You are on page 1of 21

1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN


MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS

OLEH :

DHINA KHASANAH PUTRI


2204112728
BUDIDAYA PERAIRAN
KAMIS/ SESI I/ 07.30-09.30
KELOMPOK 4
NELI SAFRINA, S.Pi., M.Si

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Karena ridho-Nya
penulis dapat menyelelesaikan Laporan Pratikum “Rupa Darah Secara
Makroskopis Dan Mikroskopis Sebelum Dan Sesudah Haemolisis”. Laporan
pratikum ini disusun untuk memenuhi tugas pratikum Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Air. Selain itu, penulis berharap semoga laporan pratikum ini dapat membantu
menambah wawasan dan pegetahuan dalam memahami dan mengamati rupa darah
baik secara makroskopis maaupun mikroskopis baik sebelum dan sesudah di
haemolisis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pratikum ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dari segi penyusunannya, bahasa ataupun penulisannya.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih
dan semoga hasil laporan pratikum ini bermanfaat.

Pekanbaru, Maret 2023

Dhina Khasanah Putri

i
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum .......................................................................... 2
1.3. Manfaat Praktikum ........................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Lele (Clarias sp) ................................................................... 3
2.2. Morfologi Ikan Lele (Clarias sp) .................................................. 3
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 5
3.2. Alat dan Bahan .............................................................................. 5
3.3. Metode Praktikum ......................................................................... 5
3.4. Prosedur Praktikum ....................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil .............................................................................................. 8
4.1.1. Ikan lele ............................................................................... 8
4.1.2. Rupa Darah Secara Makroskopis ........................................ 8
4.1.3. Rupa Darah Secara Mikroskopis ......................................... 9
4.2. Pembahasan ................................................................................... 10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 12
5.2. Saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13
LAMPIRAN ............................................................................................. 14

ii
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Lele (Clarias sp) ............................................................................. 8
2. Rupa Darah Tabung A (Aquades) Secara Makroskopis ......................... 8
3. Rupa Darah Tabung B (NaCl) Secara Makroskopis ............................... 8
4. Rupa Darah Tabung C (Asli) Secara Makroskopis ................................. 8
5. Rupa Darah Tabung A (Aquades + NaCl) Secara Makroskopis ............ 9
6. Rupa Darah Tabung B (NaCl + Aquades) Secara Makroskopis ............. 9
7. Rupa Darah Tabung A (Aquades) Secara Mikroskopis .......................... 9
8. Rupa Darah Tabung B (NaCl) Secara Mikroskopis ................................ 9
9. Rupa Darah Tabung C (Asli) Secara Mikroskopis ................................. 9
10. Rupa Darah Tabung A (Aquades + NaCl) Secara Mikroskopis ........... 9
11. Rupa Darah Tabung B (NaCl + Aquades) Secara Mikroskopis ........... 9

iii
iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Dokumentasi kegitan praktikum ............................................................. 15

iv
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan hampir dapat ditemukan di semua tipe perairan di dunia dengan bentuk
dan karakter yang berbeda-beda. Ikan termasuk kelompok vertebrata bernafas
dengan menggunakan insang dan termasuk berdarah dingin (poikilotermik) (AS,
Mira, dan Syarif, 2023) Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar
di dunia yang mana wilayah Indonesia terdiri dari sepertiga daerah perairan. Di
dalam perairan yang luas ini, terdapat keanekaragaman sumber daya ikan yang
melimpah dan memiliki nilai ekonomis bagi para nelayan dan masyarakat yang
berada di perairan Indonesia. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil diidentifikasi
para ahli ichtyologi ada sekitar 20.000-40,000 spesies (Ridwan Manda Putra, et all,
2022).
Menurut Windarti et al., (2023) fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
segala proses yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme ber
sel tunggal maupun bersel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ
serta semua komuinikasi intercellular, baik energetik maupun metabolik. Salah satu
cabang dari ilmu fisiologi adalah fisiologi ikan yakni ilmu yang mempelajari semua
proses yang terjadi dalam tubuh ikan seperti sistem pernapasan, sirkulasi, respirasi,
pencernaan, reproduksi, indra, dan lain sebagainya.
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan oksigen dari perairan ke sel-sel tubuh yan membutuhkan, serta
mengangkut beberapa enzim, zat nutrisi, garam-garam, hormon dan antibody serta
mengangkut karbondioksida dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dll untuk
keluar dari tubuh. Secara umum semua peredaran darah pada vertebrata adalah
sama, meskipun ada beberapa perbedaan di setiap kelompok hewan.
Ikan adalah hewan berdarah dingin ciri khasnya adalah mempunyai tulang
belakang insang dan sirip dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai
medium Di mana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air
untuk bergerak dengan menggunakan serat untuk menjaga keseimbangan tubuhnya
sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah

1
2

angin. Oleh para ideologis ikan didefinisikan secara umum yaitu binatang
vertebrata yang berdarah dingin dalam kurung poikiloterm, hidup di dalam
lingkungan air umumnya bernapas dengan insang pergerakan dan keseimbangan
badannya terutama menggunakan sirip (Burhanuddin, 2015).
Pada ikan, jantung terdiri dari 4 ruangan yakni sinus venosus, atrium, ventrikel,
dan conus arteriosus. Salah atu fungsi jantung dalah memompa darah keseluruh
tubuh. Pada umumnya ikan mempunyai darah yang lebih sedikit dibandingkan
dengan hewan avertebrata lainnya. Volume darah pada ikan bertulang sejati
berkisar antara 2 sampai 4 gram per 100 gram berat badan. Tetapi pada beberapa
jenis ikan seperti tuna volume darah mencapai 8 gram per 100 gram berat badan
(Windarti et al., 2023).

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui bagaimana


rupa darah ikan secara makroskopis dan mikroskopis baik sebelum maupun sesudah
haemolisis. Selain itu praktikum ini juga bertujuan agar dapat mengetahui
perubahan apa saja yang terjadi pada darah ikan jika diberikan atau ditambahkan
beberapa larutan berbeda pada darah yang sama.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini ialah dapat mengetahui rupa darah ikan baik secara
makroskopis maupun secara mikroskopis baik sebelum dan sesudah di haemolisis.
Kemudidan mengetahui berbagai perubahan yang terjadi pada darah ikan jika
diberikan larutan yang berbeda dengan konsentrasi yang berbeda pula.

2
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Lele (Clarias sp)

Salah satu pembudidayaan ikan yang paling digemari oleh masyarakat


adalah ikan lele (Alfiah dan Damayanti, 2020). Ikan lele (Clarias sp) merupakan
salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi oleh massyrakat indonesia.
Fatimah dan Mada (2015) mengatakan bahwa ikan lele tersebar luas di dua benua
yaitu Afrika dan Asia. Mancanegara ikan lele dikenal dengan berbagai sebutan
seperti di Malaysia disebut dengan ikan keli, plamon di Thailand, mali di Afrika,
dan catfish di Inggris. Pada umumnya ikan lele terdapat empat jenis yaitu lele lokal
(clarias batracus), lele dumbo (clarias gariepinus), lele sangkuriang, dan lele
phyton.
Meskipun awalnya spesies ini hidup secara liar namun saat ini ikan lele banyak
dibudidayakan sebagai konsumsi atau dikembangbiakkan sebagai ikan hias di
berbagai negara di Asia. Habitat ikan lele adalah air tawar terutama perairan yang
arusnya tidak terlalu udara seperti sungai danau waduk telaga Rawa serta kolam.
Ikan lele bahkan dapat hidup di perairan yang mengandung sedikit oksigen, karena
ikan ini memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen dari udara di luar air.
Selain itu ikan lele juga relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik.
Namun pada tempat dengan suhu di bawah 20 derajat Celcius dan daerah dengan
ketinggian lebih dari 700 meter pertumbuhan ikan lele pada umumnya tidak begitu
baik.

2.2. Morfologi Ikan Lele (Clarias sp.)

Ikan lele memiliki kepala pemanjang yang hampir seperempat panjang


tubuhnya serta memiliki sepasang mata kecil yang mengenali warna. Ikan lele
memiliki lubang hidung yang sangat peka terhadap bau yang tajam. di dalam mulut
bagian dalam ikan lele terdapat gigi yang berupa permukaan kasar dan di sekitar
mulutnya terdapat empat pasang bubble atau sungut yang berfungsi sebagai organ
sensor untuk memperkuat kemampuan organ penciuman ikan lele dikarenakan
indra penglihatan ikan lele yang kurang baik. Ikan lele memiliki badan yang agak

