You are on page 1of 44

LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA IBU NIFAS

DISUSUN OLEH

NAMA : HARI YANI

NIM : 213001080163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021-2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
PADA NY. A DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS TABIR LINTAS
TAHUN 2022

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Stase Asuhan Kebidanan Nifas

Jambi, September 2022

Disetujui,
CI Akademik

Bdn.Devi Arista, S.Keb.,M.Kes


Nik.1010300715008

ii
iii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
PADA NY. A DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS TABIR LINTAS
TAHUN 2022

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :


NAMA : HARI YANI
NIM : 213001080163

Disetujui,

CI Akademik

Bdn.Devi Arista, S.Keb.,M.Kes)


Nik.1010300715008

Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

(Bdn.Devi Arista, S.Keb.,M.Kes)


Nik.1010300715008

iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu Asuhan
Kebidanan Nifas berjudul “Asuhan kebidanan pada nifas dengan Anemia Ringan”.
Adapun laporan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan berterima kasih kepada
ibu Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes selaku pembimbing C.I akademik yang telah
memberikan saran,arahan dan masukan terhadap laporan stase Keterampilan Klinik
Praktik Bidan. Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan
untuk perbaikan.

Jambi, September 2022

iv
v

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i
Halaman Persetujuan.................................................................................................ii
Halaman pengesahan...............................................................................................iii
Kata Pengantar.........................................................................................................iv
Daftar Isi....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Anemia....................................................................................4
2.2 Gejala Anemia...........................................................................................4
2.3 Etiologi......................................................................................................4
2.4 Patofisiologi..............................................................................................5
2.5 Gejala Klinis..............................................................................................5
2.6 Diagnosis...................................................................................................5
2.7 Pencegahan Anemia..................................................................................6
2.8 Penanganan Anemia..................................................................................6
2.9 Pengaruh Anemia Terhadap Ibu Nifas........................................................... 6

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Kasus Terkait...................................................................................................7
3.2 Pengkajian.......................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................................17
5.2 Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Anemia pada ibu postpartum didefinisikan sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 10 g/dl, hal ini merupakan masalah yang umum dalam bidang
obstetrik. Meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang terjamin,
konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12 g/dl sebelum melahirkan.
Hal ini diperburuk dengan kehilangan darah saat melahirkan dan pada saat
masa nifas (Sukaisi, dkk. 2019).
Anemia pada wanita masa nifas (pasca persalinan) juga umum terjadi,
sekitar 10% dan 22% terjadi pada wanita post partum dari keluarga miskin
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Pengaruh anemia pada
masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan
perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI
berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Sukaisi, dkk. 2019).
Anemia adalah salah satu komplikasi yang sering dialami ibu di masa
nifas dimana kadar haemoglobin (Hb) kurang dari normal yaitu 11 gr%,
tingkatan anemia dibagi menjadi 3 yaitu anemia ringan kadar Hb 9-10 gr%,
anemia sedang kadar Hb 7-8 gr%, dan anemia berat kadar Hb kurang dari 7
gr%. Saat masa nifas apabila kekurangan zat besi dapat Menyebabkan rahim
tidak berkontraksi karena darah tidak cukup memberikan oksigen ke rahim
(Pamungkas,2017).
Anemia pada ibu nifas merupakan komplikasi yang paling sering
dialami ibu di masa nifas, penyebab utamanya adalah infeksi dan perdarahan
saat proses persalinan yang berlangsung lama karena atonia uteri, dapat
terjadi sub involusio uteri yang menyebabkan perdarahan post partum,
memudahkan infeksi pueperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah
terjadi infeksi payudara. Selain itu anemia ini pada ibu nifas dapat

1
2

mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan aktivitas menyusui dikarenakan


penderita merasa males, pusing, dan cepat lelah (Yuni, 2015).
Anemia juga sampai saat ini masih merupakan salah satu faktor yang
melatar belakangi tingginya angka kematian ibu di Indonesia, maka upaya
pencegahannya adalah mengetahui sejak dini apakah seseorang menderita
anemia atau tidak dan segera mengupayakan langkah - langkah
penanggulangan anemia. Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun,
anda dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia
kekurangan vitamin dengan makanan yang sehat, variasi makanan
mengandung zat besi, asam folat, Vitamin B-12 dan Vitamin C. Makan
yang banyak mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang yang
memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak, besi yang diperlukan
selama ledakan pertumbuhan, perempuan hamil dan menstruasi (Sukaisi,
dkk. 2019).
Pengobatan terhadap anemia postpartum tergantung dari derajat anemia
dan faktor resiko maternal atau faktor komorbiditas. Wanita muda yang sehat
dapat mengkompensasi kehilangan darah yang banyak lebih baik di
bandingkan wanita nifas dengan gangguan jantung meskipun dengan
kehilangan darah yang tidak terlalu banyak. Pada anemia ringan, bisa
diberikan sulfas ferosis 3x100 mg/hari di kombinasi dengan asam folat/B12 :
15-30 mg/hari. Pemberian vitamin C untuk membantu penyerapan. Bila
anemia berat dengan Hb kurang dari 6 gr% perlu di transfusi di samping
obat-obatan diatas (Sukaisi, dkk. 2019).
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah
memberikan asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada
setiap ibu dalam proses penyembuhan. Dalam proses penyesuaian ini,
dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, keterampilan dan
sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan
harus dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai
dengan kebutuhan ibu tersebut (Ambarwati, 2010).
3

Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil laporan tentang


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Anemia Ringan di Puskesmas
Tabir Lintas Kabupaten Merangin Tahun 2022.
1.2. TUJUAN
- Mampu memberikan asuhan pelayanan kebidanan sesuai dengan standar
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan varney dan didokumentasikan dalam bentuk
asuhan varney.
- Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data nifas pada Ny.A dengan anemia
ringan
2. Mampu menginterprestasikan data untuk mengindentifikasi
diagnosa, masalah nifas pada Ny. A dengan anemia ringan
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa nifas pada Ny. A dengan anemia
ringan
4. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik
mandiri, kolaborasi, maupun rujukan dalam memberikan asuhan
kebidanan nifas pada Ny. A
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Anemia


1) Menurut Winkjosastro (2012)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada di bawah normal.
2) Menurut Saifuddin (2012)
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darah di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III dan kadar Hb kurang dari 10,5 gr
% pada trimester II.
2.2 Gejala Anemia
Menurut Maryunani, (2012) tanda dan gejala anemia adalah sebagai berikut :
1. Mudah lelah, lesu, lunglai, lemah, sering pusing, mata berkunang-
kunang,nafsu makan turun dan lain-lain
2. Sesak nafas kala melakukan olahraga berat/beraktivitas
3. Permukaan kulit dan wajah yang pucat
4. Mudah pusing dan mudah pingsan
5. Kerja jantung meningkat sehingga denyut jantung menjadi cepat
6. Tidak mampu berkosentrasi dan rentan terhadap infeksi
7. Sakit kepala dan mudah marah
8. Pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan
rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.
2.3 Etiologi
a. Adanya perdarahan sewaktu/sehabis melahirkan
b. Adanya anemia sejak dalam kehamilan yang disebabkan oleh faktor
nutrisi dan hipervolemi.
c. Adanya gangguan pembekuan darah
d. Kurangnya intake zat besi ke dalam tubuh
e. Kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan

4
5

f. Adanya gangguan absorbsi di usus


g. Pendarahan akut maupun kronis
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena
kurangnya defisiensi zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi
(fe)untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel
merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (serum iron) dan jenuh
transferin menurun, kapasitas besi total meninggi dan cadangan besi
dalam sumsum tulang serta di tempat lain yang sangat kurang atau tidak
sama sekali (Rukiyah, 2013).
Kehilangan darah adalah penyebab lain dari anemia. Kehilangan
darah yang signifikan setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko
terjadinya anemia postpartum. Banyaknya cadangan hemoglobin dan besi
selama persalinan dapat menurunkan risiko terjadinya anemia berat dan
mempercepat pemulihan.
2.4 Patofisiologi
a. Perdarahan sehingga kekurangan banyak unsur zat besi
b. Kebutuhan zat besi meningkat, dengan adanya perdarahan, gemeli,
multiparitas, makin tuanya kehamilan.
c. Absorbsi tidak normal/saluran cerna terganggu, misal defisiensi vitamin C
sehingga absorbsi Fe terganggu.
d. Intake kurang misalnya kualitas menu jelek atau muntah terus.
2.5 Gejala Klinis
1) Anemia ringan, dimana jika kadar Hb 9,00 - 10,00 gr%
2) Anemia sedang, dimana jika kadar Hb 7,00 - 8,00 gr%
3) Anemia berat, dimana jika kadar Hb < 7,00 gr%
Tergantung dari derajat berat atau tidaknya anemia, hal ini dapat
berdampak negative bagi ibu selama masa nifas, kemampuan untuk
menyusui, masa perawatan dirumah sakit bertambah, dan perasaan sehat
dari ibu. Masalah yang muncul kemudian seperti pusing, lemas, tidak
mampu menjaga dan merawat bayinya selama masa nifas umumnya
terjadi.
6

2.6 Diagnosis
Besi merupakan salah satu komponen kunci dari hemoglobin, oleh
karena itu tubuh yang kekurangan besi akan berdampak pada sistem
transformasi oksigen yang akan mengakibatkan gejala seperti nafas pendek
dan lemas yang merupakan dua gejala klasik dari anemia.
Normal hemoglobin pada hari ke empat postpartum adalah lebih dari
10g/dl dengan kadar eritrosit paling sedikit 3,5 juta/ml. Ketika kadar
hemoglobin di bawah 10g/dl dan kadar eritrosit kurang dari 3,5 juta/ml maka
dapat di diagnosis anemia, jika kadar hemoglobin diatas 8 g/dl disebut
anemia ringan dan jika berada pada level dibawahnya maka disebut anemia
berat.

2.7 Pencegahan Anemia


Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, anda dapat
membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia
kekurangan vitamin dengan makanan yang sehat, variasi makanan
termasuk :
a. Besi, sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya.
Makanan yang lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil,
sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang.
b. Folat. Dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran
berdaun hijau tua, kacang polong, roti, sereal dan pasta.
c. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
d. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon
dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan yang banyak mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang
yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak, besi yang
diperlukan selama ledakan pertumbuhan, perempuan hamil dan
menstruasi.
7

2.8 Penanganan Anemia


Pada anemia ringan, bisa diberikan sulfas ferosis 3x100 mg/hari di
kombinasi dengan asam folat.B12 : 15-30 mg/hari. Pemberian vitamin C
untuk membantu penyerapan. Bila anemia berat dengan Hb kurang dari 6 gr
% perlu di transfusi di samping obat-obatan diatas (Saifuddin, 2012).
Pengobatan terhadap anemia postpartum tergantung dari derajat
anemia dan faktor resiko maternal atau faktor komorbiditas. Wanita muda
yang sehat dapat mengkompensasi kehilangan darah yang banyak lebih baik
di bandingkan wanita nifas dengan gangguan jantung meskipun dengan
kehilangan darah yang tidak terlalu banyak.
2.9 Pengaruh anemia terhadap ibu nifas
Pengaruh anemia pada ibu nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang
dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae
(Prawirohardjo, 2015).
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. KASUS TERKAIT


Ny. A P1A0H1, Usia 21 Tahun 3 hari post partum normal dengan Anemia
Ringan
3.2. PENGKAJIAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA NY A


UMUR 21 TAHUN P1A0H1 3 HARI POST PARTUM DENGAN ANEMIA
RINGAN
Tempat Praktek/Ruang : Puskesmas Tabir Lintas
Nomor MR : 03-135
Masuk RS/klinik. H/Tgl : 15 September 2022
Pembimbing lahan/CI : Bdn. Devi Arista, S. Keb.,M.Kes
Pengkajian tanggal : 15 September 2022 Jam: 13.00 Oleh:
Hari Yani
Sumber data : Primer

I. PENGKAJIAN DATA
15-9-2022 jam 13.00
A. Data Subyektif
1. Identitas Pasien Suami
Nama : Ny. Anik Susanti : Tn. Budiman
Umur : 21 Tahun : 28 Tahun
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SMP : SMP
Pekerjaan : IRT : Petani
Suku/Bangsa : Jawa : Jawa
Alamat : Ds. Mensango : Ds. Mensango

8
9

1. Riwayat Kesehatan Keluhan Utama :


Ibu mengatakan setelah melahirkan bayinya ibu terasa pusing, mata berkunang
– kunang dan badan terasa lemas dan nafsu makan berkurang.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengeluh badannya terasa lemas, pusing dan mata berkunang-kunang
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga baik yang dari keluarga
dirinya maupun dari keluarga suami tidak ada mempunyai riwayat penyakit
menurun seperti diabetes melitus, jantung, hipertensi, TBC, asma, HIV/AIDS
dan klien belum pernah mempunyai riwayat tersebut
4. Riwayat Haid

Menarche umur : 12 tahun.


