Professional Documents
Culture Documents
Dimana :
Output : LED (13 buah), katup pneumatik single selenoid (4 buah), katup
pneumatik double selenoid (1 buah), Counter (1 buah),
Motor ( 1 buah)
III-3
Gambar 5.2. Blok diagram perancangan sistem pelabelan produk pada stamping machine
menggunakan PLC
Tombol manual
030.05 Mengaktifkan konveyor secara manual
conveyor
Menyatakan sistem
Indikator On 140.00
dalam keadaan aktif
Menyatakan stamping
Indikator emergency 140.02
dalam keadaan darurat
Penggunaan Push button (tombol tekan) dapat dilihat pada gambr 4.3. Push
button pada pelabelan digunakan untuk mengaktifkan (tombol On) dan
menghentikan mesin (tombol off), menghentikan mesin secara darurat (tombol
emergency), merubah dari kondisi manual ke auto atau dari auto ke manual
III-6
Magnetic proximity switch adalah sensor yang bekerja bila ada pengaruh
medan magnet disekitarnya. Sensor ini termasuk kedalam sensor kedekatan
karena sensor ini akan mendeteksi adanya objek tanpa harus menyentuh (kontak
fisik) dengan objek (magnet).
Pada dasarnya sensor ini tersusun dari dua plat kontak yang tertutup pada
tabung kaca kedap udara (saklar magnet). Pada saat magnet permanen mencapai
ujung-ujung kontak yang saling dapat bertemu, ujung-ujung kontak tersebut
saling menarik satu sama lainnya dan menjadi terhubung.
(a) (b)
Gambar 5.3. (a) Simbol magnetic proximity switch (b) pemasangan saklar magnet
sederhana pada PLC
Rangkaian Utama
output output
beban beban
com
(a) (b)
Gambar 5.4 (a) Optical proximity swicth jenis NPN (b) Pemasangan Optical proximity
swicth jenis PNP pada PLC
Limit switch merupakan salah satu dari saklar yang dioperasikan secara
mekanis. Dimana saklar ini dirancang untuk beroperasi apabila batas yang sudah
ditentukan sebelumnya sudah tercapai. Berdasarkan kondisinya limit switch
terbagi dua yaitu kondisi NO (normaly open) dan NC (normaly close).
III-8
(a) (b)
Gambar 5.5. (a) Simbol limit switch kondisi NO (b) Pemasangan limit switch kondisi NC
pada PLC
Limit switch pada kontrol pelabelan ini digunakan untuk mendeteksi kerja
aktuator B. Limit switch ini dipakai karena silinder pneumatik yang digunakan
memungkinkan untuk mendeteksi dengan gerakan mekanis silinder pneumatik.
LED adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya. LED termasuk jenis
dioda khusus. LED pada kontrol stamping machine ini digunakan untuk indikator
On, Auto, Manual, Inching, Emergency, manual konveyor, deteksi objek juga
digunakan pada aktuator A, B, C, D, E. Pemasangan LED pada sistem ini dapat
dilihat padagambar 4.5. LED menyala pada indikator on menandakan kontrol
pelabelan dalam keadaan bekerja. LED menyala pada kondisi MG1 menandakan
bahwa objek pada magasine dalam keadaan kosong. LED menyala pada indikator
auto menandakan sistem pelabelan produk stamping machine bekerja secara
otomatis. LED menyala pada indikator manual menandakan pelabelan bekerja
secara manual. LED menyala pada indikator inching menandakan pelabelan
bekerja secara step by step. LED menyala pada kondisi manual konveyor
menandakan bahwa konveyor dioperasikan secara manual. LED menyala pada
indikator masing-masing aktuator menandakan aktuator tersebut sedang bekerja
(bergerak dari posisi awalnya).
5.2.7 Counter
Counter adalah alat untuk mengitung maju (bertambah) dan juga dapat
untuk menghitung mundur (berkurang). Counter pada kontrol pelabelan produk
III-9
pada stamping machine ini digunakan untuk menghitung jumlah produk sudah
dicap.
Tipe silinder pneumatik yang digunakan yaitu double acting cylinder untuk
aktuator A, Aktuator C, Aktuator D, Aktuator E dan aktuator B digunakan tipe
rod less. Pada dasarnya gerakan yang dilakukan silinder ini berupa gerakan lurus.
Karena penempatan silinder pneumatik ini pada stamping machine berbeda maka
gerakan yang dapat dilakukan ke atas/bawah, ke kanan/kiri dan ke
depan/belakang.
(a)
III-10
(b)
Pada stamping machine ini menggunakan katup 5/2 single solenoid untuk
aktuator A, C, D, E. Dan aktuator B menggunakan katup 5/2 double solenoid.
