You are on page 1of 9

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No.

3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Peran Media Massa Dalam Pengembangan Budaya Akademik Mahasiswa


Kabupaten Sumbawa

Edy Kurniawansyah1, Sumitro2


1,2
Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Samawa Rea
E-mail: almusukyedy@gmail.com, sumitro765@gmail.com

Abstrak. Riset ini mendeskripsikan peran media massa dalam mengembangkan budaya
akademik mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk budaya akademik
mahasiswa di Kabupaten Sumbawa, dan mendeskripsikan peran media massa dalam pengembangan
budaya akademik mahasiswa di Kabupaten Sumbawa tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Tempat penelitian di Kabupaten Sumbawa. Waktu penelitian mulai bulan Januari
sampai Mei 2020. Subjek penelitian mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di kabupaten Sumbawa. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, selanjutnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat beberapa kegiatan mahasiswa yang berpotensi menunjang terbentuknya
budaya akademik yaitu; a.) Penggunaan media sosial kegiatan kemahasiswaan , b.) Penggunaan
website kajian akademik, c.) Penggunaan media sosial aktifitas perkuliahan, d.) mengakses jurnal-
jurnal online referensi akademik. Adapun peran Media Massa dalam pengembangan budaya
akademik Mahasiswa di Kabupaten Sumbawa meliputi; Sumber informasi intelektual dan Media
publikasi. Optimalisasi peran media di lingkungan berpotensi mengembangkan budaya akademik
mahasiswa. Sehingga yang penting untuk dilakukan adalah dengan menumbukkan kesadaran
pengguna media digital bukannya membatasi akses. Salah satu usaha untuk menumbuhkan
kesadaran tersebut adalah dengan mengembangkan budaya akademik tersebut.

Kata Kunci: Media Massa, Budaya Akademik, Mahasiswa

Abstract. This research describes the role of mass media in developing student academic
culture. The purpose of this research is to describe the forms of student academic culture in
Sumbawa Regency, and describe the role of the mass media in the development of student academic
culture in the Sumbawa Regency. The type of research used is descriptive qualitative. Research site
in Sumbawa Regency. The study period starts from January to May 2020. The research subjects are
students from three tertiary institutions in Sumbawa Regency. Data collection techniques using
observation, interviews and documentation. Data validity uses source triangulation. Data analysis
techniques with data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. Based on the
results of the research and discussion above, it can be concluded that there are several student
activities that have the potential to support the formation of an academic culture, namely; a.) Use of
social media student activities, b.) Use of academic study websites, c.) Use of social media lecture
activities, d.) access academic references online journals. The role of Mass Media in the
development of Student academic culture in Sumbawa Regency includes; Source of intellectual
information and media publications. Optimizing the role of media in the environment has the
potential to develop student academic culture. So the important thing to do is to increase awareness
of digital media users instead of restricting access. One effort to foster that awareness is to develop
the academic culture.

