You are on page 1of 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW TELAAH

KURIKULUM
KURIKULUM MERDEKA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

IASRO MARDONGAN SILABAN (4223121050)

JOY CATHRINE OKTA KASIH (4221121004)

LIA KRISTIANI MANIHURUK (4223121005)

RIFA ARDHANA GUNAWAN (4223121009)

SARAH CHAIRANI (4221121030)

DOSEN PENGAMPU :

YANTHY LEONITA P. SIMANJUNTAK, S.Pd., M.Pd.

Dra. IDA WAHYUNI, M.Pd.

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Critical Journal Review yang berjudul Kurikulum
Merdeka ini.

Critical Journal Review (CJR) ini ditulis sebagai salah satu tugas yang diberikan pada
mata kuliah Telaah Kurikulum. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah CJR ini. Terutama kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini yakni ibu Yanthy Leonita P. Simanjuntak, S.Pd., M.Pd. dan ibu
Dra. Ida Wahyuni Lubis, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
Critical Journal Review ini.

Penulis menyadari bahwa makalah CJR ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap makalah CJR ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.

Medan, 18 Mei 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG PENULISAN ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................. 1
D. IDENTITAS JURNAL ................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
RINGKASAN JURNAL............................................................................................................ 3
A. RINGKASAN JURNAL UTAMA ................................................................................. 3
B. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING ..................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 8
A. JURNAL UTAMA.......................................................................................................... 8
1. Kelebihan Jurnal .......................................................................................................... 8
2. Kekurangan Jurnal....................................................................................................... 8
B. JURNAL PEMBANDING.............................................................................................. 8
1. Kelebihan Jurnal .......................................................................................................... 8
2. Kekurangan Jurnal....................................................................................................... 9
BAB IV .................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 10
B. SARAN ......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENULISAN

Dalam beberapa dekade terakhir, pendidikan di Indonesia telah mengalami


perkembangan dan perubahan yang signifikan. Namun, sistem pendidikan yang
konvensional masih memiliki berbagai kelemahan dan tantangan. Untuk menghadapi
kompleksitas zaman modern, diperlukan suatu inovasi dalam pendekatan pembelajaran yang
dapat mengakomodasi kebutuhan siswa, mendorong kreativitas, dan menghasilkan lulusan
yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Kurikulum Merdeka merupakan respons terhadap perubahan dan tantangan tersebut.


Inisiatif ini diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2021 sebagai upaya untuk
memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada sekolah dan guru dalam merancang
kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Dalam Kurikulum
Merdeka, peran guru menjadi lebih penting dalam mengembangkan kurikulum yang relevan,
menarik, dan berorientasi pada pengalaman nyata siswa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kurikulum merdeka?


2. Bagaimana kurikulum merdeka dapat mengakomodasi keberagaman budaya Indonesia?
3. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan kurikulum merdeka?
4. Bagaimana implementasi kurikulum merdeka di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mencari dan mengetahui informasi mengenai isi jurnal.


2. Mengulas dan memahami isi jurnal.
3. Untuk menambah wawasan mengenai kurikulum mrdeka.
4. Melatih diri untuk berfikir kritis dan mencari informasi dari sebuah buku.

1
D. IDENTITAS JURNAL

1. Jurnal Utama

Judul Jurnal : Kurikulum Merdeka untuk


Pemulihan Krisis Pembelajaran

Nama Jurnal : Inovasi Kurikulum

Penulis : Tono Supriatna Nugraha

Tahun : 2022

ISSN : p- ISSN 1829-6750 & e- ISSN 2798-


1363

Volume : 19

Nomor :2

2. Jurnal Pembanding

Judul Jurnal : Implementasi Kurikulum Merdeka


Belajar di Sekolah Penggerak

Nama Jurnal : Jurnal Basicedu

Penulis : Restu Rahayu, Rita Rosita, Yayu Sri


Rahayuningsih, Asep Herry Hernawan, Prihantini

Tahun : 2022

ISSN : 2580-1147

Volume :6

Nomor :4

2
BAB II

RINGKASAN JURNAL
A. RINGKASAN JURNAL UTAMA

Perubahan merupakan sesuatu yang alamiah dan selalu akan terjadi, artinya segala
sesuatu dalam kehidupan ini sudah pasti akan terus mengalami perubahan, termasuk dalam
dunia pendidikan. Krisis pembelajaran yang telah terjadi diiringi dengan kondisi kedaruratan
pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap perubahan pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka sebagai salah satu upaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi
COVID-19 mulai dirancang untuk diimplementasikan pada sekolah- sekolah yang sudah
siap. Artikel mencoba mengkaji kebijakan pemerintah mengenai pengimplementasian
Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam
rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.

