Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Microfiltration is a low pressure driven membrane process of about 1 bar trans-membrane pressure
which is used frequently for separating dissolved particles within 0.1 to 10 μm size. Microfiltration
membranes are utilized in water and wastewater treatment processes either during pretreatment,
treatment, or post-treatment steps. Moreover in bioprocessing, microfiltration is used in upstream
process for substrate sterilization or in downstream process for microbial suspension separation.
Fouling is one major concern of membrane filtration processes, including microfiltration. In this
article, the fouling mechanism on microfiltration membrane is explained based on the blocking model
refer to cake filtration due to the complexity of fouling phenomena. Fouling mechanism on dead-end
and cross-flow modes microfiltration are explained, and basically distinguished into four different
mechanisms, i.e. complete blocking, standard blocking, intermediate blocking and cake filtration. The
proposed models are based on constant pressure operation on the uniform membrane pores, both for
dead-end and cross-flow modes. Cross-flow mode, however, is restricted on the beginning of filtration
until critical flux condition is reached.
Keywords: bioprocess; blocking model; cake filtration; fouling; microfiltration; wastewater
ABSTRAK
Membran mikrofiltrasi merupakan salah satu teknologi membran yang menggunakan tekanan
rendah sekitar 1 bar sebagai gaya pendorong dan digunakan untuk proses pemisahan partikel terlarut
yang berukuran antara 0,1 hingga 10 μm. Membran mikrofiltrasi banyak digunakan baik dalam proses
pra-pengolahan, pengolahan, maupun pasca-pengolahan air dan air limbah. Pada bioproses,
mikrofitrasi juga digunakan pada proses hulu untuk sterilisasi substrat atau pada proses hilir untuk
pemisahan suspensi mikrob. Masalah yang paling utama dalam proses filtrasi membran adalah fouling.
Dalam artikel ini, mekanisme terjadinya fouling pada membran mikrofiltrasi dijelaskan dengan
menggunakan model pemblokiran yang mengacu pada filtrasi deposit partikel (cake) untuk
menguraikan kerumitan fenomena fouling dalam mikrofiltrasi. Pada tulisan ini dijelaskan lebih rinci
mengenai mekanisme fouling baik pada mikrofiltrasi searah (dead-end) maupun aliran silang (cross-
flow). Mekanisme fouling pada proses mikrofiltrasi bisa dimodelkan dengan empat model yaitu
pemblokiran pori, penyempitan pori, pemblokiran pori bersamaan dengan endapan permukaan dan
formasi endapan permukaan. Mekanisme tersebut berlaku pada kondisi operasional bertekanan tetap
dan ukuran pori yang seragam, baik pada aliran searah ataupun silang. Hanya saja, model mekanisme
pada aliran silang hanya berlaku pada kondisi awal filtrasi hingga tercapai kondisi fluks kritis.
Kata kunci: air limbah; bioproses; filtrasi cake; fouling; mikrofiltrasi; model pemblokiran
DOI: 10.22146/jrekpros.40458
Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a e-ISSN 2549-1490 p-ISSN 1978-287X
Creative Commons Distribution-ShareAlike 4.0 International license.
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 13, No. 1, 2019, hlm. 6-15 7
Tabel 1. Studi fouling pada mikrofiltrasi menggunakan sel ragi sebagai foulan
Chen dkk. 2010 Teknik uji sensor dapat digunakan untuk mengukur ketebalan layar fouling secara in-situ,
analisis dinamik struktur lapisan fouling, dan memonitor kualitas air
Gabrus dan 2009 Polarisasi konsentrasi dan fenomena fouling pada suspensi ragi pada mikrofiltrasi dapat
Szaniawska dikontrol dengan cara backflushing selama 60 detik dan frekuensi 600 detik.
Ogunbiy dkk. 2008 Siklus pencucian fouling ragi pada mikrofiltrasi menggunakan alkali, hipoklorit, dan asam
menunjukkan peningkatan fluks seiring meningkatnya tekanan dan penurunan fluks seiring
meningkatnya konsentrasi air umpan
Tung dkk. 2008 Struktur lapisan fouling pada mikrofiltrasi dapat dianalisis dan diprediksi dengan bantuan
prototipe software FiltraDynaSim, dengan menunjukkan penurunan porositasnya disebabkan
oleh pengaturan kembali partikel dan pemampatan lapisan fouling.
Chandler dan 2006 Pemilihan geometri pori membran yang tepat dapat meminimalkan terjadinya penurunan
Zydney fluks dan mempertahankan selektivitas yang sangat tinggi.
