You are on page 1of 34

BAB VII

APLIKASI PLC UNTUK MENGONTROL JUMLAH PENGUNJUNG

7.1. Deskripsi Sistem


Untuk suatu kegiatan dalam ruangan dengan kapasitas terbatas,
diperlukan sistem pengaturan jumlah orang yang masuk/keluar ruangan agar
kenyamanan terpenuhi..
Sistem ini pada prinsipnya adalah mendeteksi dan menghitung jumlah
orang masuk dan keluar ruangan. Pintu akan membuka atau menutup secara
otomatis tergantung jumlah orang dalam ruangan. Komponen yang digunakan
idua buah sensor proximity switch dengan sumber 24 Volt. Empat buah limit
switch dengan rating arus 1 Ampere. Dua buah motor DC dengan sumber
tegangan 5 Volt. Tombol push buttom dengan rating arus maksimum 4,5 Ampere.
Seperangkat seven segment dengan sumber 5 Volt, lampu dan indikator. Model
sistem dari pengontrolan jumlah orang dalam suatu ruangan dapat dilihat pada
gambar 7.1.

Gambar 3.1 Model sistem (pandangan depan)


Dimana :
 Motor 1 dan motor 2 menggunakan motor DC. Dimana pada proses
kerjanya motor ini akan membuka dan menutup pintu masuk maupun
pintu keluar.
III-2

 Untuk membuka pintu masuk dan pintu keluar sekaligus sebagai pemberi
sinyal counter up dan counter down digunakan sensor proximity switch
pada pintu masuk dan pintu keluar.
 Limit switch 1a dan limit switch 2a digunakan untuk membalik putaran
motor menutup pintu kembali. Limit switch 1b dan limit switch 2b
digunakan untuk menghentikan putaran motor pada saat menutup kembali.
 Sebagai penerang ruangan digunakan lampu yang aktif bila ada orang
didalam ruangan.
 Sebagai tampilan digunakan seven segment dan lampu indicator.

Perangkat yang digunakan pada pengontrolan jumlah orang dalam suatu


ruangan ini adalah :
 Input : Sensor proximity switch 1 dan proximity switch 2, limit
switch 1a, limit switch 1b, limit switch 2a, limit switch 2b,
dan tombol reset.
 Output : Motor DC 2 buah, Seven segment, LED (lampu indicator)
dan lampu ruangan.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari aplikasi PLC pada pengontrolan jumlah orang dalam
suatu ruangan adalah sebagai berikut.
 Setiap pengunjung yang akan masuk dideteksi oleh sensor proximity
switch 1 yang terletak didepan pintu. Setelah terdeteksi, maka sensor akan
memberikan masukan kepada kontroler (PLC). PLC akan memerintahkan
motor 1 untuk membuka pintu masuk. Setelah pintu masuk terbuka penuh
dan menekan limit switch 1a, maka motor 1 akan berhenti. Setelah 2 detik
kemudian motor akan bekerja kembali dengan arah putaran yang
berlawanan dan pintu menutup. Ketika pintu menutup penuh dan menekan
limit switch 1b, maka motor 1 akan berhenti bekerja.
III-3

 Proses pembukan pintu keluar sama dengan pada proses pintu masuk,
dimana digunakan sensor proximity switch 2 untuk mendeteksi orang yang
akan keluar. Dan sebagai penggerak pintu keluar digunakan motor 2.
sedangkan untuk membalik putaran motor 2 dan mematikan motor setelah
pintu keluar menutup kembali digunakan limit switch 2a dan limit switch
2b.
 Untuk pencacahan naik pada pintu masuk digunakan sensor proximity
switch 1. Setiap satu kali sensor proximity switch 1 mendeteksi orang yang
akan masuk, maka PLC akan mencacahnya satu kali sampai pada batas
pensettingan cacahannya, kemudian pencacah tidak akan mencacah lagi
dan mematikan motor pada pintu masuk. Sehingga pintu masuk akan
terkunci. Setiap pencacahan akan ditampilkan pada seven segment dan
pada pencacahan terakhir akan menhidupkan lampu indikator. Untuk
pencacahan naik yang pertama akan menghidupkan lampu ruangan.
Dengan kata lain lampu ruangan akan hidup apabila ada orang didalam
ruangan, adan akan mati apabila tidak ada lagi orang didalam ruangan.
 Pencacahan pada pintu keluar sama dengan pencacahan pada pintu masuk.
Dimana pada pintu keluar merupakan pencacahan turun dengan
mengunakan sensor proximity switch 2. Pada pintu keluar tidak ada proses
penguncian pintu keluar.

