat.
pribadi dan dokumen resmi yang ada di DLHK
Bengkulu Selatan yang terkait penelitian. Teknik Pengumpulan Data
Fokus dalam penelitian ini ialah pada Teknik pengupulan data disini ada 3 tahap
implementasi kebijakan pengelolaan sampah di yaitu:
Kabupaten Bengkulu Selatan dengan mengkaji 1. Observasi
dari beberapa variabel yang mempengaruhi pro- Dalam penelitian ini peneliti melakukan-
ses implementasi kebijakan berdasarkan teori npengamatan terhadap objek di tempat
George C. Edward III yang meliputi Komunika- penelitian secara langsung untuk melihat
si, Sumberrdaya, Disposisi, Struktur Birokrasi. keadaannsesuai dengan situasi yang ada dil-
1.Komunikasi : mengetahui bagaimana ke- lapangan yaitu melihat kondisi sebenarnya
bijakan perda No. 01 Tahun 2017 Tentang diIapangan. Observasi ini bertujuan agar
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Beng- mempermuda peneliti dalam melakukan
kulu Selatan dikomunikasikan, peneliti tahapan selanjutnya yaitu wawancara men-
membahas 3 indikator yaitu transmisi, ke- dalam terkait penelitian.
jelasan, dan konsistensi 2. Wawancara
2. Sumber Daya : mengetahui bagaimana peneliti menggunakan wawancara secara
sumber daya dalam mengimplementasi ke- mendalam serta terstrukturrdengan infor-
bijakan Pengelolaan Sampah di Kab. Beng- man penelitian demi mendapatkan penjela-
kulu Selatan. Peneliti membahas 3 indika- san yang rinci dan mendalam mengenai im-
tor dari sumber daya, yaitu staf, fasilitas, plementasikkebijakan pengelolaan sampah
dan pembiayaan. di Kabupaten Bengkulu Selatan.
3. Disposisi : mengetahui bagaimana dispo- 3. Dokumentasi
sisi/sikap pelaksana dalam mengimple- Data melalui dokumentasi dikumpulkan
mentasi kebijakan Pengelolaan Sampah dari dokumen-dokumen yang berasal dari
di Kabupaten Bengkulu Selatan. Peneliti kantor DLHK Kab. Bengkulu Selatan.
menganalisis dari 2 indikator yaitu tingkat
kepatuhan pelaksana dan insentif
4. Struktur Birokrasi : mengetahui bagaimana Teknik Analisis Data
struktur Birokrasi dalam mengimplemen- Analisis data dalam penelitian ini meng-
tasikan kebijakan perda tentang pengelo- gunakan analisis data di lapangan model Miles
laan sampah di kabupaten Bengkulu Sela- and Huberman dalam (César et al., 2017) yaitu:
tan. Peneliti menganalisis dari 2 indikator 1. Data Reduction (Reduksi Data)
yaitu Standar oprating prosedure (SOP) Peneliti melakukan reduksi data secara ber-
dan Penyebarn tanggung jawab. tahap yaitu dengan cara membuat ringkasan
dari data yang telah dipilih dan diolahdari
Informan Penelitian semuah data yang didapat melalui hasil
Informan penelitian ditetapkan dengan wawancara, pengamatan,ddokumen atau
teknik purposive samplin, dimana informan arsip yang kemudian dirangkum intinya.
yang dipilih berdasarkan pertimbangan terten- 2. Data Display (Penyajian data)
tu. Adapun informan yang dipilih berdasarkan Di tahap ini peneliti menyusun data yang
pertimbanagan dalam penelitian ini adalah pe- telah dirangkum dalam bentuk uraian sing-
jabat yang berwenang dan orang–orang yang kat kemudian menjadi pembahasan men-
terkait langsung dalam pelaksanaan kebijakan genai implmentasi kebijakan pengelolaan
pengelolaan sampah. Berdasarkan pertimban- sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan.
gan tersebut maka informan dalam penelitian
ini adalah 7 informan yang meliputi Kepala 3 Conclusion Drawing/verification (penari-
DLHK, Kabid. Kebrsihan DLHK, Seksi pengelo- kan kesimpulan/verifikasi)

