Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pak Anwar
Makalah Pak Anwar
Dosen Pengampu:
Sholihul Anwar, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Niwang Pramesti T.S ( 191024 )
PRODI:
PAI
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Diagnosis Anak
Berkesulitan Belajar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata
kuliah Anak Berkesulitan Belajar.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan
apabila terdapt bantyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
1
Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi Buku I, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), Hal. 69
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Out of Law / Tidak taat aturan (seperti misalnya, susah belajar, susah
menjalankan perintah, dsb)
2. Bad Habit / Kebiasaan jelek (misalnya, suka jajan, suka merengek,
suka ngambek, dsb.)
3. Maladjustment / Penyimpangan perilaku
4. Pause Playing Delay / Masa bermain yang tertunda
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan penyebab yang berasal dari diri murid itu
sendiri. Misalnya, kemalasan, kurangnya motivasi untuk belajar, kurang gizi,
mengalami kelainan mental dan sebagainya. Implikasi dari faktor penyebab
yang beragam tersebut memerlukan upaya pemecahan yang berbeda-beda
pula, dan ini merupakan pekerjaan rutinitas dari para guru yang notabene
memiliki peran ganda, yakni sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, pelatih
dan sekaligus sebagai orang tua pengganti.
Satu hal yang perlu dicermati dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan
kelainan yang dialami oleh murid-murid, misalnya kurang pendengaran,
kurang penglihatan maupun lambat belajar. Kelainan yang masih dalam taraf
ringan biasanya sulit terdeteksi oleh para guru di Sekolah Dasar pada
umumnya, mengingat bahwa anak-anak yang bersangkutan secara sepintas
tidak berbeda dengan anak-anak normal lainnya. Akan tetapi, apabila tidak
mendapatkan perhatian secara khusus, maka anak-anak yang bersangkutan
akan mengalami hambatan dalam menerima informasi yang disampaikan oleh
gurunya.
b. Faktor Eksternal
Sekolah dalam hal ini bukan hanya sosok gedung yang berdiri dengan
anggun, tetapi termasuk di dalamnya faktor ketenagaan, sarana, prasarana,
bahan belajar dan kelengkapannya, program pendidikan, manajemen dan
sebagainya. Dari segi ketenagaan misalnya, apabila para guru tidak
mempunyai kemampuan profesional maka tidak mengherankan apabila murid-
murid tampak loyo, kurang bergairah dan sebagainya. Guru harus bisa
bersaing dengan segala kesenangan anak di luar sekolah. Proses belajar
mengajar harus menarik, menumbuhkan minat dan motivasi anak. Karena
pengaruh diluar sekolah sudah sangat mempengaruhi dan menguasai anak.
Permainan anak sekarang sudah bermacam-macam dan serba elektronik dan
acara TV untuk anak sudah bercerita tentang masa depan. Semuanya itu setiap
saat bisa mempengaruhi konsentrasi anak untuk belajar. Bagaimana mungkin
pendidikan akan berhasil apabila gurunya tidak profesional.
Adapun faktor yang terdapat dari luar diri peserta didik yang dapat
mempengaruhi hasil belajar adalah:
Dari uraian diatas diharapkan bagi para oang tua / guru agar lebih
bijaksana lagi dalam menilai anak. Anak yang selalu mendapat nilai jelek
bukan berarti ia bodoh tapi mungkin ada penyebab-penyebab lainnya. Nah
tugas orang tua / guru lah yang mencari tahu apa penyebab tersebut sehingga
kita dapat membantu si anak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anak yang mengalami kesulitan dalam belajar akan berdampak buruk bagi
dirinya. Seperti masalah penggunaan bahasa lisan/tertulis dalam mendengarkan,
berpikir, membaca, mengeja, matematik, penekanan pada reaksi, ketidak
mampuan memahami dan mengungkapkan, kondisi motorik yang buruk, gerakan
ceroboh sehingga mempengaruhi fungsi belajarnya. Selain itu mereka akan
mengalami ketidakstabilan emosi dan impulsivitas yang ditandai seringnya terjadi
perubahan yang menyolok dalam suasana hati dan temperamen. impulsivitas
ditunjukkan dengan kurang dapat mengontrol impuls-impuls.
Jika kesulitan anak dalam belajar tidak teratasi dengan baik, maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk menangani anak dengan
kesulitan belajar Khusus tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah atau psikolog
saja, tapi orang tua juga harus dilibatkan dalam hal ini.
DAFTAR PUSTAKA