You are on page 1of 14

ANALISIS FATWA DSN-MUI NO.

40/DSN-MUI/X/2003 TENTANG PASAR MODAL


DAN PEDOMAN UMUM PENERAPAN PRINSIP SYARIAN DI BIDANG PASAR
MODAL

Ulfah Nur Afiyah dan Moch Mahbub


Fakultas Syariah dan Huum UIN Sunan Gunung Djati Bandung
E-mail: mail.ulfahnurafiyah@gmail.com

ABSTRACT
The analysis aims to know the background of the emergence of DSN-MUI Fatwa No.40/DSN-MUI/X/2003,
the term application of sharia principles in fatwa as well as its comparation with POJK No.15
No.15/POJK.04/2015 on the Application of Sharia Principles in Capital Markets. The method used in this
analysis takes the form of a juridical-normative method that is, by way of approaching the problem studied
with the normative nature of the law that is to base oneself on norms and rules sourced on the terms of fatwa
and POJK. The results of the study showed that the birth background of fatwa was because Muslims at the
time needed guidelines in the implementation of capital markets that were in accordance with sharia
principles. The use of the term sharia principle in capital markets because the general principle applied in
capital markets is already aligned with the sharia principle and patterns used in Indonesia in the pattern of
integration (integration). POJK is a result of fatwa legitimacy. The substance is both continuous, only that
in POJK is mentioned regarding sanctions indicating the implementation of a more binding and legally-
powered POJK.

Keyword: capital market; sharia principle; comparation


Volume VI/ Nomor 1/ Januari 2019

ABSTRAK
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui latarbelakang munculnya Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-
MUI/X/2003, istilah penerapan prinsip syariah dalam fatwa serta komparasinya dengan POJK
No.15 No.15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Metode yang
digunakan dalam analisis ini berupa metode yuridis-normatif yaitu dengan cara mendekatkan
masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang normatif yaitu mendasarkan diri pada norma dan
aturan yang bersumber pada ketentuan fatwa dan POJK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
latarbelakang lahirnya fatwa dikarenakan umat Islam pada saat itu membutuhkan pedoman
dalam pelaksanaan pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah. Penggunaan istilah prinsip
syariah di pasar modal karena prinsip umum yang diterapkan di pasar modal sudah selaras
dengan prinsip syariah dan pola yang digunakan di Indonesia yakni pola integrasi (integration).
POJK merupakan hasil dari legitimasi fatwa. Substansi keduanya berkesinambungan, hanya saja
dalam POJK disebutkan mengenai sanksi yang menunjukkan pelaksanaan POJK yang lebih
mengikat dan berkekuatan hukum.

Kata Kunci: pasar modal; prinsip syariah; komparasi

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 84


Volume VI/ Nomor 1/ Januari 2019

PENDAHULUAN untuk tujuan memperoleh keuntungan.2


Aspek ekonomi menjadi salah satu Investasi adalah kegiatan usaha yang
faktor penting dalam meningkatkan kese- mengandung risiko karena berhadapan
jahteraan hidup manusia. Seiring dengan dengan unsur ketidakpastian. Dengan
perkembangan waktu dan pertumbuhan demikian, perolehan kembaliannya (return)
masyarakat, serta kemajuan di bidang ilmu tidak pasti dan tidak tetap. Investasi
pengetahuan dan teknologi maka hal ini merupakan penempatan sejumlah dana
berpengaruh dalam membentuk dan men- pada saat ini dengan harapan untuk
jadikan perubahan terhadap pola memperoleh keuntungan di masa yang
kehidupan masyarakat tidak terkecuali akan datang. Pendapat lainnya menye-
dalam bidang ekonomi yang membahas butkan bahwa investasi diartikan sebagai
salah satunya tentang perdagangan. komitmen atas sejumlah dana atau sum-
Perdagangan merupakan salah satu bentuk berdaya lainnya yang dilakukan pada saat
muamalah dan merupakan usaha untuk ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
meningkatkan kesejahteraan hidup.1 keuntungan di masa datang.3
Perkembangan teknologi dan perin- Salah satu bentuk investasi yang
dustrian mendorong munculnya beberapa terbilang nyaman dan mudah adalah
perusahaan yang nantinya menawarkan dengan berinvestasi di pasar modal.
bentuk kerjasama di bidang permodalan. Adanya pasar modal ini memudahkan para
Faktor pendukung lainnya adalah kesa- investor untuk menyalurkan dananya ke
daran dari masyarakat sendiri yang ingin perusahaan yang mereka inginkan tak
meningkatkan taraf hidup salah satunya terkecuali perusahaan syariah. Pasar modal
dengan jalan berinvestasi. Investasi men- dan berbagai instrumennya menjadi salah
jadi salah satu solusi yang cukup menjanji- satu pilihan bagi masyarakat yang ingin
kan untuk mengolah perekonomian masya- berinvestasi tidak terkecuali umat muslim
rakat terkhusus menyalurkan dari pihak khususnya di Indonesia. Namun dengan
yang surplus (dana berlebih) ke pihak yang adanya unsur-unsur yang dianggap belum
defisit (membutuhkan dana). sesuai dengan syariah menjadikan umat
Investasi merupakan kata adopsi muslim enggan sehingga berdampak
dari bahasa Inggris yaitu invesment yang minimnya partisipasi mereka dalam dunia
memiliki arti menanam. Dalam kamus pasar modal Indonesia.
istilah Pasar Modal dan Keuangan, Arifin Pasar modal syariah diawali dengan
menyebutkan bahwa kata investasi dimak- kemunculan produk reksa dana syariah
nai sebagai penanam uang atau modal serta obligasi syariah. Produk muncul
dalam suatu perusahaan atau proyek
2 Nurul Huda dan Mustafa Edwin N.,
Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2007), hlm.7
1 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, 3 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan

(Jakarta: Sinar Grafika; 2014), hlm.219 Syariah, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm.2
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 85
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

terlebih dahulu yang kemudian mensti- yang telah dijelaskan di atas maka dapat
mulus munculnya fatwa yang menjadi dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
pedoman dalam pelaksanaan atau meka- 1) Bagaimana latar belakang lahirnya
nisme pasar modal syariah, salah satunya Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X/2003?
yaitu Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/ 2) Bagaimana istilah prinsip syariah di
X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman bidang pasar modal dalam Fatwa DSN-
Umum Penerapan Prinsip Syariah di MUI NO.40/DSN-MUI/X/2003? 3) Bagaima-
Bidang Pasar Modal. Sifat fatwa dalam na komparasi Fatwa DSN-MUI No.40/DSN
sebuah hierarki hukum tidaklah mengikat, -MUI/X/2003 dengan POJK No.15/POJK.
ia merupakan sebuah pedoman dalam 04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah
pembuatan sebuah peraturan. Kemudian di Pasar Modal?
fatwa menjadi mengikat dan berkekuatan
hukum jika fatwa telah diadopsi menjadi HASIL DAN PEMBAHASAN
Latar Belakang Lahirnya Fatwa DSN-MUI
peraturan, bisa Peraturan Bank Indonesia
No.40/DSN-MUI/X/2003
(PBI) ataupun Peraturan Otoritas Jasa
Sejarah Pasar Modal syariah di
Keuangan (POJK).
Indonesia dirintis oleh Prof. Iwan P.
Kemunculan fatwa ini menjadi
Pondjowinoto setelah UUPM No.8 Tahun
sebuah hal yang menarik, terutama ter-
1995 disahkan pada akhir tahun 1995.
dapat pendapat dari Iwan P. Pondjowinoto
Beliau kemudian mulai mengkaji diterbit-
yang menyatakan bahwa penggunaan
kannya reksa dana syariah. Pertengahan
istilah prinsip syariah pasar modal
tahun 1997, bersama PT. Danareksa Inves-
dikarenakan secara hakiki prinsip umum
tment Management beliau berhasil men-
yang diterapkan di pasar modal dan bursa
dapatkan persetujuan Badan Pengawas
efek sudah sejalan dengan prinsip syariah.4
Pasar Modal (Bapepam) untuk menerbit-
Sehingga istilah yang dimunculkan dalam
kan reksa dana syariah yang pertama
fatwa tersebut bukanlah ‘Pasar Modal
dengan nama Reksa Dana ‚Danareksa
Syari’ah melainkan ‘Penerapan Prinsip
Syariah‛. Tepatnya pada tanggal 3 Juli
Syari’ah di Bidang Pasar Modal’. Kedua
1997.5 Namun pada saat itu belum ada
istilah tersebut jika diamati hampir memi-
fatwa ulama yang menjadi pedoman bagi
liki makna yang berdekatan. Pemilihan
pelaksanaan transaksi di pasar modal
istilah ini dipengaruhi dari latar belakang
maupun reksa dana syariah.
apa yang mendasari kemunculan fatwa
Pada tanggal 18 April 2001, untuk
dengan redaksi tersebut yang kemudian
pertama kalinya DSN-MUI mengeluarkan
berimplikasi pula pada peraturan yang
fatwa yang berkaitan langsung dengan
berkaitan, khususnya Peraturan Otoritas
pasar modal, yaitu Fatwa No.20/DSN-
Jasa Keuangan (POJK). Dengan beberapa

