Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
FAKULTAS USHULUDDIN
2022
i
Abstract
Learning Sufism which is very important for Muslims is not an easy job to do.
In terms of the origin of the word alone, there are often pros and cons. Not to
mention its practical application to live a Sufism-style life itself. Sufism is not
only theory, but also practice. Various opinions that are often confused are
whether Sufism is heretical (mystics from outside Islam) or a right way as
Islamic teachings. This paper invites the reader to jointly ensure that the
teachings of Sufism are purely Islamic teachings and not influences from
outside Islam. The thought and practice of Sufism resulting from an
understanding of the Qur'an and al-Hadith is different from free thought that
does not originate from both. Sufism is self-training to get used to being close
to God with the aim of forming a person who is always submissive and
obedient to what is also commanded the prohibition. Even so, differences
continue to occur in a life of many different beliefs. so that it makes human
distanced himself from his Lord because of the trust that was planted in him
become lost with the cause of the ego of power that eats human life thus
making him return to teachings that deny God. Sufism In Inayat's view it
opens the eyes of Religion to see the differences something that is fitrah is
not resistance or hostility, therefore it is contained in ten universal unity as the
principle of Sufism that he believes in, namely: God, though in various names.
One true teacher must be present in various the figure of the Unity of the
scriptures (natural manuscripts), the unity of religion (the way of truth), Unity
of human fraternity, Unity of moral principles (love), Unity within object of
praise (beauty), Oneness of true truth (essential knowledge about the self),
One path of humanity (the elimination of the false ego to the true ego).
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRACT........................................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................
1
A. Latar Belakang...................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.............................................................................
1
BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................
2
A. Kesimupulan......................................................................................
21
ii
DAFTAR KEPUSTAKAAN..................................................................................
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf sebagai ajaran pembersihan hati dan jiwa memiliki
sejarah perkembangan dari masa ke masa. Dalam sejarah
perkembangannya, para ahli tasawuf membagi tasawuf menjadi dua,
yaitu tasawuf yang mengarah pada teori-teori perilaku dan tasawuf
yang mengarah pada teori-teori rumit yag memerlukan pemahaman
mendalam.Tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam
mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama
Hindu dan Budha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir
dalam Islam atas pengaruh dari luar. Tempat mereka menjadi tujuan
orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Rahib-rahib itu
berhati baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga
mengasingkan diri dari khalayak ramai. Mereka adalah orang yang
berhati baik, pemurah dan suka menolong.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah kali
ini diantaranya :
1. Bagaimana Pengertian Ilmu Tasawuf Secara Etimologi dan
Terminologi
2. Bagaimana Asal Usul Ilmu Tasawuf ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tasawuf menurut al-Sulamī adalah "Asal muasal Sufisme
melekat dalam Al-Qur'an dan Sunnah, dan meninggalkan hawa nafsu
dan bid’ah dan mengagungkan syaikh” al- Sulamī melandaskan
konsep tasawufnya kepada al-Qur’an dan Sunnah. Menurutnya al-
Qur’an dan Sunnah adalah sumber ajaran Islam dan tasawuf. Al-
Qur’an dan sunnah adalah sumber yang paling utama. Ia menjelaskan
apa yang seharusnya sufi miliknya itu meninggalkan segala hal yang
baru yang tidak sesuai dengan syariat. 2
4
Manusia akan menjadi hamba (‘abd) sejati kalau dia sudah
bebas (hurr: merdeka) dari selain Tuhan. Kalau kehendak hati sudah
menyatu dengan kehendak Allah, maka apa saja yang dipilih Allah
untuknya, hati akan menerima tanpa menentang sedikitpun.4
ِ ق َو ْال َم ْغ ِربُ ۚ فََأ ْينَ َما تُ َولُّوا فَثَ َّم َوجْ هُ هَّللا ِ ۚ ِإ َّن هَّللا َ َو
اس ٌع َعلِي ٌم ُ َوهَّلِل ِ ْال َم ْش ِر
5
b. Karya dan Pengaruh As-Sulami
7
Media Zainul Bahri, Tasawuf mendamaikan dunia, (Jakarta: Erlangga, 2010), 64.
8
Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ikhsan Antivirus Kebatilan dan Kedzaliman (Jakarta:
PT Serambi Ilmu semesta, 2007), 94.
