You are on page 1of 10

Teknisia

Vol. 28, No. 01, Mei 2023, pp.024-034


E-ISSN: 2746-0185 24

Analisis kinerja Cold Paving Hot Mix Asbuton dengan Filler Portland
Cement terhadap intensitas rendaman

Andri Irfan Rifai1,*, Muhammad Hafidh2, Muhammad Isradi2, Joewono Prasetijo3


1Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Internasional Batam, Indonesia
2Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana, Jakarta, Indonesia
3
Faculty of Engineering Technology, University Tun Hussein Onn, Malaysia

Article Info Abstract


Article history: Using Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) is an alternative to road
Received: May, 9 2023 preservation needs in the form of quick patching in Indonesia, which is
Revised: May, 26 2023 considered optimal. However, until now, CPHMA still needs to be
Accepted: May, 29 2023 considered strong against natural challenges with high rainfall. This
Available online: paper aims to test the performance of CPHMA with Portland cement
May, 31 2023
filler against the Immersion Test. The immersion test is a laboratory
model as an approach to immersion due to rainfall on road
Keywords: preservation. The test specimens were selected based on the optimum
CPHMA asphalt content, comprising 57 pieces, and carried out in the laboratory
Immersion with various Indonesian National Standard tests. Then the Marshall test
Pavement Preservation was carried out with standard conditions (2x75 collisions) to determine
Quick pathing density, stability, yield, Marshall quotient, standard durability tests,
and modified durability to determine the durability index value. The
Corresponding Author: Immersion test results showed that CPHMA with 1% Portland cement
Andri Irfan Rifai, as filler and optimum asphalt content of 6% could withstand immersion
andri.irfan@uib.ac.id for three days, 7 hours, 37 minutes 15 seconds. The duration of the
immersion is relatively long compared to the period of immersion in the
field due to the rain that occurred.

Copyright © 2023 Universitas Islam Indonesia


All rights reserved

Pendahuluan keterbatasan aspal minyak dengan harga yang


cenderung naik (Odhiambo, 2020).
Indonesia merupakan negara yang memiliki
aspal alam di Pulau Buton yang biasa disebut Asbuton mengandung binder berupa bitumen
dengan Asbuton. Jumlah cadangan Asbuton kualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai
yang terdapat di Pulau Buton diperkirakan bahan pengikat campuran bahan jalan atau
berjumlah 677.247.000 ton (Hidayatulloh, bahan konstruksi jalan (Chen, dkk., 2020).
dkk., 2021). Selama ini Perusahaan nasional Beberapa upaya dilakukan baik oleh
Indonesia hanya sanggup menyediakan pemerintah maupun swasta nasional, untuk
material aspal berkualitas tinggi yang sesuai mengembangkan dan memanfaatkan Asbuton
dengan standar internasional sebanyak 0,6 juta khususnya untuk pembangunan jalan (Yang,
ton/tahun yang berasal dari residu minyak 2020). Salah satu teknologi penggunaan
bumi, sedangkan kebutuhan material yang Asbuton yang baru berkembang saat ini
berkualitas tinggi dan sesuai dengan standar adalah Cold Paving Hot Mix Asbuton
adalah sekitar 1,2 juta ton/tahun (Bethary, (CPHMA). CPHMA adalah campuran
dkk., 2019). Kondisi tersebut menyebabkan Asbuton yang terdiri dari agregat, Asbuton
diperlukannya pemanfaatan bahan lain yang butir, peremaja dan bahan tambah lain yang
tersedia di dalam negeri untuk memenuhi dicampur panas hampar dingin (Rahman,
kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan 2023). CPHMA memiliki keunggulan yaitu
jalan. Selain itu, pemanfaatan bahan lain juga dalam penggunaannya dapat dipadatkan
menjadi bagian dalam menyiasati dingin sehingga sangat cocok digunakan
untuk daerah yang berada jauh dari lokasi
E-ISSN: 2746-0185

