You are on page 1of 10

Literatur Review Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir


Grahita Ayu Mumpuni1, Kartika Sari2, Sartika Apriani3, Raudhatul Hikmah4, Isna
Rachmawati5, Nurlia Safitri6, Armi Utmalini7, Evitasari8, Luvita Ferdiana9, Melisa
Febriani10,Avila Wilia N11, Pira Mumuk12
¹ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, grahitayumumpuni@gmail.com
² Dosen S1 Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo, kartikanaka@gmail.com
³S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, sartikapriani0799@gmail.com
⁴ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, raudh160@gmail.com
⁵ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, isnarachmawati08@gmail.com
⁶ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, nurliaasaf99@gmail.com
⁷ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, armiutmalini98@gmail.com
⁸ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, evitasya13@gmail.com
⁹ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, luvitaferdiana0609@gmail.com
¹º S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, melisafebriani0202@gmail.com
¹¹ S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, avilawilianingtila@gmail.com
12
S1 Kebidanan Transfer, Universitas Ngudi Waluyo, piramumuk96@gmail.com

Article Info Abstract


Article History Asphyxia neonatorum is a condition in which the baby
Submitted, 9 Desember 2021 cannot breathe spontaneously and regularly after birth.
Accepted, 14 Desember 2021
Published,15 Desember 2021 This is caused by fetal hypoxia in utero, and results in high
Keywords: Asfiksia, Bayi rates of morbidity and mortality in newborns. According
baru lahir, Faktor to the Indonesian Demographic and Health Survey
Penyebab (IDHS) in 2017, the infant mortality rate fell 31 percent
from 35 deaths per 1,000 live births to 24 deaths per 1,000
live births (IDHS, 2017). Data from the Ministry of Health
of the Republic of Indonesia in 2012 stated that the biggest
cause of newborn death was asphyxia, which was 37%,
followed by prematurity at 34% and sepsis at 12%. In
Indonesia, asphyxia is one of the causes of the high infant
mortality rate (IMR). Every year approximately 3% (3.6
million) of the 120 million newborns experience asphyxia,
almost 1 million of these babies die. The purpose of this
study was to determine the factors associated with the
incidence of asphyxia in newborns. The research method
used in this study is a literature review which discusses
the factors related to the incidence of asphyxia in
newborns. Sources to search on Google Scholar, MDPI,
E-Jurnal in the form of research journals totaling 9
journals studied in 2013 to 2021. The types of studies to
be identified are observational, descriptive analysis, cross
sectional and case control which discusses the factors
involved. associated with the incidence of asphyxia in
newborns.Mentioned that the mother's age, duration of
labor and type of delivery and the incidence of premature
rupture of membranes did not have a significant
relationship in cases of neonatal asphyxia. Those that
have a significant relationship are gestational age,
placental abruption, umbilical cord entanglement,
umbilical cord knot, parity, and Newborns.

178
Abstrak
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi
tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur setelah
lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus,
dan mengakibatkan tingginya angka morbiditas dan
mortalitas pada bayi baru lahir. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
angka kematian bayi turun 31 persen dari 35 kematian per
1.000 kelahiran hidup menjadi 24 kematian per 1.000
kelahiran hidup (SDKI, 2017). Data dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 menyatakan
bahwa penyebab terbesar kematian bayi baru lahir adalah
asfiksia yaitu sebesar 37% , dan diikuti oleh prematur
sebesar 34% serta sepsis sebesar 12%. Di Indonesia
Asfiksia menjadi salah satu penyebab tingginya angka
kematian bayi (AKB). Setiap tahunnya kira – kira 3% (3,6
juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia,
hampir 1 juta bayi ini meninggal. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
literature review yang membahas mengenai faktor-faktor
yang berhubungan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.
Sumber untuk melakukan pencarian pada google scholar,
MDPI, E-Jurnal dalam bentuk jurnal penelitian sejumlah
9 jurnal yang diteliti pada tahun 2013 hingga 2021. Tipe
studi yang akan diidentifikasi adalahobservasional,
analisis deskriptif, cross sectional dan case control yang
membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.
Menyebutkan bahwa umur Ibu, lama persalinan dan jenis
persalinan dan kejadian ketuban pecah dini tidak memiliki
hubungan yang signifikan pada kasus asfiksia
nenonatorum. Yang memiliki hubungan signifikan yaitu
umur kehamilan, solusio plasenta, lilitan talipusat, simpul
talipusat, paritas, dan BBLR.

