You are on page 1of 8

KINETIKA REAKSI ION PERMANGANAT DENGAN ASAM OKSALAT

Krispinus Terano Mingge,23921,STIPP B

Abstrak

Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi persatuan waktu. Laju reaksi kimia
dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi yang berperan serta dalam reaksi tiap
satuan waktu. Laju reaksi dapat ditentukan dengan cara mengikuti perubahan sifat selama terjadi
reaksi yaitu dengan menganalisa campuran reaksi dalam selang waktu tertentu. Kalium
permanganat merupakan salah satu oksidator yang cukup kuat sehingga mampu membantu
dalam proses pembakaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain sifat pereaksi,
konsentrasi pereaksi, suhu dan katalis. Adapun bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini,
yaitu larutan asam oksalat, larutan kalium permanganat dan akuades.Sedangkan alat yang
dipergunakan, yaitu 3 buah erlenmeyer 250 ml, pipet ukur 10 ml, ball pipet, corong, satu set alat
titrasi berupa buret, klem dan statifnya. Pada percobaan ini dilakukan 3 kali perlakuan dan di
setiap perlakuan dilakukan 3 kali percobaan. Pada 3 kali perlakuan didapati perubahan warna dari
tidak berwarna kemudian ditambah dengan kalium permanganat yang berwarna ungu dan terjadi
perubahan warna menjadi orange tidak pekat, orange agak pekat, dan orange sangat pekat
dengan rata-rata waktu 3 kali percobaan yaitu 152,62 s pada percobaan pertama, 86,12 s pada
percobaan kedua, dan 145,78 s pada percobaan 3.

Kata kunci: laju reaksi , kinetika, kalium permanganat,katalis,laju reaksi`

PENDAHULUAN

Kalium permanganat merupakan suatu senyawa kimia anorganik yang dapat digunakan
sebagai obat-obatan. Kalium permanganat dijadikan bahan untuk obat yang digunakan untuk
membersihkan luka dan dermatitis. Kalium Permanganat memiliki rumus kimia KMnO4 dan
merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4 - . Kalium permanganat merupakan agen
pengoksidasi yang kuat. Kalium permanganat larut dalam air menghasilkan larutan berwarna
merah muda. Penguapan larutan ini meninggalkan kristal prismatic berwarna keunguan hitam.
Kalium permanganat merupakan kristal perunggu dan stabil. Kalium permanganat dapat bereaksi
dengan senyawa yang mudah menyala sehingga menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari
senyawa pereduksi, asam kuat, material organik, peroksida, alkohol dan senyawa kimia logam
aktif (Zainul, 2018).

KMnO4 merupakan garam kalium dari asam permanganate (KMnO4) yang tidak diketahui
dalam keadaan bebas. Kalium permanganat adalah agen pengoksidasi kuat. Ini digunakan dalam
proses industri dan pertanian dan dalam sintesis kimia. Sifat pengoksidasi yang kuat dari KMnO 4
ini digunakan dalam berbagai proses industri termasuk dekontaminasi/disinfeksi air, sebagai suatu
algicide dan sebagai agen pemutih dalam finishing tekstil (Zainul, 2018).

Katalis adalah substansi yang dapat meningkatkan laju reaksi pada suatu reaksi kimia yang
mendekati kesetimbangan dimana katalis tersebut tidak terlibat secara permanen. Kata kunci pada
definisi ini adalah permanen, karena terdapat cukup bukti bahwa katalis dan reaktan saling
berinteraksi sebelum terjadinya suatu zat antara (intermediet) yang reaktif. Dari zat antara tersebut
akan terbentuk suatu produk. Interaksi katalis dengan reaktan dapat terjadi secara homogen
(mempunyai fasa yang sama) maupun heterogen (mempunyai fasa yang berbeda). Katalis
meningkatkan laju reaksi dengan cara mempengaruhi energi pengaktifan suatu reaksi kimia.
Keberadaan katalis akan menurunkan energi pengaktifan, sehingga reaksi dapat berjalan dengan
cepat.
Reaksi katalisis heterogen adalah reaksi yang menggunakan katalis yang mempunyai fase
yang berbeda dengan fasa reaksinya. Reaksi katalisis heterogen biasanya menggunakan katalis
padatan dimana interaksi terjadi di permukaan padatan/gas atau cairan/padatan. Pusat aktivitas
katalis terjadi di permukaan pori padatan katalis. Agar interaksi reaktan dengan pusat aktif katalis
dapat berlangsung, reaktan harus berpindah dari fase cair ke permukaan katalis.