Keywords: Mass Media, Academic Culture, Students

PENDAHULUAN sarana komunikasi dan informasi yang dapat


Media massa merupakan alat atau melakukan penyebaran informasi secara

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 254


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

massa dan dapat diakses oleh masyarakat dengan harapan cepat atau lambat akan
secara massa juga. Perkembangan informasi mempengaruhi pola berfikir masyarakat pada
yang diterima oleh masyarakat pada umumnya dan terlebih khusus pada
prinsipnya sebanding dengan kemajuan masyarakat kampus dalam pengembangan
teknologi. Perkembangan informasi inilah budaya akademiknya yang berlanjut pada
yang menjadikan masyarakat tidak memiliki sebuah formasi tindakan ril.
batasan untuk berinteraksi dan berkomunikasi Senada dengan tujuan dan arah
baik dalam lingkup nasional pendidikan Tinggi di Indonesia seperti yang
maupuninternasional. tertuang pada Bab II pasal 2 Keputusan
Fenomena tersebut, saat ini sudah Menteri Pendidikan No.232/U/2000 adalah
berkembang ke arah modernisasi sehingga menyiapkan peserta didik untuk menjadi
melahirkan hubungan yang signifikan antara anggota masyarakat yang memiliki
media massa dan pengembangan budaya kemampuan akademik dalam menerapkan,
akademik mahasiswa. Hubungan tersebut mengembangkan, dan/atau memperkaya
dapat diungkapkan melalui sebuah argumen khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan
bahwasannya keberadaan media massa dapat atau kesenian, serta menyebarluaskan dan
menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya mengupayakan penggunaannya untuk
perubahan budaya akademik mahasiswa. meningkatkan taraf kehidupan dan
Media massa dipahami sebagai alat yang memperkaya kebudayaan nasional. Ini berarti
digunakan untuk menyampaikan informasi. kinerja akademik dituntut dilaksanakan secara
Kelebihan media massa dapat membantu kompetitif dengan kualitas unggul. Kinerja
untuk mempermudah penyebarluasan akademik yang tidak berorientasi pada
informasi secara menyeluruh kepada seluruh kualitas unggul, tidak saja akan tertinggal
lapisan masyarakat dan cepat dibandingkan dalam persaingan tetapi juga akan bergantung
jika disampaikan secara face to face yang pada dunia luar yang lebihmaju.
kurang efektif dan efisien. Selain itu media Perubahan lingkungan dan masyarakat
massa juga mempunyai peran yang sangat baik yang disebabkan oleh faktor internal
penting bagi kehidupan masyarakat modern maupun eksternal, membawa dampak pada
dan terlebih untuk pengembangan budaya perubahan di bidang pendidikan nasional
akademik. pada umumnya dan Fakultas Ilmu Sosial pada
Sadar atau tidak sadar media massa khususnya. Perkembangan masyarakat yang
telah menjadi bagian penting dalam semakin kompleks menuntut Perguruan tinggi
kehidupan masyarakat. Adapun peran penting memiliki dan mengembangkan budaya
media massa dalam kehidupan masyarakat akademik yang dapat membentuk mahasiswa
adalah pertama,media massa dapat agar memiliki jatidiri dan kompetensi
memperluas cakrawala pemikiran. dibidangnya. Menurut Tylor, sebagai mana
Kedua,media massa dapat memusatkan dikutip oleh Brown (1871), budaya adalah”
perhatian. Pemusatan perhatian tersebut dapat the complex whole which includes knowledge,
dilakukan ketika suatu budaya masyarakat belief, art, morals, law, custom, and any other
tergerus oleh arus globalisasi dan capabilities and habits acquired by man as a
modernisasi, sehingga dalam hal ini media member of society” (sekumpulan
dapat menanyangkan tayangan yang dapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum,
memperkuat adanya keberadaan budaya adat, kapabilitas, dan kebiasaan yang
tersebut. Ketiga,mampu meningkatkan diperoleh seseorang sebagai anggota sebuah
aspirasi masyarakat. Melalui adanya perkumpulan atau komunitas tertentu).
informasi yang ditayangkan secara tidak Dengan demikian budaya akademik berarti
langsung akan menimbulkan aspirasi atau apa yang dipelajari oleh mahasiswa selama
keinginan dari masyarakat. (Paul dkk,2013). periode waktu tertentu dari Universitas,
Berdasarkan penjelasan tersebut maka peran Fakultas atau Jurusannya. Pengembangan
penting media massa adalah menyampaikan budaya akademik ini didasarkan atas dua
informasi secara terus menerus sehingga tantangan yang selalu dihadapi oleh

