The document summarizes two journal articles about interventions for patients with lupus. The first article evaluates the effectiveness of a life skills training module focusing on emotion management for female adolescent lupus patients. It found the intervention improved emotional issues and specific adolescent lupus emotional problems. The second article discusses the role of psychoeducation in reducing pain for lupus patients by providing disease information and support. Psychoeducation was aimed at decreasing pain and improving lupus patients' quality of life by helping them understand and manage their condition and emotions.
The document summarizes two journal articles about interventions for patients with lupus. The first article evaluates the effectiveness of a life skills training module focusing on emotion management for female adolescent lupus patients. It found the intervention improved emotional issues and specific adolescent lupus emotional problems. The second article discusses the role of psychoeducation in reducing pain for lupus patients by providing disease information and support. Psychoeducation was aimed at decreasing pain and improving lupus patients' quality of life by helping them understand and manage their condition and emotions.
The document summarizes two journal articles about interventions for patients with lupus. The first article evaluates the effectiveness of a life skills training module focusing on emotion management for female adolescent lupus patients. It found the intervention improved emotional issues and specific adolescent lupus emotional problems. The second article discusses the role of psychoeducation in reducing pain for lupus patients by providing disease information and support. Psychoeducation was aimed at decreasing pain and improving lupus patients' quality of life by helping them understand and manage their condition and emotions.
Judul Jurnal : Efektivitas Pelatihan Kecakapan Hidup Menggunakan Modul
Pengelolaan Emosi pada Remaja Perempuan dengan Lupus Eritematosus Sistemik
Penulis : Safira A. Tjandrasari, Fransiska Kaligis, Tjhin Wiguna, Raden I. Ismail,
Dina Muktiarti
Volume : Vol. 9, No. 2, Agustus 2021
Penerbit : Safira A. Tjandrasari, et al
P : Subjek dalam penelitian ini adalah remaja perempuan
(Problem/Population) dengan LES berusia 10- 18 tahun yang diambil secara konsekutif. Kriteria inklusi adalah remaja perempuan dengan aktivitas LES remisi total yang diukur dengan Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Indeks (SLEDAI) (SLEDAI=0) dan aktivitas penyakit ringan (SLEDAI=1-5).
I : Intervensi pada kelompok perlakuan berupa Pelatihan
(Intervensi) Kecakapan Hidup, Modul Pengelolaan Emosi (PKH-MPE). Pelatihan kecakapan hidup berupa pertemuan kelompok dalam bentuk ceramah, diskusi, tanya jawab, bermain peran, dan aktivitas dalam kelompok. Pertemuan kelompok mengacu pada Modul Pelatihan Kecakapan Hidup Meningkatkan Kesehatan Jiwa Remaja yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Dirjen Yanmed, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006. Kelompok kontrol dan perlakuan diminta mengisi kuesioner SDQ sebelum dan empat minggu setelah pelatihan. Pada masa observasi, tidak diberikan terapi atau pendampingan psikososial tambahan. Subjek tetap kontrol ke rumah sakit dan mendapatkan terapi dari dokter anak sesuai dengan kebutuhannya selama penelitian. Setiap subjek dan orang tuanya sudah mendapat penjelasan tentang penelitian, mengisi informed consent dan informed assent tanpa paksaan. Subjek dapat menarik diri dari penelitian kapan saja. Penelitian ini telah lolos kaji etik pada tanggal 20 Mei 2019 dari Komite Etik Penelitian FKUI nomor KET.589/UN2.FI/ETIK/ PPM.00.02/2019. C : Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini (Comporation) O : Pelatihan kecakapan hidup yang berfokus pada modul (Outcome) pengelolaan emosi dapat memperbaiki masalah emosi pada remaja perempuan dengan LES serta masalah emosi spesifik pada remaja dengan LES terutama keluhan fisik, cemas dan perasaan gugup.
T : Tahun 2019 (Time) Jurnal 2
Judul Jurnal : Psikoedukasi untuk Mengurangi Nyeri Pasien Lupus
Eritematosus Sistemik
Penulis : Sholihatul Amaliya, Rinik Eko Kapti, Septi Dewi
Rachmawati, Nurona Azizah
Volume : Vol. 24, No. 3, Juli 2021, hlm. 427-435
Penerbit : jurnal warta LPM
P LES menyebabkan dampak besar pada pasien yang menderita
(Problem/Population) LES, ODAPUS akan mengalami nyeri, gangguan psikologis, dan perubahan situasi social yang disebabkan oleh penyakit LES, hal ini akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas dari ODAPUS. Sembilan puluh persen pasien LES nyeri sendi atau artritis baik pada satu sendi atau banyak sendi yang terkena, hal ini menyebabkan keterbatasan dalam pergerakan dan disfungsi dalam kehidupan sehingga menimbulkan permasalahan pasien dengan lingkungannya (Faria et al, 2017). Hal tersebut menunjukkan penurunan produktivitas kerja dan memburuknya kualitas hidup mereka . Nyeri kronis menimbulkan berbagai masalah pada kehidupan odapus dan membutuhkan tatalaksana yang tepat dan optimal sehingga akan meningkatkan kualitas hidup ODAPUS. Manajemen pada pasien Lupus eritematosus sistemik masih memberikan tantangan yang tiada henti yaitu dalam hal penurunan derajat aktivitas penyakit, pencegahan terjadinya kerusakan organ tubuh lebih lanjut, dan usaha untuk penurunan rasa nyeri pada pasien Lupus eritematosus sistemik. I : Pendekatan psikoedukasi pada pasien LES berperan sangat (Intervensi) penting, psikoedukasi meliputi pemberian informasi penyakit, peningkatan pengetahuan gejala gejala klinis penyakit LES, serta dampak yang ditimbulkan seperti keluhan nyeri. Pengembangan sistem dukungan pada pasien LES sangat penting sehingga ODAPUS bisa mengelola penyakit yang mereka derita dan menurunkan nyeri yang mereka alami (Ben, 2011). Pendekatan psikoedukasi diharapkan mengurangi keluhan nyeri pada pasien LES sehingga pasien lupus eritematosus sistemik bisa memahami komorbid dari penyakit yang mereka alami dan bisa memahami emosi negatif, kekambuhan penyakit, serta bisa merencanakan strategi untuk merawat diri mereka dan pada akhirnya bisa mengatasi stres dan penurunan nyeri yang mereka alami. Pada akhirnya akan terjadi peningkatan kualitas hidup pada pasien LES (Rizzuto, et al.,2012).
Atau
Metode pelaksanaan pengabdian dengan melakukan analisis
situasi, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Analisis situasi dengan berkerjasama dengan mitra Yayasan Tittari untuk menetukan kebutuhan dari penderita LES. Analisis situasi menunjukkan masalah utama adalah nyeri dan metode psikoedukasi dipilih untuk menjadi metode pengabdian dalam menurunkan angka nyeri C : Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini (Comporation) O : Untuk menurunkan angka nyeri, peran depresi, stres, dan ansietas dalam (Outcome) menimbulkan nyeri, psikoedukasi komprehensif dalam mengurangi nyeri pasien lupus