95
JIAPI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Pemerintahan Indonesia Volume 02 No 02 December 2021
Pages 92-101

Tahapan ini ialah tahap penarikan kesimpu- latan, dipimpin oleh seorang kepala dinas dan
lan yang disimpulkan berdasarkan reduk- didukung oleh 6 bidang sekretariat dalam me-
siidata dan penyajian dan penyajianddata laksanakan kegiatan pelayanan di Kab. Bengku-
yang telah dilakukan sebelumnya(Robert lu Selatan.
K.Yin, n.d.). Pelayanan persampah yang dilaksanakan
baru menjangkau 3 kecamatan dari 11 kecama-
HASIL DAN PEMBAHASAN tan yang ada, belum semua kecamatan terlayani
pelayanan persampahan di Kabupeten Bengkulu
Temuan-temuan umum dalam penelitian dikarenakan masih terbatasnya anggaran dan fa-
DLHK dalam menjalankan tugas pelaya- silitas yang dimiliki dalam pelaksanaan pengelo-
nan persampahan di Kabupaten Bengkulu Se- laan sampah.
Tabel 1. Data pegawai PNS di DLHK berdasarkannpendidikan dan jeniskelamin.
Jenis Kelamin Persentase
No. Pendidikan Jumlah
Laki-Laki Perempuan (%)
1 SD/SR - 1 1 2%
2 SLTP/ST - - - -
3 SLTA 5 7 12 22 %
4 D.I - - - -
5 D.II - - - -
6 D.III - 1 1 2%
7 D.IV - - - -
8 S.1 15 18 33 60%
9 S.2 4 4 8 14 %
10 S.3 - - - -
Jumlah 24 31 55 100 %
Sumber : data pegawai DI dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketa- Tabel 2. Jumlah petugas Lapangan dan petu-
hui bahwa jika dilihat dari tingkat pendidikan gas TPA
pegawai di DLHK paling banyak berada di ting- Jumlah
kat S.1. yaitu dengan jumlah 33 pegawai. Jadi No Petugas Lapangan
Petugas
apabila dilihat dari tingkat pendidikan pegawai/ 1. Petugas Sopir Truck sam- 13 Orang
sumber daya manusia di DLHK sudah dapat di- pah. Armoll, Buldoser dan
katakan baik, hal ini dilihat dari mayoritas pega- Excavator.
wai yang ada berpendidikan S1 dan bahkan ada 2. Petugas pengangkut sam- 28 Orang
8 orang yang berpendidikan S2, dan hanya se-
pah
bagian dari pegawai yang tingkat pendidikannya
3. Petugas kebersihan pe- 232 Orang
SD dan SLTA. Sedangkan untuk Jumlah petugas
nyapu jalan dan bibir pantai
Lapangan dan petugas TPA yang telah ditetap-
kan dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan 4. Petugas TPA 13 Orang
Sumber : Dokumen DLHK di Kab. Bengkulu Selatan
sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan data di atas dapat disimpul-
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
kan bawah sumber daya manusia yang menjadi
Adapun grafik tahunan volume sampah
tenaga/petugas lapangan seperti pengangkut
di TPA Kayu Aghau tahun 2018, 2019 dan 2020
sampah sudah dikatakan cukup. Namun kalau
adalah digambarkan pada Gambar 1.
untuk petugas kebersihan penyapu jalan itu su-
dah terlalu banyak.

