You are on page 1of 17

SIFAT, HUBUNGAN, CARA, INFORMASI, TAHAPAN, MACAM

DISTKRIPSI PROYEK, DAN SCOPING AMDAL

Artikel ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Lingkungan Industri

Dosen Pengampu :
Dr. Wahyu Widowati, M.Si

Disusun oleh :
Hizki Johannes (2223023)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas artikel sistem
lingkungan industri yang berjudul “Diskripsi Proyek” dengan tepat waktu dan tanpa
halangan.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Wahyu Widowati,
M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Sistem Lingkungan Industri yang sudah
memberikan tugas artikel ini guna menambahkan pemahaman saya dalam membuat
artikel dan menambah wawasan saya mengenai Diskripsi Proyek.
Saya berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan artikel ini. Saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan dalam penyusunan artikel
ini. Semoga artikel yang saya dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga untuk
penulis sendiri.

Bandung, 16 April 2023

Hizki Johannes

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 5
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................ 6
2.1 Diskripsi Proyek ....................................................................................... 6
2.2 Cara Penyusunan Diskripsi Proyek .......................................................... 6
2.3 Informasi Penyusunan Diskripsi Proyek .................................................. 7
2.4 Scoping AMDAL ..................................................................................... 8
2.5 Macam-Macam Scoping ........................................................................ 12
2.6 Kegunaan Scoping ................................................................................. 13
2.7 Social-Economic Scoping Process ......................................................... 14
2.8 Ecological Scoping Process ................................................................... 15
2.9 Policy Scoping Process .......................................................................... 15
BAB III : PENUTUP.................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia negara kita tercinta ini mempunyai daratan yang begitu luas.
Banyak sekali pembangunan yang terjadi di dalam setiap daerah-daerah yang ada
di Indonesia guna menciptakan suatu kemakmuran untuk bangsa kita ini. Oleh
sebab itu negara kita tercinta memiliki banyak sekali proyek-proyek yang dibuat
agar suatu kegiatan bisa berguna di Indonesia ini. Maka dari itu dalam pembuatan
proyek tersebut, kita membutuhkan beberapa tahapan dalam memulai dan
menyelesaikannya. Salah satu contohnya seperti diskripsi proyek yang membantu
menggambarkan setiap detail tentang suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan upaya pembangunan suatu kontruksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja sifat dan hubungan tiap proyek dengan lingkungan?
2. Apa saja cara mendapatkan informasi dalam penyusunan diskripsi proyek?
3. Apa saja informasi yang perlu dibutuhkan dalam penyusunan?
4. Bagaimana scoping AMDAL?
5. Bagaimana macam scoping?
6. Apa social-economic scoping process?
7. Apa ecological scoping process?
8. Apa policy scoping process?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengerti sifat dan hubungan tiap proyek dengan lingkungan.
2. Mengetahui cara mendapatkan informasi dalam penyusunan diskripsi
proyek.
3. Mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan.
4. Mengetahui bagaimana scoping AMDAL.
5. Mengetahui macam-macam scoping.
6. Mengetahui social-econoic scoping process.
7. Mengetahui ecological scoping process.
8. Mengetahui policy scoping process.

4
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan perumusan dan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Manfaat Teoritis
Berdasarkan tulisan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan teori
mengenai Diskripsi Proyek. Kiranya kita sebagai masyarakat harus bisa
mengetahui hal tersebut guna bisa memberikan pengetahuan akan hal
tersebut agar kita sebagai masyarakat tidak dibodohi dengan pemikiran atau
perilaku yang kurang baik.

• Manfaat Praktis
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, penulis ini diharapkan mampu
memberikan manfaat praktis :
dengan demikian tulisan ini diharapkan agar masyarakat lebih paham dan
mengetahui Diskripsi Proyek yang sangat berguna bagi kehidupan kita demi
menjaga kualitas pembuatan proyek dan terus merawat lingkungan sekitar
kita dalam melaksanakan kegiatan proyek

5
BAB II

PEMBAHASAN.