Teratur / Tidak : Teratur
Siklus : 28-30 Hari
Lamanya : 5-7 Hari
Konsistensi : Cair
Keluhan : Tidak Ada
Warna : Merah kecoklatan
Bau : Amis
Haid terakhir tanggal : 12 Desember 2021
5. Riwayat Perkawinan
Kawin kali
Umur kawin pertama : 20 Tahun Umur suami 27 Tahun
Umur kawin kedua : - Umur suami -
Umur perkawinan dengan suami sekarang : 1 Tahun
10

6. Riwayat Obstetri
Ibu menyatakan, P1A0H1
1) Riwayat Kehamilan, Nifas, dan persalinan yang Lalu
Pemeriksaan Kehamilan
No Tahun Keluhan Terapi/

Berapa Kali Oleh T.T Tindakan

-
- - - - - -

2) Riwayat Persalinan yang Lalu

N Jenis Anak Kelahira Volu


Penolong
o Tahun Persalinan/ n me Penyulit
L/P H/ BB L/ / Terapi
. Pres Placenta Darah
M P

- - - - - - - - - - -

3) Riwayat Nifas yang Lalu


Terapi /
No Laktasi Penyulit
Tindakan
-
- - -
4) Riwayat Kehamilan sekarang
Pemeriksaan Kehamilan
No Tahun Keluhan Terapi/

Berapa Kali Oleh T.T Tindakan

Pemeriksaan
1 2021 Tidak Ada 3 kali Bidan Lengkap
Kehamilan
11

5) Riwayat Persalinan Sekarang


Persalinan mulai tanggal 12 September 2022 Jam 08. 15 Wib
Jenis persalinan Normal presentase Kepala janin Tunggal Selaput ketuban pecah
spontan/dipecah jam 08. 00 tanggal 12 September 2022 di Puskesmas
Tabir Lintas
Kelahiran placenta : Normal
Kelengkapan placenta : Lengkap
Ukuran placenta : - Diameter 22 cm kelainan Tidak Ada
- Tebal : 2 Cm
- Berat : 470 gram
- Panjang tali pusat : 50 cm
- Inersio tali pusat : -
Keadaan perineum : Ruptur
Dijahit : dalam 2 luar 2
Pengobatan/Terapi yang diberikan : Amoxylin, vit C, Fe
Lamanya persalinan :
Kala I : 2 jam 30 menit
Kala II : 1 jam 30 Menit
Kala III : 30 Menit
Kala IV : 1 jam 30 Menit
Jumlah : 6 jam
Volume darah yang keluar :
Kala I : 50 ml
Kala II : 40 ml
Kala III : 40 ml
Kala IV : 30 ml
Jumlah : 170 ml
Keadaan Janin :
Lahir langsung menangis kuat / merintih : Menangis Kuat
APGAR Skore 1 menit : 5 menit : 7/8
Jenis Kelamin : Laki-laki
12

Berat badan : 3200 gram


panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
Kelainan : Tidak Ada

6) Riwayat Keluarga Berencana

No Metode/ Tgl/Bln/ Tempat Tgl/Bln/Th


Keluhan Penanggulangan
. Cara Th Pelayanan Berhenti/Alasan

- -
- - - - -

7) Pola Kebiasaan
a. Aspek Fisik Biologis
a) Pola Nutrisi
Frekuensi : 3x/hari
Komponen Makanan : Nasi,sayur, lauk pauk
Makanan Selingan : buah, roti
Makanan Pantang : Tidak Ada
Alergi Makanan : Tidak Ada
Volume Minum/Hari : 10-12 gelas/hari
Jenis Minuman : Air Putih
b) Pola Eliminasi
Buang Air Besar : 1x/hari
Buang Air Kecil : 6-7x/hari
c) Pola Aktifitas dan Istirahat
Aktifitas sehari-hari :-
Lama Beraktifitas :-
Keluhan selama Beraktivitas :-
Penanggulangan :-
13

Tidur malam dari jam : 21.00 Wib sampai jam 05.00 Wib
Keluhan : Tidak Ada
Tidur siang : 1-2 Jam
d) Personal Higiene
Mandi : 2x/hari
Menggosok gigi : 2x/hari
Mencuci rambut : 2xseminggu
Memotong kuku : 1x seminggu
Mengganti pakaian luar/dalam : 1-2x/hari atau jika lembab
Membersihkan genetalia : setiap BAK/BAB
b. Aspek Mental, Intelektual Sosial, Spiritual
Konsep diri : Baik
Intelektual : Baik
Hubungan interpersonal : Baik
Mekanisme koping : Tidak Ada
Support sistem : Ada
Spiritual : Beribadah
c. Data Psikososial
Penghasilan keluarga per bulan : Rp. 2.800.000
Respon pasien terhadap kelahiran anak sekarang : Ibu menerima bayinya
dengan senang
Respon keluarga terhadap kelahiran anak sekarang : Keluarga menerima
bayinya dengan senang
Rencana pengasuhan anak : Orang Tua
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 63 Kg
Tinggi Badan : 155 Cm
14

Tanda Vital :
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/Menit
- Suhu : 36,50C
- Pernafasan : 20X/Menit
Kepala :
- Bentuk : Simetris
- Rambut : Bersih
Muka :
- Mata : Konjungtiva merah muda, sclera normal.
- Hidung : Normal
- Mulut/gigi : Bibir tidak pecah-pecah, tidak terdapat sariawan, gigi
bersih, tidak ada caries, gusi dan lidah basah
- Telinga : Simetris
Leher : Tidak teraba kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran limfe
Dada :
- Bentuk : Normal
- Payudara : Normal, simetris kanan dan kiri
Abdomen :
- Bekas Operasi : Tidak Ada
- Tinggi Fundus Uteri : 2 Jari di bawah pusat
- Kontraksi Uterus : Baik, teraba keras dan bundar
- Ekstremitas atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, kuku
tidak pucat
- Ekstremitas bawah : Simetris kanan dan kiri, Tidak ada oedema dan
tidak ada varises, reflek patella (+)
Genitalia :
- Luka : Derajat 1
- Oedem : Tidak Ada
15

- Jahitan : Ada
- Lochea : Warna : Merah segar (Lochea Rubra)
Volume : ± 100 cc
Bau : Amis
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Hb = 9,6 g%
b. Lain-lain : Tidak Ada
tahun
II. INTERPRETASI DATA
15-9-2022 jam 13.15
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. A P1A0H1 usia 21 tahun 3 hari post partum normal dengan anemia ringan
Data Dasar :
DS : - Ibu mengatakan setelah melahirkan bayinya ibu terasa pusing,
mata berkunang – kunang dan badan terasa lemas dan nafsu makan
berkurang

DO : - Keadaan umum : Baik


- Kesadaran : Composmetis
- TTV
TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
- Pemeriksaan laboratorium
Hb : 9,6 g%
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Payudara sudah mengeluarkan colostrum
- Pengeluaran pervaginam berwarna merah (lochea rubra)
- Tidak ada laserasi
16

- Kandung kemih kosong

b. Masalah : Ibu merasa pusing, mata berkunang – kunang dan badan


terasa lemas dan nafsu makan berkurang
II. MENENTUKAN DIAGNOSA POTENSIAL
Anemia Sedang
III.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi.
IV. MEMBUAT PERENCANAAN
15-9-2022 jam 13.25
a. Inform consent kepada ibu dan keluarga
b. Obervasi KU dan TTV
c. Beritahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
d. Jelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang ia alami.
e. Anjurkan ibu untuk istirhat yang cukup
f. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
g. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
h. Anjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene
i. Berikan terapi obat-obatan
j. Beritahu ibu, bidan akan melakukan kunjungan ulang
V. IMPLEMENTASI
15-9-2022 jam 13.35
a. Melakukan Informed Consent kepada ibu dan keluarga
b. Mengobervasi KU dan TTV
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmetis
- TTV
TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
17

c. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga


d. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang ia alami dan berdasarkan
hasil pemeriksaan ibu mengalami anemia ringan
e. Menganjurkan ibu untuk istirhat yang cukup
f. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
mengandung zat besi seperti sayur-sayuran hijau: bayam, kangkung, daun
papaya, daun singkong, buah-buahan yang mengandung protein seperti
daging, ikan dan telur.
g. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif yaitu selam 6 bulan
tidak diberikan apapun selain ASI .
h. Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene seperti mandi 2
x/hari, mengganti pakaian minimal 2x/ hari dan mengganti pakaian dalam
apabila basah, serta cebok dengan cara yang benar yaitu membersihkan
dari depan ke belakang.
i. Memberikan terapi sulfas ferosis 3x100 mg/hari di kombinasi dengan
asam folat/B12 : 1xsehari 15-30 mg/hari. Pemberian vitamin C 1xsehari
untuk membantu penyerapan.
j. Memberitahu ibu, bidan akan melakukan kunjungan ulang pada hari ke 6
postpartum
VI. EVALUASI
15-9-2022 jam 13.45
a. Informed Consent kepada ibu dan keluarga telah dilakukan
b. TTV sudah dilakukan pemeriksaan
c. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
d. Ibu telah mengetahui keluhan yang ia alami berdasarkan hasil
pemeriksaan ia mengalami anemia ringan
e. Ibu akan istirhat yang cukup
f. Ibu akan mengkonsumsi makanan yang bergizi
g. Ibu akan memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
h. Ibu akan melakukan personal hygiene
i. Pemberian terapi obat-obatan telah dilakukan
18

j. Ibu bersedia, untuk di lakukan kunjungan ulang

CI Akademik Peserta Praktik

Bdn.Devi Arista, S.Keb.,M.Kes (Hari Yani)


Nik.1010300715008
19
BAB IV
PEMBAHASAN

http://repository.stikesnhm.ac.id/id/eprint/1148/1/MANUSKRIP
%20NUR%20AINI.pdf
Berdasarkan data subjektif, Ibu mengatakan setelah melahirkan bayinya
ibu terasa pusing, mata berkunang – kunang dan badan terasa lemas dan nafsu
makan berkurang. Berdasarkan hasil pemeriksaan TD : 120/80 mmHg,
Pernapasan : 20 x/menit, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,5 0C, Hb 9,6 g% dari hasil
pemeriksaan tersebut ibu mengalami anemia ringan. Hal ini sesuai dengan teori
Menurut Maryunani, (2012) salah satu tanda dan gejala anemia adalah mudah
lelah, lesu, lunglai, lemah, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan
turun dan lain-lain.
Anemia adalah salah satu komplikasi yang sering dialami ibu di masa
nifas dimana kadar haemoglobin (Hb) kurang dari normal yaitu 11 gr%, tingkatan
anemia dibagi menjadi 3 yaitu anemia ringan kadar Hb 9-10 gr%, anemia sedang
kadar Hb 7-8 gr%, dan anemia berat kadar Hb kurang dari 7 gr%. Saat masa nifas
apabila kekurangan zat besi dapat menyebabkan rahim tidak berkontraksi karena
darah tidak cukup memberikan oksigen ke rahim (Pamungkas,2017).
Penatalaksaan pada kasus Ny. A dengan anemia ringan adalah
menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung zat
besi seperti sayur-sayuran hijau: bayam, kangkung, daun papaya, daun singkong,
buah-buahan yang mengandung protein seperti daging, ikan dan telur. Kemudian
memberikan terapi sulfas ferosis 3x100 mg/hari di kombinasi dengan asam
folat/B12 : 1xsehari 15-30 mg/hari dan pemberian vitamin C 1xsehari untuk
membantu penyerapan. Hal ini sesuai dengan teori (Aini. 2021) bahwa
penanganan anemia ringan Salah satu upaya untuk mencegah pucat ialah
dengan memberikan tablet besi. Dalam hal ditemukan adanya penyakit,
dilakukan apusan darah tepi untuk melihat morfologi trombosit merah. Jika
tes darah tepi tidak dapat dilakukan, suplementasi zat besi dan asam folat
segera diberikan. Pada ibu hamil dengan pucat, tablet suplemen darah (tablet

20
21

yang tersedia mengandung 60 mg zat besi alami dan 250 g asam folat)
diberikan 3 kali sehari. Jika perbaikan muncul dalam 90 hari, tetap berikan
tablet sampai 42 hari.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari uraian materi dan pembahasan kasus
tersebut, dapat disimpulan bahwa sebagai seorang bidan
sangat penting memberikan asuhan sesuai standar
kepada setiap pasien dan masyarakat terutama di dalam
memberikan pelayanan kebidanan asuhan masa nifas,
bidan harus mampu melakukan pengkajian data masa
nifas, mampu menginterprestasikan data untuk
mengindentifikasi diagnosa, masalah nifas, mampu
mengidentifikasi diagnosa nifas, mampu menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera baik mandiri,
kolaborasi, maupun rujukan dalam memberikan asuhan
kebidanan nifas dengan melakukan kunjungan nifas.
Asuhan ini di lakukan untuk memantau perkembangan
kesehatan ibu dan bayi serta mendeteksi dini adanya
komplikasi yang mungkin akan terjadi sehingga dapat
dihindari.

5.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan kasus diatas, penulis memberikan sedikit
masukan atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Pasien
- Ibu perlu mengetahui pentingnya nutrisi bagi ibu nifas khususnya untuk
ibu nifas dengan anemia.
- Ibu diharapkan segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan
kesehatan setempat jika ibu mengalami salah satu tanda bahaya pada
masa nifas

22
23

2. Bagi Bidan
Bidan dapat lebih mengidentifikasi tanda-tanda
anemia sehingga dapat melakukan antisipasi atau
tindakan segera, merencanakan asuhan kebidanan
pada ibu nifas dengan anemia ringan.

3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan


Sebagai bahan referensi mengenai masalah kasus, khususnya pada
kasus dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia ringan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas Dengan Anemia Ringan Di BPS


Uswatun Hasanah Ds. Wonorejo Dsn Kramat, Maron Probolinggo.
https://www.scrib.com

Pamungkas. (2017). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologi


Pada Ny. S Umur 32 Tahun P2a0 Dengan Anemia
Sedang. http://digilib.ukh.ac.id

Prawirohardjo. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, A.B . 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT
BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.