7.2. Blok Diagram Pengontrolan jumlah Orang dalam Suatu Ruangan


Diagram model sistem dari pengontrolan jumlah orang dalam suatu
ruangan bisa dilihat pada gambar 7.2.
III-4

Gambar 7.2. Blok diagram pengontrolan jumlah pengunjung

Komponen yang dibutuhkan adalah :


- Tombol ON untuk pengoperasian sistem.
- Tombol OFF untuk mematikan sistem.
- Tombol reset.
- Sensor proximity switch 1 dipintu masuk.
- Sensor proximity switch 2 dipintu keluar.
- Limit Swicth 1a sebagai pembalik putaran motor 1 dipintu masuk.
- Limit Swicth 1b untuk mematikan motor 1 pada saat menutup pintu masuk.
- Limit Swicth 2a sebagai pembalik putaran motor 2 dipintu keluar.
- Limit Swicth 2b untuk mematikan motor 2 pada saat menutup pintu keluar.
- Aktuator berupa motor DC, seven segment, dan lampu ruangan.
- Alat pengendali berupa PLC.
III-5

7.3 Formulasi Sistem

Komponen pengontrolan jumlah orang dalam suatu ruangan ini


mencakup semua peralatan yang menjamin kelancaran kegiatan diruangan
tersebut. Adapun yang termasuk peralatan di sini adalah pintu masuk, pintu keluar
dan tampilan seven segment.

1. Pintu masuk

Proses membukanya pintu yaitu pada awalnya sensor proximity switch 1 yang
terletak didepan pintu masuk mendeteksi adanya orang. Setelah ada orang
yang terdeteksi, maka sensor akan memberikan masukan kepada controller
(PLC). PLC akan memerintahkan motor 1 untuk membuka pintu masuk.
Setelah pintu membuka penuh dan menekan limit switch 1a, maka motor 1
akan berhenti selama 2 detik. Setelah 2 detik motor 1 akan berkerja kembali
dengan arah putaran yang berlawanan dan pintu masuk menutup kembali.
Ketika pintu masuk menutup penuh dan menekan limit switch 1b, maka motor
akan berhenti berkerja.

Gambar 7.3. Formulasi pada pintu masuk

Berdasarkan gambar 7.3 dapat dijelaskan, sensor optical proximity 2


aktif, maka motor 1 dan counter up bekerja. Pencacahan naik yang aktif
ditampilkan pada seven segment serta menghidupkan lampu ruangan. Jika
pencacahan telah mencapai nilai setingannya, maka lampu indikator akan
menyala. Proses pada pintu masuk dapat dilihat pada tabel 7.1.
III-6

Tabel 7.1. Tabel kebenaran pada proses pintu masuk


Input Output
Optical Limit Limit Counter Motor Motor Seven Lampu
Proximity switch Switch
1 1 2 Up 1a 1b Segment Ruangan
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1

Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa counter up dan motor 1a yang
bekerja membuka pintu akan aktif apabila sensor optical proximity juga aktif.
Begitu juga lampu ruangan dan seven segment yang hanya aktif apabila
counter up aktif, dengan kata lain jika sensor proximity juga aktif.

2. Pintu Keluar

Proses membukanya pintu pada pintu keluar sama dengan pada pintu masuk,
bedanya cuma pada cacahannya. Kalau pada pintu masuk counter up
sedangkan pada pintu keluar counter down. Dipintu keluar ini digunakan
sensor proximity switch 2 untuk mendeteksi orang yang akan keluar. Untuk
membalikan putaran motor 2 dan menghentikan motor 2 menutup kembali
pintu keluar digunakan limit switch 2a dan limit switch 2b.

Gambar 7.4. Formulasi pada pintu keluar


III-7

Pada gambar formulasi pintu keluar diatas dimana bila sensor


proximity 2 aktif, maka motot 2 dan counter down akan bekerja. Pencacahan
turun yang terjadi akan ditampilkan pada seven segment. Tabel kebenaran
pada proses pintu keluar dapat terlihat pada tabel 7.2.

Tabel 7.2. Tabel kebenaran pada proses pintu keluar


Input Output
Optical Limit Limit Counter Motor Motor Seven
proximity Switch Switch
2 3 4 down 2a 2b Segment
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1

Pada tabel diatas terlihat bahwa counter down, seven segment dan
motor 2a yang digunakan untuk membuka pintu keluar hanya akan bekerja
pada saat sensor proximity 2 aktif. Jika sensor proximity 2 tidak aktif, maka
tidak akan terjadi pembukaan pintu keluar dan pencacahan turun orang yang
ada didalam ruangan.
III-8

7.4 Perangkat Keras

7.4.1. Sensor
7.4.1.1. Optical proximity
Sensor proximity ini merupakan sensor yang berjenis NC (normally
close). Dimana outputnya bernilai 1 pada keadaan tidak aktif dan bernilai 0 pada
saat aktif atau mendeteksi objek. Sumber tegangan sensor proximity sebesar +24
Volt DC. Nilai tegangan sumber sensor ini akan menjadi nilai tegangan output
sensor. Dengan kata lain nilai tegangan sumber akan sama dengan nilai tegangan
keluarannya.

Gambar 7.5. Optical proximity

Gambar 7.6. Rangkaian pemasangan sensor proximity

7.4.1.2 Limit Switch


III-9

Limit switch merupakan salah satu dari saklar yang dioperasikan secara
mekanis. Dimana saklar ini dirancang untuk beroperasi apabila batas yang sudah
ditentukan sebelumnya sudah tercapai. Berdasarkan kondisinya, limit switch
terbagi dua yaitu kondisi NO (normaly open) dan NC (normaly close). Limit
switch disini digunakan sebagai aktuator motor agar bekerja atau berhenti
bekerja. Secara detail dapat dilihat pada sub Bab 4.

