You are on page 1of 11

TUTORIAL GROUP DISCUSSION SCENARIO 1

COVID-19 PANDEMIC

BLOK I.1

Tutor : dr. Meida Sofyana, M.Biomed.


Leader : 23374 Nayandra Reyhan Maheswara
Scriber : 22912 Syifa Choerunisa Aisyah
Members : 22904 Presvint Perwira Hadinata
22911 Ananda Savira Tri Octaviani
23194 Khalifathiya Fadhilla Denti
23206 Galuh Dwi Maharani Ikraminaiffah
23218 Evan Nanda Adilistya
23329 Clara Meyly Tanaji
23337 Adlin Fauzia Najah
23358 Krisna Dwi Wicaksono

SCENARIO 1

COVID-19 Pandemic
In the middle of March 2020, students suddenly got notification from UGM that all campuses
were closing due to the national emergency state of the COVID-19 pandemic. Sadly, this
condition is continued at the beginning of the 2021 academic year. Agus, a first-year engineering
student, was bewildered by the university decision to continue the online learning despite the
blended learning system. However, the condition is a bit scary right now; the case incident and
fatality rate are increased. Agus then discussed his curiosity to Budi, a first-year medical student
who was Agus’ high school friend. Agus asked Budi why this disease has caused an enormous
commotion around the world. Everybody needs to limit their activity and even isolate
themselves. New terminologies such as social distancing, silent carrier, rapid test, self-isolation,
and much other medical jargon had emerged, making it more confusing for Agus to understand
the situation. As a first-year medical student, Budi was not sure of how to answer Agus’
questions. There was so much news about the COVID19 disease, such as the etiology, clinical
manifestation, and treatment. The information sometimes contradicts one another. Hence, Budi
tried to search for valid information on the COVID-19 phenomenon.

STEP 1: Clarifying Unfamiliar Terms

Unfamiliar Terms
1. Silent carrier
2. Etiology
3. Rapid test
4. Self-isolation
5. Covid-19
6. Pandemic
7. Clinical manifestation
8. treatment

Definition
1. Silent carrier : pengidap Covid-19 tanpa gejala.
2. Etiology : cabang ilmu tentang penyakit
3. Rapid test : rapid antigen test dengan spesimen darah dari pasien untuk
mendeteksi virus Covid-19.
4. Self-isolation : mengisolasi diri di tempat tinggal sebagai upaya pencegahan suatu
penyakit yang menular.
5. Covid-19 : Suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus (SARS CoV-2)
yang merebak pada tahun 2019
6. Pandemic : wabah penyakit yang terjadi serempak dan merupakan masalah
bersama bagi seluruh warga dunia.
7. Clinical manifestation : Gejala yang ditimbulkan dari suatu penyakit
8. Treatment : penanganan/perawatan medis

STEP 2: Define the Problem


Pertanyaan :
1. Bagaimana virus corona bisa muncul dan bagaimana asal-muasalnya?
2. Bagaimana cara membedakan benar salahnya suatu berita/info terkait Covid-19?
3. Apa saja gejala dari pengidap Covid-19?
4. Apa yang menyebabkan virus Covid-19 menyebar dengan cepat?
5. Apa tindakan pertama yang dilakukan setelah mengetahui bahwa kita adalah silent
carrier?
6. Apa saja langkah preventif agar terhindar dari Covid-19?
7. Bagaimana silent carrier bisa mengerti bahwa dia terinfeksi virus covid?
8. Apakah manusia yang terkena penyakit Covid-19 bisa menularkan ke hewan dan
sebaliknya?
9. Bagaimana penanganan atau treatmen pada pasien penderita Covid-19?
10. Berapa lama waktu inkubasi yang dibutuhkan virus dalam tubuh hingga timbul gejala?
11. Test apa saja yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19?
12. Bagaimana prosedur dari rapid test?
13. Apakah Covid-19 ada jenisnya? Jika ada, apa saja?