Sukaisi, dkk(2019). Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia di pmb
kabupaten simalungun tahun 2019.http://elibrary.almaati.ac.id
L
A
M
P
I
R
A
N
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
ANEMIA IBU NIFAS DI DESA GEBANG KABUPATEN BANGKALAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Dalam Rangka Untuk Melengkapi


Sebagian Persyaratan Menjadii Sarjana Terapan
Kebidanan

oleh:

NUR ‘AINI
NIM.20153020039

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA 2020-
2021
HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


ANEMIA IBU NIFAS DI DESA GEBANG KABUPATEN BANGKALAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh

: NUR ‘AINI
NIM. 20153020039

Telah disetujui pada tanggal :

Pembimbing

Nurun nikmah,S.SiT.,M.Kes.
NIDN. 0712028901
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
ANEMIA IBU NIFAS DI DESA GEBANG KABUPATEN BANGKALAN1

Nur ‘aini2, Nurun Nikmah, S.SiT., M.Kes3

ABSTRAK
Kekurangan zat besi merupakan masalah di planet ini. Dari informasi Kajian
Kesejahteraan Keluarga (SKRT) tahun 2017 diketahui bahwa rerata kelemahan pada ibu
pasca hamil sebesar 45,1%. Sakit pasca kehamilan ialah masalah yang sangat penting tetapi
kadang- kadang dikenali dan diperiksa.
Alasan dilakukannya tinjauan ini ialah untuk mengetahui hubungan antara kelemahan
pada kehamilan, jenis alat angkut dan episiotomi dengan frekuensi pucat paska kehamilan.
Teknik pemeriksaan ini menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Dalam
ulasan ini, faktornya adalah pucat kehamilan, jenis alat angkut dan episiotomi. Memeriksa
dengan pengujian berturut-turut. Contoh dalam review ini adalah 22 responden. Instrumen
dalam ulasan ini menggunakan .
Mengingat efek samping dari pemeriksaan yang dipimpin, dilacak bahwa tingkat
kesakitan pada kehamilan dengan pucat pasca kehamilan ialah 62,5%. Tingkat persalinan
sesar dengan kelemahan pasca kehamilan ialah 60%. Selanjutnya, tingkat strategi episiotomi
dengan pucat paska kehamilan ialah 44,4%.
Akhir dari tinjauan ini merupakann bahwa unsur-unsur yang terkait dengan penyakit
pasca kehamilan ialah kelemahan kehamilan, jenis alat angkut dan episiotomi. Dari ketiga
variabel yang dipertimbangkan, ada hubungan antara sakit saat hamil, jenis alat angkut dan
episiotomi dengan pucat paska kehamilan. Tenaga kesehatan sebaiknya melakukan
pemeriksaan lebih lanjut pada berbagai variabel yang berhubungan dengan kelemahan pasca
kehamilan.

Kata Kunci : anemia, postpartum, faktor


Kepustakaan : 14 Buku, (2003-2020), Profil Kesehatan 2018
Halaman : xv, 85 Halaman, 7 Tabel, 7 Lampiran

1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa DIV Kebidanan Ngudia Husada Madura
3. Dosen STIKes Ngudia Husada Madura
THE FACTORS RELATED TO THE INCIDENCE OF ANEMIA IN
POSTPARTUM
MOTHERS 1

Nur ‘aini2, Nurun Nikmah, S.SiT., M.Kes3

ABSTRACT

Iron deficiency is an issue on the planet. From the 2017 Family Wellbeing Study (SKRT)
information, it is expressed that the commonness of weakness in post pregnancy moms is 45.1%.
Post pregnancy sickliness is an extremely critical issue yet is once in a while recognized and
examined.
The reason for this review was to investigate the connection between weakness in
pregnancy, sort of conveyance and episiotomy with the frequency of post pregnancy pallor.
This examination technique utilizes a cross sectional time approach. In this review, the
factors were paleness of pregnancy, sort of conveyance and episiotomy. Examining with
consecutivee testing. The example in this review were 22 respondents. The instrument in this
review utilizes .
In view of the aftereffects of the examination led, it was tracked down that the extent of
sickliness in pregnancy with post pregnancy paleness was 62.5%. The extent of cesarean
conveyances with post pregnancy frailty was 60%. Furthermore, the extent of episiotomy
strategies with post pregnancy pallor was 44.4%.
The finish of this review is that the elements related with post pregnancy sickliness are
frailty of pregnancy, sort of conveyance and episiotomy. Of the three variables considered, there
was a connection between sickliness in pregnancy, sort of conveyance and episiotomy with post
pregnancy pallor. Wellbeing laborers ought to accomplish more examination on different
variables related with post pregnancy weakness.

Keyword : anemia, postpartum, factor


Literature : 14 Books, (2003-2020), Health Profile 2018,
Pages : xv, 85 Pages, 7 Tables, 7 Appendices