Asphalt Mixing Plant (AMP) (DGH, 2020). (immersion) sampel aspal di laboratorium dan
Tetapi saat dilakukan implementasi kemudian dibandingkan dengan kondisi saat
dilapangan, CPHMA juga memiliki beberapa ini.
kelemahan. Salah satu kelemahan yang terjadi
adalah workability, hal tersebut terjadi karena Preservasi jalan
campuran yang sudah dingin lebih kaku Jalan adalah salah satu prasarana transportasi
sehingga lebih sulit dipadatkan (Hafezzadeh, darat yang digunakan untuk mendukung lalu
dkk., 2021). lintas kendaraan. Pemeliharaan jalan yang
Implementasi penggunaan CPHMA di terprogram dapat menjaga umur rencana
Indonesia dapat dilakukan untuk secara optimum (Rifai, dkk., 2022). Pada
pemeliharaan rutin jalan, seperti menambal dasarnya perencanaan umur perkerasan jalan
lubang, retakan, bahkan kubangan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
menimbulkan kecelakaan bagi penggunan lalu lintas yang ada, umumnya didesain dalam
jalan (Wang, dkk., 2022). Namun penerapan kurun waktu antara 10-20 tahun (Kilić
CPHMA masih mengalami beberapa kendala Pamuković, dkk., 2020). Kondisi tersebut
dari potensi rendaman air di badan jalan. menunjukan bahwa jalan diasumsikan tidak
Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh curah mengalami kerusakan dalam 5 tahun pertama,
hujan yang tinggi di Indonesia. Selain itu namun jalan sudah rusak sebelum 5 tahun
tantangan didapatkan karena kurangnya pertama pada realita yang ada (Triyanto, dkk.,
fasilitas drainase perkerasan dalam 2020). Pertimbangan pemilihan jenis
mengalirkan curah hujan (Dibaba, 2018). perkerasan jalan dalam implementasinya
Gangguan air pada perkerasan akan memperhatikan faktor teknis, pendanaan,
mempengaruhi ikatan antara aspal dan agregat kenyamanan dan keamanan, serta tidak jarang
yang mempercepat terjadinya oksidasi berhubungan dengan aspek politis (Del
sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan Giudice, dkk., 2017).
dini pada lapisan permukaan jalan (Wang, Kerusakan perkerasan jalan di Indonesia pada
dkk., 2019). Kerusakan dini yang terjadi dapat awalnya disebabkan oleh penggenangan air
menimbulkan penurunan kinerja jalan secara yang cukup lama (Rifai, dkk., 2018).
pemanen, sekaligus dapat menambah Penggenangan air pada permukaan perkerasan
anggaran pemeliharaan yang tidak diperlukan ini akan mempengaruhi kekuatan lekat aspal
(Rifai, dkk., 2016). yang akan menyebabkan terjadinya peresapan
Kondisi kerusakan jalan akibat rendaman air air ke dalam rongga lapis perkerasan yang ada
merupakan tantangan di wilayah dengan curah dibawahnya (Anupam, dkk., 2021). Akibat
hujan yang tinggi. Apabila jalan terendam selanjutnya adalah penurunan daya dukung
dalam waktu yang relatif lama, maka potensi lapis perkerasan serta beban lalu-lintas yang
terjadinya kerusakan dini menjadi lebih tinggi berulang-ulang akan mempercepat kerusakan
lagi. Kondisi riil tersebut diharapkan dapat sebelum tercapainya umur rencana (Lu, dkk.,
disiasati secara teknis, agar dapat bersifat 2018). Apabila disederhanakan, maka jenis
ilmiah. Sebelum dilakukan uji secara riil kerusakan jalan dapat disederhanakan
tentang potensi Asbuton melayani kebutuhan menjadi dua kemungkinan. Pertama adalah,
tambal cepat mantap, perlu dilakukan kerusakan lapis permukaan yang berkaitan
pengujian model terlebih dahulu. Kondisi langsung dengan kerusakan pada lapis-lapis
lapangan harus dimodelkan sehingga mampu bawah atau lapis pondasi atas (Rifai, dkk.,
mewakili berbagai uji dalam kondisi normal. 2015). Kerusakan pada lapisan- lapisan bawah
Untuk itu, maka diperlukan suatu pengujian di ini seringkali terjadi sebagai akibat drainase
laboratorium dengan membuat beberapa yang tidak memadai. Kedua, kerusakan yang
sampel yang spesifikasinya sama dengan lama semata-mata terjadi pada lapis permukaan,
pengujian terhadap rendaman air. Tujuan terlepas dari kondisi lapisan-lapisan di
penulisan paper ini adalah melakukan uji bawahnya. Persoalan ini merupakan persoalan
kinerja penggunaan CPHMA sebagai diluar perencanaan teknis dan penyebabnya
perwakilan uji kekuatan aspal buton. Uji cenderung kearah pelaksanaan dan
kinerja dilakukan dengan menguji rendaman pengawasan pekerjaan di lapangan (Isradi,

Rifai, dkk – Analisis kinerja Cold Paving Hot Mix Asbuton dengan … 25
E-ISSN: 2746-0185