STEP 3: Brainstorming
1. Bagaimana virus corona bisa muncul dan bagaimana asal-muasalnya?
Virus pertama muncul di Wuhan melalui pasien yang pernah mengonsumsi kelelawar.
2. Apa yang menyebabkan virus Covid-19 menyebar dengan cepat?
Karena penyebarannya dari droplet yang disebarkan dari orang yang positif kepada orang
lain.
Melalui kontak jarak dekat dengan penderita covid-19.
Karena kurangnya kewaspadaan dan antisipasi dari masyarakat.
3. Apakah manusia yang terkena penyakit Covid-19 bisa menularkan ke hewan dan
sebaliknya?
Manusia tidak bisa menularkan Covid-19 ke hewan dan sebaliknya.
4. Apakah Covid-19 ada jenisnya? Jika ada, apa saja?
Ada 4 varian yaitu alpha, beta, delta, gamma.
5. Apa saja gejala dari pengidap Covid-19?
Demam dan anosmia.
Bisa berupa batuk kering, sakit tenggorokan, diare, pernapasan terganggu.
6. Apa tindakan pertama yang dilakukan setelah mengetahui bahwa kita adalah silent
carrier?
Melakukan isolasi mandiri.
7. Bagaimana silent carrier bisa mengerti bahwa dia terinfeksi virus covid?
Karena tidak terlihat dari luar, sesorang bisa mengetahui setelah melakukan beberapa tes.
8. Berapa lama waktu inkubasi yang dibutuhkan virus dalam tubuh hingga timbul gejala?
Sekitar 14 hari atau kurang.
9. Test apa saja yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19?
Tes antigen, Swab, Genose, dan Oksimeter
Menurut Alin oksimeter tidak bisa mendeteksi Covid-19
10. Bagaimana prosedur dari rapid test?
Rapid tes antibodi: Mengambil sampel darah pasien kemudian dicek reaksinya.
Rapid tes antigen: mengambil sampel lendir dari hidung dan memeriksa hasilnya.
11. Bagaimana penanganan atau treatment pada pasien penderita Covid-19?
Bisa dirujuk ke rumah sakit atau klinik terdekat.
Melakukan gaya hidup sehat dan makan makanan bergizi untuk meningkatkan imun.
Melakukan istirahat yang cukup.
12. Bagaimana cara membedakan benar salahnya suatu berita/info terkait Covid-19?
Menggunakan layanan kominfo (pengecek berita hoax)
Mengecek sumbernya apakah tervalidasi oleh pemerintah.
13. Apa saja langkah preventiv agar terhindar dari Covid-19?
Melakukakn gerakan 5M dan vaksinasi.
Berolahraga minimal 150 menit/minggu.
Melakukan gerakan 3T: tracking, testing, treatment