7.4.2. Display
7.4.2.1. Seven Segment
Seven segment merupakan komponen yang berfungsi untuk
menampilkan bilangan desimal dari 0 sampai 9. Seven segment terbuat dari tujuh
buah LED yang disatukan dalam sebuah wadah yang tersusun sedemikian rupa.
Seven segment yang digunakan adalah common cathode, artinya kaki-kaki LED
yang digabung di beri sumber tegangan positif.
Untuk lebih jelasnya seven segment dapat dilihat pada gambar gambar
7.7. Rangkaian pemasangan seven segment dengan PLC seperti gambar 7.8.
common
g

a
b
f

1 0 9 8 7 6

1 2 3 4 5
E
d
common

Dp
c

Gambar 7.7. Tampilan LED seven segment common cothhode

Rangkaian pemasangan kaki-kaki seven segment untuk menampilkan


counter up dan counter down terlihat pada lampiran 1 halaman 4.
III-10

Gambar 7.8. Rangkaian pemasangan seven segment dengan PLC

Common cathode diberi sumber tegangan + 5 V untuk menghidupkan LED.


Anodenya dihubungkan keground yang diserikan dengan resistor pembatas arus.
Untuk menentukan besarnya nilai resistor pembatas arus yang digunakan, terlebih
dahulu harus diketahui besarnya arus iluminasi dan tegangan jatuh pada tiap-tiap
LED.
7.42.2 LED (Light Emiting Dioda)

LED adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya. LED termasuk jenis
dioda khusus. LED pada pengontrolan jumlah orang dalam suatu ruangan
digunakan untuk indikator penuh atau tidaknya orang dalam ruangan. Secara
detail dapat dilihat pada sub bab 4

7.4.3. Rangkaian Penggerak


7.4.3.1 Motor DC

Motor DC disini digunakan untuk penggerak pintu. Pemasangan motor DC ke


PLC dilihat pada gambar 7.9.
III-11

Gambar 7.9. Hubungan motor ke PLC

7.4.3.2. Relay

Relay adalah sebuah alat elektromagnetik yang dapat mengubah kontak-


kontak saklar sewaktu alat ini menerima sinyal listrik. Relay tersusun atas sebuah
kumparan kawat beserta sebuah inti besi lunak, seperti terlihat dalam gambar 7.10

Gambar 7.10. Relay


Sewaktu arus kontrol kecil melewati kumparan, inti besi lunak akan
dimagnetisasi. Armatur ditarik oleh inti yang dimagnetisasi. Gerakan armatur ini
akan menutup kontak 1 dan 2 dan akan membuka kontak 2 dan 3. Dengan kata
lain gerakan armatur tadi telah mengubah kontak 1 dan 3. Kontak-kontak ini dapat
dipakai untuk mengontrol arus yang lebih besar dalam rangkaian sekunder. Relay
adalah saklar yang sesungguhnya. Fungsi utamanya untuk mengontrol arus yang
lebih besar dalam rangkaian dengan arus kecil yang lewat kumparan.
III-12

7.4.3.3 Pembalik Putaran Motor


Pada dasarnya untuk membalik putaran motor DC yaitu mengubah
polaritas tegangan masuk terminal motor DC. Dengan mengubah polaritas motor,
maka arah aliran arus akan berubah pula dari keadaan semulanya. Sehingga arah
torsi yang dihasilkan berlawanan dengan torsi sebelumnya, demikian juga dengan
putaran berlawanan dengan arah putaran semula. Pada gambar 7.11 diperlihatkan
rangkaian dasar pembalik putaran motor DC.

Gambar 7.11. Rangkaian sederhana pembalik putaran motor DC


Pada saat saklar diposisi 1, maka sumber tegangan suplay motor berasal
dari Vs1, sehingga arah arus mengalir keatas dan putaran motor searah jarum jam..
Sedangkan apabila saklar berasa pada posisi 2, maka sumber tegangan suplay
motor bersal dari Vs2 , arah arus mengalir kebawah putaran motor berlawanan
arah jarum jam. Konsep ini dijadikan sebagai dasar rangkaian penggerk motor
untuk membuka dan menutup pintu. Rangkaian pembalik putaran motor dapat
dilihat pada gambar 7.12.

Gambar 7.12. Rangkaian pembalik putaran motor


III-13

Proses kerja dari rangkaian pembalik putaran motor yaitu :