2. 1 Diskripsi Proyek
Deskripsi adalah suatu tulisan yang isinya menggambarkan atau
menjelaskan tentang suatu objek atau keadaan tertentu secara ringkas dan tepat.
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya
pembangunan sesuatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik
sipil dan arsitektur. Jadi berdasarkan pengertian deskripsi dengan proyek, bisa
disimpulkan bahwa deskripsi proyek adalah penggambaran atau penjelasan tentang
suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu
bangunan konstruksi. Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai project jika memiliki
beberapa karakteristik di bawah ini :
1. Project adalah bersifat sementara, tidak akan selamanya dilaksanakan.
2. Memiliki potensi sebagai hal yang berkelanjutan untuk ditingkatkan dalam
pelaksanaan berikutnya.
3. Memiliki hasil unik karena di setiap project tidak menghasilkan hal yang sama,
pasti berbeda.
4. Hasil yang terukur karena sudah diketahui lingkup kegiatannya dengan jelas
5. Bermanfaat bagi banyak pihak.
6. Memiliki konflik yang nantinya butuh penyelesaian.
7. Memiliki tim pelaksana.
Hubungan proyek dengan lingkungan saling berkaitan lantaran di Indonesia
sendiri mempunyai hukum seperti AMDAL yang ada untuk studi kelayakan karena
tercantum dalam undang-undang dan peraturan pemerintah serta menjaga
lingkungan dari operasi proyek kegiatan industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan.

2.2 Cara Penyusunan Diskripsi Proyek


Untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek, itu dikumpulkan oleh
batu tonggak di departemen desain atau biro. Mereka terlibat profesional, dan setiap
langkah vymeryat milimeter :
1. Langkah pertama. kontraktor menerima koresponden dari kerangka acuan.
Mereka setuju pada kondisi - waktu, anggaran, nilai dan kinerja dari skema
(teks, grafik, presentasi). Untuk melakukan ini, gambaran yang jelas dari
proyek dan pemahaman pada umumnya. Dan kemudian datang pergantian
pelaksanaan terampil dari semua aspek dan gaya ke detail terkecil.

6
2. Langkah kedua. Menyetujui singkat, inspektur penerimaan mengirimkan
tugas manajer-tsehoviki atau kantor pekerja di elaborasi proyek.
3. Langkah ketiga. Ini merupakan diagram alir proses lengkap yang
menunjukkan periode yang masing-masing kegiatan tertentu dilakukan
secara berurutan.
4. Langkah keempat. Setelah menghabiskan bagian utama dari rencana skema
rekonsiliasi, semua tindakan lebih lanjut konsisten dengan pelanggan. Rinci
dan suplemen jelas dinegosiasikan, menambahkan tugas, tujuan sebenarnya
diproyeksikan dan merangkum pembayaran akhir.
5. Langkah kelima. Staf seluruh proyek dan untuk menyelesaikan itu,
kontraktor mengirimkan klien solusi turnkey. Itu, pada gilirannya,
memegang perhitungan akhir.