STEP 4: Analyzing the Problem


1. Bagaimana virus corona bisa muncul dan bagaimana asal-muasalnya?
Virus pertama muncul di Wuhan melalui pasien yang pernah mengonsumsi kelelawar.
2. Apa yang menyebabkan virus Covid-19 menyebar dengan cepat?
Analisis:
Penyebaran droplet juga bisa melalui permukaan yang terkontaminasi. Seseorang yang
menyentuh permukaan terkontaminasi jika menyentuh bagian segitiga wajah (mata,
hidung, dan mulut) beresiko tertular.
Droplet sangat kecil sehingga dapat mudah tersebar dan seseorang dapat tertular bahkan
dari berbicara sekalipun.
Droplet juga dapat melalui transmisi udara. Seseorang yang menghirup udara tersebut
berpotensi tertular.
Melalui kontak jarak dekat dengan penderita covid-19 karena akan mudah terpapar
droplet dari penderita covid-19 serta kurangnya kewaspadaan dan antisipasi dari
masyarakat.
3. Apakah manusia yang terkena penyakit Covid-19 bisa menularkan ke hewan dan
sebaliknya?
Analisis:
Corona virus ada yang menginfeksi hewan tapi kemudian coronavirus hanya menginfeksi
organ tubuh manusia saja.
Menurut Galuh, berdasrkan penyebarannya yang melalui droplet memungkinkan manusia
menularkan virus ke hewan maupun sebaliknya.
Menurut Evan, hewan bisa menularkan covid ke manusia karena ada contoh nyata bahwa
virus ini berasal dari kelelawar.
Menurut Vira, manusia bisa saja menularkan covid-19 ke hewan terutama jika hewan
tersebut memiliki kekerabatan yang dekat dengan manusia, contoh:simpanse.
Menurut Presvint, bisa terjadi penularan tapi karena adanya perbedaan sistem imun,
efeknya bisa berbeda-beda.
4. Apakah Covid-19 ada jenisnya? Jika ada, apa saja?
Analisis
Ada varian baru: lamda dan kappa
 Jenis alpha dari Inggris
 Jenis beta dari Afrika
 Jenis delta dari India dan Brazil
 Jenis gamma dari Brazil
 Jenis lamda dari Peru
 Jenis cappa dari India
5. Apa saja gejala dari pengidap Covid-19?Analisis:
Gejala umum: demam, batuk kering, anosmia
Gejala sedang: sakit tenggorokan, diare, sesak napas, sakit kepala
Gejala berat: Tubuh lemas, nyeri dada
6. Apa tindakan pertama yang dilakukan setelah mengetahui bahwa kita adalah silent
carrier?
Analisis:
Silent carrier juga berpotensi menularkan virus ke orang lain sehingga harus melakukan
isolasi mandiri dan penanganan dengan melakukan hidup sehat.
Menginfokan orang-orang di sekitar kita untuk didata supaya bisa lebih akurat dan
tersampaikan datanya ke pemerintah.
Menginfokan ke orang-orang di sekitar kita dan orang yang pernah kontak erat deng kita
agar dilakukan tracing.
7. Bagaimana silent carrier bisa mengerti bahwa dia terinfeksi virus covid?
Analisis:
Sebelum tes, bisa melihat situasi di lingkungan sekitar. Apabila ada yang terinfeksi, bisa
segera dilakukan tes.
8. Berapa lama waktu inkubasi yang dibutuhkan virus dalam tubuh hingga timbul gejala?
Analisis:
Waktu yang diperlukan virus untuk memunculkan gejala adalah 2 hari, biasanya 5-6 hari,
dan paling lambat 14 hari.
Sebagian orang yang terinfeksi virus jika imun tubuhnya kuat, dia dapat melawan virus
tersebut hingga virus reda sehingga bisa sembuh dengan sendirinya. Namun apabila
sistem kekebalan tubuh kurang akan timbul gejala-gejala seperti sesak napas atau
komplikasi-komplikasi lainnya.
9. Test apa saja yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19?
Analisis:
Oksimeter hanya memberikan hasil saturasi oksigen dari seseorang. Saturasi turun belum
tentu terkena covid-19. Tapi kemungkinan juga terkena covid-19.
Bisa menggunakan rongten dada untuk mendeteksi cairan/filtrat di paru-paru
Menurut nayandra, rongten dada belum bisa mendeteksi covid karena bisa
mengindikasikan penyakit lain.
Setiap tes memiliki perbedaan materi yang diuji
● Tes antigen: menguji keberadaan antigen virus covid-19
● Swab: antegen dan PCR (mendeteksi asam nukleat dari virus)
● Genose: mendeteksi udara organik menguap dari hembusan napas
10. Bagaimana prosedur dari rapid test?
Analisis:
Materi yang diuji dalam tes ini adalah antibodi dalam darah yang dihasilkan tubuh untuk
melawan virus Covid-19.
Rapid tes antigen: mengambil sampel lendir dari hidung dan memeriksa hasilnya.
11. Bagaimana penanganan atau treatment pada pasien penderita Covid-19?
Analisis:
Penanganan bisa memberikan obat pereda demam dan juga menggunakan humidivier
(pelembab udara) untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan.
Dokter akan mengindikasi apakah Covidnya ringan atau akut. Untuk penderita akut akan
dirujuk ke rumah sakit terdekat dan untuk ringan dan tanpa gejala bisa melakukan isolasi
mandiri.
Jika rumah sakit penuh, bisa menggunakan layanan telemedicine untuk konsultasi dokter
atau mengundang tenaga medis ke rumah.
Jika sudah dirujuk, bisa diberi penanganan dengan menggunakan ventilator sebab
kebanyakan penderita merasakan sesak napas.
Bisa melakukan rongten toraks atau rontgen dada.
12. Bagaimana cara membedakan benar salahnya suatu berita/info terkait Covid-19?
Analisis:
Dapat membandingkan dengan data-data dari sumber lain dan dilihat perbedaannya untuk
memvalidasi suatu sumber data.
13. Apa saja langkah preventiv agar terhindar dari Covid-19?
Analisis:
● Testing: merupakan langkah untuk mendeteksi orang-orang yang terpapar covid-
19
● Tracing: Upaya untuk melacak orang yang pernah berinteraksi dengan penderita
covid-19
● Treatment: penanganan medis pada penderita covid-19 dan rujukan untuk
melakukan isolasi agar tidak melakukan kontak dengan orang lain.
Dengan melakukan hal-hal ini belum tentu menjamin terhindar dari virus. Akan tetapi
cukup membantu meringankan gejala ketika terpapar.

