You are on page 1of 4

MITITA Volume 2 No 1 Mei 2023

JURNAL PENELITIAN E-ISSN: 2986-5573 (Online)


Page 205-208

DAMPAK MARAKNYA PENJUALAN THRIFT


TERHADAP PEMASARAN INDUSTRI FASHION DI KOTA MEDAN
Nadia Siregar, Dewi Anisa, Ayu Hafizah, Hasyim
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

nadianadiasiregar@gmail.com, dewianisa983@gmail.com, ayuhafizah2003@gmail.com

ABSTRACT

The study was to analyze and examine the prevalence of thrift on industry marketing in the cities of medan. The thrifting
(thrifting) is a new vocabulary that emerges to mark the purchasing (consuming) activity of second-hand clothing. The
phenomenon thrifting fashion as a second-hand consumption mode becomes an alternative to all societies' meeting the need for
clothing because of the low cost of clothing. Even so, these activities tend to give all societies more consumptive. The study
USES descriptive type methods of research using a qualitative approach. The data collection involves in-depth interviews and
documenting by involving some informers. The data was analyzed using a consumerism theory from jean baudrillard. Research
shows the motive of all communities in performing the thrifting: affordable prices, good qualities and designer clothing, off-
the-market fashion, entertainment (fun activities) and a mission to maintain the environment. Besides, there is an effect of
thrifting behavior on society. The positive effects of provident, environmental concerns, and can open up business
opportunities. As for the negative effects, that is, they generate a consumptive, unhygienic dress, and spare relatively much
time and energy.

Keywords: Thrifting Fashion, Community, Consumption, Marketing The Fashion Industry

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji dampak maraknya thrift terhadap pemasaran industri di kota medan.
Thrifting (berhemat) merupakan kosakata baru yang muncul untuk menandai aktivitas membeli (mengkonsumsi) pakaian bekas
layak pakai. Fenomena thrifting fashion sebagai modus konsumsi pakaian bekas layak pakai menjadi alternatif bagi semua
kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan berpakaian karena harga pakaian yang murah. Meski demikian, aktivitas ini
cenderung membuat semua masyarakat lebih konsumtif. Penelitian ini menggunakan metode tipe penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan dokumentasi dengan
melibatkan beberapa orang informan. Temuan data dianalisis menggunakan teori konsumerisme dari Jean Baudrillard. Hasil
penelitian menunjukan adanya motif semua masyarakat dalam melakukan thrifting yaitu: harga yang terjangkau, kualitas yang
baik dan pakaian bermerek, mode tidak pasaran, hiburan (kegiatan yang menyenangkan) dan misi menjaga lingkungan. Di
samping itu, terdapat dampak dari perilaku thrifting bagi masyarakat. Dampak positifnya, yaitu hemat, peduli terhadap
lingkungan,dan dapat membuka peluang usaha. Sedangkan dampak negatif, yaitu menimbulkan sikap konsumtif, pakaian tidak
higienis, dan meluangkan relatif banyak waktu serta tenaga.

Kata Kunci: Thrifting Fashion, Masyarakat, Konsumsi, Pemasaran Industri Fashion

Indonesia yang dikenal sebagai gerakan tidak


A. PENDAHULUAN
Kemajuan dibidang fashion memiliki peran dalam membeli barang baru sebagai cara dalam mengurangi
terbentuknya thrift shopping sebagai alternatif bagi sampah fashion dan limbah tekstil melalui gerakan ini
para anak muda untuk menunjang kebutuhan fashion banyak orang yang ikut meramaikan untuk
(Punia, 2020). Berkaitan dengan zero wasted menerapkannya (Lestari & Asmarani, 2021). Dalam

205 | P a g e
MITITA Volume 2 No 1 Mei 2023
JURNAL PENELITIAN E-ISSN: 2986-5573 (Online)
Page 205-208