Pendahuluan kematian pada anak balita, 8000 bayi lahir


Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang di dunia meninggal dari penyebab yang
baru mengalami proses kelahiran, berusia tidak dapat dicegah setiap harinya
0-28 hari. Bayi baru lahir (BBL) normal Angka Kematian bayi dan balita
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- merupakan cerminan dari tingkat
42 minggu atau 294 hari dan berat badan pembangunan Kesehatan suatu negara
lahir 2500gram sampai dengan 4000 gram serta kualitas hidup masyarakatnya.
(Wahyuni, 2012). Angka kejadian asfiksia Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
di indonesia masih cukup tinggi apabila masih terbilang tinggi dibandingkan
dibandingkan dengan negara berkembang dengan negara- negara ASEAN lainnya.
lainnya. Menurut World Health Menurut World Health Organization
Oragnization (WHO) tahun 2017, setia (WHO) tahun 2015, AKB di Indonesia
tahun kematian bayi baru lahir dan adalah 27 per 1000 kelahiran hidup, lebih
neonatal di dunia capai 37% dari semua tinggi dibandngkan Singapura yaitu 3 per

179
1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per mengetahu faktor-faktor yang
1000 kelahiran hidup, Thailand 17 per berhubungan dengan kejadian asfiksia
1000 kelahiran hidup dan Vietnam 18 per yaitu, faktor dari ibu seperti primi tua,
1000 kelahiran hidup (WHO, 2015). riwayat obstetrik jelek, grande multipara,
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan masa gestasi, anemia dan penyakit ibu,
Indonesia (SDKI) tahun 2017 angka usia ibu, paritas, status gizi ibu, masa
kematian bayi turun 31 persen dari 35 gestasi, komplikasi dan penyakit yang
kematian per 1.000 kelahiran hidup menyertai kehamilan, jenis persalinan,
menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran kemudian faktor bayi atau janin seperti
hidup. Intervensi-intervensi yang dapat BBLR, lilitan tali pusat, tali pusat pendek
mendukung kelangsungan hidup anak dan simpul tali pusat, kelainan letak dan
ditujukan untuk menurunkan AKB faktor dari plasenta. Dengan adanya
menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup di literatur review ini diharapkan dapat
tahun 2024.Penyebab kematian lainnya memberikan manfaat bagi wadah profesi
diantaranya asfiksia, kelainan bawaan, kesehatan, secara khusus kebidanan
sepsis, tetanus neonaturum dan lainnya dalam memperkaya literatur dan sebagai
(Profil Kesehatan Indonesia, 2019). bahan kajian untuk program-program
Asfiksia neonatorum adalah bayi tidak kegiatan yang berhubungan
bernafas secara spontan dan teratur segera dengan komplikasi bayi baru lahir
setelah lahir atau beberapa saat setelah khususnya asfiksia. Selanjutnya
lahir (Kemenkes RI, 2015). Asfiksia yang diharapkan dapat digunakan dalam
terjadi segera setelah bayi lahir apabila pengelolahan program pelayanan
tidak ditangani dapat menyebabkan kesehatan untuk meningkatkan derajat
berbagai komplikasi pada bayi kesehatan masyarakat yang
diantaranya terjadi hipoksia iskemik optimalDapat memberikan informasi dan
ensefalopi, edema serebri, kecacatan mengembangkan ilmu pengetahuan
cerebral palsy pada otak; hipertensi tantang pencegahan dan penanganan
pulmonal presisten pada neonatus, asfiksia pada bayi baru lahir, dan dapat
perdarahan paru dan edema paru pada menambah pengetahuan dan pengalaman
jantung dan paru-paru, bagi penulis tentang pencegahan dan
enterokolitisnektrotikana pada penanganan afiksia pada bayi baru lahir
gestasional; tubular nekrosis akut,
Syndrome of Inapropiate Antidiuretic Metode Penelitian
Hormone (siadh) pada ginjal; dan Metode penelitian yang digunakan pada
Disseminataed Intravascular Coagulation penelitian ini adalah literature review
(DIC) pada system hematologi yang membahasmengenaifaktor-faktor
(Maryunani, 2016). yang berhubungan kejadian asfiksia pada
Adapun beberapa penyebab terjadinya bayi baru lahir. Sumber untuk melakukan
asfiksia neonatorum yaitu paritas, usia pencarian pada google scholar, MDPI, E-
ibu, preeklamsia, perdarahan antepartum, Jurnal dalam bentuk jurnal penelitian
lama persalinan, keadaan air ketuban, dan sejumlah 9 jurnal yang diteliti pada tahun
prematuritas ( Maryunani,2016). Di 2013 hingga 2021. Tipe studi yang akan
Indonesia Asfiksia menjadi salah satu diidentifikasi adalah observasional,
penyebab tinggginya angka kematian bayi analisis Hasil dan em faktor-faktor yang
(AKB). Setiap tahunnya kira-kira 3 % ( berhubungan dengan kejadian asfiksia
3,6 Juta ) dari 120 Juta bayi baru lahir pada bayi baru lahir.
mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini
meninggal (WHO, 2012)
Berdasarkan data tersebut menunjukan
bahwa asfiksia menjadi salah satu
penyebab terbesar kematian pada bayi
baru lahir khusunya di Indonesia. Tujuan
dari literatur review ini yaitu untuk