STEP 5: Formulating Learning Issues


Scheme (Mind Map)

Learning Objectives :
1. Bagaimana kefektifan tes-tes pendeteksi covid-19?
2. Bagaimana kefektifan dari vaksinasi dan penerapan 5M?
3. Apakah manusia yang terkena penyakit Covid-19 bisa menularkan ke hewan dan
sebaliknya? Bagaimana penelitian mengenai hal tersebut?
4. Bagaimana faktor resiko Covid-19?
5. Mengapa dan bagaimana mekanisme gejala-gejala penderita covid-19 bisa berbeda-beda?
Mengapa penderita covid-19 ada yang memiliki gejala dan ada yang tidak?
6. Bagaimana komorbid/penyakit penyerta pada Covid-19?
7. Apa yang membuat silent carrier terdorong untuk melakukan tes?
8. Bagaimana cara menyosialisasikan kewaspadaan mengenai kesimpangsiuran berita di
masyarakat?
9. Bagaimana jika virus bermutasi dan apakah sudah ada cara untuk mencaga virus
menimbulkan gejala yang lebih parah?

STEP 6: Information Gathering and Private Study

STEP 7: Reporting
Referensi
1. Nayandra : Jurnal, Literature
2. Presvint : Artikel CDC dan PubMed
3. Alin : WHO dan NCBI
4. Vira : Website Resmi Kemenkes dan WHO
5. Clara : Website WHO, CDC, Harvard, FDA
6. Krisna : Artikel, Website organisasi kesehatan
7. Evan : PubMed, CDC, Web sience direct
8. Fathiya : PubMed dan Situs WHO
9. Galuh : Direktorat kesehatan hewan dan wawancara narasumber.
10. Syifa : Jurnal, artikel WHO, website covid19.go.id, OIE
Reporting
1. Bagaimana kefektifan tes-tes pendeteksi covid-19?
Genose tidak benar-benar mendeteksi adanya covid karena yang dideteksi adalah
gas yang yang umumnya dikeluarkan oleh pasien covid-19.
Berdasrkan hasil dari penelitian, 99, 3% untuk PCR dan 71.96% untuk rapid
antigen, 3, 7% dari pasien tes rapid antigen negatif, terdeteksi positif dengan tes PCR,
PCR memiliki tingkat akurasi tertinggi. Menurut WHO, kefektifan PCR dan antigen.
PCR tidak bisa membedakan virus hidup atau mati sehingga hanya detekesi terkonfirmasi
positif dan sembuh. Tes antigen hanya deteksi keberadaan virus, sehingga hanya untuk
skreening. PCR memiliki tingkat akurasi tinggi (95 %). Antigen memiliki miss hingga
(10-15%)
Tes antibodi tidak efektif karena fungsinya untuk mendeteksi antibodi yang
terbentuk. Sedangkan antibodi terbentuk 1-3 minggu setelah terpapar. Dari 10 studi,
tingkat sensitivitas berada di angka 18,4%-96,1%. Antibodi yang terbentuk IgG
2. Bagaimana kefektifan dari vaksinasi dan penerapan 5M?
Semua vaksin yang disetujui WHO telah melalui berbagai tes untuk uji
keefektifannya. Vaksin dipastikan memiliki tingkat keefektifan >50% dan aman bagi
orang tertentu seperti penderita HIV, orang tidak alergi dengan bahan-bahan vaksin, serta
ibu hamil dan menyusui.
Di Indonesia vaksin yang beredar adalah cinovac. Dalam 14 hari memiliki
keefektifan 51% terhadap gejala covid-19 dan efektif 100% dari dampak akut infeksi
covid-19, dan efektif 100% dari kemungkinan tidak dirujuk ke rumah sakit. Presentase
proteksi vaksin setelah melakukan dosis lengkap, untuk pfizer (95%), moderna (94,1%),