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 255


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

pendidikan tinggi dalam penyelenggaraan 2010). Sehingga pengembangan budaya


pendidikannya yaitu tantangan yang bersifat akademik menjadi titik temu antara upaya
internal daneksternal. pembinaan karakter dengan peningkatan
Tantangan faktor internal menunjuk kualitas sebagai hasil dari proses pendidikan
pada adanya perubahan sumber daya manusia tinggi. Karakter merupakan bagian integral
hasil didikan Perguruan Tinggi yang semata- dari budaya akademik, mengingat karakter
mata tidak hanya berdasarkan pada diperlukan dan berpotensi dikembangkan dari
persyaratan penguasaan ilmu dan setiap aktivitas akademik.
ketrampilan, tetapi juga pada persyaratan Peran media massa dalam kehidupan
sikap dan semangat belajar, pengenalan dan kegiatan akademik diharapkan selalu
bidang lapangan pekerjaan dan kepercayaan berkembang, bergerak maju bersama
masyarakat terhadap pendidikannya serta dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai
adanya semangat otonomi sesuai dengan UU tuntutan zaman. Perubahan dan pembaharuan
No.32 tahun 2004. Sedangkan tantangan yang dalam kehidupan dan kegiatan akademik
bersifat eksternal menunjuk pada adanya menuju kondisi yang ideal senantiasa menjadi
persaingan tenaga kerja yang menglobal, harapan dan dambaan setiap insan yang
tuntutan pendidikan tinggi yang humanis, mengabdikan dan mengaktualisasikan diri
internasionalisasi pendidikan yang bersifat melalui dunia pendidikan tinggi dan
lintas negara yang dalam era globalisasi penelitian, terutama mereka yang
disebut dengan istilah 'etnoscapes'. Demikian menggenggam idealisme dan gagasan tentang
juga peran media massa yang tidak kalah kemajuan. Perubahan dan pembaharuan ini
pentingnya memberi warna tersendiri dalam hanya dapat terjadi apabila digerakkan dan
pergumulan dunia kampus yang cenderung didukung oleh pihak-pihak yang saling
dimaknai oleh kalangan civitas akademik terkait, memiliki komitmen dan rasa
sebagai tempat untuk beradu fashion, sebagai tanggungjawab yang tinggi terhadap
tempat trendi-trendian, sebagai tempat tebar perkembangan dan kemajuan budaya
pesona dan bermain cinta masa muda, dengan akademik.
kesibukan untuk kian menegaskan gaya hidup TINJAUAN PUSTAKA
baru yang dibentuk oleh modernisasi lewat 1. Media Masa
media massa. Sehingga tidak heran jika a. Pengertian Media Massa
banyak mahasiswa yang hanya datang ke Menurut Leksikon Komunikasi,
kampus, duduk dan diam mendengarkan media massa adalah “sarana
penyelasan dari dosen kemudian pulang. penyampaian pesan yang berhubungan
Mereka lebih nyaman berlama-lama di mall, langsung dengan masyarakat luas
tempat hiburan, tempat rekreasi, untuk misalnya radio, televisi, dan surat kabar”.
menikamati indahnya dunia masa muda Media adalah bentuk jamak dari medium
dengan semakin menyuburkan sikap hedonis yang berarti tengah atau perantara. Massa
dan konsumtif dalam jiwa mereka. berarti berasal dari bahasa inggris yaitu
Guna mencapai tujuan pendidikan, mass yang berarti kelompok
salah satu fator penting dalam ataukumpulan. Dengan demikian,
penyelenggaraan pendidikan tinggi harus pengerttian media massa adalah perantara
didukung oleh sistem organisasi pendidikan atau alat-alat yang digunakan oleh massa
yang baik, sarana dan prasarana yang dalam hubungannya satu sama lain
memadai (kualiatas SDM dan fasilitas yang (Soehadi,1978).
dibutuhkan untuk mendukung proses belajar b. Peran Media Massa
dan mengajar), juga dipengaruhi oleh fator Denis McQuail (1987)
kurikulum yang tepat. Pada hakikatnya mengemukakan sejumlah peran yang
pendidikan tidak hanya bertujuan untuk dimainkan media massa selama ini, yakni
mengembangkan keilmuan, tetapi juga :
membentuk kepribadian, kemandirian, - Industri pencipta lapangan kerja,
keterampilan sosial, dan karakter (Zuchdi, barang, dan jasa serta

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 256


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

menghidupkan industri lain bahwa budaya itu dipelajari.