180
Hasil dan Pembahasan
No Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Analisis Faktor Metode penelitian adalah observasional Hasil penelitian menunjukkan dari
Resiko Kejadian dengan menggunakan teknik 104 kasus asfiksia, faktor risiko
Asfiksia Pada pengambilan sampel total sampling, berdasarkan umur ibu (20-35 tahun)
BBL di RSUD kemudian dianalisis menggunakan spss sebanyak 65,39% (p-value>0.05),
Syekh Yusuf dengan uji chi-square berdasarkan usia kehamilan (42
Gowa dan RSUP minggu) sebanyak 55,76% (p-
Dr Wahidin value>0.05), berdasarkan persalinan
Sudirohusodo lama (>18 jam untuk multipara dan
Makassar Tahun >24 jam untuk primipara) sebanyak
2013 58,65% (p-value>0.05), dan
berdasarkan jenis persalinan
(persalinan dengan tindakan)
sebanyak 56,73% (pvalue>0.05).
Kesimpulan umur Ibu, usia
kehamilan, lama persalinan dan jenis
persalinan tidak memiliki hubungan
yang signifikan pada kasus asfiksia
nenonatorum di RSUD Syekh Yusuf
Gowa dan RSUP Wahidin
Sudirohusodo.
2 Hubungan KPD Jenis Penelitian ini menggunakan Diketahui bahwa tidak ada
dengan Kejadian metode penelitian Survei Analitik hubungan
Asfiksia Pada yaitu penelitian mencoba menggali ketuban pecah dini dengan kejadian
BBL Di RSUI bagaimana dan mengapa fenomena asfiksia bayi baru lahir di RSUI
PKU kesehatan itu terjadi. Variabel bebas PKU Muhammadiyah Delanggu
Muhammadiyah dalam penelitian ini adalah ketuban dengan nilai p=0,397 (p<0,05).
Delanggu pecah dini, sedangkan variable
terikatnya adalah asfiksia bayi baru
lahir. Dalam penelitian ini yang
digunakan sebagai populasi adalah
seluruh bayi asfiksia
di RSUI PKU Muhammadiyah
Delanggu sebanyak 44 asfiksia bayi
baru lahir priode 1 Januari 2019 - 30
Desember 2019. Dan teknik
pengambilan sampel menggunakan
Non Probability yaitu sampel jenuh
atau sering disebut total sampling.
Instrumen dalam penelitian ini
adalah lembar dokumentasi.Teknik
analisis data dalam peneitian ini
menggunakan Chi-square dengan α
(0,05)
3 Faktor-faktor Jenis penelitian ini adalah deskriptif Hasil uji chi-square diperoleh p =
yang analitik dengan rancangan retrospective 0,036 untuk paritas, p = 0,030 untuk
berhubungan dan cross sectional terhadap 218 sampel usia ibu, p = 0,023 untuk umur
dengan kejadian yaitu 162 asfiksia sedang dan 56 asfiksia kehamilan (p < 0,05) artinya ada
asfiksia berat dengan variabel independen paritas, hubungan antara paritas, usia ibu dan
neonatorum di usia ibu, dan umur kehamilan. umur kehamilan dengan kejadian
RSUP Prof Dr. Pengumpulan data diperoleh dari buku asfiksia neonatorum di RSUP Prof
R. D. Kandou registrasi persalinan RSUP Prof. Dr. R. Dr. R. D Kandou Manado.
Manado. D. Kandou manado. Analisa data Kesimpulan: Dari ketiga variabel
menggunakan uji chi-square. yang berhubungan dengan asfiksia
neonatorum, umur kehamilan
menunjukkan hubungan yang
signifikan oleh karena mempunyai

