Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok Antropologi Agama Kelompok 4
Tugas Kelompok Antropologi Agama Kelompok 4
Dosen Pengampu:
I Putu Agus Aryatnaya Giri, S.Pd., M.Pd.H
Oleh:
Ni Wayan Nik Suniasih (2011011049)
Ni Wayan Megi Pariantini (2011011053)
Om Swatiyastu,
Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Relasi
Agama Dan Budaya Dalam Tradisi Siat Sarang di Desa Adat Selat Kabupaten
Karangasem” ini selesai tepat pada waktunya.
Dalam penysunan makalah ini kami dapat banyak mendapat bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, tak lupa kami
menyampaikan penghargaan serta ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna yang
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki
sehingga kami dengan tangan terbuka menerima saran dan kritik dari semua pihak
untuk memperbaiki tugas berikut di masa mendatang. Namun demikian, kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan pemekiran dalam
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah Yang Dimaksud dengan Agama Dan Budaya ?
1.2.2 Apakah Yang Dimaksud dengan Tadisi Siat Sarang ?
1.2.3 Bagaimanakah Hubungan Agama dan Budaya dalam Tradisi Siat
Sarang?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Agama dan Budaya.
1.3.2 Untuk mengetahui Tradisi Siat Sarang.
1.3.3 Untuk Mengetahui Hubungan Agama dan Budya dalam Tadisi Siat
Sarang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Budaya
Secara sederhana, kebudayaan merupakan hasil cipta serta akal budi manusia
untuk memperbaiki, mempermudah, serta meningkatkan kualitas hidup dan
kehidupannya. Atau, kebudayaan adalah keseluruhan kemampuan (pikiran, kata,
dan tindakan) manusia yang digunakan untuk memahami serta berinteraksi dengan
lingkungan dan sesuai situasi dan kondisinya.
Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan,
tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik manusia dengan belajar. Kebudayaan adalah suatu tata cara hidup
sekelompok manusia yang menyangkut / menghasilkan: 1) Kebiasaan, 2)
Kepercayaan, 3) Keyakinan, 4) Pedoman-pedoman, 5) Mental, 6) Akhlaq, 7)
3
Kejiwaan, 8) Ritual-ritual / Upacara-upacara, 9) Adat, 10) Ikatan, Dan 11)
Kekuatan Spiritual.
4
Pura Bale Agung, maka sarang tersebut diambil kalangan teruna (pemuda) Desa
Pakraman Selat untuk dijadikan sarana perang.
Kalangan teruna yang terlibat dalam ritual Siat Sarang ini mengenakan kain
dengan saput poleng, tanpa busana atas. Mereka terbagi dalam dua kelompok,
masing-masing Selat Kaja dan Selat Kelod. Setiap perserta diingatkan untuk
mampu mengusir sifat-sifat bhuta kala yang melekat di dalam diri.
Musuh-musuh dalam diri yang harus dibuang sebagaimana dimaksudkan Jro
Mangku Mustika, antara lain, Tri Mala, Tri Mala Paksa, Catur Mada (empat
kemabukan), Panca Wisaya (lima jenis racun), Panca Ma (madat, mabuk, mamotoh,
madon, maling), Sad Ripu (enam musuh dalam diri: kama, lobha, krodha, moha,
mada, dan matsarya).
Ritual Siat Sarang juga bermakna mengusir kekuatan Sad Atatayi (enam
pembunuh kejam), Sapta Timira (tujuh macam kegelapan), Asta Dusta, Dasa Mala
(sepuluh kotoran), dan Asuri Sampat (sifat keraksasaan).
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama
berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.
Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau
sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam
sekitarnya tidak kacau. Secara sederhana, kebudayaan merupakan hasil cipta serta
akal budi manusia untuk memperbaiki, mempermudah, serta meningkatkan kualitas
hidup dan kehidupannya. Atau, kebudayaan adalah keseluruhan kemampuan
(pikiran, kata, dan tindakan) manusia yang digunakan untuk memahami serta
berinteraksi dengan lingkungan dan sesuai situasi dan kondisinya.
Siat sarang yang memiliki dua suku kata siat dan sarang, siat yang artinya
perang, pukul, berkelahi, sarang yang artinya Daun Enau atau jaka yg dianyam dan
dipakai dari Bekas Pembuatan Jaja Uli. Jadi, Tradisi Siat Sarang merupakan
runtutan dari Ngusaba Dodol. Siat Sarang dilakukan menggunakan Sarang yang
dibuat dari daun Enau atau Jaka. Ritual Siat Sarang ini ditandai aksi saling lempar
bersenjatakan sarang.
Hubungan agama dan budaya bisa dilihat dari kepercayaan, keyakinan dan
kebiasaan masyarakat desa adat selat untuk melaksanakan tradisi siat sarang
tersebut. Tradisi ini sudah diyakini dan dilakukan setiap 1 tahun sekali guna
membuang mala atau musuh dalam diri sebelum melaksanakan upacara usaba
dimel atau usaba dalem di desa adat selat.
3.2 Saran
Saran dari penulis yaitu diharapkan pemuda serta pemudi di desa adat selat tetap
mempertahankan hubungan agama dan budaya dalam tradisi siat sarang yang telah
diwariskan oleh para leluhur agar hubungan agama dan budaya dalam tradisi ini
semakin erat dan tidak bisa luntur.
6
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2018, februari 16). Tradisi Siat Sarang. Diambil kembali dari paduarsana:
https://paduarsana.com/2018/02/16/tradisi-siat-sarang/
Anonim. (2011, januari 12). BAB 1 Latar belakang masalah. Diambil kembali dari
eprints:
https://eprints.umm.ac.id/80566/2/BAB%201.DISERTASI_SOFYAN%20
ROFI.pdf.p
Damia, I. (2019, desember 19). "Relasi Agama dan Budaya". Diambil kembali dari
Academia:
https://www.academia.edu/41473995/_Relasi_Agama_dan_Budaya_
Muhammad. (2020). HUBUNGAN AGAMA DAN BUDAYA. Substantia: Jurnal
Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 22 nomor 2, 85-95.
Syarif, A. (2016, maret 16). MAKALAH AGAMA DAN BUDAYA. Diambil kembali
dari Academia:
https://www.academia.edu/28841240/MAKALAH_AGAMA_DAN_BUD
AYA
Uij, S. P. (2018, Desember 19). MAKALAH SOSIOLOGI AGAMA " HUBUNGAN
AGAMA DAN KEBUDAYAAN ". Diambil kembali dari Academia:
https://www.academia.edu/37040089/MAKALAH_SOSIOLOGI_AGAM
A_HUBUNGAN_AGAMA_DAN_KEBUDAYAAN_