(4)
(5)
(6)
Karakteristik turunan kedua untuk fenomena mikroorganisme atau molekul yang tertahan
pemblokiran standar ditunjukkan pada Persamaan karena ukurannya lebih besar atau hampir sama
(9). dengan diameter pori membran. Ketebalan cake
akan meningkat seiring dengan waktu akibat dari
(9)
menumpuknya molekul-molekul di atas
permukaan membran. Laju alir volume dihitung
sehingga nilai k = 2kb / Q01/2 = 2KB J01/2 / A01/2.
dengan Persamaan (13).
(11) (16)
Sehingga persamaan model mekanisme dengan α adalah resistansi spesifik cake (m/kg),
pemblokiran intermediate menjadi Persamaan m adalah massa cake per area unit, dan cf adalah
(12). konstanta filtrasi cake sebagai sifat-sifat fisika
cake (kg/m3). Seiring dengan waktu maka
(12) penurunan fluks pada filtrasi cake dapat ditulis
persamaannya yakni Persamaan (17).
dengan nilai k = ka / Q0 = KA / A0.
(17)
3.2 Pemblokiran Standar
Mekanisme yang terakhir yaitu filtrasi cake. Untuk dapat membedakan setiap model
Model ini menggambarkan bahwa endapan mekanisme fouling pada membran mikrofiltrasi
partikel atau cake akan terbentuk diatas aliran searah berdasarkan persamaan
permukaan membran akibat banyak matematisnya, Tabel 2 meringkas
karakteristiknya berdasarkan nilai k dan n.
12 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 13, No. 1, 2019, hlm. 6-15
Tabel 2. Ringkasan nilai n dan k untuk model mekanisme fouling mikrofiltrasi aliran searah
Hubungan
Mekanisme Fouling n k Konsep mekanisme
bentuk linier
Pemblokiran keseluruhan
2 ka = KA J0 Q = f (V) Pemblokiran pori
(complete blocking)
Pemblokiran standar
1,5 2kb / Q01/2 = 2KB J01/2/A01/2 Q1/2 = f (V) Penyempitan pori
(standard blocking)
Pemblokiran intermediate Pemblokiran pori dan
1 ka/Q0 = KA/A0 1/Q = f (t)
(intermediate blocking) endapan permukaan
Filtrasi cake Formasi endapan
0 kc/2Q02 = Rr KC/J0 A02 1/Q = f (V)
(cake filtration) permukaan
4. Mekanisme Fouling pada Filtrasi dengan nilai n dan k sebagai sifat fenomena
Aliran Silang fouling tiap model dengan nilai sama seperti pada
Pada mikrofiltrasi aliran silang (cross-flow), aliran searah dengan n = 2: pemblokiran
fenomena fouling jauh lebih rumit dijelaskan keseluruhan, n = 1,5: pemblokiran standar, n = 1:
dibandingkan pada aliran searah. Hal ini sama pemblokiran intermediate, dan n = 0: filtrasi
dengan model Brownian back diffusion yang cake. Untuk setiap kasus fenomena fouling, nilai
dapat menggambarkan fluks yang teramati di J* diartikan sebagai fluks kritis.
aliran searah tetapi tidak untuk aliran silang
karena hasil data penelitian di lapangan selalu 4.1 Pemblokiran Keseluruhan
lebih besar sehingga seringkali terjadi paradoks Diketahui bahwa pada filtrasi searah, untuk
fluks. Mengacu pada model mekanisme pemblokiran keseluruhan memiliki nilai n = 2,
pemblokiran di aliran searah, Field dkk. (1995) sehingga didapat –dJ/dt = kJ. Laju penghilangan
telah mengadaptasi perhitungan dari Hermia partikel dari tempat masuk pori pada aliran silang
(1982) untuk digunakan pada aliran silang. akan ditambahkan. Kecepatan melalui pori yang
Pendekatan ini cukup berhasil diterapkan pada tidak terblokir tidaklah berpengaruh, sehingga
mikrofiltrasi aliran silang. Fenomena fouling di penurunan fraksi pada fluks akan sama dengan
awal filtrasi akan cenderung menyerupai aliran penurunan fraksi pada area terbuka. Maka
searah hingga tercapai fluks kritis dalam kondisi persamaannya dapat ditulis seperti pada
stabil (steady-state) saat tekanan yang diberikan Persamaan (20).
konstan. Tulisan ini akan mengulas perhitungan
(20)
model pemblokiran yang diadaptasikan pada
filtrasi aliran silang. Untuk menghitung model
Dengan a menunjukkan area yang terbuka (m2)
persamaan yang umum untuk aliran silang,
atau pori yang tidak tertutupi oleh partikel,
pertama akan ditulis ulang Persamaan (2) dengan
sedangkan A0 = ε0 A, sebagai area yang terbuka
memasukkan persamaan (1) sehingga didapat
saat membran bersih dan ε0 diartikan porositas
Persamaan (18).
permukaan membran bersih. Adapun nilai a
dapat dihitung dengan Persamaan (21).
(18)
(21)
Selanjutnya mengacu konsep Persamaan (18),
akan didapat model persamaan yang berlaku Dengan menggabungkan Persamaan (20) dan
untuk keempat model fenomena fouling pada (21), maka akan didapat nilai fluks seiring
mikrofiltrasi aliran silang seperti Persamaan (19). dengan waktu seperti ditunjukkan pada
Persamaan (22).
(19)
(22)
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 13, No. 1, 2019, hlm. 6-15 13
pemblokiran dapat digunakan untuk kc : konstanta dari model filtrasi cake (s-1)
menerangkan mekanisme fouling membran KA : permukaan membran yang terblokir per
mikrofiltrasi saat kondisi operasional bertekanan unit volume permeate di pemblokiran
tetap dan ukuran pori yang seragam baik panjang keseluruhan atau intermediate (m2/m3 atau
maupun diameternya. Secara garis besar, m-1)
persamaan umum untuk model mekanisme KB : penurunan luas area pori per unit volume
fouling pada filtrasi aliran searah menggunakan permeate (m2/m3 atau m-1)
membran mikrofiltrasi sebagai berikut: KC : luas area cake per unit volume permeate
(m2/m3 atau m-1)
R : total resistansi saat filtrasi atau hidraulik
resistansi (m-1)
Persamaan umum untuk filtrasi aliran silang yang Rr : rasio resistansi cake terhadap resistansi
didasarkan pada kondisi awal filtrasi hingga membran
tercapai fluks kritis dalam kondisi stabil dapat Rm : resistansi membran saat bersih (m-1)
mengadopsi model pemblokiran pada filtrasi Rc : resistansi cake saat terjadi filtrasi cake
searah yaitu (m-1)
ε0 : porositas permukaan membran
cf : konstanta filtrasi cake (kg/m3)
α : resistansi spesifik cake (m/kg)
dengan nilai n dan k sebagai sifat fenomena
fouling tiap model. Pada saat n = 2 terjadi
pemblokiran keseluruhan, n = 1,5 terjadi
Daftar Pustaka
pemblokiran standar, n = 1 terjadi pemblokiran Amosa, M.K., Alkhatib M., Jami M.S., and
intermediate, dan n = 0 terjadi filtrasi cake. Serta Majozi T., 2017, Cake compressibility
saat aliran silang J* diartikan sebagai fluks kritis. analysis of BPOME from a hybrid adsoprtion-
microfiltration process, Water Environ. Res.,
Daftar Notasi 292-300.
Baker, R.W., 2004, Membrane Technology and
J : fluks permeate (m3/m2.s atau m/s)
Applications, John Willey & Sons, Ltd,
J0 : fluks permeate di awal waktu (m3/m2.s atau
second ed, Sussex, England.
m/s)
Botstein, D., and Fink, G.R., 2011, Yeast: an
J* : fluks kritis permeate pada aliran silang
experimental organism for 21st century
(m3/m2.s atau m/s)
biology, Genetics, 189, 695-704.
V : volume permeate (m3)
Bowen, W.R., Calvo, J.I., and Hernández, A.,
A : luas permukaan membran (m2)
1995, Steps of membrane blocking in flux
A0 : luas permukaan membran saat membran
decline during protein microfiltration, J.
bersih (m2)
Membr. Sci., 101, 153-165.
a : luas area permukaan membran yang tidak
Broeckmann, A., Busch, J., Wintgens, T., and
tertutupi partikel pada pemblokiran
Marquardt, W., 2006, Modeling of pore
keseluruhan (m2)
blocking and cake layer formation in
n : derajat sifat fouling tiap model
membrane filtration for wastewater treatment,
t : waktu (s)
Desalination, 189, 97-109.
