You are on page 1of 14

Scenario 1

Tutor : Dr. Budi Mulyaningsih

Leader : 22625 Darin Shafa Putri

Scribe : 22109 Salsabila Nada Maliha

Members : 22083 Azaqi Ananta Boga

22110 Sarair Maulidya

22511 Raja Thoriq Doli A.

22513 Rifda Saniyya Hakim

22515 Salsabila Defianti

22516 Selma Nur Rizkia

22623 Cantika Prameswari H.

22627 Diah Novi Triyana

22629 Dimas Allaam Baraa P.

Scenario

COVID-19 PANDEMIC

In the middle of March 2020, students suddenly got notification from UGM that all campuses
were closing due to the national emergency state of COVID-19 pandemic. Agus, a first-year
engineering student, was bewildered on the decision of the university lockdown despite
there were not people around his campus or home infected by the disease. Agus then
discussed his curiosity to Budi, a first-year medical student who was Agus’ high school
friend. Agus asked Budi why this disease has caused an enormous commotion around the
world. Everybody needs to limit their activity and even isolate themselves. New terminologies
such as social distancing, silent carrier, rapid test and many other medical jargons had
emerged, which made it more confusing for Agus to understand the situation. As a first-year
medical student, Budi was not sure of how to answer Agus' questions. There was so much
news about COVID-19 disease such as the etiology, clinical manifestation and how it should
such as the etiology, clinical manifestation and how it should be treated. The information
sometimes contradicts one another. Hence, Budi tried to search for valid information on the
COVID-19 phenomenon.

Step 1 : Clarify Unfamiliar Terms

1. Pandemic : Wabah
2. Terminology : Istilah
3. Etiology : Penyebab
4. Covid-19 : Corona Virus Disease 19
5. Social distancing : Menjaga jarak, pembatasan sosial
6. Clinical manifestation : Gejala klinis
7. Rapid test : Tes cepat untuk mendeteksi orang yang terinfeksi covid
8. Silent carrier : Orang pembawa virus tanpa gejala
9. Lockdown : Penutupan suatu negara/ daerah karena sebab tertentu

Step 2 : Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyebaran covid-19?


2. Apa itu covid-19?
3. Kenapa kita harus melakukan social distancing?
4. Apa bahaya covid-19?
5. Apakah lockdown efektif untuk menangani covid-19?
6. Bagaimana cara mendapatkan informasi yang valid mengenai covid-19?
7. Bagaimana cara melindungi diri dari covid-19?
8. Apa saja gejala orang yang terinfeksi covid-19?
9. Kenapa ada orang yang silent carrier?
10. Apakah orang yang sudah terinfeksi mungkin terinfeksi covid-19 kembali?
11. Bagaimana mekanisme rapid test?
12. Apa bagian tubuh yang diserang oleh virus corona?
13. Treatment apa yang bisa dilakukan kepada pasien covid-19?
14. Bagaimana mekanisme covid-19 menyerang manusia?
15. Bagaimana cara kita mensosialisasikan mengenai covid-19 kepada orang awam?
16. Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai mahasiswa kedokteran kepada orang
yang tidak percaya adanya covid-19?

Step 3 : Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation

1. Penyebaran lewat manusia melalui droplet, misalnya : batuk, bersin


2. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona
3. Kita harus melakukan social distancing agar bisa mengurangi kemungkinan
droplet orang yang sudah terjangkit memapar kita
4. Bahaya covid-19 yaitu jika sudah parah bisa menyebabkan pneumonia,
kerusakan pada paru-paru, kesulitan bernapas, dan kematian
5. Belum seefektif itu karena melihat dari perspektif ekonomi dan mental tiap
orang yang berbeda beda
6. Bisa mendapatkan informasi yang valid dari website kemenkes atau website
WHO
7. Jaga jarak, gunakan masker, rajin mencuci tangan
8. Gejala covid : batuk, demam, sakit tenggorokan
9. Ada orang yang silent carrier karena kekebalan tubuh orang tersebut kuat
10. Orang yang sudah terinfeksi covid-19 bisa terinfeksi kembali karena virus
corona mudah sekali bermutasi
11. Diambil darah dari jari
12. Bagian tubuh yang diserang oleh virus corona adalah system pernapasan
13. Treatment kepada pasien covid-19 : orang yang mengalami gejala ringan
dilakukan isolasi dan pemantauan, untuk orang yang sudah parah bisa dibawa ke
rumah sakit rujukan untuk melakukan karantina di sana.
14. Penanaman genom ke sel tubuh manusia terutama dalam system pernapasan
15. Memberi tahu informasi yang benar melalui sosial media, mensosialisasikan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam, memberi tahu hal-hal
simpel seperti cara menggunakan masker yang benar.
16. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai covid-19, bahayanya, dan
upaya dalam mencegah penyebaran covid-19 itu sendiri