Implementasi Kurikulum Merdeka ini berfokus pada pemanfaatan teknologi dan


komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik antara guru, siswa, dan akademisi.
Berbagai strategi dan platform telah banyak dikembangkan untuk implementasi Kurikulum
Merdeka, sehingga diharapkan seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengimplementasian
ini dapat memanfaatkannya dengan optimal sebagai upaya untuk pemulihan pembelajaran
pasca pandemi COVID- 19. Perubahan digambarkan sebagai sesuatu yang alamiah dan
selalu akan terjadi, artinya segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah pasti akan terus
mengalami perubahan, termasuk dalam dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari munculnya berbagai macam inovasi baik dari segi
sistem pendidikan, pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, maupun hal-hal yang
berkaitan dengan ranah pendidikan.

Salah satu yang dapat terlihat adalah perubahan kurikulum di Indonesia yang dilakukan
sebagai bentuk antisipasi perkembangan dan kebutuhan abad ke-21 yang merupakan bentuk
penyempurnaan kurikulum berbasis karakter sekaligus kompetensi Darise, 2019. Segala
perubahan tersebut, terjadi akibat adanya perubahan kebutuhan kompetensi, sehingga
mempengaruhi keberlangsungan pendidikan ke depannya. Kemunculan pandemi COVID-19
pada akhir Desember 2019, menjadi salah satu titik di mana keberlangsungan pendidikan
khususnya di Indonesia mengalami perubahan. Krisis pembelajaran yang telah terjadi
diiringi dengan kondisi kedaruratan pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap
perubahan pendidikan di Indonesia. Pada kasus ini, pendidikan harus ikut berubah dan
berkembang mengikuti kebijakan akibat keberadaan pandemi COVID-19 agar pendidikan
dapat tetap mencapai tujuan pembelajaran sesungguhnya.

Salah satunya dalam proses pembelajaran yang beralih menjadi pembelajaran jarak jauh
karena terbatasnya waktu untuk berkumpul dan belajar dikelas di mana sistem ini pada
akhirnya disepakati oleh sekolah dan universitas karena keadaannya yang mendesak. Hal ini
secara tidak langsung berdampak terhadap intensitas belajar baik karena pada dasarnya tidak

3
ada yang siap 100 untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh khususnya pada negara-
negara berkembang yang memerlukan upaya lebih dari berbagai aspek untuk dapat
melaksanakannya dengan baik, serta terhambat oleh infrastruktur yang buruk seperti jaringan
listrik, jaringan Internet, aksesibilitas yang sulit, serta kemampuan digital yang cukup
rendah. Hal tersebut juga senada dengan penelitian yang disampaikan oleh Adi dkk. 2021
berkaitan dengan dampak pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi COVID-19, yang
menyebutkan bahwa keterbatasan interaksi langsung serta ketersediaan aksesibilitas yang
terbatas menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi. Pandemi
COVID-19, menyebabkan perubahan pada kurikulum sekolah sebagai panduan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Hal ini sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

B. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING

PENDAHULUAN

Pengembangan kurikulum merupakan instrumen untuk meningkatkan kualitas


pendidikan. Kebijakan pendidikan yang benar akan tampak melalui implementasi kurikulum
yang diterapkan karena “kurikulum merupakan jantung pendidikan” yang menentukan
berlangsungnya Pendidikan (Munandar, 2017). Menurut UU No.20 tahun (2003) “kurikulum
merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar
dan cara yang digunakan dan dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional”.

