You are on page 1of 22

PEDOMAN INTERNAL

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)

PUSKESMAS KOTAKULON
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan buku Pedoman Internal Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) Tahun 2017sebagai salah satu tolak ukur untuk mutu layanan untuk melindungi pasien,

nakes, dan pengunjung dari resiko tertular infeksi di Puskesmas Kotakulon.

Buku Pedoman ini akan menjadi panduan bagi seluruh Sumber Daya Kesehatan di Puskesmas

Kotakulon dalam memberikan Pelayanan Klinis yang menjamin tercegahnya dan terkendalinya penularan

infeksi. Di dalamnya berisi materi-materi dan kebijakan yang mengatur PPI yaitu antara lain: Pencegahan dan

Penanganan Infeksi Nosokomial, Kewaspadaan Isolasi, Pemakaian Antibiotik Rasional, Surveilens, dan

Pelatihan &Pendidikan Berkelanjutan untuk petugas kesehatan tentang PPI.

Harapan kami mudah-mudahanbuku Pedoman Internal PPI ini dapat memberi

manfaatdanharapanantara lain :

1. Seluruh tenaga kesehatan secara profesional dapat melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi

2. Meningkatnya mutu pelayanan di Puskesmas Kotakulon

Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih serta rasa hormat atas segala jerih payah seluruh rekan

karyawan Puskesmas Kotakulon, serta atas bimbingan Kepala Seksi, Kepala Bidang, dan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Bondowoso, dalam penyusunan buku Pedoman ini. Kami menyadari bahwa walaupun

sudah kami usahakan semaksimal mungkin memenuhi petunjuk dari Dinas Kesehatan namun buku Pedoman

ini masih banyak kekurangan serta kelemahan, untuk itu kami berharap adanya saran dan masukan yang

bersifat membangun dari semua pihak.

Bondowoso, 21 Maret 2017


KepalaPuskesmas Kotakulon

dr. Indah Yuli Hartatik


NIP. 19780708 200604 2 020
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Penyelenggara pelayanan kesehatan, baik Puskesmas maupun Rumah Sakit
merupakan unit pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
bagi masyarakat. Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang aman dan bermutu. Setiap individu mempunyai keingan dan harapan untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam hidupnya. Tetapi di sisi lain
individu yang masuk ke pelayanan kesehatan mempunyai resiko terhadap penularan penyakit
infeksi atau Healthcare Associated Infections (HAI’s).
HAI’s merupakan salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan, maka program PPI
harus dilaksanakan di setiap unit pelayanan kesehatan yang dapat menjamin tingkat
keselamatan pasien, petugas, dan lingkungan.
Kegiatan program pengendalian HAI’s yang dilakukan melalui identifikasi,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi harus dilakukan secara
berkesinambungan dan terintegrasi sehingga dibutuhkan pemahaman konsep tentang
pelaksanaan program tersebut terutama bagaimana penatalaksanaan penerapannya apabila
terjadi HAI’s termasuk mengenai kesehatan dan keselamatan petugas.
Program PPI ini dapat terlaksana apabila memenuhi unsur diantaranya harus ada
organisasi, standar-standar, peraturan, adanya komitmen untuk melaksanakan, adanya
kegiatan surveilens yang diumpan balikkan sebagai upaya penyempurnaan pelayanan dan
adanya program pendidikan dan pelatihan terus-menerus dengan target penyempurnaan
perilaku.
Berkaitan dengan hal tersebut, setiap pelayanan kesehatan harus berkomitmen tinggi
untuk melaksanakan program PPI. Dalam hal pelaksanaannya, kebijakan Program PPI di
Puskesmas Kotakulon dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kotakulon
nomor

