You are on page 1of 9

1

JURNAL

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN Tubifex sp TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy, Lac)

OLEH
YUDI ANUGRAH PRATAMA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
2

THE EFFECT OF FREQUENCY OF GIVING Tubifex sp TO GROWTH AND


SURVIVAL OF GOURAMY LARVAE (Osphronemus gouramy, Lac)

Yudi Anugrah Pratama1, Netti Aryani2, Nuraini2


Fisheries and Marine Faculty of Riau University
email: yudianugrahpratama01@gmail.com

Abstract

Gouramy (Osphronemus gouramy) is an economic freshwater fish. This study aims to


effect of frequency given of Tubifex sp on growth and survival of gouramy (O. gouramy Lac)
larvae. The method was an experimental method using a Completely Randomized Design
(CRD) with five levels of treatment and three replications. The treatment given is the
frequency of natural feeding of Tubifex sp. with the level of treatment: (P1) 1 x daily, (P2) 2 x
daily, (P3) 4 x daily, (P4) 6 x daily, (P5) 8 x daily. Test fish used were 10-day-old fish larvae
with stocking density of 2 fish / liter. The results showed that the frequency of given of
Tubifex sp. different effect on the growth of gouramy larvae. The best results were in the
treatment of P4 with a frequency of 6 times a day at intervals of 3 hours, the result weight and
length growth of 0.42 g and 2.24 cm respectively, a specific growth rate of 7.80%, and a
survival rate of 87.78 %.

Keyword : Osphronemus gourami, Survival Rate

1) Student of The Faculty of Fisheries and Marine University of Riau, Pekanbaru


2) Lecturer at the Faculty of Fisheries and Marine University of Riau, Pekanbaru
3

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN Tubifex sp TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy, Lac)

Oleh :

Yudi Anugrah Pratama1, Netti Aryani2, Nuraini2


Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
Email: yudianugrahpratama01@gmail.com

Abstrak

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan ikan air tawar yang bernilai ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian Tubifex sp. terhadap
pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan Gurami (O. gouramy Lac). Metode yang
digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan lima taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah
frekuensi pemberian pakan alami Tubifex sp. dengan taraf perlakuan : (P1) sebanyak 1 x
sehari, (P2) sebanyak 2 x sehari, (P3) sebanyak 4 x sehari, (P4) sebanyak 6 x sehari, (P5)
sebanyak 8 x sehari. Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan umur 10 hari dengan padat
tebar 2 ekor/liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberian Tubifex sp. yang
berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan larva ikan gurami. Hasil terbaik terdapat pada
perlakuan P4 dengan frekuensi 6 kali dalam sehari dengan interval 3 jam, menghasilkan
pertumbuhan bobot dan panjang masing-masing 0,42g dan 2,24 cm, laju pertumbuhan
spesifik sebesar 7,80%, dan tingkat kelulushidupan sebesar 87,78 %.

Kata Kunci: Osphronemus gourami, Kelulushidupan


1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru
2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru
1

