You are on page 1of 8

TERAPI KOMPLEMENTER DUKUNGAN

SPIRITUAL TERHADAP ODHA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawata HIV/AIDS

Disusun oleh: Kelompok 2


2A Keperawatan
- Farida Hanum Lubis - Nia Sefti Muhrom
- Ive Hanna Ruth - Naomi Kristi
- Irna Nurrossanti - MagdalenaAfilaranti
- Irene Devi - Oktaviani Sukamti
- Lia Nurliana - Marisah
- Tias Tri Asyhari - Wina Sulistia
- Tika Ratna - Novi Yanti Monalisa

STIKES MEDISTRA INDONESIA

Jalan Cut Meutia Raya No.88 A,Marga Jaya,Bekasi


Selatan,Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat 17141 (021)82431375
2018/2019
ABSTRAC

The more common cases of disruption are HIV / AIDS. The impact that can arise
from this case is a spiritual problem, being an aspect of spiritual needs is very important to
know in order to provide holistic services. This study aims to identify the spiritual needs of
HIV / AIDS patients. The result of portraying the spiritual needs of PLWHA in getting
religious indicators is the most needed need. Complementary therapies developed include
spiritual therapy, one of which is prayer therapy that can increase CD4 lymphocyte levels in
patients with HIV / AIDS. This study aims to determine the effect of prayer therapy on CD4
lymphocyte levels in patients with HIV / AIDS. Problems that tend to occur in people with
HIV / AIDS, namely one another, depression, indirectly depression, has an impact on the
body's immunity characterized by a decrease in the number of T-halper and adherence to
taking ARV drugs and emotional depression can be overcome by SEFT therapy. SEFT
(Spiritual Emotional Freedoom Tecnique) is expected to be a complementary therapy that
helps reduce depression levels in housewives with HIV, because SEFT is a combination of
the psychology energy work system and spiritual power. So it has a double effect. HIV /
AIDS patients experience many complex problems, therefore palliative care is needed. The
aim is to improve the quality of life of patients. The spiritual dimension in palliative nursing
is often open because of the absence of clergy. This is what provides psychological therapy in
counseling services. Islamic counseling has proven to provide a solution to the problems
experienced by HIV / AIDS. The solution is not limited to spiritual problems but also
psychological and social programs. This study was to determine the effect of SEFT
intervention on the depression level of housewives, therefore the quasi experimental method
was used with the pre test and post test design. Respondents and according to the inclusion
criteria were divided into two groups, namely the intervention group (M = 15) and control
group (M = 15). Each group measured their depression level using BDI (Beck Depression
Invotory). The results of this study indicate that the mean value in the intervention group
before the intervention was given was 24.00, with a standard deviation of 6.325. After the
intervention became 12.8 with a standard deviation of 6.327 the difference in the intervention
group scores at pre and postenst was 11.2 with a standard deviation of 6.178. The data is
normally distributed so that the statistical test used is the T test in pairs with the results of the
P value <0.05. The conclusion of this study was that there was a significant difference in the
rate of depression of housewives with HIV, after SEFT intervention. SEFT can be
recommended as one of the complementary therapies in providing nursing care to housewives
who show depression.
PENDAHULUAN

Acquired imuno deficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala dan


infeksi atau sindrom yang timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh akibat virus HIV.
Virus ini bekerja dengan memperlemah sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga orang
yang terkena akan rentan terhadap infeksi opportunity. Infeksi opportunity adalah infeksi
yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyababkan penyakit pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang buruk (ditjen PP dan PL 2012 ; Kemenkes 2012).

Pada tahun 1981 penyakit HIV pertama kali ditemukan. UNAIDS dan WHO memperkirakan
bahwa penyakit ini telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa, WHO memeperkirakan bahwa
terdapat lebih dari 33 juta orang terinfeksi HIV diseluruh dunia. HIV mengakibatkan
kematian 3,2 juta jiwa dan setiap harinya 1800 anak (sebagian besar bayi baru lahir)
terinfeksi HIV. Sehingga penyakit ini merupakan salah satu epidemic paling menghancurkan
disepanjang sejarah peradaban manusia (ditjen PP dan PL 2012 ; Kemenkes 2012).

Pola penularan HIV di Indonesia di dominasi oleh orang yang berhubungan seks
heteroseksual dan pada kelompok ibu rumahtangga yang tidak memiliki prilaku beresiko
tinggi dan hanya berhubungan seksual dengan suaminya (Kemenkes, 2010).

Penyebaran penyakit HIV AIDS dimasyarakan layaknya fenomena gunung es. Cenderung
terjadi pada ODHA yaitu masalah fisik maupun masalah psikologis. Penyebab

tekana psikologis inilah yang dapat meningkatkan depresi pada ODHA.

Depresi adalah masalah yang serius dan dapat mengenai seluruh lapisan masyarakat. ODHA
yang mengalami depresi dapat terjadi karena masalah fisik dan berdampak langsung pada
fungsi kekebalan tubuh dan ditandai dengan penurunan dengan cd4 + dan kepatuhan terhadap
minum obat ARV (hinkle dan cheeveer, 2014 ; Lombardi, mizuno dan thorenberry, 2010.

