You are on page 1of 189

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY N DI PUSKESMAS KALIBAKUNG KABUPATEN TEGAL


TAHUN 2020

( Studi Kasus Faktor Risiko Umur Lebih Dari 35 Tahun)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

INDAH WIDAYATI

17070039

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

TAHUN 2020

i
HALAMAN PENYATAAN ORISINALITA

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY N DI PUSKESMAS


KALIBAKUNG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2020

( Studi Kasus Faktor Risiko Umur Lebih Dari 35 Tahun)”

Adalah karya saya sendiri, dan semua sumber yang dikutip maupun yang di
rujuk telah saya nyatakan benar .

Nama : Indah Widayati

NIM 17070039

Tegal, Januari 2020

Penulis

(Indah Widayati)

ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang

bertanda tangan dibawah ini :

Nama : INDAH WIDAYATI

Nim : 17070039

Jurusan / Program Studi : DIII Kebidanan

Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Harapan


Bersama Tegal Hak Bebas Royality Nonekslusif ( None Exclusive Royalry
Free Righ ) atas Karya Tulis Ilmiah saya yang bejudul :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N DI


PUSKESMAS KALIBAKUNG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2020 (
Studi Kasus Resiko Umur > 35 tahun ), beserta perangkat yang ada ( jika
diperlukan ). Dengan Hak Bebas Royalt/Nonekslusif ini Politeknik Harapan
Bersama Tegal berhak menyimpan, mengalih, mediakan/formatkan. Mengolah
dalam bentuk pangkalan data ( database ), merawat dan mempublikasikan
Karya Tulis Ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis atau pencipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Di buat di : Tegal
Pada tanggal : 27 Juli 2020

Yang menyatakan

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY N DI PUSKESMAS


KALIBAKUNG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2020

( Studi Kasus Faktor Risiko Umur Lebih Dari 35 Tahun)”

Disusun oleh :

Nama : Indah Widayati

NIM : 17070039

Telah mendapat persetujuan dan siap dipertahankan didepan tim penguji


Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik
Harapan Bersama Tegal.

Tegal, Januari 2020

Pembimbing I : Adevia Maulidya Chikmah, S.ST M.Kes (............................)

Pembimbing II : Anna Nawangsari, S.ST (............................)

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah diajukan oleh

Nam : Indah Widayati

NIM 17070039

Program studi : Diploma III Kebidanan

Judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY N


DI PUSKESMAS KALIBAKUNG KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2020

( Studi Kasus Faktor Risiko Umur Lebih Dari 35 Tahun)

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III Kebidanan
Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.

Tegal, Februari 2020

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Nilatul Izah S.ST, M. Keb (...................)

Penguji II : Adevia Maulidya Chikmah, S.ST M.Kes (....................)

Penguji III : Anna Nawangsari, S.ST (....................)

Ketua program studi Diploma III Kebidanan

Politeknik harapan Bersama Kota Tegal

( Nilatul Izah S.ST M.keb)

v
MOTTO

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari


betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”
“Jika kita gagal merencanakan, maka sesungguhnya kita sedang merencanakan
kegagalan.”
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah:6-8)
“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi di balas dengan buah.”
“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam ombak dan kerjakanlah hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.
Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah tempat
meminta dan memohon.”
“Kesuksesan bukan dilihat dari hasilnya, tapi dilihat dari prosesnya. Karena hasil
bisa direkayasa dan dibeli, sedangkan proses selalu jujur menggambarkan siapa
diri kita sebenarnya.

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah Ini Saya Persembahkan Kepada

1. Allah SWT Maha dari segala dan Maha yang telah mempermudah segala

urusan

2. Kedua orang tua, Ibu Rati dan Bapak Asman, dan Wali Saya Ibu Fitri dan

Bapak Sugeng, yang saya sayangi, yang telah membesarkan dan mengurus

saya, membimbing saya, kalian adalah motivator sekaligus komentator

terbaik yang telah mendukung saya dan mendoakan saya dalam segala hal,

tanpa kalian saya bukam siapa-siapa.

3. Adik saya dan kakak saya yang sangat saya sayangi, terimakasi telah

mendoakan dan memberi semangat.

4. Kepada dosen pembimbing Ibu Adevia dan Pembimbing Lahan

Puskesmas Kalibakung Ibu Anna, saya sangat terimakasih atas segala

bimbingan, nasehat serta kritik dan saran yang telah di berikan, serta

membimbing saya selama proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Kepada semua dosen yang tidak bisa satu persatu saya sebutkan terima

kasih terima kasih telah memberikan pembelajaran kepada saya serta

nasehat yang baik untuk saya kedepanya.

6. Teman satu membimbing saya Novi, Fiva dan Eling yang telah berjuang

agar tetap bersama sama.

7. Teman teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

terima kasih telah memberikan semangat untuk berjuang bersama, semoga

kita di beri kemudahan selalu.

vii
KEHAMILAN DENGAN FAKTOR RESIKO UMUR IBU > 35 TAHUN
( Studi Kasus terhadap Ny N di Puskesmas Kalibakung Kabupaten Tegal)

Indah Widayati1, Adevia Maulidya Chikmah2, S.ST M.Kes, Anna


Nawangsari3, S.ST
Email : widayatiindah29@gmail.com
DIII Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Tegal
Jln Mataram NO. 09 Kota Tegal
Telp (0283) 352000

ABSTRAK
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2017 terdapat 14 kasus kematian,
Penyebab kematian tertinggi yaitu karna Pre Eklamsi Berat sebanyak 4
kasus, diikuti oleh perdarahan dan jantung yang masing-masing 3 kasus
dari total kasus keseluruhan AKI di Jawa Tengah yaitu 88,58 per 100.000
kelahiran hidup. Resiko umur > 35 tahun di kota tegal ada 20.312 kasus
sedangkan di puskesmas kalibakung ada 80 kasus .
Subyek penelitian adalah ibu hamil Ny N berusia 36 tahun dengan
kehamilan resiko umur > 35tahun. Data diambil sejak bulan september
tahun 2019. Data diambil dengan menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Penyusun menyimpulkan bahwa masa kehamilan dengan
faktor resiko umur > 35 tahun, bersalin secara induksi, dan masa nifas
berlangsung normal. Komplikasi yang dapat menyertai pada saat
kehamilan dengan faktor resiko umur > 35 tahun sepertiperdarahan pada
saat kehamilan, dan anak cacat tetapi pada kenyataanya tidak terjadi pada
subjek.
Saran tenaga kesehatan mampu memberikan penyuluhan dan
konseling sampai menyeluruh kepada remaja dan ibu ibu tentang faktor
resiko dan resiko tinggi, khisusnya pada faktor resiko umur > 35 tahun.

Kata Kunci : Resiko Umur > 35 tahun, kebidanan


Daftar pustaka : 21( 2008- 2016)

viii
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allaah SWT karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY N

UMUR 36 TAHUN DI PUSKESMAS KALIBAKUNG KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2020

( studi kasus faktor risiko umur lebih dari 35 tahun )”

Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini banyak sekali

kesalahan dan keliruan, tapi berkat bimbingan dan arahan dari semua pihak

akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan . Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Mc. Chambali, B. Eng EE, M. Kom, Direktur Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

2. Nilatul Izah, S.ST M. Keb. Ka Prodi D III Kebidanan Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

3. Adevia Maulidya Chikmah, S.ST M.Kes sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Anna Nawangasari, S.ST selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Keluarga Ny N yang sudah menyempatkan waktu untuk menjadi bagian

dalam praktik penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

ix
6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah mendukung

memberikan semangat, terima kasih atas do’a dan restunya.

7. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, disebabkan keterbatasan

pengetahuan penulis. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat

bagi Pengembang Ilmu.

Tegal, Februari 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

HALAMAN ORISINALITAS.........................................................................................ii

HALAMAN PUBLIKASI.................................................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................v

MOTTO.............................................................................................................................vi

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................................viii

ABSTRAK.........................................................................................................................ix

KATA PENGANTAR.......................................................................................................x

DAFTAR ISI....................................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.............................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan masalah........................................................................................................3

C. Tujuan penulis.............................................................................................................4

D. Ruang lingkup.............................................................................................................5

E. Manfaat penulisan.......................................................................................................5

F. Mode memperoleh data...............................................................................................6

G. Sistematika penulisan..................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................8

A. Kehamilan....................................................................................................................8

B. Resiko umur pada kehamilan.....................................................................................21

C. Antenatal care.............................................................................................................27
xi
D. Persalinan...................................................................................................................33
E. Nifas...........................................................................................................................45

F. Bayi Baru Lahir..........................................................................................................50

G. Landasan Hukum Kewenangan.................................................................................61

BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................70

A. Asuhan kebidanan pada kehamilan............................................................................70

B. Asuhan kebidanan pada persalinan............................................................................85

C. Asuhan kebidanan pada nifas.....................................................................................89

D. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir......................................................................99

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................107

A. Asuhan kebidanan pada kehamilan...........................................................................107

B. Asuhan kebidanan pada persalinan...........................................................................139

C. Asuhan kebidanan pada nifas....................................................................................140

D. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.....................................................................151

BAB V PENUTUP...........................................................................................................160

A. kesimpulan.................................................................................................................160

B. Saran..........................................................................................................................162

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................164

JURNAL

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

1.2 Tabel tinggi fundus uteri.....................................................................................29

1.3 Pemberian imunisasi TT.....................................................................................30

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2017 terdapat 14 kasus kematian,

Penyebabkematiantertinggiyaitukarna Pre EklamsiBeratsebanyak 4 kasus,

diikuti oleh perdarahan dan jantung yang masing-masing 3 kasusdari total

kasus keseluruhan AKI di Jawa Tengah yaitu 88,58 per 100.000 kelahiran

hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (0-1 tahun) di Kabupaten Tegal

tahun 2017 masih tinggi yaitu 212 kasuskematian dari 26.580 kelahiran

hidup. (Profil Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2017).

Kehamilan merupakan suatu proses kehamilan yang dialami seluruh

wanita di dunia, kehamilan merupakan anugrah terindah dari Allah SWT.

Dimana bakal janin akan berada dalam rahim ibu selama 9 bulan ( Hani,

2104).

Kehamilan umumnya berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 280

hari di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm adalah usia

kandungn antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode terjadinya

persalinan normal. Namun, sekitar 3,4- 14 % atau rata rata 10 %

kehamilan berlangsung 42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari

beberapa penelitian bergantung pada penalitian yang dipakai (Hani, 2104).

1
2

Kehamilan ada yang normal dan ada yang patologis atau resiko tinggi

pada kehamilan seperti usia yang lebih dari 35 tahun, jarak anak kurang

dari 2 tahun, kehamilan lewat waktu ( serotinus), kehamilan dengan

anemia, hipertensi, HIV/AIDS, KEK, riwayat sc, paritas lebih dari 5,

stunting ( Feriyanto, 2013).

Akibat yang timbul pada resiko diatas ialah adanya komplikasi pada

kehamilan seperti perdarahan, kejang, bayi besar, BBLR, stunting, induksi

( Feriyanto, 2013).

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu

hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum persalinan berlangsung

Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat persalinan sering

terjadi pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Banyak faktor risiko ibu hamil

dan salah satu faktor yang penting adalah usia. Ibu hamil pada usia lebih dari

35 tahun lebih berisiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia

normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun. Melahirkan di usia 35

tahun ke atas, bayi yang dilahirkan rentan mengalami kelainan genetik. Pada

usia reproduktif (25-35 tahun), risiko bayi alami kelainan genetik 1:1000,

sedangkan pada ibu yang berusia di atas 35 tahun, risiko itu meningkat

menjadi 1:4. Oleh karena itu, baiknya usia ibu untuk melahirkan berada pada

rentang 25-35 tahun (Manuaba, 2014).

Jumlah Kasus Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas Kalibakung pada

tahun 2018 tidak ada. Jumlah ibu hamil di Puskesmas Kalibakung adalah

dan ibu hamil yang beresiko tinggi yang ada di puskesmas kalibakung ada

272 ibu hamil diantaranya faktor resiko Umur >35 tahun ada 80 kasus.
3

Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari

mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan

KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

menceah terjadinya kematian ibu dan anak (Kepmenkes, 2011). Program

OSOC ini merupakan kegiatan pendampingan ibu mulai dinyatakan hamil

sampai nifas selesai bahkan memungkinkan dimulai sejak persiapan calon

ibu sehingga mengarah pada pendampingan kesehatan bagi keluarga

( Prabowo,2015).

Berdasarkan data yang di peroleh, maka penulis tertarik menyusul

proposal karya tulis ilmiah dengan judul" Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny N kehamilan dengan faktor resiko usia lebih

dari 35 tahun di wilayah Puskesmas Kalibakung Kecamatan

Balapulang Kabupaten Tegal tahun 2019".

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : "Bagaimana Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny N kehamilan dengan faktor resiko usia lebih

dari 35 tahun di wilayah Puskesmas Kalibakung Kecamatan

Balapulang Kabupaten Tegal tahun 2019".

C. TUJUAN PENULIS

1. Tujuan Umum

Diharapkan penulis mampu memberikan “Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny N kehamilan dengan faktor resiko usia

lebih dari 35 tahun di wilayah Puskesmas Kalibakung Kecamatan


4

Balapulang Kabupaten Tegal tahun 2019". dengan menerapkan

manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney dan SOAP.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan penulis mampu :

a. mengumpulkan data dasar secara subyektif dan obyektif Pada Ny

N kehamilan dengan faktor risiko usia lebih dari 35 tahun di

wilayah Puskesmas Kalibakung Kecamatan Balapulang

Kabupaten Tegal Tahun 2019.

b. Menginterpretasikan data dari hasil pengkajian sehingga dapat

merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu

hamil,bersalin dan nitas pada Ny N kehamilan dengan faktor

resiko usia lebih dari 35 tahun.

c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu

hamil,bersalin dan nifas khususnya pada Ny N kehamilan dengan

faktor resiko usia lebih dari 35 tahun.

d. Menerapkan kebutuhan terhadap tindakan penanganan segera,

untuk melakukan konsultasi pada Ny N kehamilan dengan faktor

resiko usia lebih dari 35 tahun

e. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada Ny N dengan

kehamilan faktor resiko usia lebih dari 35 tahun.

f. Melaksanakan rencana yang telah dibuatpada Ny N dengan

kehamilan faktor resiko usia lebih dari 35 tahun.

g. Mengevaluasi hasil setelah melakukan tindakan pada Ny N

dengan kehamilan faktor resiko usia lebih dari 35 tahun.


5

D. RUANG LINGKUP

1. Sasaran

Subjek yang akan diberikan asuhan kebidanan adalah Ny N umur

G3P2A0 dengan kehamilan faktor resiko usia lebih dari 35 tahun.

2. Tempat

Tempat pengambilan studi kasus adalah di Desa Kalibakung Wilayah

Puskesmas Kalibakung Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.

3. Waktu

Waktu pengambilan studi kasus dalam pembuatan karya tulis ini

dilaksanakan pada tanggal 19 September 2019

E. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat bagi penulis

Untuk menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan

pengetahuan tentang asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil,bersalin dan nifas dan dapat mengaplikasikan teori yang telah

didapat selama masa pendidikan.

2. Manfaat bagi tempat pelayanan kesehatan

Sebagai masukan dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan mutu

pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,bersalin

dan nifas.

3. Manfaat bagi institusi

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian pustaka bagi kemajuan Ilmu

pengetahuan tentang asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil,bersalin dan nifas.


6

4. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

kehamilan dan faktor resiko kehamilan serta meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil,

persalinan dan nifas difasilitas pelayann kesehatan yang bertujuan

untuk menurunkan AKI/AKB.

F. METODE MEMPEROLEH DATA

1. Wawancara

Yaitu suatu metode yang gunakan untuk mengumpulkan data,

dimana peneliti mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari

seorang secara penelitian atau responden ( Notoadmodjo, 2010).

2. Observasi

Observasi adalah suatu hasil pembuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya ransangan. Mula - mula

rangsangan dari luar mengenai indra, dan terjadilah

pengindraan,kemudian apabila rangsangan tersebut menarik

perhatian akan dilanjukan dengan adanya pengamatan

( Notoatmodjo, 2010).

3. Pemeriksaan Fisik

Suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap

pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau

pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan berintegrasi, yang

prinsipnya menggunakan cara cara yang sama dengan pengkajian

fisik kedokteran yaitu inspeksi, palpasi, dan aukultasi.


7

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis terdiri dari :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran pada

pembaca, peneliti dan pemerhati tulisan karya ilmiah komprenhensif

tentang permasalahan yang akan dikupas dan diberikan solusinya oleh

penulis.

Bab pendahuluan ini terdiri atas : latar belekang, rumusan masalah,

tujuan, manfaat, ruang lingkup, metode memperoleh data dan

sistematika penulisan.

2. BABII TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang Landasan teori yang digunakan oleh penulis

untuk mengembangkan konsep sedemikian rupa dari berbagai sumber

yang relevan, autentik, dan actual. Meliputi tinjauan teori medis,

tinjauan teori asuhan kebidanan, landasan hukum kewenangan bidan.

3. BAB III TINJAUAN KASUS

Berisi tentang asuhan kebidanan padapada Ny N G3P2A0 dengan

kehamilan faktor resiko usia lebih dari 35 tahun , mulai dari catatan

persalinan, nifas, dan BBL.

4. BAB IV PEMBAHASAN

Dengan menggunakan 7 langkah varney yang meliputi pengkajian,

interpretasi data, diagnosa potensial, kebutuhan tindakan segera,

perencanaan, implementasi, evaluasi dan meliputi tentang kesamaan dan

kesenjangan teori dan praktek di lapangan dan pembahasan.

5. BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Kehamilan normal

Kehamilan merupakan anugrah terindah dari Allah SWT, dimana

bakal janin akan berada dalam rahim ibu selama 9 bulan lamanya

( Feriyanto, 2013).

a. Pengertian kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional tahun 2010,

kehamilan didefinisasikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayinya lahir, kehamilan

normal akan berlaangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau

9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3

trimester, Dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu ( minggu ke 13 hingga minggu ke 27 ) Dan

trimester ketiga 13 minggu ( minggu ke 28 sampai minggu ke 40 ).

b. Proses kehamilan

Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari

wanita yang kemudian terjadi pembuahan, proses inilah yang

mengawali suatu kehamilan. Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada

sperma, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi) yaitu

perlekatan embrio pada dinding rahim, hingga plasentasi /

pembentukan plasenta. Dalam proses pembuahan, dua unsur penting

8
9

yang harus ada yaitu sel telur dan sel sperma. Sel telur diproduksi oleh

indung telur atau ovarium wanita, saat terjadi ovulasi seorang wanita

setiap bulannya akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang,

yang kemudian ditangkap oleh rumbai – rumbai (microfilamen

fimbria) dibawa masuk kerahim melalui saluran telur (tuba fallopi),

sel ini dapat bertahan hidup dalam kurun waktu 12-48 jam setelah

ovulasi. Berbeda dengan wanita yang melepaskan satu sel telur setiap

bulan, hormon pria testis dapat terus bekerja untuk menghasilkan

sperma. Saat melakukan senggama (coitus), berjuta-juta sel sperma

(spermatozoon) masuk kedalam rongga rahim melalui saluran telur

untuk mencari sel telur yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya

satu sel sperma terbaik yang bisa membuahi sel telur (Megasari,

2015).

1) Sel Telur (ovum)

Sel telur berada di dalam indung telur atau ovarium.Sel telur

atau ovum merupakan bagian terpenting di dalam indung telur atau

ovarium wanita. Setiap bulannya, 1-2 ovum dilepaskan oleh indung

telur melalui peristiwa yang disebut ovulasi. Ovum dapat dibuahi

apabila sudah melewati proses oogenesis yaitu proses pembentukan

dan perkembangan sel telur didalam ovarium dengan waktu hidup

24-48 jam setelah ovulasi, sedangkan pada pria melalui proses

spermatogenesis yaitu keseluruhan proses dalam memproduksi

sperma matang. Sel telur mempunyai lapisan pelindung berupa sel-


1

sel granulose dan zona pellusida yang harus di tembus oleh sperma

untuk dapat terjadi suatu kehamilan

Ovarium terletak di dalam daerah rongga perut (cavitas

peritonealis) pada cekungan kecil di dinding posterior ligamentum

latum/ ligamen yang melekat pada kedua sisi uterus, dengan ukuran

3cm x 2cm x 1cm dan beratnya 5-8 gram. Didalam ovarium terjadi

siklus perkembangan folikel, mulai dari folikel yang belum matang

/folikel primordial menjadi folikel yang sudah masak/ matang

(follicel de graff). Pada siklus haid, folikel yang sudah matang akan

pecah menjadi suatu korpus yang disebut corpus rubrum yang

mengeluarkan hormon esterogen, saat hormon LH (luteinizing

hormone) meningkat sebagai sebagai reaksi tubuh akibat naiknya

kadar esterogen yang disebut dengan corpus luteum / massa

jaringan kuning di ovarium yang akan menghambat kerja hormon

FSH (follicel stimulating hormone) dengan menghasilkan hormon

progesteron dan berdegenerasi, 14 jika tidak terjadi pembuahan

korpus ini akan berubah menjadi corpus albican/ badan putih dan

siklus baru pun dimulai (Megasari, dkk, 2015: 19).

2) Sel Sperma (spermatozoa)

Sperma mempunyai bentuk/ susunan yang sempurna yaitu

kepala berbentuk lonjong berisi inti (nucleus), diliputi oleh

akrosom dan membran plasma. Leher sperma menghubungkan

kepala dan bagian tengah sperma. Ekor sperma mempunyai


1

panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar

sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.