utamanya dalam Budaya adalah suatu pola hidup
periklanan/promosi. menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
- Sumber kekuatan-alat kontrol, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
manajemen, dan inovasi turut menentukan perilaku komunikatif.
masyarakat. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
- Lokasi (forum) untuk menampilkan dan meliputi banyak kegiatan sosial
peristiwamasyarakat. manusia.
- Wahana pengembangan b. Pengertian Akademik
kebudayaan, tatacara, mode, gaya Kata akademik berasal dari
hidup dannorma. bahasa Yunani yakni academos yang
- Sumber dominan pencipta citra berarti sebuah taman umum (plasa) di
individu, kelompok, sebelah barat laut kota Athena. Nama
danmasyarakat. Academos adalah nama seorang
c. Fungsi Media pahlawan yang terbunuh pada saat perang
Adapun fungsi media menurut legendaris Troya. Pada plasa inilah
Wright adalah: filosof Socrates berpidato dan membuka
- Sebagai pengawasan (Surveilance) arena perdebatan tentang berbagai hal.
terhadap ragam peristiwa yang Tempat ini juga menjadi tempat Plato
dijalankan melalui proses peliputan melakukan dialog dan mengajarkan
dan pemberitaan dengan berbagai pikiran-pikiran filosofisnya kepada
dampaknya yaitu tahu, panik, orang-orang yang datang. Sesudah itu,
terancam, gelisah, apatis,dsb. kata acadomos berubah menjadi
- Menghubungkan (correlation) akademik, yaitu semacam tempat
memobilisasi massa untuk berpikir perguruan. Para pengikut perguruan
dan bersikap atas suatu peristiwa tersebut disebut academist, sedangkan
ataumasalah. perguruan semacam itu disebut academia
- Transmisi kultural (cultural (Fajar, 2002). Berdasarkan hal ini, inti
transmission) pewaris budaya, dari pengertian akademik adalah keadaan
dansosialisasi. orang-orang bisa menyampaikan dan
- Sebagai media menerima gagasan, pemikiran, ilmu
hiburan(entertaiment) pengetahuan, dan sekaligus dapat
mengujinya secara jujur, terbuka, dan
2. Pengertian Budaya Akademik leluasa.
a. Pengertian Budaya c. Pengertian Budaya akademik
Budaya adalah suatu cara hidup Budaya akademik (Academic
yang berkembang dan dimiliki bersama culture), Budaya Akademik dapat
oleh sebuah kelompok orang dan dipahami sebagai suatu totalitas dari
diwariskan dari generasi ke generasi. kehidupan dan kegiatan akademik yang
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang dihayati,dimaknai dan diamalkan oleh
rumit, termasuk sistem agama dan warga masyarakat akademik, di lembaga
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pendidikan tinggi dan lembaga
pakaian, bangunan, dan karya seni. penelitian. Budaya akademik sebenarnya
Bahasa, sebagaimana juga budaya, adalah budaya universal. Artinya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari dimiliki oleh setiap orang yang
diri manusia sehingga banyak orang melibatkan dirinya dalam aktivitas
cenderung menganggapnya diwariskan akademik. Membangun budaya akademik
secara genetis. Ketika seseorang berusaha bukan perkara yang mudah. Diperlukan
berkomunikasi dengan orang-orang yang upaya sosialisasi terhadap kegiatan
berbeda budaya dan menyesuaikan akademik, sehingga terjadi kebiasaan di
perbedaan-perbedaannya, membuktikan kalangan akademisi untuk melakukan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 257