Kaki 13 dan 14 relay 1 dan relay 2 berfungsi sebagai coil relay yang
terhubung ke PLC. Kaki 13 relay 1 dan relay 2 dikopel dan dihubungkan ke
common PLC. Kaki 9 dan 12 relay 1 dan 2 bertindak sebagai saklar yang pada
kondisi normalnya kaki 9 terhubung pada kaki 1 dan kaki 12 terhubung pada kaki
4. Apabila koil relay 1 terenergis maka kaki 9 relay 1 terhubung kekaki 5 relay 1
dan kaki 12 relay 1 akan terhubung kekaki 8 relay 1, begitu juga apabila koil relay
2 terenergis, maka kaki 9 dan 12 relay 2 akan terhubung kekaki 5 dan 8 relay 2.
Kaki 9 pada relay 1 dan relay 2 dikopel dan dihubungkan kepolaritas positif
sumber. Kemudian kaki 8 pada relay 1 dan relay 2 dikopel dan dihubungkan
kepolaritas negative sumber. Motor yang digunakan adalah motor DC yang
memiliki dua sumber kaki. Dimana untuk kaki pertama dihubungkan kekaki 12
relay 1 dan kaki 5 relay 2. Untuk kaki kedua dihubungkan kekaki 12 relay 2 dan
kaki 5 relay 1. Dimisalkan koil relay 1 bekerja atau kaki 14 relay 1 memberikan
tegangan maka arah putaran motor kekanan. Jika koil relay 2 bekerja atau kaki 14
relay 2 memberikan tegangan maka arah putaran motor menjadi kekiri.
Untuk arah putaran kekanan dimana kaki 14 relay 1 memberikan
tegangan maka kaki 9 dan 12 relay 1 menjadi terhubung kekaki 5 dan 8 relay 1.
Sehingga mengalir arus dari positif sumber kekaki 9 relay 1 lalu kekaki 5 relay 1
kemudian terus kekaki 2 motor. Setelah motor berputar kekanan, arusnya
diteruskan kekaki 1 motor dan kaki 12 relay 1, seterusnya kekaki 8 relay 1,
selanjutnya kenegatif sumber.
Untuk arah putaran kekiri dimana kaki 14 relay 2 memberikan tegangan,
maka kaki 9 dan 12 relay 2 menjadi terhubung kekaki 5 dan 8 relay 2. Sehingga
mengalir arus dari positif sumber kekaki 9 relay 2 lalu kekaki 5 relay 2 dan
diteruskan kekaki 1 motor. Sehingga motor berputar kekiri dan arusnya diteruskan
kekaki 2 motor kemudian kekaki 12 relay 2. Seterusnya kekaki 8 relay 2 dan
selanjutnya kenegatif sumber. Begitu juga untuk proses motor 2, sama dengan
motor 1.
III-14

7.4.3.4. Rangkaian Power Suplay

Rangkaian sistem memerlukan supply tegangan +5 Volt, -5 Volt, +12


Volt dan-12 Volt. Dipilih supply trafo agar dipakai dalam waktu yang lama. Pada
rangkaian power supply dipakai IC LM7812 dan LM 7912 sebagai regulator.
Gambar 7.13 merupakan rangkaian catu daya motor.

Kaki 1 dan 2 kealamat PLC


Kaki 3 dan 4 kemotor
Gambar 7.13. Rangkaian catu daya motor

7.5. PLC Zen

ZEN Programable Relay merupakan produk PLC dari Omron, seperti


ditunjukkan gambar 7.14. ZEN merupakan kontroler kecil yang menyediakan 10
saluran I/O yang dapat diprogram (terdiri dari 6 masukan dan 4 keluaran, yang
dapat diekspansi jumlahnya dengan perangkat tambahan). Sedangkan 20 saluran
I/O yang juga dapat diprogram (terdiri dari 12 masukan dan 8 keluaran).

Gambar 7.14. Foto ZEN programmable relay 10 I/O (kiri) dan 20 I/O (kanan)
III-15

Omron juga mengeluarkan produk ZEN dengan 2 macam bentuk


kemasan, yaitu : Type LCD, yang dilengkapi dengan penampil LCD dan tombol-
tombol operasi serta tipe LED yang hanya dilengkapi indikator LED saja.

Gambar 7.15. ZEN tipe LCD (kiri) dan LED (kanan)

Pada bab ini digunakan PLC ZEN-20C1DR-D-V1 yang memiliki 20 I/O


(12 input dengan 2 input analog dan 8 output) dan dilengkapi penampil LCD.
Fitur yang dimiliki ZEN-20C1DR-D-V1 adalah:
1. Mudah diprogram dan dioperasikan
Tipe LCD memudahkan dalam pemograman diagram tangga, karena
pemograman dapat dilakukan secara langsung dengan bantuan LCD serta
tombol-tombol operasinya.

Gambar 7.16. Tampilan LCD pada ZEN

2. Panel control yang kompak dan kecil


ZEN berukuran kecil dan ringan, untuk type 20 I/O ukurannya
90x112,5x56 mm, dimensi lengkap ditunjukkan pada gambar 7.17.
III-16

Gambar 7.17. Ukuran CPU ZEN 20 I/O

3. Ekspansi yang fleksibel


Ekspansi saluran masukan dan keluaran dapat dilakukan dengan mudah
jika saluran I/O yang ada tidak mencukupi. Pada gambar 7.18
diperlihatkan unit ekspansi 8 I/O (4 masukan dan 4 keluaran ) serta cara
pemasangannya.