1. Essay Title
2. DIV Midwifery of STIKes Ngudia Husada Madura Student
3. Lecturer of STIKes Ngudia Husada Madura
LATAR BELAKANG Oleh karena itu, penting untuk mencegah
dan menaklukkan kelemahan yang
Periode pasca kehamilan terjadi selama masa nifas ini.
merupakanperiode selama bekerja dan
setelah kelahiran yang mencakup Pucat ialah normal secara lokal,
minggu-minggu berikutnya ketika terutama pada wanita hamil dan pasca
banyak regeneratif kembali ke keadaan kehamilan. Kepucatan pada masa nifas
tidak hamil yang khas. Masa nifas dapat terjadi pada ibu. Pada masa nifas
ialah masa setelah seorang ibu ada beberapa faktor yang dapat
melahirkan anak yang digunakan membuat ibu mengalami pucat pada
untuk memulihkan kesehatannya, yang masa nifas. Kadar hemoglobin
sebagian besar membutuhkan waktu 6- pascakehamilan dipengaruhi oleh
12 minggu (Marmi, 2017). Pada masa keadaan ibu selama hamil (pucat,
nifas jika tidak dianggap dalam masa bahaya kematian, pengeringan pada
penyembuhan, masalah pada masa usia >28 cukup lama, plasenta previa,
nifas dapat terjadi, salah satunya ialah hipertensi), pertambahan berat badan
frailty. Kekurangan zat besi pada ibu >20 kg, primipara, kehamilan lain,
pasca kehamilan ditandai dengan kadar preterm atau postmatur. lahir, berat
hemoglobin di bawah 10 g/dl, ini badan lahir >20 kg. 3.500 gram, sistem
merupakan masalah khas dalam selama pengangkutan (vakum,
kebidanan. Meskipun ibu hamil telah episiotomi, sesar elektif, sesar kritis),
memastikan kadar zat besi, fiksasi tingkat cedera perineum, dan drainase
hemoglobin sebagian besar berkisar lebih dari 250 mL. (Garrido, 2017).
antara 11-12 g/dl sebelum persalinan. Faktor yang paling mengesankan
Hal ini diperparah oleh kemalangan yang menyebabkan kekurangan zat besi
darah selama pengangkutan dan pasca kehamilan ialah kemalangan
selama masa nifas. darah selama bekerja, baik sedang
Penyakit ialah masalah medis di maupun besar. Kasus-kasus yang
seluruh dunia. Dari informasi yang menyebabkan ibu kehilangan darah
didapat, pada tahun 2020 di kota sedang hingga banyak termasuk
Gebang sebanyak 5% ibu mengalami mediasi selama bekerja seperti
pucat paska kehamilan. ). Masalah episiotomi, pengangkutan vakum,
kelemahan pasca kehamilan tidak pemotongan perineum derajat ketiga
begitu umum terkonsentrasi sebagai atau keempat dan operasi caesar. Di
penyakit sebelum melahirkan. Pucat antara tindakan selama bekerja, segmen
pasca kehamilan ialah masalah kritis sesar pada dasarnya memperluas
namun jarang diidentifikasi. Jika terjadinya kelemahan pasca kehamilan.
kelemahan pasca kehamilan tidak (Pergialiotis, 2014).
diketahui, akan terjadi penurunan
kemampuan fisik dan semangat Kebanyakan ibu sembuh dari pucat
dibandingkan dengan ibu yang tidak pasca kehamilan dalam waktu setengah
lemah. Hasil dari pucat selama masa bulan atau bulan setelah melahirkan.
nifas secara tegas diidentifikasi dengan Meskipun demikian, dalam masa
kepuasan pribadi berkurang, kapasitas penyembuhan yang dimulai dengan kondisi
intelektual berkurang, perasaan hematologi negatif, anomali yang berguna
temperamental, kesuraman dan kondisi mungkin muncul atau memburuk (efek
medis lainnya pada wanita usia konsepsi. samping kesuraman, kelelahan,
ketidakberdayaan untuk menyusui, dan yang mengandung anak 2-5
sebagainya) sehingga pucat paska bulan sebelumnya sebanyak 22
kehamilan memerlukan lebih banyak orang.
pertimbangan dan kualitas sejauh analisis
dan pengobatan. . Strategi pengujian ialah teknik
Salah satu upaya untuk mencegah yang diambil dalam menginspeksi, untuk
pucat ialah dengan memberikan tablet memperoleh contoh yang benar-benar
besi. Dalam hal ditemukan adanya sesuai dengan objek umum eksplorasi
penyakit, dilakukan apusan darah tepi (Nursalam, 2011). Metode pengujian
untuk melihat morfologi trombosit merah. dalam tinjauan ini merupakan back to
Jika tes darah tepi tidak dapat dilakukan, back inspecting yang menggabungkan
suplementasi zat besi dan asam folat semua mata pelajaran yang memenuhi
segera diberikan. Pada ibu hamil dengan langkah-langkah pilihan contoh sampai
pucat, tablet suplemen darah (tablet yang jumlah mata pelajaran ujian terpenuhi. .
tersedia mengandung 60 mg zat besi alami Instrumen dalam tinjauan ini ialah
dan 250 g asam folat) diberikan 3 kali untuk memeriksa Hb sahli dan struktur
sehari. Jika perbaikan muncul dalam 90 ragam informasi. Kemudian, pada saat itu,
hari, tetap berikan tablet sampai 42 hari ditentukan menggunakan Uji Chi Square.
pasca kehamilan (Kemenkes RI, 2013).
HASIL PENELITIAN
Tingginya angka kejadian pasca
kehamilan kelemmahan mempengaruhi 1. Deskripsi tempat penelitian
daya tahan ibu dan anak, namun masih Pemeriksaan ini dipimpin di Kota
sangat sedikit proyek promotif dan Gebang, Kecamatan Bangkalan,
preventif dalam mengendalikan frekuensi Kabupaten Bangkalan. Kota Gebang
pucat paska kehamilan, sehingga para ialah salah satu kota di kecamatan
ilmuwan tertarik untuk mengetahui Bangkalan, wilayah Bangkalan, kota
variabel apa yang berhubungan dengan gebang dikenang karena wilayah
angka kejadian pascakehamilan. sakit- pantura (tepi utara) kepulauan Madura
sakitan di kota Gebang, wilayah yang memiliki 4 vila, yaitu: Gebang
Bangkalan. Barat, Gebang Utara, Lebak, Gupot.
Pada 14 Agustus 2021.
2. Data umum
METODE PENELITIAN a. Karakteristik responden Penelitian

Dalam ulasan ini, pendekatan Karakteristik Frekuensi Responden di


waktu cross sectional digunakan. Populasi desa gebang tanggal 14 Agustus 2021 s/d 14
dalam ulasan ini ialah ibu pasca September 2021
kehamilan dan ibu Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Anemia kehamilan
Ya 8 36,3
Tidak 14 63,6
Jenis persalinan
Sectio caesaria 5 27,2
Pervaginam 17 72,7
Tindakan
episiotomi 9 27,2
Ya 13 72,7
Tidak
Sumber: Data Primer, Agustus-September 2021
Berdasarkan hasil terlihat bahwa kualitas responden eksplorasi di Kota
Gebang, sebagian besar responden tidak mengalami pucat pada trimester ketiga
kehamilan terakhir mereka dengan 14 ibu (63,6%). Lebih banyak responden yang
mengalami persalinan pervaginam dengan jumlah 16 responden (72,2%). Sebanyak
16 responden (72,2%). tidak melalui episiotomi selama pengangkutan.
3. Data Khusus
a. hubungan faktor anemia kehamilan dengan kejadian anmeia postpartum
Tabulasi silang anemia kehamilan dengan kejadian anemia postpartum di
desa Gebang bangkalan
Anemia Status anemia Jumlah
kehamil
an Ya Tidak
F (%) F (%) F (%)
Anemia 5 83,3 1 16,7 6 100
Tidak 5 31,2 11 68,8 16 100
anemia
Jumlah 10 114, 12 85,5 22 100
5