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

norma-norma kegiatan akademik akademik itu ialah terprogramnya


tersebut. kegiatan belajar, kiat untuk memburu
Pemilikan budaya akademik ini referensi aktual dan mutakhir, diskusi
seharusnya menjadi idola semua insan substansial akademik, dan sebagainya.
akademisi perguruan tinggi, yakni dosen Dengan melakukan aktivitas seperti itu
dan mahasiswa (Fajar, 2002). Derajat diharapkan dapat dikembangkan budaya
akademik tertinggi bagi seorang dosen mutu (quality culture) yang secara
adalah dicapainya kemampuan akademik bertahap dapat menjadi kebiasaan dalam
pada tingkat guru besar (profesor). perilaku tenaga akademik dan mahasiswa
Sedangkan bagi mahasiswa adalah dalam proses pendidikan di perguruan
apabila ia mampu mencapai prestasi tinggi.
akademik yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu, tanpa melakukan
d. Pengembangan Budaya akademik kegiatan-kegiatan akademik, mustahil
Budaya akademik sebagai suatu seorang akademisi akan memperoleh
subsistem perguruan tinggi memegang nilai-nilai normatif akademik. Boleh jadi
peranan penting dalam upaya ia mampu berbicara tentang norma dan
membangun dan mengembangkan nilai-nilai akademik tersebut di depan
kebudayaan dan peradaban masyarakat forum namun tanpa proses belajar dan
(civilized society) dan bangsa secara latihan norma-norma itu tidak pernah
keseluruhan. Indikator kualitas PT terwujud dalam praktik kehidupan sehari-
sekarang dan terlebih lagi pada milenium hari. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan-
ketiga ini akan ditentukan oleh kualitas segan melakukan pelanggaran dalam
civitas akademika dalam wilayah tertentu, baik disadari maupun
mengembangkan dan membangun tidak disadari.
budaya akademik ini. METODE PENELITIAN
Jika sosialisasi tersebut dilakukan 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
secara kontinu, maka ia akan menjadi Dalam penelitian ini peneliti
sebuah tradisi dan budaya bagi individu- menggunakan pendekatan kualitatif dimana
individu dalam masyarakat kampus. dalam penelitian ini lebih menekankan pada
Norma-norma akademik merupakan hasil makna proses daripada hasil suatu aktivitas.
dari proses belajar dan latihan dan bukan Menurut Bagman dan Taylor mendefinisikan
merupakan bawaanlahir. metodologi kualitatif sebagai prosedur
Bagi dosen, untuk mencapai penelitian yang menghasilkan data deskripsi
derajat akademik guru besar, ia harus berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
membudayakan dirinya untuk melakukan orang dan perilaku yang diamati. Secara
tindakan akademik pendukung umum penelitian bertujuan untuk memahami
tercapainya derajat guru besar itu. Ia (understanding) dunia makna yang
harus melakukan kegiatan pendidikan disimbolkan dalam perilaku masyarakat
dan pengajaran dengan segala menurut masyarakat itu sendiri.
perangkatnya dengan baik, dengan terus Penelitian kualitatif adalah salah satu
memburu referensi mutakhir. Ia harus metode untuk mendapatkan kebenaran dan
melakukan penelitian untuk mendukung tergolong sebagai penelitian ilmiah yang
karya ilmiah, menulis di jurnal-jurnal dibangun atas dasar teori- teori yang
ilmiah, mengikuti seminar dalam berkembang dari penelitian dan terkontrol
berbagai tingkat dan forum, dan lain-lain. atas dasar empirik. Jadi dalam penelitian
Ia juga harus melakukan pengabdian pada kualitatif ini bukan hanya menyajikan data
masyarakat untuk meningkatkan apa adanya melainkan juga berusaha
pengetahuan, keterampilan, dan menginterpretasikan korelasi sebagai faktor
kesejahteraan masyarakat. yang ada yang berlaku meliputi sudut
Bagi mahasiswa, faktor-faktor pandang atau proses yang sedangberkembang.
yang dapat menghasilkan prestasi Sedangkan jenis penelitian yang

