Professional Documents
Culture Documents
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111
ABSTRAK
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budi daya aneka tanaman perkebunan (mete, makadamia,
kemiri, melinjo, dan asam). Dalam rangka meningkatkan ekspor dan daya saing komoditas tersebut, maka peran
benih untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas semakin penting dirasakan. Namun, sampai sejauh ini
perhatian terhadap penggunaan benih unggul bermutu, khususnya benih aneka tanaman perkebunan masih sangat
terbatas. Hal ini, antara lain disebabkan oleh belum atau kurang tersedianya benih unggul bermutu. Untuk itu,
perbanyakan benih unggul bermutu perlu dilakukan untuk mendukung program pengembangan aneka tanaman
perkebunan. Melalui kerja sama antara peneliti dari berbagai disiplin ilmu (pemuliaan, ekofisiologi/teknologi
benih, hama penyakit, pascapanen) dan pengambil kebijakan, diharapkan pengadaan benih unggul bermutu segera
dapat diwujudkan. Beberapa faktor perlu diperhatikan agar perbanyakan benih unggul bermutu memenuhi lima
kriteria tepat, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat harga. Melalui cara panen dan
penanganan benih yang benar, diharapkan pengadaan benih unggul bermutu dapat terpenuhi.
Kata kunci: Tanaman industri, kualitas, benih, waktu panen, perlakuan benih
ABSTRACT
Improving seed qualities of many estate crops through harvesting methods and handling of seeds
Seeds is a main factor for the success of estate crop cultivation (cashew, macadamia, candle nut, king trees, and
tamarind) since agriculture system is still using seeds as propagation material. To increase export and improve
competition of many estate comodities, the role of seeds for improving productivity and quality is very essential.
However, up to now, the attention for utilization of high quality seeds is still limited. This condition may be due
to the inadequate supply of high quality seed in proper volume, time and prices. For that reason, stimulation for
multiplication of high quality seed is needed to support development of many estate crops. By cooperation of
researchers from many interdisciplinary backgrounds (breeder, agronomist/seed technologist, entomologist, plant
pathologist), and policy maker, target for supplying high quality seeds will be obtained. Many factors must be
considered to produce high quality of seeds. By improving harvesting methods and handling of seeds, it will be
expected that supplying high quality seed will be achieved.
Keywords: Industrial crops, quality, seed, harvesting date, seed treatment
Umur panen
Komoditas (hari/minggu/bulan Tanda visual Sumber
setelah antesis)
Jambu mete 37−50 HSA Aroma mulai tercium, buah semu mulai membesar Wahab et al. (1996)
dan mulai terjadi perubahan warna Rumiati et al. (1997)
Makadamia 147 HSA Warna buah hijau gelap, endokarp cokelat tua, lapisan Hasanah (1995)
antara endokarp dan kulit biji berwarna cokelat
dengan bercak putih
Kemiri 38−41 MSA Warna kulit buah cokelat, arilus berwarna oranye Hasanah (1995)
Murniati (1996)
Melinjo 160−180 HSA Kulit buah berwarna merah tua, kulit biji berwarna
hitam kecokelatan
Asam 9 BSA Kulit buah berwarna cokelat kusam dan keras Wirnas (1995)
DAFTAR PUSTAKA
Bariyah, B. dan T.L. Mardiningsih. 1999. Hama Halloin, J.M. 1986. Microorganism and seed sippi State University, Mississippi. (26):
dan musuh alami pada tanaman kemiri deterioration. Crop Sci. 11: 89−99. 62−71.
(Aleuritus mollucana Wild.) di Jawa Barat
Harrington, J.F. 1973. Problems of seed storage. Roberts, E.H. 1972. Storage environment and
dan Bangka. Dalam I. Prasadja, M. Arifin,
In Heydecker (Ed.). Seed Ecology. Butter- the control of viability. In E.H. Roberts (Ed.)
I.M. Trisawa, I.W. Laba, E.A. Wikardi, B.
worths, London. p. 251−263. Viability of Seed. Chapman and Hall,
Soetopo, Wiratno, dan E. Karnawati (Ed.).
Syracuse University Press. p. 15−58.
Prosiding Seminar Nasional Peranan Hasanah, M. 1995. Pengelolaan perbenihan
Entomologi dalam Pengendalian Hama yang tanaman rempah dan obat. Makalah Rumiati, Sukarman, D. Rusmin, dan M. Hasanah.