dkk., 2022). Salah satu penanganan untuk perkerasan jalan karena lebih cepat mengeras,
penggenangan air adalah badan jalan harus peka terhadap temperatur dan beracun.
memiliki kemiringan melintang yang cukup
Potensi aspal alam di Indonesia sangat besar
sehingga air dapat cepat terbuang, tidak hanya
yaitu Asbuton. Pulau Buton Secara Geografis
kemiringan di jalur lalu lintas tetapi juga
Terletak antara 122̊ 42’ – 123 ̊ 42’ Bujur
kemiringan di bahu jalan agar air dapat
Timur dan 4 ̊ 30’ Lintang Selatan. Terletak di
mengalir dan masuk ke saluran samping yang
ujung South East Celebes atau lebih tepatnya
mempunyai kedalaman dibawah permukaan
pada Kabupaten Buton. Pulau ini bentuknya
tanah dasar (Lubis, 2021).
memanjang dari utara ke selatan sepanjang
Lapisan perkerasan mudah rusak akibat 150 km dan lebar antara 15 – 60 km. Asbuton
genangan air disebabkan oleh sifat dasar dari ini adalah aspal alam berupa rock asphalt
bahan pembentuk campuran aspal itu sendiri. yang terdiri dari campuran batu kapur, pasir
Aspal memiliki sifat yang tidak terlalu kuat dan bitumen (sekitar 15 % - 35 %) (Ridwan,
terhadap rendaman air. Selain itu, agregat dkk, 2023). Bitumen ini awalnya berasal dari
yang menjadi bahan campuran memiliki minyak bumi yang dekat dengan permukaan
kelemahan terhadap gangguan air. Agregat bumi. Melalui periode waktu yang panjang
yang berasal dari batuan vulkanik dan berlangsung secara alamiah, terjadi
mengandung silica dan bahan yang tidak penguapan fraksi ringan dari minyak bumi
dikehendaki dalam kadar yang tinggi. Batuan yang akhirnya tinggal bitumennya. Jenis rock
pasir vulkanik hitam sering mempunyai asphalt di Indonesia hanya ada di Pulau
lapisan silica yang tipis. Kondisi tersebut Buton, sedangkan di dunia terdapat pula di
menjadikan pasir bersifat Pozzolanic tinggi, Perancis, Texas (USA), Jerman, Italia, dan
sementara aspal sangat sulit melekat terhadap Swiss. Kadar aspal yang dimiliki oleh
silica sehingga apabila terkena roda kendaraan Asbuton merupakan yang tertinggi di antara
serta genangan air akan mudah mengelupas. tempat lainnya yang hanya mempunyai
Hal ini karena bahan-bahan yang tidak kandungan sebesar 9 % (Wang & Xing, 2021).
dikehendaki dan bersifat non-monolithic
Partikel Asbuton terdiri dari bahan mineral,
mempunyai daya rusak yang tinggi (Long,
bitumen dan air, berwarna hitam kecoklatan,
dkk., 2022).
porous, relatif ringan dan pada umumnya
Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) mineral Asbuton terdiri dari batuan kapur
(limestone). Pengamatan dengan alat
Aspal didefinisikan sebagai material berwarna elektronik terhadap contoh Asbuton
hitam atau coklat tua yang pada temperatur menunjukan kandungan mineral globigerines
ruang berbentuk padat sampai agak padat. limestone dengan ukuran + 200 mikron (0,2
Aspal merupakan material yang thermoplastic mm). Mineral globigerines limestone ini
yaitu melunak dan menjadi cair jika relatif keras dan stabil serta memiliki dinding
dipanaskan dan akan kembali kental dan luar yang berpori banyak. Selanjutnya Mineral
mengeras jika didinginkan. Hydrocarbon Asbuton berdasarkan hasil analisa kimia
adalah bahan dasar utama dari aspal yang mengandung Silika (8%-13%), Besi Oksida
umum disebut bitumen, sehingga aspal sering (2%-3%), Kalsium Oksida (39%-47%),
disebut bitumen. Bitumen mempunyai sifat Aluminium Oksida (1%-3%), Magnesium
berlemak serta tidak larut dalam air Oksida (0%-3%), Sulfat (0%-3%), Kalsium
(Khusnutdinov, dkk., 2021). Berdasarkan cara Oksida (0%-5%), Natrium Oksida (0%-1%),
memperolehnya, aspal dikelompokan menjadi dan hilang pijar termasuk CO2 sekitar (37%-
aspal alam seperti rock asphalt contohnya 40%) (Ribal, dkk., 2017).
Asbuton dan lake asphalt seperti Bermudez,
Trinidad (Maharaj, 2023). Selanjutnya adalah Perkembangan ilmu dan pengetahuan
Aspal buatan, yang terdiri dari aspal minyak mendorong inovasi pemanfaatan Asbuton.
dan ter. Aspal minyak merupakan hasil Kondisi tersebut didorong oleh berbagai
penyulingan minyak bumi, sedangkan ter kebutuhan lapangan dalam mendukung
adalah merupakan hasil penyulingan batu preservasi jalan di Indonesia yang memiliki
bara. Ter tidak umum digunakan untuk panjang jalan dan rentang jangkauan yang
cukup luas. Preservasi jalan di Indonesia

26 Teknisia, Vol. 28, No. 01, Mei 2023


E-ISSN: 2746-0185

memerlukan langkah-langkah komprehensif campuran agregat dan aspal terhadap flow.