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 258


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

dipakai oleh peneliti adalah jenis deskriptif buku, arsip, majalah,jurnal atau dokumen
kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan
yang ada serta tata cara kerja yang berlaku. fokuspenelitian.
Pada hakekatnya penelitian deskriptif 4. Teknik Analisis Data
kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti Tahap menaganalisa data adalah
status kelompok manusia, suatu objek dengan tahap yang paling penting dan menentukan
tujuan membuat deskriptif, gambaran atau dalam suatu penelitian. Adapun teknik
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat Analisis data dalam penelitian ini adalah :
mengenai fakta-fakta atau fenomena yang a. Reduksi data (Data Reduction)
diselidiki. melakukan analisis data dengan cara
2. Lokasi Penelitian merumuskan, memilih hal-hal pokok,
Penelitian ini dilaksanakan di memfokuskan pada hal-hal penting,
kampus IISBUD, UTS dan UNSA yang ada dan membuat kategori sehingga
di Kabupaten Sumbawa. Adapun alasan memberikan gambaran agar yang jelas
dipilihnya kampus tersebut karena serta mempermudah peneliti dan
merepresentasi budaya akademik mahasiswa menganalisis data, langkah-langkah
yang ada di kabupaten Sumbawa. yang dilakukan adalah; (1) informasi
3. Teknik Pengumpulan Data wawancara yang diperoleh dari
Pada tahap penelitian ini agar sejumlah informan tentang proses
diperoleh data yang valid dan bisa pergeseran makna, faktor yang
dipertanggungjawabkan, maka dapat mempengaruhi dan dampak dari
diperoleh melalui: pergeseran makna pernikahan usia
a. Wawancara muda tersebut dicatat dan dituangkan
Wawancara sebagai upaya dalam bentuk tabulasi data, (2) data
mendekatkan informasi dengan cara yang telah dicatat dan ditabulasi
bertanya langsung kepada informan. diseleksi sehingga yang diambil hanya
Adapun wawancara yang dilakukan yang dianggap paling representatif
adalah wawancara tidak terstruktur, untuk disajikan sebagaidata.
dimana di dalam metode ini b. Penyajian data (Display Data)
memungkinkan pertanyaan berlangsung mengorganisasikan data, membuat
luwes, arah pertanyaan lebih terbuka, kedalam pola, membuat uraian singkat
tetap fokus, sehingga diperoleh informasi bagan, hubungan antara kategori,
yang kaya dan pembicaraan tidak kaku. langkah- langkah yang dilakukan
b. Observasi langsung adalah; (1). data yang telah diseleksi,
Observasi langsung adalah cara internalisasikan dan direlevansikan
pengumpulan data dengan cara dengan data etik, (2). informasi yang
melakukan pencatatan secara cermat dan diperoleh dari wawancara di
sistematis. Observasi harus dilakukan interprestasikan untuk memberikan
secara teliti dan sistematis untuk gambaran mengenai proses pergeseran
mendapatkan hasil yang bisa diandalkan, makna pernikahan usia muda, faktor
dan peneliti harus mempunyai latar penyebab pergeseran makna
belakang atau pengetahuan yang lebih pernikahan usia muda dan dampak
luas tentang fokus penelitian mempunyai pergeseran makna pernikahan usia
dasar teori dan sikapobyektif. muda.
c. Dokumen c. Conclusion Drawing/Verivication.
Proses ini berupa melihat kembali Penarikan kesimpulan setelah
sumber-sumber data dari dokumen yang mengajikan data peneliti akan menarik
ada dan dapat digunakan untuk sebuah kesimpulan untuk menjawab
memperluas data-data yang telah rumusan masalah dan memberikan
ditemukan. Adapun sumber data saran-saran berdasarkan hasil
dokumen diperoleh dari lapangan berupa penelitian dan kesimpulam yang

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 259


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

diambil langkah-langkah yang Pertama wujud kebudayaan sebagai ide,


dilakukan adalah: (1). gagasan, nilai, atau norma. Kedua wujud
Mendeskripsiskan fokus masalah yang kebudayaan sebagai aktifitas atau pola
telah di interperetasi dan dilakukan tindakan manusia dalam masyarakat. Ketiga
penarikan kesimpulan, (2). wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
Kesimpulan sementara direlevansikan karya manusia. Di lingkungan kampus yang
dengan hasil observasi lapangan, sudah kental akan budaya akademik menjadi
sehingga memperoleh pemahaman hal yang sukar untuk memilah mana hal yang
masalah yang sesuai dengan kajian sudah membudaya dengan mana yang masih
teoritis. (3). Melakukan penyimpulan dalam bentuk yang kebiasaan. Butuh
akhir dan mendeskripsikan sebagai pengamatan yang cukup cermat untuk menilai
hasilpenelitian. apakah ide, gagasan dan pola perilaku sudah
d. Model Analisis Interaksi. Di mana mengkristal dalam bentuk budaya atau hanya
komponen reduksi data dan sajian data sekedar tradisi atau kebiasaan ilmiah semata.
dilakukan bersamaan dengan proses Dari temuan tim peneliti ada beberapa budaya
pengumpulan data. Setelah data akademik mahasiswa di Kabupaten Sumbawa
terkumpul maka ketiga komponen yang terbentuk dari media massa.
analisi data (reduksi data, sajian data, a. Penggunaan media sosial untuk
penarikan kesimpulan,berinteraksi. melakukan sosialisasi kegiatan
5. Teknik Keabsahan Data kemahasiswaan
Untuk memperoleh tingkat b. Penggunaan website untuk merilis
keabsahan data, teknik yang digunakan berbagai kajian akademik yang
anataralain: dilakukan dalam kelompok belajar,
a. Ketekunan pengamatan, yakni baik di Unit kegiatan Mahasiswa,
serangkaian kegiatan yang dibuat maupun di Himpunan jurusan maupun
secara terstruktur dan dilakukan secara program studi.
serius dan berkesinambungan terhadap c. Penggunaan media sosial untuk proses
segala realitas yang ada di lokasi belajar (aktifitas perkuliahan)
penelitian dan untuk menemukan ciri- d. Penggunaan media sosial untuk
ciri dan unsur-unsur di dalam situasi mengakses jurnal-jurnal online untuk
yang sangat relevan dengan persoalan kepentingan referensi perkuliahan
atau peristiwa yang sedang dicari 2. Peran Media Massa dalam
kemudian difokuskan secara terperinci Pengembangan Budaya Akademik
dengan melakukan ketekunan Peran Media Massa dalam
pengamatanmendalam. pengembangan budaya akademik Mahasiswa
b. Triangulasi data, yakni teknik di Kabupaten Sumbawa sesaui dengan hasil
pemeriksaan keabsahan data yang penelitian yang telah dilakukan di berbagai
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar perguruan tinngi yaitu IISBUD, UTS dan
data yang terkumpul untuk keperluan UNSA menunjukkan bahwa media massa
pengecekan atau sebagai pembanding baik itu media televisi, media internet dan
terhadap data-data tersebut. media surat kabar cetak lainya telah dapat
c. Diskusi, yakni diskusi yang dilakukan dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa di
dengan rekan yang mampu berbagai perguruan tinggi kabupaten
memberikan masukan atau sanggahan Sumbawa sebagai media sumber informasi.
sehingga memberikan kemantapan Hal ini nampak dari hasil observasi dan
terhadap hasilpenelitian. wawancara yang diperoleh selama penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN ini dilaksanakan di IISBUD, UTS dan UNSA
1. Bentuk Budaya Akademik Mahasiswa sebagai lokasi penelitian.
Terkait Media Massa Media massa meliputi media cetak,
Menurut Koentjaraningrat (1979: media elektronik dan media online. Media
186-187) ada tiga wujud kebudayaan, cetak terbagi menjadi beberapa macam