181
peluang 3 kali bayi mengalami
asfiksia neonatorum.
4 Analisis Faktor Penelitian ini merupakan penelitian studi Didapatkan variabel yang
Penyebab kasus dengan menggunakan catatan berpengaruh terhadap kejadian
Kejadian rekam medis, terdiri dari faktor ibu (pre asfiksia adalah variabel solusio
Asfiksia pada eklamsia/eklamsia, perdarahan abnormal plasenta, lilitan talipusat, simpul
Bayi Baru plasenta previa dan solusio plasenta, talipusat, paritas, dan BBLR.Variabel
Lahir postdate), faktor tali pusat (lilitan tali kelainan letak merupakan faktor
pusat dan simpulan tali pusat), faktor bayi dominan terhadap kejadian asfiksia
(premature, letak sungsang) dan faktor dengan nilai OR 1,772. Artinya ibu
lain (usia ibu, paritas, dan BBLR). dengan kelainan letak memiliki resiko
Penelitian dilakukan secara cross 1,7 kali lebih besar untuk melahirkan
sectional dengan mengambil subjek bayi asfiksia dibandingkan dengan
untuk meneliti dalam satu waktu yang ibu yang tidak mengalami kelainan
bersamaan. Sampel yang di gunakan letak setelah dikontrol dengan
dalam penelitian ini adalah sebagian bayi variabel BBLR, solusio plasenta,dan
baru lahir yang mengalami asfiksia simpul talipusat.
periode bulan Januari-Desember 2015 di
Rumah Sakit Aura Syifa Kan. Kediri
yaitu sebanyak 200 bayi baru lahir.
Teknik Samping yang digunakan
Probability Sampling Jenis Random
Sampling. Instrumen peneliti
menggunakan lembar daftar tilik,
pengolahan data editing, coding, entri
data dan cleasing, analisi data yaitu
unvariat
Pengolahan data menggunakan uji Chi
Square dan multivariate dengan
menggunakan uji Regresi Logistic
Berganda
5 Hubungan Jenis penelitian ini adalah korelasi Terdapat hubungan antara
Penyakit dengan penyakit kehamilan dengan
Kehamilan menggunakan pendekatan cross asfiksia. Hal ini dapat terjadi
Dan Jenis sectional. Populasi penelitian ini karena penyakit yang diderita ibu
Persalinan yaitu bayi yang mengalami asfiksia seperti hipertensi dan
Dengan pada bulan januari-juni 2016 preeklamsia akan mempengaruhi
Kejadian sebanyak 203 bayi dengan janin dimana sirkulasi uteri
Asfiksia menggunakan total sampling. plasenta yang kurang baik
Neonatorum Di Penggunaan data menggunakan data berpengaruh pada gangguan
RSUD Dr sekunder. Instrumen penelitian ini pertumbuhan janin serta
Dradjat menggunakan lembar check list gangguan pernafasan. Sedangkan
Prawiranegara mengenai penyakit kehamilan, jenis untuk jenis persalinan, hasil
Serang kehamilan, serta tingkatan asfiksia menunjukkan nilai p = 0,945,
dengan melihat catatan register sehingga dapat disimpulkan tidak
ruang VK dan ruang perinatologi ada hubungan antara jenis
RSUD dr Dradjat Prawinegara persalinan dengan asfiksia.
Serang tahun 2016, dan analisa data Kesimpulan dari penelitian ini
secara univariat dengan distribusi yaitu ada hubungan yang
frekuensi dan analisa bivariat signifikan antara penyakit
menggunakan Chi square. kehamilan dengan asfiksia dan
tidak ada hubungan antara jenis
persalinan dengan kejadian
asfiksia.
6 Faktor-faktor Jenis penelitian ini menggunakan metode Berdasarkan hasil penelitian dengan
yang penelitian survei analitik uji statistic chi-square antara kasus
mempengaruhi menggunakan pendekatan cross posdate dengan asfiksia didapatkan
kejadian asfiksia sectional untuk mengetahui faktor yang nilai p = 0,039 (p<0,05) artinya Ho

182
neonatorum di mempengaruhi kejadian asfiksia ditolak, Ha diterima maka dapat
RSU Sakinah neonatorum di RSU Sakinah disimpulkan bahwa ada pengaruh
Lhokseumawe Lhokseumawe. Penelitian dilaksanakan postdate atau kehamilan lewat waktu
di RSU Sakinah Lhokseumawe. Waktu yaitu kehamilan lebih dari 42 minggu
penelitian dilaksanakan pada bulan dengan asfiksia dan hasil uji regresi
Januari 2020. Populasi dalam penelitian logistik didapat nilai OR/Exp (B)
ini adalah seluruh ibu yang bersalin di 5.836, yang artinya postdate
RSU Sakinah Lhokseumawe dari bulan mempunyai peluang sebesar 5.836
Januari-Desember 2019 sebanyak 216 kali lipat bayi akan mengalami
orang. Teknik pengambilan sampel asfiksia. Varabel plsenta previa
dalam penelitian ini adalah total populasi berhubungan dengan kejadian
yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai asfiksia dengan nilai p=0,002 dab
sampel penelitian yaitu sebanyak 216 OR/Exp (B) 3.531 yang artinya
orang.. palsenta previa berpengaruh sebesar 3
kali lipat bayi akan mengalami
asfiksia. Dan varabel premature
berhubungan dengan kejadian
asfiksia dengan nilai p=0,004 dan
OR/Exp (B) 2.614 kali yang artinya
premature berpengaruh sebesar 2 kali
lipat bayi akan mengalami asfiksia.

7 Hubungan Penelitian ini merupakan penelitian Menunjukkan nilai OR untuk induksi


Induksi analitik dengan desain case control persalinan adalah 2,44 artinya bayi
Persalinan Dan dengan pendektan restrospcetif, yang lahir dengan induksi persainan
Seksio Sesaria melakukan observasi penelitian. Populasi memiliki resiko 2,44 kali terjadi
Dengan Kejadian yang digunakan dalam penelitian ini asfiksia neonatal. Untuk seksio
Asfiksia Pada adalah bayi yang lahir di RSUD sesaria menunjukkan nilai OR 2,64
Neonatal Di Kepahiang pada tahun 2017 berjumlah artinya bayi lahir dengan sectio
Rumah Sakit 610 bayi dan sebanyak 60 bayi sesaria memiliki resiko 2,64
Umum Daerah mengalami asfiksia. Sampel dalam mengalami asfiksia neonatal.
Kepahang Tahun penelitian ini dibagi 2 yaitu kelompok
2017 kasus dan kelompok kontrol, pada
kelompok khasus sampel diambil adalah
bayi baru lahir yang mengalami asfiksia
yaitu sebanyak 60 bayi, yang diambil
secara systematic random sampling.
Analisis data dilakukan secara univariat
dan bivariat dengan Uji Chi-Square

8 Gambaran Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pada penelitian ini jumlah kasus
Faktor Risiko kuantitatif menggunakan desain kasus (asfiksia) sebesar 120 (33.3%)
Pada Kasus kontrol. Penelitian ini dilakukan di RSIA dan kontrol (tidak asfiksia)
Asfiksia Budi Kemuliaan Jakarta pada tahun sebesar 240 (66.7%), hasil
Neonaturum di 2018. Penelitian ini menggunakan data analisa secara deskriptif kasus
RSIA Budi skunder yang berasal dari rekam medik asfiksia lebih banyak terjadi pada
Kemuliaan responden dimana pengambilan kasus bayi dengan berat badan lahir
Jakarta dan kontrol menggunakan rasio 1:2 yang rendah sebesar 38.3%
bertujuan untuk melihat gambaran dibandingkan dengan lahir
penyebab asfiksia. Analisis yang dengan berat normal sebesar
dilakukan secara univariat menggunakan 12.5%. Pada kasus asfiksia
SPSS untu melihat gambaran secara terlihat bahwa lebih banyak
deskriptif terjadi pada laki-laki (56.7%)
dibandingkan perempuan
(43.3%). bayi yang asfiksia
dengan presentasi kepala
(normal) sebesar 8.3%, 6.7%
dengan letak litang dan 10%