Sama halnya ovum yang melalui proses pematangan, sperma

juga melalui proses pematangan (spermatogenesis) yang 15

berlangsung di tubulus seminiferus testis. Meskipun begitu terdapat

perbedaanya yang jelas yaitu setelah melalui proses penggandaan/

replikasi DNA dan pembelahan sel dengan jumlah kromosom yang

sama (mitosis) serta proses pembelahan sel dengan pengurangan

materi ginetik pada sel anak yang dihasilkan (meiosis) yaitu untuk

satu oogonium diploid menghasilkan satu ovum haploid matur/

matang, sedangkan untuk satu spermatogonium diploid

menghasilkan empat spermatozoa haploid matur. Pada sperma

jumlahnya akan berkurang tetapi tidak habis seperti ovum dan tetap

diproduksi meskipun pada lanjut asia. Sperma juga memiliki enzim

hyaluronidase yang akan melunakkan sel – sel graulosa (sel

pelindung ovum) saat berada dituba. Dalam 100 juta sperma pada

setiap mililiter air mani yang dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap

ejakulasi, dengan kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari, rata-rata

3 hari (Holmes, 2011: 26).

3) Pembuahan Ovum (Konsepsi)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu

percampuran inti sel jantan dan inti sel betina.

Definisi lain konsepsi/ fertilisasi yaitu pertemuan sel ovum

dan sel sperma (spermatozoon) dan membentuk zigot. Konsepsi


1

terjadi sebagai dampak beberapa peristiwa kompleks yang

mencakup proses pematangan akhir 16 spermatozoa dan oosit,

transpor gamet didalam saluran genetalia wanita, selanjutnya

peleburan gamet pria dan wanita, pembentukkan jumlah kromosom

diploid. Sebelum terjadinya konsepsi dua proses penting juga

terjadi, yang pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari

ovarium/ indung telur sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam

ovarium yang telah matang (matur) (Holmes, 2017)

Ovum yang sudah dilepaskan selanjutnya masuk kedalam

uterus (tuba fallopi) dibantu oleh rumbai – rumbai (microfilamen

fimbria) yang menyapunya hingga ke tuba. Ovum siap dibuahi

setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam, apabila dalam kurun

waktu tersebut gagal bertemu sperma, maka ovum akan mati dan

hancur. Kedua inseminasi yaitu pemasukan sperma (ekspulsi

semen) dari uretra pria kedalam genetalia/ vagina wanita. Berjuta-

juta sperma masuk kedalam saluran reproduksi wanita setiap

melakukan ejakulasi semen / pemancaran cairan mani. Dengan

menggerakkan ekor dan bantuan kontraksi muskular yang ada,

sperma terus bergerak menuju tuba melalui uterus.Dari berjuta-juta

sperma yang masuk hanya beberapa ratus ribu yang dapat

meneruskan ke uterus menuju tuba fallopi, dan hanya beberapa

ratus yang hanya sampai pada ampula tuba. Bila ovulasi terjadi

pada hari tersebut, ovum dapat segera di buahi oleh sperma yang 17

memiliki cukup banyak enzim hialuronidase (enzim yang


1

menembus selaput yang melindungi ovum). Hanya ada satu dari

ratusan sperma yang dapat membuahi ovum dan membentuk zigot

(Sunarti, 2013).

4) Fertilisasi

Fertilisasi adalah terjadinya dan persenyawaan antara sperma

dan ovum. Fertilsasi terjadi diampula tuba. Syarat dari setiap

kehamilan adalah harus ada : spermatozoa, ovum, pembuahan

ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi (Holmes, 2015).

5) Implantasi/ nidasi

Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel

telur yang dibuahi kedalam endrometrium. Sel telur yang dibuahi (

zigot) akan membelah diri membentuk bola yang terdiri dari sel sel

anak yang lebih kecil yang disebut blastomer. Pada hari ke 3, bola

teradiri dari 16 sel blastomer dan disebut morula. Pada hari ke 14,

didalam bola tersebut mulai terbentuk rongga, bangunan ini disebut

blastula. Dua struktur penting didalam blastula :

a) Lapisan luar yang disebut trofoblas yang akan menjadi

plasenta

b) Embrioblas yang kelak akan menjadi janin.

Pada hari ke 4, blastula masuk kedalam endrometrium

dan pada hari ke 6 menempel pada endrometrium. Pada hari ke

10, seluruh blastula (blastokis) sudah terbenam dalam

endrometrium dan dengan demikian nidasi sudah selesai

(Sunarti, 2014).
1

c. Tanda tanda kehamilan

Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penelitian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan.

1) Tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamila Menurut (Hanni,

2011).

a) Amenorhea (terlambat haid)

Kehamilan menyebabkan dinmding dalam uterus

(endrometrium) tidak dilepaskan sehingga amenorhea atau

tidak datangnya haid dianggapnya sebagai tanda kehamilan.

b) Mual muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum, diperberat oleh

makanan yang baunya membusuk dan juga emosi penderita

yang tidak stabil. Untuk mengatasi, penderita diberikan

makanan makanan rinan dan mudah dicerna.

c) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara yang

disebabkan karena payudara membesar.

d) Quickening

Quickening adalah presepsi gerakan janin pertama, biasanya

didasari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.


1

e) Keluhan kencing

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam,

disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan

oleh uterus ke cranial.

f) Konstipasi

Ini terjadi karena relaksasi progesterone atau dapat juga karena

perubahan pola makan.

g) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan dan muntah

muntah.

h) Perubahan temperatur basal

Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu, biasanya tanda

telah terjadi kehamilan.

i) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang

kehitam hitaman pada dahi, punggung, hidung dan daerah

tulang pipi, terutama wanita dengan kulit tua.

j) Perubahan payudara

Payudara mensekresi kolustrum,. Biasanya setelah kehamilan

lebih dari 16 minggu.

k) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan

konsistensi.
1

l) Tanda piskacek’s

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus

yang dekat dengan implantasi plasenta.

m) Perubahan perubahan pada serviks

1) Tanda hegar

Tanda ini berupa perlunakan pada daerah istimur uteri,

sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai

kesan lebih tipis dan uterus malah difleksikan.

2) Tanda goodell’s

Servik terasa lunak, pengguna kontrasepsi oral juga dapat

memberikan dampak ini.

3) Tanda chawick

Dinding vagina mengalami kongesti warna kebiru biruan.

4) Tanda Mc. Donald

Fundus uteri dan servik bisa dengan mudahdifleksikan

satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya

jaringan isthimus.

5) Terjadi pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16,

karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis

dan menjadi organ rongga perut.

6) Kontraksi uterus

Pasien mengeluh perutnya kosong tapi tidak disertai rasa

sakit.
1

7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Bila hasilnya positif dimana kemungkinan positif.

2) Tanda pasti kehamilan menurut hanni (2011)

a) Denyut jantung janin (DJJ)

Dapat didengar dengan laenac pada minggu ke 17-18. Dengan

doppler, DJJ dapat didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke

12.

b) Palpasi

Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi

jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan

dengan jelas setelah minggu ke 24.

d. Perubahan fisiologi dan psikologis pada ibu hamil

1) Perubahan fisiologis

a) Uterus

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x

20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini

memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan

janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi otot

polos rahim, serabut serabut kolagennya menjadi higroskopik,

dan endrometrium menjadi desidua.

b) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan

mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.


1

c) Vagina dan vulva

Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada

vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih

merah atau kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda

Chadwick.

d) Kulit

Cloasma gravidarum adalah bintik-bintik pigmen kecolatan

yang tampak di kulit kening dan pipi.Peningkatan pigmentasi

juga terjadi di sekeliling putting susu, sedangkan di perut

bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu spider

angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran

seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas

pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding

tipis sering kali tampak di tungkaibawah.

e) Payudara

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami

banyak perubahan sebagai persiapan setelah jalan lahir.

(Susanti, 2013)

2) Perubahan psikologis pada ibu hamil, Menurut (Susanti, 2011) :

1) Perubahan peran selama kehamilan

Sering dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan

mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita

akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran baru.


1

2) Perubahan psikologis trimester I ( peroide penyesuaian)

1) Ibu merasa tidak sehat dan merasa benci dengan

kehamilanya.

2) Kadang penolakan,kekecewaan, kecemasan, dan

kesedihan. bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak

hamil saja.

3) Ibu akan selalu mencari tanda tanda apakah benar benar

hamil. hal ini dilakukan sekedar untuk menyakinkan

dirinya.

3) Perubahan psikologis trimester II

1) Ibu merasa sehat ,tubuh ibu sudah merasa terbiasa dengan

kadar hormon yang tinggi.

2) Ibu sudah biasa menerima kehamilanya.

3) Merasa gerakan anak.

4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

5) Libido meningkat.

4) Perubahan psikologis trimester III

1) Rasa tidak nyaman muncul kembali, merasa dirinya jelek,

aneh dan tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat

waktu.

3) Takut akan ada rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada

saat melahirkan, khawatir, akan keselamatanya.


2

4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan

kekhawatiranya.

5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

6) Merasa kehilangan perhatian.

7) Perasaan mudah terluka.

8) Libido menurun.

3) Tanda tanda bahaya pada ibu hamil, Menurut (Holmes,2012) :

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala hebat penglihatan kabur

3) Bengkak pada wajah dan tangan

4) Keluar cairan dari vagina

5) Gerakan janin tidak terasa

6) Nyeri abdomen hebat


2

B. RESIKO UMUR PADA KEHAMILAN

a. Teori kehamilan dengan faktor resiko umur > 35 tahun

Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap

tekanan darah tinggi, diabetes atau fibroid didalam rahim serta lebih

rentan terhadap gangguan persalinan. Diatas 35 tahun, resiko memiliki

bayi dengan kelainan kromosom (missal sindroma Down) semakin

meningkat. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bias

dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai

kromosom janin (Nugroho, 2014).

Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.

Kehamilan pada usia 35 tahun atau lebih beresiko karena kesehatan ibu

sudah menurun, akibat ibu hamil pada usia itu mempunyai

kemungkinan besar terjadi preeklamsia, perdarhan, persalinan preterem,

Atonia uteri, resiko meningkatkan hipertensi kronik, diabetes

gestasional, kehamilan ektopik, persalinan lama, Intra Uterin Growth

Retardation (IUGR) pada janin, abnormalitas kromoson, kematian janin

(IUFD) (Wiknjosastro, 2010).

Faktor ini menjadi masalah karena dengan bertambahnya umur

maka akan terjadi penurunan fungsi dari organ yaitu melalui poses

penuaan. Adanya kehamilan membuat seorang ibu memerlukan ektra

energi untuk kehidupanya dan juga kehidupan janinnya yang sedang

dikandungnya ( proverawati, 2009).


2

2) Segi negatif kehmilan diusia tua ( Sulityawati, 2012) :

a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia 35 tahun akan sangat menentukan

proses kelahiranya. Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin.

b) Pda proses pembuahan, kualitas sel teur wanita usia ini sudah menurun

jika dibandingkan dengan seltlur pada wanita usia reproduksui sehat

(20-35 tahun). Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan

sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan

perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan

terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang berakibat

Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR).

c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu

mengalami penurunan kondisi fisik, maka keadaan ini harus benar-

benar di waspadai.

3) Segi positif hamil diusia tua ( Sulistyawati, 2012)

Kepuasaan peran sebagai ibu, merasa siap, pngetahuan mengenai

kehamilan dan bayi baik, mampu mengambil keputusan, toleransi terhadap

kelahiran lebih besar.

4) Dampak Kehamilan resiko tinggi pada Usia tua Menurut Holmes, 2014

meliputi :

1) Resiko Pada Bayi

(a) Kehamilan di atas usia 40 tahun itu berisiko melahirkan bayi

yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down

syndrome (kelemahan motoric, IQ rendah) atau juga cacat fisik.


2

(b) Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko kehamilan

di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan

terjadinya kelainan terutama pada pembelahan kromosom.

Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan adanya

peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan pada

individu yang dilahirkan. Terjadinya kembar siam, autism sering

disangkut putkan dengan masalah kelainan kromosom yang

diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil.

Akan tetapi hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut

mengenai kebenaranya.

(c) Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung

untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di unit perawatan

intensif neonatal.

(d) Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu

disarankan untuk melakukan persalinan secara oprasi Caesar.

Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat untuk

melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat.

(e) Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak

kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibat bayinya

bisa mengalami stress karena saat proses persalinan pembukaan

mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di

usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan

secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka


2

sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan oprasi

Caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi.

2) Resiko Pada ibu Menurut Holmes, 2014 meliputi :

(a) Memasuki usia 35 tahun, wanita sudah harus berhati-hati ketika

hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini

menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki

usia 40.

(b) Resiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-

penyakit degenerative (seperti tekanan darah tinggi, diabetes)

mulai muncul. Selain itu menyebabkan kematian pada ibu, bayi

yang di lahirkan juga bias cacat.

(c) Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan

komplikasi seperti, plasenta previa, pre-eklamsia, dan diabetes.

(d) Resiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 % saat wanita

menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit

kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan

bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi

penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu

banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding

pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding Rahim,

dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya

pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan.


2

(e) Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko

komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang di lakukan

Royal Collage of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan

yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih berisiko

mengalami hipertensi saat kehamilan ( preeklamsia ), kehamilan

di luar rahim ( kehamilan ektopik ), mengalami keguguran.

(f) Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin

pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan

perdarahan.

(g) Terjadi pre-eklamsia. Pre eklamsia yang di sebabkan oleh

adanya tekanan darah yang tinggi melebihi normal sering

menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre-eklamsia

banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk hamil.

(h) Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang

ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu apat sulit

mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan.

Semakin tua usia ibu di khawatirkan tenaga sudah relative

menurun, meskipun tidak dapat disamaratakan antara individu

satu dengan yang lain.

(i) Di saat melahirkan, pembukaan mulut Rahim mungkin akan

terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stress. Oleh karena

itu, proses melahirkan pada ibu yang berusi 40 tahun pada

umumnya di lakukan secara Caesar.


2

b. Pencegahan

1) Rajin menjaga kebugaran tubuh, anda tak perlu khawatir. Karena,

anda tetap bias melahirkan secara normal. Anda dan bayipun akan

sehat-sehat saja.

2) Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi

kesehatan kehamilan. Jangan lupa menerapkan pola hidup sehat

dengan mengknsumsi makan sehat bernutrisi yang di butuhkan untuk

ibu hamil dan janin dalam perut.

3) Karena adanya sejumlah resiko komplikasi ini, anda yang berusia 35

tahun ke atas cukup besar kemungkinanya untuk melahirkan secara

Caesar.

4) Segeralah melakukan screening atau tes sejumlah resiko di atas tetap

dapat dimimalkan dengan berkonsultasi secara intensif dengan

dokter kandungan.

5) Ibu hamil dengan berisiko dikirim ke laboratorium genetic untuk

lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah

melakukan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi

resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang biasa

dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sempel

darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan belakan leher

janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban dari

dalam Rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetic

untuk dilihat kelebihan atau kelainan kromosom.


2

6) Disarankan untuk mengkonsumsi minuman suplemen asam folat dan

rajin mengujungi dokter spesialis kandungan.

7) Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk melatih

stamina selama menjalani kehamilan (Proverawati, 2011).

c. Penatalaksanaan

1) Memberikan pelayanan yang menyeluruh untuk menghindari hal

hal yang membahayakan ibu dan janin

2) Memantau perkembangan

3) Memberikan dukungan pada ibu agar mau melahirkan di rumah

sakit.

4) Memberikan pengertian bahwa kehamilan ibu adalah resiko tinggi

sehingga membutuhkan pelayanan yang lebih detail (Avivian,

2011).

C. ANTENATAL CARE

a. Pengertian ANC

Asuhan antenatal adalah perawatan yang diberikan kepada ibu

selama masa kehamilan, dimana perawatan ini sangat diperlukan untuk

wanita hsmil karena keadaan ibu mempengaruhi kelangsungan

kehamilam dan pertumbuhan janin dalam kandungan.

Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi, dan penanganan medik/kebidanan/maternitas pada

ibu hamil, untuk memperoleh suatu kehamilan dan persalinan yang

aman (Maryunani, 2016).


2

b. Tujuan ANC

1) Menjaga agar ibu sehat selama kehamilan, persalinan dan nifas serta

mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.

2) Memantau kemungkinan adanya resiko resiko kehamilan dan

merencanakan penatalakasanaan yang optimal terhadap kehamilan

resiko tinggi (Maryuni, 2016).

3) Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

4) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

memberikan ASI esklusif.

5) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Walyani,2015).

c. Jadwal pemeriksaan antenatal

1) Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat

haid.

2) Pemeriksaan ulang

(a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan

(b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan

(c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai

persalinan.

(d) Pelayan / asuhan standar minimum “10T”


2

Dalam melakukan pelayanan antenatal care ada 10 standar

yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

dikenal dengan 10 T (Kemenkes RI, 2016).

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak minggu

ke 16 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan. Sedangkan

pengukuran tinggi badan cukup 1 kali, bila tinggi badan <145

cm, maka resiko panggul sempit,kemungkinan sulit melahirkan

normal.

2) Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal 120/80 mmHg, bila tekanan darah lebih

besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko

hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

3) Pengukuran lingkar lengan atas

Bila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita kurang enargi

kronik (KEK) Ibu hamildan berisiko melahirkan bayi berat baru

lahir rendah (BBLR).

4) pengukuran tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri berguna untuk melihat

pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.

Berikut adalah tabel sesuai dengan tinggi fundus uteri sesuai

dengan kehamilan.
3

Usia ke Tinggi fundus dalam Menggunakan penunjuk


hamilan cm penunjuk badan

12 minggu - Teraba diatas simpisis pubis


16 minggu - Ditengah,antara simfisis
20 minggu 20 cm(±2 cm) pubis dan umbilikalus
22-27 minggu Usia kehamilan dalam Pada umbilikalus
28 minggu minggu= 28 -
29-35 minggu cm(±2cm) Usia Pada prosesus sofoideus
36 minggu kehamilan dalam
minggu=cm(±2cm)
36 cm(±2cm)

Tabel 1.2 tabel tinggi fundus uteri sesuai dengan kehamilanya.

5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan

denyut jantung janin.

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan

kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada

kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung

janin kurang dari 120x/menit atau lebih dari 160x/menit

menunjukan adanya tanda GAWAT JANIN,SEGERA

RUJUK.

6) Penentuan status imunisasi tetanus toksoid ( TT)

Oleh petugas untuk selanjutnya bila mana

diperlukan mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai

anjuran petugas kesehatan untuk mencegas tetanus toksoid

pada ibu dan bayi.


3

Imunisasi Selang waktu minimal Lama perlindungan

TT
TT 1 Langkah awal

Pembentukan kekebalan

TT 2 tubuh terhadap penyakit

I bulan tetanus
setelah

TT 3 3 tahun

TT 4 5 tahun

TT 5 10 tahun

25 tahun

Tabel 1.3 rentan waktu pemberian iminisasi TT dan lama

perlindungan.

7) Pemberian tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah

setiap hari minimal 90 tablet selama kehamilan diminum

pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

8) Tes laboratorium

a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu

bila diperlukan.

b) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu

kekuranagn darah.

c) Tes pemeriksaan urine.


3

d) Tes pemeriksaan lainya,sesui indikasi seperti malaria,

HIV, sifilis.

9) Konseling

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai

perawatan kehamilan,pencegahan kelainan bawaan,persalinan

dan inisiasi menyusui dini,nifas,perawatan bayi baru lahir,

ASI esklusif, keluarga berencana dan imunisasi pada bayi.

Menjelaskan ini diberikan secara bertahap pada saat

kunjungan ibu hamil.

10) Tata laksana atau mendapatkan pengobatan jika ibu

mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.


3

D. PERSALINAN

1. Pengertian persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi

pada kehamilan yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya

kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks,

dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase

belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada

komplikasi pada ibu dan janin (Eka Puspita, 2014).

Macam macam persalinan :

a. Persalinan biasa (normal) adalah bila persalinan seluruhnya

berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan adalah persalinan dengan rangsangan sehingga dapat

kekuatan untuk persalinan.

c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang memerlukan bantuan dan

mempunyai trauma persalinan sehingga kualitas persalinan tidak

terjamin (Bagus, 2017).

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi proses persalinan

a. Pessenger/penumpang

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal hal

yang perlu diperhatikan adalah mengenai janin dan ukuran kepala

janin,presentasi,letak letak,sikap,dan posisi janin,sedangkan yang perlu

diperhatikan pada plasenta adalah pada plasenta adalah letak,besar,dan

luasnya.
3

b. Passage/jalan lahir

Jalan lahir terbagi jadi dua,yaitu jalan lahir keras dan lunak, hal hal

yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan bentuk tulang panggul,

sedangkan jalan lahir lunak adalah segmen bawah rahim yang dapat

meregang, serviks, otot dasar panggul,vagina, dan intoitus vagina.

c. Power/kekuatan

3. Tahapan persalinan Menurut Bagus, 2014 meliputi :

a. Kala I ( kala pembukaan)

1) Tanda dan Gejala Kala I

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah

karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari

pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena

pergeseran pergeseran, ketika servik mendatar dan membuka.

Kala I persalinan dimuli sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap.

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase :

1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai

sejak awal kontraksi menyebabkan penipisan dan pembukaan secara

bertahan sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

2) Fase aktif, (pembukaan aktif 4-10 cm) berlangsung selama 6 jam

dibagi menjadi 3 fase :

(a) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.


3

(b) Periode deselerasiberlangsung lambat dalam 2 jam pembukaan

jadi 10 cm.

Pada fase aktif persalinan, frekunsi dan lama kontraksi

uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan

bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve friedman,

diperhitungkan pembukaan pada primigravidarum 1 cm/jam dan

pembukaan multigravida 2 cm/jam.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara

primigravidarum dan multigravida. Pada primigravida,ostium

uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks akan

mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri internum dan

esternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam

waktu yang sama.

2) Perubahan fosiologis pada kala I Menurut Eka puspita, 2014

meliputi :

a. Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (sistol rata rata

naik) 10-20 mmHg, distol naik 5-10 mmHg. Antara

kontraksi,tekanan darah kembali seperti saat sebelum persalinan.

