You are on page 1of 17
TN the seamen aces SANA a seer RORUPSD PEDOMAN KREDENSIAL RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDRAL PELAYANAN KESEHATAN, RUMAH SAKIT JIWA Dr.SOEHARTO HEERDJAN enten No 1, Jakarta 11460 Tip 021-S682841 -43. Fax -021-$682842 KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS JIWA Dr.SOEHARTO HEERDJAN NOMOR : HK.02.03/XXIV.1/ $931 /2022 TENTANG PEDOMAN KREDENSIAL RUMAH SAKIT JIWA Dr.SOEHARTO HEERDJAN DIREKTUR UTAMA imbang —: a._Bahwa untuk tertib administrasi dan meningkatkan mutu pelayanan RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan maka, dipandang perlu pemberlakuan pedoman kredensial. b. _ Bahwa berdasarkan butir (a) tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. 1. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan; 3. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit; 4 Undang-Undang RI Nomor 18Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 5. Peraturan Pemerintah RI No, 32 Tahun 2014 tentangTenaga Kesehatan; 7. Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal 8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 252/Menkes/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta; 9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290/MENKES/PERIIII2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Kp.03.03/Menkes/473/2020 tentang Pengangkatan Direktur Utama RS Jiwa Dr. Soeharto 1 Heerdjan MEMUTUSKAN netapkan :~KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA TENTANG PEDOMAN KREDENSIAL satu : Memberlakukan Pedoman Kredensial. lua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Salinan Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dipergunakan seperlunya. Ditetapkan di Jakarta. Pada tanggal 19 Oktober 2022 Direktur Utama GE dr. Desmiarti, Sp.KJ., MARS. DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA, LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA NOMOR : HK.02.03/XXIV.1/ $34 /2022 TANGGAL 19 OKTOBER 2022 TENTANG PEDOMAN KREDENSIAL RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA Direktur Utat o i, Sp.KJ., MARS DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BABI PENDAHULUAN BAB Il DASAR KREDENSIAL ... A. Definisi .. B. Konsep Dasar Kredensial .... C. Kriteria .... D. Proses Kredensial . E. Kewenangan Klinis BAB A. B. ¢. D. E. LAMPIRAN .... A. Latar Belakang .... B. Tujuan .... C. —Ruang Lingkup ....... D. Dasar Hukum ... E. Pengertian ... Ill SUB KOMITE KREDENSIAL ............. Sub Komite Kredensial .. Mekanisme Kredensial ... Berakhirnya Kewenangan Klinis Area Kompetensi .... Evaluasi Kompetensi Praktisi Klinik ..... enn NOOe Rw BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang undang tentang Rumah Sakit yang baru menuntut agar rumah sakit melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan rincian kewenangan klinis yang ditetapkan oleh rumah sakit. Salah satu faktor dalam keselamatan pasien adalah kewenangan tenaga medis untuk melakukan tindakan medis yang saat ini tidak dilaksanakan dengan baik oleh komite medis di rumah sakit. Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten rumah sakit perlu mengambil langkah langkah pengamanan dengan cara pemberikan kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial yang dilakukan oleh masing- masing sub komite kredensial. Buku Pedoman kredensial Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan ini dimaksudkan agar menjadi panduan bagi rumah sakit untuk melakukan kredensial bagi para tenaga medis dengan baik, benar dan dapat dipertanggung jawabkan. B. TUJUAN Tujuan Umum Pedoman ini bertujuan untuk melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial. 1. Untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Untuk melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan Untuk menetapkan standar pelayanan keperawatan Untuk menilai boleh tidaknya melakukan praktik keperawatan Untuk menilai kesalahan dan kelalaian Untuk melindungi masyarakat dan perawat Untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan NOopon 8. Untuk membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi yang kompeten 9. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang diperlukan. Tujuan Khusus. a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan rekredensial bagi tenaga Medis, Perawatan, Non Medis di RSJ Dr. Soeharto heerdjan. Memberikan panduan bagi tim kredensial untuk menyusun jenis jenis kewenangan Klinis bagi setiap tenaga kesehatan dan administrasi sesuai dengan kompetensinya. Memberikan panduan bagi direktur utama untuk menerbitkan surat penugasan kewenangan Klinis untuk melakukan tindakan medis di rumah sakit. Meningkatkan profesionalistas dan akuntabilitas tenaga medis di rumah sakit. C. RUANG LINGKUP Pedoman ini meliputi mekanisme kredensial di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. D. DASAR HUKUM 