183
letak sungsang. 23.3% ibu yang
melahirkan bayi asfiksia
mengalami preeklampsi atau
eklampsia sedangkan
Pada variabel pendarahan
antepartum, sebesar 2.5% bayi
yang asfiksia ibunya menderita
diabetes melitus. 22,5% ibu yang
melahirkan bayi asfiksia dan
diberikan corticosteroid pada
saat hamil. Ibu yang melahirkan
bayi asfiksia 16.7% yang tidak
memeriksakan antenatal care
(ANC) dengan rutin pada saat
hamil dan dan 83.3%
memeriksakan secara rutin. Ibu
yang melahirkan bayi asfiksia
58.3% yang melahirkan dengan
cara secsio sesaria, sebesar
23.3% vakum/forcep dan hanya
18.6% yang persalinan normal.
Sebesar 8.3% ibu yang
melahirkan bayi asfiksia
mengalami persalinan lama dan
91.7% yang tidak mengalami
persalinan lama. Ibu yang
melahirkan bayi asfiksia sebesar
39.2% yang mengalami ketuban
pecah dini dan yang tidak
mengalami sebesar 60.8%.
Sebesar 29.2% ibu yang
melahirkan bayi asfiksia
diberikan induksi dan oksitosin
dan 70.8% yang tidak diberikan
induksi dan oksitosin.
9 Faktor Yang Jenis penelitian deskriptif analitik dengan Terdapat hubungan yang bermakna
Berhubungan desain penelitian menggunakan antara usia ibu dengan kejadian
Dengan Kejadian Pendekatan retrospectif. Penelitian ini asfiksia neonaturum (p value = 0,004
Asfiksia dilakukan di medical record RSUD <0.005) dan terdapat hubungan yang
Neonaturum di Pariaman pada bulan September 2018. bermakna antara usia kehamilan ibu
RSUD Pariaman Populasi pada penelitian ini adalah dengan kejadian asfiksia neonaturum
seluruh bayi yang lahir di RSUD (p value = 0,014 <0.005) serta
Pariaman pada tahun 2018 yang terdapat hubungan yang bermakan
berjumlah 267 bayi. Pengambilan sampel antara berat badan lahir dengan
dilakukan dengan teknik case kejadian asfiksia neonaturum di
control dalam penelitian ini jumlah RSUD Pariaman (p value =
sampel sebanyak 72 sampel kasus dan 72 0,000<0.005).
sampel kontrol

Faktor-Faktor Yang Berhubungan secara medis (organ reproduksi) maupun


Dengan Asfiksia Neonatal Adalah secara mental.Umur > 35 tahun secara
Usia Ibu fisik ibu mengalami kemunduran untuk
Menurut hasil penelitian Faktor-faktor menjalani kehamilan dan merupakan
yang berhubungan dengan kejadian faktor predisposisi untuk terjadinya
asfiksia neonatorum di RSUP Prof Dr. R. preeklamsia.
D. Kandou Manado.Umur muda (< 20 Hal ini terbukti dimana ibu yang memiliki
tahun) berisiko karena ibu belum siap usia beriko dalam persalinan pada

184
umumnya bayi lahir dalam keadaan Penyakit Kehamilan
asfiksia berat. Hal ini dikarenakan usia ibu Berdasarkan penelitian yang berjudul
yang masih muda membuat organ Hubungan Penyakit Kehamilan Dan Jenis
resproduksi tumbuh dengan keadaan yang Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia
belum matang untuk menerima hasil Neonatorum Di RSUD Dr Dradjat
konsepsi, sehingga bayi lahir dalam Prawiranegara Serang. Pada ibu dengan
keadaan gawat janin seperti asfiksia Penyakit Hipertensi saat kehamilan bisa
neonatorum, sindoma gawat nafas, dan menyebabkan asfiksia pada bayi baru
bayi lahir dalam keadaan organ yang lahir Hal ini dapat terjadi karena penyakit
belum sempurna. Dan begitu juga yang diderita ibu seperti hipertensi dan
sebaliknya jika ibu melahirkan dalam preeklamsia akan mempengaruhi janin
keadaan lewat usia maka bayi yang akan dimana sirkulasi uteri plasenta yang
di dilahirkan memiliki dampak terhadap kurang baik berpengaruh pada gangguan
kesehatan, hal ini dikarenakan usia yang pertumbuhan janin serta gangguan
lewat dari 35 tahun membuat plasenta pernafasan. Hipertensi dalam kehamilan
yang menjadi sumber makanan untuk bayi berhubungan secara signifikan dengan
menjadi kurang sehat atau melemah angka kesakitan dan kematian perinatal
sehingga hantaran nutrisi ke calon bayi khususnya di negara-negara berkembang.
juga terganggu. (Prawirohardjo,2007) Hasil luaran perinatal yang diakibatkan
oleh hipertensi dalam kehamilan antara
Induksi Persalinan lain adalah intrauterine growth restriction
Persalinan seksio sesaria dilakukan pada (IUGR), intrauterine fetal death (IUFD),
faktor kehamilan dengan risiko tinggi kelahiran prematur, bayi berat lahir
sehingga persalinan tersebut rendah, dan asfiksia neonatorum (Addu,
mengakibatkan gangguan pada janin atau 2017.)
bayi baru lahir, dan juga perlu di ingat
tindakan seksio sesaria dilakukan baik Umur Kehamilan
untuk kepentingan ibu maupun anak, oleh Persalinan postterm menunjukkan
sebab itu seksio sesarea tidak dilakukan kehamilan berlangsung sampai 42 minggu
kecuali dalam keadaan terpaksa. (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
(Mochtar, R. 2012). Bahayanya masih pertama haid terakhir menurut rumus
tetap mengancam karena anastesi pada Naigele dengan siklus haid rata-rata 28
seksio sesaria dapat mempengaruhi aliran hari. Kehamilan lewat bulan adalah
darah dengan mengubah tekanan perfusi kehamilan yang berlangsung sampai 42
atau resistensivaskuler baik secara minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari
langsung maupun tidak langsung sehingga hari pertama haid terakhir menurut rumus
hal ini mampu menyebabkan kelahiran Naigele dengan siklus haid rata-rata 28
bayi dengan asfiksia hingga hari (Irwanto, 2017)
kematian.(Dwienda, 2015). Bayi prematur (< 37 minggu) lebih
Menurut Chuningham (2013), bayi yang beresiko untuk meninggal karena asfiksia.
lahir melalui sectio caesarea, terutama jika Umumnya gangguan telah dimulai sejak
tidak ada tanda persalinan, tidak di kandungan, misalnya gawat janin atau
mendapatkan manfaat dari pengurangan stres janin saat proses kelahirannya.
cairan paru dan penekanan pada toraks Kegagalan pernapasan pada bayi prematur
sehingga mengalami paru-paru basah berkaitan dengan defisiensi kematangan
yang lebih persisten. Situasi ini dapat surfaktan pada paru-paru bayi.bayi
mengakibatkan takipnea sementara pada prematur mempunyai karakteristik yang
bayi baru lahir. Di samping itu bayi lahir berbeda secara anatomi maupun fisiologi
dengan sectio caesarea yang mengalami jika dibandingkan dengan bayi cukup
asfiksia juga berkaitan dengan tindakan bulan. Karakteristik tersebut adalah
anestesi yang mempunyai pengaruh kekurangan surfaktan pada paru-paru
depresi pusat pernafasan bayi. sehingga menimbulkan kesulitan pada
saat ventilasi, perkembangan otak yang