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 260


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

diantaranya seperti koran, majalah, buku, dan Rilis kajian diskusi ilmiah yang
sebagainya, begitupula dengan media dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
elektronik terbagi menjadi dua macam, (UKM). Hingga Rilis kajian ilmiah
diantaranya radio dan televisi, sedangkan mahasiswa pada organisasi eksternal
media online meliputi media internet seperti kampus.
website, dan lainnya (Yunus, 2010:27). Optimalisasi peran media di
Secara umum media massa berfungsi lingkungan berpotensi mengembangkan
sebagai penghubung suatu informasi, dari budaya akademik mahasiswa. Sehingga yang
sumber informasi ke konsumen informasi penting untuk dilakukan adalah dengan
atau umumnya disebut pengguna informasi. menumbukkan kesadaran pengguna media
Di kalangan mahasiswa selaku bagian dari digital bukannya membatasi akses. Salah satu
civitas akademik kebutuhan akan media masa usaha untuk menumbuhkan kesadaran
menjadi penting, dari media masa cetak, tersebut adalah dengan mengembangkan
elektronik, dan online hingga sosial media. budaya akademik tersebut.
Sosial media terkadang mengandung unsur- KESIMPULAN
unsur media masa, karena ada beberapa Berdasarkan hasil penelitian dan
pengguna media sosial yang menggunakan pembahasan diatas, selanjutnya dapat ditarik
akunnya untuk memuat berita, opini, artikel, kesimpulan bahwa terdapat beberapa kegiatan
hingga merilis jurnal ilmiah, seperti yang mahasiswa yang berpotensi menunjang
dilakukan oleh banyak institusi pendidikan di terbentuknya budaya akademik yaitu;
Indonesia. a. Penggunaan media sosial untuk
Peran Media Massa dalam melakukan sosialisasi kegiatan
pengembangan budaya akademik Mahasiswa kemahasiswaan
di Kabupaten Sumbawa meliputi; b. Penggunaan website untuk merilis
a. Sumber informasi intelektual berbagai kajian akademik yang
Keterbatasan kepustakaan di dilakukan dalam kelompok belajar,
daerah (dalam hal ini di Sumbawa) baik di Unit kegiatan Mahasiswa,
membuat media massa berperan penting maupun di Himpunan jurusan maupun
dalam menyumbang informasi untuk program studi.
keperluan pengkajian ilmiah. Buku-buku c. Penggunaan media sosial untuk proses
serta jurnal ilmiah online menjadi pilihan belajar (aktifitas perkuliahan)
paling memungkinkan untuk mengatasi d. Penggunaan media sosial untuk
kurangnya buku pelajaran, selain mengakses jurnal-jurnal online untuk
beberapa media massa cetak yang juga kepentingan referensi perkuliahan
menjadi koleksi kepustakaan. Bahkan di Adapun peran Media Massa dalam
beberapa kampus memilih membuat pengembangan budaya akademik Mahasiswa
perpustakaan online dari tingkat di Kabupaten Sumbawa meliputi; Sumber
universitas, fakultas hingga program informasi intelektual dan Media publikasi.
studi untuk mengatasi masalah referensi Optimalisasi peran media di
ilmiah. lingkungan berpotensi mengembangkan
b. Media publikasi budaya akademik mahasiswa. Sehingga yang
Selain berperan sebagai sumber penting untuk dilakukan adalah dengan
informasi dan pemelihara budaya menumbukkan kesadaran pengguna media
akademik, media massa berperan juga digital bukannya membatasi akses. Salah satu
sebagai media publikasi. Publikasi yang usaha untuk menumbuhkan kesadaran
dilakukan media massa tersebut antara tersebut adalah dengan mengembangkan
lain; rilis kajian terkait potensi daerah di budaya akademik tersebut.
Sumbawa yang dilakukan oleh UCAPAN TERIMA KASIH
mahasiswa, baik dilakukan saat KKN. Dengan terlaksananya penelitian ini
Rilis kajian diskusi ilmiah yang tidak lupa kami selaku tim peneliti
dilakukan himpunan mahasiswa jurusan. mengucapkan terima kasih kepada