1, UU Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedoketeran UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Permenkes Nomor : 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis ga en Permenkes Nomor : 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran 6. Permenkes Nomor : 1438 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran Permenkes Nomor : 755 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit Permenkes Nomor : 49 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Komite Keperawatan di Rumah Sakit turan Konsil Nomor : 17 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penegakan Disiolin Profesi Kedokteran Manual Konsil —. PENGERTIAN Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis yang menjamin tenaga tersebut kompeten dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi. Proses Rekredensial adalah proses rekredensial oleh rumah sakit terhadap tenaga medis yang telah bekerja dan memiliki kewenangan Klinis dirumah sakit untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk waktu tertentu. Kewenangan Klinis adalah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit berdasarkan penugasan yang diberikan oleh kepala rumah sakit. Surat Penugasan klinis adalah surat yang diterbitkan oleh kepala rumah sakit kepada seorang tenaga medis untuk melakukan tindakan medis dirumah sakit berdasarkan rincian kewenangan klinis yang ditetapkan bagi tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya. BAB Il DASAR KREDENSIAL A. DEFINISI Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis, staf keperawatan, staf non medis dan staf administrasi untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan Klinis. Kredensial merupakan kegiatan dan fungsi sub komite Medik, sub komite keperawatan, sub komite Non Medis dan sub komite administrasi yang sangat menentukan mutu pelayanan medis di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Selama ini kegiatan tersebut oleh petugas Tim Kredensial belum bekerja seperti yang diharapkan. Tim Kredensial diberi tugas melakukan seleksi terhadap tenaga medis, keperawatan, non medis dan administrasi yang akan bekerja di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto heerdjan. Hasil seleksi kredensial dapat berupa usulan atau rekomendasi kepada direktur utama B. KONSEP DASAR KREDENSIAL Konsep dasar kredensial adalah Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para staf medis yang akan berhadapan langsung dengan para pasien di rumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh staf medis yang benar-benar kompeten. Kompetensi ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional, serta kompetensi fisik dan mental. Rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan medis, hal ini dikenal dengan proses kredensial ini dilakukan dengan alasan utama adalah; banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan sertifikat kompetensi dari kolegium dan keadaan kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakit tertentu atau bhedamhahnua peia eahinnaa mannranni keamanan nelavanan medis vang dilakukannya. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun mental. Penugasan klinis adalah Penugasan direktur utama rumah sakit kepada Seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya dengan persyaratan : 1. SPK dan RKK 2. \jazah, STR, SIP, bukti pelatihan 3. Evaluasi Kompetensi Praktisi Klinik a. Asuhan pasien: b. Pengetahuan medis/klinis: c. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek: d, |. Ketrampilan hubungan antar manusia dan komunikasi: . Profesionalisme: f. Praktek berbasis sistem:pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan. KRITERIA Pendidikan: 1. Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau dari sekolah kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi 2. Menyelesaikan program pendidikan konsuttan. Perizinan (lisensi): 41. Memiliki sertifikat kompetensi dari kolegium profesi 2. Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi 3. Memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku. 3. Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi anggotanya (KTA) Kualifikasi personal: 4. Riwayat disiplin dan etik profesi 2. Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui 3. Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien 4. Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan 5. Memiliki asuransi proteksi profesi. Pengalaman dibidang keprofesian: 1. Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi 2. Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi D. PROSES KREDENSIAL Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya yang akan melakukan pelayanan dirumah sakit adalah staf medis yang profesional meliputi kesehatan fisik dan mental dalam pelayanan di rumah sakit, maka untuk itu Tim Kredensial beserta Sub Komite Kredensial menyusun dan mengkompilasikan daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan masing-masing staf komite berdasarkan norma keprofesian yang berlaku. Rumah Sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan berupa : 4) Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian Kompetensi Kesehatan Fisik dan mental Perilaku Etika profesi Evaluasi data pendidikan profesional berkelanjutan Wawancara terhadap permohonan kewenangan klinis Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan/rekomendasi kewenangan klinis kepada Komite Medik, Komite Keperawatan dan Direktur Medik dan Keperawatan. © M@NOAAYN 10 Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite dan rekomendasi kewenangan klinis dan Penerbitan surat penugasan kiinis. —. KEWENANGAN KLINIS Setelah seseorang dinyatakan kompeten untuk melakukan suatu proses kredensial, rumah sakit menerbitkan surat Penugasan untuk melakukan serangkaian tindakan medis tertentu dirumah sakit, hal ini dikenal sebagai kewenangan Klinis. Kewajiaban rumah sakituntuk menetapkan kewenangan klinis diatur dengan tegas dalam undang-undang tentang rumah sakit pasal 29 ayat (1) butir r, telah ditetapkan bahwa setiap rumah sakit wajib menyusun dan melaksanakan hospital bylaws, yang dalam penjelasannya bahwa setiap rumah sakitwajib melaksanakan tata kelola klinis yang baik yang dirumuskanoleh rumah sakit dalam peraturan staf medis antara lain diatur kewenangan ki Kewenangan kKlinis adalah hak khusus yang diberikan kepada seseorang tenaga medis untuk melakukan tindakan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk waktutertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan Kilinis. Penugasan Klinis adalah penugasan yang diberikan oleh direktur utama rumah sakit kepada tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya, untuk melakukan tindakan pelayanan medis dirumah sakit tersebut berdasarkan rincian kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya berdasarkan komptensinya dan oleh direktur rumah sakit merekomendasi pemberian kewenangan Klinis dilakukan oleh tim kredensial berdasarkan masukan dari sub komite kredensial Rekomendasi berupa : a. Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri >e agg BAB Ill SUB KOMITE KREDENSIAL Sub Komite Kredensial ‘memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para tenaga profesi karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga profesi dan melindungi pasien rumah sakit untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis untuk melindungi masyarakat dari tenaga medis yang tidak kompeten. Tugas utama sub komite kredensial adalah : 1. Menepis tenaga profesi yang akan diperbolehkan melakukan tindakan medis Sesuai profesi masing-masing di rumah sakit tersebut. Memelihara kompetensi dan memantau kualitas kinerja tenaga profesional. Merekomendasikan untuk melarang tenaga profesi yang dianggap tidak aman bagi pasien untuk tidak melakukan tindakan tertentu dirumah sakit tersebut. Komite Medik dan Komite Keperawatan mempunyai tugas untuk meningkatkan profesionalisme tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di rumah sakit dengan cara : 1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis dan keperawatan yang akan melakukan pelayanan medis dan keperawatan di rumah sakit 2. Memelihara mutu profesi staf medis dan keperawatan 3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis dan keperawatan A. SUB KOMITE KREDENSIAL Sub Komite Kredensial Rumah Sakit Jia Dr. Soeharto Heerjaan terdiri dari 1. Sub Komite Kredensial Komite Medik 2. Sub Komite Kredensial Komite Keperawatan Sub Komite Kredensial bertugas menyusunan dan kompilasi daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian : 1. Kompetensi 2. Kesehatan fisik dan mental 3. Perilaku 4. Etika profesi. Evaluasi data pendidikan Profesional kedokteran/kedokteran gigi dan keperawatan Wawancara terhadap pemohon kewenangan Klinis Penilaian dan Pemutusan kewenangan klinis yang kuat. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan Klinis kepada komite medik dan komite keperawatan Melakukan proses tekredensial pada saat berakhimya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik dan komite keperawatan atas rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis, B. MEKANISME KREDENSIAL Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan tindakan medis yang terinci bagi setiap tenaga medis ada 3 tahapan, yaitu : 1. Permohonan untuk memperoleh kewenangan Klinis. Setiap tenaga medis mengajukan permohonan kepada direktur rumah sakit untuk melakukan tindakan medis. Tenaga medis mengisi formulir antara lain daftar tindakan medis yang ingin dilakukan sesuai dengan bidang keahliannya dan menyerahkan copy dokumen yang disyaratkan oleh rumah sakit. Syarat tersebut meliputi juga kesehatan fisik dan mental untuk melakukan tindakan medis tertentu. Setelah formulir lengkap, rumah sakit menyerahkan kepada komite medis, komite keperawatan untuk ditindak lanjuti. 2. Komite medis menugaskan sub komite kredensial untuk memproses permohonan pengajuan kewenangan klinis sesuai dengan kompetensi dan keahlian dibidang profesi masing-masing tenaga medis. Selain Mmenilai kompetensi juga menilai kemampuan pemohon berdasarkan fisik dan mental untuk setiap tindakan medis yang diajukan. Proses kredensial komite merekomendasikan sejumlah tindakan ae tertentu yang poet: dilakukan oleh pemohon di rumah sakit. Selanjutnya komite medis mengkaji kembali rekomendasi tersebut bila diperlukan dan selanjutnya diusulkan kepada direktur rumah sakit. 3. Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada sejumiah tenaga_medis berdasarkan permohonan berdasarkan rekomendasi Direktur rumah sakit dapat saja_meminta komite medis/komite keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak manajemen rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan medis bagi tenaga medis, keperawatan dan non medis pemohon. Daftar kewenangan klinis tenaga medis dapat dimodifikasi setiap saat. Seorang tenaga medis dapat saja mengajukan tambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada direktrur Tumah sakit. Selanjutnya komite medis/keperawatan/non medis akan melakukan proses kredensial khusus _ tindakan tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya kepada direktur rumah sakit. Namun ‘sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan diuraikan pada berakhirnya kewenangan klinis. C. BERAKHIRNYA KEWENANGAN KLINIS Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan habis masa berlakunya atau dicabut oleh rumah sakit. Berdasarkan pertimbangan komite medik dan komite keperawatan, surat penugasan untuk setiap tenaga medis, keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya memiliki masa berlaku untuk priode tertentu, misalnya dua tahun. Pada masa berakhirnya surat penugasan tersebut tumah sakit harus melakukan rekredensial terhadap tenaga medis, keperawatan dan tenaga kesehatan lain yang bersangkutan. Proses rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana yang diuraikan diatas. Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu didasarkan pada kinerja dilapangan, seperti yang bersangkutan terganggu kesehatannya baik fisik Maupun mental, terjadi kecelakaan tindakan yang diduga karena inkompetensi, dan karena tindakan disiplin dari komite medik atau komite keperawatan. Kewenangan kKlinis yang dicabut dapat diberikan kembali setelah meminta sub komite peningkatan mutu profesi untuk melakukan upaya pembinaan agar kompetensi yang bersangkutan pulih kembali. Komite medik dapat merekomendasikan kepada Direktur Utama Rumah Sakit agar dapat diberikan kembali kewenangan klinis setelah melalui pembinaan. D. AREA KOMPETENSI Area Kompetensi Kewenangan Klinis terdiri dari 1. Asuhan pasien, praktisi memberikan asuhan pasien dengan kasih, tepat dan efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pelayanan sampai akhir hayat. 2. Pengetahuan medis klinis, dalam ilmu-imu biomedis, klinis dan sosial serta penerapan pengetahuan ke dalam asuhan pasien dan pendidikan orang-orang lainnya. 3. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek, menggunakan bukti dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi dan meningkatkan praktek asuhan pasien 4. Interpersonal dan komunikasi, yang akan memampukan dan menjaga hubungan profesional dengan pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain. 5. Profesionalisme, terpancar dalam komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan professionalitas, praktek-praktek etika, pemahaman dan kepekaan terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap pasien, profesinya dan masyarakat. 6. Praktek berbasis system, melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan E. _EVALUASI KOMPETENS!I PRAKTIS! KLINIK Rumah Sakit menggunakan proses berkelanjutan terstandar untuk Mengevaluasi sesuai kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang diberikan Oleh setiap staf medik. ‘Ada proses terstandar untuk, minimal setiap tahun, mengumpulkan data yang relevan tentang setiap praktisi untuk direview oleh kepala unit kerja/panitia yang terkait. Review memungkinkan rumah sakit untuk mengidentifikasi kecenderungan praktik professional yang memberi dampak pada kualitas asuhan dan keselamatan pasien. Kriteria yang digunakan dalam melakukan evaluasi terhadap praktik professional secara berkelanjutan tidaklah terbatas, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya Pola penggunaan darah dan obat-obatan/kefarmasian . Permintaan untuk pemeriksaan/tes dan prosedur/tindakan |. Pola lama dirawat (length of stay) . Data morbiditas dan mortalitas Pemanfaatan praktisi terhadap konsultasi dan spesialis |. Kriteria lain yang relevan sebagaimana ditentukan oleh rumah sakit -~paogs e

You might also like