1.2.Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pencegahan dan pengendalian infeksi
b. Tujuan Khusus
- Sebagai pedoman bagi petugas kesehatan di Puskesmas Kotakulon dalam
melaksanakan Program PPI untuk melindungi tenaga kesehatan, pasien, pengunjung
dan lingkungan di sekitar Puskesmas
- Menggerakkan segala sumber daya yang ada di Puskesmas secara efektif dan efisien
dalam pelaksanaan PPI
- Mencegah dan menurunkan angka kejadian HAI’s secara bermakna
BAB II.
DEFINISI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

2.1. Definisi Program PPI


 PROGRAM adalah: Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun secara rinci
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga/unit
 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu Program yang dilakukan
melalui identifikasi, perencanaan, monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan dan
terintegrasi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi dalam lingkup fasilitas
kesehatan, khusunya pasien dan keluarga yang menjadi pengguna layanan, tenaga
kesehatan yang melayani, pengunjung puskesmas, dan lingkungan di puskesmas.

2.2. Ruang Lingkup PPI


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Pakem dilaksanakan dengan ruang
lingkup antara lain:
1. Pencegahan dan Pengendalian terjadinya Health Associated Infections (HAI’s)
2. Kewaspadaan Isolasi
3. Pemakaian AntiMikroba Rasional
4. Surveilens PPI
5. Pelatihan dan Pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan tentang PPI

Penjelasan tentang Ruang Lingkup Program PPI adalah sebagai berikut:


A. Pencegahan dan Pengendalian terjadinya HAI’s
Healthcare Associated Infection’s yang dulunya populer dengan nama Infeksi
Nosokomial merupakan kejadian infeksi dalam lingkup perawatan pasien di Puskesmas
yang banyak terjadi. PPI merupakan kegiatan untuk meminimalkan terjadinya HAI’s.
Ditinjau dari asal didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (community acquired
infection) atau berasal dari lingkungan Puskesmas. Karena seringkali tidak bisa
ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah Infeksi Nosokomial diganti dengan istilah
HAI’s.
Dampak HAI’s di Puskesmas:
1. Meningkatkan tindakan pengobatan, perawatan dan diagnostik
2. Memperpanjang hari rawat sehingga pemanfaatan tempat tidur berkurang
3. Menguras sumber daya dan sumber dana
4. Menurunkan citra pelayanan kesehatan sehingga pelanggan berkurang
5. Menyebabkan dampak hukum berupa tuntunan pengadilan, kerugian
material dan immaterial
Tujuan Infection Control dalam PPI:
1. Melindungi pasien dari penularan infeksi
2. Melindungi tenaga kesehatan dari tertular infeksi
3. Melindungi pengunjung Puskesmas dan masyarakat dalam lingkungan Puskesmas
4. Melindungi lingkungan di dalam dan di sekitar Puskesmas

Manfaat Infection Control dalam PPI:


1. Menekan dan menurunkan angka infeksi di Puskesmas
2. Meningkatkan kemungkinan hidup dan kesembuhan
3. Menekan dan menurunkan angka kesakitan akibat infeksi
4. Memperpendek lama sakit dan hari perawatan
5. Mempercepat penyembuhan

Beberapa batasan penyakit infeksi antara lain:


1. Kolonisasi
2. Infeksi
3. Penyakit Infeksi
4. Penyakit menular / infeksius
5. Inflamasi
6. System Inflammatory Response Syndrome (SIRS)

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi:


1. Peningkatan daya tahan tubuh penjamu
2. Inaktivasi agen penyebab infeksi dengan cara dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi
3. Memutus rantai penularan melalui kewaspadaan standar
4. Tindakan pencegahan paska pajanan terhadap petugas kesehatan

B. KEWASPADAAN ISOLASI
Jenis Kewaspadaan Isolasi:
1. Kewaspadaan Standar
Merupakan pelaksanaan kewaspadaan yang secara standar dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan, pasien, keluarga, dan pengunjung Puskesmas dalam lingkungan
pelayanan klinis. Jenis-jenis Kewaspadaan Standar antara lain:
- Hand Hygiene/kebersihan tangan
- Desinfeksi dan Sterilisasi peralatan kesehatan
- Pengelolaan limbah infeksius dan non infeksius
- Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
- Pengendalian lingkungan
- Pemrosesan linen
- Kesehatan karyawan
- Etika batuk
- Penyuntikan yang aman
- Penempatan pasien (isolasi pasien infeksius)