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 261


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4. No. 3 Juli 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PKn di Yogyakarta, SOSIA- Jurnal


(Kemendikbud) Lembaga Layanan Ilmu-ilmu Sosial Vol. 13, No. 2, Hal:
Pendidikan Tinggi Wilayah VIII (Bali – 13-29. ISSN1829-5797
Nusa Tenggara) (LLDIKTI-VIII) atas Paul, Virginia. Singh, Priyanka & John, Sunit
pemberian dana penelitian, sehingga B. @013. Roleof Mass Media In
penelitian ini bisa terlaksana sesuai dengan Social Awreness.
waktu yang ditetapkan. Rini. 2011. Peran Media Masaa dalam
DAFTAR PUSTAKA Mendorong Perubahan Sosial
Baudrillard P, Jean.2004. Masyarakat Masyarakat,
Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Setiawan, Rudy.2013. Kekuatan New Media
Wacana dalam Membentuk Budaya Populer
Bourdieu, Pierre. 2012. Arena Produksi di Indonesia, e- Journal Ilmu
Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi komunikasi, Vol: 1(2), hal: 355-374
Budaya. TerjemahanSantosa, Yudi. ISSN 0000-000.
Bantul: Kreasi Wacana Syobah, Nurul. 2012. Peran Media Massa
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Dalam Komunikasi Politik, Jurnal
Rakhmat.2006. Komunikasi Komunikasi danSosial Keagamaan.
Antarbudaya: Panduan Vol: XV, No. 1, Juni 2012
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Yunus, Syarifuddin, Jurnalistik Terapan,
Berbeda Budaya. Bandung: Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
RemajaRosdakarya.
Denis McQuail. 1987. Mass Communication
Theori (teori Komunikasi Massa),
Erlangga.
Fajar. 2009. Mahasiswa dan Budaya
Akademik. Bandung, Rineka.
http://maknaartikel.blogspot.com/2017/01/bu
daya-akademik/survei.html
http://blogkita.info/budaya-
akademik-2/
Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis-ISSN: 2085-1375
Edisi Ke-VI.
Karnanta, Kukuh Yudha. 2013. Paradigma
Teori Arena Produksi Kultural
Sastra: Kajian Terhadap Pemikiran
Pierre Bourdieu. Jurnal Poetika Vol.
1 No. 1
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi;
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Belajar Mahasiswa
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori
Antropologi I. Jakarta: UI Press
Novianasari, D & Samsuri. 2016. Peran
Media Massa dalam Meningkatkan
Partisipasi PolitikPara Aktivis HMP

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 262

You might also like