2.3 Informasi Penyusunan Diskripsi Proyek


Dari awal, setelah adopsi pengembangan proyek, membuat deskripsi
awalnya jelas untuk esensi dan di masa depan bisa untuk membagi program ke
dalam periode, kosong, cabang dan tahap. Hal ini lebih mudah untuk hanya
mengawasi tenggat waktu, dan tidak ada detail akan melarikan diri keluar dari
sorotan. Kami memberikan deskripsi singkat dari proyek, yaitu, pada kenyataannya,
proses yang membentuk perkembangannya :
• Memesan penerimaan.
• Koordinasi dengan nilai pelanggan kerja.
• Membahas prabayar atau setelah selesainya perhitungan.
• Penyusunan kuesioner-singkat.
• Keselarasan dengan konsumen (pelanggan) item proyek.
• Tujuan - tema program.
• Mulai - menunjukkan tanggal / waktu.
• Akhir - menentukan tanggal / waktu.
• Artis proyek - misalnya, manajer Ivanov, Petrov, Sidorov.
• Pelanggan - misalnya, Save the Children Fund.
• Tahap Program - persiapan, pengumpulan, kerja, negosiasi, kesimpulan.
• Apa yang harus dilakukan dan apa kerangka waktu - isi program, deskripsi
tahap, tugas dan tujuan.
• Informasi apa yang ada - teks, gambar, presentasi, video, audio.
• Keselarasan dengan konsumen (customer).
• Finalisasi kesalahan, untuk membawa ke hasil yang diinginkan.
• Negosiasi ulang dengan koresponden.
• Pernyataan pada penerimaan situs dan commissioning dari proyek ke
pengguna akhir.
• Pembayaran akhir (menerima gaji) secara tunai.
7
Karena itu, menciptakan singkat asli dari rencana proyek, dan kemudian
pengembang mengelompokkannya ke dalam banyak cabang yang lebih kecil, yang
disebut tahap. Membuat rencana garis besar, mulai membuat dan deskripsi tahapan
proyek. Ini adalah bagian penting, tanpa yang tidak mungkin untuk memproduksi
besar dan multi-port solusi. Setiap tahap menggambarkan teknologi tertentu, dan
berisi hingga ratusan atau bahkan ribuan daftar, tugas dan subtasks. Hanya
memecah proyek ke dalam fase, Anda dapat melacak setiap detil kecil dan tidak
kehilangan benang tindakan berikut, dan yang paling penting, tujuan yang akan
dicapai. Seperti sebuah divisi dari skenario membuatnya lebih mudah untuk
menangani semua proses bisnis yang berjalan. deskripsi bertahap dari proyek pada
teknologi membantu untuk berkonsentrasi pada keputusan yang benar dan bergerak
maju lebih cepat.

2.4 Scoping AMDAL


Pelingkupan dapat mempunyai pengertian sebagai suatu proses pemusatan
studi pada hal-hal yang penting yang terkait dengan dampak penting (scoping is the
process of focusing the environmental study on the key aspects related to significant
impacts). Dalam mempersiapkan penyusunan dokumen amdal maka pelingkupan
permasalahan dan mengindentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait
dengan rencana usaha atau kegiatan.
Pelingkupan merupakan proses penting yang dituangkan dalam kerangka acuan
(KA) Amdal karena dengan proses inidapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut ;
a. Dampak penting terhadap lingkungan yang dipandang relevan untuk ditelaah
secara mendalam dalam studi amdal dengan meniadakan hal-hal atau komponen
lingkungan yang dipandang kurang penting ditelaah.
b. Lingkup wilayah studi amdal berdasarkan beberapa pertimbangan seperti batas
proyek, batas ekologis, batas social dan batas administratif.
c. Kedalaman studi amdal yang antara lain mencakup metode yang digunakan,
jumlah contoh yang diukur, tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan sumber
daya yang tersedia (dana dan waktu).
Pelingkupan dalam penyusunan dokumen amdal menjadi sedemikian penting
karena jika hal ini tidak dilaksanakan, maka akibatnya amdal yang dihasilkan
menjadi kabur batas-batasnya dan tidak jelas dalam pemusatannya (fokusnya) atau
dengan kata lain menyebabkan dokumen amdal tersebut kurang tegas, kurang jelas
yang akibatnya menjadi sulit bagi para pengambil keputusan untuk memutuskan
disetujuinya suatu rencana usaha atau kegiatan yang diajukan. Memang perlu diakui
bahwa lingkungan hidup mempunyai sifat holistic, yaitu keterkaitan satu komponen
dengan komponen lainnya baik terjadi secara langsung maupun tidak langsung pada