3
4

bulat memanjang tanpa sisik melainkan berlendir hal ini membuat badan ikan lele
menjadi licin.
Bagian tengah badannya berbentuk bulat sedangkan bagian belakangnya
berbentuk pipih menyamping. Ada 5 jenis sirip yang terdapat pada ikan lele yaitu
sirip dorsal sirip pectoral sirip sentral sirip anal dan sirip caudal. Sirip di bagian
dada dilengkapi dengan sepasang duri tajam yang dikenal dengan sebutan patil.
Patil ini berfungsi untuk membantu melarikan diri dari musuh serta memudahkan
lele bergerak dengan cepat sekaligus mempertahankan lebih lama di daratan. Secara
umum ikan lele berwarna gelap yaitu hitam atau abu-abu meskipun ada ikan lele
berwarna lain seperti belang putih atau merah namun jumlahnya sangat jarang dan
biasanya hanya menjadi ikan hias.
Sesuai klasifikasinya lele termasuk filum chordata atau hewan bertulang
belakang. Sistem peredaran darah ikan lele tersusun atas darah, organ jantung,
pembuluh darah, dan limpa. Sama sepertinya pada manusia pembuluh darah ikan
lele akan mengirim darah ke seluruh tubuh dan mengangkutnya kembali ke jantung
pembuluh darah tersebut terdiri dari aorta, vena, arteri, dan kapiler. Jika pembuluh
darah ikan pecah misalnya karena terbentur tentunya darah akan keluar. Untuk
memulihkannya kembali diperlukan asupan energi yang lebih banyak dari biasanya.

4
5

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi perikanan mengenai “Rupa Darah Secara Mikroskopis Dan


Makroskopis Sebelum Dan Sesudah Haemolisis” dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 14 Maret 2024 yang berlangsung pada pukul 07.30–09.30 WIB yang
bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah berupa buku Penuntun
Praktikum Fisiologi Hewan Air, jarum suntik, spuit, tabung reaksi, toples, cawan
petri, penyikat tabung reaksi, objek glass/preparat, pipet tetes, nampan, serbet,
tissue, pena, pensil, penggaris, penghapus, dan mikroskop. Sedangkan bahan yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah darah ikan lele (Clarias sp), es batu,
larutan ethanol, aquadesh, NaCl, pewarna giemsa, air.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode pengamatan secara
langsung terhadap darah ikan yang sudah disediakan sebagai objek. Darah tersebut
diambil dari tubuh ikan mengguanakan jarum suntik kemudian diamsukkan
kedalam tiga tubung reaksi dan diberikan larutan yang berbeda setiap tabungnya.

3.4. Prosedur Praktikum

3.4.1. Cara Mengambil Darah

Tahapan pertama yang dilakukan dalah menyiapkan bahan dan alat


praktikum yang akan dilakukan. Kemudian sebelum mengambil dara ikan lele,
maka dilakukan pembiusan terlebih dahulu yaitu dengan cara memasukkan ikan
kedalam tolples yang berisi Es batu dan tunggu sampai ikan tidak sadar lagi. Selagi
menunggu ikan dibius, jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 110% untuk
mencegah pembekuan darah. Setelah ikan dibius, ikan diambil darahnya dengan
cara ikan diletakkan diatas nampan kemudian tutup kepalanya dengan serbet yang

5
6

sudah dibasahi (agar dapat mengurangi stess pada ikan) dan jarun suntik ditusukkan
ke vena caudalis yaitu 2-3 sisik dibawah linea lateralis. Hentikan tususkan jika
jaurm suntik menyentuh tulang atau terasa keras dan vena caudalis sudah tertusuk
tunggu sebentar hingga darah mengalir kedalam spuit kemudian tarik spuit perlahan
sampai mendapatkan volume darah yang diinginkan. Setelah itu darah dimasukkan
kedalam tiga tabung reaksi/ eppendorf (A, B, dan C) yang sudah diberi larutan
EDTA 10% agar darah tidak membeku.

3.4.2. Cara Menyiapkan Sampel Darah Ikan Untuk Proses Haemolisis

Ambil 3 buah tabung reksi dan diberi label A, B dan C. Kemudian, ke dalam
tiap-tiap tabung masukkan 1 ml darah ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 ml
aquades. Pada tabung B masukkan 1 ml NaCl 3 % dan darah pada tabung C
dibiarkan seperti semula atau tidak ditambah apa-apa. Tabung dikocok, lalu
dibiarkan selama 5 menit. Buatlah preparat ulas/ usap darah dari darah yang sudah
diperlakukan tersebut. Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian
ujung dari objek glass. Kemudian ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu
ujungnya pada tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek glass
untuk menggeser darah dalam posisi sudut 450 C terhadap objek glass tempat darah
diteteskan). Angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang pada
cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan
menggunakan mikroskop. Darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1 ml larutan
NaCl 3 %. Darah pada tabung B ditambah dengan 1 ml aquades. Dengan demikian
perbandingan volume darah, air, dan larutan NaCl 3% pada tabung A, B ,dan C
menjadi sama. Perhatikan apakah sifat tembus cahaya pada darah di tabung A dan
B juga sama.