ALAT DAN BAHAN

ALAT

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kinetika reaksi ion permanganat dengan asam
oksalat antara lain; 3 buah erlenmeyer 250 ml; Pipet ukur 10 ml,2 ml Ball pipet; Satu set alat titrasi
berupa buret, klem dan statifnya.

BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kinetika reaksi ion permanganat dengan
asam oksalat antara lain; 10 ml, 20 ml Larutan H 2C2O4/Asam Oksalat 0,7 M; 2 ml, 4 ml Larutan
KMnO4/Kalium Permanganat 0,1 M; 2 ml, 10 ml, 12 ml Aquades.

Prosedur Kerja

Perlakuan 1

Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering. Siapkan 3 buah erlenmeyer,
kemudian isi dengan larutan asam oksalat dan aquades dengan ketentuan, tambahkan 10 ml
asam oksalat dan 12 ml aquades ke dalam erlenmeyer 1 dan gojog hingga homogen. Kemudian,
masukkan larutan KMnO4/kalium permanganat ke dalam ke dalam buret. Tambahkan 2 ml kalium
permanganat ke dalam erlenmeyer 1. Kemudian catat waktu yang diperlukan sampai warna ungu
hilang dan lakukan hingga 3 kali perlakuan.

Perlakuan 2
Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering. Tambahkan 20 ml asam
oksalat ke dalam erlenmeyer. Lalu, tambahkan 2 ml aquades ke dalam erlenmeyer dan gojog
hingga homogen. Kemudian, tambahkan 2 ml larutan kalium permanganat ke dalam erlenmeyer
dan gojog perlahan-lahan. Nyalakan stopwatch dan lihat perubahan warna yang terjadi setelah
itu,hentikan stopwatch dan amati perubahan warna yang terjadi.Catat waktu yang diperlukan
sampai warna ungu hilang dan lakukan hingga 3 kali perlakuan.

Perlakuan 3
Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering. Tambahkan 10 ml aquades
ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 10 ml larutan asam oksalat 0,7 M. Lalu, tambahkan 4 ml
kalium permanganat sambil digojog hingga homogen.Nyalakan stopwatch dan lihat perubahan
warna yang terjadi. Hentikan stopwatch dan amati perubahan warna yang terjadi dan dilakukan
sebanyak 3 kali perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Perlakuan Kinetika Reaksi Ion Permanganat Dengan Asam Oksalat


Perlakuan t1 (s) t2 (s) t3 (s) t Rata-rata (s) Perubahan Warna

1 142,42 183,22 132,22 152,62 s Warna awal ungu berubah


s s s menjadi warna coklat agak
pekat
2 84,41 s 86,49 s 87,46 s 86,12 s Warna awal ungu berubah
menjadi warna coklat agak
pekat
3 144,01s 151,29 142,05 145,78 s Warna awal ungu berubah
s s menjadi warna coklat agak
pekat

Asam oksalat dan kalium permanganat pada percobaan ini merupakan reaktan sedangkan
penambahan aquades sebelum penambahan KMnO4 berfungsi agar molekul-molekul asam oksalat
terurai, sehingga jumlah partikel yang bereaksi semakin banyak. Pada percobaan pertama, 10 ml
larutan asam oksalat dicampur dengan 12 ml aquades tidak terjadi perubahan warna/tidak
berwarna. Kemudian dicampur dengan 2 ml kalium permanganat (berwarna ungu) terjadi
perubahan warna dari warna awal berwarna ungu menjadi orange kurang pekat dengan rata-rata
waktu selama 3 kali percobaan yaitu 152,62 s.Pada percobaan kedua, 20 ml larutan asam oksalat
dicampur dengan 2 ml aquades tidak terjadi perubahan warna/tidak berwarna. Kemudian
ditambahkan 2 ml larutan kalium permanganat (berwarna ungu) terjadi perubahan warna dari
warna awal berwarna ungu menjadi orange agak pekat dengan rata-rata waktu selama 3 kali
percobaan yaitu 86,12 s.Pada percobaan ketiga, 10 ml larutan asam oksalat dicampur dengan 10
ml aquades tidak terjadi perubahan warna/tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 4 ml kalium
permanganat (berwarna ungu) terjadi perubahan warna dari warna awal berwarna ungu menjadi
orange sangat pekat dengan rata-rata waktu selama 3 kali percobaan yaitu 145,78 s.

