Professional Documents
Culture Documents
Perilaku Prososial Sebagai Prediktor Sta
Perilaku Prososial Sebagai Prediktor Sta
Abstract: In the peer group of adolescence, peer status plays a crucial role. There
are 5 kinds of peer status, namely popular, rejected, neglected, controversial, and
average status. Social competence of the youth can be a predictor of peer status,
one of the youth’s social competences that becomes the focus of this research is
prosocial behaviour. Prosocial behavior is generally acceptable in social
environment; however, the significance of prosocial behaviour in predicting the
status of adolescents in peer groups still needs to be studied. Prosocial behaviour
was identified through Peer Assessment Prosocial Behaviour adapted from
Greener (2000), while peer status was identified through sociometric techniques by
categorizing peer status according to the techniques by Coie, Dodge, and
Cappotelli (1982). There were 114 adolescents as research participants (57.9%
male, Mean Age = 12.70 years). With multinomial logistic regression analysis, it
was concluded that prosocial behaviour was able to predict peer status (χ2 (4) =
48.68, p <0.001) with prediction ability of 56.1%. The effect of prosocial behaviour
on the establishment of each peer status will be discussed in more detail in this
article.
Key words: Adolescent, peer assessment, prosocial behaviour, peer status
Korespondensi tentang artikel ini dapat dialamatkan kepada Unita Werdi Rahajeng melalui email:
unita@ub.ac.id
124
U. W. Rahajeng & T. Y. Adi Wigati: Perilaku Prososial Sebagai Prediktor..(124-132)
125
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari 2018
dapat dipahami sebagai usaha menciptakan digunakan sebagai referensi pada sosio-
dunia yang bebas dari intervensi orang metri adalah teman setingkat atau sekelas
dewasa, khususnya orang tua. di sekolahnya. Tidak mengherankan jika
Kelompok teman sebaya merupakan pada prakteknya, sosiometri populer digu-
individu-individu yang memiliki kesamaan nakan oleh konselor sekolah untuk meng-
kelompok usia. Pada umumnya, kelompok identifikasikan siswa-siswa yang memiliki
teman sebaya remaja merupakan teman- resiko (Cillessen & Marks, 2017). Dalam
teman di sekolahnya, utamanya teman metode ini, teman sebaya yang menjadi
sekelasnya (Cillesen & Marks, 2017). referensi (misalnya teman sekelasnya)
Tiap-tiap remaja memiliki posisi masing- membuat nominasi teman yang disukai dan
masing dalam kelompok teman sebayanya teman yang tidak disukai. Dengan metode
yang dikenal dengan status teman sebaya. tertentu, setiap remaja di kelompok ter-
Status teman sebaya ini ditentukan sebut akan memperoleh skor yang menjadi
oleh penilaian teman sebaya terkait dengan acuan keberadaannya dalam salah satu dari
penerimaan serta pengaruh remaja tersebut 5 status teman sebaya.
dalam kelompok teman sebaya (Wentzel, Teknik nominasi teman sebaya
2003). Terdapat 5 status teman sebaya merupakan teknik yang cukup handal
yang terdiri dari 4 status ekstrim yaitu digunakan dalam berbagai penelitian
popular, rejected (ditolak), neglected (di- perilaku. Tidak terkecuali untuk meneliti
abaikan), controversial (kontroversial), perilaku prososial. Dibandingkan dengan
dan 1 (satu) status average (sedang). instrumen yang bersifat self report, teknik
Setiap status memiliki karakteristik yang nominasi teman sebaya mampu mengatasi
berbeda. Remaja populer dikarakteristik- keterbatasan terkait dengan adanya social
kan sebagai remaja yang mudah diterima desirability atau munculnya faking good
dan disenangi oleh teman sebayanya. dari responden (Cillesen & Marks, 2017).
Sebagai lawannya adalah remaja rejected Faking good sering terjadi jika konstruk
(ditolak) yang cenderung mendapatkan yang ingin diidentifikasikan sangat norma-
penolakan dari teman- teman sebayanya. tif. Responden cenderung menilai dirinya
Sedangkan remaja neglected (diabaikan) menunjukkan perilaku-perilaku yang nor-
cenderung tidak dipedulikan oleh teman matif, seperti berbagi dan senang meno-
sebayanya dan memiliki interaksi yang long, sehingga memungkinkan hasil
rendah dalam kelompok teman sebaya. penelitian menjadi bias (Greneer, 2000).