8
saat dimulainya suatu usaha atau kegiatan sehingga sering kali disebut semuanya
saling berhubungan dan terkait. Dari kenyataan yang dapat disaksikan pada
hakekatnya adalah tidak demikian, karena sebelumnya komponen lingkungan
hidup masing-masing mempunyai daya dukung, daya tampung dan kelentingan
(resilience), sehingga apabila dampak yang ditimbulkan oleh suatu usaha atau
kegiatan terjadi maka sesuai dengan kondisi masing-masing komponen lingkungan
hidup yang ada pada lokasi tersebut dihubungkan dengan potensi dampak yang
bersumber dari kegiatan atau usaha yang sedang berlangsung, maka akan terjadi
interaksi sehingga menghasilkan intensitas dampak yang dapat diindikasikan dalam
wujud penurunan kualitas lingkungan. Apabila intensitas dampak masih dalam
batas ambang (thresh hold) dari komponen lingkungan, maka komponen
lingkungan tersebut mampu menetralkan akibat dampak tersebut. Terkadang
ketidaktegasan dalam pelingkupan juga dapat terjadi karena belum tumbuhnya
kesadaran bahwa target dari dokumen amdal sebenarnya bukan untuk rekayasa
rancang bangun (engineering design), tetapi sebetulnya harus diarahkan untuk
mengangkat persyaratan-persyaratan tindakan yang harus dilanjutkan untuk
langkah pembuatan rekayasa rancang bangun oleh proponen setelah dokumen
amdal telah disetujui. Langkah-langkah pelingkupan perlu selalu mengarah kepada
konteksnya dengan dampak-dampak penting dan kegiatan-kegiatan yang potensial
dan selalu dengan proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain suatu dokumen
amdal yang dihasilkan dengan pelingkupan yang tepat, akan menghasilkan
kemudahan dalam proses pengambilan keputusan untuk menetapkan suatu rencana
usaha atau kegiatan yang diajukan disetujui atau tidak. Jadi pegangan yang dapat
dihunakan dalam pelingkupan adalah mengangkat komponen-komponen kegiatan
yang penting atau potensial dan komponen-komponen lingkungan yang
diperkirakan akan terkena dampak penting dalam batas-batas wilayah suatu yang
bersangkutan.
Sebagai pendekatan untuk pelingkupan dampak penting dapat menggunakan
criteria sebagai berikut :
• Jumlah manusia yang terkena dampak
• Luas wilayah persebaran dampak
• Lamanya dampak berlangsung
• Intensitas dampak
• Banyaknya komponen lingkunan yang akan terkena dampak
• Sifat komulatif dampak tersebut
• Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) suatu dampak.

9
Atas dasar beberapa criteria tersebut diatas maka dengan mempelajari deskripsi
proyek dari kegiatan yang akan dibuat dokumen amdalnya, dapatlah
diindentifikasikan kegiatan-kegiatan dalam proyek tersebut yang mempunyai
potensi menimbulkan dampak tersebut dalam kriteria tersebut. Namun demikian
perlu juga dalam pelingkupan ini memperhatikan komponen-komponen lingkungan
apa saja yangada pada lokasi proyek, karena tidak semua lokasi proyek mempunyai
komponen-komponen lingkungan yang sama, belum tentu mempunyai peruntukan
tata ruang yang sama sesuai dengan yang telah dituangkan dalam rencana tata ruang
daerah pada masing-masing daerah dimana rencana kegiatan atau usaha yang akan
dilakukan.
Sedangkan kriteria untuk mencari kegiatan-kegiatan yang potensi menimbulkan
dampak penting adalah ;
• Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
• Eksploitasi sumber daya alam baik yang dapat diperbaharui atau yang tidak dapat
diperbaharui.
• Proses dan kegiatan yang potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan
dan kemrosotan sumber daya alam dan pemanfaatannya.
• Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial budaya.
• Mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi.
• Introduksi tumbuh-tumbuhan, hewan dan jasad renik.
• Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
• Penerapan teknologi yang mempunyai potensi besar mempengaruhi lingkungan.
• Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi mempengaruhi pertahanan Negara.