PENDAHULUAN Ikan uji yang digunakan adalah larva


ikan umur 10 hari yang diperoleh dari
Ikan gurame (O. gouramy) usaha pembenihan masyarakat di daerah
merupakan ikan air tawar yang bernilai Kampar Desa Rumbio. Padat tebar 2
ekonomi dengan harga pasar yang cukup ekor/liter sehingga diperlukan larva
tinggi. Namun, jumlah pembudidaya ikan sebanyak 30 ekor/akuarium dengan volume
gurami masih tergolong sangat sedikit. air 15 liter. Pakan yang diberikan adalah
Keberhasilan usaha budidaya ikan dapat cacing sutera (Tubifex sp.) dengan
dilihat dari ketersediaan larva, baik dalam pemberian secara adsatiation yaitu
kuantitas maupun kualitas. Fase larva pemberian pakan sampai kenyang.
adalah fase yang sulit disebabkan tingkat Metode yang digunakan dalam
mortalitas tinggi (Akhyar et al., 2016). penelitian adalah metode eksperimen
Salah satu faktor yang penyebabnya adalah dengan menggunakan Rancangan Acak
ketersediaan pakan. Pemeliharaan larva Lengkap (RAL) dengan lima taraf
ikan gurami membutuhkan pakan alami perlakuan dan tiga kali ulangan yang
karena saluran dan alat pencernaan masih bertujuan memperkecil kekeliruan di setiap
belum terbentuk secara definitif. perlakuan. Penetapan perlakuan pada
Frekuensi pemberian pakan pada penelitian ini mengacu pada Deftari et al.,
larva sangat penting diperhatikan karena (2015) sebagai berikut:
akan berpengaruh terhadap jumlah pakan
yang dikonsumsi, efisiensi pakan dan P1 : Frekuensi pemberian pakan alami
kemungkinan terjadinya penuruan kualitas Tubifex sp sebanyak 1 x sehari
air. Beragamnya frekuensi pemberian P2 : Frekuensi pemberian pakan alami
pakan bertujuan untuk menghasilkan Tubifex sp sebanyak 2 x sehari
pertumbuhan yang baik, yang berhubungan P3 : Frekuensi pemberian pakan alami
dengan volume dan kapasitas tampung Tubifex sp sebanyak 4 x sehari
lambung. Deftari et al., (2015), menyatakan P4 : Frekuensi pemberian pakan alami
bahwa perbedaan frekeuensi pakan tubifex Tubifex sp sebanyak 6 x sehari
sp terhadap sintasan dan pertumbuhan P5 : Frekuensi pemberian pakan alami
benih ikan gurame (Oshpronemus gouramy Tubifex sp sebanyak 8 x sehari
Lac), frekuensi terbaik adalah pemberian
Tubifex 6 kali sehari dengan interval 3 jam Pengukuran pertumbuhan bobot
menghasilkan pertumbuhan bobot mutlak mutlak dilakukan dengan menggunakan
4,13±0,43 mg, dan laju pertumbuhan rumus menurut Effendie (1992) sebagai
spesifik 4,46±0,37%. berikut :
Tujuan dari penelitian ini adalah Wm = Wt - Wo
untuk mengetahui pengaruh frekuensi Keterangan :
pemberian Tubifex sp. terhadap Wm = Pertumbuhan berat mutlak
pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan (gram)
Gurami (Osphronemus gouramy Lac). Wt = Bobot rata-rata pada waktu akhir
penelitian (gram)
METODE PENELITIAN Wo = Bobot rata-rata pada waktu awal
penelitian (gram)
Penelitian telah dilaksanakan pada
bulan November – Desember 2018 di Pengukuran pertumbuhan panjang
Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan mutlak larva menggunakan rumus menurut
Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Lucas et al., (2015) sebagai berikut :
Universitas Riau.
2

Lm=Lt - Lo Kelulushidupan ikan uji ditentukan


Keterangan: dengan menggunakan rumus Effendie
Lm = Pertumbuhan panjang mutlak (1979) sebagai berikut :
(mm)
Lt = Panjang rata-rata akhir penelitian SR = Nt/No x 100 %
(mm) Keterangan :
Lo = Panjang rata-rata awal penelitian SR = Kelulushidupan ikan uji (%)
(mm) Nt = Jumlah ikan yang hidup pada
akhir penelitian (ekor)
Pengukuran laju pertumbuhan No = Jumlah ikan pada awal penelitian
spesifik dihitung dengan menggunakan (ekor)
rumus menurut Zonneveld et al. (1991)
yaitu : HASIL DAN PEMBAHASAN
LPS = Ln Wt – Ln WoX100
t Pertumbuhan dan Kelulushidupan
Keterangan : Larva Ikan Gurami
LPS = Laju pertumbuhan spesifik (% /
hari) Berdasarkan hasil penelitian yang
Wt = Bobot larva pada akhir dilakukan diperoleh rata-rata pertumbuhan
penelitian bobot mutlak (g), panjang mutlak (cm), laju
Wo = Bobot larva pada awal penelitian pertumbuhan spesifik (%/hari) dan
t Lama penelitian (hari) kelulushidupan (%) disajikan dalam Tabel
1.