Q : laju aliran volume saat filtrasi (m3/s)
Chandler, M., and Zydney, A., 2006, Effects of
Q0 : laju aliran volume di awal waktu (m3/s)
membrane pore geometry on fouling behavior
k : sifat dari fouling tiap model
during yeast cell microfiltration, J. Membr.
ka : konstanta dari model pemblokiran
Sci., 285, 334-342.
keseluruhan atau intermediate (s-1)
Chen, W.H., Hsieh, Y.H., Tung, K.L., Li, Y.L.,
kb : konstanta dari model pemblokiran standar
Lai, S.C., and Lin, S.J., 2010, An integrated
(s-1)
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 13, No. 1, 2019, hlm. 6-15 15
fouling monitoring technique for a water Rayess, Y.E., Albasi, C., Bacchin, P., Tailandier,
treatment microfiltration process, Chem. Eng. P., Peuchot, M.M., and Devatine, A., 2012,
Technol., 33 (8), 1269-1275. Analysis of membrane fouling during cross-
Devianto, L.A., Aprilia, D.N., Indriani D.W., flow microfiltration of wine, Innov. Food Sci.
Sukarni, S., Sumarlan, S.H., Wibisono, Y. Emerg. Technol., 16, 398-408.
(2018) Marine microalge Nannochloropsis Shalahuddin, I., 2008, Dead end microfiltration
oculata biomass harvesting using of crosslinked Saccharomyces cerevisiae
ultrafiltration in cross-flow mode, IOP Conf suspensions, Master Thesis, Chung Yuan
Ser Earth Environ , 131 (1), 012042. Christian University, Taiwan.
Field, R.W., Wu, D., Howell, J.A., and Gupta, Tung, K.L., Li, Y.L., Hwang, K.J., and Lu,
B.B., 1995, Critical flux concept for W.M., 2008, Analysis and prediction of
microfiltration fouling, J.Membr. Sci., 100, fouling layer structure in microfiltration,
259-272. Desalination, 234, 99-106.
Foley G, 2006, A review of factors affecting Wibisono, Y., 2014a, Two-phase flow for fouling
filter cake properties in dead-end control in membranes, PhD Thesis, University
microfiltration of microbial suspensions, J. of Twente, The Netherlands.
Membr. Sci., 274, 38-46. Wibisono, Y., Cornelissen, E.R., Kemperman,
Gabrus, E., and Szaniawska, D., 2009, A.J.B., Van der Meer, W.G.J., and Nijmeijer,
Application of backflushing for fouling K., 2014b, Two-phase flow in membrane
reduction during microfiltration of yeast processes: a technology with a future, J.
suspensions, Desalination, 240, 46-53. Membr. Sci., 453, 566-602.
Grenier A, Meireles M, Aimar P, Carvin P. 2008. Wibisono, Y., Ahmad, F., Cornelissen, E.R.,
Analysing flux decline in dead-end filtration. Kemperman, A.J.B., Nijmeijer, D.C., 2016,
Chem. Eng. Res. Des., 86, 1281-1293. Dominant factors controlling the efficiency of
Hermans, P.H., and Bredee, H.L., 1936, two-phase flow cleaning in spiral-wound
Principles of the mathematical treatment of membrane elements, Desalin. and Water
constant pressure filtration, J.Soc. Chem. Treat., 57 (38), 17625-17636.
Indust., 55(1), 1-11. Wibisono, Y., Sucipto, S., Perdani, C.G., Astuti,
Hermia, J., 1982, Constant pressure blocking R., Dahlan, M., 2018a, Halal compliance on
filtration laws – Application to power-law drinking water industries: a future perspective,
non-Newtonian fluids, Trans.Inst. Chem. dalam: Muhammad Hashim N., Md Shariff
Eng., 60, 183-187. N., Mahamood S., Fathullah Harun H.,
Marroquin, M., Vu, A., Bruce, T., Shahruddin M., Bhari A. (eds.) Proceeding of
Wickramasinghe, S.R., Zhau, L., and Husson, the 3rd International Halal Conference
S.M., 2014, Evaluation of fouling (INHAC2016), Springer, Singapore.
mechanisms in asymmetric microfiltration Wibisono, Y., Faradilla, A., Utoro, P.A., Sukoyo,
membranes using advanced imaging, J. A., Izza, N., Dewi, S.R., 2018b, Anti-
Membr. Sci., 465, 1 – 13. biofoulan Alami Moringa oleifera Sebagai
Ogunbiy, O.O., Miles, N.J., and Hilal, N., 2008, Bahan Pengisi Membran Mixed Matrix
The effects of performance and cleaning Selulosa Asetat untuk Klarifikasi Jus Buah, J.
cycles of new tubular ceramic microfiltration Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 13 (2), 100-
membrane fouled with a model yeast 109.
suspension, Desalination, 220, 273-289.