guna memenuhi berbagai tantangan yang Stabilitas adalah kemampuan campuran aspal
terjadi di lapangan (Rifai, dkk., 2016). Salah untuk menahan deformasi akibat beban yang
satu inovasi tersebut adalah membuat bekerja tanpa mengalami deformasi permanen
formulasi Asbuton agar menjadi bahan mudah seperti gelombang, alur ataupun bleeding
hampar yang siap pakai. CPHMA adalah yang dinyatakan dalam satuan kg atau lb. Nilai
campuran Asbuton yang terdiri dari agregat, stabilitas diperoleh dari hasil pembacaan
Asbuton butir, peremaja dan bahan tambah langsung pada alat Marshall Test sewaktu
lain yang dicampur panas hampar dingin. melakukan pengujian Marshall.
CPHMA memiliki keunggulan yaitu dalam
Metode penelitian
penggunaan CPHMA dapat dipadatkan dingin
sehingga sangat cocok digunakan untuk Pemeriksaan material pembentuk CPHMA
daerah yang berada jauh dari lokasi AMP dilakukan di Laboratorium Asphalt Mixing
(Gusty, 2021). Tetapi CPHMA juga memiliki Plant PT. Hutama Prima, Bogor, Indonesia.
kelamahan pada aplikasinya di lapangan Beberapa Langkah awal dimulai dengan
dalam hal workability karena campuran yang melakukan pemeriksaan dasar terhadap
sudah dingin lebih kaku sehingga lebih susah material aspal. Pemeriksaan tersebut untuk
untuk dipadatkan karenanya mempengaruhi memastikan bahwa aspal yang digunakan
kinerja campuran. telah memenuhi ketentuan aspal berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
Campuran bahan CPHMA baik curah maupun
berlaku yaitu mengacu pada Spesifikasi Bina
kemasan dapat digunakan sebagai bahan
Marga 2018. Selanjutnya dilakukan uji
tambalan maupun pelapis. Gradasi agregat
agregat yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu
bahan CPHMA dalam bentuk kemasan
agregat kasar yaitu agregat, abu batu dan
maupun curah harus memenuhi standar yang
agregat halus. Pengujian agregat terdiri dari
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina
analisis saringan, berat isi, berat jenis yang
Marga tahun 2020. Gradasi agregat bahan
teridiri dari berat jenis bulk, SSD, berat jenis
CPHMA diperoleh berdasarkan pengujian
semu, dan penyerapan. Pengetesan
hasil ekstraksi. Bahan CPHMA curah maupun
selanjutnya adalah indeks kepipihan dan nilai
kemasan harus dipadatkan pada temperatur
setara pasir hanya untuk abu batu. Material
pemadatan 30°C (± 3°C) sesuai dengan
yang diuji dapat dilihat pada Gambar 1
ASTM D6926-10 (Standard practice for
preparation of bituminous specimens using
marshall apparatus). Agregat sebagai bahan
utama harus memiliki ketahanan terhadap
strength, hardness, toughness, soundness dan
resistance to stripping (Xu, dkk., 2017).
Untuk menentukan aspal yang cocok pada
konstruksi jalan, bermacam-macam pengujian
fisik dilakukan oleh beberapa lembaga seperti
ASTM, The Asphalt Institute, dan British
Standart Institution. Gambar 1. Material
Implementasi CPHMA di Indonesia juga tetap Tahap selanjutnya adalah pengujian Asbuton.
harus memperhatikan persyaratan dan Material Asbuton yang dipakai dalam
melewati uji material. Pengujian tersebut penelitian ini adalah Asbuton B20 yang
adalah pengujian penetrasi, titik lembek, titik diambil dari Lawele, Sulawesi Tenggara.
nyala dan titik bakar, serta viskositas yang Pengujian yang dilakukan adalah kadar aspal,
harus sesuai dengan nilai-nilai yang penetrasi, titik lembek, dan berat jenis.
ditentukan oleh Directorate Generel of
Setelah uji material dilakukan dan dipastikan
Highway (Almusawi, dkk., 2021). Salah satu
bahwa semua bahan telah memenuhi standar,
alat laboratorium yang menentukan rancangan
dilakukan pembuatan benda uji untuk
campuran adalah alat Marshall. Pengujian
penentuan Optimum Asphalt Content (OAC) /
Marshall bertujuan untuk mengukur stabilitas

Rifai, dkk – Analisis kinerja Cold Paving Hot Mix Asbuton dengan … 27
E-ISSN: 2746-0185

kadar aspal optimum sebanyak 15 benda uji.