5 Yoyok Prasetyo, Hukum Investasi dan Pasar


Yoyok Prasetyo, Hukum Investasi dan Pasar
4 Modal Syariah, (Bandung: Mina Publishing, 2017),
Modal Syariah, (Bandung: Mina, 2017), hlm.36 hlm. 43-44
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 86
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksa- MUI/2003 pada tanggal 04 Oktober 2003


naan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.6 M/08 Sya’ban 1424 H tentang Pasar Modal
Hal ini dapat dipahami bahwa dari produk dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
yang ada menstimulus lahirnya fatwa bagi Syariah di Bidang Pasar Modal. Fatwa ini
pedoman instrumen pasar modal syariah pun belum langsung ditindaklanjuti oleh
yang muncul terlebih dahulu. Bapepam dan Lembaga Keuangan menjadi
Namun demikian, fatwa DSN-MUI peraturan yang mengikat pelaku pasar
ini belum diserap oleh Bapepam-LK modal syariah di tanah air.8
(Badan Pengawas Pasar Modal dan Lem- Pasar modal dikembangkan dalam
baga Keuangan) menjadi peraturan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat
pasar modal syariah. Sehingga belum Islam di Indonesia yang ingin melakukan
mengikat para pelaku pasar (investor). investasi di produk-produk pasar modal
Acuan yang digunakan investor dalam yang sesuai dengan prinsip syariah.
berinvestasi saham syariah pada kurun Kemudian dengan semakin beragamnya
waktu tersebut masih berupa emiten- sarana dan produk investasi di Indonesia,
emiten yang masuk ke dalam Jakarta diharapkan masyarakat akan memiliki
Islamic Index (JII) yang berjumlah 30 (tiga alternatif dengan keinginannya.9
puluh) emiten.7 Hal lain yang menjadi penting yaitu
Pasar modal syariah di Indonesia mengingat masih adanya anggapan di
diluncurkan secara resmi pada tanggal 14 kalangan umat Islam sendiri bahwa ber-
Maret 2003 oleh Menteri Keuangan yang investasi di sektor pasar modal di satu sisi
pada saat itu adalah Bapak Boediono. merupakan sesuatu yang tidak diper-
Sejarah pasar modal syariah juga dapat bolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran
ditelusuri dari perkembangan institusional Islam, sementara pada sisi lain bahwa
yang terlibat dalam pengaturan pasar Indonesia juga perlu memerhatikan serta
modal syariah tersebut. Perkembangan menarik minat investor mencanegara
tersebut dimulai dari MOU antara untuk berinvestasi di pasar modal
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) Indonesia. Terutama negara-negara di
dan DSN-MUI pada tanggal tersebut. Timur Tengah, yang diyakini merupakan
Dalam MOU tersebut menunjukkan bahwa investor potensial.10
terdapat kesepahaman antara DSN-MUI Fatwa ini dilatarbelakangi pada
dengan Bapepam untuk mengembangkan sebuah kebutuhan masyarakat yang pada
pasar modal berbasis syariah di Indonesia, saat itu membutuhkan sebuah pedoman
setelah nota kesepahaman ini, DSN-MUI dalam pasar modal syariah. Perkembangan
mengeluarkan Fatwa No.40/DSN-
8 Yoyok Prasetyo, Hukum Investasi dan Pasar
Modal Syariah, ... hlm. 46
6 Yoyok Prasetyo, Hukum Investasi dan Pasar 9 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah,
Modal Syariah, ..., hlm. 45 (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm.19
7 Yoyok Prasetyo, Hukum Investasi dan Pasar 10 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, ... hlm.