“Di Indonesia pengimplementasian kurikulum telah mengalami berbagai perubahan dan


penyempurnaan yaitu tahun 1947, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1973, tahun 1975, tahun
1984, tahun 1994, tahun 1997 (revisi kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), dan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan), dan pada tahun
2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional mengganti kembali menjadi
kurikulum 2013 (Kurtilas) dan pada tahun 2018 terjadi revisi menjadi Kurtilas Revisi”
(Ulinniam et al., 2021). Kurikulum merdeka dimaknai sebagai desain pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan tenang, santai, menyenangkan,
bebas stres dan bebas tekanan, untuk menunjukkan bakat alaminya. Merdeka belajar
berfokus pada kebebasan dan pemikiran kreatif. Salah satu program yang dipaparkan oleh
Kemendikbud dalam peluncuran merdeka belajar ialah dimulainya program sekolah
penggerak. Program sekolah ini dirancang untuk mendukung setiap sekolah dalam
menciptakan generasi pembelajar sepanjang hayat yang berkepribadian sebagai siswa pelajar
Pancasila.

Begitu juga apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bahwa
“reformasi pendidikan tidak bisa dilakukan semata-mata menggunakan administrasi
approach, melainkan harus melakukan culture transformation” (Satriawan et al., 2021).
Sejalan juga dengan pendapat bahwa “konsep merdeka belajar ini kemudian dapat diterima
mengingat visi misi Pendidikan Indonesia kedepan demi terciptanya manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang kehidupan” (Sibagariang et al., 2021).

4
Dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan siswa dapat berkembang sesuai potensi dan
kemampuan yang dimiliki karena dengan kurikulum merdeka mendapatkan pembelajaran
yang kritis, berkualitas, ekspresif, aplikatif, variative dan progresif. “Serta adanya perubahan
kurikulum baru ini diperlukan kerjasama, komitmen yang kuat, kesungguhan dan
implementasi nyata dari semua pihak, sehingga profil pelajar pancasila dapat tertanam pada
peserta didik” (Fetra Bonita Sari, Risda Amini, 2020).

Dengan adanya kurikulum merdeka merupakan penataan ulang dalam sistem pendidikan
nasional di Indonesia yang mana (Yamin & Syahrir, 2020) “mengemukakan bahwa
pernyataan tersebut dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan bangsa agar dapat
menyesuaikan perubahan zaman”. Begitu juga apa yang disampaikan oleh Menteri
Pendidikan Nadiem Makarim bahwa “reformasi pendidikan tidak bisa dilakukan semata-
mata menggunakan administrasi approach, melainkan harus melakukan culture
transformation” (Satriawan et al., 2021). Sejalan juga dengan pendapat bahwa “konsep
merdeka belajar ini kemudian dapat diterima mengingat visi misi Pendidikan Indonesia
kedepan demi terciptanya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang
kehidupan” (Sibagariang et al., 2021). Dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan siswa
dapat berkembang sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki karena dengan kurikulum
merdeka mendapatkan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspresif, aplikatif, variative
dan progresif. “Serta adanya perubahan kurikulum baru ini diperlukan kerjasama, komitmen
yang kuat, kesungguhan dan implementasi nyata dari semua pihak, sehingga profil pelajar
pancasila dapat tertanam pada peserta didik” (Fetra Bonita Sari, Risda Amini, 2020).

Program Sekolah Mengemudi merupakan upaya mewujudkan visi pendidikan Indonesia


dengan mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui
penciptaan peserta didik yang berpancasila. Fokus program sekolah penggerak yaitu pada
pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan
numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program sekolah penggerak merupakan evolusi dari program pengembangan sekolah
sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mempercepat sekolah negeri/swasta di
seluruh sekolah untuk bergulir beberapa jenjang lebih tinggi. Kegiatan ini akan dilaksanakan
secara bertingkat dan terintegrasi dengan wilayah seluruh sekolah yang ada di Indonesia
menerapkan program sekolah penggerak.

Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah penggerak pada saat ini
peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian. (Sugiyono, 2020) mengemukakan bahwa
“metode kualitatif digolongkan sebagai metode artistik karena proses penelitiannya kurang
terpola dan digolongkan sebagai metode interpretative karena data yang dihasilkan dalam
suatu penelitian cenderung berhubungan dengan interpretasi data yang dikumpulkan di
lapangan”. Penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan data dengan cara alami untuk
tujuan menafsirkan dan menganalisis fenomena ketika peneliti dapat menjadi alat utama.
“Dalam penelitian kualitatif data tidak dicari melalui cara statistik atau metode pengukuran
kuantitatif yang lainnya” (Anggito dkk, 2018). Begitu juga metode deskriptif menurut
(Sugiyono, 2020) “metode yang digunakan untuk menganalisis atau menjelaskan temuan,
namun tidak digunakan untuk menarik kesimpulan yang luas”.