96
Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan
 Bella Dwi Hastuti, Faizal Anwar, Titi Darmi

Excavator dan 1 buah Buldoser. Sedangkan un-


5.328.000
tuk TPS di setiap sudut Kota diletakkan 5 Buah
4.341.148 Kontainer sampah dan memiliki 1 TPS 3R.
Berdasaran rumusan masalah yang te-
4.667.222 lah dirumuskan untuk mengetahui bagaimana
implementasi kebijkan pengelolaaan sampah
dan apa saja yang menjadi faktor penghamabat
dalam pengelolaan sampah di kabupaten Beng-
2018 2019 2020 kulu Selatan. peneliti menggunakan teori kebij-
kan yang di kemukakan oleh George Edwards III
Gambar 1. Grafik Tahunan Volume Sampah
yang meliputi emapat variabel yaitu Komunikasi,
Tahun 2018, 2019 dan 2020
Sumber Daya, Disposisi, dan Struktur Birokrasi.
Sumber : Dukumen Laporan tahunan diTPA
Kayu Aghau Manna.
Komunikasi
Berdasarkan grafik tahunan volume sam- Berdasarakan hasil wawancara yang te-
pah di TPA Kayu Aghau tahun 2018, 2019, dan lah dilakukan, peneliti memeperoleh informasi
2020. Terlihat di tahun 2018 sampai tahun 2019 bahwa penyampaian informasi/pesan mengenai
mengalami kenaikan volume sampah yang diha- kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten
silkan di tahun 2018 berjumlah 4.341.148 dan Bengkulu Selatan sudah dilaksanakan namun
mengalami kenaikan pada tahun 2019 adapun belum optimal, memang untuk penyampaian
jumlah sampah yang dihasilkan di tahun 2019 kebijakan dari DLHK kepada para staf/aparatur
adalah 5.328.000 sedangkan di tahun 2020 vo- pelaksana kebijakan dan petugas lapangan telah
lume sampah mengalami penurunan dimana disampaikan dengan baik. Namun untuk peny-
volume sampah yang dihasilkan di tahun 2020 ampaian kepada masyarakat masih kurang. hal
berjumlah 4.667.222. ini disebabkan kurangnya anggaran biaya un-
tuk menyelenggarakan sosialisasi, maka dari ini
beluma ada penyelenggaraan sosialisasi secara
Jumlah fasilitas langsung dari DLHK kepada masyarakat,. da-
Berdasarkan data yang telah ditemukan lam hal ini DLHK hanya melakukan sosialisasi
adapun jumlah fasilitas dalam pengeloaan sam- dengan cara ikut serta dalam suatu acara atau
pah di Kab. Bengkulu Selatan dapat dilihat pada kegiatan misalnya kegiatan di kecamatan. Se-
Tabel 3. dangkan untuk penyampaian tugas dan perintah
yang telah diberikan sudah jelas dan konsistensi
Tabel 3. Fasilitas pengelolaan sampah di Kab. informasi/pesan yang diberikan tidak ada yang
Bengkulu Selatan bertentangan atau tumpang tindih.
No. Nama Fasilitas Jumlah Menurut Edward III dalam Syahruddin
1. Truck Sampah 6 Buah (2018:58) menyatakan bahwa komunikasi san-
2. L300 1 Buah gat menentukan keberhasilan pencapaian tuju-
3. Armroll 2 Buah an dari implementasi kebijakan. Implementa-
4. Excavator 1 Buah si yang efektif baru akan tercapai apabila para
5. Buldoser 1 Buah pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang
akan mereka kerjakan. Begitu juga dalam Imple-
6. TPS Kontainer 5 Buah
mentasi kebijakan Pengelolaan Sampah di Kab.
7. TPS 3R 1 Buah Bengkulu Selatan akan tercapai apabila kebija-
Sumber : Dokumen DLHK di Kabupaten Beng-
kan dan tujuan dari kebijakan dikomunikasikan
kulu Selatan.
dengan baik kepada para pelaksan kebijakan. Se-
suai dengan hasil penelitian berkaitan dengan
Berdasarkan data di atas dapat dapat di-
komunikasi. Dapat diketahui bahwa komunikasi
katakan bahwa fasilitas yang ada di Kabupaten
merupakan faktor yang sangat menentukan dari
BengkuluSelatan terdiri dari 6 buah Truck Sam-
tercapainya tujuan dari implementasi kebijakan
pah, 1 Buah L300 dan 2 buah Armroll dan ada 2
Pengelolaan sampah di Kabupaten Bengkulu Se-
alat berat yang disediakan di TPA yaitu 1 buah
latan. Melalui proses komunikasi staf, Petugas