Rasa sakit, takut,dan cemas juga akan meningkat tekanan darah.


3

b. Metabolisme

Metabolisme karbonhidrat aerob akan meningkat secara

berangsung angsur disebabkan karena kecemasan dan aktifitas

otot skeletal, peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan

suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac outpun),

pernafasan, dan kehilangan cairan.

c. Suhu tubuh

Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh

sedikit meningkat selama persalinan. Selama dan setelah

persalinan akan terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan suhu

tidak lebih dari 0,5-1°C.

d. Detak jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, maka terjadi

sedikit peningkatan pernafasan dan dianggap norma,

hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa

menyebabkan alkalosis.

e. Ginjal

Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin

dikarenakan adanya cardiac output, peningkatan filtrasi

glomerulus, dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria

yang sedikit dianggap normal dalam persalinan.


3

f. Gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara subtansi

berkurang sangat banyk selama proses persalinan. Selain itu,

berkurangnya pengeluaran getah lambung menyebabkan aktivitas

pencegahan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi

sangat lambat,cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut

dalam waktu biasa. Mual dan muntah biasa terjadi sampai ibu

mencapai kehamilan kala 1.

g. Hematologi

Hemoglobin meningkat sampai 12 gr % ml selama persalinan dan

akan kembali sebelu,m persalinan sehari pasca persalinan, kecuali

terdapat perdarahan post partum.

3) Perubahan psikologi pada kala I

Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan suatu

standar pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami

perubahan emosional yang tidak stabil (Bagus, 2017).

b. Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap(10 cm)dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara

berlangsung selama 2 jam dan multipara 1 jam.

a. Tanda dan gejala kala II

1) His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi


3

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektrum atau

vagina.

4) Perineum menonjol

5) Vulva membuka

6) Meningkatnya pengeluaran lendir darah

b. Diagnosis kala II ditegakan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukan :

1) serviks telah lengkap

2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina

3) Pembukaan

c. Penatalaksanaan fisiologis kala II

Penatalaksanaan didasarkan pada prinsip bahwa kala II merupakan

pristiwa normal yang diakhiri dengan kelahiran normal tanpa adanya

intervensi. Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk

meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya dan beristirahat diantara

dua kontraksi. Jika menginginkan, ibu dapat mengubah posisinya,

biarkan ibu mengeluarkan suara selama persalinan dan kelahiran

berlangsung.

b. Perubahan psikologis kala II

Pada kala II, his terkoordinasi kuat,dan lebih lama kira kira 2-3

menit sekali. Kepala janin sudah turun dan masuk ruang panggul,

sehingga terjadilah tekanan pada otot otot dasar panggul yang secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekanan rektrum,

ibu merasa ingin buang air besar, dan vulva membuka. Pada waktu
3

terjadinya his, kepala janin mulai keliatan, vulva membuka, dan

perineum meregang, dengan his yang terpimpin, maka akan lahir kepala

diikuti oleh seluruh badan janin.

c. Kala III ( kala pengeluaran plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Pada kala III persalinan, otot uterus meyebabkan berkurangnya

ukuran rongga uterus secara tiba tiba setelah lahirnya bayi. Penyusunan

ukuran rongga uterus ini menyebabkan implantasi plasenta karena tempat

implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk ,menebal kemudian

terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta turun ke atas bagian

vagina.

d. Kala IV ( kala pengawasan)

Kala IV Dimulai setalah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah

proses tersebut.

a. Asuhan dan pemantauan pada kala IV

1) Lakukan rangsangan taktil ( seperti pemijatan) pada uterus, untuk

merangsang uterus berkontraksi

2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan secara

melintang antara pusat fundus dan fundus uteri

3) Perkirakan kehilangan secara keseluruhan

4) Periksa perineum dari perdarahan aktif


4

5) Evakuasi kondisi ibu secara umum

6) Dokumentasi semua suhan dan temukan selama kala IV persalinan

dihalaman belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau

setelah penilaian dilakukan.

b. Pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV

Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu disebabkan

oleh perdarahan pascapersalinan dan terjadi dalam 4 jam setelah

kelahiran bayi. Karena alasan ini, penting sekali memantau ibu secara

ketat segera setelah setiap tahapan atau kala persalinan diselesaikan.

c. Hal hal yang perlu dipantau setelah dua jam pertama pasca persalinan :

1) Pantau tekanan darah,nadi,tinggi fundus,kandung kemih,dan

perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dalam satu jam

kedua pada kala IV

2) Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras, setiap 15

menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua

kala IV.

3) Pantau suhu ibu satu kali dalam jam kedua pasca persalinan.

4) Perdarahan,periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu

jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

Ajarkan ibu dan keluarga bagaimana menilai tonus dan perdarahan

uterus dan juga melakukan pijatan pada uterus jika menjadi lembek.
4

4. Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan

Menurut JNPK – KR (2008), ada lima aspek dasar atau lima

benang merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan

persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat

pada setiap pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis.

Lima benang merah tersebut adalah :

1. Membuat keputusan klinik

Membuat keputusan klinik merupakan proses yang

menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menetukan

asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat,

komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya

maupun petugas yang memberikan pertolongan. Tujuan langkah

dalam membuat keputusan klinik adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data utama yang relevan untuk membuat

keputusan.

b. Menginterprestasikan data dan mengidentifikasi masalah.

c. Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi

atau dihadapi.

d. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk

mengatasi masalah.

e. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk

solusi masalah.

f. Melaksanakan asuhan atau intevensi terpilih.


4

g. Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau

intervensi.

2. Asuhan sayang ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,

kepercayaan dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar

asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan

keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

3. Pencegahan Infeksi

Tindakan Pencegahan Infeksi (PI) tidak terpisah dari

komponen – komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan

kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek

asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong

persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi

infeksi karena bakteri, virus dan jamur.Dilakukan pula upaya

untuk menurunkan resikopenuluran penyakit – penyakit

berbahaya yang hingga kini belum ditemukan pengobatannya,

seperti hepatitis dan HIV/AIDS.

4. Pencatatan (dokumentasi)

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat

keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan

untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan

selama proses persalinan dan kelahiran bayi.


4

5. Rujukan

Rujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas

yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit

untuk menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan

untuk merujuk ibu atau bayinya ke fasilitas rujukan secara

optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi syarat

bagi keberhasilan upaya penyelamatan.

Rujukan efektif adalah rujukan prinsip BAKSOKUDA Menurut

Anggraini (2010), yaitu :

B (Bidan) : Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi

oleh penolong persalinan yang kompeten untuk

memiliki kemampuan menatalaksanakan

kedaruraranobstetrik dan bayi baru lahir untuk

dibawa ke fasilitas rujukan.

A (Alat) : Bawakan perlengkapan dan bahan-bahan untuk

asuhan persalinan, nifas, dan bayi baru lahir (tabung

suntik, selang IV, alat resusitasi dan lain-lain)

bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan

bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu

melahirkan dalam perjalanan.

K(Keluarga): Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi

terakhir ibu atau bayi dan mengapa ibu atau bayi

perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan


4

tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan

tersebut.Suami atau keluarga harus menemani ke

tempat rujukan.

S (Surat) : Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini

menggambarkan identifikasi mengenai ibu atau bayi

baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan

hasil pemeriksaan, asuhan atau obat yang diterima

ibu atau bayi baru lahir.Lampirkanpatograf

kemajuan persalinan ibu saat rujukan.

O (Obat) : Bawa obat – obatan yang diperlukan saat merujuk.

K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang paling

memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi

cukup nyaman. Selain itu, pastikan kondisi

kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan pada

waktu yang tepat.

U (Uang) : Ingkatkan keluarga untuk membawa uajng dalam

jumlah yang cukup untuk membeli obat – obatan

yang diperlukan dan bahan – bahan kesehatan lain

yang diperlukan selama ibu atau bayi baru lahir

berada di fasilitas kesehatan rujukan.

DA (Darah) : Ingatkan keluarga untuk menyiapkan darah demi

keselamatan dan mengharap pertolongan dari Allah.


4

E. NIFAS

1. Pengertian masa nifas

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat

alat kandunagn kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama 6 minggu (saleha, 2017).

2. Tujuan asuhan masa nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik

b. Melaksanan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi

c. Memberikan pendidikan kesehatan kesehatan tentang perawatan

kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi

dan perawatan bayi

d. Memberikan pelayanan KB

e. Mendapatkan kesehatan emosi

3. Tahapan Masa Nifas

a. Puerperium Dini (immediate puerperium) : Waktu 0-24 jam, post

partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja

setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial (early puerperium) : Waktu 1-7 hari post

partum.

c. Remote Puerperium (later puerperium) : Waktu 1-6 minggu post

partum
4

4. Perubahan Fisik Masa Nifas

Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem reproduksi :

a. Sistem Reproduksi

1) Prubahan pada vagina dan perineum

2) Perubahan pada serviks

3) Perubahan pada uterus

4) Perubahan pada pembuluh darah uterus

5) Perubahan pada serviks dan segmen bawah uterus

b. Lochea

Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas.

Lochea mengandnung darah dan sisa jaringan desidua yang nekronik

dari dalam uterus. Lochea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun

tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap

wanita. Lochea mengalami perubahan ketika proses involusi.

Pengeluaran lovhea dapat dibagi menjadi lochea rubra, sanguilenta,

serosa dan alba.

Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat sebagai berikut :

1) Lochea Rubra (1-3 hari)

Warna kehitaman dengan ciri-ciri terdiri dari sel desidua, vernik

caseosa, rambutlanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

2) Lochea Sanguilenta (3-7 hari)

Warna putih bercampur merah dengann ciri-ciri sisa darah


4

3) Lochea Serosa (7-14 hari)

Warna kekuningan atau kecoklatan dengan ciri-ciri lebih sedikit

darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan

laserasi plasenta.

4) Lochea Alba (>14 hari)

Warna putih dengan ciri-ciri mengandung leukosit, selaput lendir

serviks dan serabut jaringan yang mati

(Astuti, 2015).

F. Perubahan Emosi dan Adaptasi Psikologi Ibu Nifas

Perubahan emosi dan psikologis ibu pada masa nifas terjadi karena

perubahan perubahan peran menjadi orangtua sejak masa kehamilan.

Dalam periode masa nifas, muncul tugas orangtua dan tanggung jawab

baru yang disertai dengan perubahan-perubahan perilaku (Anggraini,

2010).

G. Tahapan dalam Adaptasi Psikolog Ibu :

a. Fase taking in (fase ketergantungan)

Lamanya 3 hari pertama setelah melahirkan.Fokus pada diri ibu

sendiri, tidak pada bayi, ibu membutuhkan waktu untuk tidur dan

istirahat. Pasif, ibu mempunyai ketergantungan dan tidak bisa membuat

keputusan. Ibu memerlukan bimbingan dalam merawat bayi dan

mempunyai perasaan takjub ketika melihat bayinya yang baru lahir.

b. Fase Taking hold (fase independen)

Akhir hari ke-3 sampai hari ke-1.Aktif, mandiri, dan bisa membuat

keputusan. Memulai aktivitas perawatan diri, fokus pada perut dan


4

kandung kemih. Fokus pada bayi dan menyusui, Merespons instruksi

tentang perawatn bayi dan perawatan diri, dapat mengungkapkan

kurangnya kepercayaan diri dalam merawat bayi.

c. Letting go (fase interdependen)

Terakhir hari ke-10 sampai 6 minggu postpartum.Ibu sudah

mengubah peran barunya.Menyadari bayi merupakan bagian dari

dirinya. Ibu sudah dapat menjelaskan perannya (Astuti, 2015).

7. Kunjungan nifas

Jadwal kunjungan Masa Nifas menurut Kebijakan Program Nasional

Depkes (2015) :

a. Kunjungan 1 (6-48 jam setelah persalinan) Tujuan:

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan

ibu dan bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran

atau sampai ibu dan bayinya dalam keadaan stabil.


4

b. Kunjungan 2 (3-7 hari setelah persalinan) Tujuan :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c. Kunjungan ke-3 (8-28 hari setelah persalinan) Tujuan :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai Asuhan pada Bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari hari.
5

d. Kunjungan ke 4 ( 6 minggu setelah persalinan) tujuan :

1) Menayakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang ia alami atau

ibunya.

2) Memberikan konseling KB secara dini

3) Menganjurkan atau mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu

atau puskesmas untuk menimbang dan imunisasi.

F. BAYI BARU LAHIR

1. Definisi Bayi Baru Lahir

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28

hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir)

sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi

berusia 0 – 7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7 – 28 hari.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi kepala

melalui vagina tanpa alat, pada usia kehamilan genap 37-42 minggu,

dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 tanpa cacat (Ai Yeye

Rukiya, 2013).

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram,

cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital

(cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh Kosim, 2017).

2. Manifestasi Klinis Bayi Baru Lahir Normal

a. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian

turun sampai 140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30

menit.
5

b. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai

dengan pernafasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals,

serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.

c. Nilai apgar 7 – 10.

d. Berat badan 2500 gram – 4000 gram.

e. Panjang badan lahir 48 – 52 cm.

f. Lingkar kepala 33 – 35 cm.

g. Lingkar dada 30 – 38 cm.

h. Lingkar lengan atas 11 cm.

i. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

j. Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan memeluk.

k. Grasping reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu benda di atas

telapak tangan, bayi akan menggenggam.

l. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan).

m. Testis sudah turun di scrotum (pada laki-laki).

n. Eliminasi : Baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna coklat kehijauan.

o. Kesadaran (Manggiasih, 2016).

3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

a. Tidak dapat menetek

b. Kejang

c. Bayi bergerak hanya jika dirangsang


5

d. Kecepatan nafas (>60 kali/menit) / lambat (<30 kali/menit)

e. Tarikan dinding dada yang dalam

f. Suhu aksila demam (>37,5ºC) / dingin (<36ºC)

g. Merintih

h. Nanah banyak dimata

i. Pusar kemerahan / diare

j. Sianosis issentral (Manggiasih, 2016).

4. Penanganan Bayi Baru Lahir

a. Pencegahan infeksi

BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar

atau terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setelah lahir, maka sebelum menangani BBL, pastikan

penolong persalinan dan pemberi asuhan BBL telah melakukan upaya

pencegahan infeksi berikut:

1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan

dengan bayi.

2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi.

3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama

klem, gunting, pengisap lendir DeLee, alat resusitasi dan benang

tali pusat telah di Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau sterilisasi.

4) Pastikan semua pakaian bayi sudah dalam keadaan bersih,

Dekontaminasi dan cuci bersih semua peralatan, setiap kali setelah

digunakan.
5

b. Penilaian Bayi Baru Lahir

Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain bersih dan kering yang

disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal :

1) Apakah bayi cukup bulan ?

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

3) Apakah bayi menangis atau bernafas ?

4) Apakah tonus otot bayi baik.

c. Mencegah Kehilangan Panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :

1) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.

2) Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.

3) Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi di kepala bayi.

4) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi sebelum 6 jam

setelah melahirkan.

5) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

6) Bayi jangan dibedong.

d. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini

a. Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

a) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya segera

setelah lahir selama paling sedikit satu jam.

b) Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat

mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi

bantuan jika diperlukan.


5

c) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan pada bayi

baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur

tersebut seperti: pemberian salep mata, pemberian vitamin K1,

menimbang dan lain-lain.

b. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi

a) Bagi bayi

(1) Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan

kualitas dan kuantitas optimal untuk bayi

(2) Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasi (melalui

kolostrum) maupun aktif

(3) Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah

(4) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan

lamanya bayi di susui. Membantu bayi mengkoordinasikan

kemampuan isap, telan, dan nafas. Refleks menghisap awal

pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah

lahir

(5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi

(6) Mencegah kehilangan panas

b) Bagi ibu

(1) Pengaruh oksitosin

(a) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan resiko

pendarahan pasca persalinan

(b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan

produksi ASI
5

(c) Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu merasa

lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan

prosedur pasca persalinan lainnya.

(2) Pengaruh prolaktin

(a) Meningkatkan produksi ASI

(b) Menunda ovulasi

c. Berikan Vitamin K

Pemberian vitamin K 1 mg secara intra muskuler di paha kiri antero

lateral setelah IMD. Tujuannya untuk mencegah perdarahan yang

disebut juga perdarahan Akibat Defesiensi Vitamin K (PDVK).

Perdarahan dapat terjadi beberapa bagian tubuh bayi seperti pada

otak, kulit, mata, tali pusat, hidung, telinga dan saluran pencernaan.

e. Perawatan Mata

Berikan tetes mata yang mengandung tetrasiklin 1% dengan tujuan

untuk mencegah infeksi/kerusakan pada mata yang disebabkan oleh

bakteri. Cara pemberiannya yaitu teteskan satu kali pada setiap mata,

dan diberikan setelah proses Inisiasi Menyusu Dini dan bayi selesai

menyusu, apabila diberikan > 1 jam setelah melahirkan maka kurang

efektif.
5

f. Pemberian Imunisasi

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis

B (kerusakan hati) terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu dan bayi,

pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intra muskuler, di paha kanan

antero lateral. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah

pemberian Vitamin K, pada saat bayi baru berumur 2 jam.

5. Perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir

Menurut Jenny J.S. Sondakh, 2013 yaitu :

a. Adaptasi pernafasan

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu 30 detik

setelah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal

sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan

lainnya. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan otak

yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma,

serta otot-otot lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui

jalan lahir pervaginam mengakibatkan paru-paru kehilangan 1/3 dari

cairan yang terdapat didalamnya, sehingga tersisa 80-100 mL, setelah

bayi lahir, cairan yang hilang tersebut akan diganti dengan udara.

b. Adaptasi kardiovaskular

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi

peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida

akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya

penurunan resistensi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke


5

paru-paru dan duktus arteriosus tertutup. Setelah tali pusat dipotong,

aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup.

c. Perubahan termoregulasi dan metabolic

Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang suhunya

lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila bayi

dibiarkan dalam suhu kamar 25ºC, maka bayi akan kehilangan panas

melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi sebanyak 200

kalori/kgBB/menit. Hal ini menyebabkan penurunan suhu tubuh

sebanyak 2ºC dalam waktu 15 menit. Suhu lingkungan yang tidak baik

akan menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (cold

injury). Bayi baru lahir dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan

mengurangi konsumsi energi, serta merawatnya didalam Natural

Thermal Environment (NTE), yaitu suhu lingkungan rata-rata dimana

produksi panas, pemakaian oksigen, dan kebutuhan nutrisi untuk

pertumbuhan adalah minimal agar suhu tubuh menjadi normal.

d. Adaptasi neurologis

1) Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologi belum

berkembang sempurna.

2) Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak teroorginasi,

pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut,

dan tremor pada ekstremitas.

3) Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbuh, perilaku

yang lebih kompleks (misalnya: kontrol kepala, tersenyum, dan

meraih dengan tujuan) akan berkembang.


5

4) Reflek bayi baru lahir merupakan indikator penting perkembangan

normal.

e. Adaptasi ginjal

1) Laju filtrasi glomerulus relative rendah pada saat lahir disebabakan

oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus.

2) Meskipun keterbatasan ini mengancam bayi baru lahir yang normal,

tetapi menghemat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stressor.

3) Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan dan

kehilangan cairan yang berlebihan mengakibatkan asidosis dan

ketidakseimbangan cairan.

4) Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama

setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu

mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.

5) Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam ura, noda kemerahan

(debu batu bata) dapat diamati pada popok karena kristal asam urat.

f. Adaptasi hati

1) Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,

hati terus membantu pembentukan darah.

2) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk

pembekuan darah.

3) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan

kehidupan ekstrauterin, pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan

terhadap defisiensi zat besi.


5

4) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang

bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan

bersamaan dengan pemecahan sel-sel merah.

5) Bilirubin tak berkonjugasi dapat meninggalkan sistem vaskuler dan

menembus jaringan ekstravaskular lainnya (misalnya : kulit, sklera,

dan membran mukosa oral) mengakibatkan warna kuning disebut

ikterus.

6) Pada stres dingin yang lama, glikolisis anaerobik terjadi, yang

mengakibatkan peningkatan produksi asam. Asam lemak berlebihan

menggeser bilirubin dari tempat-tempat pengikatan albumin.

Peningkatan kadar bilirubin tidak berikatan yang bersirkulasi

mengakibatkan peningkatan risiko ikterus bahkan pada kadar

bilirubin serum 10 mg/dL atau kurang.

g. Adaptasi imun

1) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu

masuk.

2) Imaturitas jumlah sistem perlindungan secara signifikan

meningkatkan risiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

3) Respons inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

4) Fagotisosis lambat.

5) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum

berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu.


6

6) Immunoglobulin A hilang dari saluran pernafasan dan perkemihan,

kecuali jika bayi tersebut menyusu ASI, IgA juga tidak terdapat

dalam saluran GI.

7) Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas selama

periode.

6. Kunjungan Neonatal

a. 6 jam – 48 jam setelah bayi lahir : Manajemen asfiksia bayi, inisiasi

menyusu dini, pemeriksaan segera setelah lahir, menjaga bayi tetap

hangat, berikan salep mata dan Vit K1 injeksi dan imunisasi hepatitis

B, mengenali BBLR, konseling,

b. 3 – 7 hari setelah bayi lahir : Pemeriksaan bayi baru lahir, pemberian

Asi esklusif, menjaga bayi tetap hangat, perawatan bayi, tanda

bahayya bayi baru lahir, merawat BBLR, konseling

c. 8 – 28 hari setelah bayi lahir : Pemeriksaan ulang, ASI esklusif,

tanda bahaya BBL, merawat BBLR, konseling (Kemenkes, 2015).


6

G. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN

1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 28 TAHUN 2017

tentang izin praktik bidan dan penyelenggaraan praktik bidan yaitu :

a. Pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan:

1) pelayanan kesehatan ibu;

2) pelayanan kesehatan anak; dan

3) pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana.

b. Pasal 19

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa

persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan.

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pelayanan:

a) konseling pada masa sebelum hamil;

b) antenatal pada kehamilan normal;

c) persalinan normal;

d) ibu nifas normal;

e) ibu menyusui; dan

f) konseling pada masa antara dua kehamilan.


6

3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:

a) episiotomi;

b) pertolongan persalinan normal;

c) penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;

d) penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

e) pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;

f) pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;

g) fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu

ibu eksklusif;

h) pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum;

i) penyuluhan dan konseling;

j) bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan

k) pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

c. Pasal 20

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak

prasekolah.

2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan:

a) pelayanan neonatal esensial;


6

b) penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

c) pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah; dan

d) konseling dan penyuluhan.

3) Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan

tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi B0,

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya,

pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat

ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang lebih mampu.

4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

a) penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan

jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan/atau kompresi jantung;

b) penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR

melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara

menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru;

c) penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol

atau povidoniodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan

kering; dan

d) membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir

dengan infeksi gonore (GO).


6

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi kegiatan

penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran

tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini peyimpangan

tumbuh kembang balita dengan menggunakan Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan (KPSP)

6) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE)

kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI

eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan,

imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.

a. Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan

berwenang memberikan:

1. penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana; dan

2. pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.


6

1. Standar Pelayanan Kebidanan

Menurut (MidwiferyUpdate, 2016), Adapun ruang lingkup standar

pelayanan kebidanan meliputi 31 standar yang dikelompokan sebagai

berikut:

a. Standar praktik bidan secara umum (2 standar)

Standar 1 : persiapan Kehamilan, Persalinan, dan Periode Nifas yang

sehat

Standar 2 : Pendokumentasian

b. Standar praktik bidan pada kesehatan ibu dan anak (13 standar)

1)Standar praktik Bidan pada pelayanan ibu hamil (5 standar)

Standar 3 : Identifikasi Ibu hamil

Standar 4 : pemeriksaan antenatal dan deteksi dini komplikasi

Standar 5 : penatalaksanaan anemia pada kehamilan

Standar 6 : persiapan persalinan

Standar 7 : pencegahan HIV dari Ibu dan Ayah ke Anak

2)Standar praktik bidan pada pelayanan Ibu Bersalin (3 standar)

Standar 8 : penatalaksanaan persalinan

Standar 9 : Asuhan Ibu PostPartum

Standar 10 : Asuhan Ibu dan Bayi selama masa postnatal

3)Standar praktik bidan pada kesehatan anak (5 standar)

Standar 11 : Asuhan segera pada Bayi Baru Lahir Normal

Standar 12 : Asuhan Neonatus


6

Standar 13 : Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Standar 14 : pemantauan tumbuh kembang Bayi, Anak Balita dan

anak pra sekolah

Standar 15 : Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah

c. Standar praktik kesehatan reproduksi perempuan dan KB (5 standar)

Standar 16 : kesehatan reproduksi perempuan

Standar 17 : konseling dan persetujuan tindakan medis

Standar 18 : pelayanan kontrasepsi pil

Standar 19 : pelayanan kontrasepsi suntik

Standar 20 : pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK/Implant)

Standar 21 : pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

d. Standar praktik bidan pada kegawatdaruratan maternal dan neonatal

(10 standar)

Standar 22 : penanganan perdarahan pada kehamilan muda (< 22

minggu)

Standar 23 : penanganan perdarahan dalam kehamilan (> 22

mingguu)

Standar 24 : penanganan preeklampsia dan eklampsia

Standar 25 : penanganan partus lama atau macet

Standar 26 : penanganan gawat janin

Standar 27 : penanganan retensio plasenta

Standar 28 : penanganan perdarahan postpartum primer


6

Standar 29 : penanganan perdarahan postpartum sekunder

Standar 30 : penanganan sepsispuerperalis

Standar 31 : penanganan asfiksianeonatorum

Standar pelayanan kebidanan pada penanganan anemia dalam

kehamilan adalah sesuai standar 5 yaitu penatalaksanaan anemia

dalam kehamilan. Bidan menemukan perubahan kadar Hbpada

kehamilan dan mengambil tindakan yang tepat. Tujuan dari

dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan

menemukan secara dini adanya anemia pada kehamilan dan

melakukan tindakan yang diperlukan. Adapun tindakan yang dapat

dilakukan bidan yaitu rutin memeriksa kadar Hb ibu setiap 1 minggu

sekali menjelang persalinan dan mencatatnya. Jika terdapat kadar Hb

<11g% maka dilakukan tindakan yang diperlukan. Hasil yang

diharapkan dari penatalaksanaan standar ini adalah ibu hamil dengan

anemia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.

2. Kompetensi Bidan

Menurut (Aticeh, 2014), kompetensi bidan adalah :

a. Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan

ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik

yang dapat membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai

dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.


6

b. Kompetensi ke 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

untuk mengoptimalkan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan

pelayanan menyeluruh di masyarakat untuk meningkatkan kehidupan

keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi

orang tua.

c. Kompetensi ke 3 : Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu

tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang

meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan.

d. Kompetensi ke 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tingggi,

tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,

memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi

kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita

dan bayinya yang baru lahir.

e. Kompetensi ke 5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan

menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya

setempat.

f. Kompetensi ke 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

g. Kompetensi ke 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).


6

h. Kompetensi ke 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada keluarga, kelmpok dan masyarakat sesuai dengan

budaya setempat.

i. Kompetensi ke 9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau

ibu dengan gangguan sistem reproduksi.


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan kebidanan pada kehamilan

Pada perkembangan kasus ini penulis menguraikan tentang

asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. N umur 36 tahun

G3P2A0 dengan kehamilan resiko umur >35 tahun di Puskesmas

kalibakung. Untuk melengkapi data, penulis langsung mengadakan

wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dengan klien sebanyak 2

kali kunjungan dan didapatkan data sebagai berikut :

1. Pengkajian Data

Pengkajian ini pertama kali dilakukan pada tanggal 19 september di

rumah Ny. N.

a. Data Subyektif

1) Biodata

Ibu mengatakan bernama Ny N berusia 36 tahun,

beragama islam, bersuku bangsa jawa, pendidikan terakhir ibu

SD/sederajat, ibu mengatakan mengatakan berkerja sebagai

karyawan swasta, alamat ibu tinggal di desa kalibakung

Rt/Rw 6/2 kecamatan balapulang kabupaten tegal. Suami ibu

bernama Tn S berumur 38 tahun, beragama islam, bersuku

bangsa jawa, pendidikan terakhirnya SD, pekerjaanya

wiraswasta.

70
71

2) Keluhan

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan merasa kehamilannya

baik baik saja.

3) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dam Nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga, anak

pertama umur kehamilan 10 bulan, jenis kelamin laki laki

berat badan saat lahir 3000 gram jenis persalinan Normal,

tidak ada penyulit persalinan penolong persalinan yaitu bidan

selama nifas normal tidak ada kelainan. Keadaan anak saat ini

hidup, sekarang berumur 15 tahun.

Ibu mengatakan hamil kedua umur kehamilan 9

bulan, jenis kelamin laki laki berat badan saat lahir 3000 gram

jenis persalinan Normal, tidak ada penyulit persalinan

penolong persalinan yaitu bidan selama nifas normal tidak ada

kelainan, sekarang berumur 7 tahun.

4) Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga. Ibu

mengatakan melakukan pemeriksaan pertama kali di Bidan

pada usia kehamilan 6 minggu dengan keluhan mual, sampai

saat ini Ny. N sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 10

kali. Saat trimester I sebanyak 3 kali, trimester II sebanyak 3

kali, trimester III sebanyak 4 kali. Selama kehamilan ini ibu

selalu mengkonsumsi tablet tambah darah sehari sekali, ibu


72

sudah mendapat imunisasi TT 5. Ibu mengatakan keluhan saat

ini tidak ada.

5) Riwayat Haid

Ny. N pertama kali haid (menarche) pada usia 13

tahun, siklus 28 hari, teratur, lamanya 7 hari, banyaknya 3 kali

ganti pembalut dalam sehari, dan merasa tidak nyeri haid

sebelum menstruasi. Tidak mengalami keputihan sebelum

menstruasi, tidak berbau dan tidak gatal, HPHT : 06

Desember 2018

6) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Ibu mengatkan menggunakan KB implant sejak 3

tahun yang lalu, ibu mengatakan alasan lepas karena ingin

punya anak lagi, Ibu mengatakan rencana yang akan datang

menggunakan KB implant karena jangka waktu lama.

7) Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan pada saat ini dan sebelumnya tidak

pernah menderita penyakit seperti batuk yang tidak sembuh

lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah, keringat dingin

pada malam hari, BB menurun (TBC). Kulit tubuh, kuku dan

sclera mata berwarna kuning, demam, air seni seperti teh

(Hepatitis). Demam, dari alat kelamin keluar cairan

kental/encer berwarna susu/kuning/hijau, berbau dan gatal

(IMS). Sering haus, mudah lapar, sering krncing pada malam

hari, mudah mengantuk, BB menurun (DM). Sesak nafas saat


73

udara dingin, mudah lelah, nafas berbunyi mengik (Asma).

Ibu mengalami tekanan darah tinggi, pusing, sakit pada

daerah tengkuk (Hipertensi). Ibu tidak pernah

kecelakaan/trauma, dan penyakit yang dioperasi.ibu

mengatakan didalam keluarganya ada yang mengalami gejala

seperti Sering haus, mudah lapar, sering krncing pada malam

hari, mudah mengantuk, BB menurun (DM). Dan ibu

mengatkan di dalam keluarganya tidak ada keturunan kembar.

8) Kebiasaan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan, tidak

pernah minum jamu selama hamil, hanya minum obat dari

tenaga kesehatan, tidak pernah merokok dam minum-

minuman keras, tidak pernah memelihara seperti kucing dan

lain-lain.

9) Kebutuhan Sehari-hari

Ibu mengatakan sebelum hamil frekuensi makan 3

x/hari, dengam menu nasi, lauk, sayur, sedangkan frekuensi

minum 4-6 gelas/hari, dengan minum air putih dan air teh. Ibu

mengatakan ada perubahan pola makan selama hamil dengan

frekuensi makan 3-4 x/hari, frekuensi minum 8-10 gelas/hari,

dan tidak ada gangguan.ibu mengatakan sebelum ataupun

selama hamil frekuensi BAB 1 kali dengan warna kecoklatan,

konsistensi lembek, tidak ada gangguan. Namun ada ada

perubahan pada pola BAK ibu yang semula 4-5 x/hari


74

menjadi lebih sering menjadi 5-6 x/hari. Ibu mengatakan

mandi 3x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti baju 3x sehari,

keramas 2 hari dalam seminggu. Ibu mengatakan istirahat

tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam. ibu beraktivitas

seperti biasa yaitu melakukan pekerjaan ibu rumah tangga.

Ibu mengatakan tidak ada perubahan seksual selama hamil

yaitu 1 kali dalam sebulan.

10) Data Psikologis

Ibu mengatakan ini anak yang diharapkan dan

senang dengan kehamilannya saat ini, suami dan keluarga

juga senang dengan kehamilannya saat ini dan ibu sudah siap

menjalani proses kehamilan.

11) Data Sosial Ekonomi

Ibu mengatakan penghasilan keluarganya cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tanggung jawab

perekonomian ditanggung oleh suami dam pengambil

keputusan oleh suami.

12) Data Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya syah, tercatat di KUA,

ini perkawinan yang pertama, lama perkawinan 15 tahun, usia

ibu saat pertama kali menikah usia 20 tahun.

13) Data Spiritual

Ibu mengatakan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran

islam dan selalu berdo’a untuk kesehatan janinnya.


75

14) Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan masih mempercayai budaya setempat seperti

membawa gunting lipat dibaju pada saat ibu keluar dari

rumah.

15) Data Pengetahuan Ibu

Ibu mengatakan mengetahui tentang persiapan persalinan dan

tanda -tanda persalinan.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan fisik

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

terdapat hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5C,

pernafasan 20 x/menit, tinggi badan 155 cm, berat badan ibu

sebelum hamil 77 kg, berat badan saat ini 88 kg, jadi kenaikan

berat badan ibu 11 kg, Lingkar Lengan Atas (LILA) 32,1 cm.

Pada pemeriksaan fisik terdapat hasil, kepala

berbentuk mesocepal, rambut bersih tidak rontok, muka bersih

tidak pucat, kelopak mata simetris, reflek pupil positif,

konjungtiva tidak anemis, seclera putih. Hidung bersih tidak

ada pembesaran polip. Mulut bersih, bibir lembab, caries pada

gigi tidak ada. Telinga simetris, bersih, pada leher tidak ada

pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis, pada aksila

tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Dada simetris, putting

menonjol, areola menghitam, tidak ada benjolan, pada perut


76

tidak ada luka bekas operasi, pada genetalia tidak ada

pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada hemoroid pada anus,

ektermitas terlihat tidak pucat, bersih dan tidak odema.

2) Pemeriksaan obstetri

Pada pemeriksaan secara inspeksi, kepala atau

rambut bersih, tidak rontok, muka tidak odema, mata simetris

konjungtiva pucat, seclera putih. Hidung bersih tidak ada

pembesaran polip. Mulut/bibir lembab, caries pada gigi tidak

ada, tidak ada stomata. Telinga simetris, serumen dalam batas

normal , tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar limpe pada aksila,

tidak ada benjolan abnormal pada payudara, bentuk simetris,

puting susu menonjol. Abdomen membesar sesuai dengan usia

kehamilan, tidak ada luka bekas operasi, terdapat garis linea

nigra dan strea gravidarum. Genetalia tidak odema dan tidak ada

varises, tidak ada pembesaran krelenjar bartolini. Pada anus

tidak ada hemoroid dan pada ekstermitas atas simetris, tidak

odema, kuku tidak pucat, ekstermitas bawah simetris, tidak

odema, kuku tidak pucat.

Pada pemeriksaan palpasi, Leopold I : pada fundus

teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin.

Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang,

ada tekanan yaitu punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil yaitu ekstermitas janin. Leopold III : pada


77

Segmen Bawah Rahim teraba bulat, keras, melenting yaitu

kepala janin. Lopold IV : Kepala tidak dapat digoyangkan,

kepala sudah masuk panngul (Divergen). Tinggi Fundus Uteri

(TFU) : 32 cm dan taksiran berat badan janin (TBBJ) dengan

menggunakan Mc. Donald yaitu : (32-11) x 155 =3,255 gram,

HPL 13 September 2019

Pada pemeriksaan auskultasi DJJ : 135 x/menit

reguler, pada pemeriksaan perkusi refleks patella kanan (+)

positif dan refleks patella kiri (+) positif. Pemeriksaan panggul

luar distansia spinarum, distansia cristarum, konjungata

ekseterna dan lingkar panggul tidak dilakukan. Pemeriksaan

laboratorium pada usia kehamilan 7 bulan di puskesmas

dengan hasil HB 12 gr%. Golongan darah B, HIV: Non Reaktif

dan HbsAg : Non Reaktif, Sifilis : Non Reaktif Protein urine

(PU) Negative (-).

2. Interprestasi Data

a. Diagnosa (Nomenklatur)

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka

terdapat diagnosa : Ny. N umur 36 tahun G3P2A0 hamil 40

minggu lebih 6 hari, janin tunggal, hidup intra uterin, letak

memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, divergen dengan

kehamilan resiko umur lebih dari 35 tahun.


78

1) Data dasar subjektif

Ibu mengatakan bernama Ny. N umur 36 tahun. Ibu

mengatakan ini kehamilan ketiga dan tidak pernah keguguran,

HPHT ( Hari pertama haid terakhir ) 06 Desember 2018. Ibu

mengatakan tidak ada keluhan dan merasa dirinya baik baik

saja.

2) Data dasar objektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5C.

Palpasi, Leopold I : bokong janin. Leopold II : bagian kanan

yaitu punggung janin, bagian kiri yaitu ekstermitas janin.

Leopold III : kepala janin. Lopold IV : kepala sudah masuk

panngul (Divergen). Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 32 cm, DJJ

: 130 x/menit reguler, HPL : 13 September 2019.

b. Masalah

Ibu tampak cemas menghadapi persalinan sehubungan dengan

umur >35

c. Kebutuhan

Dukungan dan support mental

3. Diagnosa potensial

Pada ibu terjadi perdarahan, kala 1 lama

Pada bayi tidak ada

4. Antisipasi tindakan segera

Kolaborasi dengan dokter untuk USG


79

5. Perencanaan :

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Beritahu ibu tentang gizi ibu hamil

c. Beritahu ibu tentang pola istirahat,

d. Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III,

e. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan.

f. Beritahu ibu tentang tanda tanda persalinan

g. Beritahu ibu penjelasan mengenai KB

h. Beritahukan ibu untuk periksa ke puskesmas

6. Pelaksanaan

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan :

TD : 120/70 mmHg TFU : 32 m UK : 40 minggu lebih 6 hari

S : 36,5 C Rr : 20x/mnt DJJ : 130/mnt

b. Memberitahu ibu tentang Gizi ibu hamil

Menganjurkan ibu untuk makan makanan dengan menu seimbang

yaitu 4 sehat 5 sempurna dan makan makanan yang berserat agar

ibu tidak mengalami konstipasi

 Karbonhidrat yang terkandung dalam beras, jagung, kentang,

dan lainya.

 Protein terkandung dalam telor, daging, kentang dan linya

 Vitamin dan mineral terdapat pada sayur dan buah

c. Memberitahu ibu tentang Pola istirahat

Anjurkan pada ibu untuk mengatur pola istirahat yaitu kurang lebih

2 jam pada siang hari dan kurang lebih 8 jam pada malam hari.
80

d. Mengingatkan kembali pada ibu tentang Tanda tanda persalinan

 Keluar lendir bercampur darah

 Rasa sakit yang menjalar dari perut keseluruh pinggang

 Kadang kadang keluar air ketuban

e. Memberitahu ibu tentang Persiapan persalinan

 Taksiran persalinan

 Penolong persalinan

 Tempat persalinan

 Pendamping persalinan

 Transportasi/ambulan desa

 Calon pendonor darah

 Dana

 KB

f. Menjelaskan ibu mengenai KB (Keluarga Berencana)

1) Pentingnya ber KB karena :

a) Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu

rapat (minimal 2 tahun setelah melahirkan)

b) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

c) Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita

d) Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk diri

sendiri, anak dan keluarga


81

2) Metode kontrasepsi jangka panjang

a) Metode operasi wanita (MOW), metode Operasi Pria

(MOP)

b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, dalam

waktu jangka penggunaan bisa sampai 10 tahun

c) Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu

penggunaan 3 tahun

3) Metode kontrasepsi jangka pendek

a) Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan

suntikan 3 bulan. Untuk ibu menyusui, tidak disarankan

menggunakan suntikan 1 bulan, karena akan mengganggu

produksi ASI

b) Pil KB

c) Kondom

g. Memberitahu ibu untuk periksa ke dokter Puskesms

7. Evaluasi

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

b. Ibu sudah menggetahui tentang Gizi ibu hamil

c. Ibu sudah mengetahui tentang Pola istirahat

d. Ibu sudah mengetahui tentang Tanda tanda persalinan

e. Ibu sudah mengetahui tentang Persiapan persalinan

f. Ibu sudah diberitahu mengenai KB

g. Ibu bersedia unuk periksa ke dokter SpOg untuk USG


82

ANC Kunjungan ke 2

Tanggal : 24 September 2019

Jam : 09.00 WIB

Tempat : Puskesmas kalibakung

a. Data subyektif

Ibu mengatakan kenceng- kenceng tadi malam pukul 23.00 WIB

b. Data obyektif

Pada pemeriksaan terdapat hasil TD 12/70, Rr 20x/ mnt, Suhu

36,5 dan pemeriksaan palpasi, Leopold I : pada fundus teraba bulat,

lunak, tidak melenting yaitu bokong janin. Leopold II : bagian kanan

teraba keras, memanjang, ada tekanan yaitu punggung janin, bagian kiri

perut ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstermitas janin. Leopold III :

pada Segmen Bawah Rahim teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala

janin. Lopold IV : Kepala tidak dapat digoyangkan, kepala sudah masuk

panngul (Divergen). Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 32 cm dan taksiran

berat badan janin (TBBJ) dengan menggunakan Mc. Donald yaitu : (32-

11) x 155 =3,550 gram, His 1x 10’ 10’’ UK : 41 minggu lebih 4 hari Djj :

130x/mnt.

c. Assesment

Ny. N umur 36 tahun G3 P2 A0 hamil 41 minggu lebih 4 hari,

janin tunggal ,hidup intra, uteri letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, divergen dengan kehamilan resiko umur >35 tahun


83

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilan ibu sudah

posterm dan ibu harus melahirkan di RS untuk penanganan lebih

lanjut.

Evaluasi : Ibu sudah bersedia untuk melahirkan di RS.

2) Memberitahu ibu untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisinya yang

mengandung banyak protein dan mengurangi makanan yang

mengandung garam.

Evaluasi : ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan

menguranggi makanan yang mengandung garam.

3) Memberitahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan adalah hal yang

normal, namun yang ibu alami ini adalah kontrasi palsu dan bkan

termasuk tanda tanda persalinan.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui apa yang dijelaskan bidan

4) Memberitahu ibu untuk pulang dulu memberitahu suami dan keluarga

bahwa ibu akan melahirkan di RS

Evaluasi : Ibu bersedia untuk pulag terlebih dahulu dan memberitahu

keluarga dan suami.

5) Menganjurkan ibu untuk persiapan persalinan yaitu :

a) Menyiapkan baju bayi, popok, gurita, bedong, topi, dan sarung

tangan bayi.

b) Menyiapakan baju ibu, kain, gurita ibu, pembalut, celana dalam, dan

lain-lain

Evaluasi : ibu bersedia menyiapkan persalinannya


84

6) Memberikan support mental dan memotivasi ibu untuk memeriksakan

dirinya ke Dokter SpOg

Evaluasi : ibu sudah dimotivasi dan bersedia untuk berkunjung ke

Dokter SpOg.

7) Memberitahu ibu untuk kembali ke puskesmas jika mulesnya

bertambah.

Evaluasi : ibu bersedia kembali ke puskesmas.


85

B. Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Hari / Tanggal : Senin, 24 September 2019

Pukul : 13.00 wib

Tempat : Puskesmas kalibakung

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan bernama Ny. N umur 35 tahun G3P2A0.

Ibu mengatakan Ibu mengatakan sudah merasa kenceng-kenceng

tetapi masih jarang jam 23.00 wib. Ibu mengatakan belum

mengeluarkan lendir darah.

b. Data Objektif

Pada pemeriksaan fisik di dapatkan Keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,5

C, nadi 82 x/menit, respirasi 25 x/menit. Pada pemeriksaan palpasi

di dapatkan Leopold I TFU jari bawah pusat bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II kanan : teraba

memanjang, ada tahanan, keras (punggung), kiri : teraba kecil-

kecil, tidak rata (ekstremitas). Leopold III : teraba bulat keras

melenting (kepala), Leopold IV pada bagian terendah perut ibu

sudah masuk panggul (divergen), TFU 32 cm, DJJ 140x menit,

teratur, terdapat kontraksi his 1x dalam 10 menit 20 detik, TBJJ

TFU (32-11) x 155 = 3.255 gram, VT: belum ada pembukaan.


86

c. Assesment

Ny. N umur 36 tahun G3 P2 A0 hamil 41 minggu lebih 4 hari,

janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi kepala, Divergen dengan faktor resiko umur > 35 tahun.

d. Planning

Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 25 x/menit, suhu

36,5 C, berat badan 88 Kg, L1 : bokong L2 : punggung kanan L3 :

kepala L4 : konvergen DJJ 137x/menit, TFU : 32 cm, TBBJ :

3.255 gram, VT : belum ada pembukaan, Melakukan kolaborasi

dengan dokter Puskesmas hasil Rujuk RSUD SOESILO, Infus RL

20 tpm.

Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dirujuk

ke RS karena resiko umur dan posterm, Ibu dan keluarga setuju.

Membuat informed consent atau persetujuan untuk di rujuk, Ibu

dan keluarga belum menandatangani informed consent.

Melakukan Persiapan Rujukan yaitu Menyiapkan surat rujukan,

Menyiapkan alat dan obat untuk persalinan yang mungkin di

perlukan jika ibu melahirkan di dalam perjalanan menuju rumah

sakit, Menghubungi tempat rujukan, Menghubungi sopir Ambulan.

Menyiapkan ambulan. Memastikan ada pendonor darah jika

sewaktu-waktu ibu membutuhkan darah, dan Ibu bersedia di rujuk

dan sudah dipersiapkan. Melakukan Tindakan Pra Rujukan


87

Memasang Infus RL, infus sudah terpasang. Melakukan Rujukan

dan rujukan sudah di lakukan.

CATATAN RUJUKAN DI RSUD SOEILO

Pada hari rabu tanggal 24 September 2019 pukul 14.00 wib

pasien tiba di RSDS Ponek. Kemudian langsung di lakukan

pemeriksaan oleh Bidan RS dengan hasil KU : baik, TTV: TD :

120/90 mmhg, Nadi 88x/menit, Respirasi 20x/menit, Kontraksi

3x10’20”, DJJ: 137x/menit, VT : belum ada pembukaan Konsul ke

dr.SpOG, hasil advis dokter yaitu ibu mendapatkan terapi gastrol

yang pertama sebanyak ¼ tablet pervaginam. . Pukul 22.00 wib di

lakukan pemeriksaan oleh Bidan RS dengan hasil KU : baik, TTV:

TD : 130/90 mmhg, Nadi:80x/menit, Respirasi 18x/menit,

Kontraksi 3x10’35”, DJJ : 140x/menit, VT 1 cm, Konsul ke

dr.SpOG, hasil advis dokter yaitu ibu mendapatkan terapi gastrol

yang kedua sebanyak ¼ tablet pervaginam.

Pada tanggal 25 September 2019, Kamis pukul 04.00 wib di

lakukan pemeriksaan oleh Bidan RS dengan hasil KU : baik, TTV :

TD : 130/90 mmhg, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit,

Kontraksi 4x10’30’’, Kepala HI, DJJ : 150x/menit. VT 1 cm.

Konsul ke dr.SpOG, hasil advis dokter yaitu ibu mendapatkan

terapi gastrol yang ketiga 1/8 tablet pervaginam. Pukul 06.00 di

lakukan pemeriksaan oleh Bidan RS dengan hasil KU : baik,

TTV : TD : 130/90 mmhg, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit,

Kontraksi 4x10’35’’, Kepala HIII, DJJ : 140x/menit. VT 4 cm.


88

Konsul ke dr.SpOG, hasil advis dokter yaitu ibu mendapatkan

terapi gastrol yang keempat 1/8 tablet pervaginam. Pukul 06.00 di

lakukan pemeriksaan oleh Bidan RS dengan hasil KU : baik,

TTV : TD : 130/70 mmhg, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit,

Kontraksi 4x10’40’’, DJJ : 140x/menit. VT 10 cm penurunan

Kepala HIII. ibu mengatakan ingin meneran setelah di lakukan

pemeriksaan dalam hasil nya yaitu pembukaan sudah lengkap,

kepala HIII, kemudian pimpin persalinan. Pukul 07.00 wib bayi

lahir spontan, menangis kuat, Gerakan aktif, BB 3850 gram,

Panjang badan 51.5 cm, LK : 34 cm, LD : 33 cm, jenis kelamin

Perempuan, Apgar skor 9-10-10 dan terdapat tanda lahir di dahi,.

Plasenta lahir spontan lengkap pukul 07.15 wib di lakukan

pemantauan dan di dapatkan hasil pasien dengan KU baik, tekanan

darah 140/90 mmhg, nadi 80 x/menit, Pernapasan 20x/menit, suhu

36,8, C, TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong,

perdarahan +30 cc, luka Perineum derajat ll, heacthing grade ll. 1

jam setelah bayi lahir segera di berikan imunisasi vit K dan

imunisasi Hb o Pada pukul 08.00 wib . Pada pukul l0.00 wib ibu

pindah ke ruang nifas.


89

C. Asuhan Kebidanan Pada Nifas

Data Perkembangan I ( KF I )

Catatan 6 jam post partum

Tanggal : 25 September 2019

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : RS

a. Subyektif

Ibu mengatakan sudah merasa senang karena bayi dan plasentanya sudah

keluar

Ibu mengatakan masih merasa lelah

b. Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis , tanda vital. Tekanan

darah 110/80 mmHg, suhu 36,5C nadi 80 x/menit, pernafasan 24 x/menit,

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, PPV kurang lebih 30 cc.

c. Assesment

Ny. N Umur 36 tahun P3A0 6 jam post partum dengan nifas normal

d. Planning

1) Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu saat ini sehat dan normal.

Eavaluasi : Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan

2) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap seperti

miring kanan/kiri, duduk, berdiri, setelah ibu tidak merasa pusing.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mobilisasi dini secara bertahap.


90

3) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eklusif sampai umur 6

bulan tanpa makanan pendamping apapun

Evaluasi : Ibu bersedia memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6

bulan.

4) Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti

karbohidrat (Nasi, ubi, kentang, singkong), Protein (telur, tahu, tempe,

daging, susu), serat (buah dan sayur-sayuran), serta banyakin makan

yang mengandung zink seperti hati ayam dan kacang-kacangan.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi.

5) Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan dari

jalan lahir secara tiba-tiba, pada area betis (Tromboplebitis), tidak

mau merawat bayinya bahkan tidak menyukai bayinya, tekanan darah

tinggi, pandangan buram serta kejang, demam, bengkak dimuka,

tangan atau kaki disertai sakit kepala.

Evaluasi : Ibu sudah tahu dan mengerti tentang tanda bahaya pada

masa nifas

6) Memastikan uterus berkontaksi dengan baik, tidak ada perdarahan

abnormal, dengan mengajarkan ibu dan keluarga cara massase fundus

uteri.

Evaluasi : kontraksi baik, ibu dan keluarga sudah tahu cara massase

fundus uteri.

7) Memberikan ibu terapi obat oral sesuai advis dokter yaitu Amoxcilin,

paracetamol, vitamin A

Evaluasi : terapi o obat oral sudah diberikan.


91

Data Perkembangan II

Catatan 5 hari post partum ( KF II)

Tanggal : 29 September 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

a. Subyektif

Ibu mengatakan sudah membaik

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

Ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak

Ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas seperti biasanya

Ibu mengatakan makan buah dan sayur

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

b. Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda vital: Tekanan

darah 120/70 mmHg, suhu 36,5C, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit,

TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, warna darah kecoklatan,

jumlah darah 20 cc, baunya tidak busuk, genetalia bersih PPV : Lochea

sanguinolenta.

c. Assesment

Ny. N umur 36 tahun P3 A0 5 hari post partum dengan nifas normal


92

d. Planning

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa saat

ini ibu dalam keadaan baik.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan ibu

merasa senang.

2) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal dan mendeteksi

adanya perdarahan abnormal.

Evaluasi : kontraksi keras, TFU pertengahan simpisis dan pusat tidak ada

perdarahan abnormal.

3) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin, jadwal

menyusui teratur agar ASI terus terproduksi dengan adanya hisapan

bayi.

4) Evaluasi : ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin.

5) Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu ibu dudduk dengan kedua

kaki sejajar, lalu bayi di gendong di lekukan tangan ibu, merangsang bayi

dengan menempelkan puting susu ibu pinggir bibir bayi, setelah puting

masuk ke mulut bayi, usahakan areola juga masuk semua kedalam mulut

bayi,selama menyusui perhatikan bayi.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.

6) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, dan

menjaga bayi tetap hangat agar terhindar dari hipotermi.

Evaluasi : ibu sudah mengerti yang di jelaskan bidan

7) Mengingatkan kembali pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi

seperti karbohidrat (Nasi, ubi, kentang, singkong), Protein (telur, tahu,


93

tempe, daging, susu), serat (buah dan sayur-sayuran), serta banyakin makan

yang mengandung zink seperti hati ayam dan kacang-kacangan..

Evaluasi : ibu bertsedia untuk makan makanan yang bergizi

8) Mengingatkan untuk istirahat yang cukup yaitu ikut tidur pada saat bayi

tidur.

Evaluasi : ibu mengatakan sudah melakukannya

9) Mendeteksi dan mengkaji ulang pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya

masa nifas.

Evaluasi : ibu mengatakan masih mengingatnya dan mengatakan pada

saat ini tidak ada tanda bahaya.

10). Membeeritahu ibu untuk kunjungan ulang ke puskesmas

Evaluasi : ibu bersedia untuk kunjungan ulang.


94

Data Perkembangan III

Catatan 9 hari post partum (KF III)

Tanggal : 31 September 2019

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : Rumah Ny N

1) Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 9 hari yang lalu, ibu

mengatakan ASI nya sudah keluar banyak.

Ibu mengatakan bayi makan dan minum ASI

2) Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda vital:

Tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,5C, nadi 80 x/menit, pernafasan

20 x/menit, TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, warna

darah kecoklatan, jumlah darah 5 cc, baunya tidak busuk, genetalia bersih

PPV : Lochea sanguinolenta.

3) Assesment

Ny. N umur 36 tahun P3 A0 post partum 8 hari dengan nifas normal

4) Planning

a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

dilakukan. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

TD : 130/80mmHg N : 80 x/menit

S :36,5º C RR : 20 x/menit

Evaluasi :Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan


95

b. Memberitahu ibu kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi pada masa

nifas yaitu memperbanyak makanan yang mengandung protein

seperti telor rebus, ikan dan makanan yang mengandung seperti sayur-

sayuran yang berwarna hijau.

Evaluasi :ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

c. Memberitahu ibu bahwa pada saat nifas tidak ada pantangan makanan

apapun.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui bahwa tidak ada pantang makanan.

d. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI esklusif pada bayinya

Evaluasi : ibu bersedia memberikan ASI esklusif pada bayinya.

e. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu ibu duduk dengan

kedua kaki sejajar, lalu bayi di gendong di lekukan tangan ibu,

merangsang bayi dengan menempelkan puting susu ibu pinggir bibir

bayi, setelah puting masuk ke mulut bayi, usahakan areola juga masuk

semua kedalam mulut bayi,selama menyusui perhatikan bayi.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.\

f. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang

Evaluasi : ibu bersedia untuk kunjungan ulang


96

Data perkembangan II

Catatan 30 hari post partum ( KF IV)

Tanggal : 21 Oktober 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

a. Subyektif

Ibu mengatakan ini hari ke 30 setelah melahirkan, ASI nya keluar lancar, ibu

mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas biasanya.

b. Obyektif

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda vital: Tekanan

darah 120/70 mmHg, suhu 36,5C, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit,

TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, warna darah putih,

jumlah darah 5 cc, baunya tidak busuk, genetalia bersih.

c. Assesment

Ny N umur 36 tahun P3A0 post partum 30 hari dengan nifas normal

d. Planning

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Tekanan darah : 120/70 mmhg

suhu : 36,7ºC

nadi : 80x/menit

berat badan : 85 kg

pernafasan : 20x/menit

Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.


97

2) Mengingatkan kembali pada ibu untuk tidak ada pantangan makanan dan

perbanyak makanan yang banyak mengandung zat besi dan nabati

(bayam,kangkung,kacang kacangan)

Evaluasi : ibu bersedia memakan makanan yang mengandung zaat besi dan

nabati.

3) Mengingatkan kembali ibu untuk menyusui bayinya sesering mukin (on

demand) setiap 2 jam sekali dan susui bayi secara bergantian antara payudara

kiri dan kanan.

Evaluasi : ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin

4) Mengajarkan pada ibu cara perawatan payudara

a) Tempelkan/kompres puting susu ibu dengan kapas/ kassa yang sudah diberi

baby oil selama 5 menit, kemudian bersihkan secara silkuler.

b) Melakukan pengurutan pada payudara dengan cara licinkan kedua telapak

tangan dengan baby oil, tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara,

kemudian diurut ke arah atas terus ke samping ke bawah, melintang

sehingga tangan menyangga payudara lakukan sebanyak 20 kali.

c) Menyokong payudara kiri,kemudian 3 jari tangan kanan membuat gerakan

sambil memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara berakhir

pada puting susu.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui cara perawatan payudara.

5) Memberitahu ibu mengenai KB, yaitu:

Pentingnya ber KB karena :

a) Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu rapat

(minimal 2 tahun setelah melahirkan)


98

b) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

c) Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita

d) Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk diri sendiri, anak

dan keluarga

Jenis-jenis KB :

1) Metode kontrasepsi jangka panjang

a) Metode operasi wanita (MOW), metode Operasi Pria (MOP)

b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, dalam waktu jangka

penggunaan bisa sampai 10 tahun

c) Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu penggunaan 3 tahun

2) Metode kontrasepsi jangka pendek

a) Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan suntikan 3

bulan. Untuk ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan suntikan 1

bulan, karena akan mengganggu produksi ASI

b) Pil KB

c) Kondom

Evaluasi : Ibu mengerti mengenai KB dan berencana menggunakan KB

Implant

6) Memberithu ibu untuk kunjungan ulang atau apabila ada keluar

Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang apabila ada keluar


99

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Data Perkembangan (KN I)

Catatan 6 jam neonatus

tanggal : 25 September 2019

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : RS

a. Subyektif

Ibu mengatakan bayinya baru lahir 6 jam yang lalu, jenis kelamin

perempuan , lahir spontan. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK.

Ibu mengatakan bayinya sudah diberi Asi. Ibu mengatakan bayinya belum di

mandikan.

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisikbayi didapatkan hasilkeadaan umum bayi

baik, suhu 36,5C nadi 135 x/menit, pernafasan 40 x/menit, BB 3850

gram, PB 51 cm, LIKA/LIDA 34/33 cm. Pada pemeriksaan kepala

mesochepal ubun-ubun besar tidak cekung dan belum menutup, muka

tidak pucat, mata simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih,

mulut/bibir tidak ada labiopalatoskisiz.

c. Assesment

Bayi Ny. N umur 6 jam jenis kelamin perempuan dengan bayi baru

lahir normal.
10

d. Planning

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya yang telah dilakukan.

S : 36,5C BB : 3850 gram

N : 135 x/menit PB : 51,5 cm

RR : 40 x/menit LIKA/LIDA : 34/33 cm

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan

bayinya.

2) Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya segera mungkin untuk

menciptakan keeratan ibu dan bayi.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya.

3) Melakukan perawatan tali pusat dengan mengganti kasa yang steril

setiap kali basah/lembab untuk mencegah terjadinya infeksi.

Evaluasi : sudah melakukan perawatan tali pusat .

4) Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah di berikan salep mata dan vit K1

Evaluasi : ibu sudah mengetahui bahwa bayinya sudah di berikan salep

mata dan vit K1

5) Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan

cara membedong bayinya supaya bayi merasa hangat dengan kain

bersih dan kering.

Evaluasi : ibu bersedia untuk selalu menjaga kehangatan bayinya.

6) Memberitahu ibu unntuk kunjungan ulang

Evaluasi : ibu bersedia untuk kunjungan ulang


10

Data Perkembangan

Catatan 5 hari Neonatus (KN II)

tanggal : 29 September 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

A. Neonatus

a. Subyektif

Ibu mengatakan bayinya baru lahir 5 hari jenis kelamin perempuan.

Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK dengan lancar. Ibu

mengatkan bayinya menyusu dengan kuat.

b. Obyektif

Pada pemeriksaan fisik bayi didapatkan hasil keadaan umum bayi

baik, suhu 36,5C nadi 135 x/menit, pernafasan 40 x/menit, BB 3.850

gram, PB 51.5 cm, LIKA/LIDA 34/33 cm. Pada pemeriksaan kepala

mesochepal ubun-ubun besar tidak cekung dan belum menutup,

muka tidak pucat, mata simetris, konjungtiva merah muda, sclera

putih, mulut/bibir tidak ada labiopalatoskisiz

c. Assesment

Bayi Ny. N umur 5 hari jenis kelamin perempuan dengan bayi baru

lahir normal.
10

d. Planning

1) Mencuci tangan dan sesudah menyentuh bayi untuk mencegah

terjadinya infeksi silang.

Evaluasi : sudah mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh

bayi.

2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya yang telah dilakukan.

S : 36,5C BB : 3.852 gram

N : 135 x/menit PB : 51.5 cm

RR : 40 x/menit LIKA/LIDA : 34/33 cm

Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

3) Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan membungkus

bayi menggunakan kain bersih agar bayi dibungkus dan tetap hangat.

Evaluasi : ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya.

4) Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu demam

tinggi, tali pusat kemerahan, tali pusat berbau, bayi tidak mau menyusu,

warna kulit kuning atau biru dan kejang.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.

5) Memberi KIE kepada ibu tentang perawatan tali pusat agar tetap

menjaga tali pusat selalu bersih dan kering, dan membungkus tali pusat

hanya menggunakan kasa kering dan bersih tanpa menggunakan alkohol

dan betadin.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui tentang perawatan tali pusat.

6) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang atau apabila ada keluhan

Evaluasi : ibu bersedia untuk kunjungan ulang.


10

Data Perkembangan III (KN III)

Catatan 9 hari neonatus

a. Subyektif

Ibu mengatakan bayinya baru lahir 8 hari BAB dan BAK lancar. Ibu

mengatkan bayinya menyusu dengan kuat.

b. Obyektif

Pada pemeriksaan bayi didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, suhu

36,7ºC, Nadi 135x/menit, pernafasan 40x/menit, BB 3.857 gram, PB 52,2

cm. Pada pemeriksaan mesochepal, ubun ubun besat tidak cekung dan

belum menutup, muka tidak odema dan tidak pucat, mata simetris,

konjungtiva merah muda, sclera putih,mulut/bibir tidak ada

labiopalatoskisis, ada palatum, kulit tidak ikterik,tidak sianosis, tidak ada

pembesaran pada perut, tali pusat tidak layu, tidak berbau, dan tidak ada

ciri ciri infeksi. Genetalia labia mayor menutupi labia minor, lubang anus

ada,anus tidak atresia ani, ektermitas atas dan bawah simetris, tidak

odema,tidak ada polidaktil dan sindaktil, reflek sucking,

rooting,graps,moro,tonic neck,dan babyskin (ada aktif).

c. Assesment

Bayi Ny. N Umur 9 hari jenis kelamin perempuan dengan bayi baru lahir

normal.

d. Planning

1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi untuk mencegah

terjadinya infeksi.

Evaluasi : sudah mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.


10

2) Memberitahu ibu hasil pemariksaan.

S : 36,7ºC

Nadi : 135x/menit,

Pernafasan : 40x/menit,

BBL : 3.857 gram,

PB : 51,2 cm,

Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil pemaeriksaan

3) Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir

a. Demam tinggi

b. Tali pusat kemerahan

c. Bayi tidak mau menyusu

d. Warna kulit kuning

e. Kejang

Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada bayi baru lahir.

5) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI esklusif kepada bayinya yaitu

diberikan ASI saja selama 6 bulam pertama kepada bayi kecuali obat dan

vitamin.

Evaluasi : ibu bersedia memberikan ASI esklusif.

6) Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, dengan cara

membedong bayinya supaya bayi merasa hangat dengan kain bersih dan

kering.

Evaluasi : ibu sudah bersedia untuk menjaga kehangatan bayinya

7) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang

Evaluasi : ibu bersedia untuk kunjungan ulang.


10

Data perkembangan IV

Catatan 30 hari Neonatus (KN IV)

Tanggal : 21 Oktober 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

a. Subyektif

Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, Ib mengatakan bayi BAB dan BAK

lancar. Ibu mengatakan bayinya dimandikan 2 x sehari. Ibu mengatkan bayi

masih diberi ASI

b. Obyektif

Pada pemeriksaan bayi didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, suhu

36,7ºC, Nadi 135x/menit, pernafasan 40x/menit, BB 3.900 gram, PB 52 cm.

Pada pemeriksaan mesochepal, ubun ubun besat tidak cekung dan belum

menutup, muka tidak odema dan tidak pucat, mata simetris, konjungtiva

merah muda, sclera putih,mulut/bibir tidak ada labiopalatoskisis, ada

palatum,kulit tidak ikterik,tidak sianosis, genetalia labia mayor menutupi labia

minor,lubang anus ada,anus tidak atresia ani, ektermitas atas dan bawah

simetris, tidak odema,tidak ada polidaktil dan sindaktil, reflek sucking,

rooting, graps, moro, tonic neck, dan babyskin (ada aktif).

c. Assesment

Bayi Ny. N Umur 30 hari jenis kelamin perempuan dengan bayi baru lahir

normal.
10

d. Planning

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

Keadaan umum : baik

BB/PB : 3.900 gram/ 52 cm

Suhu : 36,7ºC

Nadi : 130x/menit

Pernafasan : 43x/menit

Reflek hisap : baik

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

7) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI esklusif kepada bayinya yaitu

diberikan ASI saja selama 6 bulam pertama kepada bayi kecuali obat dan

vitamin.

Evaluasi : ibu sudah bersedia memberikan ASI Esklusif pada bayinya

8) ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu demam tinggi, tali pusat

kemerahan, tali pusat berbau, bayi tidak mau menyusu, warna kulit kunit

atau biru dan kejang.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.

9) Mengingatkan ibu untuk datang ke posyandu untuk menimbang dan

mengimunisasi bayinya

Evaluasi : ibu bersedia untuk datang ke posyandu.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas perbandingan antara teori dengan hasil

penatalaksanaan studi kasus dengan konsep teori yang diuraikan pada Bab II

dengan harapan untuk memperoleh gambaran secara nyata dan sejauh mana

asuhan komprehensif yang diberikan. Selain itu juga untuk mengetahui dan

membandingkan adanya kesesuaian dan kesenjangan selama memberikan asuhan

kebidanan dengan teori yang ada.

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. N di wilayah

Puskesmas Kalibakung Kabupaten Tegal tahun 2019 yang dilakukan sejak tanggal

19 September sampai dengan 24 September 2019 yaitu sejak usia kehamilan 41

minggu sampai dengan 30 hari post induksi dengan menggunakan pendekatan

manajemen 7 langkah varney yang berurutan dimulai dari pengumpulan data

sampai dengan evaluasi dan data perkembangan menggunakan metode SOAP.

Adapun kasus yang ditemukan pembahasannya akan dijelaskan satu persatu dari

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir yaitu sebagai berikut:

A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : Trimester pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), Trimester kedua dari

bulan keempat sampai dengan 6 bulan (13-28 minggu), Trimester ketiga dari

bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu). (Yeyeh, 2017)

107
10

1. Pengumpulan data

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data

yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.

(Yulifah, 2014)

b. Data Subyektif

Menurut Romauli (2011), data subyektif adalah data fokus yang

dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya.

1) Identitas

a) Nama

Data yang di dapat pada kasus, ibu mengatakan bernama Ny.

N.

Menurut Sulistyawati (2010), nama ibu ditanyakan selain

sebagai identitas juga sebagai upaya bidan dalam memanggil

dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi antara

bidan dan pasien menjadi lebih akrab.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

b) Umur

Data yang diperoleh pada kasus umur ibu 36 tahun.

Menurut Sulistyawati (2010), data ini ditanyakan untuk

menentukan apakah ibu dalam persalinan beresiko karena usia

atau tidak. Menurut Manuaba (2010), bahwa usia ibu hamil

yang termasuk usia reproduksi sehat adalah 20-35 tahun.

Alasan usia reproduksi sehat dikarenakan usia dibawah 20


10

tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai

ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada usia itu mungkin

mengalami persalinan lama/ macet, atau gangguan lainnya.

Sedangkan pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu

sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia ibu mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk mencapai anak cacat,

persalinan lama dan perdarahan.

Pada kasus Ny. N disimpulkan bahwa kehamilannya

dalam usia resiko tinggi karena usia Ny. N yaitu 36 tahun itu

termasuk dalam usia reproduksi kurang sehat.

Sehingga dalam hal ini ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

c) Agama

Data yang diperoleh pada Ny N agama ibu Islam.

Menurut Romauli (2011), Agama dalam hal ini

berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan

dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan yang

gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat

diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya agama

Islam memanggil Ustad dan sebagainya.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.


11

d) Suku Bangsa

Berdasarkan anamnesa yang didapatkan suku bangsa Ny. N

adalah Jawa.

Menurut Romauli (2011), suku bangsa ditanyakan untuk

mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi

perilaku kesehatan.

Terdapat perilaku sosial budaya seperti ibu hamil harus

membawa gunting saat keluar rumah, ibu menganut adat

tersebut tetapi tidak mempengaruhi kehamilan selama

penggunaannya dengan hati-hati.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

e) Pendidikan

Data yang diperoleh pada kasus pendidikan terakhir Ny. N

adalah SD

Menurut Yulifah (2014), tingkat pendidikan ini sangat

mempengaruhi daya tangkap dan tanggap pasien terhadap

instruksi yang diberikan bidan pada proses persalinan.

Kesan yang diperoleh pada kasus Ny. N dengan

pendidikan terakhir yaitu SMP, dan tidak ditemukan ketidak

sesuaian dengan teori karena dalam berkomunikasi antara

bidan dengan pasien berjalan dengan lancar dan pasien mampu


11

memahami asuhan yang diberikan oleh bidan dan tidak ada

hambatan.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

f) Pekerjaan

Data yang diperoleh pada kasus Ny. N tidak bekerja atau

sebagai ibu Karyawn swasta.

Menurut Romauli (2011), pekerjaan digunakan untuk

mengetahui taraf hidup data sosial ekonomi agar nasihat kita

sesuai. Pekerjaan ibu diketahui untuk mengetahui apakah ada

pengaruh pada kehamilan seperti bekerja dipabrik rokok,

percetakan dan lain-lain.

Kesan yang didapatkan pada Ny. N pekerjaan ibu

sebagai ibu rumah tangga seperti menyapu, mencuci, dan

memasak dan dalam hal ini pekerjaan yang dikerjakan Ny. N

tidak mempengaruhi kehamilannya.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

g) Alamat

Data yang diperoleh dari kasus Ny. N beralamat di Desa

Kalibakung RT 06/RW 02 Kecamatan Balapulang Kabupaten

Tegal.

Menurut Sulistyawati (2010), alamat ditanyakan untuk data

mengenai distribusi lokasi pasien.


11

Berdasarkan lokasi antara Desa Kalibakung RT 0/RW0

dengan Puskesmas Kalibakung berjarak 1,4 km dengan waktu

tempuh ±5 menit. Dalam hal ini lokasi rumah Ny. N dengan

Fasilitas kesehatan Puskesmas Kalibakung terjangkau dan

mudah untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

2) Keluhan Utama

Menurut manuaba (2010), Pada umumnya keluhan yang dialami

oleh ibu hamil bersifat normal, akan tetapi kondisi tersebut bisa

berdampak buruk terhadap kesehatan.

Data yang diperoleh pada Ny. N ibu mengatakan tidak ada

keluhan,

Sehingga pada hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

3) Riwayat Kebidanan

a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Pada kasus Ny. N ini adalah kehamilan ketiga dan tidak

pernah mengalami keguguran, bersalin 2 kali, anak pertama

dan kedua bersalin di Bidan, dengan persalinan spontan, dan

nifas anak pertama normal dan nifas anak kedua Normal, anak

pertama dengan berat badan 3000 gram dan kedua dengan

berat badan lahir 3000 gram.


11

Menurut Manuaba (2017), riwayat obstetrik dan

ginekologi yang lalu untuk mengetahui riwayat persalinan dan

kehamilan yang lalu, jika riwayat persalinan yang lalu buruk

maka kehamilan saat ini harus diwaspadai. Data ini penting

untuk diketahui oleh bidan sebagai data acuan untuk

memprediksi apakah ada kemungkinan penyulit selama proses

persalinan.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

b) Riwayat kunjungan ANC saat ini

Dari data yang didapat dari buku KIA milik Ny N selama

hamil melaksanakan ANC secara teratur, trimester I sebanyak

3 kali, trimester II Sebanyak 3 kali, trimester III sebanyak 4

kali.

Menurut Rukiyah (2010), jadwal kunjungan asuhan

antenatal care pada kehamilan normal cukup 4 kali. Satu kali

pada Trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada

Trimester II (usia kehamilan 14-28 minggu), dan dua kali pada

Trimster III (usia kehamilan 28-40 minggu).

Pada kasus Ny. N sudah mendapatkan tablet penambah darah

selama memeriksakan kehamilannya yaitu > 90 tablet.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi didefinisikan

perilaku ibu hamil yang mentaati semua petunjuk yang

dianjurkan oleh petugas kesehatan dalam mengkonsumsi tablet


11

besi. Kepatuhan konsumsi tablet besi diperoleh melalui

perhitungan tablet yang tersisa. Ibu hamil dikategorikan patuh

apabila angka kepatuhannya mencapai 90%. Sebaliknya ibu

hamil dikatakan tidak patuh apabila angka kepatuhannya

<90%. (Rahmawati dan Subagio,2012)

Menurut buku yang ditulis oleh Pantikawati (2010),

tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan

asam folat 500 µg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa

mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus

dinasehati agar tidak meminum tablet Fe bersama teh atau

kopi agar tidak terganggu proses penyerapannya. Dalam hal

ini, ibu sudah meminum tablet tambah darah sesuai dengan

aturan.

Dari data yang didapat, Ny. N sudah diberikan imunisasi TT5.

Menurut Pantikawati (2010), tujuan pemberian imunisasi

TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum.

Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan

bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan, ini akan

sembuh tanpa perlu pengobatan.

Dalam hal ini ibu mendapatkan imunisasi TT 5, imunisasi

yang diberikan sudah sesuai dan sudah dilakukan ANC

terpadu.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan teori dan

kasus.
11

c) Riwayat menstruasi

Pada kasus Ny. N mengalami menarch usia 13 tahun

memiliki siklus haid yang teratur yaitu 30 hari dan lamanya 7

hari, keluhan pada sebelum dan sesudah haid tidak keluar

keputihan warnanya putih, tidak berbau, dan tidak gatal.

Menurut Sulistyawati (2012), siklus menstruasi adalah jarak

antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya,

dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-30 hari.

Menurut Sulistyawati (2012) menarche adalah usia pertama

kali mengalami menstruasi. Wanita Indonesia biasanya

mengalami menarche pada usia 12-16 tahun.

Dari kasus yang didapat penulis, hari petama haid terakhir Ny.

N yaitu tanggal 3 Desembser 2018 dan hari perkiraan lahir

tanggal 10 September 2019.

Menurut Hani (2011) metode kalender adalah metode

yang sering digunakan oleh tenaga kesehatan untuk

perhitungan sesuai rumus yang direkomendasikan dari Neagle

yaitu dihitung dari tanggal Hari Pertama Haid Terakhir

(HPHT) dan untuk mengetahui taksiran persalinan, tanggal

ditambah 7 bulan dikurangi 3 atau ditambah 9, tahun ditambah

1 atau tetap.

Dalam hal ini, haid terakhir Ny. N sesuai dengan usia

kehamilan, sehingga dalam hal ini tiadak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.


11

d) Riwayat Kontrasepsi

Data dari yang diperoleh pada kasus Ny. N riwayat

kontrasepsi menggunakan KB Implant sejak 3 tahun yang

lalu, ibu mangatakan alasan lepas karena ingin punyak anak

lagi, ibu mengatakan rencana yang akan datang ibu ingin

menggunakan KB Implant.

Menurut Ambarwati (2010), riwayat kontrasepsi atau KB

untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas

dan beralih ke kontrasepsi metode apa.

Dalam hal ini riwayat kontrasepsi Ny. N terdapat kesesuaian

karena mengalami cocokan menggunakan KB dengan jenis

hormonal.

Sehingga dalam hal ini tiadak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

4) Riwayat Kesehatan

Dari data yang diperoleh dilahan praktik, ibu mengatakan tidak

pernah, dan tidak sedang mengalami penyakit yang

membahayakan bagi ibu dan janin seperti jantung, DM, hipertensi,

TBC, ginjal, HT, dan hepatitis.

Menurut Romauli (2011), data riwayat kesehatan ini dapat

kita gunakan sebagai penanda (warning) akan adanya penyulit

masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa


11

hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan

mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data

penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui

adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit,

seperti jantung, diabetes melitus, ginjal, hipertensi, dan hepatitis.

sehingga dalam hal ini tiadak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.

5). Kebiasaan Sehari-hari

Pada kasus penulis mengambil data kebiasaan, Ny. N mengatakan

tidak mengkonsumsi jamu, tidak mengkonsumsi miras/rokok dan

ibu mengatakan tidak memelihara binatang .

Menurut Pantikawati (2010), kebiasaan minum jamu

merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil,

karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang

janin seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR, partus

prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia

neonatorum, kematian janin dalam kandungan dan malformasi

organ janin. Kebiasaan merokok pada saat hamil dapat

menimbulkan efek yang sangat membahayakan bagi janin. Ibu

hamil perokok akan beresiko melahirkan bayi denan BBLR,

persalinan preterm, kematian perinatal. Merokok juga

membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit-penyakit yang

muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung,

hipertensi. Dan minum alkohol dapat menyebabkan pertumbuhan


11

janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung dan

kelainan neonatal.

Menurut Marni (2011), menanyakan apakah klien

memelihara binatang atau tidak, jumlah dan jenis hewan

peliharaan, lokasi kandang hewan dimana, agar dapat diketahui

apakah ada hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan

bahaya dan penyakit.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

5) Kebutuhan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Pada kasus ini penulis memperoleh data bahwa setiap

hari ibu makan 3x sehari yang terdiri dari nasi, lauk, dan

sayuran. Sedangkan setiap harinya ibu mengatakan minum

sekitar 4-6 gelas perhari, dengan jenis bervariasi dan

macamnya air putih dan air teh

Menurut Pantikawati (2010), status gizi merupakan hal

yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor

gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama

hamil serta berguna pertumbuhan dan perkembangan janin.

Menurut Kemenkes (2018), minum air putih sebanyak

8 gelas yang di anjurkan untuk mnghindari dehidrasi,

perbaikan ginjal dan memperlancar pencernaan. Apa lagi pada


11

saat hamil ibu perlu banyak minum untuk menjaga

kesehatannya.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

b) Pola Eliminasi

Pada kasus ini diperoleh data seperti ibu BAB 1x per hari,

warna kecoklatan, konsistensi lembek, BAK ibu 4-5 kali

perhari, konsistensi cair, warna kuning jernih, mejadi lebih

sering yaitu 5-6 x/hari.

Menurut Mochtar (2011), miksi sering karena kandung

kemih tertekan oleh rahim yang membesar, gejala itu akan

menghilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir

kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung

kemih ditekan oleh kepala janin.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus,

karena pola eliminasi Ny. N normal.

c) Pola Istirahat

Dari data yang diperoleh pada kasus, pola istirahat Ny. N

pada siang 1 jam, dan malam hari istirahat 8 jam.

Menurut Sulistyawati (2012), mengatakan bahwa

istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Rata-rata lama tidur

malam yang normal adalah 6-8 jam sedangkan tidur siang

antara 1-2 jam, dan tidak semua wanita mempunyai kebiasaan

tidur siang. Oleh karena itu, hal ini dapat disampaikan kepada
12

ibu bahwa tidur siang sangat penting untuk menjaga istirahat

yang baik.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus,

karena Ny. N istirahat cukup.

d) Pola Aktifitas

Dari data yang diperoleh pada kasus, Ny. N mengatakan ibu

melakukan aktivitas seperti biasa sebagai ibu rumah tangga.

Menurut Sulistyawati (2012), mengatakan bahwa

aktifitas sehari-hari pasien dapat memberikan gambaran

tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien

dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai

dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa hamil, maka

kita dapat memberikan peringatan sedini mungkin kepada

pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia pulih

dan sehat kembali.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

e) Pola Personal Hygiene

Dari data yang didapat pada Ny. N dalam personal hygiene

mandi 2 x/hari, keramas 3 x/minggu, gosok gigi 2 x/hari, ganti

baju 2 x/hari.

Menurut Romauli (2011), kebersihan harus dijaga pada

masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari

karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak

keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit


12

(ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara

dibersihkan dengan air dan keringkan. Kebersihan gigi dan

mulut, perlu mendapatkan perhatian karena seringkali mudah

terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan

kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan

perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi.

Dalam hal ini personal hygine Ny. N baik, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

f) Pola Seksual

Dari data yang didapat pada pola seksual Ny. N ada

perubahan pola seksual sebelum hamil dengan selama hamil

yaitu sebelum hamil 1 kali dalam sebulan dan selama hamil 1

kali dalam sebulan.

Menurut Romauli (2011), Frekuensi hubungan sek juga

sangat tergantung kondisi wanita, pada wanita yang tidak

hamil 2-4 kali dalam seminggu, sedangkan pada wanita hamil

1-2 kali dalam seminggu.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

6) Data Psikologis

Dari data yang didapat pada data psikologis Ny. N bahwa

ibu mengatakan ini anak yang diharapkan dan senang dengan

kehamilannya saat ini dan tidak ada beban dalam kehamilannya

yang menimbulkan stres. Suami dan keluarga juga senang dengan


12

kehamilannya saat ini dan ibu sudah siap dalam menjalani proses

kehamilan ini sampai bayinya lahir.

Menurut Yeyeh (2010), pada periode ini wanita mulai

menyadari sebagai kehadiran bayinya sebagai makhluk yang

terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan kehadiran sang bayi,

pada trimester III ini ibu akan merasakan kembali ketidak

nyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan, ia

akan merasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan

dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

7) Data Sosial Ekonomi

Dari data yang didapat pada kasus Ny. N ibu mengatakan

penghasilan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

tanggung jawab perekonomian ditanggung oleh suami. Pengambil

keputusan diambil oleh suami.

Menurut Marni (2011), tingkat sosial ekonomi terbukti

sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan

psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ibu

hamil yang baik otomatis akan mendapat kesejahteraan fisik dan

psikologis yang baik pula.

Dalam hal ini kesejahteraan fisik dan psikologis Ny. N tergolong

baik. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek


12

8) Data Perkawinan

Dari data di dapat status perkawinan Ny. N adalah

perkawinan syah, ini pernikahannya yang pertama, usia saat

pertama kali menikah 20 tahun dan lama perkawinannya 15 tahun.

Menurut Sulistyawati (2010), status perkawinan penting

untuk kita kaji karena dari data ini akan mendapatkan gambaran

mengenai suasana rumah tangga serta kepastian mengenai siapa

yang akan mendampingi persalinan.

Dalam hal ini data perkawinan Ny. N tergolong baik. Sehingga

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c. Data Obyektif

Menurut Roumali (2011), data obyektif menggambarkan

pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium,

dan uji diagnosik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung asuhan kebidanan.

1) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Dari data yang diperoleh pada kasus, keadaan umum Ny. N

yaitu baik.

Menurut Sulistyawati (2010), untuk mengetahui data ini,

bidan perlu mengamati keadaan pasien serta secara

keseluruhan. Pasien dikatakan baik jika pasien memperlihatkan

respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta

secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam


12

berjalan. Sedangkan pasien dengan keadaan umum lemah jika

ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi

untuk berjalan sendiri.

Pasien masih memperlihatkan respon yang baik ketika diajak

bicara dan secara fisik pasien masih mampu berjalan sendiri.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

b) Kesadaran

Dari data yang diperoleh pada kasus, kesadaran Ny. N

composmetis.

Menurut Sulistyawati (2010), untuk mendapatkan

gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat melakukan

pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan composmetis

(kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien tidak dalam

keadaan sadar).

Ny. N masih dapat menerima pesan dari bidan dengan baik.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c) Tanda-tanda Vital

Dari data yang didapat pada kasus, pada pengkajian pertama,

tekanan darah Ny. D 120/70 mmHg.

Menurut Sarwono (2010), tekanan darah diukur setiap

kali ibu datang atau berkunjung, deteksi tekanan darah yang

cenderung naik waspadai adanya gejala hipertensi atau


12

preeklamsi. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole :

100/80 mmHg — 120/80 mmHg.

Dalam hal ini tekanan darah ibu masih dalam batas normal dan

tidak ada indikasi yang membahayakan kehamilannya.

Dari data yang didapatkan pada kasus, denyut nadi yaitu 80

x/menit, pernafasan yaitu 20 x/menit, suhu yaitu 36,50C.

Menurut Marni (2011), denyut nadi maternal sedikit

meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut

permenit (dpm). Curigai hipotioridisme jika denyut nadi lebih

dari 100 dpm. Normalnya pernafasan adalah 16-24 x/menit,

dan suhu tubuh yang normal adalah 36-37,50C.

Dalam hal ini hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d) Tinggi badan

Dari data yang didapat pada kasus, tinggi badan Ny. N yaitu

155 cm.

Menurut Sarwono (2010), tinggi badan ibu dikategorikan

adanya resiko apabila hasil pengukuran <145 cm.

Tinggi badan ibu dalam batas normal dan tidak ada resiko yang

berkaitan dengan tinggi badan ibu dengan kehamilannya.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

e) Berat badan

Dari data yang diperoleh pada kasus, berat Ny. N sebelum

hamil 77 kg, berat badan ibu saat pengkajian pertama 88 kg.