Remaja yang controversial (kontroversial) Mengingat perilaku prososial meru-
adalah remaja yang disukai oleh banyak pakan perilaku yang sangat normatif dan
teman sekaligus tidak disukai oleh banyak mudah mengundang social desirability
teman. Keempat status tersebut merupakan maka teknik nominasi teman sebaya dapat
status ekstrim. Kelompok status terakhir dijadikan alternatif instrumen yang cukup
yaitu average adalah kelompok remaja objektif. Selain itu, karena berada di ranah
yang tidak dapat dimasukkan dalam 4 perilaku, maka perilaku prososial mudah
status ekstrim sebelumnya. diidentifikasi. Teman sebaya yang diasum-
Metode yang seringkali digunakan sikan menghabiskan banyak waktu dengan
untuk penentuan status teman sebaya remaja dapat dijadikan penilai yang handal
adalah metode sosiometri. Walaupun dari ragam perilaku remaja di kelompok
sudah terbilang merupakan identifikasi sebayanya. Penilaian dari teman sebaya
status sebaya yang klasik namun teknik ini dapat ditegakkan untuk menunjukkan
masih banyak digunakan sampai saat ini karakteristik perilaku anak dan remaja,
(Cillessen & Marks, 2017). Dalam ber- seperti agresivitas, perilaku menolong,
bagai penelitian menggunakan sosiometri, perilaku menghindar, atau kecenderungan
kelompok teman sebaya remaja yang menjadi korban kekerasan (Bukowski,
126
U. W. Rahajeng & T. Y. Adi Wigati: Perilaku Prososial Sebagai Prediktor..(124-132)
127
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari 2018
termasuk dalam 4 kriteria sebelumnya. menolak hipotesis nol. Hal ini meng-
indikasikan bahwa perilaku prososial
Penelitian ini menggunakan pen-
remaja mampu memprediksi status sosial
dekatan kuantitatif korelasional. Perilaku
remaja di kelompok sebayanya.
prososial akan dijadikan sebagai variabel
Analisis lanjutan dilakukan untuk
bebas untuk memprediksi status teman
mendapatkan gambaran lebih lanjut me-
sebaya yang berperan sebagai variabel
ngenai kemampuan prediksi dari perilaku
tergantung. Adapun data perilaku prososial
prososial terhadap masing-masing status
akan berbentuk data interval yang bersifat
teman sebaya. Hasilnya dipaparkan dalam
kontinum. Sedangkan status teman sebaya
tabel 2. Dalam analisis tersebut ditetapkan
akan menghasilkan data yang bersifat
status average (sedang) sebagai baseline
nominal atau diskrit, dengan 5 kategori
mengingat berdasarkan Coie & Dodge
yaitu status populer, neglected (diabaikan),
(1983) diketahui bahwa status populer,
rejected (ditolak), controversial (kontro-
rejected (ditolak), neglected (diabaikan),
versial), dan average (sedang). Mem-
dan controversial (kontroversial) meru-
pertimbangkan bentuk data, tujuan pene-
pakan status ekstrim. Penelitian ini meng-
litian, serta hipotesis yang akan dijawab
asumsikan bahwa status average memiliki
dalam penelitian ini maka peneliti
kriteria yang jauh berbeda dengan keempat
menggunakan teknik analisis multinominal
status lainnya.
logistic regression dengan bantuan SPSS.
Tabel 2. Prediksi perilaku prososial terhadap
Hasil masing-masing status teman sebaya
Hasil penelitian ini dapat dipaparkan B χ2 Sig.