astrazeneca (71%), jhonson & jhonson (66,1%).
Pemberian vaksinasi lengkap 2 dosis bisa menurunkan resiko terinfeksi serta
kematian akibat covid. Vaksin ssinovac dosis lengkap menurunkan resiko perawatan
karena covid-19 dan 98% mencegah kematian karena covid-19. Vaksin dosis lengkap
sangat disarankan karena jauh lebih efektif.
Kefektifan 5M cukup efektif memutus rantai penyebaran covid baik untuk yang
sudah divaksin maupun belum. Mewaspadai titik lengah penyebaran covid-19, seperti
makan bersama, acara pernikahan, acara pemakaman, kunjungan rumah, rapat tatap
muka. transportasi umum, olahraga bersama, mengunjungi mall dan tempat umum
lainnya, serta foto bersama sambil lepas masker
3. Apakah manusia yang terkena penyakit Covid-19 bisa menularkan ke hewan dan
sebaliknya? Bagaimana penelitian mengenai hal tersebut?
Beberapa corona virus bisa detularkan ke hewan dari manusia dan sebaliknya tapi
sangat jarang terjadi. Penularan manusia ke hewan karena kontak dekat antara pemilik
hewan dan hewannya namun belum diketahui pasti hewan apa saja yang bisa dan tidak
bisa tertular. Penelitian terhadap hewan mink/cerpelai dari US, ditemukan orang yang
memiliki mutasi virus corona dari mink.
Beberapa hewan memiliki resiko tertular covid-19 dari manusia dengan berbagai
tingkatan, mulai dari tinggi hingga ke sangat rendah. Hewan-hewan tersebut juga ada
yang menunjukkan gejala dan ada yang tidak. Akan tetapi, sebagian besar hewan tidak
bisa menularkan covid-19 ke manusia. Hanya musang saja yang bisa, sedangkan yang
lain kebanyakan tidak bisa menularkan virus atau hanya menularkan dengan sesama
spesiesnya saja. Penularan covid-19 dari hewan ke manusia tergolong rendah. Reservoir
hewan dapat menimbulkan resiko karena ada potensi mutasi virus dan menularkan ke
manusia kembali.
4. Bagaimana faktor resiko Covid-19?
Faktor resiko mampu menyebabkan kematian karena dapat menimbulkan sesak
napas hingga gagal napas sehingga saturasi menurun dan berakibat kematian
Ada 2 yakni faktor sosiodemografi dan faktor kesehatan lingkungan.
Sosiodemografi: kepadatan penduduk tinggi, tingkat pendidikan rendah, orang-oang
dengan status sosial ekonomi rendah. Kesehatan lingkungan: kuantitas dan kualitas air
bersih, sanitasi, dan pengelolaan sampah. Usia yang semakin tinggi usia semakin rentan;
perbedaan ras; gender, pasien laki-laki lebih mudah terpapar dan tingkat keparahannya
lebih fatal karena terdapat hormon yang mendukung perkembangan virus. Selain itu ada
juga infeksi nosokomial, penyakit komorbid, orang-orang dengan gejala . Penyakit
komorbid: diabetes, kardiovaskuler, kanker, dan penyakit pernapasan
Orang lanjut usia mengalami degenerasi fisiologi tubuh sehingga menyebabkan
penurunan sistem imun. Jika lansia memiliki penyakit penyerta, dia akan lebih lemah dan
lebih mudah terinfeksi.
5. Mengapa dan bagaimana mekanisme gejala-gejala penderita covid-19 bisa berbeda-beda?
Mengapa penderita covid-19 ada yang memiliki gejala dan ada yang tidak?