97
JIAPI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Pemerintahan Indonesia Volume 02 No 02 December 2021
Pages 92-101

lapangan serta masyarakat dapat berinteraksi, bahwa untuk jumlah dan tingkatan pendidi-
dan dengan adanya komunikasi DLHK selaku kan sumberrdaya manusia seperti staf/ apara-
sebagai OPD yang mengurus masalah sampah tur yang ada di DLHK sudah memadai. Namun
di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat memberi- untuk SDM yang mempunyai kemampuan di
kan informasi kepada masyarakat dalam mewu- bidangpersampahan masih terbatas dan untuk
judkan kebijakan yang telah ditetapkan dalam tenaga lapangan atau pelaksana lapangan se-
menangani permasalahan sampah yang ada di perti petugas pengangkut sudah dikatakan cu-
Kabupaten Bengkulu Selatan kup jika menimbang jumlah armada yang di
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikata- punya. Sedangkan hasil dari penelitian terhadap
kan bahwa komunikasi yang dilaksanakan dalam fasilitas pendukung dan anggaran biaya dalam
Implmentasi Kebijakan Pengelolaan Sampah pelaksanaan kebijakan Sampah, masih memiliki
di Kabupaten Bengkulu Selatan telah terlaksa- anggaran dana oprasional yang terbatas dalam
na namun belum optimal. Memang komunika- pelaksanaan pengelolaan sampah serta masih
si yang diberikan oleh para staf pelaksana dan kekurangan fasilitas baik armada pengangkutan
petugas lapangan sudah dikomunikasikan baik, sampah, TPS dan TPS 3R.
ini terbukti dari hasil penelitian bahwa para staf Sumberdaya yang dilihat dalam penelitian
pelaksana kebijakan dan petugas lapangan su- ini yaitu sdm dan sumber daya finansial. Sum-
dah memahami apa yang diperintahkan dan apa ber daya manusia yang dimaksud disini yaitu
yang harus dikerjakan, sedangkan untuk konsis- staf dan petugas lapangan seperti pengangkut
ten perintah yang diberikan oleh DLHK juga su- sampah dan penyapu jalan. Sedangkan sumber
dah konsisten tidak ada yang bertentangan dan daya finansial disini meliputi fasilitas dan pem-
tumpang tindih. Akan tetapi untuk sosialisasi biayaan dalam pelaksanaan kebijakan pengelo-
yang disampaikan pihak DLHK agar masyarakat laansampah di Kabupaten BengkuluSelatan.
paham dan mengetahui dari isi dan tujuan dari Berdasarkan hasil penelitian dapat diketa-
kebijakan belum tersampaikan secara optimal. hui bahwa SDM/staf yang ada di DLHK sudah
Belum optimalnya sosialisasi yang diberikan ka- cukup memadai, walupun masih terbatasnya
rena belum adanya pengadaan sosialisasi secara SDM/staf yang ahli di bidang persampahan. Se-
langsung oleh pihak DLHK kepada masyarakat dangkan petugas lapangan seperti tenaga pen-
karena tidak adanya anggaran untuk melakukan gangkut sampah sudah dapat dikatakan cukup
sosialisasi. jika diukur dengan jumlah armada pengangkut
Pihak DLHK memang telah mengupaya- sampah, akan tetapi untuk petugas penyapu ja-
kan semaksimal mungkin agar sosialisasi ten- lan dapat dikatakan sudah berlebihan untuk saat
tang kebijakan pengelolaan sampah bisa sampai ini.
kepada masyarakat untuk mengatasi masalah Selanjutnya sumber daya yang dilihat da-
tidak adanya anggaran untuk menyelenggara- lam penelitian ini adalah sumber daya finansial
kan sosialisasi secara langsung, DLHK mensosi- yang meliputi fasilitas dan pembiayaan. Sumber
alisasikan dengan lewat ikut serta dalam suatu daya finansial terkait dengan fasilitas dalam
kegiatan lain, misalnya kegiatan yang diadakan implementasi kebijakan pengelolaan sampah
di kecamatan, biasanya mereka diberikan ke- di Kabupaten Bengkulu Selatan masih sangat
sempatan atau meminta kesempatan untuk me- kurang, baik dari fasilitas armada pengangkut
nyampaikan sosialisasi mengenai kebijakan pen- sampah, TPS sementara, dan TPS 3R. Fasilitas
gelolaan sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan seperti armada pengangkut sampah yang ada di
di dalam kegiatan tersebut. Selain itu salah satu Kabupaten Bengkulu Selatan masih sangat mi-
cara yang dilakukan pihak DLHK agar memper- nim, armada yang di kerahan dalam pengangku-
mudah masyarakat untuk mengetahui isi dan tu- tan sampah cuma berjumlah 9 armada, begitu
juan dari kebijkan yang telah ditetapkan adalah juga TPS, TPS yang ada di Kabupaten Bengkulu
dengan mengguggah perda tersebut lewat media Selatan cuma ada 5 TPS.
seperti media Internet. Berdasarkan hasil wawancara dan penga-
matan, 5 TPS ini belum mencukupi untuk me-
Sumber Daya nampung semua sampah dari masyarakat, hal
Berdasarakan hasil wawancara yang te- ini terbukti dari fakta dilapangan di setiap TPS
lah dilakukan, peneliti memeperoleh informasi yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan belum

