You are on page 1of 6

Opening

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu,


We are part of the UAS English class 1 E D4 PPP 2022 task group

NAME INTRODUCTION
Nisa
Iqbal
Dewan
Feri

The four of us want to discuss a cool and historic building, this building is the Jami Sultan Syatif
Abdurrahman Mosque, which is located at Gang Usahabirsama, in Bugis, West Pontianak,
district.  East Pontianak, Pontianak city.

1. Okay, first of all, let's discuss the history

1 Nisa ↓

The Jami Sultan Syarif Abdurahman Mosque is the largest mosque in Pontianak and the first
mosque to stand in West Kalimantan Province.  This mosque, like the Kadriah Palace, is a relic
of the Pontianak Kingdom, which is located in Kampung Dalam Bugis.

2 Iqbal ↓

The Jami Sultan Syarif Abdurahman Mosque and the Kadriah Palace were the forerunners of
Pontianak City in 1771. The Jami Mosque itself was originally just a simple mosque.  According
to the saga, this mosque began to be built during the leadership of Sultan Syarif Usman
(1819-1855), the third sultan of the Pontianak Sultanate.  Laying the first stone foundation of the
building was done in 1821.

3 Dewan ↓

An explanation of this can be seen from the inscription in Arabic letters above the pulpit of the
mosque.  It is written there that the Jami Mosque was built by Sultan Syarif Usman on Tuesday
in the month of Muharram in 1237 Hijriah.  However, until it reached its current form, the
mosque underwent various improvements made by subsequent sultans.

4 Feri ↓

Giving the name Jami Sultan Abdurrahman Mosque is a tribute to the founder of Pontianak City,
namely Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadrie, the first sultan in the Pontianak Sultanate. 
This mosque is also a witness to the history of various processes of change in the city of
Pontianak and its surroundings.

2. Now let's discuss the Building

1 Nisa ↓
There are six pillars of purchased wood with a diameter of half a meter in the mosque.  Two
grown-up arms would not be able to reach the circle of pillars.  Apart from the round pillars,
there are also six other pillars that rise to the ceiling of the mosque, in the form of a square.

The square pillars are the size of lumber for today's house pillars.  But the size is above
average.  If now there are sizes 6x6, 7x7, 8x8, and 10x10 then the pole is even bigger.

2 Iqbal ↓

This mosque has a pulpit where the sermon is similar to the deck of a ship.  On the left and right
sides of the pulpit there are calligraphy written on the ceiling wood.

Nearly 90 percent of the mosque's construction is made of purchased wood.  The roof, which
was originally made of thatch, now uses shingles, thin pieces of purchase.  The roof is four
stories high.  On the second level, there are small glass windows.  While at the very top, the
roof resembles a flower bud or stupa.

3 Dewan ↓

The windows that line the entrance are large, also made of translucent glass.  There is also
glass that is red and yellow.

The distance between the floor of the mosque and the ground is approximately 50 centimeters. 
However, according to a local youth, the height between the floor of the mosque and the ground
is about two meters.  Now, cement has been poured under the mosque, so that the floor does
not sink further.

4 Feri ↓

The structure of the soil is unstable and most of it is peat, making buildings in Pontianak easy to
collapse.  Ironically, the barau, which protected the mosque's courtyard from the waters of the
Kapuas River and was built in the last two years, is now a failed project due to financial
difficulties.

3. Still discussing the building

1 Nisa ↓

Overall, the shape of the mosque building is heavily influenced by Javanese, Middle Eastern,
Malay and European architecture.  This can be seen from the shape of the terraced roof like a
tajug in Javanese architecture with a typical European crown or bell at the end.

2 Iqbal ↓

Other European influences can be seen in the doors and windows of the mosque which are
quite large.  The characteristics of the Middle East can be seen in the dome-shaped pulpit.
The form of a house with a pit or often called a stilt house which is also applied to mosque
buildings is a Malay building style.

3 Dewan ↓

The floor of the mosque is given a distance of about one and a half meters from the ground. 
Thus, even though it is right above the Kapuas River, the mosque has never been hampered by
flooding.  Now, cement has been poured under the mosque to prevent it from collapsing,
considering the soil structure is unstable and partly peaty.

4 Feri ↓

The construction material is dominated by purchased wood.  The wood can be seen in the
fences, floors, walls, minarets, the large drum in the foyer of the mosque, as well as the six main
pillars that support the mosque's space which are more than 170 years old.

This old mosque is now standing strong and has not changed its original old appearance in
order to maintain its historical existence

Closing

Okay, friends, that was our presentation earlier, and friends who don't know about this mosque,
with our presentation, I hope you know a little about this mosque, which is hundreds of years
old.

We thank you for our presentation

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Pembukaan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu,


Kami sebagian kelompok tugas UAS bahasa inggris kelas 1 E D4 PPP 2022

PERKENALAN NAMA
Nisa
Iqbal
Dewan
Feri

Kami berempat ini ingin membahas bangunan yg keren dan bersejarah, bangunan ini yaitu
masjid jami sulatan syatif abdurrahman, yang beralamat di Gang usahabirsama, dalam bugis,
Pontianak barat, kec. Pontianak timur, kota Pontianak

1. Oke pertama tama kita bahas Sejarahnya dulu

1 Nisa ↓
Masjid Jami Sultan Syarif Abdurahman adalah masjid terbesar di Pontianak dan masjid pertama
yang berdiri di Provinsi Kalimantan Barat. Masjid ini seperti halnya Istana Kadriah merupakan
peninggalan Kerajaan Pontianak yang terletak di Kampung Dalam Bugis.