pemenuhan kebutuhan fashionnya para anak muda perkembangan Pengusaha Thriftshop di Indonesia
dizaman sekarang tidak segan untuk mengenakan yang kini semakin banyak tentu telah menyalahi
barang-barang bekas (Hayati & Susilawati, 2021). aturan yang termuat dalam PERMENDAGRI tersebut
Thrift shopping menawarkan berbagai model pakaian diatas sehingga legalitas penjualan barang thrif tshop
yang sesuai dengan gaya anak muda masa kini. Thrift di Indonesia menjadi sebuah pertanyaan, karena
shopping telah menjadi tren yang melahirkan gaya dalam Permendagri tersebut diatas terdapat larangan
hidup baru yang begitu melekat pada kaum muda dalam impor pakaian bekas untuk masuk ke
karena barang yang ditawarkan memiliki nama brand Indonesia.
sehingga untuk membangun identitas diri. Dalam penelitian ini, fokus peneliti adalah
Kehadiran fashion enthusiast ini tentu mengenai akibat dari marakknya penjualan Thrift
menguntungkan bagi para pelaku usaha. terhadap pemasaran industry fashion di kota Medan.
Kehadirannya pun membuat para pelaku usaha Penawaran stok tersebut secara tidak langsung dapat
berlomba-lomba menyediakan berbagai jenis busana kembali meningkatkan permintaan pakaian baru yang
untuk memenuhi minat fashion enthusiast. Pelaku sebenarnya dihindari. Selanjutnya, yang menjadi
usaha thrift shop dan preloved pun secara khusus masalah adalah ketika barang yang dijual adalah
menyediakan jenis-jenis pakaian sesuai dengan
keinginan para penikmat thrift shop dan preloved. pakaian bekas barang impor. Jika barang yang dijual
Beberapa pelaku usaha bahkan secara khusus adalah pakaian bekas impor, hal ini hanya akan
memilih brand tertentu yang dijual di online shop menambah limbah tekstil baru tanpa mengurangi
milik mereka. Metode penjualan yang dilakukan pun limbah tekstil domestik yang juga menumpuk.
beragam, baik secara konvensional ataupun melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop
platform media sosial seperti facebook dan instagram. dan UKM) juga menyatakan praktik thrift shop atau
Para pelaku usaha bahkan berkolaborasi dengan menjual pakaian bekas dapat mematikan UMKM
beberapa influencer untuk mempromosikan berbagai Indonesia. Menurut Deputi Bidang UKM Hanung
barang thrift shop ataupun preloved. Para influencer Harimba Rachman, thrifting berpotensi menurunkan
secara aktif menjual barang-barang tersebut melalui minat terhadap produk UMKM. Hal itu terutama
akun sosial media mereka, seperti instagram. apabila barang thrifting tersebut merupakan produk
Pemerintah melalui Menteri Perdagangan telah luar negeri. maka dapat dirumuskan masalah
menetapkan beberapa peraturan untuk melarang penelitian sebagai berikut:
kegiatan impor pakaian bekas dan juga mewajibkan 1. Faktor apa yang menyebabkan thrifting
para importir untuk hanya mengimpor barang baru ke melonjak?
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang 2. Bagaimana dampak thrifting terhadap UKM
termuat dalam Peraturan Menteri Perdagangan lokal?
Republik Indonesia Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 3. Dampak maraknya penjualan thrift terhadap
Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas dalam Pasal pemasaran industri fashion di kota Medan
2 menjelaskan bahwa “Pakaian bekas dilarang untuk
diimpor ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik B. METODE PENELITIAN
Indonesia”. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
kesehatan manusia yang dapat mempengaruhi yaitu dengan metode kualitatif deskriptif yang dalam
masyarakat Indonesia dan juga berkaitan dengan pendekatan ini menggambarkan perilaku, pemikiran ,
usaha pembangunan kegiatan perekonomian dalam atau perasaan seseorang. Dalam pendekatan
negeri dengan membangun UMKM dan berusaha Deskriptif, peneliti menghubungkan perilaku yang
mengembangkan berbagai produk yang merupakan diteliti dengan variabel lainnya ataupun menguji atau
produksi dalam negeri. Namun melihat menjelaskan penyebab sistematisnya.
206 | P a g e
MITITA Volume 2 No 1 Mei 2023
JURNAL PENELITIAN E-ISSN: 2986-5573 (Online)
Page 205-208