Pada penelitian didapatkan biasanya ODHA datang dengan berbagai keluhan dan tindakan
yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan tekana darah, timbang berat badan dan
pengambilan obat namun ketika diwawancarai terkait dengan kolaborasi dengan psikiater
untuk mengenai masalah psikologis, ODHA tidak pernah dilakukan pemeriksaan psikologis
kepeda psikeater dan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter tidak dilakukan secara rutin.

Berdasarkan hasil penilitian menyumpulkan bahwa kurangnya kolaborasi dengan psikeater


dan dokter dalam menangani ODHA sehingga tidak diketahui secara pasti masalah psikologis
seperti resiko tinggi depresi pada ODHA. ODHA perlu diberikan perhatian secara holistic
termasuk gejala-gejala yang dialami.
METODE PENELITIAN
1. Terapi Doa.
Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan rancangan non
randomized control group design with pre test and post test. Subjek penelitian terdiri
dari 20 orang pasien dengan AIDS dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok
perlakukan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakukan diberikan terapi ARV dan
terapi do’a. Pertama peneliti mengukur kadar limfosit (CD4) kemudian diberikan
terapi do’a sebanyak 3 kali seminggu selama 20-30 menit sambil dilanjutkan
pemberian ARV, setelah itu diukur lagi kadar CD4 setelah 1 bulan. Untuk kelompok
kedua (kelompok kontrol) dengan pemberian ARV yang diminum setiap hari tanpa
do’a yang terstruktur, peneliti mengukur kadar CD4 setelah 1 bulan. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah terapi do’a yang diberikan oleh rohaniawan
Islam dan Kristen selama 20-30 menit sebanyak 2-3 kali seminggu. Selama berdo’a
yang dipimpin oleh rohaniawan, pasien diminta relaks dan tidak melakukan aktivitas
lainnya. Do’a dapat dilakukan pada posisi pasien duduk ataupun berbaring. Variabel
dependen adalah kadar limfosit (CD4) yang diukur sebelum intervensi dan setelah 1
bulan untuk kedua kelompok. Doa yang diberikan merupakan implementasi dari
asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien AIDS, namun
pelaksanaannya berkolaborasi dengan rohaniawan.

2. Pengaruh intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique).


Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi-
experimental dengan pretest and posttest design, menggunakan kelompok kontrol
untuk dapat menguji adanya sebab dan akibat pada sebuah fenomena. Kriteria inklusi
penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV yang memiliki keterbatasan
pendengaran dan penglihatan (tuna rungu dan tuna netra) dan ibu rumah tangga
dengan HIV yang beragama Islam, bersedia menjadi responden, dapat membaca dan
menulis. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat depresi
pada ibu rumah tangga dengan HIV. Penelitian ini terdapat droup out pada kelompok
intervensi sebanyak 1 orang pada hari ke 3. Kelompok intervensi menjadi 15 orang,
dan agar hasilnya lebih homogen maka kelompok kontrol pun menjadi 15 orang
juga. Pada kelompok intervensi diberikan intervensi SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique) sebanyak empat kali. Pada akhir sesi dilakukan pengukuran
kembali tingkat depresi pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi,
presentase dari karakteristik responden meliputi usia, status marital, tingkat
pendidikan, agama dan lamanya terdiagnosa HIV.
HASIL PENELITIAN
Hasil 1

Indikator Mean± SD Median Min-Max Kategori

AgamaReligius 2,15 ± 2,63 15,00 10-20 Dibutuhkan

Ketenangan Batin 2,06 ± 1,22 6,00 4-8 Dibutuhkan

Eksistensi 1,76 ± 3,29 14,00 7-21 Agak Dibutuhkan

Aktif Memberi 1,96 ±1,82 10,00 4-13 Agak Dibutuhkan

Hasil penelitian terhadap 85 responden dibalai kesehatan masyarakat wilayah semarang,


menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini dominan pada indikator kebutuhan agama atau
religi dengan nilai rata 2,15. Sedangkan kebutuhan exsistensi kebutuhan dengan relata paling rendah
dengan nilai (1,76).

Hasil 2

Kelompok Jenis Kelamin Agama(I:K) Umur±SD

Perlakuan (n=10) 5,5 4:6 44±8,072

Kontrol (n=10) 5,5 3:7 42±8,171

Berdasarkan tinjauan dari tabel diatas umur pasien terbanyak pada umur 41-50 tahun untuk kedua
kelompok dan terendah berada pada umur 51-60 tahun. Berdasarkan jenis kelamin untuk kelompok
perlakuan sama banyak antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, sedangkan pada kelompok
kontrol jenis kelamin laki-laki lebih banyak 60%.