2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi infeksi


Merupakan pelaksanaan kewaspadaan bagi pasien dalam ruang perawatan terhadap
transmisi:
a. Lewat jalur KONTAK tubuh pasien yang sakit yang berpotensi menularkan infeksi
Kewaspadaan yang dirancang untuk mengurangi resiko transmisi organisasi
patogen melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan pasien yang
infeksius. Transmisi kontak langsung dapat melalui kontak kulit yang sakit atau
kontak mata yang sakit. Transmisi kontak langsung dapat terjadi pada 2 pasien
dalam ruang perawatan.
Jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui transmisi kontak:
- Herpes Zozter
- Impetigo
- Varicella
- Konjungtivitis dan keratitis
- Kutu dan penyakit lainnya

b. Dari pasien yang berpotensi menularkan infeksi lewat AIR BONE (Udara)
Kewaspadaan penularan melalui udara dirancang untuk mengurangi resiko
penularan melalui penyebaran partikel kecil (< 5 mm) ke udara, baik secara
langsung atau melalui partikel debu yang mengandung partikel infeksius. Partikel
ini dapat tersebar dengan cara batuk, bersin, berbicara, atau melaui tindakan
bronkoskopi. Dapat juga melalui debu dari proses menyapu lantai ruang perawatan
yang tidak tepat.

c. Dari pasien yang berpotensi menularkan infeksi lewat DROPLET


Kewaspadaan penularan melalui droplet dirancang untuk mengurangi resiko
penularan melalui percikan bahan infeksius. Tansmisi droplet terjadi melalui
kontak dengan percikan dahak, lendir hidung saat bersin atau tindakan invasif
bronkoskopi.

C. Pemakaian AntiMikroba Rasional


Pemakaian Antibiotik rasional harus dilaksanakan dalam pelayanan klinis di Puskesmas
karena semakin tingginya angka pemakaian antibiotik yang tidak rasional akan
meningkatkan terjadinya resistensi mikroba terhadap antibiotik.
Dalam hal ini diperlakukan kerja sama yang intensif dari Dokter dan Dokter Gigi sebagai
pihak yang berwenang memberikan peresepan antibiotik dengan petugas obat yang
memantau pelaksanaan pemberian antibiotik secara rasional.
D. Surveilens PPI
Surveilens dalam lingkup PPI di Puskesmas Pakem antara lain melaksanakan survey
terhadap:
1. Angka kejadian HAI’s
2. Angka kejadian Plebitis
3. Angka kejadian ISK setelah pemakaian kateter
4. Angka kejadian Infeksi Paska Bedah Minor
5. Angka Kejadian dekubitus pasien Rawat Inap
6. Angka kejadian Nakes tertusuk jarum
7. Angka kejadian Nakes tertular penyakit infeksius setlah pelayanan klinis di
Puskesmas (TB, HIV, Herpes Zoster, Konjungtivitis)

E. Pelatihan dan Pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan tentang PPI


Perencanaan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi Nakes di Puskesmas tentang
PPI dituangkan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) tahunan dan Rencana
Strategis Lima Tahunan.
BAB III
PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

3.1. Kebijakan PPI Puskesmas Kotakulon


Pelaksanakan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kotakulon
memiliki
dasar hukum yaitu Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kotakulon nomor
445/150/430.10.2.8/2017 tentang PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS Kotakulon

