Professional Documents
Culture Documents
Praktik Profesionalisme (Tanggung Jawab Bidan Dalam Berbagai Tatanan)
Praktik Profesionalisme (Tanggung Jawab Bidan Dalam Berbagai Tatanan)
Disusun oleh:
Dosen Pengajar:
KURNIYATI, SST.,M.Keb
Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah "Praktik Profesionalisme Dalam Praktik Kebidanan".
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Curup, Mei
2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. PENDAHULUAN..................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................6
A. Tanggung Jawab Bidan Dalam Berbagai Tatanan Pelayanan Kesehatan...............6
B. Macam-Macam Jenis Pelayanan Kesehatan...........................................................7
C. Peran Dan Fungsi Bidan Di Fasilitas Pelayanan.....................................................9
C. Kewenangan Bidan Dalam Praktik Kebidanan.....................................................10
D. Pengaturan Peran Bidan Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan....................13
E. Lingkup Praktis....................................................................................................13
F. Legislasi...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Sehat adalah keadaan yang selalu diharapkan dan diidam-idamkan oleh
setiap manusia di dalam kehidupannya. Oleh karena itu setiap orang berusaha
untuk melakukan upaya kesehatan sehingga dapat menjalani hidup dengan
baik. Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(UU Kesehatan) ditentukan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial ekonomis.
Selanjutnya dalam Pasal 4 UU Kesehatan ditentukan bahwa, “Setiap orang
mempunyai hak atas kesehatan”. Pasal 5 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan dan bahwa setiap orang mempunyai hak
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka usaha untuk menjaga kesehatan
rakyat merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian dan pengaturan
secara khusus di dalam suatu undang-undang, guna menjamin terlaksananya
upaya kesehatan. UU Kesehatan telah mengatur mengenai hal ini dalam Bab
VI tentang Upaya Kesehatan. Dalam ketentuan tersebut ditentukan upaya
kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan.
Bidan adalah salah satu komponen pemberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting, karena terkait langsung
dengan pemberian pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan kepada para ibu
di Indonesia. Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang berperan dalam
upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan meliputi pelayanan berkesinambungan
dan paripurna. Maknanya difokuskan pada aspek pencegahan, promosi
dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama
dengan tenaga kesehatan lainnya (Kepmenkes RI Nomor
938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan).
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan
standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan
semua persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan
kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adlah kepuasaan pasien yang dilayani
oleh bidan. Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di
suatu institusi mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh
antar profesi dan merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis. Bidan
sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat
harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program
pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah satunya dalam aspek
kesehatan.
A.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab bidan dalam berbagai
tatanan pelayanan kesehatan ?
b. Apa saja lingkup praktis dalam pelayanan kebidanan?
c. Apa yang dimaksud sengan legislasi dalam pelayanan kebidanan ?
A.
B.
C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tanggung jawab bidan
dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan
b. Untuk mengetahui apa saja lingkup praktis dalam pelayanan kebidanan
c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sengan legislasi dalam pelayanan
kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
F. Legislasi
Profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah
pertanggungjawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua
tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh
bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based.
Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum yang mengatur batas-
batas wewenang profesi yang bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan
memiliki hak otonomi dan mandini untuk bertindak secara profesional yang
dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai
standar profesi dan etika profesi.
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi
(pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangang) dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban seseorang yang
berhubungan erat dengan tindakan dan pengabdiannya. Rencana yang sedang
dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan
mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan, minimal sekarang para
bidan yang membuka praktek atau memberikan pelayanan kebidanan harus
memiliki ijasah setara D3.
Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun ke
dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenaga
kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat
maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap
tahunnya. Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak
bisa menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki
surat izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi,
SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang
menyatakan bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan .
1. Beberapa prinsip dasar dalam legislasi meliputi hal-hal berikut :
a. Harus jelas membedakan tiap kategori tenaga kesehatan.
b. Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab atas sistem
pencatatan.
c. Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai
ketetapan.
d. Ada batas waktu minimal masa berlaku lisensi yang diberikan.
e. Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan tenaga
kesehatan.
2. Tujuan Legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut
meliputi:
a. Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan.
b. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan
yang diberikan dan tanggung jawab para praktisi profesional.
c. Memelihara kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
d. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap kategori tenaga kesehatan.
e. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan.
f. Memotivasi pengembangan profesi.
g. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan.
Mekanisme sertifikasi
a. Tenaga kesehatan teregistrasi mengikuti kursus di area khusus
praktik yang diselenggarakan oleh institusi yang memenuhi syarat.
b. Mengajukan aplikasi disertai dengan kelengkapan dokumen untuk
ditentukan kelayakan diberikan sertifikat.
c. Mengikuti proses sertifikasi yang dilakukan oleh konsil.
d. Tenaga kesehatan register yang memenuhi persyaratan, diberikan
sertifikat oleh konsil untuk melakukan praktik tingkat lanjut.
b. Registrasi
Registrasi merupakan proses administrasi yang harus ditempuh
oleh seseorang yang ingin melakukan pelayanan kesehatan kepada
orang lain sesuai dengan kemampuan atau kompetensi yang
dimilikinya.
Registrasi merupakan suatu proses pengakuan terhadap
kemampuan seorang lulusan pendidikan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan kewenangan dan keabsahan praktik
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yg
telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikas i
tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik
dan/atau pekerjaan profesinya (Permenkes 46 th 2013). Surat Tanda
Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yg diberikan oleh menteri kepada
tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat
kompetensi (Permenkes 46 th 2013).
Tujuan Registrasi :
a. Menjamin kemampuan tenaga kesehatan untuk melakukan praktik
sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya
b. Mengidentifikasi jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan
profesional dan vokasional yang akan melakukan praktik sesuai
dengan kewenangan dan kompetensi masing - masing.
c. Mempertahankan proses pemantauan dan pengendalian jumlah dan
kualitas tenaga kesehatan profesional dan vokasional yang akan
melakukan praktik.
Persyaratan registrasi antara lain berupa kemampuan (kompetensi) yang
diakui, tertuang dalam ijazah dan sertifikat. Registrasi meliputi dua
kegiatan berikut :
a. Registrasi administrasi; adalah kegiatan mendaftarkan diri yang
dilakukan setiap tahun,berlaku untuk tenaga kesehatan profesional
dan vokasional.
b. Registrasi kompetensi; adalah registrasi yang dilakukan setiap tahun
untuk memperoleh pengakuan, mendapatkan kewenangan dalam
melakukan praktik , berlaku bagi tenaga kesehatan profesional.
c. Lisensi
Lisensi berupa kewenangan kepada seorang tenaga kesehatan yang
sudah teregistrasi untuk melaksanakan pelayanan/praktik. Lisensi
merupakan suatu kehormatan dan bukan suatu hak. Semua tenaga
kesehatan seyogyanya mengamankan hak ini dengan mengetahui
standar pelayanan yang dapat diterapkan dalam suatu tatanan praktik
kesehatan.
Tujuan Lisensi :
a. Memberi kejelasan batas kewenangan tiap kategori tenaga
kesehatan untuk melakukan praktik .
b. Mengesahkan / memberi bukti untuk melakukan praktik secara
profesional.
Mekanisme Lisensi
Tenaga kesehatan yang telah memenuhi proses registrasi
mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk memperoleh
perizinan/lisensi resmi dari pemerintah. Tenaga kesehatan yang telah
teregistrasi dan sudah memiliki lisensi disebut tenaga kesehatan
register, dan dapat bekerja di tatanan pelayanan kesehatan dan institusi
pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA