You are on page 1of 6

TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

NAMA ANGGOTA KEL. 5


1. BEATRIX M. MING (2002010122)
2. EDENT GARENT BAKUAMA (2002010138)
3. ANDRE SALUKH (2002010101)
4. APDON MATA (2002020111)
5. ARIANCE E. RENDA (2002010115)
6. DWI SARI R.A.U. NDJURUMBAHA (2002010136)
7. DONALD FINIT (2002010134)
8. DIONISIUS HUMOEN (2002010132)
9. CHRISTOFFER MARKUS JAMAN (2002010127)
10. DANI BRIAN LAKBANU (2002010129)
Dampak korupsi pendidikan dan kesehatan yang terjadi di wilayah NTT dan strategi
penceegahan dan penanggulangan

 Didang Kesehatan
Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi buruknya
pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak memadai dan
kekurangan obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa
masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor
paling rawan korupsi. Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas
buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat yang
pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti keampuhannya dipertanyakan.

 Kasus yang terjadi di wilayah NTT


Penyidik Kejaksaan Negeri Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, menahan
tiga orang karena terlibat kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) tahun
anggaran 2015.
Tiga orang yang ditahan itu yakni Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), berinisial YMDEB,
Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHK), MES, dan Direktur CV Berkat Mandiri, OJM. 
Tiga orang ini ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, lantaran terlibat tindak pidana
korupsi pengadaan alat Blood Bank Refrigerator secara fiktif di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) TTU.
Kasus itu bermula ketika pada tahun 2015, RSUD Kefamenanu melaksanakan kegiatan
pelaksanaan alat kesehatan.
"Tujuh paket yang dilelangkan dalam pelaksanaan tersebut dimenangkan oleh tiga
perusahaan kontraktor,"
Satu di antaranya paket tersebut yakni pengadaan alat-alat kesehatan non e-katalog
dengan nilai kontrak Rp 1.462.000.000.
Proyek itu dimenangkan oleh CV Berkat Mandiri, milik OJM .
dari nilai paket kontrak tersebut, ada item kegiatan yang tidak dilaksanakan yaitu
pengadaan dua unit Blood Bank Refrigerator dengan pagu anggaran Rp 425 juta.
Akibatnya, pelayanan di rumah sakit tersebut menjadi terganggu, sementara anggarannya
sudah habis.

 Dampak korupsi
Korupsi menyebabkan kerugian keuangan negara. Peralatan kesehatan dan obat yang
dibeli jauh lebih mahal, tetapi tak berkualitas. Dalam banyak kasus, pemerintah memaksa
mengadakan alat yang ternyata berbeda dengan kebutuhan rumah sakit dan puskesmas.
Korupsi pun jadi biang keladi buruknya pelayanan kesehatan. Peralatan tidak memadai dan
kekurangan obat merupakan dua masalah utama yang paling banyak dikeluhkan
masyarakat terkait dengan rumah sakit milik pemerintah dan puskesmas. Korupsi
membuat masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Selain itu, dampak paling berbahaya dari korupsi kesehatan adalah secara langsung
mengancam nyawa masyarakat. Berbagai peralatan yang dibeli dari proses yang korup
sangat mudah rusak, pelayanan purnajualnya buruk, dan tak presisi dalam mendiagnosis
kondisi pasien. Peralatan tak bisa memberikan informasi akurat yang dapat menyebabkan
tenaga medis salah melakukan tindakan medis. Begitu pula dengan obat. Jika masih tetap
digunakan, obat kedaluwarsa justru jadi ancaman serius bagi pasien.

 Strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi korupsi


di sector pelayanan kesehatan secara komperhensif yaitu dengan
1. Meningkatkan akuntabilitas
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat (social audit)
3. Meningkatkan transparansi
4. Meningkatkan deteksi dini korupsi
5. Penegakan sanksi tegas
6. Pemberian insentif
7. Mekanisme seleksi dan pendidikan staf
Langkah penting mempersempit ruang korupsi kesehatan, khususnya terkait alat
kesehatan dan obat, adalah mendorong penggunaan e-katalog dan e-purchasing. Selain
mempermudah, proses pengadaan pun tidak lagi berbelit-belit. Keduanya memberi
kepastian spesifikasi teknis dan acuan harga.
Tapi, e-katalog dan e-purchasing bukan satu-satunya solusi untuk menekan korupsi
kesehatan. Proses politik dalam penganggaran pun harus dikontrol oleh publik.
Terakhir, terkait penegakan hukum. Selama ini pertimbangan yang memperberat hukuman
pelaku korupsi kesehatan hanya besaran kerugian negara dan aturan yang dilanggar,
sedangkan dampak yang ditimbulkan dari praktik korupsi kerap diabaikan. Padahal,
korupsi kesehatan secara langsung bisa mengancam nyawa masyarakat. Karena itu, agar
timbul efek jera, dampak korupsi harus didorong menjadi bahan pertimbangan hakim
dalam menjatuhkan vonis.