5
METODE

Metode deskripsi kualitatif ini merupakan metode penelitian yang menggambarkan,


mendeskripsikan, dan menganalisis objek dari suatu situasi tertentu dari semua data yang
diperoleh selama kegiatan lapangan. Wawancara dan observasi merupakan teknik yang
digunakan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, dijelaskan apa saja peran kepala sekolah
dan guru untuk mensukseskan kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Juga mengulas
apakah kurikulum merdeka ini dapat efisien diterapkan. Serta adakah problematika atau
kendala yang dirasakan selama pelaksanaan kurikulum merdeka. Penerapan desain ini
dicapai dengan mengumpulkan data, mengolah data, dan kemudian menyajikan data dengan
informasi yang berguna yang mudah dipahami oleh pembaca. Unsur-unsur yang menjadi
subjek penelitian kualitatif dengan teknik observasi adalah tempat, pelaku, dan kegiatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari observasi dan wawancara dalam penelitian di salah satu sekolah penggerak di
kota Bandung salah satu unsur yang penting dalam sekolah penggerak yaitu kepala sekolah
yang mempunyai nilai juang yang tinggi untuk memajukan sekolah. Kepala sekolah harus
mampu membimbing, mengarahkan, dan menginspirasi semua elemen sekolah untuk mau
bergerak menuju kearah Pendidikan lebih baik agar dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Sekolah penggerak bukan berarti sekolah besar dengan sarana prasarana yang
lengkap namun sekolah penggerak merupakan sekolah yang dipimpin oleh seorang kepala
sekolah yang telah lulus pelatihan sekolah penggerak dan tentunya kepala sekolah tersebut
mau melakukan perubahan di bidang pendidikan.

Supervisi dan diskusi serta pendampingan dilakukan secara berkala untuk memantau
berjalannya proses pembelajaran apabila ada hambatan dalam pelaksanaanya. Hal menarik
yang peneliti temui yaitu kepala sekolah membuat inovasi baru dalam pengelolaan
administrasi sekolah yaitu mengusung konsep paperless, yaitu sudah mulai mengurangi
penggunaan kertas.

Selain kepala sekolah, guru di sekolah penggerak juga merupakan faktor yang penting
dalam keberhasilan penerapan kurikulum merdeka di sekolah penggerak guru harus mampu
menjadi tutor, fasilitator, dan pemberi inspirasi bagi anak didiknya sehingga bisa memotivasi
peserta didik menjadi siswa yang aktif, kreatif dan inovatif. (Savitri, 2020)(Mulyasa, 2021).

Adapun Konsep Merdeka Belajar menurut pendapat (Sherly et al., 2020)


“mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang-undang untuk
memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi
penilaian mereka”. Untuk mencapai hal tersebut guru harus memiliki kecakapan dalam
mengolah materi ajar dengan suasana yang menyenangkan dan memanfaatkan teknologi
sebagai sumber belajar. Di sekolah penggerak ini diberi bimbingan oleh kepala sekolah, serta
bimbingan dari sesama rekan guru untuk terus dapat meningkatkan kualitas mengajarnya,
guru yang mau purna bakti pun juga mau belajar untuk meningkatkan kinerjanya bahkan
sampai penjaga sekolah pun dilatih untuk dapat memanfaatkan IT.

6
Keberadaan sarana dan prasarana juga sangat menunjang terhadap keberhasilan
implementasi penerapan kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Sarana dan prasarana
yang lengkap sangat menunjang terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah
penggerak terutama dalam ketersediaan alat-alat IT.

Struktur kurikulum merdeka di sekolah penggerak menurut Keputusan Menteri


Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi No. 162 Tahun 2021 dibagi menjadi 3 fase
yaitu: Fase A untuk Kelas I dan Kelas II, Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV, dan Fase C
untuk Kelas V dan Kelas VI. Adapun fase A adalah fase pengembangan dan penguatan
kemampuan literasi dan numerasi dasar. Ilmu pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) belum
menjadi mata pelajaran wajib di fase A. IPAS mulai diajarkan diajarkan ada fase B Mata
pelajaran IPAS yang bertujuan untuk membangun kemampuan dasar untuk mempelajari
ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial. Sekolah bisa menyajikan
pembelajaran tiap mata pelajaran atau melanjutkan tematik yang mengacu pada
pembentukan karakter profil Pancasila.