Tabel 1. Rata-Rata Petumbuhan Bobot Mutlak, Pertumbuhan Panjang Mutlak, Laju


Pertumbuhan Spesifik dan Kelulushidupan Larva Ikan Gurami (O. gouramy Lac.)
Laju
Pertumbuhan Pertumbuhan
Pertumbuhan Kelulushidupan
Perlakuan Bobot Mutlak Panjang Mutlak
Spesifik (%)±std. (%)±std.dev
(g)±std.dev (cm)±std. dev
dev
P1 (1 kali/hari) 0,04±0,002a 0,60±0,005a 3,12±0,05a 78,89±1,92a
P2 (2 kali/hari) 0,14±0,002b 1,31±0,015b 5,23±0,02b 84,44±1,92bc
P3 (4 kali/hari) 0,31±0,004c 1,81±0,011c 7,15±0,01c 85,55±1,92bc
P4 (6 kali/hari) 0,42±0,003e 2,24±0,056e 7,80±0,02e 87,78±1,92c
P5 (8 kali/hari) 0,40±0,005d 2,15±0,045d 7,72±0,01d 82,22±1,92ab
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata (p<0,05)

Pertumbuhan bobot mutlak larva ikan Newman Keuls (SNK) didapatkan hasil
gurami perlakuan P1 berbeda nyata terhadap
perlakuan P2, P3, P4 dan P5.
Pertumbuhan bobot mutlak larva Dari hasil penelitian pemberian pakan
ikan gurami berkisar antara 0,04-0,42 g. Tubifex sp yang dilakukan bobot rata rata
Pertumbuhan bobot mutlak tertinggi pada tertinggi berturut turut yaitu pada perlakuan
perlakuan P4 yaitu sebesar 0,42 g dan P4 (frekuensi 6 kali) sebesar 0,42 g, diikuti
terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu oleh P5 (frekuensi 8 kali) sebesar 0,40 g,
sebesar 0,04 (Tabel 4). Dari hasil penelitian selanjutnya P3 (frekuensi 4 kali) sebesar
pemberian pakan Tubifex sp. memberikan 0,31 g, P2 (frekuensi 2 kali) sebesar 0,14 g
pengaruh terhadap pertumbuhan bobot dan terendah pada P1 (frekuensi 1 kali)
mutlak (P<0,05). Hasil uji Student sebesar 0,04 g (Tabel 1).
3

Menurut Andrews dalam Fadli, semakin baik bagi pertumbuhan


(2006) bahwa adanya hubungan positif ikan,dibandingkan dengan pemberian
antara pertumbuhan dengan frekuensi pakan yang jarang dalam jumlah yang
pemberian pakan yaitu pertumbuhan akan sama. Pertumbuhan ikan gurami terus
semakin meningkat dengan semakin mengalami peningkatan dari hari ke
banyaknya frekuensi pemberian pakan, jadi harinya, untuk lebih jelas dapat dilihat pada
semakin sering pakan diberikan hasilnya Gambar 1.
0.50
Pertumbuhan Bobot Rata-Rata

0.45
Larva Ikan Gurami (g)

0.40
0.35 P1
0.30
P2
0.25
0.20 P3
0.15 P4
0.10 P5
0.05
0.00
0 10 20 30 40
Lama Pemeliharaan (Hari)
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Bobot Larva Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.)
selama 40 hari Pemeliharaan

Gambar 1. menunjukkan pola pemberian pakan 8 kali sehari) meningkat,


pertumbuhan rata-rata bobot larva ikan hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat
gurami dari awal sampai 10 hari frekuensi pemberian pakan maka semakin
pemeliharaan masih belum terlihat cepat pula tingkat pertumbuhan bobot larva
pertumbuhanya dikarenakan larva masih ikan gurami. Tingginya persentase laju
dalam tahap penyesuaian dengan pakan pertumbuhan bobot mutlak pada perlakuan
yang berasal dari luar. Pada P1 frekuensi P4 (0,42g) disebabkan karena jumlah pakan
pemberian pakan 1 kali sehari memberikan yang diberikan dapat dimanfaatkan secara
pertumbuhan bobot rata rata larva ikan efektif oleh benih ikan sehingga bukan
gurami yang terendah, hal ini disebabkan hanya unuk aktifitas dan pemeliharaan
jumlah pakan yang diberikan lebih sedikit tubuh, tetapi pakan juga dapat digunakan
sehingga menyebabkan pertumbuhan berat untuk proses pertumbuhan.
larva ikan gurami lambat. Pertumbuhan Rendahnya pertumbuhan bobot
bobot mulai terlihat pada 20 hari mutlak benih ikan gurami pada perlakuan
pemeliharaan, hal ini dikarenakan larva P1 yaitu 0,04g diduga frekuensi pemberian
mulai terbiasa makan pakan yang pakan yang sedikit sehingga nutrisi yang
diberikan. Setelah 30 hari pemeliharaan dibutuhkan bagi benih ikan Gurami tidak
dapat dilihat pada perlakuan P3,P4, dan P5 mencukupi dan menyebabkan pertumbuhan
terjadi peningkatan pertumbuhan bobot benih ikan Gurami terhambat atau lambat.
larva ikan gurami dikarenakan telah Affandi et al., (2005), menyatakan
menyukai pakan yang diberikan. frekuensi pemberian pakan untuk larva dan
Pada 40 hari pemeliharaan benih berbeda (lebih sering) dibandingkan
pertumbuhan P4 (frekuensi pemberian dengan ikan yang sudah dewasa. Hal ini
pakan 6 kali sehari) dan P5 (frekuensi disebabkan larva atau benih lebih banyak
4

membutuhkan energi untuk pemeliharaan, sebesar 0,42 g. Jadi pemberian pakan


perkembangan, serta penyempurnaan organ dengan frekuensi 6 kali sehari dengan
didalam tubuhnya. Menurut Gwither dan interval 3 jam juga dapat memberikan
Grove (1981), makin kecil kapasitas pertumbuhan yang optimal pada larva ikan
lambung maka makin cepat waktu gurami.
pengosongan lambung sehingga frekuensi
pemberian pakan yang dibutuhkan lebih Pertumbuhan Panjang Mutlak Larva
sering. Ikan Gurami
Menurut penelitian Simanullang
(2018), frekuensi pemberian pakan terbaik Hasil penelitian frekuensi pemberian
dalam meningkatkan pertumbuhan dan pakan Tubifex sp yang dilakukan selama 40
kelulushupan larva ikan lele adalah hari diperoleh pertumbuhan panjang rata
perlakuan P3 (frekuensi pemberian pakan 5 rata tertinggi berturut turut yaitu pada
kali sehari dengan interval 3 jam) dengan perlakuan P4 (frekuensi 6 kali) sebesar 3,11
pertambahan panjang sebesar 3.6 cm dan cm, diikuti oleh P5 (frekuensi 8 kali)
berat sebesar 928 mg. Dan juga hasil dari sebesar 3,02 cm, selanjutnya diikuti P3
penelitian Ningsih (2014), tingkat (frekuensi 4 kali) sebesar 2,68 cm, setelah
kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang itu diikuti P2 (frekuensi 2 kali) sebesar 2,18
mutlak dan berat mutlak yang paling baik cm dan bobot rata rata terendah didapat
untuk larva ikan bujuk pada perlakuan B pada P1 (frekuensi 1 kali) sebesar1,47 cm
yaitu 5 kali sehari dengan interval 3 jam (Tabel 1).
memperoleh nilai rata rata 63.33±7.50%. Hasil analisis variansi (ANAVA)
Berdasarkan penelitian yang telah menunjukkan bahwa frekuensi pemberian
dilakukan oleh Deftari et al., (2015), pakan yang berbeda memberikan pengaruh
dengan frekuensi pemberian pakan alami terhadap pertumbuhan panjang mutlak ikan
Tubifex sp yang berbeda pada benih ikan gurami (p<0,05). Hasil uji lanjut student
gurami menghasilkan pertumbuhan bobot Newman Keuls menunjukkan perlakuan P4
mutlak tertinggi pada pemberian pakan 6 berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3
kali sehari dengan interval 3 jam sebesar dan P5. Perlakuan P4 memberikan
0,43 mg. Dibandingkan dengan hasil pertumbuhan panjang mutlak terbaik
penelitian tersebut, rata rata pertumbuhan dibandingkan perlakuan lainnya.
bobot mutlak larva ikan gurami tertinggi Pertumbuhan panjang ikan gurami selama
diperoleh dari penelitian ini adalah 40 hari penelitian dapat dilihat pada
perlakuan P4 (frekuensi 6 kali sehari) Gambar 2.
3.50
Panjang Rata-Rata (Cm)