Pengujian dilakukan dengan 5 percobaan
kadar aspal yaitu 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan
7%. Hal tersebut dilakukan agar dapat
menentukan kadar aspal untuk pembuatan
campuran CPHMA berdasarkan hasil
pengujian volumetriknya. Pengujian
volumetrik adalah pengujian untuk
Gambar 2. Benda Uji
mengetahui nilai kepadatan dan nilai pori
campuran yaitu VMA, VIM, dan VFA. Dalam pembuatan benda uji dibutuhkan
Pengujian tersebut meliputi ukuran tinggi, gradasi agregat dan perhitungan OAC rencana
berat kering di udara, berat dalam air, dan yang sesuai dengan spesifikasi. Gradasi yang
berat dalam kondisi SSD dari masing-masing digunakan pada modifikasi ini adalah gradasi
benda uji. Berdasarkan hasil pengujian menurut Spesifikasi Bina Marga 2018 Revisi
volumetrik tersebut maka nanti akan di 2. Setelah didapatkan nilai stabilitas dan flow
ketahui kadar aspal yang paling bagus dan pada pengujian menggunakan alat Marshall,
lebih memenuhi spesifikasi untuk campuran kemudian dilanjutkan dengan perhitungan
sesuai spesifikasi SNI. Setiap kadar aspal parameter Marshall yaitu VIM, VMA, VFA,
dibuat 3 benda uji sehingga terdapat 15 benda berat volume, dan parameter lain. Hasil
uji. Adapun dilakukannya uji volumetrik yang pengujian kemudian dijelaskan dalam bentuk
meliputi pengukuran diameter, tebal dan berat grafik hubungan antara kadar aspal dan
benda uji di udara, kemudian dilakukan untuk parameter Marshall.
mendapatkan SGmix, dan porositas.
Setelah nilai kadar aspal optimum didapatkan,
Test specimen sendiri terdiri dari mold maka untuk percobaan tahap ke-2 adalah
berbentuk silinder dengan diameter 10,2 cm (4 pembuatan benda uji berdasarkan kadar aspal
inci) dengan tinggi 7,5 cm (3 inci) untuk optimumnya. Benda uji yang dibuat adalah
marshall standar. Untuk besarnya campuran sebanyak 42 benda uji dengan uraian dapat
yang dimasukan ke dalam mold dengan dilihat pada Tabel 1. Kemudian dilakukan uji
ukuran tersebut yaitu sebanyak 1200 gram Marshall dengan kondisi standar (2x75
karena sudah sesuai dengan ukuran gradasi tumbukan) untuk menentukan kepadatan,
material sebelumnya. Benda uji untuk mencari stabilitas, kelelehan dan hasil bagi Marshall,
OAC yang digunakan dalam penelitian ini serta pengujian durabilitas standar dan
dapat dilihat pada Gambar 2. durabilitas modifikasi untuk menentukan nilai
indeks durabilitas. Total benda uji yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak
57 benda uji. Jumlah tersebut merupakan hasil
penjumlahan dari 15 benda uji guna
menentukan OAC dan 42 benda uji untuk
pengujian immersion (rendaman) guna
mengetahui hasil dari pengaruh rendaman air
terhadap CPHMA dengan Portland Cement
sebagai filler.
Tabel 1. Model benda uji
Durasi Perendaman Optimum Asphalt Marshall Test Jumlah Benda
No.
(Jam) Content (%) 30 Menit 24 Jam Uji
1 0 By Design 3 3 6
2 3 By Design 3 3 6
3 6 By Design 3 3 6
4 12 By Design 3 3 6
5 24 By Design 3 3 6
6 48 By Design 3 3 6
7 96 By Design 3 3 6

28 Teknisia, Vol. 28, No. 01, Mei 2023


E-ISSN: 2746-0185

Pada pengujian rendam (immersion test), holistik ini meliputi pemilihan agregat dan
benda uji direndam dalam bak perendaman bahan pengikat, persiapan sampel percobaan,
(waterbath) pada suhu ruang selama 30 menit pengujian beban dan uji laboratorium sifat
dan dilakukan uji stabilitas Marshall. Setelah material. Fokusnya adalah pada penentuan
benda uji di rendam selama 30 menit, benda kadar aspal optimum yang akan memberikan
uji dikeluarkan dari bak perendaman dan kekuatan maksimum pada campuran dengan
diletakkan tepat di tengah pada bagian bawah deformasi minimum dari beban gandar.
kepala penekan. Kemudian kepala penekan Stabilitas Marshall dan nilai uji aliran,
dinaikkan hingga menyentuh atas cincin densitas, dan rongga udara dalam campuran
penguji kemudian kedudukan jarum arloji dan agregat mineral semuanya digunakan
penekan dan arloji flow diatur pada angka nol. untuk evaluasi percobaan campuran aspal lab-
Pembebanan dilakukan hingga kegagalan mixed, lab-compacted (LMLC). Uji stabilitas
benda uji terjadi, yaitu pada saat arloji dan aliran Marshall juga dapat memantau
pembebanan berhenti dan mulai kembali produksi campuran aspal menggunakan plant
berputar menurun. Pada saat itu pula arloji mix, laboratory compacted (PMLC). Dengan
kelelehan dibaca. Titik pembacaan pada saat metode Marshall mendapatkan OAC 6%,
benda uji mengalami kegagalan adalah seperti dapat dilihat pada Gambar 3.
merupakan nilai stabilitas Marshall. Setelah
Setelah didapatkan OAC, dilanjutkan dengan
karakteristik marshall didapatkan, selanjutnya
penambahan filler berupa semen dengan
dengan grafik dibuat berdasarkan
variasi 1%, 2%, dan 3%. Hasil penelitian
karakteristik marshall yang didapatkan seperti
menunjukan penggunaan filler semen
Density, VMA, VIM, VFA, Stabilitas, Flow,
sebanyak 1% mencapai nilai optimal. Hasil
dan MQ
pengujian memiliki stabilitas sisa yang paling
Hasil dan pembahasan tinggi yaitu sebesar 96,08%. Benda uji
disusun berdasarkan hasil formula optimal
Optimum Asphalt Content (OAC) untuk dilakukan uji perendaman. Jumlah
Metode desain campuran aspal menggunakan benda uji adalah sebanyak 42 buah dan
metoda Marshall ini secara luas telah direndam sesuai dengan variasi waktu
dipraktekkan di laboratorium bahan rendaman sesuai skenario. Setelah benda uji
konstruksi. Metode ini dilakukan untuk selesai direndam sesuai kurun waktu yang
memilih proporsi bahan agregat dan aspal ditentukan dilakukan pengujian parameter
guna konstruksi perkerasan. Pendekatan Marshall.