Wilayah studi berkaitan sekali dalam upaya pelingkupannya dengan :


a. Batas proyek, sering disebut dengan tapak proyek, sebenarnya luas batas proyek
bukan hanya terbatas pada lokasi dimana proyek berada yang biasanya oleh pagae
sekeliling lokasi proyek tersebut. Tetapi batas proyek sebetulnya lebih luas lagi dari
batas tersebut karena termasuk juga jalan proyek dan juga lahan-lahan yang akan
digunakan untuk penyimpanan bahan-bahan konstruksi dan tempat dimana alat-alat
berat disimpan dan diperbaiki pada saat proyek berlangsung. Untuk penentuan luas
batas proyek perlu mempelajari secara cermat deskripsi proyek yang bersangkutan
termasuk cara pemasokan dan mobilisasi bahan-bahan konstruksi dan peralatannya.

10
b. Batas ekologis, batas ini sangat dipengaruhi cara penentuannya oleh komponen-
komponen lingkungan yang ada pada lokasi proyek. Kemudian berdasarkan
prakiraan dampak yang akan terjadi terhadap komponen lingkungan yang ada pada
lokasi tersebut oleh kegiatan proyek yang dapat diikuti oleh deskripsi proyek maka
akan diperoleh rancangan batas jarak dan luas komponen lingkungan dimana
dampak yang ditimbulkan tidak lagi melampaui ambang yang telah ditentukan
(thresh hold limit) dari tiap-tiap komponen lingkungan. Batas inilah yang diartikan
dengan batas ekologis. Batas ekologis akan menjadi luas bila kondisi rona awal
kualitas komponen lingkungan tersebut telah rendah atau peruntukan menurut
rencana tata ruangnya yang menuntut persyaratan yang ketat karena peruntukannya
misalnya ditentukan sebagai kawasan hunian murni.

c. Batas sosial, batas sosial termasuk juga budaya dan ekonomi. Batas ini ditentukan
berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek yang sedang
direncanakan terhadap aspek social, aspek budaya dan aspek ekonomi. Baik pada
tahapan pra-konstruksi maupun pada konstruksi, maupun selanjutnya pada saat
operasi atau tahap rehabilitasi.

d. Batas administrasi, batas administrasi ini dapat dilakukan berdasarkan


pembagian wilayah administrasi yang berlaku untuk lokasi dimana rencana proyek
yang akan dilakukan. Batas administrasi ini menjadi mudah apabila lokasi proyek
berada pada batas dari 1 (satu) wilayah administrasi, tetapi sering terjadi (terutama
pada proyek-proyek besar) lokasi proyek karena besar luasnya maka keberadaannya
bias di atas 2 (dua) atau lebih dari wilayah administrasi, baik wilayah tingkat satu
atau wilayah tingkat dua. Untuk menghadapi kemungkinan ini maka perlu
persiapan peta standar dan meletakkan lokasi proyek di atas peta standar tersebut,
dan dari situ dapat diketahui keberadaannya dari lokasi tersebut pada batas. Untuk
mengetahui dengan pasti batas-batas wilayah administrasi dari lokasi proyek
biasanya dapat diikuti peta ijin lokasi proyek yang dikeluatkan oleh Badan
Pertanahan Nasional di daerah yang bersangkutan dan dari dinas tata kota setempat.