Angka 5 menandakan banyaknya lubang pada satu kamar dan angka 2
menandakan banyaknya kamar.
(a)
(b)
Pada gambar 5.8, jika tombol pada katup tidak bekerja maka angin masuk
melalui lubang 5 ke lubang 2 mendorong batang silinder ke belakang dan angin
yang ada dibelakang keluar melalui lubang 4 ke lubang 1. jika tombol katup
ditekan maka kamar bergeser, sehingga angin masuk melalui lubang 1 ke lubang 4
mendorong batang silinder kedepan dan angin yang ada didepan keluar melalui
lubang 2 ke lubang 3. proses ini akan berulang jika tombol pada katup ditekan dan
dilepas. Jika menggunakan solenoid maka batang silinder akan bergerak ke depan
jika solenoid dihubungkan ke sumber tegangan dan jika dilepas dari sumber
tegangan maka batang solenoid akan kembali kebelakang.
4 2 4 2
3 5
5 1 1 3
Gambar 5.9. Pergerakan double acting cylinder dengan katup 5/2 single solenoid
A 4 2 B A 4 2 B
3 5
5 1 1 3
Gambar 5.10. Pergerakan double acting cylinder dengan katup 5/2 double solenoid
Gambar 5.10 dapat dilihat bahwa prinsip kerjanya hampir sama dengan
penggunaan pada katup 5/2 single solenoid. Bedanya untuk menggerakkan batang
silinder ke depan tombol A yang ditekan dan untuk menggerakkan batang silinder
III-12
5.2.10 Motor DC
5.2.11 Kompresor
Kompresor adalah sebuah mesin yang menekan udara dari tekanan
rendah ke level yang lebih tinggi sesuai dengan level yang kita inginkan. Untuk
melakukan pengecapan yang konstan pneumatik ini membutuhkan tekanan udara
yang cukup besar sehingga memerlukan kompresor untuk menghasilkan udara.
Sistem yang lengkap berisi kompresor, tanki udara, motor listrik kontrol
tekanan dan instrument keran udara.
Air service unit adalah perangkat pneumatik yang digunakan untuk mengatur
tekanan udara yang akan masuk ke silinder pneumatik juga berfungsi untuk
pengering udara sehingga udara yang masuk ke silinder pneumatik berupa udara
kering. Sistem yang lengkap dari ASU terdiri dari pengatur tekanan udara, tabung
pengering udara dan barmeter.
(a) (b)
Sebelum memasang input ke modul PLC, perlu diketahui tipe sensor yang
digunakan. Jika tipe PNP maka common yang digunakan pada modul input PLC
adalah common negatif dan jika tipe sensor yang digunakan tipe NPN maka
common yang digunakan pada modul input PLC adalah common positif. Pada
stamping machine, sensor yang digunakan adalah tipe NPN maka pemasangannya
adalah common positif, dapat dilihat pada gambar 5.14.
III-15
Keterangan :
Sensor O : S1 Sensor C2 : S8
Sensor O1 : S2 Sensor D1 : S9
Gambar 5.14 dapat dilihat bahwa jumlah input yang digunakan 18 input.
Masing-masing input dihubung pada modul input yang dipasang berurutan dari
modul input 0 - modul input 17.
output yang digunakan 14 output yang berurutan dari modul output 0 – modul
output 13.
Gambar 5.15. Pemasangan Output pelabelan produk pada stamping machine pada PLC
Katup A : V1 Katup D : V5
Counter : CNT
Prinsip kerjanya adalah jika magazine yang telah tersisi oleh objek yang
akan dilabel (asumsi magazine telah terisi oleh objek), jika tombol On ditekan
maka actuator D akan bergerak kedepan untuk mendorong objek yang ada dalam
magazine. Conveyor akan aktif jika sensor D1 tersentuh. Jika sensor O1
mendeteksi ada objek, maka conveyor 1 akan mati dan actuator E akan aktif untuk
mendorong objek ke posisi stamping. Sensor O akan mendeteksi ada objek, maka
actuator A akan bergerak ke bawah menekan bantal stamp. Selang beberapa detik
sensor A2 aktif yang akan membuat actuator A kembali keposisi semula. Jika
actuator tersebut menyentuh sensor A1, maka actuator B bergerak ke kanan,
actuator tersebut akan mengaktifkan sensor B2, maka actuator A akan bergerak ke
bawah untuk mencap. Kemudian setelah dicap maka actuator A kembali ke atas.