Penelitian ini melakukan wawancara untuk mendukung keberadaan thrift shop, ia beranggapan
menemukan jawaban atas permasalahan yang harus bahwa “barang bekas ada bagusnya juga untuk
diteliti, dan peneliti juga igin mengetahui hal-hal dari membantu orang yang kelas-kelas menengah
informan yang lebih mendalam . Wawancara kebawah. Nah untuk menjual barang - barang baru
dilakukan pada hari Rabu, 05 April 2023 di lokasi kan tidak semua orang bisa menjangkau. Lagi pula
penelitian Pajak Tradisional Sambu, Jl. Sutomo, selagi masih ada barang – barang bekas yang masih
Medan, Sumatera Utara. Wawancara ini dilakukan layak pakai, ya gapapa sih untu diperjualbelikan”.
oleh 2 orang (perwakilan dari kelompok 11) dengan Jadi, keberadaan thrift fashion ini tentu menjadi
melibatkan 3 orang informan (tokoh UMKM) yang peluang bisnis bagi para pelaku usaha.
memiliki usaha di pasar tersebut, yaitu dengan Ibu
Ayu Br. Manullang & Ibu Julita Silitonga sebagai KESIMPULAN
pemilik usaha Thrift Shop, dan peneliti juga Thrifting merupakan kumpulan dari barang milik
melakukan wawancara kepada salah satu tokoh seseorang yang sudah tidak terpakai lagi, kemudian
UMKM yang menjual barang/produk yang baru, barang tersebut dijual dan bisa digunakan, baik
barang tersebut sudah di modifikasi ulang maupun
yaitu dengan Cik Elen pemilik toko Majur Jaya Jl.
dalam kondisi masih sama seperti awalnya. Dengan
Sutomo No.18E/288 toko yang terletak di pinggir semakin maraknya desain baru dari industri fast-
Pasar Tradisional Sambu. fashion, hal ini membuat sejumlah masyarakat
menjadi lebih konsumtif dalam berbelanja terutama
untuk pakaian. Pada akhirnya timbul keinginan untuk
C. HASIL PENELITIAN memiliki fashion yang berkualitas dengan merek
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terkenal membuat remaja Indonesia tertarik untuk
oleh peneliti, dapat diketahui bahwa penjualan melakukan thrifting dengan harga yang lebih
terjangkau.
barang/pakaian bekas di kota Medan sudah mulai Oleh karena itu, sebuah perancangan eksibisi
berkurang karena adanya aturan yang berlaku di diperlukan yang mana hal ini bertujuan untuk
Indonesia yang tercantum dalam UU No. 7 tahun memberikan informasi tentang thrifting agar kaum
2014 tentang perdagangan, yang menyatakan bahwa muda di Medan lebih baik dalam melakukan thrifting
“setiap importer wajib mengimpor barang dalam dengan cara memberikan informasi dalam mengatasi
keadaan yang baru” dan sebenarnya pemerintah juga trend-trend yang ada terutama thrifting. Hal penting
yang menjadi pusat perhatiannya adalah desain
sudah melarang bisnis thrifting dalam Peraturn
rancangan eksibisi yang harus dibuat semenarik
Menteri Perdagangan (PERMENDAG) Nomor 40 mungkin untuk membuat sejumlah masyarakat
tahun 2022. Pedagang-pedagang kecil yang hanya tertarik hadir dalam eksibisi ini.
mengandalkan thrift sebelum diberlakukannya
undang-undang tersebut mengakui bahwa DAFTAR PUSTAKA
penghasilan yang diperoleh dari bisnis tersebut cukup Gultom, D. K., Aulia, D., Febriansyah, M. R.,
terbantu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Wahyudi, R., Pasaribu, S. H., & Rachma, Y.
Namun saat ini mereka hanya bisa menjual dari stok (2021, November). E-Commerce Berbasis
Website Sebagai Sarana Jual Beli Barang Bekas
barang yang tersisa di kota Medan saja dan setelah Layak Pakai. In Prosiding Seminar Nasional
itu, tidak akan ada lagi barang bekas yang diimpor Kewirausahaan (Vol. 2, No. 1, pp. 614-619).
dari luar negeri ke Indonesia untuk diperjual-belikan. Krismawan, D. A. (2007). Fast Fashion Dalam
Selain pedagang barang bekas, peneliti juga Konteks Hak Kekayaan Intelektual (Urgensi
mewawancarai pedagang yang menjual barang- Perlindungan Hukum Karya Desain Fashion
barang yang baru. Informan tidak merasa dirugkan Sebagai Bagian Ekonomi Kreatif).
ECOLOGIST, 37(2),66.
dengan keberadaan thrift shop di kawasan toko yang
Https://Doi.Org/10.4324/9781315648590-29
sedang dijalankannya. Narasumber ketiga ini Ngakan Angga Wira Santika, D. (1999). Legalitas
207 | P a g e
MITITA Volume 2 No 1 Mei 2023
JURNAL PENELITIAN E-ISSN: 2986-5573 (Online)
Page 205-208

Thrift Shop Dan Preloved Di Indonesia. Jurnal


Kertha Desa, 9(6), 24–33.
Https://Www.Ussfeed.Com/A-Brief-History-Of-
Thrifting/
Sidiq, B. B., Kemas, M. H. T., & Murti, K. (2022).
Konsep Diri Pengguna Fashion Pakaian Bekas
Layak Pakai Di Kalangan Mahasiswa (Studi
Kualitatif Konsep Diri Pengguna Fashion
Pakaian Bekas Layak Pakai Di Kalangan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Sriwijaya) (Doctoral Dissertation, Sriwijaya
University).

208 | P a g e

You might also like