3.4.3. Cara Pembuatan Sampel Untuk Pengamatan Jenis-Jenis Darah

Buatlah preparat ulas darah dari darah setiap tabung termasuk termasuk
tabung yang berisi darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl maupun aquades).
Preparat di keringkan selama 5 menit. Preparat dicelup pada ethanol murni dan
dikeringkan sekitar 5 menit. Preparat dicelup dalam larutan Giemsa dan
dikeringkan selama 5 menit. Preparat dicuci dengan air bersih dengan cara dicelup-
celupkan ke dalam air sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih. Preparat

6
7

dekeringkan lagi dan siap diamati dibawah mikroskop. Kemudain gambarlah


bentuk-bentuk sel darah merah dan putih. Amatilah bentuk inti serta kondisi
sitoplasmanya.

7
8

IV. HASIL DAN PENGAMATAN

4.1. Hasil

Dari sampel darah-darah ikan yang telah diamati dengan memerikan larutan
yang berbeda maka didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1. Ikan Lele (Clarias sp)

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp)

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ossariophyyci
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.

4.1.2. Rupa Darah Secara Makroskopis

Gambar 1. Tabung A Gambar 2. Tabung B Gambar 3. Tabung C

8
9

Gambar 4. Tabung A Gambar 5. Tabung B

4.1.3. Rupa Darah Secara Mikroskopis

Gambar 6. Tabung A Gambar 7. Tabung B Gambar 8. Tabung C

Gambar 9. Tabung A Gambar 10. Tabung B

Darah merupakan zar cair yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup tak
terkecuali dengan ikan. Menurut Sesques dan Jonhson (2017) darah ikan
merupakan parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan
ikan, karena darah sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan.

9
10

Parameter darah yang diukur yaitu jumlah eritrosit, leukosit, kadar hematokrit,
kadar leukokrit serta identifikasi jenis leukosit ikan.

4.2. Pembahasan

Darah biasanya tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan karena sifat-sifat optik
eritosit yang terdapat dalam darah. Jika sel-sel ini dilarutkan dalam suatu cairan
yang berbedakonsentrasi garamnya, atau jika sel-sel ini membengkak karena proses
difusi/ osmosa, maka haemoglobin akan lepad dan darah menjadi tembus cahaya.
Darah yang tidak tembus cahaya mempunyia sifat seperti cat penutup sedangkan
darah yang tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat lak (pernis).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada rupa darah secara
makroskopis maka pada tabung A (aquades) darah dapat ditembus oleh cahaya,
warna darah agak merah pekat, dan tidak terlalu kental. Pada tabung B (NaCl) darah
berwarna merah pekat , teksturnya kental dan menggumpal, dan darah tidak dapat
ditembus oleh cahaya. Pada tabung C (darah asli) darah tidak bisa ditembus oleh
cahaya dan warna darah merah pekat. Pada tabung A (aquades + NaCl) darah dapat
ditembus oleh cahaya, berwarna merah cerah, pada bagian atas terdapat gelembung,
dan teksturnya cair. Sedangkan pada tabung B (NaCl + aquades) pada bagian atas
tembus cahaya tetapi bagian bawah tidak tembus cahaya, dibagian atas terdapat
buih, pada bagian atas berwarna merah cerah akan tetapi pada bagian bawah
berwarna merah pekat, dan teskturnya cair.
Pembentukan darah pada hewan muda terjadi di dalam kantong kuning telur,
hati dan limpa. Sedangkan pada hewan dewasa pembentukan darah tersebut terjadi
pada sumsum tulang ginjal dan limpa. Khusus pada ikan darah hanya terbentuk
dalam ginjal dan limpa. Sel-sel darah berkembang biak dengan cara bertingkat.
Darah ikan terdiri dari sel-sel darah yang terdapat dalam plasma dan bersirkulasi
pada jaringan tubuh. Sel darah terdiri dari sel darah merah dan sel darah putih. Sel
darah pada ikan berbentuk lonjong pipih dan mempunyai sebuah inti. Sel darah
merah berperan penting dalam proses transportasi oksigen serta zat-zat lain
sedangkan sel darah putih lebih berperan dalam sistem pertahanan tubuh.
Sel darah merah pada ikan merupakan suatu sel yang berbentuk seperti cakram
yang oval ( panjang sekitar 12-14 µ dan lebar sekitar 8,5- 9,5 µ) kita mempunyai
inti. Membran sel darah merah ini bersifat permeabel terhadap air, glukosa urea