Sumber: Data khusus Agustus-September 2021


Berdasarkan hasil terlihat jelas bahwa ada 11 dari 16 ibu (68,8%).
Sementara itu, ibu yang mengalami kelemahan pada kehamilan trimester ketiga
dan mengalami pucat pada periode pasca kehamilan ialah 5 dari 6 ibu (83,3%).
Berdasarkan uji chi-kuadrat, nilai Asymp diperoleh. Tanda tangan. (2-sisi )
ialah 0,029. Karena nilai Asymp. Tanda tangan. (2-sisi) 0,029 < 0,05, jadi
berdasarkan konsekuensi dari pilihan di atas, cenderung disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diakui, yang menyiratkan bahwa ada hubungan yang sangat besar
antara jenis pengangkutan dan terjadinya dari defisiensi besi pasca kehamilan.
b. Hubungan faktor jenis persalinan dengan kejadian anemia
postpartum
Tabulasi silang jenis persalinan dengan kejadian anemia postpartum
Status anemia JUMLAH
jenis Ya Tidak
persa F (%) F (%) F %
linan
SC 3 60 2 40 5 100
Perva 6 35,3 11 64,7 17 100
ginam
Total 9 95,5 13 144 22 100

Sumber: Data khusus, Agustus-September 2021


Hasil menunjukkan cenderung terlihat bahwa 3 dari 5 ibu (60%).
Sementara itu, ibu dengan persalinan pervaginam dan mengalami pucat pada
periode pasca kehamilan ialah 6 dari 15 ibu (40%).
Berdasarkan uji chi-kuadrat didapatkan nilai Asymp. Tanda tangan. (2-
sisi ) ialah 0,041. Karena nilai Asymp. Tanda tangan. (2-sisi) 0,041 < 0,05, jadi
mengingat efek samping dari pilihan di atas, sangat mungkin beralasan bahwa H0
dihilangkan dan Ha diakui, yang menyiratkan bahwa ada hubungan besar antara
jenis alat angkut dan tingkat pucat paska kehamilan.
c. Hubungan faktor tindakan episiotomi dengan kejadian
anemia postpartum
Tabulasi silang faktor tindakan episiotomi dengan kejadian anemia
postpartum
Tindakan Status anemia JUMLAH
episiotomi Ya Tidak
F (%) F (%) F (%)
Ya 4 44,4 5 55,5 9 100
Tidak 4 30,8 9 69,2 13 100
Jumlah 8 40 14 60 22 100
Sumber: Data Primer, Agustus-September 2021
Berdasarkan data cenderung terlihat bahwa dari 9 wanita terdapat 4
orang (44,4%). Sementara itu, ibu yang tidak menjalani episiotomi dan
mengalami pucat pada periode pasca kehamilan ialah 4 dari 13 ibu (30,8%).

Berdasarkan uji chi-kuadrat, nilai Asymp diperoleh. Tanda tangan. (2-sisi)


dari 0,039. Karena nilai Asymp. Tanda tangan. (2-sisi) 0,039 < 0,05, jadi
mengingat efek samping dari pilihan di atas, cenderung disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diakui, yang menyiratkan bahwa ada hubungan besar antara teknik
episiotomi dan terjadinya penyakit pasca kehamilan.
d. pemeriksaan Hb
Tabel pemeriksaan Hb pada tanggal 14 agustus 2021 di Desa Gebang
Kabupaten Bangkalan
Pemeriksaan Hb Frekuensi %
Anemia 10 45,4
Tidak anemia 12 54,5
Jumlah 22 100
Sumber: Data khusus, Agustus-September 2021
Hasil menunjukkan terlihat bahwa 10 dari 22 ibu mengalami defisiensi zat
besi pada periode pasca kehamilan (45,4%). Sementara itu, ibu yang tidak
mengalami sakit pada periode pasca kehamilan ialah 12 dari 22 ibu (54,5%).
PEMBAHASAN
1. Hubungan faktor anemia kehamilan dengan anemia postpartum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11 dari 16 ibu yang tidak memiliki masa
lalu yang pucat pada trimester ketiga kehamilan dan tidak mengalami kelemahan
pada periode pasca kehamilan menunjukkan bahwa ada 11 dari 16 ibu (68,8%).
Sementara itu, ibu yang mengalami pucat pada kehamilan trimester ketiga dan
mengalami sakit pada periode pasca kehamilan ialah 5 dari 6 ibu (83,3%). Status
sakit kehamilan ditemukan pada ibu pada trimester ketiga dengan alasan bahwa
selama trimester ketiga terjadi penurunan laju volume plasma dan tidak ada
peningkatan volume plasma selama beberapa waktu terakhir kehamilan. Volume
darah ibu mulai meningkat selama trimester utama. Pada minggu ke-12,
peningkatan volume plasma sebesar 15% kontras dengan keadaan sebelum hamil.
Volume darah ibu meningkat dengan cepat selama trimester berikutnya. Kemudian,
pada saat itu, ekspansi ini mereda secara mengesankan selama trimester ketiga dan
kemudian menurun selama beberapa tahun terakhir kehamilan. Ekspansi ekstensif
dalam plasma menyebabkan fiksasi hemoglobin dan hematokrit berkurang sampai
derajat tertentu selama kehamilan. Dengan demikian, ketebalan darah secara umum
menurun.
Sakit-sakit kehamilan merupakan faktor utama yang menyebabkan kelemahan
pascakehamilan. Hal ini karena selama kehamilan terjadi hipervolemia dan
hemodilusi menimbulkan kegoyahan fisiologis fiksasi hemoglobin, kemudian
pada saat itu terjadi penurunan hemodilusi hemoglobin selama bekerja dan pasca
kehamilan. Hipervolemia selama kehamilan akan mempengaruhi defisiensi 30%
volume darah selama interaksi alat angkut, dan akan mengubah laju hematokrit
dalam jangka waktu pasca kehamilan.
2. Hubungan faktor jenis persalinan dengan anemia
postpartum
Berdasarkan pemeriksaan yang diarahkan, responden yang mengalami
persalinan ialah 3 dari 5 ibu (60%). Sementara itu, ibu dengan persalinan
pervaginam dan mengalami pucat selama periode pasca kehamilan ialah 6 dari 15
ibu (40%). Ibu yang menjalani operasi caesar lebih berisiko mengalami
kelemahan pasca kehamilan karena pengeringan yang terjadi selama bekerja dan
pasca kehamilan dapat menyebabkan kelemahan pasca kehamilan.
Selama ejeksi bayi, akan ada peningkatan tekanan oksidatif dan reaksi berapi-
api. Dalam keadaan sekarang, perubahan hormonal dan hemodinamik terjadi
dengan pengurangan volume ekstraseluler, laju filtrasi glomerulus, dan hasil
kardiovaskular. Perubahan akan kembali ke kerangka waktu pra-kehamilan pada 5
hingga sekitar satu setengah bulan pasca kehamilan. Selama kehamilan,
hipervolemia dan hemodilusi menyebabkan perubahan fisiologis fiksasi
hemoglobin, kemudian, pada saat itu, penurunan hemodilusi hemoglobin selama
bekerja dan pasca kehamilan. Sehingga pada ibu yang tidak mengalami kekurangan
zat besi, kehamilan tunggal, kadar kemalangan darah selama persalinan 300 ml,
tidak mengalami kekurangan kadar hemoglobin, bahkan akan secara umum
meningkat. Keadaan saat ini dapat dipengaruhi oleh variasi hemodinamik sebelum
dan sesudah pengangkutan, yang menyebabkan peningkatan kadar
hemoglobin, yang dapat menebus kemalangan darah selama bekerja yang pada
umumnya akan menurunkan kadar hemoglobin. Hipervolemia selama kehamilan
akan mempengaruhi kehilangan 30% volume darah selama pengangkutan, dan
sedikit banyak akan mengubah laju hematokrit dalam jangka waktu pasca
kehamilan. Setelah persalinan, terjadi penurunan hipervolemia melalui
peningkatan hasil diuresis dengan penurunan berat badan ±3 kg pada minggu
pertama pasca kehamilan.