Modal Syariah, ... hlm. 45 19


Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 87
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

sistem keuangan syariah dalam beberapa Pedoman Umum Penerapan


dekade terakhir nampaknya mempunyai Prinsip Syariah di Bidang Pasar
pengaruh terhadap perkembangan Pasar Modal.
Modal berdasarkan prinsip syariah di Sedangkan jika dilihat dari segi
beberapa negara termasuk di Indonesia. praktik pelaksanaan pasar modal, hal
Hal ini yang menunjukkan betapa ia paling mendasar yang menjadi pertim-
memang telah menjadi suatu kebutuhan bangan dikeluarkannya fatwa DSN ini
bagi para pelaku ekonomi yang tidak adalah karena melihat adanya unsur dharar
menghendaki transaksi ribawi. Namun, (merusak), gharar (risiko), riba, maysir
agar dalam implementasinya bisa berjalan (judi), risywah (suap), maksiat, dan kedha-
sesuai dengan prinsip syariah, maka liman dalam transaksi yang terjadi di pasar
dibutuhkan semacam rambu-rambu atau modal.
pedoman bagaimana transaksi di Pasar
Modal ini seharusnya dijalankan. Istilah Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Jika dilihat dalam fatwa itu sendiri Modal dalam Fatwa DSN-MUI NO.40
pada bagian pertimbangan hukum (kon- /DSN-MUI/X/2003
siderans) dapat diketahui bahwa terdapat Prof. Iwan P. Pondjowinoto dalam
beberapa alasan dan latar belakang lahir- bukunya Penerapan Prinsip Syariah di
nya fatwa tentang pedoman penerapan
Pasar Modal Pandangan Praktisi berpenda-
prinsip syariah di bidang pasar modal, pat bahwa ‚penggunaan istilah prinsip
diantaranya:11 syariah di pasar modal dikarenakan secara
a. Bahwa perkembangan ekonomi hakiki prinsip yang diterapkan di pasar modal
suatu negara tidak lepas dari dan bursa efek sudah sejalan dengan prinsip
perkembangan pasar modal; syariah‛.12 Hal ini mengindikasikan bahwa
b. Bahwa pasar modal berdasarkan sebenarnya dalam sistem pasar modal
prinsip syariah telah dikembang- (konvensional) telah ada unsur-unsur pri-
kan di berbagai negara; nsip syariah, hanya saja belum dinyatakan
c. Bahwa umat Islam Indonesia secara resmi dalam bentuk fatwa maupun
memerlukan Pasar Modal yang peraturan lainnya. Sedangkan menurut
aktivitasnya sejalan dengan prinsip OJK (Otoritas Jasa Keuangan) istilah
syariah; ‚prinsip syariah di pasar modal‛ ini lebih
d. Bahwa oleh karena itu, untuk tepat digunakan mengingat kegiatan di
memenuhi kebutuhan tersebut, pasar modal termasuk dalam muamalah
Dewan Syariah Nasional MUI yang memiliki hukum asal semua boleh
memandang perlu menetapkan dilakukan kecuali ada dalil yang mela-
fatwa tentang Pasar Modal dan

Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X/2003


11 12 Iwan P. Pondjowinoto, Prinsip Syariah di
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Pasar Modal Pandangan Praktisi, (Jakarta: Modal
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal Publications, 2003), hlm.viii
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 88
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

rang.13 Dalam pola ini kebijakan diarahkan


Istilah pasar modal syariah lebih pada pemisahan sistem kliring dan
dikenal dalam kalangan masyarakat mekanisme pembayaran, memi-
umum. Lain halnya dengan apa yang ditu- sahkan infrastruktur syariah dan
angkan dalam bentuk fatwa dan peraturan standar akuntansi, serta memisah-
otoritas jasa keuangan, pada keduanya kan regulator dan sistemnya. Iran,
(fatwa DSN-MUI dan POJK) memilih Sudan dan Pakistan menjalankan
istilah: pasar modal syariah yang secara
1. Penerapan Prinsip Syariah di Bidang penuh diatur dalam regulasi negara
Pasar Modal (Fatwa DSN-MUI didasarkan pada syariah Islam.
No.40/DSN-MUI/X/2003) 2. pola integrasi (integration) berarti
2. Penerapan Prinsip Syariah di Pasar produk syariah dikelola berdam-
Modal (POJK N0.15/POJK.04/2015) pingan dengan atau paralel seka-
Jika dilihat dari persamaan di atas, ligus berkompetisi dengan produk
maka dalam fatwa maupun POJK memilih konvensional. Dalam pola ini kebi-
istilah ‚Penerapan Prinsip Syariah di Pasar jakan diarahkan pada pengem-
Modal‛ bukan Pasar Modal Syariah. Kata bangan produk syariah dengan bata-
‘penerapan’ dalam Kamus Besar Bahasa san-batasan syariah sebagai standar
Indonesia yang mempunyai asal kata kualitasnya, menggunakan infra-
‘terap’ memiliki definisi: 14 a. proses, cara, struktur keuangan konvensional
perbuatan menerapkan; b. pemasangan; c. yang sudah ada. Mayoritas negara
pemanfaatan; perihal mempraktikkan. Jadi, muslim di dunia seperti Bahrain,
penerapan prinsip syariah di pasar modal Brunei, Kuwait, Malaysia, Turki, Uni
lebih dominan pada pengertian perbuatan Emirat Arab, Indonesia, dan Singa-
menerapkan atau perihal mempraktikkan pura melakukan pendekatan produk
prinsip syariah pada pasar modal itu yang memenuhi kriteria syariah di
sendiri. mana pasar modal syariahnya
Pada suatu kebijakan pengem- paralel dengan pasar modal konv-
bangan syariah dalam sistem keunagan ensional dengan dilengkapi lembaga
global terasuk pasar modal, terdapat dua supervisi syariah. Pola kedua inilah
pola kebijakan, yaitu:15 yang diterapkan di Pasar Modal
1. pola terpisah (separation) berarti Indonesia.
produk syariah dikelola terpisah Dalam prosesnya, terdapat dua
dengan produk konvensional. aspek penting yang umumnya dilibatkan
dalam proses integrasi produk syariah di
Wawancara dengan Dewan Komisioner
13

OJK pada tanggal 25 Maret 2019 pasar modal. Pertama, aspek kaidah dan
14 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
prinsip syariah yang menjadi batasan
(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Ed. Ke-4
15 Andri Soemitra, Masa Depan Pasar Modal
(larangan) yang harus dihindari oleh pro-
Syariah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm.49 duk syariah mulai dari proses penciptaan,
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 89
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