dalam beberapa tabel berikut. Tabel 1 Populer 0.176 11.194 0.001*
menunjukkan distribusi siswa dalam status Rejected (Ditolak) -0.226 10.415 0.001*
teman sebaya berdasarkan pengelompok- Neglected -0.152 3.368 0.066
kan status teman sebaya yang diajukan (Diabaikan)
oleh Coie dkk. (1982). Controversial 0.142 3.340 0.068
(Kontroversial)
Tabel 1. Distribusi jumlah remaja dalam
*: berkorelasi signifikan
masing-masing status teman sebaya
Status Teman Sebaya n % Berdasarkan tabel 2 dapat disimpul-
Populer 30 26.3% kan bahwa perilaku prososial mampu
memprediksi dengan baik status populer
Rejected 27 23.7%
(b=0.176, χ2(1) = 11.194, p=0.001) dan
Neglected 12 10.5% status rejected (ditolak) (b=-0.226, χ2(1) =
Controversial 6 5.3% 10.415, p=0.001). Semakin tinggi perilaku
Average 39 34.2% prososial maka semakin besar kemungkin-
an seorang remaja untuk memiliki status
Proporsi terbesar partisipan adalah populer di kelompok sebayanya. Sedang-
remaja dengan status teman sebaya kan semakin tinggi perilaku prososial
average (sedang). Sedangkan proporsi maka semakin rendah kemungkinan
terkecil adalah remaja dengan status teman seorang remaja untuk memiliki status
sebaya controversial (kontroversial). rejected (ditolak) di kelompok sebayanya.
Berdasarkan analisis menggunakan multi- Namun demikian perilaku prososial tidak
nominal logistic regression didapatkan mampu memprediksikan status neglected
nilai χ2(4) = 48.68 (p<0.001). Dengan (diabaikan) (b=-0.152, χ2(1) = 3.368,
meninjau hasil analisis data dapat p=0.066) dan status controversial
disimpulkan ada bukti yang kuat untuk (kontroversial) (b=0.142, χ2(1) =3.340,
128
U. W. Rahajeng & T. Y. Adi Wigati: Perilaku Prososial Sebagai Prediktor..(124-132)
129
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari 2018
130
U. W. Rahajeng & T. Y. Adi Wigati: Perilaku Prososial Sebagai Prediktor..(124-132)
yang besar untuk mengembangkan metode atau dengan cara memeriksa validitasnya
nominasi teman sebaya dan memeriksa dengan menggunakan kelompok teman
keterandalannya dengan metode test-retest sebaya lain sebagai kelompok referensi.
Daftar Pustaka
131
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari 2018
Juntilla, N., Voeten, M., Kaukiainen, A., & peer aggression associated with high
Vauras, M. (2006). Multisource levels of peer status. Merril-Palmer
assessment of children’s social Quarterly, 49 (3), 310-342.
competence. Educational and Diperoleh dari: http://www.jstor.org/
psychological measurement, 66 (5), stable/23096058
874-895. DOI: https://doi.org/ Rose, A.J., Swenson, L.P., & Waller, E.M.
10.1177/0013164405285546 (2004). Overt and relational
Knafo-Noam A, Uzefovsky F, Israel S, aggresion and perceived popularity:
Davidov M, & Zahn-Waxler C. Developmental differences in
(2015). The Prosocial Personality concurrent and prospective relations.
and its Facets: Genetic and Developmental psychology, 40 (3),
Environmental Architecture of 378-387. DOI: http://dx.doi.org/10.
Mother-reported Behavior of 7-year 1037/0012-1649.40.3.378
old Twins. Frontiers in Psychology. Saleem, M., Barlett, C.P, Anderson, C.A,
6, 112. & Hawkins, I. (2016). Helping and
Parkhurst, J.T., & Hopmeyer, A. (1998). hurting others: Person and situation
Sociometric popularity and peer- effects on aggressive and proscocial
perceived popularity: Two distinct behavior as asssessed by the tangram
dimensions of peer status. Journal of task. Aggressive Behavior, 43 (2),
Early Adolescence, 18 (2), 125-144. 133-146. DOI: https://doi.org/10.
DOI: https://doi.org/10.1177/027243 1002/ab.21669
1698018002001
Wardani, S.Y., & Trisnani, R. P. (2015)
Penner, L. A., Dovidio, J. F., Piliavin, J. Konseling Sebaya untuk
A., & Schroeder, D.A. (2005). Meningkatkan Perilaku Prososial
Prosocial behavior: Multilevel Siswa, Psikopedagogia, 4 (2), 87-92.
perspectives. Annual review of Wentzel, K. R. (2003). Sociometric status
psychology, 56, 365-392. DOI: and adjustment in middle school: A
10.1146/annurev.psych.56.091103.0 longitudinal study. the Journal of
70141 Early Adolescence, 23(5), 4-28.
Prinstein, M.J., & Cillesen, A.H.N. (2003). DOI:10.1177/0272431602239128
Forms and functions of adolescent
132