3.2. TIM PPI Puskesmas Kotakulon dan Uraian Tugas


a. Susunan TIM PPI Puskesmas Pakem sebagai berikut:
KETUA : Midian Pujo Trikristanto,S.Kep,Ns
SEKRETARIS : Nur Aini, Amd.Keb
ANGGOTA :
1. drg. Herry Setyono
2. Umi Muarofah
3. Sri Widayati, AMK
4. Ika Wynda Prasetya
5. Erwin Dwi Trisno
6. Darmayanti Aisya

b. Uraian Tugas TIM PPI Puskesmas Kotakulon sebagai berikut:


1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan sehari-hari dan sebagai motor utama penggerak
program PPI
2. Menjalankan kebijakan PPI dan melaporkan secara rutin ke Pemimpin Puskesmas
3. Memberi saran perbaikan, bimbingan , contoh segala hal terkait perilaku, dan
penerapan prosedur kerja
4. Melaksanakan, bertanggung jawab terselenggaranya surveilans di ruangan termasuk
memeriksa keadaan pasien, catatan medik, hasil laboratorium/ penunjang lain,
memastikan data surveilens sesuai dan benar
5. Mengumpulan hasil surveilans, mengolah data, menganalisis, memberi kesimpulan dan
saran, serta melaporkan ke pemimpin Puskesmas
6. Memberi umpan balik, saran kepada pihak terkait tentang evaluasi hasil surveilans
7. Mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan, edukasi dan penyuluhan ke pasien /
keluarga
8. Kerja sama dengan unit terkait lain dalam semua aspek pencegahan dan pengendalian
infeksi serta pemantauan kesehatan dan keselamatan kerja petugas
9. Penyelidikan dini KLB, melapor ke pimpinan Puskesmas dan menindaklanjuti upaya
penanggulangan
10. Bersama unit terkait menjalankan semua program PPI, evaluasi bahan dan alat
kesehatan, pemantauan penaganan limbah, penilaian struktur OK, siatem aliran udara,
pemantauan kualitas desinfektan, pemakaian antibiotik secara rasional.

3.3. Prosedur Pelaksanaan PPI


Pelaksanaan Program PPI di Puskesmas Kotakulon dengan SOP-SOP yang ada dalam
lampiran buku Pedoman PPI ini.

3.4. Monitoring dan Evaluasi PPI


Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program PPI di Puskesmas Kotakulon dilaksanakan
untuk memantau seluruh pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) yang
mendukung pelaksanaan PPI di Puskesmas Kotakulon.

PENUTUP
Demikian buku Pedoman Internal Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)Puskesmas

Kotakulon Kabupaten Bondowoso ini telah selesai kami susun. Kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat kami harapkan demi kemajuan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kotakulon.

Semoga Program PPI dapat terlaksana dengan baik di semua lini pelayanan klinis di

Puskesmas Kotakulon sehingga dapat mencegah penularan infeksi baik bagi pasien, keluarga pasien,

pengunjung Puskesmas Kotakulon, tenaga kesehatan yang melayani dan juga meminimalkan

dampak buruk bagi lingkungan di Puskesmas Kotakulon.

Pakem, 21 Maret 2017

Kepala Puskesmas Kotakulon

dr. Indah Yuli Hartatik

NIP. 19780708 200604 2 006

LAMPIRAN SOP-SOP PPI


DEKONTAMINASI
PERALATAN MEDIS
BEKAS PAKAI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
: PUSKESMAS
Terbit
KOTAKULON
Halaman : 2 Halaman
Kepala Puskesmas
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN dr. Indah Yuli Hartatik
BONDOWOSO NIP. 19800607 201001 2 014

1. Pengertian
 Penanganan peralatan medis bekas habis pakai melalui perendaman,
pembersihan, penirisan pengelompokan jenis instrumen kritikal (dengan
sterilisasi), semi kritikal (dengan desinfeksi tingkat tinggi), non kritikal
(dengan desinfeksi tingkat rendah).
 Instrumen kritikal adalah instrumen yang masuk ke pembuluh darah,
contoh : instrumen bedah.
 Instrumen semi kritikal adalah instrumen yang masuk ke mukosa
membran, contoh : NGT, peralatan endoskopi
 Instrumen non kritikal adalah instrumen yang hanya pada permukaan
tubuh yang utuh, contoh :
- tensimeter,
- termometer,
- stetoskope,
- ambubag
- permukaan meja pasien, bed pasien, nurse station.

