Professional Documents
Culture Documents
Tesis Kebijakan Pertanian Wajo
Tesis Kebijakan Pertanian Wajo
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
ABSTRAK
Halaman
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ii
ABSTRACK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR GRAFIK vii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Pertanyaan Penelitian 5
D. Tujuan Penelitian 6
E. Kegunaan Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Program Pembangunan Pertanian 7
3. Manajemen Pembangunan 18
D. Objek Penelitian 42
F. Analisis Data 44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tersebut menjadi sangat strategis jika dikaitkan dengan fungsi Kabupaten Wajo
sebagai salah satu daerah penghasil padi. Pengembangan sektor pertanian oleh
tinggi. Akhir dari kondisi ini adalah komoditas yang dikembangkan masyarakat
petani dalam usaha budidaya padi belum menerapkan unsur teknologi yang
sistem legowo, pengolahan tanah sempurna, umur bibit tidak lebih 21 hari,
penggunaan pupuk berimbang dan panen tidak tepat waktu. Alat dan mesin
mempercepat proses pengolahan tanah dengan mutu hasil olahan yang lebih
peningkatan produksi. Disisi lain jumlah alsintan yang dimiliki petani terbatas
pedesaan menjadi lumbung pangan pertanian adalah salah satu program andalan
Wajo Luas wilayahnya adalah 2.506,19 Km² atau 4,01% dari luas Propinsi
Sulawesi Selatan dengan rincian Penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah
Pada sisi lain kebutuhan pangan di Kabupaten Wajo meningkat seiring dengan
kebutuhan pangan dan peningkatan jumlah penduduk, selain itu daerah
berikut :
Dari ke tujuh program ini, lima diantaranya program andalan yakni (a).
f). program Optimalisasi Lahan dan h). Program Unit Pengolahan Pupuk
Organik.
Pelaksanaan program pembangunan pertanian telah dibuktikan dengan
peningkatan produksi padi pada Tahun 2022 sebesar 30,58% yaitu sebesar
101.161 ton yang sebelumnya pada tahun 2021 produksi sebesar 98.126,17 ton.
Kabupaten Wajo”.
B. Rumusan Masalah
memadai oleh petani baik alat pengolahan tanah, panen dan pasca
panen.
optimal.
5. Rendahnya kesadaran masyarakat petani dalam menggunakan pupuk
C. Pertanyaan Penelitian
tanaman pangan.
D. Tujuan Penelitian
Atas dasar kajian tentang kondisi dan analisis terhadap potensi serta
E. Kegunaan Penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda, yaitu keterkaitan input-
output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak tersebut relatif pesat
Pada masa kritis, sektor pertanian terbukti lebih tangguh bertahan dan
mampu pulih lebih cepat dibanding sektor lain, selain berperan sebagai
telah berada pada fase percepatan pertumbuhan menuju pertumbuhan berkelanjutan.( Ali,
Moh.1997)
maka perlu disusun rencana program dan kegiatan pembangunan pertanian yang
disatu sisi merupakan kelanjutan dari program sebelumnya. Namun disisi lain
(Daldjoli,N.1977)
yang didasarkan atas dasar keterpaduan (top- down police dan battom-up
mendukung program SLPTT yang bekerjasama dengan PT. sang Hyang Seri
dan PT. Pertani. Program ini dimaksudkan dapat meningkatkan produksi padi
di Kabupaten Wajo.
pada tahun 2023 pada areal seluas 17.550 ha telah berhasil menjadi pemicu
23,18% dari dari 95.666 ton meningkat menjadi 105.565 ton GKG.
Berdasarkan hasil penerapan SLPTT tahun 2022, maka pada tahun 2023
sangat dipengaruhi oleh pengusaan lahan hak ulayat, produksi untuk tanaman
pangan akibat alih fungsi lahan, berkurangnya ketersediaan air irigasi karena
Alat dan mesin pertanian (alsintan) merupakan salah satu dari teknologi
selama panen dan pasca panen, serta biaya usahatani. Peranan alsintan dalam
peningkatan jumlah fisik dalam bentuk kuantitas per satuan waktu maupun
nilai tambah ekonomi sebagai akibat dari peningkatan kualitas hasil yang
diperoleh.
dan mesin untuk proses produksi (alsintan penyiapan dan pengolahan lahan,
penyimpanan/pengepakan).
Lahan pertanian adalah salah satu faktor produksi yang sangat penting,
dan kimiawi tanah serta sarana dan prasarana lainnya dalam menunjang
mendatang, dalam kaitan ini ada 3 (tiga) aspek yang perlu mendapat
antar wilayah (jawa vs luar jawa; kota vs desa; sawah vs lahan kering),
Indonesia menurun dari 65% dari total daratan pada tahun 1985 menjadi
47% pada tahun 2000. Namun dipulau Jawa, konversi lahan sawah
dan koversi lahan tersebut antara lain berubahnya iklim secara global,
Kabupaten Wajo telah dilakukan, tetapi bukan tanpa kendala karena hak
sistem pengairan yang kurang memadai karena daerah ini juga sangat
yang selama ini didatangkan dari luar daerah dan petani membeli
sangat dipengaruhi oleh iklim atau dengan kata lain mengandalkan air
tadah hujan yang sangat dipengaruhi oleh iklim. Salah satu tahap dalam
bajak sapi dan alat mesin pertanian seperti Traktor roda 2 (dua).
daerah yang telah dimulai sejak tahun 2001, telah terjadi beberapa
tersebut.
permasalahan, yaitu :
sumberdaya alam peratanian terutama lahan dan air terbatas dan bahkan
konversi.
penyuluh, dan petani dinilai masih lemah. Oleh karena itu, prioritas
petani.
keuangan formal yang ada masih dinilai sulit oleh masyarakat pedesaan,
dan 3) petani tidak mampu mangakses kredit dengan aturan dan suku
bunga seperti yang diterapkan pada usaha komersial lain (di luar
pasar, sarana transportasi dan jalan desa. Sistem pemasaran yang belum
harga terkendala oleh dana dan kemampuan, sehingga hanya beras dan
dan promosi yang telah diterapkan selama ini perlu terus ditingkatkan
tidak tamat SD, 39% tamat SD, sedangkan yang tamat SLTP hanya
memiliki wawasan bisnis luas. Selain itu banyak petani menjadi sangat
Pembangunan Pertanian.
berjalan.
Pembentukan kelompok tani seringkali tidak sesuai dengan
kebutuhan petani.
yang kondusif. Saat ini kebijakan makro ekonomi baik fiskal, moneter,
disubsidi berlebih oleh negara maju membuat petani kita tidak mampu
menggembirakan.
pulau Jawa. Antara tahun 1978 – 1998, misalnya konversi lahan sawah
produksi berkisar 95 persen. Bila terjadi penurunan luas sawah irigasi yang
untuk memproduksi padi. Lebih dari itu jika proses degradasi kualitas
adalah alih fungsi lahan sawah tersebut ke penggunaan lain (pertanian lahan
luas lahan sawah sebesar 2,47 %. Hal ini menunjukkan penambahan luas
lahan sawah masih sangat dibutuhkan dalam peningkatan produksi padi. Hal
ini dapat dilihat dari anggaran yang cukup besar dalam pembangunan
yang terbesar adalah untuk sarana dan prasarana (infrastruktur) yaitu 10,5%
insentif harga juga dilakukan seperti pada kebijakan insentif harga yang
menunjukkan bahwa bila terjadi kenaikan HPP gabah sebesar 10% akan
sebesar 4,06%.
alat mesin pertanian, obat hewan; (b) Bantuan Permodalan: fasilitas Kredit
perluasan Areal, Tata Air Mikro, jalan usaha tani, embung, pengembangan
irigasi air tanah; (d) Fasilitasi Pengembangan Pasar dan Peningkatan Mutu
yang dihadapi.
Perbedaan strategi dengan kebijakan hanya terletak dalam ruang
pertempuran.
pertanian tahunan.
.1986).
Tujuan jangka menengah pembangunan pertanian (2019-2024) adalah :
dan keamanan pangan (4) meningkatkan daya saing dan nilai tambah
Pertanian, yaitu:
master plan dan road map, f) penguatan Sistem Monitoring dan Data Base.
pangan utama yang diprioritaskan dengan sasaran akhir sebagai berikut: (a)
tahun 2015; (d) gula dengan sasaran swasembada tahun 2009; dan (e)
masyarakat pedesaan.
berkelanjutan.
pemerintahan dipedesaan.
pedesaan pada khususnya pada masa orde baru (sampai tahun 1997) adalah
unggulan dalam jumlah yang besar, dengan demikian daya saing yang kuat
Based Development.
bias dipetakan ke dalam tiga fase yang khas (distinct). Pada 25 tahun
dampak kurang baik pada tata perilaku dan kehidupan pedesaan secara
signifikan.
khas, yang berbeda dari metodologi untuk kedua sifat program sebelumnya
yang bersifat top down dan ad hoc itu beperspektif sentralistis, hanya
registrasi, monitoring dan pelaporan program bukanlah suatu hal yang ideal
proses social. Hal ini sejalan dengan prinsip analisis kualitatif berparadigma
pemberdayaan.
(Shaw, 1999).
G. Kerangka Pikir Penelitian
kepada petani adalah benih yang bersertifikat dan varietas unggul yang
sudah dikaji kelayakannya sesuai daerah ini. b). Program Sekolah Lapangan
dengan program BLBU. c). program Bantuan Alat dan Mesin Pertanian
kepada petani agar dapat memiliki alat dan mesin pertanian seperti
mesin Hand traktor, Power threser dan Pompa air; d). program Optimalisasi
menjadi pemukiman dan industri e). serta program Unit Pengolahan Pupuk
Organik.
permasalahan yang relatif sama. Data statistik (Wajo dalam Angka 2022)
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
fakta yang akan merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi (Ali,
1997:5).
xliii
2. Merupakan sentra produksi tanaman pangan padi.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
kebijakan.
xliv
D. Objek Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
2002:75).
bukan orang atau bendanya. Kemudian populasi adalah totalitas semua nilai
lengkap. Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu
xlv
yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk menghitung jumlah
Keterangan
N : populasi
e : tingkat kelonggaran
Data yang dikumpulkan dalam studi ini terdiri dari data primer dan
diperoleh dari berbagai instansi dan lembaga yang terkait dengan studi ini,
kampung.
xlvi
Sejalan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu
purposive sampling.
kelompok tani, sekretaris dan bendahara) dan dengan tujuan tertentu sesuai
F. Analisis Data
xlvii
strategi kemudian dibagi atau menelaah melalui penguatan program yang