Faktor yang memengaruhi gejala covid yakni sistem kekebalan tubuh yang
berbeda-beda. Peran dari banyaknya yang masuk ke tubuh. Jika terlalu banyak, membuat
sistem imun kewalahan hingga menimbulkan badai sitokin Faktor respon imun yang
cepat. OTG memiliki sistem imun yang bagus, yakni sel-T yang bereaksi cepat terhadap
infeksi virus.
Perbedaan gejala tergantung dengan posisi virus. Reseptor ACE2 merupakan
pintu masuk virus. Jika virus masuk ketika bernapas, maka virus menumbulkan gejala di
sistem pernapasan. Jika virus tertelan, gejala yang ditumbulkan di ssistem pencernaan
(diare). Reseptor ke-2, Neuropilin 1 mampu menekan rasa sakit dari covid-19 tetapi virus
tetap melakukan replikasi dalam tubuh.
6. Bagaimana komorbid/penyakit penyerta pada Covid-19?

Covid-19 menyebabkan koagulasi (pengentalan /penggumpalan darah) berlebih.


Hipertensi dan koagulasi menyebabkan terhambatnya aliran darah. Diabetes dan
koagulasi dapat menyebabkan nekrosis jaringan. Penyakit kardiovaskular menyebabkan
gagal jantung.
7. Apa yang membuat silent carrier terdorong untuk melakukan tes?
Silent carrier melakukan kontak erat dengan orang yang terpapar, sehingga
terdorong melakukan tes covid, ada dorongan program tracing masal yang dilakukan
pemerintah, dan karena ingin melakukan perjalanan dan urusan administrasi.
8. Bagaimana cara menyosialisasikan kewaspadaan mengenai kesimpangsiuran berita di
masyarakat?

Penyuluhan dan pengunaan media sosial untuk penyebaran informasi


pengendalian covid-19 dan tips-tips untuk menyaring berita, webinar atau video terkait
pencegahan berita hoaks, enyebaran kuisioner, permainan interaktif tentang simulasi
pandemi, mengikuti kegiatan kepemudaan, serta memasang poster dan banner mengenai
infromasi yang benar.
9. Bagaimana jika virus bermutasi dan apakah sudah ada cara untuk mencaga virus
menimbulkan gejala yang lebih parah?
Varian baru akan terus muncul. Cara terbaik untuk menghambatnya adalah
dengan mengurangi penyebaran dengan melakukan protokol kesehatan dan melakukan
vaksin. WHO telah melacak mutasi dan varian sejak awal wabah COVID-19, Kelompok
peneliti telah melakukan sekuensing genomik virus COVID-19 dan membagikan sekuens
ini di database publik, termasuk GISAID, WHO juga telah membentuk Kerangka Kerja
Pemantauan dan Evaluasi Risiko SARS-CoV-2 untuk mengidentifikasi, memantau, dan
menilai varian kekhawatiran.

You might also like