2. Tujuan
1. Menyiapkan peralatan medis bekas pakai siap pakai.
2. Mencegah penyebaran infeksi dari instrumen yang terkontaminasi.

3. Kebijakan
4. Referensi Modul Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA, 2017
5. Prosedur
1. Petugas cuci tangan.
2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), yaitu;
handschoon, rumah tangga, celemek/skort, sepatu booth, masker.
3. Rendam instrumen dengan cairan enzimatik selama 15 menit (1
takaran enzimatik diencerkan dalam 5 liter air biarkan 30 detik).
4. Setelah direndam dalam larutan enzymatic, instrument disikat dan
dibilas dengan air mengalir kemudian tiriskan.
5. Tahap akhir proses pengelolaan alat medis bekas pakai berbeda pada
tiap jenis intrumen, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Instrumen kritikal : disterilkan dengan sterilisator dengan suhu
160oC selama 1–2 jam.
 Instrumen semi kritikal : direndam dengan Glutaraldehyde 2%,
atau larutan chlorine 0,5 (9 tab dengan 5 liter air).
 Non kritikal : disinfeksi dengan alkohol 70%

6. Pembersihan Bed Pasien,meja pasien,Nurse Station menggunakan


larutan chlorine 0,5%
7. Lepaskan APD.
8. Petugas cuci tangan.
6. Unit terkait Semua unit pelayanan UKP
PENANGANAN TUMPAHAN
DARAH, URINE, DAN
MUNTAH PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit PUSKESMAS
Halaman : 2 Halaman KOTAKULON
Kepala Puskesmas
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN dr. Indah Yuli Hartatik
BONDOWOSO NIP. 19780708 200604 2 020

1. Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk menangani kejadian akibat tumpahan


darah/urine dan muntah pasien yang terjadi pada unit –unit pelayanan dengan
menggunakan spill kit
2. Tujuan 1. Meminimalisir resiko paparan atau transmisi infeksi akibat tumpahan
darah/urine atau muntah pasien
2. Menjaga area atau lingkungan aman dari sumber penularan infeksi akibat
tumpahan darah/urine atau muntah pasien.
3. Kebijakan
4. Referensi Modul Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA, 2017
5. Prosedur 1. Berikan tanda atau rambu terjadinya ceceran atau tumpahan dilokasi

kejadian

2. Petugas yang mengevakuasi tumpahan harus menggunakan APD(Alat

Pelindung Diri) yakni sarung tangan,masker,sepatu dan Apron

3. Siapkan kotak spill kit yang berisi alat dan bahan untuk menangani

tumpahan darah/urine/muntahan.

4. Ambil pasir dari kotak spill kit, kemudian taburkan disekeliling tumpahan

darah/urine/muntahan karena pasir akan menjadi barrier agar tumpahan

tersebut tidak menyebar kemana-mana.

5. Berikan tetesan larutan chlorin 0,5 % atau bayclin sebagai desinfektan tepat

pada posisi ceceran atau tumpahan tersebut dan diamkan 1-2 menit

6. Ambil alat penyerap seperti kanebo atau sejenisnya dan lakukan penyerapan

dengan posisi alat penyerap ditelungkupkan diatas tumpahan dan dikremes

serta diputar searah jarum jam.

7. Buang hasil serapan tersebut ke kantong plastik warna kuning.

8. Ambil sapu kecil dan seerok kecil dari kotak spill kit kemudian sapukan
sisa pasir yang ada dan masukkan kedalam kantong plastik warna kuning.