Dengan mengintegrasikan ke 4 (empat) batas wilayah tersebut di atas disertai


dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya, seperti waktu, dana, tenaga,
tingkat penguasaan teknologi dan metoda pelaksanaan sehingga lazimnya
penentuan wilayah studi berangkat dari batas proyek yang kemudian diperluas
dengan batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi yang dianggap relevan,
kompromi perluasan batas-batas ini menjadi pokok pembahasan pada siding komisi
amdal yang menangani dengan proponen pada saat pembahasan kerangka acuan
amdal proyek yang bersangkutan. Kadang-kadang memang pelingkupan wilayah
studi menjumpai suatu kekhususan yang memerlukan pertimbangan sendiri. Antara
11
lain untuk menentukan wilayah studi dari pembangunan jalan kereta api, proyek
pembangkit tenaga listrik dengan jaringan distribusi melintasi beberapa provinsi
bahkan lintas pulau dan proyek reklamasi dengan bahan pengurugan (fill material)
yang dipasok dari penambangan lepas pantai dan dengan transportasi lewat laut dan
lewat jalan pintas propinsi. Pelingkupan batas wilayah studi sangat berpengaruh
kepada ketepatan analisis dampak lingkungan dan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan. Pelingkupan yang membatasi wilayah studi yang lebih
kecil dari pada seharusnya akan menyebabkan produk dokumen amdal kurang atau
tidak menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dan komponen
lingkungan yang diakibatkannya. Sebaliknya pelingkupan batas wilayah studi yang
terlalu luas dari pada seharusnya dapat menyebabkan kaburnya batas-batas
pengaruh dampak dan kurang nyatanya manfaat pengelolaan lingkungan dan
pemantauannya. Disamping itu akan terjadi pemborosan biaya studi dan terlalu
lamanya waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pembuatan dokumen amdal
yang dimaksud. Yang dijadikan pegangan dalam pelingkupan kedalaman studi
amdal adalah sasaran akhir dari kegunaan dokumen amdal, yaitu bukan untuk bahan
yang digunakan sebagai rekayasa rancang bangun (engineering design). Tetapi
merupakan dokumen yang berisi prinsip-prinsip dan persyaratan-persyaratan yang
harus diterapkan dalam rencana penanganan dampak lingkungan. Sehingga
dokumen ini dapat membantu kemudahan dari proses pengambilan keputusan oleh
pejabat yang berwewenang. Pelingkupan kedalaman studi dapat mempengaruhi
kepada metoda yang dapat digunakan, mempengaruhi pula jumlah contoh yang
harus diambil serta radiusnya (lokasi pengambilan sampel) dan pula mempengaruhi
jenis tenaga ahli serta jumlahnya dan tentunya berpengaruh kepada waktu dan dana
yang diperlukan untuk penyelesaian dokumen amdal.

2.5 Macam-Macam Scoping


Dalam penyusunan dokumen amdal, seperti halnya dengan penyusunan
dokumen lainnya memerlukan urutan langkah yang harus ditempuh guna mencapai
hasil penyusunan yang memenuhi harapan yang diinginkan. Sebagaimana halnya
yang diharapkan dari penyajian dokumen amdal adalah merupakan bentuk studi
yang komperehensif mengenai pangaruh sebab dan akibat dari suatu rencana
kegiatan atau usaha yang dapat menimbulkan dampak kepada komponen-
komponen lingkungan hidup seperti lokasi rencana kegiatan atau usaha dilengkapi
dengan rencana pengelolaan dan pemantauannya yang sangat mudah dan
membantu para pengambil keputusan untuk menetapkan bisa atau tidaknya suatu
rencana kegiatan atau usaha dimulai. Setiap langkah dalam kegiatan penyusunan
amdal perlu dilaksanakan dengan metode yang dipilih bersama oleh para anggota
tim penyusun berdasarkan pemilihan yang paling cocok dengan rencana kegiatan
atau usaha yang sedang disusun amdal-nya. Adapun jenis-jenis metode yang
diperlukan antara lain adalah :

12
• Metode pelingkupan (scoping)
• Metode penentuan adanya dampak
• Metode penentuan dampak penting
• Metode pengumpulan data bio-geo-fisik
• Metode analisis dampak lingkungan
• Metode identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak lingkungan.
Metode-metode tersebut di atas bukan terbatas dari apa yang telah disebutkan,
tetapi masih ada metode jenis lain yang tidak disebutkan. Dalam penyajian
berikutnya akan diuraikan metoda secara rinci untuk dapat digunakan sebagai
pedoman yang sekiranya memberikan manfaat bagi penyusun dokumen amdal atau
bagi para penilai dalam forum komisi amdal tingkat daerah maupun tingkat pusat.
Diharapkan dengan membiasakan pemanfaatan metoda dalam penyusunan
dokumen amdal, maka akan dapat menghemat banyak waktu dan disamping itu
dapat mengarah kepada pencapaian tujuan dari amdal itu sendiri, yaitu suatu telaah
atau kajian yang dapat memberikan prinsip-prinsip dan persyaratan-persyaratan
yang harus diambil dalam penanganan dampak lingkungan yang dapat dilanjutkan
untuk rekayasa rancangan bangunan oleh proponen setelah dokumen amdal telah
disetujui oleh pihak yang berwewenang.