III-18
Jika sensor A1 pada actuator A aktif, maka actuator B akan bergerak kekiri, jika
actuator A mengenai sensor B1 maka actuator C aktif untuk mendorong objek,
actuator C akan kembali ke posisi semula jika sensor C2 aktif. Kemudian Objek
yang telah terdorong oleh actuator C terdeteksi oleh sensor O2, maka aktuator D
akan aktif untuk mendorong objek. Proses ini akan berulang jika Sensor O3
mendeteksi adanya Objek pada magasine dan sensor O2 juga mendeteksi ada
objek yang telah dicap. Kemudian proses pelabelan akan berhenti apabila objek
yang ada didalam magazine telah kosong, yang ditandai oleh indikator MG1. Jika
ada kondisi darurat (tombol emergency ditekan) maka stamping akan kembali ke
posisi semula tanpa harus menyelesaikan proses. Jika tombol off ditekan pelabelan
produk pada stamping machine akan berhenti setelah proses selesai. Tombol
automanual berfungsi untuk memindahkan kondisi dari otomatis ke manual
ataupun sebaliknya dan tombol inching berfungsi untuk menggerakkan stamping
machine secara step by step. Tombol manual konveyor berfungi untuk
menjalankan motor konveyor secara manual.
Prinsip kerja diatas dapat diketahui bahwa item pelabelan pada stamping
machine ini bergerak secara berurutan, sehingga dapat digambarkan seperti pada
gambar 5.16.
III-19
Arah panah serong ke atas dibaca membuat, arah panah serong ke bawah
dibaca menyentuh dan arah panah ke bawah mengaktifkan. Sehingga dari gambar
5.16 dapat dibaca urutan geraknya sebagai berikut :
Step 2 + Maktif mengaktifkan step 3, step 3 membuat SO1 aktif dan membuat
Motor mati dan mengaktifkan aktuator E kedepan ( E mak ).
Urutan gerak pelabelan produk pada stamping machine juga dapat dituliskan dalam tabel kebenaran (tabel 3.3).
Step1 Step2 Step3 Step4 Step5 Step6 Step7 Step8 Step9 Step10 Step11 Step12 Act A Act B Act C Act D Act E Motor
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
III-22
Adapun PLC yang dipakai pada perancangan sistem pelabelan produk pada
stamping machine adalah OMRON C200HS
Gambar 5.19. Ladder diagram untuk step urutan kerja kontrol pelabelan.
001.03 atau 001.06 aktif maka mengaktifkan katup A (140.06) dan 001.04
atau 001.07 aktif maka akan mematikan katup A.
001.05 aktif maka mengaktifkan katup B+ (140.07) dan 030.12 aktif akan
mematikan katup B+. 001.05 aktif maka akan mengaktifkan katup B-
(140.08). dan (001.08) aktif akan mematikan katup B-.
001.00 aktif maka mengaktifkan katup D+ (140.10) dan 001.01 aktif akan
mematikan katup D.
001.02 aktif maka mengaktifkan katup E+ (140.11) dan 001.03 aktif akan
mematikan katup E.
001.01 aktif maka mengaktifkan motor (140.13) dan 001.02 aktif akan
mematikan motor.
Jika tombol automanual (030.02) ditekan sekali CNT 002 aktif maka
indikator auto (140.01) menyala dan indikator manual (140.04) padam. Jika
0360.02 ditekan sekali lagi CNT 003 aktif maka akan mereset CNT 002
sehingga 140.01 padam dan 140.02 menyala.
Penulisan ladder diagram untuk step urutan kerja kondisi inching pada kontrol
pelabelan
III-28
Gambar 5.24. Ladder diagram untuk step urutan kerja kondisi inching
III-29
Jika 140.02 aktif dan tombol inching (030.03) ditekan maka masing-
masing counter (CNT 010 – CNT 023) akan aktif sesuai dengan nilai
settingnya. Counter akan mereset jika CNT 023 aktif atau 140.05 aktif.
Gambar 5.25. Ladder diagram untuk step aktuasi kerja kondisi inching
140.09 akan aktif jika CNT 022 aktif dan akan mati jika CNT 023 aktif.
140.10 akan aktif jika CNT 010 aktif dan akan mati jika CNT 011 aktif.
140.11 aktif jika CNT 014 aktif. dan akan mati jika 031.01 aktif. 140.07
akan aktif jika CNT 021 aktif dan akan mati jika 030.12 aktif.
III-30
140.08 aktif jika CNT 018 aktif dan akan mati jika CNT 021 aktif. 140.06
akan aktif jika CNT 016 dan CNT 019 aktif dan akan mati jika CNT 017 dan
CNT 020 aktif.
140.13 akan aktif jika CNT 012 aktif dan akan mati jika CNT 013 aktif.
Gambar 5.26. Ladder diagram untuk kerja counter kontrol pelabelan produk pada
stamping machine
140.12 akan aktif jika 001.07 aktif. Jika 140.04 dan 030.01 aktif maka
140.12 tidak akan bekerja.
Gambar 5.27. Flowchart prinsip kerja kontrol pelabelan produk pada pelabelan.