98
Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan
 Bella Dwi Hastuti, Faizal Anwar, Titi Darmi

bisa menampung semua Sampah yang ada. Hal gan sampah serta pengolahan sampah, belum
ini menyebabkan masyarakat banyak membu- ada karena masih terkendala dengan anggaran
ang sampah di luar TPS sehingga sampah berce- biaya.
ceran di luar TPS. Begitu juga berkaitan dengan Disposisi atau sikap para pelaksana dalam
sumber daya finansial kedua yaitu Pembiayaan, implementasi suatu kebijakan sangat menentu-
berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kan akan keberhasilan suatu kebijakan. George
bahwa pembiayaan/anggaran biaya yang dimi- C. Edward III merujuk Disposisi yakni meru-
liki DLHK dalam menyelenggarakan kebijakan pakan faktor penting dalam pelaksanaan suatu
pengelolaan sampah di Kabupaten Bengkulu Se- kebijakan publik, dimana jika pelaksanaan suatu
latan masih sangat terbatas. kebijakan ingin efektif, maka parapelaksana ke-
Kondisi pembiayaan oprasional dalam bijakan tidak cuma mengetahui apa yang akan
pengelolaan sampah yang masih terbatas dan dilakukan tetapimereka harus memiliki kemam-
minimnya fasilitas baik saranaprasarana yang puan untuk melaksanakannya.
ada saat ini, menyebabkan belumseluruh wila- Mengacu pada penelitian ini berdasarkan
yah yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap para
terlayani akses persampahan, dari 11 (sebelas) pelaksana kebijakan pengelolaan sampah di Ka-
wilayah kecamatan yang ada, baru 3 kecama- bupaten Bengkulu Selatan sudah cukup maksi-
tan yang terlayani pengangkutan sampah oleh mal, para pelaksana kebijakan sudah mematuhi
DLHK di Kabupaten Bengkulu Selatan. Sedang- aturan-aturan yang telah ditetapkan dan telah
kan 8 (delapan) kecamatan lain belum terlaya- melaksanakan tupoksi sesuai dengan peratu-
ni karena keterbatasan fasilitas pengangkutan ran yang ada. walaupun, terkadang masih ada
sampah yang dimiliki oleh DLHK, sehingga ma- juga para pelaksana yang mengerjakan tupoksi
sih banyaknya sampah yang belum terangkut di di luar peraturan. Sedangkan untuk pemberian
Kabupaten Bengkulu Selatan. insentif/reward bagi setiap orang yang melaku-
Berdasarkan hasil wawancara dengan para kan pengurangan dan/atau pengolahan sampah
informan mengenai terbatasnya SDM yang ahli di Kabupaten Bengkulu Selatan belum terlaksa-
di bidang persampahan, kurangnya fasilitas se- na sesuai dengan ketentuan karena masih ter-
perti kurangnya armada pengangkut sampah batasnya anggaran yang di punya, serta belum
dan TPS dan kurangnya anggaran biaya, pihak diterapkan sepenuhnya disentif bagi siapa saja
DLHK telah berupaya untuk mengatasi masa- yang melanggar terhadap larangan dan pelang-
lah tersebut misalnya untuk meningkatkan SDM garan tertib penanganan sampah yang telah di-
yang memiliki kemampuan dan keahlian di bi- tetapkan.
dang persampahan, maka setiap staf/pegawai Berdasarakan hasil wawancara yang telah
disana diberikan pelatihan sesuai dengan bi- dilakukan mengenai masih adanya para pelak-
dang masih-masih. Sedangkan untuk masalah sana kebijakan yang tidak menjalankan tugas
kurangnya fasilitas baik itu armada pengangkut dan fungsi berdasarkan ketentuan yang ada. pi-
sampah, TPS, TPS 3R pihak DLHK terus beru- hak DLHK telah memberikan teguran ataupun
paya untuk menambah fasilitas yang ada yaitu peringatan Menurut peneliti sendiri seperti te-
dengan cara merekomendasikan penambahan guran tertulis, berupa peringatan 1, peringatan
fasilitas yang ada kepada pemerintah daerah. 2, peringatan 3.