Penilaian dalam kurikulum merdeka di sekolah penggerak yang diterapkan adalah


penilaian secara komprehensif yang mendorong siswa untuk mempunyai kompetensi sesuai
dengan bakat dan minatnya tanpa membebani siswa dengan ketercapaian skor minimal yang
harus ditempuh siswa atau dikatakan tidak ada lagi KKM dalam kurikulum merdeka.
Implementasi di sekolah penggerak mengenai penilaian dengan merdeka belajar mempunyai
dampak positif dan negatif dampak positifnya tidak ada tekanan kepada siswa maupun guru
bahwa siswa harus mencapai nilai minimal sesuai dengan yang sudah ditetapkan namun
dampak negatifnya kurang memotivasi siswa untuk bersaing.

KESIMPULAN

Sekolah penggerak merupakan sekolah yang mempunyai semangat bergerak ingin


melakukan suatu perubahan. Sekolah penggerak dituntut membangun konsep sekolah digital
dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajarnya. Kurikulum yang digunakan dalam
sekolah penggerak adalah kurikulum merdeka yang merupakan kurikulum yang diciptakan
oleh Menteri Pendidikan kita Nadiem Mukarim dimana dalam kurikulum merdeka
memberikan kebebasan siswa untuk mengekspor kemampuan dan minatnya. Dengan
menggunakan kurikulum merdeka perubahan sangat terasa di sekolah guru lebih fleksibel
untuk berkreasi dalam mengajar semaksimal mungkin, serta lebih mengetahui minat, bakat,
kebutuhan dan kemampuan siswa. Proses pembelajaran kurikulum merdeka pada sekolah
penggerak mengacu pada profil pelajar pancasila yang bertujuan menghasilkan lulusan yang
mampu berkompeten dan menjunjung tinggi nilai-nilai karakter. Dalam menerapkan
kurikulum merdeka di sekolah penggerak tidak semudah membalikan telapak tangan banyak
sekali hambatan-hambatan yang dilalui terutama menanamkan minat dari anggota sekolah
untuk mau bergerak maju menuju perubahan. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah
harus mampu menggerakan, mengarahkan, serta menginspirasi guru untuk mau berubah
menuju kearah pendidikan lebih baik. Selain itu perlu kerjasama yang baik antara guru,
kepala sekolah, dinas, orang tua dan pihak-pihak yang terkait agar pelaksanaan kurikulum
merdeka di sekolah penggerak dapat terealisasi optimal.

7
BAB III

PEMBAHASAN
A. JURNAL UTAMA

1. Kelebihan Jurnal
Kelebihan dari jurnal "Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran" yang
ditulis oleh Tono Supriatna Nugraha adalah:

1) Relevansi dengan topik: Jurnal ini membahas tentang kurikulum Merdeka yang
dirancang untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi COVID-19. Hal ini
sangat relevan dengan situasi saat ini dan memberikan wawasan tentang upaya
pemulihan pembelajaran.
2) Penggunaan sumber yang akurat: Jurnal ini mengacu pada kebijakan pemerintah dan
penelitian terkait dalam menjelaskan implementasi kurikulum Merdeka. Penggunaan
sumber yang akurat dan terpercaya meningkatkan keandalan jurnal.
3) Pengungkapan tujuan penelitian: Jurnal ini menjelaskan dengan jelas tujuan
penelitian, yaitu mengkaji kebijakan pemerintah tentang pengimplementasian
kurikulum Merdeka sebagai opsi tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran.
Hal ini membantu pembaca memahami fokus penelitian.

2. Kekurangan Jurnal
1) Keterbatasan penulis: Jurnal ini hanya ditulis oleh satu penulis, Tono Supriatna
Nugraha. Adanya kolaborasi antara penulis dengan peneliti atau akademisi lain dapat
memberikan sudut pandang yang lebih luas dan mendalam tentang topik ini.
2) Kurangnya analisis yang mendalam: Jurnal ini lebih cenderung menggambarkan
situasi dan kebijakan terkait kurikulum Merdeka daripada memberikan analisis
mendalam tentang kelebihan dan kekurangan kurikulum ini dalam konteks pemulihan
pembelajaran.
3) Tidak adanya data empiris: Jurnal ini tidak menyajikan data empiris atau temuan
penelitian baru. Sebagai gantinya, jurnal ini lebih menggambarkan kebijakan dan
pandangan umum terkait kurikulum Merdeka.