3. Hubungan faktor tindakan episiotomi dengan anemia


postpartum
Dari hasil pemeriksaan yang dipimpin, responden yang menjalani episiotomi
dan mengalami sakit pada masa pasca kehamilan sebanyak 5 dari 9 ibu (44,4%).
Sementara itu, ibu yang tidak menjalani episiotomi dan mengalami pucat pada
periode pasca kehamilan ialah 4 dari 13 ibu (30,8%). Tindakan episiotomi akan
mempengaruhi tubuh karena jumlah darah yang hilang akan meningkat selama
siklus pengangkutan.

Responden yang menjalani episiotomi saat bekerja lebih berisiko mengalami


kelemahan pasca kehamilan dibandingkan dengan responden yang tidak
mendapatkan episotomi. Episiotomi merupakan salah satu variabel yang sangat
erat kaitannya dengan angka pucat paska kehamilan karena episiotomi berisiko
menyebabkan kematian.
PENUTUP KESIMPULAN
1. Faktor anemia kehamilan memiliki hubungan bermakna (Asymp. Sig. = 0,029)
dengan kejadian anemia postpartum
2. Faktor jenis persalinan memiliki hubungan bermakna (Asymp. Sig.= 0,041)
dengan kejadian anemia postpartum
3. Faktor tindakan episiotomi memiliki hubungan bermakna (Asymp. Sig.= 0,039.
dengan kejadian anemia postpartum

SARAN
1. Saran teoritis
Daas dipercaya dapat memberikan data tentang unsur-unsur yang
berhubungan dengan frekuensi pucat ibu pasca kehamilan. Dan juga sebagai
sumbangan ilmu kesehatan, khususnya kesehatan ibu pasca kehamilan sehingga
dapat memperluas dan meningkatkan informasi pembaca tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan terjadinya pucat pada ibu pasca hamil.
2. Saran praktis
a. Bagi ibu nifas

Wajar jika ibu pasca hamil dapat melakukan pemeriksaan, dimana pada saat
ibu melakukan pemeriksaan Hb ibu dapat dilakukan pemeriksaan dan diketahui
kadar Hb ibu, kelemahan dapat dibedakan secara dini sehingga dokter spesialis
bersalin atau tenaga kesehatan dapat menangani kepucatan yang dialami. telah
diidentifikasi lebih awal dari jadwal dengan memberikan tablet zat besi. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya defisiensi besi pasca kehamilan.
b. Bagi desa Gebang Bangkalan
Penting untuk membangun organisasi tablet besi ketika ibu benar- benar
melihat masa nifas, untuk mencegah terjadinya pucat yang berkembang selama
masa nifas.
c. Bagi Institusi DIV KEBIDANAN STIKES Ngudia Husada Madura
Penting untuk memperluas pemahaman siswa tentang komponen-
komponen yang diidentifikasi dengan terjadinya penyakit pasca kehamilan
dalam tindakan pendidikan dan pembelajaran di program peninjauan DIV
Spesialis Bersalin STIKES Ngudia Husada Madura
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sangat tepat bagi ilmuwan tambahan untuk melihat komponen berbeda
yang diidentifikasi dengan tingkat pucat paska kehamilan, terutama faktor
otonom yang belum terkonsentrasi dalam tinjauan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bergmann, R. L., Richter, R., Bergmann, K.


E. dan Dudenhausen, J. W. Dominasi dan faktor bahaya untuk penyakit awal
kehamilan pasca. euro. J. Kebidanan. Ginekol. 150, 126-131 (2010)
Garrido, C.M. dkk. Sakit ibu setelah pengangkutan: faktor dominan dan bahaya
Pucat ibu setelah pengangkutan: faktor penyebaran dan bahaya. J. Kebidanan.
Ginekol. (Lahor). 0, 1-5 (2017).
Layanan Kesejahteraan. 2018. Profil Kesejahteraan Indonesia.
Marmi 2016 Bantuan Persalinan Perawatan Selama Pasca Kehamilan Kerangka
waktu. Yogyakarta: Perpustakaan Mahasiswa.
Pelayanan Kesejahteraan Republik Indonesia. 2013. Dompet administrasi
kesejahteraan ibu di kantor kesejahteraan esensial dan referensi.
of Postpartum Anemia. Obstetrics & Gynecologic. 1992;80:127-31.
Prairoharjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Sarwono. Prawirohardjo
Vora M Gruslin A. Erythropoietin in obstetrics. Obstetrical and
Gynecological Survey 1998; Vol. 53, issue 8:500–8.
World Health Organization (WHO) Reduction of maternal mortality. A
joint WHO/UNFPA/UNICEF/ World Bank statement. Geneva:
WHO,1999.
WHO, United Nations Children’s Fund, United Nations University. Iron
deficiency anaemia; Assessment, Preventionand Control; A guide for
programmemanagers. Geneva: World Health Organization, 2001.
.Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI. 2015.
Ezzati M, Lopez AD, Rodgers AA, Murray CJL. Comparative quantifi
cation of health risks: global and regional burden of disease
attributable to selected major risk factors. Geneva, Switzerland:
World Health Organization, 2004.
Horton S, Ross J. The economics of iron deficiency. Food Policy, 2003;
28: 51–75
DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
Nama : Hari Yani
NIM : 213001080163
Ruangan : Puskesmas Tabir Lintas
Stase : Nifas
CI Akademik : Bdn. Devi Arista, S. Keb.,M.Kes
TTD
No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing
CI Akademik
- Cover sesuaikan pedoman
24 Oktober 2022
- Tinjauan teori langsung ke anemia
- Diagnosa lengkapi inisial umur
dengan anemia

1 - Semua langkah varney tuliskan


tanggal dan waktu
- SOAP hapus saja
- Masukan link jurnal pada baris
pertama
- Diagnosa hilangkan Gravidanya
2 03 November 2022
- DO tambahkan cek Hb

05 November 2022
3 ACC

Diketahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn.Devi Arista, SST.,M.Kes


NIK. 1010300715007

You might also like