Step 4 : Analisis Masalah

1. 2 dan 4
Covid 19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2
dan masih satu keluarga dengan penyakit SARS dan mers sekitar tahun 2002-
2004 di Wuhan, China. Virus SARS CoV-2 menyerang system pernapasan.
Gejala ringan seperti flu dan gejala berat seperti pneumonia. Pneumonia adalah
sebuah radang yang menginfeksi paru paru sehingga selaput paru paru berisi
cairan. Virus corona menyerang ke dalam bagian sel, alveolus, dan bereplikasi
hingga menghancurkan bagian reticulum endoplasma dari sel dan asparatus
golgi.
Covid-19 berbahaya karena penyebarannya melalui droplet sehingga
dapat menyebar dengan mudah dan cepat. Selain itu, memiliki risiko kematian
yang tinggi bagi orang yang sudah tua dan memiliki penyakit bawaan. Selain itu,
virusnya yang tidak terlihat menjadikan kita tidak menyadari apakah kita sudah
terpapar atau belum. Salah satu contoh bahaya covid-19 yaitu jika sudah parah
bisa menyebabkan pneumonia, kerusakan pada paru-paru, kesulitan bernapas,
dan kematian

2. 1, 8, 11, dan 13
A) Penyebaran
Lewat manusia melalui droplet, misalnya : batuk, bersin
B) Gejala
a) Ringan :
 Batuk
 Demam
 Sakit tenggorokan
 Tidak bisa mencium bau
b) Sedang :
 Sudah ada tanda-tanda pneumonia, tetapi belum termasuk
pneumonia berat
c) Berat :
 Sudah ada tanda-tanda pneumonia dan sudah termasuk
pneumonia berat
C) Penanganan
 Orang yang mengalami gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri di
rumah. Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang
lain untuk sementara waktu dan gunakan kamar mandi yang berbeda
dengan yang digunakan orang lain.
 Merujuk penderita Covid-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karatina di rumah sakit rujukan
 Menganjurkan penderita Covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan
istirahat yang cukup
 Menganjurkan penderita Covid-19 untuk banyak minum air putih untuk
menjaga kadar cairan tubuh

3. 3, 5, 6, 7, 15, dan 16

Pencegahan penyebaran Covid-19 :

 Melakukan social distancing, agar bisa mengurangi kemungkinan droplet


orang yang sudah terjangkit memapar kita
 Melakukan lockdown
 Melindungi diri sendiri dengan cara jaga jarak, selalu menggunakan
masker, dan rajin mencuci tangan
 Melakukan sosialisasi mengenai covid-19, bahayanya, dan upaya dalam
mencegah penyebaran covid-19 kepada masyarakat. Sosialisasi yang
dilakukan harus menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, sumber
informasi yang digunakan harus valid serta menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh orang awam. Penyuluhan tersebut juga harus
mendapatkan ijin dari daerah setempat. Namun, apabila dalam skala
yang kecil dan tidak melibatkan terlalu banyak orang, misalnya hanya
dalam lingkup sekitar rumah atau keluarga sendiri tidak perlu
mendapatkan ijin dari daerah setempat.
 Apabila termasuk zona merah ada baiknya sosialisasi dilakukan melalui
media sosial agar lebih aman.
4. 9 dan 10
Orang yang sudah terkena Covid-19 bisa terkena lagi walaupun di dalam
tubuhnya sudah terdapat antibodi pelindung. Hal ini dikarenakan antibodi
pelindung tersebut masih belum jelas berapa lama bisa bertahan sehingga jika
sewaktu-waktu terserang virus corona orang tersebut bisa terinfeksi kembali.
Selain itu, virus corona masih aktif bermutasi. Hal ini menyebabkan antibodi
tubuh kita tidak mengenali apakah virus ini pernah menyerang tubuh kita atau
tidak.
Ada orang yang silent carrier karena kekebalan tubuh orang tersebut kuat.
Orang tersebut memiliki sistem imun yang kuat sehingga virus tersebut tidak
bisa menyerang system pernapasan mereka. Virus corona akan mengkristal
sehingga tidak dapat bereplikasi.