10
11

tetapi infermeabel terhadap barang-barang. Air dapat masuk melalui membran sel
oleh karena itu bila sel darah dimasukkan ke dalam larutan yang hipotonis sel darah
merah akan mengembang dan kemudian pecah. Peristiwa pecahnya sel darah merah
sehingga isinya menyebar disebut dengan haemolisa. Bila sel darah merah
dimasukkan ke dalam larutan hipertonis maka air dalam sel akan mengalir keluar
sehingga sel darah merah menjadi mengerut. Namun bila darah dimasukkan ke
dalam larutan yang isotonis dengan darah tersebut maka tidak akan terjadi
perubahan apapun. Cairan yang isotonis dengan darah ini disebut dengan cairan
fisiologis.

11
12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Melalui praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa darah ikan dapat
ditembus oleh cahaya dan tidak dapat ditembus oleh cahaya, hal ini tergantung pada
larutan apa yang ditambahkan pada darah. Rupa darah secara mikroskopis baik
sebelum dan sesudah haemolisis adalah darah dapat berwarna merah pekat, merah
biasa, teksturnya bisa kental dan cair, dapat ditembus oleh cahaya dan tidak dapat
ditembus oleh cahaya, memiliki busa jika diberi larutan NaCl dan Aquades. Setiap
tabung darah memiliki perubahan yang signifikan jika diberi larutan yang bereda.

5.2. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan adalah jumlah ikan yang digunakan jauh
lebih banyak sehingga semua peserta pratikum bisa melakukan pengambilan darah.
Dan peralatan yang terdapat di Laboratorium Biologi Perairan agar lebih dilengkapi
lagi seperti jumlah jarum suntik dan ikan yang menjadi objek praktikum sehingga
semua praktikkan dapat mengambil darah ikan tanpa harus menunggu praktikkan
lain. Dan sebaliknya peralatan yang sudah ada lebih dipertahankan, agar praktikum
kedepannya lebih baik dari praktikum sebelumnya. Diharapkan kepada praktikan
agar bisa lebih memahami materi yang akan dipraktikumkan maupun yang telah
dipraktikumkan agar praktikum dapat berjalan dengan baik.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Alfiah dan Damayanti. (2020). Aplikasi Marketplace Penjualan Hasil Panen Ikan
Lele (Studi Kasus: Kabupaten Pringsewu Kecamatan Pagelaran). Bandar
Lampung. Jurnal: Universitas Teknokrat Indonesia.

AS, Wahdaniyah., Mira Artinah., Syarif Hidayatullah Amrullah. (2023). Sistem


Peredaran Darah Ikan. Makassar. Jurnal: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.

Burhanudin, Andi Iqbal. (2015). Ikhtiologi Ikan Dan Segala Aspek Kehidupannya.
Sleman. CV Budi Utama.

Fatimah, Endah Nur dan Mada Sari. (2015). Kiat Sukses Budidaya Ikan Lele.
Jakarta. Bibit Publisher.

Isnaeni, Wiwi. (2006). Fisiologi Hewan. Depok. PT Kanisius.

Ridwan, Manda Putra et al., (2022) Biologi Perikanan. Pekanbaru. Universitas Riau
Press.

Windarti et al., (2023). Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru. Universitas Riau Press.

13
14

LAMPIRAN

14
15

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan praktikum

Pembiusan Ikan Lele Pengambila darah suntik berisi darah ikan


dengan minyak cengkeh

Tabung A diberi aquades Tabung B diberi NaCl Tabung C tidak diberi


apapun

Tabung A diberi NaCl Tabung B diberi aquades Preparat dicelupkan


dalam ethanol

15
16

Semua preparat darah Semua preparat darah Preparat dikeringkan


dikeringkan dicelupkan dalam
pewarna giemsa

Preparat dicelupkan Preparat darah kembali


kedalam air dikeringkan

16

You might also like