Hasil 3

Karakteristik Respnden kategori frekuensi fresentase (%)

Usia responden 20-24 tahun 8 36

25-49 tahun 14 64

Jenis kelamin responden Laki-laki

Perempuan

Pendidikan responden SD 2 9

SMP 4 18

SMA 12 55

Pegurun tinggi 4 18

Perkerjaan responden TIDAK BERKERJA 2 9

Ibu rumah tangga 1 4,5


PNS 1 4,5

Wirasuwasta 18 82

Jumlah CD4 <200 sel / mm3 5 23

<200 sel / mm3 17 77

Karakteristik respnden pada 22 sempel penelitian dimana berdasarkan pada karakterlistik usia
responden terbanyak yaitu rentang usia 25-49 yaitu dengan jumlah 14 orang (64%) jenis kelamin
terbanyak pada responden yaitu laki-laki sebanyak 20 orang (91%) pendidikan responen terbanyak
pada SMA yaitu sebanyak 12 orang (55%) , perkerja responden terbanyak 18 orang (82%) dan
jumlah CD4 terbanyak > 200 sel mm3 dimana terdapat 17 orang (77%).

Hasil 4

Variabel Katagoti frek % Variabel Katagori Frek %

(n) (n)

Kelompok Garis batas depresi 5 33,3% Kelompok Garis batas 5 27,8%

Intervensi klinis Kontrol depresi klinis

Depresi sedang 7 46,7& depresi sedang 10 72,2%

Depresi berat 3 20,0%

Total 15 100,0% Total 15 100,0%

Pada tabel diatas memperlihatkan tingkat depresi pada kelompok intervensi dan kelompok-
kelompok sebelum dilakukan intervensi SEFT. Pada kelompok intervensi sebanyak 33,3% mengalami
depresi,kemudian sebanyak 46,7% mengalami depresi sedang dan 20% mengalami depresi berat.
Pada kelompok ini didapatkan data sebanyak 27,8% klinis dan 72,2% responden mengalami depresi
sedang.

PEMBAHASAN
Acquired imuno deficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala dan
infeksi atau sindrom yang timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh akibat virus HIV.
Virus ini bekerja dengan memperlemah sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga orang
yang terkena akan rentan terhadap infeksi opportunity. Infeksi opportunity adalah infeksi
yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyababkan penyakit pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang buruk (ditjen PP dan PL 2012 ; Kemenkes 2012).

Pada tahun 1981 penyakit HIV pertama kali ditemukan. UNAIDS dan WHO memperkirakan
bahwa penyakit ini telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa, WHO memeperkirakan bahwa
terdapat lebih dari 33 juta orang terinfeksi HIV diseluruh dunia. HIV mengakibatkan
kematian 3,2 juta jiwa dan setiap harinya 1800 anak (sebagian besar bayi baru lahir)
terinfeksi HIV. Sehingga penyakit ini merupakan salah satu epidemic paling menghancurkan
disepanjang sejarah peradaban manusia (ditjen PP dan PL 2012 ; Kemenkes 2012).

Pola penularan HIV di Indonesia di dominasi oleh orang yang berhubungan seks
heteroseksual dan pada kelompok ibu rumahtangga yang tidak memiliki prilaku beresiko
tinggi dan hanya berhubungan seksual dengan suaminya (Kemenkes, 2010).

Penyebaran penyakit HIV AIDS dimasyarakan layaknya fenomena gunung es. Cenderung
terjadi pada ODHA yaitu masalah fisik maupun masalah psikologis. Penyebab

tekana psikologis inilah yang dapat meningkatkan depresi pada ODHA.

Depresi adalah masalah yang serius dan dapat mengenai seluruh lapisan masyarakat. ODHA
yang mengalami depresi dapat terjadi karena masalah fisik dan berdampak langsung pada
fungsi kekebalan tubuh dan ditandai dengan penurunan dengan cd4 + dan kepatuhan terhadap
minum obat ARV (hinkle dan cheeveer, 2014 ; Lombardi, mizuno dan thorenberry, 2010.

Pada penelitian didapatkan biasanya ODHA datang dengan berbagai keluhan dan tindakan
yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan tekana darah, timbang berat badan dan
pengambilan obat namun ketika diwawancarai terkait dengan kolaborasi dengan psikiater
untuk mengenai masalah psikologis, ODHA tidak pernah dilakukan pemeriksaan psikologis
kepeda psikeater dan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter tidak dilakukan secara rutin.

Berdasarkan hasil penilitian menyumpulkan bahwa kurangnya kolaborasi dengan psikeater


dan dokter dalam menangani ODHA sehingga tidak diketahui secara pasti masalah psikologis
seperti resiko tinggi depresi pada ODHA. ODHA perlu diberikan perhatian secara holistic
termasuk gejala-gejala yang dialami.

KESIMPULAN
Kebutuhan spiritual pada ODHA didapatkan indicator agama merupakan kebutuhan yang
paling dibutuhkan. Slah satunya dengan terapi komplementer yang dikembangkan antaranya
terapi spiritual.
Menurut penelitian, SEFT (spiritual emosional freedom ternique) diduga dapat menjadi terapi
komplementer yang membantu menurunkan tingkat depresi pada ibu rumah tangga dengan
HIV/AIDS, karena SEFT merupakan penggabungan antara sistem kerja energypsycologi
dngan kekuatan spiritual (Rini Astuti,2015).

You might also like