Gambar 7.18. Unit ekspansi 8 I/O dan cara pemasangannya

4. Antisipasi kerusakan catu daya


ZEN memiliki bit-bit penyimpan dan penyimpanan pewaktuan untuk
antisipasi kondisi kerusakan catu daya. Bit- bit tersebut akan menyimpan
status sebelum terjadinya kerusakan catu daya, sehingga operasi bisa
dilanjutkan mulai dari status terakhir. Selain itu ZEN juga memiliki unit
batere untuk menyimpan tanggal dan jam selama 10 tahun atau lebih.
5. Kaset Memori
Kaset memori dapat digunakan untuk menyimpan atau men-download
program, yang kemudian bisa disalin ke unit ZEN lainnya.
III-17

Gambar 7.19. Kaset memori dan ZEN

6. Pewaktu yang mudah diatur


Terdapat 16 bit pewaktu yang mendukung empat macam operasi, yaitu:
- Tundaan ON
- Tundaan OFF
- Pulsa Tunggal (One Shoot)
- Pulsa kedip (ON-OFF bergantian)
Serta 3 jangkauan pengaturan waktu, yaitu:
- 0,01 detik hingga 99,99 detik
- 1 detik hingga 99 menit 59 detik
- I menit hingga 99 jam 59 menit
7. Pencacah naik/turun dan komparator
ZEN dilengkapi dengan 16 bit pencacah atau counter yang bisa diprogram
naik (increment) maupun turun (decrement), serta komparator yang akan
mengaktifkan keluaran berdasarkan pencacah maupun pewaktu.
8. Operasi pewaktuan bergantung musim atau hari
Unit CPU dalam ZEN memiliki fungsi kalender dan jam yang terdiri dari
16 pewaktu mingguan dan 16 pewaktu kalender. Pengontrolan musiman
dimungkinkan dengan kombinasi pewaktu mingguan dan kalender
tersebut.
9. Pembuatan diagram tangga menggunakan software
Selain bisa dibuat secara langsung, diagram tangga untuk ZEN bisa dibuat
dengan menggunakan perangkat lunak ZEN Support Software
III-18

Gambar 7.20. Membuat program/ladder diagram


10. Dukungan simulasi program adder
Selain dapat digunakan untuk membuat program atau diagram tangga,
ZEN Support Software juga dapat digunakan untuk mensimulasikan
ZEN.

Gambar 7.21. Simulasi diagram tangga

11. Masukan analog langsung


Unit CPU dengan catu daya DC memiliki dua masukan analog langsung
dengan tegangan 0 – 10 Volt dan 4 bit analog komparator.
12. Monitor program tangga secara online
Perangkat lunak ZEN Support Software dapat juga digunakan untuk
memonitor program tangga secara online, sehingga dapat langsung
diamati cara kerja program tangga terkait
13. Fasilitas pencetakan
III-19

Dokumentasi program tangga tidak hanya bisa dilakukan dengan


menyimpan, tetapi juga bisa dicetak diatas kertas.

7.6. Perancangan Sistem Pengawatan

Sistem pengawatan diperlukan untuk menghubungkan input dan output


dengan PLC. Modul I/O pada PLC jumlahnya tergantung pada merek dan tipe
PLC yang digunakan. Untuk PLC Zen jumlah I/O nya yaitu 20, terdiri atas 12
input dan 8 output. Pemasangan input pada modul input PLC harus
memperhatikan tipe sensor yang digunakan. Pemasangan output pada modul
output PLC tergantung kepada modul output itu sendiri. Pengawatan modul I/O
PLC hendaknya berurutan sehingga memudahkan saat indentifikasi alamat input
dan output pada PLC.

7.6.1. Pemasangan I/O Pada PLC

Sebelum memasang input ke modul PLC terlebih dahulu dikenal tipe


sensor yang digunakan. Jika tipe PNP maka common yang digunakan pada modul
input PLC adalah common negatif dan jika tipe sensor tipe NPN maka common
yang digunakan modul input PLC adalah common positif. Pada sistem ini
digunakan sensor tipe NPN maka common yang dipasang adalah common positif..
Pemasangan input pengontrolannya pada PLC dapat dilihat pada gambar 7.22.
III-20

Gambar 7.22. Pemasangan I/O pengontrolan pada PLC

7.6.2. Alamat I/O Pada PLC

I/O pada sistem ini terdiri dari 6 input dan 8 output, dengan alamat
sebagai berikut :

Alamat input pada PLC :


 Sensor proximity switch 1: I0
 Sensor proximity switch 2: I3
 Limit Switch 1a : I1
 Limit switch 1b : I2
 Limit switch 2a : I4
 Limit switch 2b : I5
 Tombol Reset : I6
III-21

Alamat output pada PLC :


 Motor 1a : Q4
 Motor 1b : Q5
 Motor 2a : Q6
 Motor 2b : Q7
 Seven segment 1 : Q1
 Seven segment 2 : Q2
 Lampu : Q3
 Penguncian pintu (LED): Q0

7.7. Perencanaan Perangkat Lunak

Aplikasi kontrol PLC pada sistem ini menggunakan 2 buah motor DC, 2
buah lampu, sebuah tampilan (seven segment) dan 6 buah sensor ditambah tombol
push button untuk mereset.