Ramah Lingkungan dan Ekonomis. Per- disampaikan dalam Pelatihan Manajemen 1997. Studi perkembangan benih jambu mete.
himpunan Entomologi Indonesia Cabang Perbenihan Tanaman Rempah dan Obat, 2 Dalam M. Hasanah, A. Dhalimi, D. Sitepu,
Bogor, Bogor. hlm. 711−716. Agustus 1995 di BLPP Ciawi. 36 hlm. Supriadi, dan Hobir (Ed.). Prosiding Forum
Konsultasi Ilmiah Perbenihan Tanaman
Biro Pusat Statistik. 1998. Ekspor Statistik Hasanah, M., Sukarman, D. Rusmin, T. Marwati,
Rempah dan Obat. Balai Penelitian Tanaman
Perdagangan Luar Negeri 1998. Biro Pusat dan R. Noveriza. 2000. Perlakuan benih
Rempah dan Obat, Bogor. hlm. 220−223.
Statistik, Jakarta. 671 hlm. untuk meningkatkan viabilitas benih maka-
damia. Laporan Teknis. Balai Penelitian Rusmin, D., Sukarman, dan M. Hasanah. 1996a..
Boyd, A.H. and J.C. Delouche. 1990. Seed drying
Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. 15 hlm. Pengaruh berat jenis benih terhadap
principles. Selected Article on Seed Drying.
viabilitas benih jambu mete. Laporan
Seed Tech. Laboratory, Mississippi State Murniati, E. 1996. Informasi hasil penelitian
Penelitian Balai Penelitian Tanaman Rem-
University, Mississippi. p. 1−20. pengaruh faktor internal dan eksternal
pah dan Obat, Bogor. 8 hlm.
terhadap viabilitas benih kemiri (Aleurites
Cabrera, E.R. 1990. Seed drying principles.
moluccana Willd.). Keluarga Benih 7(1): Rusmin, D., Sukarman, dan M. Hasanah. 1996b.
Selected Article on Seed Drying. Seed Tech.
59−65. Pengaruh kadar air awal penyimpanan dan
Laboratory, Mississippi State University,
lama simpan terhadap viabilitas benih jambu
Mississippi. p. 1−20. Nair, M.K., E.V.V.B. Rao, K.K.N. Nambiar, and
mete. Laporan Teknis Balai Penelitian
M.C. Nambiar. 1979. Cashew (A. occidentale
Christensen, C.M. 1972. Microflora and seed Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. 11 hlm.
L.). Central Plantation Crops Research
deterioration. In E.H. Roberts (Ed.). Viability
Institute, Kasaragod. 169 p. Sadjad, S. 1980. Panduan Pembinaan Mutu
of Seeds. Chapman and Hall Ltd. Syracuse
Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia.
University Press. p. 59−93. Ohler, J.G. 1979. Cashew. Koninklijk Institut
Institut Pertanian Bogor, Bogor. 301 hlm.
Voor de Tropen, Amsterdam. 259 p.
Delouche, J.C. 1973. Precepts of seed strorage.
Sukarman, M. Hasanah, dan D. Rusmin. 1997a.
Seed Tech. Laboratory, Mississippi State Osakarini, J. 1995. Pengaruh penundaan waktu
Produksi benih tanaman industri tahunan
University, Mississippi. p. 97−122. ekstrasi dan cara pengeringan benih ter-
dan antisipasinya menghadapi era glo-
hadap viabilitas benih kemiri (Aleurites
Delouche, J.C. 1983. Seed maturation. In. J.C. balisasi. Dalam A.A. Daradjat, A. Baihaki,
moluccana Willd.). Jurusan Budi Daya
Delouche and A.H. Boyd (Eds.). References A.H. Permadi, E. Sofiari, W. Astika, H.
Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Seed Operation Workshop Secondary Food Soemardjan, M.H. Suparta, M. Haeruman,
Pertanian Bogor, Bogor. 46 hlm.
Crop Seed. Seed Tech. Laboratory, Mississippi N. Rostini, R. Setiamihardja, dan S. Bandiati.
State University, Mississippi. p. 1−12. Penderson, J.R. 1984. Insect and pest that affect (Ed.). Prosiding Simposium Nasional dan
seed quality. Proccedings Short Course for Kongres II PERIPI, Bandung. hlm. 327−337.
Ginting, A.N. 1999. Beberapa cara penyemaian
Seedsmen. Seed Tech. Laboratory, Missis-
kemiri. Sylvatropica (20): 5.