9. Lakukan pembersihan lantai dengan cara mengepel menggunakan bahan

pembersih lantai untuk menghilangkan bau di area bekas ceceran/tumpahan

darah/urine/muntahan pasien.

10. Lepas APD masker dan sarung tangan kemudian buang ke kantong plastik

warna kuning.

11. Masukan kantong plastik warna kuning tersebut kekontainer sampah

infeksius

6. Unit terkait Semua unit pelayanan UKP


PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal
SOP Terbit
:

Halaman : 2 Halaman PUSKESMAS


KOTAKULON
Kepala Puskesmas
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN dr. Indah Yuli hartatik
BONDOWOSO NIP. 19780708 200604 2
020

PENGELOLAAN LINEN DI
RUANG PERAWATAN
No. Dokumen :

SOP No. Revisi


Tanggal
:
:
Terbit
Halaman : 2 Halaman PUSKESMAS
KOTAKULON
Kepala Puskesmas
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN dr. Indah Yuli hartatik
BONDOWOSO NIP. 19780708 200604 2 020

Pengertian Penanganan linen kotor yang telahdipakaiolehpasien (berupabajupasien, sprei,


selimut, taplak, sarungbantal, penjurus) danpetugas (bajukerja / skort).
mulaidari unit perawatansampaidenganpengirimanke laundry / unit pencucian.
2. Tujuan Menurunkanresikopenularaninfeksinosokomial yang berasaldari linen kotor,
kepadapasiendanpetugas di lingkunganPuskesmas
3. Kebijakan
4. Referensi ModulPelatihanPencegahandanPengendalianInfeksi (PPI)
DinasKesehatanProvinsiJawaTimur, RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA,
2017
5. Prosedur 1. Petugas cuci tangan sebelum melakukan prosedur.
2. Gunakan APD (masker, skort, handschoon / sarung tangan, sepatu).
3. Lipat/gulung tiap linen dengan menggulung bagian yang kotor di dalam.
4. Pisahkan dan masukkan linen infeksi (yang terkontaminasi cairan tubuh
pasien, misal; darah, faeses, pus/nanah, kencing) dengan plastik warna kuning,
dan linen non infeksi (yang tidak terkontaminasi cairan tubuh termasuk jenis
linen lain, misal; baju petugas) dengan plastik warna hitam.
5. Ikat kantung plastik kuning dan hitam sebelum dikirim ke laundry / unit
pencucian dengan menggunakan kereta linen kotor, dengan melewati jalur
pengiriman yang sudah ditentukan.
6. Lakukan serah terima (penghitungan) linen yang diekspedisikan dalam
buku ekspedisi antara petugas ruangan dengan petugas laundry / unit
pencucian di Instalasi PSP (Pusat Sterilisasi dan Pencucian).
7. Kereta linen kotor dibawa kembali ke ruangan.
8. Lepas alat pelindung diri (APD) dengan digantung
9. Petugas cuci tangan.
6. Unit terkait Rawat Inap

PEMAKAIAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
Terbit
:

Halaman : 2 Halaman

PUSKESMAS
KOTAKULON
Kepala Puskesmas
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN dr. Indah Yuli hartatik
BONDOWOSO NIP. 19780708 200604 2 020

Pengertian
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah Alat yang digunakan sebagai teknik
pencegahan mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain yang
disebut “carrier”. Barrier yang umum digunakan masker, kacamata
pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup kepala, pelindung kaki
2. Tujuan
Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan lingkungan
dari kemungkinan transmisi material infeksius
3. Kebijakan
4. Referensi Modul Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA, 2017
5. Prosedur
A. Pemakaian Masker Oksigen

Petugas melaksanakan Langkah – langkah :