Prinsip kerjanya adalah jika sistem telah dihubungkan kesumber listrik,


maka sistem akan ON. Jika sensor S1 mendeteksi objek, maka aktuator M1a akan
berputar membuka pintu masuk. Pintu masuk akan menekan LS1a membuat
aktuator M1a berhenti dan aktuator M1b berputar menutup pintu masuk kembali.
Penutupan pintu masuk akan menekan LS1b. Aktifnya LS1b akan membuat M1b
berhenti berputar. Setiap kali S1 aktif akan memberi input ke CU. CU
dihubungkan kecounter up. Untuk counter up satu kali akan menghidupkan
aktuator L dan untuk counter up 100 kali akan menghidupkan indikator I. Proses
pada pintu keluar yaitu apabila S2 mendeteksi objek, maka aktuator M2a akan
berputar membuka pintu keluar. Pintu keluar akan menekan LS2a, membuat
aktuator M2a berhenti dan aktuator M2b berputar menutup pintu kembali.
Penutupan pintu keluar akan menekan LS2b. Aktifnya LS2b akan membuat M2b
berhenti berputar. Setiap kali S1 aktif akan memberi input ke Cd. Cd dihubungkan
kecounter down. Counter down akan mengurangi nilai pada counter up. Sehingga
akan mematikan indikator I dan aktuator L. Apabila proses ingin diulang kembali
pada saat sedang dijalankan, maka tombol Pb dapat ditekan. Aktifnya Pb akan
III-22

mereset proses pencacahan yang sudah terjadi. Urutan kerja sistem dilihat pada
gambar 7.23.

Gambar 7.23. Urutan kerja pengontrolan jumlah orang dalam suatu ruangan

Arah panah serong keatas dibaca membuat, arah panah serong kebawah
dibaca menyentuh dan arah panah kebawah mengaktifkan. Sehingga dari gambar
7.23 dapat dibaca urutan kerjanya sebagai berikut :

 S1 mengaktifkan step 1, step 1 membuat aktuator M1a dan L aktif.

 Step 1 + M1a menyentuh LS1a dan mengaktifkan step 2, step 2 membuat


aktuator M1b aktif.

 Step 2 + M1b menyentuh LS1b mengaktifkan step 3, step 3 membuat


aktuator M1b mati.

 Step 3 + M1b mati mengaktifkan step 4, step 4 merupakan counter up


(Cu), Cu aktif membuat aktuator I aktif (Indikator).
III-23

 Step 4 + I aktif mengaktifkan step 5, membuat aktuator M2a aktif,


menyentuh LS2a dan I mati.

 Step 5 + LS2a mengaktifkan step 5, membuat aktuator M2a mati dan M2b
aktif.

 Step 6 + M2b menyentuh LS2b mengaktifkan step 7, step 7 membuat


aktuator M2b mati.

 Step 7 + M2b mati mengaktifkan step 8, step 8 merupakan counter down


(Cd), Cd aktif membuat aktuator I mati dan L mati.

 Step 8 + I mati + L mati mengaktifkan step 9, step 9 berfungsi untuk


mereset kembali proses pencacahan. Aktifnya step 9 mengakibatkan
proses kembali ke step 1.

Setiap step mempengaruhi step berikutnya, jika step sebelumnya


mengalami gangguan maka step berikutnya tidak akan aktif. Sensor juga
mempengaruhi setiap kerja sistem, jika sensor tidak bekerja dengan baik maka
kerja sistem berikutnya juga tidak akan baik.

Perencanaan perangkat lunak tergantung dari merek dan jenis PLC.


Perangkat lunak yang digunakan untuk PLC tipe ZEN adalah ZEN-SOFT01.
Tampilan layar untuk pembuatan diagram ladder atau program tangga ditunjukkan
pada gambar 7.24.

Gambar 7.24 Tampilan editor diagram tangga


III-24

ZENSOFT01 mampu mengerjakan hingga 96 baris diagram, dengan setiap


barisnya terdiri dari 3 masukan dan 1 keluaran. Keluaran hanya dapat
digambarkan di bagian kanan baris saja. Masukan tidak bisa digambarkan setelah
keluaran, seperti yang ditunjukkan susunannya pada gambar 7.24

Gambar 7.25 Susunan program tangga dalam ZENSOFT01

Bit-bit I/O yang dapat digunakan dalam program tangga ZEN ditunjukkan
dalam tabel dibawah ini.

Tabel 7.4 7Bit-bit I/O ZEN

Nomor
Simbol Nama bit masukan keluaran Fungsi

I Bit input 0–b Ya Tidak Terminal


Unit CPU masukan unit
CPU dan
X Bit input 0–b Ya Tidak
Ekspansi
unit
Ekspansi

B Saklar 0–3 Ya Tidak ON/OFF saat


tombol tombol ditekan
pada unit CPU
selama ZEN
beroperasi
III-25

A Bit 0–3 Ya Tidak Membandingkan


pembanding suatu nilai
Analog dengan nilai
masukan unit
CPU dengan catu
caya masukan