 Dibidang Pendidikan
Perbuatan korupsi di bidang pendidikan akan berdampak langsung pada peserta didik
sebagai orang yang pertama mendapatkan dampak dari perbuatan korup ini. Karena tindak
korupsi di bidang pendidikan dapat saja melanggar Hak Asasi Manusia para peserta didik
untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

 Kasus korupsi yang terjadi di NTT


Kasus korupsi dana pendidikan luar sekolah (DPLS) dari Kejati NTT.
Ditetapkan 1 tersangka terkait dengan dana pendidikan luar sekolah. DPLS ini merupakan
dana dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT 2007 yang diambil dari dana APBN.
Tersangka tersebut yaitu Marthen Dira Tome selaku mantan Kepala Subdinas Provinsi
NTT. Dia disangkakan melanggar pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 UU Pemberantasan Tipikor
juncto pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Kemudian, pada tahun 2007 dana tersebut disebut dengan dekonsentrasi APBN sebesar Rp
77 miliar dan 675 juta. Dana itu terdiri dari program non formal dan informal.
Ada juga program PAUD, program pengembangan budaya baca, dan program manajemen
pelayanan pendidikan.

 Ada beberapa dampak korupsi dalam pendidikan yaitu


1.Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan menjadi hal pertama yang diserang oleh tindak kourpsi dalam bidang
pendidikan. Merosotnya kualitas penddidikan ditandai dengan tidak adanya atau
rendahnya perlengkapan yang berkaualitas, adanya ukuran-ukuran mutu yang rendah dan
adanya kandidat yang berkualifikasi dan/atau bermotivasi rendah yang terpilih (atau
membeli posisi) untuk guru dan jabatan laiinya .
2.Kerugian Finansial
Kerugian finansial jelas menjadi salah satu dampak dari prilaku korup para pemegang
jabatan publik dalam dunia pendidikan. Selain itu kerugian finansial akan juga berdampak
kepada masyarakat umum dengan pungutan-pungutan liar yang terjadi disekolah. Walau
dari tiap orang tua nominalnya kecil tetapi bila dijumlahkan maka akan menjadi nominal
yang cukup besar.
3.Ketidakadilan sosial
Melalui perilaku pengisian jabatan guru dan kepala sekolah selanjutnya perilaku korupsi
dalam penerimaan siswa baru dan undangan dari PTN akan menciderai rasa keadilan dari
seluruh warga negara Indonesia. Semua warga negara Indonsia berhak mendapatkan
pendidikan yang berkualitas.
Ketika terjadi tindak pidana korupsi dalam bidang pendidikan akan mematikan potensi
dari warga negara muda karen mereka akan kehilangan pendidikan yang berkualitas, dan
kesempatan untuk mengabdi kepada negara.
4.Pengurangan tingkat partisipasi
Partisipasi warga negara dalam pendidikan merupakan usaha agar mewujudkan warga
negara yng terdidik. Semakin banyak partisipasi maka semakin banyak pula warga negara
yang terdidik dan hal ini merupakan modal utama negara dalam pembangunan. Tetapi
ketika sarana dan prasanara tidak tersedia yang diakibatkan dari tindak korupsi, maka
akan menurunkan jumlah partispasi warga negara dalam pendidikan dan ini jelas
menguarangi potensi warga neagra terdidik.
5.Hilangnya akhlak mulia
Pendidikan Indonesia bukan merupakan pendidikan yang sekuler, yang memisahkan
agama dalam mebentuk warga negara yang baik. Tindak Pidana korupsi dalam bidang
pendidikan menjadikan peserta didik kehilangan teladan bahkan kepercayaan terhdap
sekolah dalam membentuk mereka. Sehingga muncul generasi yang memiliki akhlak yag
sejalan dengan pejabat dibidang pendidikan.

 Strategi pencegahan dan penanggulangan korupsi pada bidang pendidikan di


antaranya adalah:
Menerapkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan.
Pengelolaan dana pendidikan harus dilakukan secara terbuka dan akuntabel, dengan
pengawasan dari pihak-pihak yang berwenang.
Menerapkan sistem pengawasan dan pengendalian yang ketat. Hal ini meliputi proses
pengadaan, pengelolaan, dan pelaporan dana pendidikan, serta pengawasan terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian dana
pendidikan. Pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan, seperti orang tua murid, guru,
dan komunitas lokal harus dilibatkan dalam pengawasan dan pengendalian dana
pendidikan.
Membentuk tim atau satuan tugas anti-korupsi di lingkungan pendidikan. Tim atau satuan
tugas ini bertugas untuk memantau dan melaporkan tindakan korupsi yang terjadi di
lingkungan pendidikan, serta memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku korupsi.
Meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran dan integritas masyarakat terhadap tindakan korupsi, serta
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anak didik untuk menghindari dan melawan
korupsi.
Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pelaku pendidikan, harus bekerja
sama dalam menerapkan strategi pencegahan dan penanggulangan korupsi pada bidang
pendidikan. Dengan begitu, diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang
bersih dan bermartabat.

You might also like