Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelas F
Sa’adah 19410067
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
LAPORAN PSIKOEDUKASI KESEHATAN MENTAL
Hasil Observasi
Peserta menyimak materi dengan seksama dan aktif bertanya saat sesi
diskusi dibuka.
Wawancara
Question:
“Bagaimana kesan anda setelah mengikuti psikoedukasi mengenai
kebermaknaan hidup ini?”
Answer:
S1: Saya merasa mendapatkan jawaban dari masalah2 yang selama
ini saya rasakan.. kadang saya juga merasa bingung kenapa belum
bisa konsisten dengan apa yang dijalani selama ini.. nah dari yang
saya tangkap tadi konsisten memang penting.. dan harus bisa
konsisten dengan apa yang kita jalani sekarang, meski sedikit yang
penting konsisten. Dan penjelasan tadi sangat bermanfaat sekali.
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan mohon maaf kalau
ada kata yang kurang atau tidak sesuai.
S2: Saya mendapatkan pencerahan, saya mendapatkan kunci
untuk melakukan apa yg saya ingin lakukan.
S3 : Dari penjelasan tadi menjadi pengingat bagi saya untuk
melakukan segala hal tidak dengan tergesa-gesa dan senantiasa
bersabar dalam usaha kita dengan istiqomah. Setiap kesusahan
pasti ada jalan keluarnya.
S4: Terenyuh dengan penjelasan dan mencoba memahami diri
sendiri.
S5: Ternyata selama ini saya masih kurang sabar dalam menjalani
hidup, dan kadang terlalu suudzon kepada Allah.\
S6 : Alhamdulillah dapat pencerahan yang amat dalam tentang
pembahasannya
S7 : Alhamdulillah, jadi sadar pentingnya mengambil pelajaran
dari setiap takdir yang diberikan Allah agar hidup bisa lebih
bermakna.
Manfaat Yang Dari psikoedukasi yang telah dilakukan, manfaat yang bisa diambil adalah
Bisa diambil
sebagai berikut:
1. menyadarkan diri untuk selalu berprasangka baik kepada Allah
SWT
2. memotivasi untuk menemukan makna hidup dari setiap takdir
yang telah digariskan
3. Menyadarkan diri bahwa setiap kesulitan yang Allah berikan pasti
banyak kemudahan di dalamnya dan kesulitan itu tidak mungkin
selamanya, pasti akan berakhir pada waktu yang tepat.
Pembahasan Battista dan Almond (1973) mengartikan makna hidup sebagai kehidupan
yang positif. Artinya bahwa hidup yang bermakna pada dasarnya
tergantung pada setiap individu dalam memahami kehidupan serta
bagaimana ia memaknai hidupnya sendiri. Frankl juga menjelaskan bahwa
kebermaknaan hidup merupakan cara pandang individu tentang sejauh
mana ia mengalami dan menghayati pentingnya keberadaan hidupnya.
Dengan memaknai hidup lebih dalam seseorang akan dapat melalui hal-
hal sulit seperti stress dan kegalauan di tengah pembelajaran.
Psikoedukasi ini mensosialisasikan bagaimana menjalani kehidupan pasca
pandemi covid 19 dengan lebih bahagia. Yakni melalui pemaknaan-
pemaknaan hidup yang bisa didapatkan dari peristiwa Covid 19 silam.
Pasalnya Victor Frankl menyebutkan bahwa makna hidup akan lebih
mudah didapatkan bila seseorang melewati masa-masa sulit. Seperti yang
telah menjadi kesepakatan bahwa pandemi covid hadir dengan berbagai
masalah, kesulitan dan keterbatasan di dalamnya. Hal tersebut tentu
jangan menjadi angin lewat yang begitu saja. Agaknya kita perlu
mengambil pesan-pesan yang terkandung didalamnya. Bagaimana pesan
itu dapat memperbaruhi makna hidup kita. Sehingga menjadikan hidup
kita menjadi lebih bahagia dengan kesehatan mental yang sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
(Daradjat, 2017; Fakhriyani, 2019; Kumparan.com, 2021; Michealson, 2011; Nurcahyo, 2018; Ryff, 1989; Ryff & Keyes, 1995; World Health Organization, 2022)
Nurcahyo, H. (2018). Ilmu Kesehatan (Jilid 1). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. In
Journal of Personality and Social Psychology (Vol. 69, pp. 719–727). American
Psychological Association. https://doi.org/10.1037/0022-3514.69.4.719
Pandemi Covid 19 telah berakhir, selama kurang lebih 2 tahun setengah kita dihadapkan
dengan berbagai macam kesulitan dan keterbatasan. Mulai dari keterbatasan jarak hingga
banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan sampai kehilangan nyawa. Selayaknya,
pandemic covid tidak berlalu begitu saja, bagaikan sebuah angin yang terhembus tanpa kita
ambil makna-makna di dalamnya. Begitu banyak pelajaran penting, makna-makna yang tuhan
sisipkan, dan pesan yang dapat kita ambil dari kejadian yang sangat monumental ini.
Terjadinya Pademi Covid mengingatkan pada seorang tokoh psikologi asal Austria yang
bernama Victor Emil Frankl, seorang dengan karya luar biasanya berjudul “Man’s Search For
Meaning” tercatat terjual lebih dari 16 eksemplar yang tersebar di berbagai belahan dunia,
diterjemahkan dalam 49 bahasa dan 190 edisi dan telah mengubah hidup banyak orang.
Buku itu ia tulis bedasarkan dari pengalaman pribadinya yang selamat dari Holocaust. Ia
mencatat masa-masanya saat menjadi tawanan Nazi. Berbagai penderitaan, ketidakadilan
dan penyiksaan dirasakan oleh Frankl. Banyak korban berjatuhan bahkan memilih bunuh diri
karena saking tidak kuatnya menjalani hidup yang kelam. Belum lagi orang tua, saudara dan
istrinya yang sedang hamil saat itu akhirnya tewas juga dalam kamp. Dari semua penderitaan
dan keganasan yang dialaminya. Frankl menyimpulkan, menurutnya, kesedihan dan kesulitan
adalah hal yang tidak bisa kita hindari, tapi kita dapat memilih untuk menemukan makna di
dalamnya dan melangkah dengan tujuan baru dan lebih kuat.
Sebagai seorang pskiater, Frank kemudian membuat gagasan, bahwa motivasi terbesar
manusia adalah makna hidupnya, dengan makna hidup itu, orang akan dapat lebih bahagia,
lebih kuat menjalani berbagai kesulitan dan rintangan. Menurutnya makna hidup akan lebih
mudah diraih ketika seseorang melewati masa-masa sulit.