P Bit 0–f Ya Tidak Membandingkan


pembanding nilai pewaktu
pewaktu/pe /pencacah saat
ncacah itu dengan
setingnya

@ pewaktu 0–f Ya Tidak Pengaturan:


mingguan ON/OFF antara
hari-hari dan
waktu-waktu
yang ditentukan

* pewaktu 0–f Ya Tidak Pengaturan:


kalender ON/OFF antara
tanggal-tanggal
yang ditentukan

Nomor
Simbol Nama bit masukan keluaran Fungsi

Q Bit-bit 0–7 Ya Ya Q dan Y


keluaran berkaitan dengan
unit CPU terminal-terminal
Y Bit-bit 0–b Ya Ya keluaran
keluaran Fungsi: dapat
ekspansi I/O ditentukan
M Bit-bit kerja 0–f Ya Ya keluaran normal
H Bit-bit 0–f Ya Ya (I), set (S), reset
Tahan (R) atau
(holding) alternatif (A)

T Pewaktu 0–f Ya Ya
III-26

# Pewaktu 0–f Ya Ya Fungsi: dapat


tahan menentukan
(holding tundaan ON (x),
timers) OFF (▪), pulsa
oneshot (o) atau
pulsa berkedip
(F)
Pengaturan:
 00 det
010 mdetik –
99 det 990
mdetik
 00 menit
01 detik – 99
menit 59 detik
 00 jam 01
menit – 99 jam
59 menit
C Pencacah 0–f Ya Ya Fungsi: pencacah
naik atau turun
D Bit-bit 0–f Tidak Ya Fungsi:menampil
penampil kan string,
tanggal, jam,
nilai pewaktu,
nilai pencacah
atau nilai
konversi analog
pada tampilan
LCD unit CPU.
D Bit-bit 0–f Tidak Ya Fungsi:
penampil menampilkan
string, tanggal,
jam, nilai
pewaktu, nilai
pencacah atau
nilai konversi
analog pada
tampilan

Flowchart pengontrolan pada sistem ini teerlihat pada gambar 7.26.


Settingan untuk jumlah orang maksimumnya yaitu 100.
III-27
III-28

Gambar 7.24. Flowchart system

7.7. Ladder Diagram Sistem Pengontrolan Jumlah Orang Dalam


SuatuRuangan
Tampilan ladder pada layar monitor dengan menggunakan software
ZENSOFT01 seperti gambar 3.41.
III-29

Gambar 3.41. Tampilan ladder diagram dengan ZENSOFT01 Ver.3

Penjelasan mengenai kerja dari Ladder diagram diatas adalah :

 Ladder diagram untuk proses pembukaan dan penutupan pintu masuk.

Gambar 3.42 merupakan ladder diagram untuk proses pembukaan dan


penutupan pintu masuk. Terdiri dari sensor proximity 1, motor 1 dan limit switch
1.
III-30

Gambar 3.42. Ladder diagram untuk step membuka dan menutup pintu masuk.

I0 merupakan sensor proximity switch 1 pada pintu masuk. Apabila I0


bekerja maka Q4 akan bekerja juga, karena Q0 dan I1 dalam keadaan normally
close. Q4 (motor 1a) digunakan untuk menghidupkan motor 1a yang akan
membuka pintu masuk. Untuk menjaga agar proses pembukaan pintu masuk dapat
terus berlansung hingga pintu masuk membuka penuh maka digunakan input relay
Q4 pada rung 1. Proses pembukaan pintu akan berhenti apabila I1 (limit switch
1a) tertekan oleh pintu masuk. Dengan bekerjanya I1 akan mengaktifkan T0
(Timer 0) selama dua detik. Setelah dua detik kemudian maka relay input T0
(Timer 0) pada rung 3 akan menjadi tertutup, sehingga akan membuat Q5 bekerja.
Q5 (Motor 1b) digunakan untuk menghidupkan motor 1b yang akan menutup
pintu masuk kembali. Untuk menjaga agar proses penutupan pintu masuk dapat
terus berlangsung hingga pintu masuk akan menutup penuh maka digunakan input
relay Q5 pada rung 4. Proses penutupan pintu akan berhenti apabila I2 (Limit
switch 1b) tertekan oleh pintu masuk.

 Ladder diagram untuk proses pembukaan pintu keluar


Gambar 3.43 merupakan ladder diagram untuk pembukaan pintu keluar
yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu sensor proximity 2, motor 2 dan limit
switch 2.
III-31

Gambar 3.43. Ladder diagram untuk pembukaan pintu keluar


I3 merupakan sensor proximity swich 2 pada pintu keluar. Apabila I3
bekerja maka Q6 akan bekerja juga, karena I4 dalam keadaan normally close. Q6
(Motor 2a) digunakan untuk menghidupkan motor 2a yang akan membuka pintu
keluar. Untuk menjaga agar proses pembukaan pintu keluar dapat terus berlansung
hingga pintu keluar membuka penuh maka digunakan input relay Q6 pada rung 6.
Proses pembukaan pintu akan berhenti apabila I4 (Limit switch 2a) tertekan oleh
pintu keluar. Dengan bekerjanya I4 akan mengaktifkan T1 (Timer 1) selama 2
detik. Setelah dua detik kemudian maka relay input T1 (Timer 0) pada rung 08
akan menjadi tertutup sehingga membuat Q7 bekerja. Q7 (Motor 2b) digunakan
untuk menghidupkan motor 2b yang akan menutup pintu keluar kembali. Untuk
menjaga agar proses penutupan pintu keluar dapat terus berlansung hingga pintu
keluar menutup penuh, maka digunakan input relay Q7 pada rung 9. Proses
penutupan pintu akan berhenti apabila I5 (Limit switch 2b) tertekan oleh pintu
keluar.

 Ladder diagram untuk Counter up dan Counter down (Pada penguncian


pintu).
Gambar 3.44 merupakan ladder diagram untuk proses penguncian pintu.
III-32

Gambar 3.44. Ladder diagram untuk penguncian pintu


I0 merupakan sensor proximity switch 1. Apabila I0 bekerja maka C0
(Counter 0) akan bekerja juga karena I3 dan Q0 dalam keadaan normally close.
Pembacaan counter dengan sensor proximity switch 1 ini merupakan proses
counter naik (Increment counter). I4 merupakan limit switch 2a pada pintu keluar.
Dimana I4 ini merupakan proses counter turun (Decrement counter). Relay input
C0 (Counter 0) pada rung 13 akan bekerja setelah pencacahan counter up
mencapai batas settingannya dimana C0 (Counter 0) disetting dengan nilai 100.
Setelah relay input C0 (Counter 0) pada rung 13 bekerja, maka T2 (Timer 2) akan
bekerja juga. T2 (Timer 2) pada rung 13 akan bekerja setelah mencapai
settingannya, dimana T2 (Timer 2) ini disetting dengan nilai 1 detik . Satu detik
kemudian maka relay input T2 (Timer 2) pada rung 14 akan bekerja sehingga Q0
(close) akan ikut bekerja juga. Q0 (Close) digunakan untuk proses penguncian
pintu masuk, sehingga pintu masuk tidak dapat terbuka lagi meskipun sensor
proximity switch 1 bekerja. Proses penguncian pintu ini ditandai dengan hidupnya
lampu indicator. Q0 (close) akan kembali tidak bekerja apabila C0 (Counter 0)
belum mencapai batas settingannya. Q6 merupakan relay input motor 2a. Jika Q6
bekerja maka akan mengaktifkan proses down counter yang akan dilakukan oleh
I4 (Limit switch 2a) pada rung 11. I6 merupakan tombol reset. Jika I6 aktif, maka
III-33

akan mengembalikan atau mereset proses pencacahan yang sudah terjadi, baik
pencacahan naik ataupun pencacahan turun.

 Ladder diagram untuk tampilan seven segment.


Gambar 3.45 merupakan ladder diagram untuk tampilan seven segment.
Terdiri dari dua buah input yaitu sensor proximity 1 dan sensor proximity 2.

Gambar 3.45. Ladder diagram untuk tampilan seven segment


I0 merupakan sensor proximity swich 1. apabila I0 bekerja maka Q1 (7
seven segment 1) akan bekerja juga, karena Q0 dalam keadaan normally close. Q1
(7 seven segment) digunakan untuk mencacah naik yang akan ditampilkan pada 7
segment. I3 merupakan sensor proximity switch 2. Apabila I3 bekerja maka Q2 (7
segment 2) akan bekerja juga. Q2 (7 segment 2) digunakan untuk mencacah turun
yang akan ditampilkan pada 7 segment.

 Ladder diagram untuk proses menghidupkan lampu.


Gambar 3.46 merupakan ladder diagram untuk proses menghidupkan
lampu ruangan. Terdiri dari beberapa komponen yaitu sensor proximity 1 dan
sensor proximity 2, tombol reset dan motor.
III-34

Gambar 3.46. Ladder diagram untuk proses menghidupkan lampu


I0 merupakan sensor proximity switch 1. Apabila I0 bekerja maka C1
(Counter 1) akan bekerja juga, karena I3 dan Q0 dalam keadaan normally close.
Pembacaan counter dengan sensor proximity swich 1 ini merupakan proses
counter naik (Increment counter). I4 merupakan limit switch 2a pada pintu keluar.
Apabila I4 bekerja maka C1 (Counter 1) akan bekerja juga karena I4 terhubung
lansung ke C1 (Counter 1). Pembacaan counter dengan limit switch 2a ini
merupakan proses counter turun (Decrement counter). Relay input C1 (Counter 1)
pada rung 22 akan bekerja setelah pencacahan counter up mencapai settingannya,
dimana C1 (Counter 1) disetting dengan nilai 1. Setelah relay input C1 (Counter
1) pada rung 22 bekerja, maka Q3 (Lampu) akan bekerja juga. Q3 lampu
digunakan untuk menghidupkan lampu ruangan. Q6 merupakan input relay motor
2a. Jika Q6 (Motor 2a) bekerja maka akan mengaktifkan proses down counter
yang akan dilakukan oleh I4 (Limit switch 2a) pada rung 20. I6 merupakan tombol
reset. Jika I6 aktif, maka akan mengembalikan atau mereset proses pencacahan
yang telah terjadi, baik pencacah naik maupun pencacah turun. Dengan kata lain
lampu ruangan akan padam kembali.

You might also like