Disposisi Struktur Birokrasi


Berdasarakan hasil wawancara yang te- Berdasarakan hasil wawancara yang telah
lah dilakukan, peneliti memeperoleh informasi dilakukan, peneliti memeperoleh informasi bah-
bahwa sikap pelaksana berkaitan dengan tingkat wa struktur organisasi DLHK telah terkoordinasi
kepatuhan para pelaksana dan petugas lapangan dengan baik dan telah adanya standar operating
dalam implmentasi kebijakan pengelolaan sam- procedur (SOP) namun untuk pelaksanaannya
pah sudah cukup maksimal, walaupun masih belum sepenuhnya memenuhi standar opera-
ada juga aparatur dan petugas lapangan yang ting prosedur (SOP). Sedangkan untuk pem-
melaksanakan tupoksi di luar peraturan yang bagian tugas dalam pelaksanaan kebijakan per-
ada. Sedangkan kalau untuk insentif/reward di- da tentang pengelolaan sampah di Kabupaten
berikan bagi orang yang melakukan penguran- Bengkulu Selatan sudah jelas.

99
JIAPI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Pemerintahan Indonesia Volume 02 No 02 December 2021
Pages 92-101

Struktur birokrasi dalam suatu kebijakan lam pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah
sangat diperlukan dalam keberhasilan suatu ke- di Kabupaten Bengkulu Selatan telah disebarkan
bijakan. Dimana walaupun sumber daya untuk secara jelas dan sudah terstruktur dalam struk-
melaksanakan kebijakan sudah memadai, para turorganisasi pelaksana sesuai dengan petunjuk
pelaksana sudahmengetahui apa yang akan di- teknis kebijakan yang dikeluarkan Bupati, dan
lakukan, serta adanya keinginan para pelaksana struktur organisasi DLHK telah terkoordinasi
dalam melakukan kebijakan, namun meskipun dengan baik.
semua itu telah terpenuhi namun jika ada kele- Berdasarkan hasil penelitian yang telah
mahan dalam struktur birokrasi maka kemung- dilakukan mengenai masih ada para pelaksana
kinan suatu kebijakan tidak akan terlaksana atau yang menjalankan menjalankan tugas dan fungsi
terealisasi. nya sesuai dengan Standar Operating Prosedur
(SOP) yang telah ditetapkan. Pihak DLHK telah
Faktor penghambat implementasiKebi- berupaya untuk mengatasi masalah tersebut se-
jakan pengelolaan sampah di kab. Beng- perti berdasarkan hasil wawancara yang telah
kulu Selatan dilakukan pihak DLHK selalu memberikan ara-
Berdasarakan hasil wawancara yang telah han dan instruksi agar para pelaksanaan dalam
dilakukan maka peneliti memperoleh informasi penyelenggaraan kebijakan pengelolaan sampah
bahwa adapun yang menjadi faktor penghama- di Kabupaten Bengkulu Selatan mengikuti SOP
bat dalam implementasi Kebijakanpengelolaan yang telah ditetapkan.
sampah di kabupatenBengkulu Selatan yaitu