12

Menurut Sarwono (2010), berat badan ditimbang setiap

ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan berat

badan dan penurunan berat badan. Kenaikan berat badan ibu

hamil normal rata-rata 6,5 kg sam

Kenaikan berat badan ibu selama hamil 11 kg, dalam hal ini

kenaikan berat badan ibu dalam batas normal.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

f) Lila

Dari data yang didapat pada kasus, ukuran LILA Ny. sebelum

hamil yaitu 30 cm, pada pengkajian pertama yaitu 32,1cm.

Menurut Waryono (2010), ambang batas antara ukuran lingkar

lengan atas pada wanita dewasa atau usia reproduktif adalah

23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm mempunyai

resiko kurang energi kronis ( KEK ).

Dalam hal ini ukuran LILA ibu dalam batas normal, sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

2) Pemeriksaan obstetric

a) Inspeksi

Pada pemeriksaan secara inspeksi, kepala atau rambut bersih,

tidak rontok, muka tidak odema, mata simetris konjungtiva

pucat, seclera putih. Hidung bersih tidak ada pembesaran polip.

Mulut/bibir lembab, caries pada gigi tidak ada, tidak ada

stomata. Telinga simetris, serumen dalam batas normal , tidak

ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis pada leher,


12

tidak ada pembesaran kelenjar limpe pada aksila, tidak ada

benjolan abnormal pada payudara, bentuk simetris, puting susu

menonjol. Abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan,

tidak ada luka bekas operasi, terdapat garis linea nigra dan strea

gravidarum. Genetalia tidak odema dan tidak ada varises, tidak

ada pembesaran krelenjar bartolini. Pada anus tidak ada

hemoroid dan pada ekstermitas atas simetris, tidak odema,

kuku tidak pucat, ekstermitas bawah simetris, tidak odema,

kuku tidak pucat.

Menurut Romauli (2011), inspeksi adalah memeriksa

dengan cara melihat atau memandang. Tujuannya adalah untuk

melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan adanya

kelainan.

Menurut romauli (2010), lineanigra adalah garis

memanjang pada perut ibu hamil yang berarti garis hitam.

Garis ini biasanya berbentuk memanjang dari pusar hingga

tulang kemaluan. Bisajadi gari ini ada sebelum hamil, tapim

tidak begitu terlihat. Sebelumya garis ini disebut linea alba atau

garis putih.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

b) Palpasi

Pada pemeriksaan palpasi, Leopold I : pada fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin. Leopold II :

bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang, ada tekanan


12

yaitu punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba bagian-

bagian kecil yaitu ekstermitas janin. Leopold III : pada Segmen

Bawah Rahim teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin.

Lopold IV : Kepala tidak dapat digoyangkan, kepala sudah

masuk panngul (Divergen). Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 32 cm

dan taksiran berat badan janin (TBBJ) dengan menggunakan

Mc. Donald yaitu : (32-11) x 155 =3,255 gram, HPL 10

September 2019

Tabel 4.1 Perubahan Ukuran TFU Ny. N dari TM I-III

Kunjungan Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

Trimester I ± 8 minggu Teraba Balotement

Trimester III ± 29 minggu 23 cm

± 33 minggu 29 cm

± 37 minggu 30 cm

Menurut Sulistyawati (2010), pemeriksaan palpasi pada

abdomen meliputi pemeriksaan leopold I bertujuan untuk

mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus, leopold

II bertujuan untuk mengetahui bagian janin sebelah kanan atau

kiri ibu, leopold III bertujuan untuk menghetahui bawah uterus

dan leopold IV bertujuan untuk mengetahui yang ada di bawah

dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul

atau belum.
12

Menurut Kusmiyati (2010), bahwa taksiran berat janin

berlaku bila janin dengan presentasi kepala. Untuk menghitung

taksiran berat janin menggunakan rumus (tinggi fundus dalam

cm-n) x 155 = berat (gram). Bila kepala di atas atau pada spina

iskiadika maka n = 12. Bila kepala di bawah spina iskiadika

maka n = 11.

Dalam hal ini hasil pemeriksaan palpasi normal, sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c) Auskultasi

Pada kasus yang penulis ambil denyut jantung janin yaitu

135x/menit.

Menurut Kusmiati (2010), normal terdengar denyut

jantung di bawah pusat ibu (baik bagian kiri atau bagian

kanan). Normal denyut jantung janin 120-160 kali permenit.

Apabila kurang dari 120 x/ menit disebut kobrachikardi,

sedangakan lebih dari 160 x/ menit di sebut tachicardi.

Dalam hal ini denyut jantung janin dalam keadaan normal.

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d) Perkusi

Pada kasus yang penulis ambil pada pemeriksaan perkusi reflek

pattela kanan (+) positif dan reflek pattela kiri (+) positif.

Menurut Romauli (2011), pemeriksaan yang dilakukan

dengan cara mengetuk. Padahal ini yang termasuk dalam


13

pemeriksaan perkusi adalah pemeriksaan reflek patella,

dikatakan normal apabila tungkai bawah akan bergerak sedikit

ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan atau cepat,

maka hal ini mungkin tanda pre eklamsi dan bila reflek patella

negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.

Dalam hal ini keadaan ibu normal karena tidak ada indikasi

yang mengarah pada pre eklampsi ataupun kekurangan B1.

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

1. Interprestasi Data

Menurut Hani (2010), pada langkah ini dilakukan identifikasi

terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atau

data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di

interpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang

spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami

wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian,

masalah juga sering menyertai diagnosis.

Pada kasus Ny. N ibu hamil dengan kehamilan dengan faktor resiko umur

>35 tahun diperoleh diagnosa nomenklatur, masalah dan kebutuhan yaitu:

a. Diagnosa Nomenklatur

Menurut Hani (2011), diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang

ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi

standar nomenklatur diagnosa kebidanan.


13

Diagnosa Nomenklatur yang di dapat pada kasus adalah Ny. N

umur 36 tahun G3P2A0 hamil 42 minggu lebih 1 hari, janin tunggal

hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi

kepala, divergen, kehamilan dengan faktor resiko umur > 35 tahun.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

b. Masalah

Menurut Sulistyawati (2013), dalam asuhan kebidanan istilah

masalah dan diagnosa keduanya dapat dipaki karena beberapa masalah

tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosa, tetapi perlu

dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah

sering berhubungan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan

terhadap diagnosisnya.

Ditemukan adanya masalah pada Ny. N yaitu ibu mengatakan cemas.

Menurut Yeyeh (2010), cemas pada ibu yang akan melahirkan karena

usia tua pada saat hamil menjadi lebih tinggi

Berdasarkan kasus Ny. N masalah ibu disebabkan karena ibu sudah

hemil besar dan umur sudah tua.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c. Kebutuhan

Pada kasus Ny. N ditemukan masalah karena ibu mengatakan cemas,

dan butuh dukungan emosional.

Menurut Yeyeh, dkk (2010), dukungan bagi ibu pada saat persalinan

sangat dbutuhkan ibu karena dia butuh perhatian dan kasih sayang,
13

terutama dalam memberi dukungan merupakan salah satu benntuk

kepedulian.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

2. Diagnosa Potensial

Dalam kasus ini di temukan adanya masalah pada kehamilan dengan

resiko tinggi umur > 35 tahun yaitu perdarahan, kala 1 lama.

Menurut Yulifah (2013), mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial lain berdasarkan masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini. Tujuan dari

langkah ketiga ini adalah untuk mengantisipasi semua kemungkinan yang

dapat muncul.

Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap

tekanan darah tinggi, diabetes atau fibroid didalam rahim serta lebih

rentan terhadap gangguan persalinan. Diatas 35 tahun, resiko memiliki

bayi dengan kelainan kromosom (missal sindroma Down) semakin

meningkat. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa

dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai

kromosom janin (Nugroho, 2014).

Dalam kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial pada Ny.S dan bayi,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.


13

3. Antisipasi Penanganan Segera

Dalam kasus ini ditemukan adanysa diagnosa potensial sehingga

diperlukan antisipasi penanganan segera yaitu kolaborasi dengan dokter

puskesmas untuk melakukan rujukan USG.

Menurut buku yang ditulis oleh Anggraini (2010), langkah ini memerlukan

kesinambungan dari manajemen kebidanan, identifikasi, dan menetapkan

perlunya tindakan segera.

Menurut Siwi (2016) mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan

dan/dokter untuk konsultasi atau tangani bersama dengan anggota tim

kesehatan lain.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Intervensi

Pada langkah ini penulis merencanakan asuhan sebagai berikut:

Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, beritahu ibu tentang gizi ibu

hamil, beritahu ibu tentang pola istirahat, beritahu ibu tentang personal

hygiene, beritahu ibu tentang tanda bahaya persalinan, beritahu ibu

tentang persiapan persalinan, beritahu ibu penjalasan mengenai KB,

beritahu ibu untu periksa ke puskesmas.

Menurut Yulifah (2014), pada langkah ini dilakukan perencanaan

yang menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data

dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.


13

Disarankan untuk mengkonsumsi minuman suplemen asam folat

dan rajin mengujungi dokter spesialis kandungan, Melakukan olahraga

low impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani

kehamilan.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

5. Implementasi

Pada langkah ini penulis memberikan asuhan sebagai berikut :

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, kondisi ibu

dalam keadaan baiksesuai dengan usia kehamilan, yaitu :TD 120/70

mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5ºC, pernapasan 20 x/menit, LILA 32,1

cm, Hb 12gr% dan kondisi janin juga dalam keadaan baik sesuai dengan

usia kehamilan, yaitu : Letak janin sudah bagus yaitu memanjang dengan

posisi kepala berada dibawah perut ibu dan kepala sudah masuk panggul,

DJJ : 132x/m, TBBJ : (32-11) 155 = 3,255. Memberitahu ibu tanda bahaya

TM III yaitu Perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, bengkak di

wajah dan jari tangan, penglihatan kabur,gerakan janin berkurang, nyeri

perut yang hebat, demam tinggi, ketuban pecah dini, jika ibu mendapati

salah satu dari tanda-tanda tersebut, maka segera untuk memeriksakan diri

fasilitas kesehatan terdekat. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan

yaitu :taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,

pendamping persalinan, transportasi/ambulan desa, calon pendonor darah,

dana, kb, Menjelaskan ibu mengenai KB (Keluarga Berencana)

Pentingnya ber KB karena : Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar

tidak terlalu rapat (minimal 2 tahun setelah melahirkan), Mencegah


13

kehamilan yang tidak diinginkan, Menjaga dan meningkatkan kesehatan

ibu, bayi dan balita, Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk

diri sendiri, anak dan keluarga. Metode kontrasepsi jangka panjang,

Metode operasi wanita (MOW), metode Operasi Pria (MOP), Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, dalam waktu jangka

penggunaan bisa sampai 10 tahun, Implan (alat kontrasepsi bawah kulit),

jangka waktu penggunaan 3 tahun. Metode kontrasepsi jangka pendek:

Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan suntikan 3

bulan. Untuk ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan suntikan 1

bulan, karena akan mengganggu produksi ASI, Pil KB, Kondom.

Memberitahu ibu untuk kunjungan ke puskesmas.

Menurut Yulifah (2014), Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan

asuhan langsung secara efisien dan aman. Perencanaan dapat dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim yang

lainnya. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter maka

keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien tetap

bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana dengan menyeluruh.

Menurut Pantikawati (2010), asuhan ibu hamil saat ANC pada

Trimester III yang diberikan diantaranya memonitor kemajuan kehamilan

guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
13

6. Evaluasi

Dari evaluasi Ny. N didapatkan hasil, Ibu sudah mengetahui hasil

pemeriksaannya. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya TM III dan bersedia

akan segera ke fasilitas kesehatan jika mendapat tanda bahaya yang telah

dijelaskan oleh petugas. Ibu sudah mengetahui tentang persiapan

persalinan, ibu sudah mengetahui tentang KB, ibu sudah bersedia untuk

kunjungan ke puskesmas.

Menurut Anggraini (2010), langkah ini merupakan langkah

terakhir guna mengetahui yang telah dilakukan bidan, mengevaluasi

keefektifan dari asuhan yang diberikan, mengulangi kembali proses

manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah

dilaksanakan.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
13

Data Perkembangan ANC KE 2

Tanggal : 24 september 2019

1. Subyektif

Ibu mengatakan kenceng kenceng tadi malam pukul 23.00 WIB.

Menurut pusdiknakes (2018), kenceng pada saat kehamilan menjelang

persalinan adalah hal yang wajar karena terjadi kontraksi yang mendorong

bayi ingin keluar dari rahim ibu yang menimbulkan rasa kenceng kenceng.

2. Obyektif

Pada pemeriksaan terdapat hasil TD 12/70, Rr 20x/ mnt, Suhu 36,5 dan

pemeriksaan palpasi, Leopold I : pada fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting yaitu bokong janin. Leopold II : bagian kanan teraba keras,

memanjang, ada tekanan yaitu punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil yaitu ekstermitas janin. Leopold III : pada Segmen

Bawah Rahim teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin. Lopold IV :

Kepala tidak dapat digoyangkan, kepala sudah masuk panngul (Divergen).

Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 32 cm dan taksiran berat badan janin (TBBJ)

dengan menggunakan Mc. Donald yaitu : (32-11) x 155 =3,550 gram, His 1x

10’ 10’’ UK : 42 minggu lebih 1 hari Djj : 130x/mnt.

Pada kunjungan kedua, pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 30 cm

dan dari TFU yang ada dapat ditemukan Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)

dengan menggunakan rumus Mc. Donald yaitu (30-11) x 155 = 2.945 gram,

Berdasarkan data diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa TFU sesuai dengan

usia kehamilan dan TBBJ normal.


13

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

3. Assesment

Assesment adalah pelaksanaan pencarian data pasien yang komprehensif

sebagai landasan dalam perencanaan pengobatan pada pasien kebidanan yang

di lakukan pada pasien rawat inap.

Pada kunjungan kedua, didapatkan assesment sebagai berikut:

Ny. N Umur 36 tahun G3P2A0 Hamil 42 minggu lebih 1 hari , Janin tunggal,

Hidup, Intrauterin, Letak memanjang, Punggung kanan, Presentasi kepala,

Divergen, Kehamilan dengan Faktor Resiko Umur >35 tahun.

Menurut Prawirohardjo (2010), ibu dengan faktor resiko Tinggi Umur >

35 Tahun, akan berpotensi pada ibu terjadinya : Pre eklamsia, risiko

meningkatkan hipertensi kronik, diabetes gestasional, plasenta previa,

obstruksi saluran nafas, persalinan lama, atonia uteri, perdarahan. Pada janin :

Intra Uterin Growth Retardation (IUGR), pada janin abnormalitas kromosom,

kematian janin (IUFD), kelainan kongenital, makrosomia, mordibitas

perinatal..

sehingga tidak nada kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Penatalaksanaan

Pada kunjungan kedua penulis memberikan asuhan memberitahu ibu

tentang hasil pemeriksaan, memberitahu ibu tentang pola nutrisi,

memberitahu ibu tentang mules yang diasakan, memberitahu ibu dan keluarga

untuk pulang dulu untu persiapan persalinan, penulis memberikan suport

mental dan tetap semangat.


13

Dalam hal ini, penulis sudah melakukan asuhan yang sesuai dengan

kebutuhan pada Ny. N.

Menurut viviani (2010), persalinan postterm sebaikanya melahirkan di

Rumah sakit untuk menghindari komplikasi atau gejala yang akan timbul

sewaktu waktu, karena di rumah sakit lebih lengkap akan fasilitas seperti

kamar operasi dan ruang rawat inap.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

B. Asuhan kebidanan persalinan

1. Persalinan

Pada tanggal 24 September 2019 pukul 13.00 WIB Ny.N dirujuk

ke RSUD dr. Soeselo dengan indikasi usia kehamilan melebihi HPL dan

umur lebihh dari 35 tahun, sebelum merujuk telah dilakukan stabilisasi

rujukan sesuai dengan advis dokter di Puskesmas kalibakung.

Pada pukul 14.00 WIB Ny.N telah tiba di IGD RSUD dr. Soeselo

dan dilakukan pemeriksaan dengan hasil TD : 120/80 mmHg, Suhu :

36,50C, Nadi : 82 x/menit, Respirasi : 25 x/menit, TFU : 32 cm, DJJ : 140

x/menit, His : 1x10 menit 10 detik, pembukaan :belum ada, UK 42

minggu lebih 1 hari. Leopold I : bokong, leopold II : punggung kanan,

leopold III: kepala, leopold IV : divergen, protein urine (-) negatif. Setelah

mendapatkan hasil pemeriksaan, maka dokter menganjurkan untuk

observasi (Induksi).

Pada tanggal 25 September 2019, pukul 06.00 WIB ketuban pecah

secara spontan jernih, tidak ada mekonium. His ibu semakin ade kuat

sehingga pada pukul 07.00 WIB bayi lahir secara spontan, menangis kuat,
14

warna kulit kemerahan, dengan jenis kelamin perempuan, berat badan

3850 gram, panjang badan 51,5 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33

cm, dengan apgar skor 9/10/10.

Menurut Rohani, dkk (2013) kala II persalinan dimulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya

bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara

berlangsung 1 jam.

Menurut manuaba (2017), persalinan induksi adalah untuk

merangsang persalinan, seperti posterm dilakukan induksi karena belum

adanya pematangan pada servik, pematangan servik dilakukan dengan

farmakolagi atau dengan non farmakologi, untuk menghindari

meningkatnya AKI.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) merupakan masa pemulihan setelah melalui masa

kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah lahirnya plasenta dab

berakhir ketika alat-alat reproduksi kembali dalam kondisi wanita yang tidak

hamil, rata-rata berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Estihandayani &

Wahyu Pujiastuti, 2016)


14

1. Catatan Nifas 6 jam post partum di RSUD dr. Soeselo Slawi

Tanggal : 25 September 2019

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : RSUD dr. Soeselo Slawi

a. Data subyektif

Ibu mengatakan sudah merasa senang karena bayi dan plasenta nya

sudah keluar. Ibu mengatakan masih merasa lelah.

Menurut buku yang ditulis oleh Sofian (2011), setelah

persalinan pengaruh supresi estrogen dan progestrone hilang

sehingga timbul pengaruh hormon LH (luteinizing hormone) atau

prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh

oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi

sehingga air susu keluar.

Sehingga dalam hgal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kaus.

b. Data obyektif

Hasil pemeriksaan, TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 24

x/menit, S : 36,5℃, TFU : 2 jari di bawah pusat, PPV : ± 30 cc

Menurut Estihandayani (2016), pasca persalinan 6 jam TFU 2 cm di

bawah pusat, karena pada masa ini adalah masa pemulihan

c. Assesment

Menurut aviani (2017), Masalah atau diagnosa yang

ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun

objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan

pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif
14

maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah,

maka proses pengkajian adalah sesuatu proses yang dinamik.

Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan baru cepat

diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang

tepat.

Ny N umur 36 tahun P3A0 post partum 6 jam dengan nifas normal

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

d. Penatalaksanaan

Pada kasus ini penulis memberikan asuhan berupa

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

Memastikan ibu tidak ada tanda-tanda bahaya nifas, memberitahu

ibu tentang mobilisasi dini, Mengingatkan kembali kepada ibu

untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) setiap 2

jam sekali dan jangan di jadwal dan disusui secara bergantian

antara payudara kanan dan kiri, memberitahu ibu tentang gizi ibu

hamil, memberitahu ibu tentang kontraksi uterus, memberitahu ibu

untuk menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

Menurut (Purwoastuti, 2015) pada kunjungan pertama 6-8

jam setelah persalinan bertujuan untuk mencegah terjadinya

perdarahan pada masa nifas, mendeteksi dan merawat penyebab

lain perdarahan dan memberikan konseling kepada ibu atau salah

satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas karena atoniauteri, pemberian ASI pada masa awal


14

menjadi ibu, mengajarkan ibu untuk mempercepat hubungan antara

ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermi.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.

2. Kunjungan Nifas 5 Hari Post Partum

Pengkajian Data

Tanggal : 29 September 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny.N

1) Data Subjektif

Pada kasus didapatkan data subjektif Ny. N mengatakan ini

hari ke 5 hari setelah melahirkan, ASI nya sudah keluar lancar,

BAB 1 kali seharidan BAK 5 kali sehari, ibu mengatakan sudah

dapat melakukan aktifitas seperti biasanya, ibu mengatakan makan

sayur dan buah, ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Menurut Purwanti (2010), Asi keluar dalam waktu dua

hingga tiga hari setelah bayi lahir , sekitar waktu ini payudara

yangt penuh atau bengkak menggantikan volume kolostrum yang

sudah keluar lebih dulu.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.


14

2) Data Objektif

Pada kasus yang penulis ambil didapat data objektif sebagai

berikut : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.

Tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,5℃, nadi 80 x/menit,

pernafasan 20 x/menit. Kontraksi uterus keras, warna darah

kecoklatan, jumlah darah 20 cc, baunya tidak busuk, genetalia

bersih, TFU 2 jari bawaah pusat, lochea sanguinolenta

Menurut Astutidkk (2015), Lochea rubra atau merah, keluar

pada hari ke-1 sampai hari ke-5 masa postpartum. Cairan yang

keluar berwarna merah karena terisi darah yang segar, jaringan sisa

– sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi),

dan meconium. Jika lochea tidak berubah, hal ini menunjukan

adanya tanda – tanda perdarahan sekunder yang mungkin

disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selamput plasenta.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

3) Assessement

Menurut aviani (2017), Masalah atau diagnosa yang

ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun

objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan

pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif

maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah,

maka proses pengkajian adalah sesuatu proses yang dinamik.

Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti


14

perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan baru cepat

diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang

tepat.

Ny. N umur 36 tahun P3 A0 post partum 5 hari dengan nifas

normal.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4) Penatalaksanaan

Pada kasus ini penulis memberikan asuhan berupa

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan, Memastikan ibu tidak ada tanda-tanda bahaya nifas,

memberitahu tentang inolusi uterus, Mengingatkan kembali

kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on

demand) setiap 2 jam sekali dan jangan di jadwal dan disusui

secara bergantian antara payudara kanan dan kiri, memberitahu

ibu untuk menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi, memberitahu ibu untuk istirahat cukup, membeitahu

ibu untuk kunjungan ulang.

