You are on page 1of 5

Jurnal 1

Judul Jurnal : Efektivitas Pelatihan Kecakapan Hidup Menggunakan Modul


Pengelolaan Emosi pada Remaja Perempuan dengan Lupus
Eritematosus Sistemik

Penulis : Safira A. Tjandrasari, Fransiska Kaligis, Tjhin Wiguna, Raden I. Ismail,


Dina Muktiarti

Volume : Vol. 9, No. 2, Agustus 2021

Penerbit : Safira A. Tjandrasari, et al

P : Subjek dalam penelitian ini adalah remaja perempuan


(Problem/Population) dengan LES berusia 10- 18 tahun yang diambil secara
konsekutif. Kriteria inklusi adalah remaja perempuan dengan
aktivitas LES remisi total yang diukur dengan Systemic
Lupus Erythematosus Disease Activity Indeks (SLEDAI)
(SLEDAI=0) dan aktivitas penyakit ringan (SLEDAI=1-5).

I : Intervensi pada kelompok perlakuan berupa Pelatihan


(Intervensi) Kecakapan Hidup, Modul Pengelolaan Emosi (PKH-MPE).
Pelatihan kecakapan hidup berupa pertemuan kelompok
dalam bentuk ceramah, diskusi, tanya jawab, bermain peran,
dan aktivitas dalam kelompok. Pertemuan kelompok mengacu
pada Modul Pelatihan Kecakapan Hidup Meningkatkan
Kesehatan Jiwa Remaja yang diterbitkan oleh Direktorat Bina
Pelayanan Kesehatan Jiwa, Dirjen Yanmed, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006. Kelompok kontrol
dan perlakuan diminta mengisi kuesioner SDQ sebelum dan
empat minggu setelah pelatihan. Pada masa observasi, tidak
diberikan terapi atau pendampingan psikososial tambahan.
Subjek tetap kontrol ke rumah sakit dan mendapatkan terapi
dari dokter anak sesuai dengan kebutuhannya selama
penelitian. Setiap subjek dan orang tuanya sudah mendapat
penjelasan tentang penelitian, mengisi informed consent dan
informed assent tanpa paksaan. Subjek dapat menarik diri dari
penelitian kapan saja. Penelitian ini telah lolos kaji etik pada
tanggal 20 Mei 2019 dari Komite Etik Penelitian FKUI nomor
KET.589/UN2.FI/ETIK/ PPM.00.02/2019.
C : Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini
(Comporation)
O : Pelatihan kecakapan hidup yang berfokus pada modul
(Outcome) pengelolaan emosi dapat memperbaiki masalah emosi pada
remaja perempuan dengan LES serta masalah emosi spesifik
pada remaja dengan LES terutama keluhan fisik, cemas dan
perasaan gugup.

T : Tahun 2019
(Time)
Jurnal 2

Judul Jurnal : Psikoedukasi untuk Mengurangi Nyeri Pasien Lupus


Eritematosus Sistemik

Penulis : Sholihatul Amaliya, Rinik Eko Kapti, Septi Dewi


Rachmawati, Nurona Azizah

Volume : Vol. 24, No. 3, Juli 2021, hlm. 427-435

Penerbit : jurnal warta LPM

P LES menyebabkan dampak besar pada pasien yang menderita


(Problem/Population) LES, ODAPUS akan mengalami nyeri, gangguan psikologis,
dan perubahan situasi social yang disebabkan oleh penyakit
LES, hal ini akan menurunkan kualitas hidup dan
produktivitas dari ODAPUS. Sembilan puluh persen pasien
LES nyeri sendi atau artritis baik pada satu sendi atau banyak
sendi yang terkena, hal ini menyebabkan keterbatasan dalam
pergerakan dan disfungsi dalam kehidupan sehingga
menimbulkan permasalahan pasien dengan lingkungannya
(Faria et al, 2017). Hal tersebut menunjukkan penurunan
produktivitas kerja dan memburuknya kualitas hidup mereka .
Nyeri kronis menimbulkan berbagai masalah pada kehidupan
odapus dan membutuhkan tatalaksana yang tepat dan optimal
sehingga akan meningkatkan kualitas hidup ODAPUS.
Manajemen pada pasien Lupus eritematosus sistemik masih
memberikan tantangan yang tiada henti yaitu dalam hal
penurunan derajat aktivitas penyakit, pencegahan terjadinya
kerusakan organ tubuh lebih lanjut, dan usaha untuk
penurunan rasa nyeri pada pasien Lupus eritematosus
sistemik.
I : Pendekatan psikoedukasi pada pasien LES berperan sangat
(Intervensi) penting, psikoedukasi meliputi pemberian informasi penyakit,
peningkatan pengetahuan gejala gejala klinis penyakit LES,
serta dampak yang ditimbulkan seperti keluhan nyeri.
Pengembangan sistem dukungan pada pasien LES sangat
penting sehingga ODAPUS bisa mengelola penyakit yang
mereka derita dan menurunkan nyeri yang mereka alami (Ben,
2011). Pendekatan psikoedukasi diharapkan mengurangi
keluhan nyeri pada pasien LES sehingga pasien lupus
eritematosus sistemik bisa memahami komorbid dari penyakit
yang mereka alami dan bisa memahami emosi negatif,
kekambuhan penyakit, serta bisa merencanakan strategi untuk
merawat diri mereka dan pada akhirnya bisa mengatasi stres
dan penurunan nyeri yang mereka alami. Pada akhirnya akan
terjadi peningkatan kualitas hidup pada pasien LES
(Rizzuto, et al.,2012).

Atau

Metode pelaksanaan pengabdian dengan melakukan analisis


situasi, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Analisis situasi
dengan berkerjasama dengan mitra Yayasan Tittari untuk
menetukan kebutuhan dari penderita LES. Analisis situasi
menunjukkan masalah utama adalah nyeri dan metode
psikoedukasi dipilih untuk menjadi metode pengabdian
dalam menurunkan angka nyeri
C : Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini
(Comporation)
O : Untuk menurunkan angka nyeri, peran depresi, stres, dan
ansietas dalam
(Outcome)
menimbulkan nyeri, psikoedukasi komprehensif
dalam mengurangi nyeri pasien lupus

T : 24 Juni dan Jumat 26 Juni 2020


(Time)

You might also like