2 Iqbal ↓

Masjid Jami Sultan Syarif Abdurahman dan Istana Kadriah merupakan cikal bakal Kota
Pontianak pada tahun 1771. Masjid Jami sendiri awalnya hanya sebuah langgar sederhana.
Menurut hikayat, masjid ini mulai dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Usman
(1819-1855), sultan ketiga Kesultanan Pontianak. Peletakan batu pertama pondasi bangunan
dilakukan pada tahun 1821.

3 Dewan ↓

Penjelasan mengenai hal tersebut dapat dilihat dari inskripsi huruf Arab di atas mimbar masjid.
Di sana tertulis bahwa Masjid Jami dibangun oleh Sultan Syarif Usman pada hari Selasa bulan
Muharam tahun 1237 Hijriah. Namun, hingga mencapai bentuk yang terlihat saat ini, masjid
mengalami berbagai penyempurnaan yang dilakukan sultan-sultan berikutnya.

4 Feri ↓

Pemberian nama Masjid Jami Sultan Abdurrahman adalah penghormatan kepada pendiri Kota
Pontianak, yakni Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadrie, sultan pertama di Kesultanan
Pontianak. Masjid ini juga menjadi saksi sejarah berbagai proses perubahan di Kota Pontianak
dan sekitarnya.

2. Sekarang mari kita bahas Bangunannya

1 Nisa ↓

Terdapat enam pilar dari kayu belian berdiameter setengah meter di dalam masjid. Dua pelukan
tangan orang dewasa tak akan mampu mencapai lingkaran pilar. Selain pilar bundar, juga ada
enam tiang penyangga lainnya yang menjulang ke langit-langit masjid, berbentuk bujur sangkar.

Pilar bujur sangkar itu berukuran kayu belian untuk tiang rumah dewasa ini. Namun ukurannya
di atas rata-rata. Jika sekarang ada ukuran 6x6, 7x7, 8x8, dan 10x10 maka tiang tersebut lebih
besar lagi.

2 Iqbal ↓

Masjid ini memiliki mimbar tempat khotbah yang mirip geladak kapal. Pada sisi kiri dan kanan
mimbar terdapat kaligrafi yang ditulis pada kayu plafon.

Hampir 90 persen konstruksi bangunan masjid terbuat dari kayu belian. Atapnya yang semula
dari rumbia, kini menggunakan sirap, potongan belian berukuran tipis. Atapnya bertingkat
empat. Pada tingkat kedua, terdapat jendela-jendela kaca berukuran kecil. Sementara di bagian
paling atas, atapnya mirip kuncup bunga atau stupa.
3 Dewan ↓

Jendelanya yang berjejeran dengan pintu masuk, berukuran besar-besar, juga dari kaca tembus
pandang. Ada pula kaca yang berwarna merah dan kuning.

Jarak antara lantai masjid dengan tanah, sekira 50 centimeter. Namun menurut seorang
pemuda setempat, tinggi antara lantai masjid dengan tanah sekitar dua meter. Kini kolong
masjid sudah dicor semen, agar lantainya tidak semakin turun.

4 Feri ↓

Struktur tanah yang labil dan sebagian besar bergambut, menjadikan bangunan-bangunan di
Pontianak gampang amblas. Ironisnya, barau yang melindungi halaman masjid dari kikisan air
Sungai Kapuas dan dibangun dalam dua tahun terakhir, kini menjadi proyek gagal karena
kesulitan keuangan.

3. Masih membahas bangunannya

1 Nisa ↓

Secara keseluruhan, bentuk bangunan masjid banyak mendapat pengaruh dari arsitektur Jawa,
Timur Tengah, Melayu, dan Eropa. Hal ini terlihat dari bentuk atap undak layaknya tajug pada
arsitektur Jawa dengan bentuk mahkota atau genta khas Eropa di bagian ujungnya.

2 Iqbal ↓

Pengaruh Eropa lainnya tampak pada pintu dan jendela masjid yang cukup besar. Adapun ciri
Timur Tengah terlihat pada mimbar yang berbentuk kubah.

Bentuk rumah berkolong atau kerap disebut rumah panggung yang juga diterapkan pada
bangunan masjid merupakan gaya bangunan ala Melayu.

3 Dewan ↓

Lantai masjid diberi jarak sekitar satu setengah meter dari permukaan tanah. Dengan demikian,
meskipun berada tepat di atas Sungai Kapuas, masjid tidak pernah terkendala banjir. Kini
bagian kolong masjid telah dicor semen untuk mengantisipasi amblas mengingat struktur tanah
yang labil dan sebagian bergambut.

4 Feri ↓

Material konstruksi didominasi oleh kayu belian. Kayu tersebut dapat dilihat pada pagar, lantai,
dinding, menara, beduk besar yang terdapat di serambi masjid, serta enam tiang utama
penyangga ruang masjid yang telah berusia lebih dari 170 tahun.

Masjid tua ini kini berdiri kokoh dan tidak mengubah tampilan lamanya yang orisinal demi
mempertahankan eksistensi sejarah.
Penutup

Oke teman teman itulah presentasi kami tadi, dan teman teman juga yang belum tahu tentang
masjid ini, dengan adanya presentasi kami ini, semoga teman teman sedikit tahu tentang masjid
ini, yang usianya sudah ratusan tahun,

Sekian presentasi kami kami ucapkan terimakasih

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

You might also like