Professional Documents
Culture Documents
AI RUDIANTI
NPM H522080
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan
pada remaja di klinik bersalin bunda bakti kencana . Laporan pendahuluan ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat pelaksanaan praktik klinik stase remaja
program studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Rajawali.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DENGAN KEHAMILAN
TIDAK DIINGINKAN DI KLINIK BERSALIN BUNDA
BAKTI KENCANA CILENYI BANDUNG
I. Latar Belakang
1. Genetik
Ada sejumlah penelitian yang menyebut bahwa faktor genetik bisa menjadi
salah satu penyebab seseorang mengalami gangguan ini. Sebab, ada
kemungkinan gangguan kepribadian bisa diturunkan secara genetik.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan bisa menjadi penyebab paling kuat seseorang mengalami
gangguan kepribadian, bahkan penyakit mental. Pada borderline personality
disorder, faktor lingkungan yang negatif sering dicurigai sebagai pemicu
remaja mengalami gangguan ini. Misalnya, merasa tidak diterima di
lingkungan pertemanan, pernah mengalami pelecehan atau penyiksaan
semasa kecil, hingga pernah diabaikan atau dicampakkan oleh orang
terdekat, seperti orangtua dan keluarga.
3. Kelainan Pada Otak
Pada beberapa penelitian, pengidap BPD disebut mengalami perubahan
struktur dan fungsi otak, terutama pada area yang mengatur impuls dan
emosi. Tak hanya itu, gangguan kepribadian ambang batas ini juga
menyebabkan terjadinya kelainan fungsi pada otak. Dalam hal ini,
ditemukannya kelainan fungsi dari zat kimia otak atau neurotransmitter
yang berperan dalam mengatur emosi.
4. Ciri Kepribadian Tertentu
BPD juga bisa terjadi karena ciri kepribadian tertentu. Pasalnya, memang
ada beberapa tipe kepribadian yang bisa meningkatkan risiko seseorang
mengalami gangguan ini, misalnya kepribadian agresif dan impulsif
E. Penatalaksanaan
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menangani
permasalahan kenakalan remaja. Penanganan kenakalan remaja tidak dapat
hanya diserahkan kepada pemerintah saja, namun kepada semua pihak terkait
sampai ke unit terkecil yang ada yaitu keluarga. Pada tingkat keluarga
khususnya orang tua dapat didorong untuk meningkatkan ketrampilan
pengasuhan yang diberikan. Banyak studi yang menunjukkan bahwa rendahnya
ketrampilan pengasuhan yang dimiliki oleh orang tua akan berdampak pada
perkembangan anak. Anak-anak yang diasuh dalam kekerasan ketika dewasa
akan menjadi pelaku kekerasan. Sehingga keluarga menjadi sarana efektif bagi
upaya pencegahan dan penanganaan kenakalan remaja.
Keluarga menjadi benteng pertama dan utama dalam upaya mencegah
menurunkan perilaku menyimpang remaja. Disamping keluarga komunitas
juga mempunyai peranan penting dalam penganganan kenakalan remaja. Hal
ini dikarenakan komunitas merupakan lingkungan terdekat remaja setelah
lingkungan keluarga. Ada beberapa alasan mengapa beralih ke komunitas
menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Menurut
Ife (2008) Ada 3 alasan utama menggunakan pendekatan ini dibandingkan
pendekatan individual yaitu :
1. Model individual/professional memperkuat definisi masalah dan solusi
secara individual ketimbang masyarakat.
2. Terdapat pertimbangan yang sangat praktis bahwa layanan-layanan
individual dan professional sangat mahal dan tidak dalam dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat pada tingkat pemenuhan kebutuhan yang
secukupnya.
3. Layanan-layanan individual dan professional tidak memberdayakan
masyarakat atau pengguna layanan, karena pengetahuan dan kearifan
cenderung tetap tertahan pada para professional dan tidak dibagikan kepada
yang lain.
Dengan berbagai kelebihan yang ada tersebut maka layanan berbasis
masyarakat menjadi sebuah alternative bagi upaya penganangan kenakalan
remaja. Usaha ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat sejak dari
perencanaan hingga pelaksanaan. Untuk itu upaya penanganan kenakalan
remaja dengan model layanan berbasis masyarakat diperlukan adanya usaha
lebih dari berbagai pihak baik dukungan dari semua pihak baik berupa dana,
ketrampilan dan pendampingan bagi masyarakat sangat dibutuhkan agar
masyarakat dapat melaksanakan sendiri.
Untuk menciptakan hal tersebut dipelukan dukungan dari berbagai pihak baik
pemerintah, dunia usaha dan berbagai pihak terkait untuk membangun
komunitas yang kuat untuk pencegahan dan penanganan kenakalan remaja.
Dengan adanya komunitas-komunitas yang terbentuk di masyarakat dan
dikelola sendiri oleh masyarakat maka kedepan remaja dapat menjadi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berguna bagi nusa dan bangsa.
A. Definisi
1. Perkosaan
2. Seks bebas atau seks pranikah
3. Kegagalam memakai alat kontrasepsi
4. Kepercayaan terhadap mitos – mitos seperti berhubungan seksual sekali
tidak akan menyebabkan kehamilan, minum alkohol dan lompat-lompat
pasca berhubungan seksual dapat menyebabkan sperma tumpah kembali
sehingga tidak akan menyebabkan kehamilan.
5. Pengaruh lingkungan.
2. Hamil dalam usia yang masih terlalu muda mudah terkena tosemia (yang
menyebabkan kejang). Remaja yang usianya masih dibawah
4. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terlalu muda lebih mungkin
berukuran kecil atau lahir prematur (sebelum waktunya).
5. Bila masih remaja dan terlanjur hamil, cepat hubungi bidan atau petugas
kesehatan yang berpengalaman agar mendapatkan layanan kehamilan dan
persalinan yang aman.
3. Peran media
c. Lebih berhati – hati dalam menyerap informasi dari sumber yang tidak
jelas
d. Hati – hati dalam bergaul dan memilih teman, karena bisa jadi teman
dekat yang dapat menjerumuskan untuk melakukan seks bebas
sehingga berujung pada KTD
c. Konseling adalah solusi terbaik mengatasi KTD. Untuk itu segeralah cari
pelayanan konseling untuk masalah ini yang ada di daerah anda. Dengan
melakukan konseling remaja perempuan yang mengalami KTD memiliki
hak untuk memutuskan pilihan yang terbaik yang akan dilakukan
terhadap kehamilannya.
Gunadi, Paul. Memahami Remaja dan Pergumulannya. Jakarta: Visi Press; 2022.
Kartono, Kartini. Patologi Sosial:Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers; 2011.
Ningsih, Endang K. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Sikap Terhadap.
Pergaulan Bebas Remaja. Yogyakarta: UIN; 2005.
Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajagrafindo Persada; 2008.
Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers; 2011.
Sudarsono. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta; 1995.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta; 2004