Step 5 : Menetapkan Learning Objectives

1. Pengertian virus corona secara terperinci


2. Cara penularan dan proses virus corona menginfeksi tubuh
3. Perspektif ekonomi dan kesehatan
4. Penyebaran covid-19 melalui udara
5. Bagaimana orang yang sudah sembuh dari covid bisa terkena lagi
6. Bagaimana penyakit bawaan bisa memperburuk kondisi orang yang terkena
corona
COVID-19

Pengertian
Covid-19 Bahaya Penyebaran Gejala Pencegahan Penanganan

penyakit melalui karantina


pneumonia Ringan Sedang Berat lockdown
yang droplet mandiri
disebabkan
oleh infeksi kerusakan Sudah ada social karantina di
batuk Sudah ada
virus corona pada paru- batuk tanda-tanda distancing rs
tanda-tanda
paru pneumonia, pneumonia,
tetapi belum sudah makan
menggunakan
bersin demam termasuk termasuk masker makanan
kesulitan pneumonia pneumonia
bernapas bergizi
berat berat seimbang
sakit rajin cuci
tenggorokan tangan
kematian banyak
minum air
melakukan putih
tidak bisa sosialisasi
mencium bau mengenai
covid-19

Step 6 : Sumber Belajar

Sumber terlampir.

Step 7 : Penjelasan LO

1. Virus corona merupakan anggota keluarga Coronaviridae yang memiliki dua


subfamily, yaitu Coronavirinae dan Torovirinae. Sudah ditemukan tujuh jenis
human coronaviruses yaitu 229E, OC43, NL63, HKU1, SARS-CoV, MERS-
CoV, dan SARS CoV-2. MERS CoV adalah Middle East Respiratory Syndrom.
Corona virus merupakan virus jenis RNA dan masuk ke dalam genus corona
virus. Corona virus merupakan jenis single strain. Corona virus adalah jenis
virus berselubung lipid bilayer yang berasal dari membran sel inang. Struktur
genom dari SARS CoV-2 memiliki sequence yang sama dengan corona virus
yang menginfeksi kekelawar sehingga diagnosis awal coronavirus berasal dari
vector kelelawar. Bentuk dari virus ini bulat dnegan protein spike di sekeliling
virus.

Corona virus bersifat zoonotic yang artinya pertama kali berkembang di hewan
sebelum akhirnya menyerang manusia. Pertama kali diidentifikasi corona virus
menyerang kelelawar. Sehingga memungkinkan terjadinya penularan dari hewan
ke manusia. Covid-19 masuk kedalam sub genus sarbeko virus.

2. Orang dapat tertular dari percikan-percikan yang keluar dari mulut ketika batuk,
bersin. Seseorang dapat terinfeksi ketika terkena percikan tersebut. Percikan
yang mengandung virus tersebut menempel di permukaan benda atau kulit
manusia. Kemudian, virus akan berpindah ketika manusia menyentuh benda atau
melakukan kontak fisik dengan manusia lain.

Ditemukan SARS CoV-2 di urin dan feses tapi sampai sekarang belum ada
laporan mengenai penularan lewat urin dan feses. SARS CoV-2 juga ditemukan
pada plasma dan serum. Namun, titer virus yang ada pada plasma atau serum
tersebut rendah sehingga menunjukkan risiko penularan melalui darah ini
rendah.

Penularan virus corona umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus.
Kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka. Dari hasil analisis
yang ada satu pasien dapat menularkan ke tiga orang yang ada disekitarnya.
Namun, kemungkinan penularan di masa inkubasi menyebabkan masa kontak
pasien ke orang sekitar lebih lama sehingga risiko jumlah kontak tertular dari
satu pasien mungkin dapat lebih besar.

Mekanisme penularan : penempelan virus ke host sel, penetrasi virus,


biosintesis, maturasi virus, dan pelepasan virus.

Mekanisme penularan secara lengkap :

a. Virus masuk ke sel host diperantari oleh Protein S yang diinfeksi ke dalam
sel mealui protein spike domain reseptor binding diterima oleh ACE
(Angiotensin Converting Enzyme) yang ada di permukaan virus.
b. Kemudian, Protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim
ACE2.
c. Translasi dan replikasi gen dari RNA virus. Protein virus berikatan dengan
ACE 2 kemudian masuk kedalam sel dibantu oleh enzim TMPRFS2 setelah
itu virion melepaskan RNA. Beberapa ditranslasi menjadi protein. Beberapa
dari protein virus bereplikasi untuk membuat lebih banyak RNA protein
virus dan RNA bergabung membuat virion baru di badan golgi setelah itu
virion dilepaskan.
d. Kemudian, perakitan dan rilis virus
e. Setelah terjadi transmisi, virus bereplikasi di epitel saluran napas atas dan
menyebar ke saluran napas bawah. Masa inkubasi 3-7 hari.
3. Perspektif ekonomi dan kesehatan masa pandemi ini memusatkan seluruh
alokasi pendanaan yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki beberapa
sektor ekonomi sehingga sektor ekonomi mengalami penurunan. Virus corona
menjadi bukti nyata yang mengganggu kesehatan dan menyebabkan
ketidakstabilan ekonomi suatu negara. Corona dalam ekonomi global
mempengaruhi 3 sektor yaitu pasar saham, surat utang dan nilai emas. Selain itu,
dalam negeri juga terdampak karena sebagian besar transaksi ekspor impor
Indonesia berasal dari China.

Dampak ekonomi secara umum bisnis kecil bangkrut dan orang-orang


kehilangan pekerjaannya. Tingkat pengagguran dalam skala internasional
meningkat dari 5,3 menjadi 7,5. Covid-19 dikaitkan dengan berbagai masalah
seperti ketakiutan jatuh sakit, dikucilkan secara sosial, dikarantina, dan
kehilangan mata pencaharian.

Virus corona menimbulkan dampak negativ bagi perekonomian negara. Negara


Indonesia memiliki berbagai macam sektor yang mempengaruhi perekonomian
bangsa jika tidak ada kegiatan ekonomi secara baik maka indikator ekonomi
akan mengalami dampak negativ akibat perlambatan yang cukup signifikan.
Perlambatan tersebut mengakibatkan banyaknya investor asing menjadi turun
dalam penjualan sahamnya.

Ada baiknya setiap negara membuat kebijakan tentang covid-19 tetapi dengan
tetap memperhatikan aspek yang lain. Karena ekonomi juga berdampak pada
kesehatan mental dan kesehatan mental akan menjadi fokus medis kedua setelah
covid-19 apabila banyak orang yang tertekan.