185
imatur sehingga kurang kemampuan induksi persalinan, kemudian (1) artikel
memicu pernapasan, otot yang lemah yang membahas penyakit diabetes dan
sehingga sulit bernapas spontan, kulit jumlah kunjungan ANC ibu, lalu (1)
yang tipis, permukaan kulit yang luas dan artikel yang membahas preeklamsia, dan
kurangnya jaringan lemak kulit (1) artikel yang membahas perdarahan
memudahkan bayi kehilangan napas, bayi abormal plasenta, placenta previa, solusio
seringkali lahir disertai infeksi, pembuluh placenta, faktor tali pusat (lilitan tali pusa
darah otak sangat rapuh sehingga dan simpul tali pusat) , kemudian terdapat
menyebabkan perdarahan pasda keadaan 2 artikel yang membahas malpresentasi.
stres, volume darah yang kurang makin Berdasarkan uraian diatas maka dapat
rentan terhadap kehilangan darah, disimpulkan bahwa
jaringan imatur yang mudah rusak akibat 1. Terdapat hubungan usia ibu
kekurangan oksigen (Purnamaningrum, dengan kejadian asfiksia
2017). neonatorum yaitu dimana ibu
yang memiliki usia berisiko
Paritas dalam persalinan pada umumnya
Hasil penelitian menunjukan bahwa bayi lahir dalam keadaan asfiksia
primiparity merupakan faktor resiko yang berat, ada hubungan bahwa
mempunyai hubungan yang kuat terhadap primiparity dengan usia ibu
mortalitas asfiksia, sedangkan umur tua (> kurang 20 tahun dan lebih 35
35 tahun), secara fisik ibu mengalami tahun bayi yang lahir mengalami
kemunduran untuk menjalani kehamilan. asfiksia.
Keadaan tersebut memberikan 2. Faktor resiko hubungan yang
predisposisi untuk terjadi perdarahan, kuat terhadap mortalitas asfiksia,
plasenta previa, rupture uteri, solutio ada hubungan yang signifikan
plasenta yang dapat berakhir dengan antara induksia persalinan dan
terjadinya asfiksia bayi baru resiko SC dengan kejadian
lahir(Purmaningrum, 2010). asfiksia neonatal,
Pada usia kehamilan > 42 minggu (post 3. Ada hubungan antara penyakit
term) atau disebut dengan lewat bulan kehamilan seperti hipertensi
juga merupakan faktor resiko dimana bayi dengan asfiksia,
yang dilahirkan dapat mengalami asfiksia 4. Ada hubungan antara paritas, usia
yang bisa disebabkan oleh fungsi plasenta ibu dan umur kehamilan dengan
yang tidak maksimal lagi akibat proses kejadian asfiksia neonatorum.
penuaan mengakibatkan transportasi
oksigen dari ibu ke janin Dalam penyususnan literatur review ini
terganggu.(Pantiawati, 2010). perlu memperbanyak reveresni dalam
pengumpulan artikel yang terbaru agar
Simpulan dan Saran data yang diperoleh lebih update dan
Dalam penyusunan literatur review ini beragam dan perlu dilakukan screening
terdapat 9 artikel yang digunakan. Dan yang lebih ketika pengumpulan artikel
ditemukan (5) artikel yang membahas usia review agar memudahkan pengambilan
ibu, terdapat (3) artikel yang membahas data.
usia kehamilan, (3) artikel yang
membahas tentang paritas ibu, kemudian
terdapat (3) artikel yang membahas Daftar Pustaka
tentang hubungan KPD dengan asfiksia, Adu-Bonsaffoh Kwame, Michel Y.
terdapat (4) artikel yang membahas Ntumy, Samuel A. Obed, Joseph
hubungan BBLR dengan kejadian D. Seffah. (2017) Perinatal
asfiksia, (3) artikel yang membahas lama Outcomes of Hypertensive
persalinan dan jenis persalinan, lalu (2) Disorders in Pregnancy at A
artikel yang membahas tentang posdate, Tertiary Hospital in Ghana. BMC
(2) artikel yang membahas SC dan Pregnancy and Childbirth.