b. Perhitungan Tingkat Reaksi Ion Permanganat

c1 versus 1/t c2 versus 1/t c3 versus 1/t


C1 0,0070 0,0054 0,0065
C2 0,0118 0,0115 0,0116
C3 0,0069 0,0066 0,0068

Gambar 1. Grafik Perhitungan Tingkat Reaksi Ion Permanganat


Perhitungan Tingkat Reaksi Ion Permanganat
100% 0.0069 0.0066
90%
80%
70% 0.0118 0.0115
60%
50%
40%
30% 0.007
20% 0.0054
10%
0% 0
C1(1/t152,62) C3(t/145,78) C2 (1/t 86,12 )

c1 versus 1/t c2 versus 1/t c3 versus 1/t

Pada percobaan kali ini adalah menentukan orde reaksi ion permanganat (MnO4)
dengan asam oksalat (H.CO.), sebelum kedua larutan tersebut dicampurkan asam oksalat di
encerkan dengan akuades terlebih dahulu, fungsi penambahan akuades ini adalah agar molekul-
molekul asam oksalat dan kalium permanganat terurai saat terjadi reaksi, sehingga ukuran partikel
gesekan untuk jadi reaksi (bereaksi) banyak. Karena jika asam oksalat dan kalium permanganat
langsung dicampur tanpa diberi akuades maka yang bergesekan dan bereaksi kemungkinan
hanyalah sisi-sisi partikel yang bergesekan, sehingga molekul-molekul tidak akan bertemu secara
langsung semuanya dan antara molekul-molekul tersebut tidak akan bereaksi.

Pada tingkat reaksi ion permanganat, didapati hasil perhitungan C 1 pada C1 0,0070, C1 pada
C2 0,0054, dan C1 pada C3 0,0065. Pada perhitungan C2, didapati C2 pada C1 0,0118, C2 pada C2
0,0115, dan C2 pada C3 0,0116. Pada perhitungan C3, didapati C3 pada C1 0,0069, C3 pada C2
0,0066, dan C3 pada C3 0,0068.

KESIMPULAN

Pada percobaan ini menggunakan kalium permanganat dimana kalium permanganat


merupakan salah satu oksidator yang cukup kuat sehingga mampu membantu dalam proses
pembakaran serta asam oksalat mampu membantu dalam asam organik yang relatif kuat
dibandingkan asam asetat dan merupakan agen pereduksi yang baik.Laju reaksi atau kecepatan
reaksi kimia dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi yang berperan serta
dalam reaksi tersebut tiap satuan waktu. Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa laju
reaksi merupakan perubahan konsentrasi per satuan waktu. Laju reaksi dinyatakan sebagai
perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi yang berperan serta dalam reaksi tersebut tiap satuan
waktu. Pada percobaan kali ini juga dilakukan 3 kali perlakuan dan di setiap perlakuan dilakukan 3
kali percobaan.Pada 3 kali perlakuan ini didapati perubahan warna orange tidak pekat pada
perlakuan pertama dengan rata-rata waktu 152,62 s, perubahan warna orange agak pekat pada
perlakuan kedua dengan rata-rata waktu 86,12 s, dan perubahan warna orange sangat pekat pada
perlakuan ketiga dengan rata-rata waktu 145,78 s.
DAFTAR PUSTAKA

Feronika, N.I. dan Zainul, R., (2018). Kalium Permanganat: Termodinamika Mengenai Transport
Ionik dalam Air. Universitas Negeri Padang: 181-183.
Iriany, Andrew Faguh Sitanggang, and Rahmad Dennie A. Pohan (2015). “Pembuatan Asam
Oksalat Dari Alang-Alang (Imperata Cylindrica) Dengan Metode Peleburan Alkali.” Jurnal
Teknik Kimia USU 4(1): 16–19.
Zainul (2015). Kinetika Reaksi Ion Permanganat Dengan Asam Oksalat.jurnal praktikum kimia
fisika.2(4);4-6.
Lampiran
Langkah Perhitungan

Perhitungan Molaritas (M) Asam Oksalat

a) Perlakuan 1
Sebelum = Sesudah
V1 × M1 = V2 × M2
M2 (C3) = (V1 × M1)/(V2 )
M2 (C3) = (10 ml x 0,7 M)/(22 ml)
M2 (C3) = 0,31 M

b) Perlakuan 2
Sebelum = Sesudah
V1 × M1 = V2 × M2
M2 (C3) =(V1 × M1)/V2
M2 (C3) = (20 ml x 0,7 M)/(22 ml)
M2 (C3) = 0,63 M

c) Perlakuan 3
Sebelum = sesudah
V1 × M1 = V2 × M2
M2 (C3) = (V1 × M1)/(V2 )
M2 (C3) = (10 ml x 0,7 M)/(20 ml)
M2 (C3) = 0,35 M

You might also like