You are on page 1of 17

KIMIA

FISIKA
JUDUL PERCOBAAN : ADSORPSI ISOTERMIS

NAMA PRAKTIKAN : MOCH. FAJAR SYARIF H.


NIM : 2032010017
KELAS/GRUP : TK-3A / IV
TANGGAL PRAKTIKUM : 09 NOVEMBER 2021
ASISTEN : AYU NINDIA KUSUMAWATI

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMENINDONESIA
TAHUN AJARAN 2021/2022
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS ii

ADSORPSI ISOTERMIS
Fajar, Moch, Hidayatullah, Syarif, Kusumawati, Ayu Nindia
Departemen Teknik Kimia, Universita Internasional Semen Indonesia
Jl. Veteran, Kompleks PT. Semen Indonesia, Gresik, 61122, Indonesia
e-mail : ayu.kusumawati19@student.uisi.ac.id

ABSTRAK

Adsorpsi atau yang biasa disebut penyerapan merupakan suatu proses ketika cairan
terikat pada suatu padatan atau cairan yang menghasilkan zat terserap di
permukaannya. Pada percobaan kali ini dilakukan penerapan adsorpsi isotermis yang
merupakan hubungan antara zat yang teradsorpsi oleh adsorben dengan konsentrasi
pada keadaan setimbang dan temperatur tetap. Dalam percobaan digunakan karbon
aktif untuk melakukan adsorpsi isotermis. Percobaan menggunakan jenis isotermis
Langmuir yang berbunyi bahwa kemampuan partikel tidak tergantung pada tempatnya
sehingga terbentuk lapisan tunggal. Sedangkan, jenis isotermis Freundlich menjelaskan
bahwa adsorpsi isotermis terjadi pada beberapa lapisan dan mempunyai ikatan yang
tidak kuat. Percobaan bertujuan untuk menemukan dan membandingkan kemampuan
adsorpsi isotermis pada larutan asam cuka dengan konsentrasi 5 ml, 10 ml, dan 20 ml..

Kata kunci : Adsorpsi, Isotermis, Karbon Aktif.


JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS iii

ABSTRACT

Adsorption is a process when a liquid is bound to a solid or liquid which results in an


adsorbed substance on its surface. In this experiment, the application of isothermic
adsorption is carried out which is the relationship between the substance adsorbed by
the adsorbent with a concentration at equilibrium and a constant temperature. The
experiment used the Langmuir isothermic type which states that the particle's ability
does not depend on its location so that a single layer is formed. Meanwhile, the type of
isothermic Freundlich explained that isothermic adsorption occurs in several layers
and has a weak bond. The aim of the experiment was to find and compare the
isothermic adsorption ability of vinegar acid solutions with concentrations of 5 ml, 10
ml, and 20 ml.

Keywords: Adsorption, Isotherm, Activated Carbon.


JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 1

I. PENDAHULUAN teradsorpsi jika gaya adhesi antara


molekul adsorbat dengan molekul
D alam kehidupan sehari-hari sering
ditemukan karbon di sekitar adsorben lebih besar dibanding gaya
kohesinya. Penerapan proses adsorpsi
lingkungan manusia. Beberapa contoh
senyawa karbon yang biasa ditemui ini biasanya digunakan untuk
adalah karbon dioksida sebagai hasil mengurangi kandungan senyawa
pernafasan manusia, glukosa yang organik pada limbah cair agar tidak
terkandung dalam gula dan nasi, asam mencemari lingkungan. Yang peru
asetat atau yang biasa dikenal dengan digaris bawahi adalah bahwa proses
cuka, dan etanol yang biasa disebut adsorpsi ini terjadi karena adanya luas
dengan alkohol untuk mensterilkan luka permukaan. Semakin luas permukaan
pada manusia. Terdapat suatu karbon adsorben maka semakin banyak pula
yang memiliki luas permukaan sangat molekul yang diserap [2].
besar yakni karbon aktif. Karbon atau Proses sorpsi adalah suatu proses
arang aktif ini banyak dimanfaatkan penyerapan ion oleh partikel penyerap
untuk kesehatan. Salah satunya adalah atau yang biasa disebut dengan sorben.
norit yang biasa digunakan untuk Proses sorpsi ini dapat dibedakan
mengatasi gangguan pencernaan [1]. menjadi dua yakni adsorpsi dan
Karbon aktif dapat dipergunakan absorpsi. Proses adsorpsi terjadi ketika
untuk mengetahui kemampuan adsorpsi ion atau molekul tertahan di permukaan
dari suatu larutan. Yang mana partikel penyerap atau adsorben.
merupakan kemampuan penyerapan Sedangkan proses absorpsi dikatakan
suatu larutan pada permukaan adsorben terjadi ketika proses pengikatan
[2]. Terutama kemampuan adsorpsi berlangsung sampai di dalam partikel
isotermis dari larutan yang akan diuji. penyerap atau absorben. Absorpsi
Untuk itu, pada praktikum adsorpsi merupakan suatu proses fluida yang
isotermis ini dapat dipertanyakan dilarutkan oleh cairan atau padatan yag
rumusan masalah dari praktikum yaitu berfungsi sebagai penyerap. Sedangkan
bagaimana cara membedakan adsorpsi adalah proses dion atau
kemampuan adsorpsi isotermis pada molekul dari suatu zat mematuhi
larutan dengan komposisi dan kelarutan permukaan adsorben. Jadi, kedua sorpsi
yang berbeda. Dari pernyataan di atas, ini memang berbeda walaupun sama-
dapat diketahui tujuan dari praktikum sama merupakan suatu proses sorpsi
adsorpsi isotermis yakni untuk berupa penyerapan [3].
menemukan dan membandingkan Suatu proses adsorpsi yang
kemampuan adsorpsi isotermis pada menggambarkan hubungan antara zat
larutan yang sama walaupun dengan yang teradsorpsi oleh adsorben dengan
komposisi dan kelarutan yang berbeda- tekanan atau konsentrasi pada keadaan
beda pada ketiga variabel yang akan kesetimbangan dengan temperatur tetap
digunakan. biasa disebut dengan adsorpsi isotermis.
Adsorpsi adalah suatu proses Isotermis sendiri dapat diartikan sebagai
terserapnya suatu zat baik molekul atau perubahan keadaan pada suhu tetap.
ion pada permukaan adsorben. Suatu Proses ini merupakan salah satu proses
keadaan dapat diketahui adsorpsinya termodinamika yang prosesnya berjalan
ketika molekul yang awalnya ada pada dengan suhu tetap. Karena bekerja
larutan menempel pada permukaan zat dalam suhu yang konstan, maka tidak
adsorben secara fisika. Dalam terjadi perubahan energi. Dan tentunya
hukumnya, suatu molekul bisa
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 2

kalor yang diberikan sama dengan terhadap solute. Selanjutnya adalah


usaha yang diberikan [4]. waktu kontak dan pengadukan yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi cukup diperlukan untuk mencapai
proses adsorpsi yang pertama adalah kesetimbangan adsorpsi. Karena
jenis adsorben dimana adsorben yang pengadukan akan mempercepat proses
baik untuk mengadsorpsi suatu zat adsorpsi. Faktor yang terakhir adalah
belum tentu baik digunakan untuk jumlah stage dimana ketika jumlah
mengadsorpsi zat lain karena memang stage yang dihasilkan banyak, maka
karakter adsorben berbeda-beda. lebih besar pula jumlah solute yang
Adsorben buatan biasanya lebih sering teradsorpsi [4].
digunakan daripada adsorben alami Proses adsorpsi isotermis tidak
karena ukuran pori-pori adsorben lepas dari teori Langmuir. Proses
buatan dapat dikontrol sehingga daya adsorpsi ini terjadi ketika terbentuk
adsorpsinya lebih baik. Yang kedua lapisan tunggal yang didasarkan pada
adalah jenis adsorbat atau zat yang asumsi bahwa kemampuan pertikel
diadsorpsi dimana zat yang bersifat basa tidak tergantung pada tempatnya atau
akan lebih mudah diserap dengan tempat yang berdekatan. Isoterm
adsorpsi basah dan begitu pula Langmuir mendefinisikan bahwa
sebalinknya karena dalam adsorpsi kapasitas adsorben maksimum terjadi
asam dan basa akan saling tarik akibat adanya lapisan tunggal
menarik. Yang ketiga adalah (monolayer) adsorbat pada permukaan
konsentrasi adsrobat dimana semakin adsorben. Persamaan isoterm Langmuir
besar solute yang teradsorpsi, maka dapat dituliskan sebagai berikut:
semakin tinggi konsentrasi adsorbat. 𝑎. 𝑏. 𝐶𝑒
Adsorpsi akan tetap jika terjadi 𝑊=
1 + 𝑏. 𝐶𝑒
kesetimbangan antara konsentrasi Persamaan di atas diturunkan secara
adsorbat yang diserap dengan linier menjadi:
konsentrasi adsorben yang tersisa di 𝐶𝑒 1 1
dalam larutan [4]. = 𝐶𝑒 +
𝑊 𝑎 𝑎. 𝑏
Selanjutnya adalah luas permukaan Keterangan :
adsorben yang mana semakin besar W = Efektivitas adsorpsi (mg/g)
kemampuan adsorben untuk menarik b = Konstanta Langmuir (mg/L)
adsorbat, maka semakin luas pula Ce = Konsentrasi kesetimbangan
permukaan adsorbennya. Besarnya a = Kapasitas atau daya adsorpsi
ukuran dan pori-pori adsorben sangan maksimum (mg/g)
mempengaruhi luas permukaan. [4]
Selanjutnya yang kelima adalah tekanan Teori adsorbsi isotermis juga
dan suhu saat diberlakukannya adsorpsi. dibawakan oleh Freundlich yang
Kecepatan adsorpsi akan naik pada menjelaskan bahwa proses isoterm
temperature yang rendah dan akan turun adsorpsi ini terjadi pada beberapa
pada temperaturyang tinggi. Namun, lapisan dan mempunyai ikatan yang
apda adsorpsi kimia biasanya tidak kuat. Sehingga dengan pernyataan
membutuhkan temperatur panas. tersebut dapat diketahui bahwa proses
Selanjutnya yang keenam adalah daya ini merupakan adsorpsi fisik. Adsorpsi
larut solvent terhadap solute yang mana ini dapat dilihat bahwa adsorben
apabila daya larutnya tinggi maka memiliki permukaan yang homogen
proses adsorpsi akan mengalami gaya sehingga dapat membentuk beberapa
berlawanan dengan gaya tarik adsorben lapisan. Teori isoterm Freundlich
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 3

menyatakan bahwa tempat adsorpsi Asam asetat biasa digunakan dalam


bersifat heterogen. Persamaan isoterm industri polimer dan makanan. Seperti
Freundlich dapat adalah sebagai berikut: dalam rumah tangga, asam asetat yang
1 dikenal sebagai asam cuka digunakan
𝑊 = 𝐾𝐶𝑒 sebagai pengatur keasaman pada
𝑛
Persamaan di atas dapat diubah ke makanan [5].
bentuk linier dengan mengambil bentuk Asam cuka (CH3COOH) memiliki
logaritma menjadi: material safety data sheet. Senyawa
1 yang bernama Asam asetat ini
log 𝑊 = log 𝐾 + log 𝐶𝑒
2 merupakan senyawa asam lemah
Keterangan : berbentuk cairan tidak berwarna dan
W = Efektivitas adsorpsi (mg/g) berbau menyengat. Memiliki pH 2,4 di
K = Kapasitas atau daya adsorpsi 60,05 g/l, titik lebur 16,2oC, titik didih
maksimum (mg/g) 117-118oC, dan kepadatan relatif 1,049
n = Konstanta adsorpsi g/cm3 di suhu 25oC. Senyawa ini
Ce = Konsentrasi zat terlarut dalam berbahaya dan mudah terbakar. Untuk
larutan setelah tercapai kesetimbangan penangannannya harus menggunakan
adsorpsi (mg/L) sarung tangan, pakaian, dan pelindung
[4] mata yang lengkap. Jika terhirup maka
Pada percobaan kali ini dilakukan segera mencari udara segar. Jika terjadi
metode adsorpsi isotermis kontak dengan kulit harus segera dibilas
menggunakan karbon aktif yang dan dicuci menggunakan sabun. Jika
memiliki luas permukaan besar. Karbon terkena mata, basuh dengan air yang
aktif atau biasa disebut juga dengan mengalir paling sebentar 15 menit. Jika
arang aktif merupakan suatu jenis tertelan jangan dimuntahkan, cukup
karbon yang memiliki luas permukaan basuh mulut dengan air sebanyak
yang sangat besar dan bisa dicapai mungkin dan segera konsultasikan ke
dengan mengaktifkan karbon atau arang dokter [5].
tersebut. Satu gram karbon aktif Larutan yang kedua adalah baking
memiliki luas permukaan sekitar 500 m2 soda atau natrium bikarbonat. Senyawa
yang didapatkan dari pengukuran ini juga biasa dipanggil dengan sodium
adsorpsi. Pengaktifan karbon aktif bikarbonat dengan rumus kimia
biasanya hanya bertujuan untuk NaHCO3. Senyawa ini biasa ditemui
memperbesar luas permukaannya saja. dalam bentuk serbuk atau kristal.
Namun, di sisi lain pengaktifan karbon Senyawa ini bisa larut dalam air dan
aktif juga dilakukan untuk mengadakan kelarutan dengan air.
meningkatkan kemampuan adsorpsi Baking soda dimanfaatkan dalam
karbon aktif itu sendiri [1]. pembuatan roti yang menghasilkan gas
Larutan yang digunakan dalam karbon dioksida sehingga dapat
praktikum ada dua. Yang pertama membuat roti mengembang. Dalam
adalah asam asetat atau yang biasa dunia kesehatan, sodium bikarbonat
dikenal dengan asam cuka merupakan biasa digunakan untuk antacid penyakit
salah satu jenis senyawa organik. maag atau tukak lambung [6].
Rumus kimia dari asam asetat adalah Baking soda (NaHCO3) merupakan
C2H4O2. Asam asetat ketika larut dalam senyawa basa berbentuk serbuk
air akan menjadi asam lemah. Hal ini berwarna putih dan tidak berbau.
menunjukkan bahwa asam asetat Memiliki pH 8,6 di 50 g/l, titik lebur
berubah menjadi ion H+ dan CH3COO-. 270oC, densitas 2,22 g/cm3 pada 20oC,
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 4

dan kelarutan dalam air 96 g/l pada diaduk, dilakukan penyaringan untuk
suhu 20oC. Senyawa ini tergolong tidak pemisahan karbon aktif menggunakan
berbahaya oleh pengujian laboratorium. saringan plastic. Setelah semua selesai,
Untuk penanganan senyawa ini harus masing-masing hasil saringan
menggunakan sarung tangan dan ditambahkan 4 tetes indikator alami
pakaian pelindung serta pelindung mata. buah naga untuk selanjutnya dilakukan
Jika terhirup, segera mencari udara titrasi menggunakan larutan baking soda
segar. Jika terkena mata, bilas dengan jenuh sampai hilang gelembung dan
seksama menggunakan air yang banyak terjadi perubahan warna.
untuk beberapa menit dan tak lupa bagi
yang menggunakan lensa mata harus UCAPAN TERIMA KASIH
dilepas terlebih dahulu. Jika terjadi Penulis mengucapkan terima
kontak dengan kulit maka harus kasih kepada asisten laboratorium kak
melepaskan semua pakaina dan Ayu Nindia Kusumawati atas
membasuh kontaminasi dengan air [6]. bantuannya dalam praktikum adsorpsi
isotermis. Terima kasih atas bimbingan
II. URAIAN PENELITIAN dan arahan selama praktikum
Praktikum adsorpsi isotermis ini berlangsung. Terima kasih juga atas
dilaksanakan dengan pertama-tama kesabarannya dalam proses praktikum,
mempersiapkan alat dan bahannya pembuatan jurnal, dan juga pembuatan
terlebih dahulu. Alat dan bahan yang laporan pada praktikum ini. Penulis juga
dibutuhkan antara lain beberapa gelas mengucapkan terima kasih kepada
bening, spuit, selang spuit, saringan teman-teman kelompok 4 yang sangat
plastik, pengaduk, cuka dapur kompak dalam bekerja sama selama
secukupnya, air secukupnya, karbon praktikum. Semoga diberi balasan yang
aktif secukupnya, indikator alami buah terbaik bagi praktikan maupun asisten
naga, dan baking soda secukupnya. laboratorium.
Langkah kerjanya yang pertama
adalah mencampurkan 80 ml air dengan DAFTAR PUSTAKA
tambahan asam cuka sebanyak 20 ml. [1] Melyza, Puji, Mohadi. (2017).
Lalu, dilakukan titrasi menggunakan Penggunaan Karbon Aktif dari Ampas
larutan baking soda jenuh yang telah Tebu sebagai Adsorben Zat Warna
diketahui konsentrasinya sampai hilang Procion Merah Limbah Cair Industri
gelembungnya. Selanjutnya, asam cuka Songket. Jurnal Universitas Sriwijaya
yang sudah dititrasi dimasukkan 20 ml Vol. 7, No. 1, Hal. 37-40, ISSN 2086-
ke dalam gelas pertama, 10 ml ke dalam 4639, e-ISSN 2460-5824.
gelas kedua, dan 5 ml ke dalam gelas [2] Imas, Eka. (2019). Studi Kinetika
ketiga. Pada gelas kedua dilakukan Adsorpsi Isoterm Persamaan Langmuir
pengenceran dengan menambahkan 10 dan Freundlich pada Abu Gosok
ml air dan pada gelas ketiga dilakukan sebagai Adsorben. Jurnal Universitas
pengenceran dengan mencampurkan 15 Sultan Ageng Tirtayasa Vol. 4, No. 2,
ml air dan tak lupa untuk diaduk hingga e-ISSN 2502-4787.
encer. [3] Halim, Sami. (2016). Kinetika
Langkah selanjutnya adalah Adsorpsi Pb(II) dalam Air Limbah
menambahkan karbon aktif ke dalam Laboratorium Kimia Menggunakan
masing-masing gelas. Larutan diaduk Sistem Kolom dengan Bioadsorben
bersama karbon aktif selama 15 menit Kulit Kacang Tanah. Jurnal Politeknik
pada setiap gelas. Setelah selesai
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 5

Negeri Lhokseumawe TK-004, p-ISSN


2407-1846, e-ISSN 2460-8416.
[4] Amanda, Dea. (2019). Uji
Persamaan Langmuir dan Freundlich
pada Penyerapan Ion Logam Kobalt
(II) oleh Kitosan dari Kulit Udang
Windu (Penaeus monodon). Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry : Banda Aceh.
[5] Smart Lab. (2017). Lembar Data
Keselamatan Bahan-Acetic Acid
Glacial. Tangerang.
[6] Smart Lab. (2017). Lembar Data
Keselamatan Bahan-Sodium
Bicarbonate.Tangerang.
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS iv

LAMPIRAN
SKEMA KERJA
1. Skema Kerja Praktikum Pembuatan Larutan Asam Asetat

Asam Cuka
Larutan Baking
Soda Jenuh

Dimasukkan 80 ml air ke dalam gelas


Ditambahkan 20 ml asam cuka ke dalam gelas

Dititrasi menggunakan larutan baking soda jenuh

Hasil

2. Skema Kerja Praktikum Adsorpsi Isotermis

Asam Cuka
Larutan Baking
Soda Jenuh
Indikator Alami
Buah Naga

Dimasukkan 20 ml larutan asam cuka ke dalam gelas 1


Dimasukkan 10 ml larutan asam cuka ke dalam gelas 2 dan
diencerkan dengan ditambahkan 10 ml air
Dimasukkan 5 ml larutan asam cuka ke dalam gelas 3 dan
diencerkan dengan ditambahkan 15 ml air

Dimasukkan karbon aktif pada masing-masing gelas dan diaduk


selama 15 menit

Dipisahkan karbon aktif dengan disaring

Ditambahkan 4 tetes larutan indikator alami buah naga


Dititrasi menggunakan larutan baking soda jenuh sampai hilang
gelembung

Hasil
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS v

SKEMA ALAT
Tabel 1.1 Skema Alat Praktikum Pembuatan Larutan Asam Asetat

No Skema Alat Keterangan

1 Dicampurkan 80 ml air dengan 20 ml asam


cuka lalu diaduk

2 Dititrasi menggunakan larutan baking soda


jenuh sampai gelembung hilang

Tabel 1.2 Skema Alat Praktikum Adsorpsi Isotermis

No Skema Alat Keterangan

1 Dimasukkan 20 ml larutan asam cuka pada


gelas 1, 10 ml pada gelas 2, dan 5 ml pada
gelas 3

2 Dilakukan pengenceran pada gelas kedua


dengan menambahkan 10 ml air, dan pada
gelas ketiga dengan 15 ml air
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS vi

3 Ditambahkan karbon aktif ke dalam masing-


masing gelas dan diaduk selama 15 menit

4 Disaring larutan untuk memisahkan kabon


aktif

5 Ditambahkan indikator alami buah naga


sebanyak 4 tetes pada setiap gelas

6 Dititrasi setiap gelas menggunakan larutan


baking soda jenuh sampai hilang gelembung
dan berubah warna
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS vii

BUKTI LITERATUR
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS viii
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS ix
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS x
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS xi
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS xii

You might also like