6
Beliau juga termasuk ulama yang sangat banyak karyanya,
diantaranya yaitu :Tarikh Asbahan, ma’rifah Shabah, Ulum al-
Hadits, Mustakhraj al Bukhari, Mutakhraj ‘ala Shahih Muslim, Kitab
Aliyyah al-Aulia wa Thabaqah al-Ashfiya, dan kitab yang terakhir ini
mendapat banyak pujian dari para ulama. 9
9
https://selasarmuslim.wordpress.com/2015/01/29/studi-kitab-al-mustakhraj-abu-nuaim-al-
ashbahani/
7
(terbukanya dinding penghalang (hijab) ) antara manusia dengan Tuhan,
sehingga Nur Ilahi tampak jelas padanya.
Tasawuf akhlaqi yang terus berkembang semenjak zaman klasik Islam
hingga zaman modern sekarang sering di gandrungi orang karena
penampilan paham atau ajaran-ajarannya yang tidak terlalu rumit. Tasawuf
seperti ini banyak berkembang di dunia Islam, terutama di Negara-negara
yang dominan bermazhab Syafi’i. 10
a. Ajaran Taswuf Menurut Al-Qusyairy
1) Mengendalikan Tasawuf ke Landasan Ahlussunnah
Seandainya karya Al-Qusyairi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyah dikaji secara
mendalam akan tampak jelas supaya Al-Qusyairi cenderung mengembalikan
tasawuf ke atas landasan doktrin Ahlus sunnah.
Secara implisit dalam ungkapan Al-Qusyairi tersebut terkandung
penolakan terhadap para sufi syathahi, yang mengucapkan ungkapan-
ungkapan penuh kesan terjadinya perpaduan antara sifat-sifat ketuhanan
khususnya sifat terdahulunya dengan sifat-sifat kemanusiaan khususnya sifat
barunya bahkan dengan konotasi lain secara kenang-kenangan Al qusyairi
mereka.11
2) Kesehatan Batin
Selain itu, Al-Qusyairi punmengecam kertas para sufi paa masanya
Karena kengemaran mereka mempergunakan pakaian orang-orang miskin,
serta tidakan mereka pada saat yang sama bertentangan dengan pakaian
10
Nata, Abuddin. 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Jakarta.hlm . 20
11
M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka setia, 2008), hlm. 131
8
mereka ia menekankan bahwa kesehatan batin dengan berpengang teguh
pada Al-Quran dan As-Sunnah lebih enting ketimbang pakaian lahiriah. 12
b. Karya dan Pengaruh Al-Qusyairy
B. Tasawuf Amali
Tasawuf amali adalah tasawuf yang membahas tentang
bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tasawuf amali
adalah seperti yang dipraktekan di dalam kelompok tarekat, dimana
dalam kelompok ini terdapat sejumlah sufi yang mendapat bimbingan
dan petujuk dari seorang guru tentang bacaan dan amalan yang harus
di tempuh oleh seorang sufi dalam mencapai kesempurnaan rohani
agar dapat berhubungan langsung dengan Allah. Apabila dilihat dari
sudut amalan dan ilmu yang dipelajari, terdapat 4 aspek yang harus
dipelajari dalam aliran tasawuf amali, yaitu syaria’t, thariqat, dan
ma’rifat.
a. Syaria’t
M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka setia, 2008), hlm. 132
12
Simuh. 1996. Tasawuf dan Perkembangannya Dalam Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
13
Persada.hlm. 25
9
Syaria’t berasal dari kata syara’, secara etimologi mempunyai
arti “jalan-jalan yang bisa ditempuh air”, maksudnya adalah jalan yang
harus ditempuh manusia untuk menuju jalan Allah SWT.
Secara umum, syaria’at merupakan hukum (segala ketentuan yang
ditetapkan Allah SWT) yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat
muslim di dunia, mulai dari urusan hubungan antar manusia dengan
Tuhan, manusia dengan manusia (Habuminallah Habuminannas),
kunci menyelesaikan masalah kehidupan baik dunia dan akhirat,
rukun, syarat, halal-haram, perintah dan larangan, dan sebagainya.