Menurut (Purwoastuti, 2015) pada kunjungan pertama 2-6

hari setelah persalinan bertujuan untuk mencegah terjadinya

perdarahan pada masa nifas, pemberian ASI pada bayi selama 6

bulan tanpa tamabahan makanan kecuali obnat dan vitamin,

menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.
14

3. Kunjungan Nifas 9 Hari Post Partum

a. Pengkajian Data

Tanggal : 31 September 2019

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : Rumah Ny.S

1) Data Subjektif

Didapatkan data Ibu mengatakan ini hari ke 9 hari setelah

melahirkan, ASI nya keluar lancar, ibu mengatakan bayinya makan

dan minum ASI.

Menurut Purwanti (2010), Asi keluar dalam waktu dua hingga tiga

hari setelah bayi lahir , sekitar waktu ini payudara yangt penuh atau

bengkak menggantikan volume kolostrum yang sudah keluar lebih

dulu.

Sehingga tidak ada kesenjangn antara teori dan kasus.

2) Data Objektif

Hasil pemerikasaan tanda-tanda vital didapatkan keadaan umum

ibu baik, kesadaran composmentis. Tekanan darah 130/80 mmHg,

suhu 36,5ºc, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, TFU 2 jari

bawah pusat, ppv : lochea sanguinolenta.

Menurut buku yang ditulis oleh (Vivian, 2011), pada hari ke 3-9

setelah kelahiran pengeluaran pervaginam berwarna agak coklat

berisi sisa darah bercampur lendir yaitu lochea sanguelenta dan

pada 1 minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan

pusat dan simpisis.


14

sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan kasus.

3) Assessment

Ny. N umur 36 tahun P3 A0 post partum hari dengan nifas

normal.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus.

4) Penatalaksanaan

Pada kasus yang penulis ambil memberi asuhan antara lain:

memberitahu ibu hasil pemeriksaan, mengingatkan kepada ibu

untuk tetap pertahankan mengkonsumsi makanan rendah

karbohidrat dan perbanyak makan-makanan yang mengandung zat

besi dan nabati serta protein tinggi (bayam, kangkung, kacang-

kacangan, telur, ikan, daging dan lain-lain), memastikan kembali

ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) setiap

2 jam sekali dan jangan di jadwal dan disusui secara bergantian

antara payudara kanan dan kiri, mengajarkan ibu cara perawatan

payudara yang benar, menganjurkan ibu untuk mengurangi

aktivitas yang melelahkan dan pertahankan pola istirahat saat bayi

sedang tidur sebaiknya ibu juga ikut tidur, menganjurkan ibu untuk

menjaga kebersihan diri dan genetalia, memberitahu ibu untuk

kunjungan ulang jika ada keluhan.


14

Menurut (Purwoastuti, 2015), kunjungan 3 pacsa persalinan

minggu postpartum penilaian 2 minggu setelah persalinan yaitu

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca

melahirkan. Memastikan ibu dapat cukup makanan, cairan dan

istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada

tanda-tanda penyulit.

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Kunjungan Nifas 30 hari Post Partum

a. Pengkajian Data

Tanggal : 21 Oktober 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny.N

1) Data Subjektif

Ibu mengatakan ini hari ke 30 hari setelah melahirkan, ASI nya

keluar lancar, ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas seperti

biasanya.

Menurut Purwanti (2010), Asi keluar dalam waktu dua

hingga tiga hari setelah bayi lahir , sekitar waktu ini payudara

yangt penuh atau bengkak menggantikan volume kolostrum yang

sudah keluar lebih dulu.

Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
14

2) Data Objektif

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital penulis mendapatkan

data sebagai berikut : keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmenthis, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,7ºc, nadi 84

x/menit, pernafasan 20 x/menit. TFU 2 jari d bawah pusat, lokea

alba.

Menurut Vivian (2011) tinggi fundus uterus (TFU) pada

masa nifas adalah bayi lahir : setinggi pusat, uri lahir : 2 jari di

bawah pusat, 1 minggu : pertengahan pusat sympisis, 2 minggu :

diatas sympisis, 6 minggu : bertambah kecil/tak teraba, 8 minggu :

sebesar ukuran normal. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

Menurut buku yang ditulis oleh (Vivian, 2011). Pada hari ke 8–14

setelah melahirkan pengeluaran pervaginam berwana agak kuning

berisi leukosit dan robekan laserasi plasenta yaitu lochea serosa

dan tinggi fundus uteri setinggi simpisis.

Sehingga tidak ad kesenjangan antara tori dan kasus.

3) Assessement

Menurut aviani (2017), Masalah atau diagnosa yang

ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun

objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan

pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif

maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah,

maka proses pengkajian adalah sesuatu proses yang dinamik.


15

Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan baru cepat

diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang

tepat.

Ny. N umur 36 tahun P3 A0 post partum 30 hari dengan nifas

normal.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4) Penatalaksanaan

Menurut Astuti (2015), Asuhan masa nifas paling sedikit

dilakukan 4 kali kunjungan yang bertujuan untuk mencegah,

mendeteksi dan masalah-masalah pada ibu dan bayi baru lahir.

Pada kasus yang penulis ambil memberi asuhan antara lain:

memberitahu ibu hasil pemeriksaan, mengingatkan kepada ibu

untuk tetap pertahankan mengkonsumsi makanan rendah

karbohidrat dan perbanyak makan-makanan yang mengandung zat

besi dan nabati serta protein tinggi (bayam, kangkung, kacang-

kacangan, telur, ikan, daging dan lain-lain), memastikan kembali

ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) setiap

2 jam sekali dan jangan di jadwal dan disusui secara bergantian

antara payudara kanan dan kiri, mengajarkan ibu cara perawatan

payudara yang benar, menganjurkan ibu untuk mengurangi

aktivitas yang melelahkan dan pertahankan pola istirahat saat bayi

sedang tidur sebaiknya ibu juga ikut tidur, memberitahu ibu


15

mengenai kb, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang jika ada

keluhan.

Menurut (Purwoastuti, 2015), kunjungan 6 minggu setelah

persalinan dilakukan dengan tujuan menanyakan pada ibu tentang

penyulit-penyuit yang dialami ibu atau bayinya. Memberikan

konseling untuk ber KB secara dini.

Sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus.

C. Bayi baru lahir

Catatan Asuhan 6 jam Neonatus di RSUD dr. Soeselo Slawi

Tanggal : 25 September 2019

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : RS

a. Data Subyektif

Bayi lahir spontan pada jam 03.30 WIB menangis kuat, gerakan aktif,

warna kulit kemerahan, dengan jenis kelamin laki-laki,

b. Data Obyektif

BB 3850 gram, PB 51,5 cm, LIKA/LIDA 34/33 cm,

APGAR score 9/10/10. Bayi sudah BAB frekuensi 1x warna hitam

dan konsistensi lembek, dan BAK frekuensi 3x dengan warna jernih,

telah diberikan salep mata, Vit K, dan Imunisasi Hb0.

Menurut Vidia (2016) dalam setiap persalinan,

penatalaksanaan bayi baru lahir menganut beberapa prinsip yang

penting diantaranya jaga bayi tetap hangat, pemantauan tanda bahaya,


15

beri suntikan vitamin K1 Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 5%

pada kedua mata, pemeriksaan fisik, beri imunisasi hepatitis.

Menurut vidia ( 2016), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

pada usia kehamilan 37- 42 minggu, dengan berat badan normal 2500-

4000 gram.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Sebab,

asuhan yang diberikan telah sesuai dengan yang telah ditentukan

dalam teori.

c. Assesment

Bayi Ny. N umur 5 hari jenis kelamin perempuan dengan bayi baru lahir

normal.

Menurut aviani (2017), Masalah atau diagnosa yang ditegakkan

berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang

dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan

selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering

diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah sesuatu

proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting

dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan

baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan

yang tepat.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.


15

d. Penatalaksanaan

Menurut yulifah (2014), planning yaitu menggambarkan

pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan

assesment.

Menurut kemenkes RI (2010), asuhan bayi baru lahir normal

dengan bayi cukup bulan, ketuban jernih, bayi menangis atau menangis

dan bergerak aktif yaitu : jaga kehangatan bayi, pemantauan tanda

bahayanya, lakukan IMD, beri vit K, beri salep mata, beri imunisasi

hepatitis B.

Asuhan yang diberikan pada By Ny N sebagai berikut :

memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat dengan mengganti kassa

yang steril setiap kali basah/lembab untuk mencegah terjadinya infeksi dan

tidak menaruh apapun pada tali pusat cukup di bukus dengan kassa saja.

Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir. Memberitahu

ibu untuk memberi Asi esklusif kepada bayinya yaitu diberikan Asi saja

selama 6 bulan pertama kepada bayinya kecuali obat. Memberitahu ibu

untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, dengan cara membedong

bayinya supaya bayinya merasa hangat dengan kain bersih dan kering.

Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah diberi imunisasi awal yaitu Hbo.

Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada hari ke 3 pasca persalinan.

Sehingga Pada hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
15

2. Asuhan kebidanan pada BBL 5 hari.

Tanggal : 29 September 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

a. Data Subjektif

Pada kasus ini, ibu mengatakan bayinya lahir 5 hari yang lalu,

jenis kelamin laki-laki, ibu mengatakan bayinya menghisap kuat, ibu

mengatakn bayinya sehat dapat BAB dan BAK.

Menurut buku yang ditulis oleh Vidia (2016), bayi baru lahir

normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu,

reflek baik dan dapat melakukan eliminasi.

Pada kasus ini data subjektif sudah sesuai dengan teori sehingga

dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kaus.

b. Data Objektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan keadaan

bayi baik,suhu 36,6℃, nadi 122 x/menit, pernafasan 42 x/menit, BB

3.880 gram, PB : 51,5 cm, LIKA/LIDA 34/33 cm. Pemeriksaan head

to toe dalam keadaan normal.

Menurut Sondakh (2013), bayi baru lahir dikatakan normal jika

termasuk dalam kriteria sebagai berikut: BBL : 250-4000 gram, PB :

48-52 cm, LD : 32-34 cm, LK : 33-35 cm, denyut jantung 120-140

x/menit, respirasi : 30-60 x/menit, dan reflek primitif aktif,. Dalam hal

ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.


15

c. Assessment

Bayi Ny. N umur 5 hari jenis kelamin perempuan dengan bayi baru

lahir normal.

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4

minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0

(baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini

adalah bayi berusia 0 – 7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7 –

28 hari.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

d. Penatalaksanaan

Pada kasus yang penulis ambil memberikan asuhan antara lain :

memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada

bayinya, memberitahu ibu tanda bayi mendapat ASI cukup,

memberitahu ibu tanda bayi mendapat ASI cukup, menganjurkan ibu

untuk selalu menjaga kehangatan bayi agar tidak terjadi hipotermi

seperti mengganti popok jika basah, membedong bayi dan menjemur

bayi pada pagi hari dari jam 07.00 WIB selama ± 5 menit untuk

menjaga kehangatan dan mendapat vitamin D, serta jauhkan bayi dari

paparan angin ataupun AC, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang

setelah bayi berusia 14 hari atau jika ada keluhan.

Menurut kemenkes (2010), penatalaksanaan KN 2 adalah

menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering, menjaga

kebersihan bayi, pemeriksaan tanda bahaya pada bayi, menjaga suhu


15

tubuh bayi, konseling Asi esklusif, penatalaksaan bayi baru lahir

dirumah dengan menggunakan buku KIA.

Asuhan yang diberikan yaitu : memberitahu ibu hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan. Meningkatkan kembali kepada ibu untuk

memberikan Asi saja sampai bayi berumur 6 bulan. Memberitahu ibu

cara perawatan tali pusat dengan cara membungkus dengan kassa saja

tanpa diberi tambahan apapun. Mengingatkan selalu pada ibu untuk

menjaga kehangatan bayi agar tidak terjadi hipotermi. Memberitahu ibu

untuk kunjungan ulang.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

3. Asuhan kebidanan pada BBL 9 hari.

Tanggal : 31 September 2019

Jam : 14.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

a. Data Subjektif

Ibu mengatakan bayinya umur 9 hari, tidak ada keluhan, menyusunya

kuat, BAB 2-3 kali/ hari dan BAK 6-8 kali/hari

Menurut buku yang ditulis oleh (Sondakh, 2013) sebagian besar bayi

baru lahir berkemih 24 jam pertama persalinan dan 2-6 kali sehari 1-2

hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali.

Dalam hal ini asuhan yang diberikan oleh penulis tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.


15

b. Data Objektif

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan keadaan bayi

baik,suhu 36,8 ℃, nadi 134 x/menit, pernafasan 40 x/menit, BB 3900

gram, PB : 52 cm, LIKA/LIDA 35/33 cm.

Menurut buku yang ditulis oleh Sondakh (2013), menunjukan

bahwa menifestasi klinis bayi baru lahir normal diantaranya yaitu berat

badan lahir bayi antara 2.500-4.000 gram panjang badan 48-50, lingkar

kepala 32-35 cm, bunyi jantung 120-140 x/menit, pernafasan kira-kira

60 x/menit, seluruh reflek telah terbentuk.

Pada pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayi Ny. S didapatkan

hasil yang sesuai dengan tinjauan teori, sehingga dalam hal ini tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

c. Assessment

Bayi Ny N umur 9 hari jenis kelamin perempuan dengan bayi baru

lahir normal

Menurut buku yang ditulis Sondakh (2013), masa neonatal

adalah masa sejak lahir sampai 4 minggu (28 hari) setelah melahirkan.

Neonatal adalah bayi berumur 0 hari (baru lahir) sampai dengan usia

satu bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.

Neonatus lanjut adalah bayi berusia7-28 hari.

Pada kasus ini assessment sudah sesuai dengan teori sehingga dalam

hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
15

d. Penatalaksanaan

Dalam kasus ini penulis memberikan asuhan seperti memberitahu

ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya,

Memberitahu ibu untuk sering mengganti diapers/ popok/ baju bayi

jika terkena keringat atau basah, ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir. Memberitahu ibu untuk tetap memerikan ASI saja sampai bayi

berusia 6 bulan, jangan diberi makan/minum dulu agar usus bayi tetap

sehat dan bayi mendapatkan nutrisi dan kekebalan lebih dari ASI.

Mengingatkan ibu untuk datang ke posyandu untuk menimbang dan

mengimunisasi bayinya pada umur 1 bulan yaitu iminusasi BCG dan

polio 1.

Menurut kemenkes RI (2010), penatalaksanaan KN 3 yaitu

pemeriksaan fisik, memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi

baru lahir, konseling terhadap ibu untuk memberikan Asi esklusif.

Asuhan yang diberikan yaitu : memberitahu ibu hasil

pemeriksaan. Memberitahu ibu untuk sering mengganti popok, baju

jika terkena kringat atau basah karena kulit bayi sangat sensitif dengan

bagian yang lembab/ basah karena kringat yang dapat menimbulkan

ruam merah / gatal sehingga bayi menjadi rewel. Mengingatkan pada

ibu untuk tetap memberikan Asi saja sampai umur 6 bulan, tanpa

tambahan makanan apapun kecuali obat dan vitamin. Mengingatkan

ibu untuk ke posyandu untuk menimbang dan mengimunisasi bayinya

pada umur 1 bulan yaitu imunisasi BCG dan polio 1. Memberitahu ibu

untuk datang ketenaga kesehatan jika ada keluhan.


15

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada

Ny. N di Puskesmas Kalibakung Kabupaten Tegal 2019, penulis

menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah varney dan pada data

perkembangan menggunakan SOAP, sehingga dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pada pengumpulan data dasar NY N penulis tidak menemukan kesulitan

dalam pengumpulan data subyektif maupun obyektif. Data subyektif

didapatkan dari identitas pasien ( Nama, usia, agama, suku bangsa, tingkat

pendidikan, pekerjaan, alamat) keluhan utama, riwayat obstetri ( riwayat

kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, riwayat kunjungan antenatal

care/kehamilan sekarang), riwayat haid, riwayat kontrasepsi KB, riwayat

kesehatan, kebutuhan sehari hari, (pola nutrisi, pola eliminasi, pola personal

hygiene, pola seksual), riwayat psikologi, riwayat sosial ekonomi, data

perkawinan, data spiritual, data sosial budaya, data pengetahuan ibu.

Data obyektif didapat dari pemeriksaan fisik ( keadaan umum, kesadaran,

tanda tanda vital, tinggi badan, berat badan, lila), pemeriksaan obtetri (

inspeksi, palpasi, aukultasi, perkusi, pemeriksaan panggul), pemeriksaan

penunjang.

160
16

2. Pada langkah interpretasi data, penulis membuat diagnosa nomenklatur

berdasarkan data subyektif dan obyektif, diagnosa nomenklatur terdiri dari :

a. Kehamilan

Ny N umur 36 tahun G3P2A0 hamil 41 minggu lebih 5 hari janin tunggal,

hidup inta uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala,

konvergen dengan kehamilan resiko umur >35 tahun.

b. Persalinan

Ny N umur 36 tahun G3P2A0 hamil 41 minggu lebih 5 hari, janin tunggal

hidup inta uteri letak memanjang punggung kanan presentasi kepala

konvergen dengan persalinan induksi.

b. Nifas

Ny N umur 36 tahun P3A0 dengan nifas 6 jam, 5 hari, 9 hari, dan 30 hari

post partum dengan nifas normal.

c. Bayi baru lahir

Bayi baru lahir adalah Bayi Ny N 6 jam, 5 hari, 9 hari, dan 30 hari degan

bayi baru lahir normal.

3. Pada langkah diagnosa potensial penulis merumuskan Ny N pada kehamilan,

persalinan, nifas, dan bayi baru lahir tidak di temukan komplikasi maupun

penyulit. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Pada langkah antisipasi penanganan segera penulis melakukan tindakan

segera dengan melakukan konsultasi dengan Dr SpOg untuk mencegah

terjadinya diagnosa potensial. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.
16

5. Pada langkah perencanaan penulis melakukan asuhan kebidanan sesuai

dengan kebutuhan pasien dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

sudah sesuai dengan perencanaan. Sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

6. Pada langkah ini pelaksanaan penulis melakukan asuhan kebidanan yang

sesuai dengan perencanaan pada Ny N dengan resiko umur > 35 tahun, pada

kehamilan dilakukan pemeriksaan inpeksi, palpasi, aukultasi dan perkusi.

Pada Persalinan induksi di rujuk ke RS Soeselo Slawi , pada masa Nifas

dilakukan kunjungan rumah sebanyak 4 kali, pada bayi baru lahir dilakukan

kunjungan rumah sebanyak 3 kali. Sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

7. Pada langkah ini hasil akhir pada asuhan kebidanan secara komprehensif ibu

dapat melahirkan dengan selamat dan bayi berjenis kelamin perempuan , serta

dapat melewati masa nifas 6 jam, 5 hari, 9 hari dan 30 hari post partu,m

dengan normal. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan manajemen kebidanan yang

tepat dan berkesinambungan secara komprehensif pada kehamilan,

persalinan, masa nifas, dan bayi baru lahir agar dapat mengetahui lebih awal

adanya komplikasi. Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian bayi.
16

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada pembimbing untuk memberikan saran dan

bimbingan kepada mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan

secara komprehensif serta diharapkan dapat meningkatkan mutu

bimbingan belajar agar mencapai mutu pendidikan yang terprogram, dan

terarah. Mahasiswa perlu mendapat bekal yang baik untuk terjun ke

masyarakat, agar dapat bekerja secara profesional.

3. Bagi Penulis

Dengan adanya pembuatan karya tulis ilmiah ini, diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta ketelitian dalam

menggali informsi terutama dalam memberikan pelayanan ibu hamil,

bersalin, nifas, dan bayi baru lahir yang terbaik di masyarakat da

menerapkan secara menyeluruh standar pemeriksaan ANC 10 T.

Dengan adanya One Student One Client (OSOC) ini, diharapkan

agar mahasiswa lebih mengetahui kondisi real di lapangan dan juga

diharapkan mahasiwa mampu mengaplikasikan jiwa pengabdiannya

sebagai bidan di masa yang akan datang dan menjadi pendamping

maupun penolong ibu hamil di masa kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi

baru lahir.

4. Bagi Ibu Hamil

Di harapkan ibu hamil lebih mengetahui akan pentingnya kesehatan dan

memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan serta memilih tempat

persalinan di tenaga kesehatan, agar proses persalinan dapat berjalan

lancar dan ibu maupun bayinya sehat.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Wulandari (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra


Centika Press
Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC.
Astuti, S., & dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Erlangga.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Barasi, Mary. (2009). Ilmu Gizi. Erlangga.


Departemen Kesehatan, RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. 2016. Angka Kematian Ibu dan Penyebabnya.
Kabupaten Tegal: Dinas Kesehatan Tegal

Dewi, Vivian., & Sunarsih, Tri. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.
Jakarta: Salemba Medika.
Efran. (2014). Asuhan Ibu Nifas. Jakarta: CV Trans Info Media

Fathonah, S. (2016). Gizi dan Kesehatan untuk Ibu Hamil. Erlangga.


Feryanto, A. (2013). Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Hani, U. d. (2014). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Harry, O., & Forte, R. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
KEMENKES. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Unicef.
Kusmiyati. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk


Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Proverawati, Atikah, & dkk. (2009). Buku Ajaran Gizi untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudiastuti, D. (2012). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah, A. Yeyeh., Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. (2009). Asuhan
Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: CV.Trans Info Media.
Ramauli, dkk. (2011). Asuhan Persalinan Patofisiologis. Bandung: Tries Media
RI
Lampiran
Kunjungan Pada Saat PNC ke 2

You might also like