3.00
2.50
P1
2.00
P2
1.50
P3
1.00 P4
0.50 P5
0.00
0 10 20 30 40
Lama Pemeliharaan (Hari)

Gambar 2. Grafik Pola Pertumbuhan Panjang Rata-rata Larva Ikan Gurami (O.gouramy
Lac.) selama 40 hari Pemeliharaan
5

Gambar 2.menunjukkan pertumbuhan Laju Pertumbuhan Spesifik Larva Ikan


panjang rata rata larva ikan gurami pada Gurami
hari ke 10 masih belum terlihat
perbedaanya karena masih meyesuaikan Hasil penelitian frekuensi pemberian
dengan habitat dan pakan yang diberikan. pakan Tubifex sp yang dilakukan selama 40
Pada hari ke 20-40 mulai terlihat perbedaan hari diperoleh bobot mutlak tertinggi
pertumbuhan panjang setiap perlakuan, hal berturut turut yaitu pada perlakuan P4
ini disebabkan larva mulai menyukai pakan (frekuensi 6 kali) sebesar 7,80 %, diikuti
yang diberikan. Tingginya pertumbuhan oleh P5 (frekuensi 8 kali) sebesar 7,72 %,
panjang harian pada perlakuan P4 (2,24 selanjutnya diikuti P3 (frekuensi 4 kali)
cm) diduga karena tersedianya pakan yang sebesar 7,15 %, setelah itu diikuti P2
cukup setiap hari bagi benih ikan dan pakan (frekuensi 2 kali) sebesar 5,24 % dan bobot
dapat dimanfaatkan secara optimal. rata rata terendah didapat pada P1
Tingginya pertumbuhan panjang rata- (frekuensi 1 kali) sebesar 3,13 % (Tabel 1).
rata larva gurami pada pemberian pakan Frekuensi pemberian Tubifex sp
Tubifex sp perlakuan P4 disebabkan karena memberikan pengaruh terhadap laju
pakan yang diberikan disukai oleh larva, pertumbuhan spesifik ikan gurami
yang ditandai dengan aktifnya larva gurami (p<0,05). Selanjutnya hasil uji lanjut
saat pemberiaan pakan yaitu dengan Student Newman Keuls menunjukkan
mengejar dan menangkap pakan yang perlakuan P4 berbeda nyata dengan
diberikan. Larva ikan gurami lebih perlakuan P1, P2, P3 dan P5, perlakuan P4
cenderung memilih pakan yang bergerak memiliki nilai tertinggi yakni 7,80%.
daripada pakan yang tidak bergerak, hal ini Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan
terlihat jelas pada pakan Tubifex sp. Jika ketersediaan protein dalam pakan, karena
dihubungkan dengan kebiasaan makannya, protein merupakan sumber energi bagi ikan
sampai umur sekitar 40 hari, ikan gurami dan protein merupakan nutrisi yang sangat
merupakan karnivor yang kemudian dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan.
berubah menjadi herbivore. Sedangkan Menurut Makmur (2004), bahwa
pada pada P5 pertumbuhan panjang kandungan nutrisi yang terdapat dalam
mutlaknya rendah dari P4, hal ini diduga pakan sangat berpengaruh terhadap hasil
pemberian pakan yang sering dengan panen, yang merupakan tujuan akhir dari
jangka waktu 2 jam sekali, sehingga ikan proses budidaya. Nutrisi yang baik,
tidak dapat mengoptimal pakan yang tentunya akan memacu pertumbuhan yang
dimakan dengan baik. baik pula.
Deftari et al. (2015) menyatakan
frekuensi pemberian pakan alami Tubifex Kelulushidupan Larva Ikan Gurami
sp yang berbeda pada benih ikan gurami
menghasilkan pertumbuhan panjang mutlak Dari hasil penelitian frekuensi
tertinggi pada pemberian pakan 6 kali pemberian pakan alami berupa Tubifex sp.
sehari sebesar 3,48 cm. Dibandingkan memberikan pengaruh terhadap tingkat
dengan hasil penelitian tersebut, rata rata kelulushidupan larva ikan gurami (p<0,05).
pertumbuhan bobot mutlak larva ikan Berdasarkan hasil uji lanjut Student
gurami tertinggi di peroleh dari penelitian Newman Keuls perlakuan P4 berbeda nyata
ini adalah perlakuan P4 (frekuensi 6 kali dengan perlakuan P1 dan P5, namun tidak
sehari) sebesar 2,25 cm. Jadi pemberian berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan P3.
pakan dengan frekuensi 6 kali sehari juga (Tabel 1)
dapat memberikan pertumbuhan yang Menurut Merlina (2004),
optimal pada larva gurami. kelulushidupan dipengaruhi oleh adanya
6