2.6 Kegunaan Scoping


Berikut juga ada beberapa kegunaan dari Scoping :
1. Menetapkan wilayah studi dan batas/horizon waktu prakiraan dampak.
2. Mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan.
3. Menetapkan tingkat kedalaman studi sesuai dengan sumberdaya tersedia,
waktu, dana, tenaga).
4. Menetapkan lingkup studi dan rancangan studi secara sistematik.
5. Menelaah kegiatan/proyek lain yang terkait dan terletak di wilayah studi.
6. Langsung mengarahkan pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara
mendalam.
7. Menghindari timbulnya konflik dan tertundanya kegiatan pembangunan
proyek.
8. Efisiensi terhadap biaya, tenaga dan waktu.

2.7 Social-Economic Scoping Process


Dalam analisis pembangunan penduduk merupakan salah satu variabel yang
memegang peranan penting. Penduduk adalah sumber daya dan aset jangka
13
panjang. Sebuah perencanaan pembangunan di suatu daerah akan memberikan hasil
yang maksimal jika para stakehoulder memperhatikan masalah kependudukan di
wilayah mereka. Dalam perencanaan pembangunan di suatu wilayah, pemahaman
mengenai kondisi penduduk memegang peranan sangat penting. Ketersediaan data
kependudukan yang terpercaya akan memudahkan para perumus pembangunan
untuk menentukan rencana rencana strategis mereka, misalnya perencanaan dalam
penyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, pemukiman, lingkungan dan lain yang
diperuntukkan bagi masyarakatnya. Pemahaman yang baik mengenai
kependudukan seperti struktur, laju pertumbuhan penduduk, ratio jenis kelamin
dapat digunakan untuk sebagai dasar rencana pembangunan di suatu wilayah ke
depannya.

2.8 Ecological Scoping Process


Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara), dimana proses
alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana
usaha dan/atau kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas
usaha dan/atau kegiatan.

2.9 Policy Scoping Process


Dalam keputusan menteri negara klh nomor kep-50/hnklh/6/1987, lampiran
II, tentang pedoman penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan; dan
nomorkep-51/mnklh/6/1987. Lampiran II. Tentang pedoman penyusunan kerangka
acuan studi evaluasi lingkungan; ditegaskan bahwa dokumen kerangka acuan (KA)
disusun karena adanya pertimbangan:
(1.) Keanekaragaman
KA diperlukan unfcuk memberikan arahan tentang komponen keglatan dan
komponen lingkungan yang-harus ditelaah dan diamafi dalam penyusunan
anoal/sel.
(2.) Keterbatasan sumberdaya
KA memberikan ketegasan tentang bagaimana menyesuaikan tujuan dan hasil yang
ingin dicapal dalam penyusunan andal/sel dengan keterbatasan sumberdaya tanpa
mengurangi mutu pekerjaan andal/sel.
(3.) Efisiensi
14
KA memberikan arahan tentang dafca dan informasi ynng perlu dikumpulkan
untuk penyusunon andal/sel, sehmgga data dan informasi yang terkumpul hanyalah
yang relevan dengan dampak lingkungan yang akan ditelaah.