Gambar 3. Mix design asphalt concrete dengan Marshall Method

Rifai, dkk – Analisis kinerja Cold Paving Hot Mix Asbuton dengan … 29
E-ISSN: 2746-0185

stabilitas. Flow mengambarkan perubahan


Uji rendam (immersion test) bentuk plastis dari suatu campuran aspal yang
Hasil uji flow dengan variasi lama terjadi akibat suatu beban sampai batas
perendaman disajikan dalam Gambar 4. keruntuhan. Nilai kelelehan dapat langsung
Komparasi pada gambar tersebut menunjukan dibaca pada dial flow saat melakukan
bahwa semakin lama campuran mengalami pengujian Marshall dan dinyatakan dalam
rendaman akan mengakibatkan perubahan satuan milimeter. Nilai flow dipengaruhi oleh
karakteristik. Perubahan tersebut disebabkan gradasi agregat, viskositas aspal, kadar aspal
karena rongga yang ada di dalam campuran dan temperatur saat pemadatan. Pada
telah terisi oleh aspal yang meleleh akibat campuran panas, perubahan suhu akan
panas dalam proses oksidasi. Perubahan nilai menaikan nilai viskositas aspal yang ada di
flow langsung diikuti oleh penurunan nilai dalam rongga campuran yang mengakibatkan
nilai density bertambah.

Gambar 4. Kurva perubahan flow akibat perendaman


Apabila proses oksidasi ini berlanjut maka dirancang dengan kadar aspal yang cukup
pelepasan energi thermal aspal akan terus sehingga akan terjadi coating pada partikel –
terjadi dan akan melarutkan asphaltense ke partikel agregat.
dalam oils, akibatnya campuran akan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kekurangan aspal untuk mengikat agregat dan
hubungan variasi lama rendaman dengan nilai
campuran akan bersifat getas. Dalam kondisi
durabilitas pada kadar aspal design yang sama
ini flow akan mengalami penurunan drastis.
ditunjukan pada Tabel 2 dan Gambar 5. Hasil
Apabila campuran mengalami pembebanan
pengujian pada variasi perendaman hingga 48
maka nilai deformasinya akan cenderung
jam telah memenuhi spesifikasi Bina Marga.
mengecil seiring bertambah lamanya
Sedangkan nilai stabilitas pada perendaman
campuran terendam.
96 jam tidak memenuhi spesifikasi.
Pengaruh rendaman terhadap nilai Penurunan nilai stabilitas menunjukkan
durabilitas penurunan kemampuan CPHMA dalam
menerima beban lalu lintas yang menyebabkan
Durabilitas campuran adalah kemampuan terjadinya deformasi, sehingga semakin lama
resistensi campuran terhadap gangguan air, CPHMA terendam air hujan maka semakin
suhu, dan disintegrasi akibat beban lalu lintas. tidak durable (awet). Selain itu, pengaruh lama
Semakin tinggi kadar aspal, maka semakin perendaman terhadap kelelehan plastis (flow)
tinggi tingkat durabilitas campuran. Untuk menunjukkan bahwa nilai kelelehan plastis
memaksimalkan durabilitas, campuran perlu (flow) mengalami kenaikan. Berdasarkan

30 Teknisia, Vol. 28, No. 01, Mei 2023


E-ISSN: 2746-0185

kondisi tersebut maka dalam implementasi Tabel 2. Indeks Kekuatan Sisa


CPHMA perlu memperhatikan berbagai hal. Stabilitas Indeks
Pertama bahan penyusun CPHMA yang akan Perendaman
No Rata-Rata Kekuatan
digunakan sebagai bahan tambal cepat harus (Jam)
(Kg) Sisa (%)
diperhatikan dengan baik. Kedua, perlu
1. 0 698,42 100,00%
menjaga konstruksi jalan dan hasil tambalan
agar tidak terendam air hujan dengan 2. 3 675,91 96,78%
pembuatan saluran drainase di tepi jalan. 3. 6 653,44 93,56%
Ketiga, perlu mempertimbangkan
penggunaan material yang dapat bertahan 4. 12 631,68 90,44%
lebih lama dengan suhu yang berbeda. Hal 5. 24 589,62 84,42%
tersebut harus diperhatikan karena besarnya 6. 48 569,42 81,53%
rongga dalam campuran juga mengakibatkan
campuran kurang rapat, air dan udara yang 7. 96 487,72 69,83%
memasukinya mengakibatkan lekatan antar
agregat berkurang dan berdampak pelepasan
material.