faktor dalam dan faktor luar, dimana faktor tingkat kelangsungan hidup yaitu dengan
yang paling dominan mempengaruhi pemberian pakan yang tepat baik dalam
mortalitas adalah kompetisi antar jenis, ukuran, jumlah dan kandungan gizi dari
meningkatnya predator dan parasit, pakan yang diberikan.
kekurangan makanan baik kualitas maupun
kuantitas, penanganan dan kualitas air. KESIMPULAN
Wijayanti (2010), menyatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat
mortalitas juga dapat terjadi karena ikan disimpulkan bahwa frekuensi pemberian
mengalami kelaparan berkepanjangan, pakan 6 kali dalam sehari, menghasilkan
akibat tidak terpenuhinya energi untuk pertumbuhan bobot dan panjang masing-
pertumbuhan dan mobilitas karena masing 0,42g dan 2,24cm, laju
kandungan gizi pakan yang tidak pertumbuhan spesifik sebesar 7,80%, dan
mencukupi sebagai sumber energi. Salah tingkat kelulushidupan sebesar 87,78 %.
satu upaya untuk mengatasi rendahnya
Makmur A. 2004. Proses Metabolisme
DAFTAR PUSTAKA Protein Pakan Pada Ikan. Palembang
Akhyar, S., Muhammadar dan I. Hasri. : Balai Riset Perikanan Umum.
2016. Pengaruh Pemberian Pakan Ningsih, SR. 2014. Pemberian Tubifex sp
Alami yang Berbeda terhadap dengan frekuensi yang berbeda
Kelangsungan Hidup dan Laju terhadap kelangsungan hidup dan
Pertumbuhan Larva Ikan Gurami pertumbuhan larva ikan bujuk
(Osphronemus gouramy). Jurnal (Channa lucius, Cuvier). Skripsi.
Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Perikanan Unsyiah 1(3): 425-433 . Kelautan. Universitas Bung Hatta.
Deftari. P, H. Syandri, dan Azrita. 2015. Padang.
Perbedaan Frekuensi Pemberian Simanullang, A.D. 2018. Pengaruh
Pakan Tubifex sp Terhadap Sintasan Frekuensi Pemberian Pakan Alami
dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurame Cacing Sutra (Tubifex sp.) Terhadap
(Osphronemus gouramy Lac). Pertumbuhan dan Kelangsungan
Sumatera Barat: Universitas Bung Hidup Larva Ikan Lele (Clarias sp).
Hatta. Skripsi. Departemen Manajemen
Gwiter D, and DJ Grove. 1981. Gastric Sumber Daya Perairan. Universitas
Empyting in Limanda Limanda L, Sumatera Utara. Medan
and Return Of Appetetic. s.1. : J. Fish Sudjana. 1991. Desain dan Analisis
Biol, 1981. hal 18 (3). 145-259 Eksperimen. Edisi II. Tarsito.
Bandung. 412 hlm.

You might also like