Ketiga pertimbangan tersebut pada dasarnya dapat terwujud dengan baik dalam
dokumen KA, bila dalam penyusunan KA ditempuh suatu proses yang dikenal
sebagai pelingkupan (scoping). Kegiatan pelingkupan (scoping) merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari penyusunan KA dan hasilnya dapat berpengaruh besar
pada kualitas dokumen andal/sel. Semakin baik hasil proses pelingkupan semakin
baik pula dokumen andal/sel yang dihasilkan, berkat identifikasi dampak yang
semakin tajam, dan adanya arahan yang tegas dalam lingkup serta kedalaman studi
andal/ sel. Menyadari pentingnya arti kegiatan pelingkupan ini dipandang penting
disusun suatu panduan pelingkupan yang komprehensif. Panduan ini merupakan
pendukung (suplemen) untuk penyusunan KA sehingga dokumen KA yang
dihasilkan dapat memenuhi persyaratan teknis seperti yang digariskan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Panduan pelingkupan ini disusun
dengan maksud agar pemraakarsa kegiatan, dan instansi pemerlntah yang
berwenang/terkait dapat memahami pengertian, tujuan, manfaat, proses, metode,
dan prosedur pelingkupan untuk penyusunan dokumen KA.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Deskripsi adalah suatu tulisan yang isinya menggambarkan atau


menjelaskan tentang suatu objek atau keadaan tertentu secara ringkas dan tepat.
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya
pembangunan sesuatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik
sipil dan arsitektur. Jadi berdasarkan pengertian deskripsi dengan proyek, bisa
disimpulkan bahwa deskripsi proyek adalah penggambaran atau penjelasan tentang
suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu
bangunan konstruksi. Dalam analisis pembangunan penduduk merupakan salah
satu variabel yang memegang peranan penting. Penduduk adalah sumber daya dan
aset jangka panjang. Sebuah perencanaan pembangunan di suatu daerah akan
memberikan hasil yang maksimal jika para stakehoulder memperhatikan masalah
kependudukan di wilayah mereka. Dalam perencanaan pembangunan di suatu
wilayah, pemahaman mengenai kondisi penduduk memegang peranan sangat
penting. Ketersediaan data kependudukan yang terpercaya akan memudahkan para
perumus pembangunan untuk menentukan rencana rencana strategis mereka,
misalnya perencanaan dalam penyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan,
pemukiman, lingkungan dan lain yang diperuntukkan bagi masyarakatnya.
Pemahaman yang baik mengenai kependudukan seperti struktur, laju pertumbuhan
penduduk, ratio jenis kelamin dapat digunakan untuk sebagai dasar rencana
pembangunan di suatu wilayah ke depannya. Pelingkupan dapat mempunyai
pengertian sebagai suatu proses pemusatan studi pada hal-hal yang penting yang
terkait dengan dampak penting (scoping is the process of focusing the
environmental study on the key aspects related to significant impacts). Dalam
mempersiapkan penyusunan dokumen amdal maka pelingkupan permasalahan dan
mengindentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana usaha
atau kegiatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

“Deskripsi Proyek”
https://www.coursehero.com/file/60759060/DESKRIPSI-PROYEK-klp-1pptx/

Maulan Shofa, Nisa. “Project Adalah: Pengertian, Unsur, Karakteristik, dan Jenis”.
kitalulus.com, September 21, 2022,
https://www.kitalulus.com/seputar-kerja/project-adalah

Lararenjana, Edelweis. “Manfaat AMDAL Beserta Definisi, Tujuan dan Fungsinya


yang Perlu Diketahui”. merdeka.com, 24 November 2020,
https://www.merdeka.com/jatim/manfaat-amdal-beserta-definisi-tujuan-dan-
fungsinya-yang-perlu-diketahui-kln.html

“Cara Membuat Deskripsi Proyek: Panduan Langkah Demi Langkah”


https://id.unansea.com/cara-membuat-deskripsi-proyek-panduan-langkah-demi-
langkah/

Rimanthodino. “ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) METODE


PELINGKUPAN (SCOPING)”. wordpress.com, 30 Januari 2014,
https://dinorimantho.wordpress.com/2014/01/30/analisa-dampak-lingkungan-
amdal-metode-pelingkupan-scoping/

http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/6._Pelingkupan.pdf

https://portal.sukabumikota.go.id/sosial-ekonomi/

https://astekita.wordpress.com/2011/03/24/pelingkupan-scoping-2/

17

You might also like