pertama, Komunikasi : kurangnya anggaran SIMPULAN
biaya untuk melakukan sosialisasi. Kedua Sum- Berdasarkan hasil dan pembahasan men-
ber daya : terbatasnya SDM yang ahli di bidang genai Implementasi Kebijakan Pengelolaan
persampahan, kurangnya fasilitas baik, TPS, Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan maka
TPS 3R serta kurangnya armada pengangkut peneliti dapat menarik kesimpulannsebagai be-
sampah dan masih terbatasnya anggaran dana rikut:
oprasional dalam pengelolaan sampah. Ketiga, 1.Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah
Disposisi : masih ada aparat yang melaksanakan di Kabupaten Bengkulu Selatan sudah ber-
tupoksi di luar peraturan yang ada. keempat, jalan sesuai standar dan prosedur yang telah
Struktur birokrasi : masih ada beberapa petu- ditetapkan namun dalam pelaksanaannya be-
gas/pelaksana yang menjalankan tupoksi tidak- lum sepenuhnya terealisasi sesuai dengan isi
ksesuai dengan SOP yang telahditetapkan. kebijakan, serta masih ada ketidaksesuaian
Berdasarkan hasil penelitian mengungkap- yang didapat dari hasil pelaksanaan kebija-
kan bahwa sejauh ini dalam Implementasi kebi- kan karena masih mengalami beberapa ham-
jakan pengelolaan sampah di Kabupaten Beng- batan dalam pelaksanaannya.
kulu Selatan DLHK sudah mempunyai standart 2. Adapun faktor penghambat dari implementa-
Operating Prosedur (SOP) yang jelas baik itu si kebijakan pengelolaan sampah di Kabupa-
mekanisme dalam pelaksanaannya, sistem dan ten Bengkulu Selatan adalah : Pertama, Ko-
prosedur dalam pelaksanaannya, serta tupoksi munikasi : kurangnya anggaran biaya untuk
dan tanggung jawab yang telah diberikan oleh melakukan sosialisasi. Kedua, Sumber daya :
para pelaksana terkait kebijakan pengelolaan terbatasnya SDM yang ahli di bidang persam-
sampah.Namun untuk pelaksanaan di lapangan pahan, kurangnya fasilitas baik, TPS, TPS 3R
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang serta kurangnya armada pengangkut sampah
telah dilakukan peneliti menemukan walaupun dan masih terbatasnya anggaran dana opra-
dalam pelaksanaan kebijakan sudah mempuny- sional dalam pengelolaan sampah. Ketiga,
ai Standar Operating Procedure (SOP) namun Disposisi : masih ada aparat yang melaksa-
pada kenyataannya di lapangan masih ada para nakan tupoksi di luar peraturan yang ada.
pelaksana/petugas yang belum sepenuhnya me- Keempat, Struktur birokrasi: masih ada be-
menuhi standar operating prosedur (SOP) yang berapa petugas/pelaksana yang menjalankan
telah ditetapkan. Sedangkan untuk penyebaran tupoksi tidak sesuai dengan SOP yang telah
tanggung jawab kepada pelaksana kebijakan da- ditetapkan.