186
Batubara AR.,& Fauziah N.(2020). Faktor Klaten, Vol.11, No. 1 Januari
yang Mempengaruhi Asfiksia 2021.
Neonaturum di RSU Sakinah Rahma AS.,& Aramah M. (2014).
Lhokseumawe. Journal Of Analisis Faktor Risiko Kejadian
Healthcare Technologi And Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Di
Medicine Vol. 6 No. 1 April 2020 RSUD Yusuf Gowa dan RSUP Dr
Universitas Ubudiyah Indonesia. Wahidin Sudirohusido Makassar
Fahriani, M. (2019). Hubungan Induksi Tahun 2013.Jurnal Kebidanan
Persalinan dan Seksio Sesaria Volue VII No. 1.hlm 277-278.
dengan Kejadian Asfiksia pada Razak, R. (2021). Gambaran Faktor
Neonatal di Rumah Sakit Umum Risiko pada Kasus Asfiksia
Daerah Kepahiang Tahun Neonaturum Di RSIA Budi
2017.CHMK Midwifery Scientific Kemuliaan Jakarta. Jurnal
Journal Vol. 2 No. 3 September Kesehatan Masyarakat Vol. 11
2019. No. 01, Juni 2021.
Gerungan J.C., Adam S., Losu F.N. Sadanoer IR.,& Tyas DA. (2018). Faktor
(2014) Faktor-Faktor Yang yang Berhubungan dengan
Berhubungan Dengan Kejadian Kejadian Asfiksia Neonaturum.
Asfiksia Neonatorum Di RSUP Jurnal Bidan Komunitas, Vol.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. 111 No. 3 Hal. 93-98.
Jurnal Ilmiah Bidan Vol 2 No 1 WHO. (2012). Maternal Mortality :
Juni World Health Organizatio : 2012
Kementrian Kesehatan Republik WHO. (2015). World Health Statistic :
Indonesia. (2015). Buku Ajar World Health Organizatio ; 2015
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. World Health Organization.(2017).
Marwiyah, N. (2016).Hubungan Penyakit Managing Newborn Problems : A
Kehamilan dan Jenis Persalinan Guide for Doctors, Nurese And
dengan Kejadian Asfiksia Midwifes. Jakarta: EGC
Neonaturum di RSUD dr Drajat
Prawiranegara Serang.Nursline
Jurnal Vol. 1 No. 2 November
2016 : 257-266.
Marynunani, A.,& Puspita, E. (201)6.
Asuhan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Trans Info Medika
Nilasari N., Bunga K., & Putri A.
(2019).Analisis Faktor Penyebab
Kejadian Asfikisa pada Bayi Baru
Lahir. Jurnal Ners Dan
Kebidanan, Volume 6, Nomor 2,
Agustus 2019 hlm.251-262.
Profil Kesehatan Indonesia. (2019). Ditjen
Kesehatan Masyarakat
Indonesia, Kemenkes RI
Qoyimmah, AU. (2021). Hubungan
Ketuban Pecah Dini dengan
Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru
Lahir Di RSUD PKU
Muhammadiyah
Delanggu.Jurnal Ilmu Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

187

You might also like