B. JURNAL PEMBANDING

1. Kelebihan Jurnal
1) Relevansi topik: Jurnal ini membahas topik yang relevan dalam konteks pendidikan,
yaitu implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Topik ini penting untuk
pemahaman tentang perkembangan pendidikan di Indonesia.
2) Metode penelitian: Jurnal ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang sesuai
untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang penerapan kurikulum merdeka
di sekolah penggerak. Metode ini memungkinkan peneliti untuk menggambarkan situasi
dan data yang diperoleh secara detail.

8
3) Informasi yang berguna: Jurnal ini memberikan gambaran dan informasi yang berguna
tentang implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Hasil penelitian ini
dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan untuk
memahami tantangan dan peluang yang terkait dengan penerapan kurikulum merdeka.

2. Kekurangan Jurnal
1) Batasan subjek penelitian: Jurnal ini hanya dilakukan di satu sekolah dasar di kota
Bandung, sehingga generalisasi temuan penelitian ini mungkin terbatas. Penelitian
yang melibatkan sampel yang lebih luas dapat memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang penerapan kurikulum merdeka di sekolah penggerak.
2) Terbatasnya informasi tentang metodologi: Meskipun jurnal ini menyebutkan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, informasi yang lebih rinci tentang langkah-
langkah penelitian, instrumen yang digunakan, dan proses analisis data tidak disajikan
dengan lengkap. Informasi ini akan membantu pembaca memahami validitas dan
reliabilitas temuan penelitian.
3) Keterbatasan sumber informasi: Jurnal ini hanya menggunakan observasi dan
wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Menggunakan variasi metode
pengumpulan data, seperti studi dokumenter atau survei, dapat memberikan sudut
pandang yang lebih luas dalam memahami implementasi kurikulum merdeka di
sekolah penggerak.

9
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kurikulum Merdeka adalah inisiatif yang diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia


sebagai respons terhadap tantangan dan kelemahan dalam sistem pendidikan konvensional.
Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih
inklusif, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan siswa serta perkembangan zaman. Dalam
Kurikulum Merdeka, sekolah dan guru diberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam
merancang kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Standarisasi
yang berlebihan dapat dikurangi, sehingga kurikulum menjadi lebih adaptif dan responsif
terhadap perbedaan individu siswa.

Dari kedua jurnal yang telah dibahas keduanya sudah membahas dengan baik mengenai
kurikulum merdeka. Jurnal utama yang berjudul Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan
Krisis Pembelajaran ini, lebih memfokuskan pembahsannya pada implementasi kurikulum
merdeka sebagai solusi yang diambil pemerintah pasca Covid-29. Jurnal ini memiliki
beberapa kelebihan dan juga beberapa kekurangan, namun diatas semua itu semuanya sudah
sangat baik.

Sementara, Jurnal pembanding yang berjudul Implementasi Kurikulum Merdeka di


Sekolah Penggerak ini, sesuai dengan judulnya jurnal ini lebih memfokuskan pada
bagaimana implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak yang telah dilaksanakan
secara optimal dan sedang berlangsung meskipun masih banyak kekurangan yang
ditemukan. Jurnal ini memiliki beberapa kelebihan dan juga beberapa kekurangan, namun
diatas semua itu semuanya sudah sangat baik.

B. SARAN

Disarankan pada penulis jurnal utama agar berkolaborasi dengan penulis lain, karena
dengan adanya kolaborasi pasti lebih menyempurnakan tulisan pada jurnal tersebut.
Sementara untuk jurnal pembanding, karena penelitiannya hanya dilakukan di satu sekolah
disarankan kedepannya agar dapat dilakukan dengan cakupan yang lebih luas sehingga
pemahaman yang diberikan juga lebih luas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Tono. (2022). Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran. Inovasi
Kurikulum, 19(2), 251-262.

Rahayu. Dkk. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak.


Jurnal Basicedu, 6(4), 6313-6319.

11

You might also like