100
Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan
 Bella Dwi Hastuti, Faizal Anwar, Titi Darmi

DAFTAR PUSTAKA Methods, Third Edition, Applied Social Research


Alwi, & Kasmad, R. (2018). Local collaborative network: Is Methods Series, Vol 5 (2002).pdf.
it smart implementer of the cocoa business develop- Rulinawaty Kasmad, Samboteng, L., & Mahsyar, A. (2019).
ment policy in Indonesia? International Journal The Unwise Policy Of Community Based-Organ-
of Public Policy, 14(5–6). https://doi.org/10.1504/ isation: Can It Empower Them? Implementation
ijpp.2018.10017926 Network Of Food Diversification In Indonesia Rul-
César, M., Kumpulainen, K., Oramas, C. V., Aarons, G. A., inawaty. OPCION, 35(22), 2900–2961. https://doi.
Fettes, D. L., Sommerfeld, D. H., … Eversole, R. org/10.1017/CBO9781107415324.004
(2017). Accomplishment Index Analysis of the So- Sabatier, P., & Mazmania, D. (1980). Sabatier_et_al-
ciophysical Activities of Community-Based Organi- 1980-Policy_Studies_Journal. Retrieved from
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.docu-
zations in a Postconflict Area of Africa. Journal of
ments/33366842/Implementation.pdf?AWSAcce
Public Policy, 60(1), 1–25. https://doi.org/10.1017/
ssKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1-
s0143814x10000206
539806052&Signature=oM8Z7rAKnCJbmLcCwu
Danang Aji Kurniawan, D. A. K., & Ahmad Zaenal Santoso,
HUnlN9CxM%3D&response-content-disposition=
A. Z. S. (2021). Pengelolaan Sampah di daerah Sepa-
inline%3B filename%3DCONCEPTUAL_FRAME-
tan Kabupaten Tangerang. ADI Pengabdian Kepada
WORK_THE_IMPLEMEN
Masyarakat, 1(1), 31–36. https://doi.org/10.34306/
Sharma, M., Joshi, S., Kannan, D., Govindan, K., Singh, R.,
adimas.v1i1.247
& Purohit, H. C. (2020). Internet of Things (IoT)
Fernando, R. L. S. (2019). Solid waste management of lo- adoption barriers of smart cities’ waste manage-
cal governments in the Western Province of Sri ment: An Indian context. Journal of Cleaner Pro-
Lanka: An implementation analysis. Waste Man- duction, 270, 122047. https://doi.org/10.1016/j.
agement, 84, 194–203. https://doi.org/10.1016/j. jclepro.2020.122047
wasman.2018.11.030 Van Meter, D. S., & Van Horn, C. E. (1975). The Policy Im-
Fitri, R. F., Ati, N. U., & Suyeno. (2019). Implementasi plementation Process: A Conceptual Framework.
Kebijakan Pemerintah dalam Inovasi Pengelolaan Administration & Society, 6(4), 445–488. https://
Sampah Terpadu. Jurnal Respon Publik, 13(4), 12– doi.org/10.1177/009539977500600404
18. Retrieved from http://riset.unisma.ac.id/index. Wichai-utcha, N., & Chavalparit, O. (2019). 3Rs Policy and
php/rpp/article/view/3577 plastic waste management in Thailand. Journal of
Lu, H., & Sidortsov, R. (2019). Sorting out a problem: A Material Cycles and Waste Management, 21(1),
co-production approach to household waste man- 10–22. https://doi.org/10.1007/s10163-018-0781-y
agement in Shanghai, China. Waste Manage- Yin, Rk, K. (2013). Case study research: Design and meth-
ment, 95, 271–277. https://doi.org/10.1016/j.was- ods (4th Ed.). Thousand Oaks, CA: Sage. The Ca-
man.2019.06.020 nadian Journal of Action Research, 14(1), 69–71.
Mengoptimalisasi, D., & Sampah, B. (2021). Implementasi https://doi.org/10.33524/cjar.v14i1.73
Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Pengelo- Zorpas, A. A. (2020). Strategy development in the frame-
laan Sampah Dengan Mengoptimalisasi Bank Sam- work of waste management. Science of the Total En-
pah. Jurnal Politico, 10(4), 1–10. vironment, 716, 137088. https://doi.org/10.1016/j.
Robert K.Yin. (n.d.). Case Study Research_ Design and scitotenv.2020.137088

101

You might also like