Sumber syaria’t sendiri berada dalam Al-Quran dan As-Sunnah. 14
b. Thariqat
Thariqat ( )ط رقberarti “metode” atau “jalan”, yang secara
konseptual terkait dengan haqiqah/ hakikat atau kebenaran sejati.
Dalam aliran tasawuf atau sufisme, thariqat berarti jalan yang
ditempuh oleh para sufi untuk mencapai tujuan sedekat mungkin
dengan Allah SWT, dengan menerapkan metode pengarahan moral
dan jiwa.Thariqat digambarkan sebagai jalan yang berpangkal pada
syariat. Jadi jalan utamanya adalah Syar’, sedangkan anak jalan
disebut thariq. Sehingga dapat disimpulkan untuk menuju Thariq,
seseorang harus melewati syar’. Maksudnya, sebelum mempelajari
thariqat para sufi wajib memahami syariat terlebih dahulu, sebab
syariat adalah pangkal dari suatu ibadah.
c. Hakikat
Secara etimologi, hakikat berasal dari kata “Al-Haqq” yang
berarti kebenaran. Secara garis besar, hakikat merupakan ilmu yang
Mukhtar Hadi, M.Si. 2009. Memahami Ilmu Tasawuf “Sebuah Peng antar Ilmu Tasawuf.
14
10
digunakan untuk mencari suatu kebenaran sejati mengenai Tuhan.
Dalam kitab Al-Kalabazi, hakikat menurut ilmu tasawuf didefinisikan
sebagai aspek yang berkaitan dengan amal batiniah, merupakan
amalan paling dalam dan merupakan akhir perjalanan yang ditempuh
oleh para sufi.
d. Ma’rifah
Mukhtar Hadi, M.Si. 2009. Memahami Ilmu Tasawuf “Sebuah Peng antar Ilmu Tasawuf.
15
11
mendapat petunjuk dengannya, mereka akan berkata, (ini adalah
dusta yang lama).”16
12
ialah suatu kewajiban yang diwajibkan Allah kepada hamba-Nya.
Sebagaimana yang difirmakan-Nya: “Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” Ibnu Abbas
berkata: untuk mengetahui. Nabi Muhammad Saw., pernah ditanya:
bagaimana kamu mengetahui Allah Azza wa Jalla? Maka ia
menjawab: (Andai Allah berkeinginan! Sesungguhnya aku tidak
mengetahui Tuhan dengan sesuatu, sebaliknya aku mengetahui
sesuatu dengan-Nya). Abu Bakar as-Siddiq berkata: Maha Suci Allah,
seseorang tidak dijadikan sebagai penciptaan suatu jalan untuk
mengetahui, kecuali tidak ada kuasa mengetahuinya.
13
a. Ajaran Tasawuf Amali Menurut Abu Na’im Al-Asbahani
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Dari segi kebebasan (linguistik) ini dapat dipahami bahwa
tasawuf adalah keadaan jiwa seseorang yang selalu berusaha
memelihara kesucian diri, ibadah, kehidupan yang sederhana atau
jauh dari kemegahan dan kemewahan, rela berkorban untuk kebaikan
dan selalu berusaha bersikap bijaksana.Selama ini ada tiga sudut
pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu
sudut pandang manusia yang terbatas, manusia yang harus berjuang,
dan manusia sebagai mahluk yang ber-Tuhan.Selanjutnya jika sudut
pandang yang digunakan manusia sebagai mahluk yang harus
berjuang, maka taswuf didefinisikan sebagai upaya diri untuk
memindah ahlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan jika sudut pandang yang
digunakan manusia sebagai mahluk yang ber-Tuhan, maka tasawuf
dapat didefinisikan sebagai kesadaran fitrah (ke-Tuhan-an) yang dapat
mengarahkan jiwa agar tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat
menghubungkan manusia dengan Tuhan.
KEPUSTAKAAN
15
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam Jakarta: Bulan
Bintang, 1973.
Ignas Goldziher, Pengantar Teologi dan Hukum Islam Jakarta: INIS Jakarta,
1991
Labib Mz dan Moh. Al-‘Azizi, Tassshawwuf dan Jalan Hidup Para Wali,
(Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2000)
M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia,
2008)
Reynold Nicholson, Jalaluddin Rumi, Ajaran dan Pengalaman Sufi
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993.
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012)
.
16