Gambar 5. Kurva indeks kekuatan sisa


Tabel 3. Pengujian immersion duration, VIM, dan durability
Immersion duration Durability
No VIM (4-10%) Kesimpulan
(Jam) (min 500 kg)
1. 0 9.06 698,42 Valid
2. 3 7.94 675,91 Valid
3. 6 7.63 653,44 Valid
4. 12 7.56 631,68 Valid
5. 24 7.39 589,62 Valid
6. 48 6.81 569,42 Valid
7. 96 6.19 487,72 Not Valid

Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan


Apabila digunakan persamaan interpolasi,
oleh DGH tahun 2020 perihal CPHMA
maka kemampuan CPHMA saat dilakukan
bahwa nilai stabilitas sisa tersebut masih
immersion test adalah 79,6209 jam atau
dinyatakan memenuhi persyaratan karena
setara 3 hari 7 jam 37 menit 15 detik.
penurunan nilai stabilitas sisa belum
Kondisi tersebut menunjukan bahwa apabila
melebihi yang disyaratkan yaitu minimal
CPHMA diaplikasikan di lapangan akan
70%. Tabel 3 menunjukkan hasil uji
memiliki daya lekat yang cukup baik. Jika
Marshall menurut spesifikasi.

Rifai, dkk – Analisis kinerja Cold Paving Hot Mix Asbuton dengan … 31
E-ISSN: 2746-0185

kondisi jalan secara terus menerus direndam new road. Applied Mechanics and
air dan diberikan pembebanan maka akan Materials Vol. 651, 1249-1254.
terlepas pada waktu tersebut. Namun DGH. (2020). Spesifikasi Khusus SKh-1.M.01
tentunya kondisi di lapangan berbeda Bahan Asbuton Campuran Panas Hampar
dengan laboratorium, karena hujan dan Dingin (CPHMA) untuk Tambalan dan
genangan air di jalan tidak pernah selama Perkerasan Pada Bahu Jalan. Jakarta:
itu. Sehingga langkah terbaik dalam Directorate General of Highway-Indonesia.
menjaga kinerja hasil quick patch di Dibaba, W. T. (2018). A review of sustainability
lapangan adalah menjaga badan jalan tetap of urban drainage system. Journal of
kering. Sedimentary Environments 3(3), 131-137.
Kesimpulan Gusty, S. (2021, February). The effect of using
asbuton with used waste diesel oil on the
Hasil pengujian immersion pada benda uji stability of the porus asphalt mix with hot
CPHMA dengan filler portland cement mix cold laid method. IOP Conference
sebanyak 1% cukup optimal dan memiliki Series: Materials Science and Engineering
perbedaan kondisi. Pengaruh rendaman air Vol. 1088, No. 1 (p. 012095). IOP
dapat dilihat menyebabkan penurunan nilai Publishing.
sisa di perendaman 96 jam menjadi 69,83%. Hafezzadeh, R., Autelitano, F., & Giuliani, F.
Campuran CPHMA dengan semen sebanyak (2021). Asphalt-based cold patches for
1% sebagai filler dan aspal optimum repairing road potholes. Construction and
sebanyak 6% ini dapat bertahan terhadap Building Materials 306, 124870.
rendaman air untuk waktu yang relatif lama, Hidayatulloh, R., Karyawan, I. D., &
selama kurang lebih 3 hari 7 jam 37 menit 15 Ahyudanari, E. (2021). Effect of
Incorporating Super Bond Additives on
detik. Setelah rentang waktu tersebut nilai
Volumetric and Mechanical Characteristics
stabilitas campuran CPHMA mengalami of Cold Mix Asphalt Concrete using
penurunan dan lebih kecil dari nilai stabilitas Asbuton. Jurnal Teknik 15(2), 130-136.
minimal yaitu 500 kg.
Isradi, M., Rachmansyah, L., Rifai, A. I., &
Daftar Pustaka Mufhidin, A. (2022). Analysis of Damage
For Flexible and Rigid Pavement Using
Almusawi, A., Sengoz, B., & Topal, A. (2021). Pavement Condition Index (PCI) and Bina
Investigation of mixing and compaction Marga Methods. IJTI International Journal
temperatures of modified hot asphalt and of Transportation and Infrastructure eISSN
warm mix asphalt. Periodica Polytechnica 2597-47 6(1), 30-37.
Civil Engineering, 65(1), 72-83.
Khusnutdinov, I., Goncharova, I., & Safiulina, A.
Anupam, B. R., Sahoo, U. C., Chandrappa, A. K., (2021). Extractive deasphalting as a method
& Rath, P. (2021). Emerging technologies of obtaining asphalt binders and low-
in cool pavements: A Review. Construction viscosity deasphalted hydrocarbon
and Building Materials 299, 123892. feedstock from natural bitumen. Egyptian
Bethary, R. T., Subagio, B. S., Rahman, H., & Journal of Petroleum 30(2), 69-73.
Suaryana, N. (2019). Effect of recycled Kilić Pamuković, J., Rogulj, K., Dumanić, D., &
materials on marshall performance of hot Jajac, N. (2020). A sustainable approach for
asphalt mixture (HMA–RAP). IOP the maintenance of asphalt pavement
Conference Series: Materials Science and construction. Sustainability 13(1), , 109.
Engineering Vol. 508, No. 1, 012048.
Long, Z., You, L., Xu, F., Tang, X., Ding, Y.,
Chen, Y., Wang, H., Xu, S., & You, Z. (2020). Khanal, A., & Miao, Y. (2022).
High modulus asphalt concrete: A state-of- Nanomechanical-atomistic insights on
the-art review. Construction and Building interface interactions in asphalt mixtures
Materials, 237, 117653. with various chloride ion erosion statuses
Del Giudice, V., Passeri, A., Torrieri, F., & De using AFM and MD simulation. Journal of
Paola, P. (2017). Risk analysis within Colloid and Interface Science, 891-909.
feasibility studies: an application to cost- Lu, Z., Fang, R., Yao, H., Hu, Z., & Liu, J.
benefit analysis for the construction of a (2018). Evaluation and analysis of the