1. Genggam respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian
hidung pada ujung jari – jari, biarkan tali pengikat menjuntai bebas
di bawah tangan anda
2. Posisikan respirator di bawah dagu dan sisi untuk hidung berada di
atas
3. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak
tinggi di belakang kepala di atas telinga.Tarik tali pengikat respirator
yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga.
4. Letakkan jari – jari kedua tangan anda di atas bagian hidung yang
terbuat dari logam.Tekan sisi logam tersebut ( gunakan dua jari dari
masing – masing tangan ) mengikuti bentuk hidung. Jangan
menekan respirator dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan
respirator bekerja kurang efektif
5. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan hati – hati
agar posisi respirator tidak berubah

B. Pemakaian Masker Biasa


Petugas melaksanakan langkah – langkah pemasangan :

1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat
dengan baik

Petugas melaksanakan Langkah – langkah melepaskan :

1. Jangan di sentuh bagian depan masker karena telah terkontaminasi


2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
3. Buang ke tempat limbah infeksius

B. Pemakaian Kaca Mata Pelindung.


Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.

Petugas melaksanakan Langkah – langkah melepaskan :


1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi
2. Saat melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
3. Letakkan di wadah yang telah di sediakan untuk di proses ulang atau
dalam tempat limbah infeksius

D. Pemakaian Gaun / Apron

Petugas melaksanakan Langkah – langkah Pemasangan:


1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung
2. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang

Petugas melaksanakan Langkah – langkah melepaskan :


1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi
2. Lepas tali
3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja
4. Balik gaun pelindung
5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah di
sediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius

E. Pemakaian Sarung Tangan

Petugas melaksanakan Langkah – langkah Pemasangan :


1. Buka pembungkus sarung tangan dengan hati – hati, pilih yang sesuai
ukuran
2. Jika harus mempertahankan prinsip – prinsip steril hindarkan sarung
tangan terkontaminasi obyek tidak steril
3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka lipatan sarung tangan
bagian atas dan masukkan tangan non dominan dengan posisi telentang,
masukkan jari secara pelan – pelan.
4. Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri gunakan empat jari tangan
dominan, masukkan dalam lipatan sarung tangan ( bagian luar ), segera
masukkan tangan non dominan secara perlahan - lahan Periksa ulang
pengepasan masker

F. Pemakaian penutup kepala

Petugas melaksanakan Langkah – langkah :


1. Pakailah pelindung kepala sesuai ukuran sehingga menutup semua
rambut
2. Lepaskan pelindung kepala dan langsung di buang ke tempat sampah

G. Pemakaian pelindung kaki

Petugas melaksanakan Langkah – langkah :


1. Gunakan sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan
telapak kaki bisa di gunakan sepatu boot dari bahan kulit
2. Sepatu harus selalu bersih
3. Harus selalu di gunakan di dalam kamar operasi dan tidak boleh di pakai
keluar, tidak di anjurkan memkai sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki

6. Unit terkait Semua unit pelayanan UKP

LAMPIRAN MONITORING DAN EVALUASI


1. MONEV KEBERSIHAN DAN KERAPIAN
Petugas Monev: Midian Pujo Trikristanto,S.Kep,Ns
Instrumen Monev per Ruang Pelayanan
(tiap ruangan masing-masing dinilai: UGD, Poli Umum, Poli KIA, Poli Gigi, Rawat Inap,
Laborat, Apotek, Pustu, Ponkesdes)