4. Transmisi SARS-CoV-2 melalui udara dapat terjadi selama pelaksanaan


prosedur medis yang menghasilkan aerosol. WHO, bersama dengan kalangan
ilmuwan, terus secara aktif mendiskusikan dan mengevaluasi apakah SARS-
CoV-2 juga dapat menyebar melalui aerosol, di mana prosedur yang
menghasilkan aerosol tidak dilakukan terutama di tempat dalam ruangan dengan
ventilasi yang buruk. Hipotesis-hipotesis ini mengindikasikan bahwa sejumlah
droplet saluran napas menghasilkan aerosol (<5 µm) melalui penguapan dan
proses normal bernapas dan berbicara menghasilkan aerosol yang diembuskan.
Karena itu, orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan dapat menjadi
terinfeksi jika aerosol tersebut mengandung virus dalam jumlah yang cukup
untuk menyebabkan infeksi pada orang yang menghirupnya.
5. Orang yang sudah terkena Covid-19 bisa terkena lagi. Hal tersebut terjadi karena
virus masih mengalami mutasi sehingga tidak dapat dikenali oleh tubuh. Selain
itu, bisa juga disebabkan karena ketidakakuratan alat untuk mengetes
keberadaan virus serta karena belum ditemukan vaksinnya.
6. Diabetes tipe 1 dan 2, hipertensi biasanya ditreat dengan ACE inhibitor hal itu
menyebabkan enzim ACE 2 meningkat sehingga virus corona dapat semakin
mudah menginfeksi. Beberapa obat yang bisa meningkatkan ekspresi dari ACE2
yaitu thiazolidinediones dan ibuprofen. Selain itu, yang dapat memperburuk
covid-19 adalah penyakit kanker karena penyakit kanker diasosiasikan dengan
reaksi imuno supresif sitokinin yang berlebihan dan supresi induksi agen pro
inflamasi. Penyakit lain, yaitu asma yang menurunkan fungsi paru-paru sehingga
jika terinfeksi akan semakin menurunkan fungsi paru paru hal ini menyebabkan
keadaan semakin parah.

Kelompok penderita penyakit kronis seperti jantung, diabetes, paru-paru rentan


mengalami infeksi harus ditangani lebih awal karena dapat mengalami
perselaputan pada organ paru-paru dan mengalami pneumonia yang dapat
berujung pada kematian. Hal ini dikarenakan penyakit kronis menyebabkan
sistem kekebalan tubuh penderitanya melemah dan lebih sulit melawan infeksi.

Kasus COPD (Chronic Obstractive Pulmonary Disease) salah satu kasusnya


adalah hiposekmia yang mana kadar oksigen dalam darah sangat rendah
sehingga diperlukan bantuan ventilator untuk bernapas.
Sumber :

1. alodokter.com, 2020. alodokter.com. [Online] Available at:


https://www.alodokter.com/kelompok-penyakit-yang-dapat-meningkatkan-
risiko-terkena-covid-19 [Accessed 17 September 2020].
2. Alodokter. 2020. Kelompok Penyakit Yang Dapat Meningkatkan Risiko
Terkena COVID-19. [online] Available at:
<https://www.alodokter.com/kelompok-penyakit-yang-dapat-meningkatkan-
risiko-terkena-covid-19> [Accessed 17 September 2020].
3. Burhanuddin, Iksan Chairul., dan Muhammad Nur Abdi. 2020. Ancaman Krisis
Ekonomi Global dari Dampak Penyebaran Virus Corona (Covid-19). Akmen
Jurnal Ilmiah. 17(1) : 710-718.
4. Burhan, E., Isbaniah, F., Susanto, A., Yoga, T., Sartono, T., Sugiri, Y., Tantular,
R., Sinaga, B., Handayani, R. and Agustin, H., 2020. Pneumonia Covid-19;
DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA. [ebook]
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, p.6. Available at:
<https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf>
[Accessed 15 September 2020].
5. Chowdhury, M., Hossain, N., Kashem, M., Shahid, M. and Alam, A., 2020.
Immune response in COVID-19: A review. Journal of Infection and Public
Health,.
6. Covid19.go.id. 2020. [online] Available at:
<https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-
05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf> [Accessed 17 September
2020].
7. Cornell Chronicle. (n.d.). Why is COVID-19 mild for some, deadly for others?
[online] Available at: https://news.cornell.edu/stories/2020/04/why-covid-19-
mild-some-deadly-others [Accessed 17 Sep. 2020].
8. Duggan, N.M., Ludy, S.M., Shannon, B.C., Reisner, A.T. and Wilcox, S.R.
(2020). Is novel coronavirus 2019 reinfection possible? Interpreting dynamic
SARS-CoV-2 test results through a case report. The American Journal of
Emergency Medicine. [online] Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7335242/ [Accessed 17 Sep.
2020].
9. Ejaz, H., Alsrhani, A., Zafar, A., Javed, H., Junaid, K., Abdalla, A., Abosalif,
K., Ahmed, Z. and Younas, S., 2020. COVID-19 and comorbidities: Deleterious
impact on infected patients. Journal of Infection and Public Health,.
10. Fang, L., Karakiulakis, G. and Roth, M., 2020. Are patients with hypertension
and diabetes mellitus at increased risk for COVID-19 infection?. The Lancet
Respiratory Medicine, [online] 8(4), p.e21. Available at:
<https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7118626/#!po=70.0000>
[Accessed 15 September 2020].
11. Handayani, Diah., Dwi Rendra H., dan Fathiyah Isbaniah. 2020. Penyakit Virus
Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia. 40(2) : 119-129.
12. IMF. 2020. [online] Available at: <https://www.imf.org/en/Countries/IDN>
[Accessed 17 September 202
13. Lim, Y., Ng, Y., Tam, J. and Liu, D. (2016). Human Coronaviruses: A Review
of Virus–Host Interactions. Diseases, [online] 4(4), p.26. Available at:
https://www.mdpi.com/2079-9721/4/3/26/htm [Accessed 17 Sep. 2020].
14. Mediatama, G., 2020. Mengenal Lagi Virus Corona, Mulai Ciri-Ciri, Bentuk,
Hingga Penyebarannya. [online] PT. Kontan Grahanusa Mediatama. Available
at: <https://kesehatan.kontan.co.id/news/mengenal-lagi-virus-corona-mulai-ciri-
ciri-bentuk-hingga-penyebarannya?page=all> [Accessed 17 September 2020].
15. Prastyowati, A., 2020. Mengenal Karakteristik Virus SARS-CoV-2 Penyebab
Penyakit COVID-19 Sebagai Dasar Upaya Untuk Pengembangan Obat
Antivirus Dan Vaksin [online] Available at:
<https://terbitan.biotek.lipi.go.id/index.php/biotrends/article/view/275/235>
[Accessed 17 September 2020].
16. Siagian, Tiodora Hadumaon. 2020. Mencari Kelompok Berisiko Tinggi
Terinfeksi Virus Corona dengan Discourse Network Analysis. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia. 9(2) : 98-106.
17. Susilo, A., Rumende, C., Pitoyo, C., Santoso, W., Yulianti, M., Sinto, R., Singh,
G., Nainggolan, L., Nelwan, E., Chen, L., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana,
B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. and Yunihastuti, E., 2020.
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. [online]
Jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id. Available at:
<http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415/228>
[Accessed 17 September 2020].
18. Wardhana, D., 2020. Kajian Kebijakan Dan Arah Riset Pasca-Covid-19. [online]
Available at:
<https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/download/110/88/>
[Accessed 17 September 2020].
19. Who.int. 2020. Q&A On Coronaviruses (COVID-19). [online] Available at:
<https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-
and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses> [Accessed 17 September 2020].
20. who.int, 2020. https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-
public. [Online] Available at: https://www.who.int/indonesia/news/novel-
coronavirus/qa-for-public [Accessed 17 September 2020].
21. Wilson, N., Corbett, S. and Tovey, E., 2020. Airborne transmission of covid-
19. BMJ, p.m3206.
22. Yuki, K., Fujiogi, M. and Koutsogiannaki, S. (2020). COVID-19
pathophysiology: A review. Clinical Immunology, [online] p.108427. Available
at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7169933/pdf/main.pdf.
23. Yunus, N. and Rezki, A., 2020. Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, 7(3). [Online]. Available at :
https://www.researchgate.net/profile/Nur_Yunus2/publication/340103987_Kebij
akan_Pemberlakuan_Lock_Down_Sebagai_Antisipasi_Penyebaran_Corona_Vir
us_Covid-19/links/5e8734ce4585150839ba0cce/Kebijakan-Pemberlakuan-
Lock-Down-Sebagai-Antisipasi-Penyebaran-Corona-Virus-Covid-19.pdf
[Accessed 17 September 2020]
24. Yuliana, Y., 2020. Corona Virus Diseases (Covid-19): Sebuah Tinjauan
Literatur. [online] Wellness.journalpress.id. Available at:
<https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026> [Accessed 17
September 2020].
25. 2020. [online] Available at:
<https://www.atsjournals.org/doi/abs/10.1164/rccm.1962P3 https://> [Accessed
17 September 2020].

You might also like