32 Teknisia, Vol. 28, No. 01, Mei 2023


E-ISSN: 2746-0185

traffic load–induced settlement of roads on Rifai, A. I., Hadiwardoyo, S. P., Correia, A. G.,
soft subsoils with low embankments. Int. J. Pereira, P., & Cortez, P. (2015). The Data
Geomech 18(6), 04018043. Mining Applied for the Prediction of
Lubis, K. (2021). Evaluation of Dimensions and Highway Roughness due to Overloaded
Drainage Performance Office in the Aceh Trucks. International Journal of
Tamiang Area Kuala Simpang. Britain Technology. Volume 6(5),, 751-761 DOI :
International of Exact Sciences (BIoEx) https://doi.org/10.14716/ijtech.v6i5.1186.
Journal 3(1), , 20-32. Rifai, A. I., Handayani, S., & Al Rasyid, R.
Maharaj, R. (2023). The Effect of the Kaolinitic (2018). Data mining applied for national
Clay and Asphaltenes on the Rheological road maintenance decision support system.
Properties of Trinidad Lake Asphalt and MATEC Web of Conferences (Vol. 195) (p.
Trinidad Petroleum Bitumen-Clay 04007). EDP Sciences.
Composites. Journal of Smart Science and Rifai, A., Thalib, H., Prayogo, D., & Isradi, M.
Technology, 3(1), 14-24. (2022). Customer Satisfaction and Road
Odhiambo, N. (2020). Oil price and economic Performance in Long Segment
growth of oil-importing countries: a review Maintenance Contract: Application of an
of international literature. Appl Econ Int Urban Road Network. United International
Dev (20), 1-23. Journal for Research & Technology (3) 9,
10-19.
Rahman, M. (2023). Pengaruh Penambahan
Semen Portland (PC) Terhadap Triyanto, T., Syaiful, S., & Rulhendri, R. (2020).
Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Pada
Karakteristik Marshall Pada Lapis Permukaan Ruas Jalan Tegar
Campuran Aspal Buton Tipe CPHMA. Beriman Kabupaten Bogor.
Makassar: Skripsi, Universitas ASTONJADRO: CEAESJ, 8(2),, 70-79.
Bosowa. Wang, M., & Xing, C. (2021). Evaluation of
Ribal, A. A., Toaha, S. K., & Khaeruddin, K. microstructural features of Buton rock
(2017). Tidal current energy resource asphalt components and rheological
assessment around Buton Island, southeast properties of pure natural asphalt modified
Sulawesi, Indonesia. International Journal asphalt. Construction and Building
of Renewable Energy Research (IJRER), Materials 267, 121132.
7(2), 857-865. Wang, T., Dra, Y. A., Cai, X., Cheng, Z., Zhang,
Ridwan, S., Oktaviani, R., Winarno, A., D., Lin, Y., & Yu, H. (2022). Advanced
Nugroho, W., & Devy, S. D. (2023). Kajian cold patching materials (CPMs) for asphalt
Ukuran Butir Agregat Batuaspal Buton pavement pothole rehabilitation. Journal of
(Asbuton) Terhadap Lapisan Aspal Beton. Cleaner Production, 133001.
Jurnal Sosial Sains, 3(1), 1352-1360. Wang, W., Wang, L., Xiong, H., & Luo, R.
Rifai, A. I., Hadiwardoyo, S. P., Correia, A. G., (2019). A review and perspective for
& Pereira, P. (2016). Genetic Algorithm research on moisture damage in asphalt
Applied for Optimization of Pavement pavement induced by dynamic pore water
Maintenance under Overload Traffic: Case pressure. Construction and Building
Study Indonesia National Highway. Materials 204, 631-642.
Applied Mechanics and Materials (Vol. Xu, O., Wang, Z., & Wang, R. (2017). Effects of
845) (pp. 360-378). Trans Tech aggregate gradations and binder contents on
Publications Ltd. engineering properties of cement
Rifai, A. I., Hadiwardoyo, S. P., Correia, A. G., emulsified asphalt mixtures. Construction
& Pereira, P. (2016). Genetic Algorithm and Building Materials, 135, 632-640.
Applied for Optimization of Pavement Yang, Q. (2020). Research Progress of Buton
Maintenance under Overload Traffic: Case Rock Asphalt in Road Pavement Materials.
Study Indonesia National Highway. E3S Web of Conferences Vol. 198, 01007.
Applied Mechanics and Materials Vol. 845
(pp. pp. 369-378). Trans Tech Publications
Ltd.

Rifai, dkk – Analisis kinerja Cold Paving Hot Mix Asbuton dengan … 33

You might also like