No. INSTRUMEN KEBERSIHAN DAN SKOR 0 SKOR 3 SKOR 7 SKOR 10


KERAPIAN
1. Semua permukaan horisontal di tempat kerja
dimana pelayanan yang disediakan untuk pasien
harus dibersihkan setiap hari dan apabila terlihat
kotor. Permukaan dibersihkan apabila pasien
sudah keluar dan sebelum pasien masuk
2. Wastafel menggunakan kran yang bukan tipe
putar
3. Kain lap yang digunakan petugas tidak boleh
digunakan bersama-sama, dan harus diganti setiap
hari, atau menggunakan tissue dispenser yang
disposable
4. Kain pel yang dipergunakan untuk membersihkan
lantai, harus dicucisetiap hari, dan diganti dalam
jangka waktu tertentu
5. Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan
dikeringkan setelah digunakan
6. Tempat-tempat di sekitar pasien harus bersih dari
peralatan serta perlengkapan yang tidak perlu
sehingga memudahkan pembersihan menyeluruh
setiap hari
7. Meja pemeriksaan dan peralatan sekitarnya yang
terpapar pasien infeksius, harus segera dilakukan
dekontaminasi
8. Lingkungan di dalam dan di sekitar ruang
pelayanan tampak bersih dan rapi
9. Ada wastafel di ruang pelayanan untuk keperluan
pelanggan
10. Penataan obat/reagen di lemari ruang pelayanan
tampak bersih dan rapi dan menjamin tidak terjadi
kesalahan pemberian obat
11. Penataan dokumen di lemari ruang pelayanan
tampak bersih dan rapi sehingga memudahkan
untuk pencarian dokumen

2. MONEV HAND HYGIENE


Petugas Monev: Yonathan Wahyu, K. S.Kep,Ns
Instrumen Monev:
No. PETUGAS Melaksanakan Prosedur Hand Hygiene
Jarang Sering Selalu
1. Dr. Indah
2. Dr. Indira
3. Drg. Herry
4. Sri WA
5. Denik Istamiarti
6. Anggriawan W
7. Siti Latifah
8. Enggar
9. Aini
10. Deriska
11. Midian Pujo Tri.K
12. Umi Muarofah
13 Putri Wulandari

3. MONEV PEMAKAIAN APD


Petugas Monev: Umi Muarofah,AMAK
Instrumen Monev khusus UGD dan Rawat Inap
No. PERTANYAAN Tidak Jarang Selalu
Pernah
1. Apakah petugas memakai sarung tangan saat
melaksanakan tindakan medis?
2. Apakah petugas menggunakan apron saat
melaksanakan tindakan medis?
3. Apakah petugas menggunakan masker saat
melaksanakan tindakan medis?
4. Apakah petugas menggunakan penutup
kepala saat melaksanakan tindakan medis?
5. Apakah petugas menggunakan sepatu boot
saat melaksanakan tindakan medis

4. MONEV PEMROSESAN LINEN


Petugas Monev: Darmayanti
Instrumen monev:
No. PERTANYAAN Ya Tidak
1. Apakah linen pasien post rawat inap segera dibereskan
setelah pasien meninggalkan RI?
2. Apakah linen digulung dengan bagian kotor di dalam?
3. Apakah linen infeksius dan non infeksius dipisahkan?
4. Apakah linen infeksius diproses di laundry dengan proses
dekontaminasi dan sterilisasi?

5. MONEV ETIKA BATUK


Petugas Monev: Umi Muarofah, AMAK
Instrumen monev (penilaian di setiap ruang unit pelayanan)
No. PERTANYAAN Ya Tidak
1. Apakah di setiap unit pelayanan sudah terdapat poster
bertema Etika Batuk?
2. Apakah di setiap unit pelayanan menyediakan tissue
dispenser?
3. Apakah di setiap unit pelayanan dilengkapi wastafel untuk
keperluan pelanggan?
4. Apakah semua pelanggan dengan gejala batuk diberikan
edukasi etika batuk?
SURVEILENS PPI
Petugas: Yonathan wahyu

Form Surveilens PPI Puskesmas Kotakulon


No. SURVEILENS Angka Kejadian
1. Healthcare Associated Infections (HAI)
2. Plebitis
3. ISK paska pemasangan / pelepasan kateter
4. ISPA paska pemakaian O2 nasal kanul / masker
5. Infeksi Paska Bedah Minor
6. Dekubitus pada pasien Rawat Inap
7. TB/HIV/Herpes Zoster/Konjungtivitis
8. Nakes tertusuk jarum

You might also like