masa transaksi, hingga masa jatuh tempo yang merata di publik yang
di pasar modal. Aspek pertama ini fokus ditunjang oleh mekanisme pasar
pada aspek legalitas formal akad berdasar- yang wajar.
kan metodologi ushul fiqh dan fikih muam- 4. Pengawasan dan penegakan hukum
alah. Kedua, aspek orientasi produk sya- oleh otoritas pasar modal dapat
riah yang dibangun berdasarkan karekter- diselenggarakan secara efisien,
istik uniknya sebagai implementasi kriteria efektif dan ekonomis.
nilai-nilai syariah. Aspek ini fokus pada Dari penjelasan di atas terlihat bah-
pemenuhan maqasid al-syariah pada produk wa prinsip-prinsip syariah sudah meliputi
syariah di pasar modal.16 semua prinsip dari pasar modal yang ideal.
Prinsip syariah itu sendiri dijelaskan Namun, prinsip syariah juga memberikan
dalam kamus perbankan syariah merupa- penekanan (emphasis) pada:19
kan aturan perjanjian berdasarkan hukum 1. Kehalalan produk/jasa dari kegiatan
Islam antara bank dan pihak lain untuk pe- usaha karena menurut prinsip
nyimpanan dana atau kegiatan pembiaya- syariah manusia hanya boleh mem-
an usaha, atau kegiatan lainnya yang peroleh atau penambahan harta dari
dinyatakan sesuai dengan syariah. Ber- hal-hal yang halal dan baik.
dasarkan pengertian tersebut telah jelas 2. Adanya kegiatan usaha yang
bahwa jika pasar modal syariah adalah spesifik dengan manfaat yang jelas
pasar modal yang dijalankan dengan prin- sehingga tidak ada keraguan akan
sip-prinsip syariah, setiap transaksi surat hasil usaha yang akan menjadi objek
berharga di pasar modal dilaksanakan dalam perhitungan keuntungan
sesuai dengan ketentuan syariat Islam. 17
yang diperoleh.
Bentuk ideal pasar modal telah 3. Adanya mekanisme bagi hasil yang
dijelaskan oleh Bapak Iwan P. Pondjo- adil dan baik dalam untung maupun
winoto yaitu sebagai berikut: 18
rugi menurut pernyataan masing-
1. Emiten dan efek yang diterbit- masing pihak.
kannya memenuhi kaidah keadilan, 4. Penekanan pada mekanisme pasar
kehati-hatian, dan transparansi. yang wajar dan prinsip kehati-ha-
2. Pelaku pasar (investor) yang telah tian baik pada emiten maupun
memiliki pemahaman yang baik investor.
mengenai risiko dan manfaat Prinsip-prinsip syariah di pasar mo-
transaski di pasar modal. dal dijelaskan pula dalam POJK Nomor
3. Infrastruktur informasi bursa efek 15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip
Syariah di Pasar Modal, pada Bab I Keten-
16 Andri Soemitra, Masa Depan Pasar Modal
Syariah, ... hlm. 55 tuan Umum Pasal 1 angka 2:
17 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 29
18 Iwan P.Pondjowinoto, Prinsip Syariah di 19 Iwan P.Pondjowinoto, Prinsip Syariah di
Pasar Modal Pandangan Praktisi, ... hlm. 38 Pasar Modal Pandangan Praktisi, ... hlm. 39
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 90
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

‚Prinsip Syariah di Pasar Modal adalah bursa dan lembaga struktural tersendiri.
prinsip hukum Islam dalam kegiatan Lembaga di pasar modal syariah tidaklah
syariah di pasar modal berdasarkan fatwa terpisah antara lembaga konvensional
DSN-MUI, sepanjang fatwa yang dima- dengan syariah, hanya produk dan sedikit
ksud tidak bertentangan dengan POJK ini mekanismenya saja berbeda antara konve-
dan/atau POJK lainnya yang didasarkan nsional dan syariah. Karena, Indonesia
pada fatwa DSN-MUI.‛ menerapkan pola integrasi untuk kebijakan
Kembali pada pendapat awal Prof. pengembangan produk syariah dalam
Iwan P. Pondjowinoto bahwa penggunaan sistem keuangan negara, termasuk dalam
istilah prinsip syariah di pasar modal dika- bidang pasar modal.
renakan memang prinsip umum yang
diterapkan di pasar modal sudah sejalan Komparasi Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-
dengan prinsip syariah. Hanya saja diper- MUI/X/2003 dengan POJK No.15/POJK.
04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah
lukan penekanan dari segi aspek kehalalan;
di Pasar Modal
halal dari objeknya, halal cara pero-
Menulis nama-nama Pengarang
lehannya dan halal cara penggunaannya.
tanpa judul dan posisi profesional seperti
Pada dasarnya, pasar modal syariah
Prof, Dr, Manajer Produksi, dll. Jangan
merupakan bagian dari industri pasar
menyingkat nama keluarga/terakhir Anda.
modal secara umum. Namun demikian,
Selalu berikan nama depan dan belakang
yang membedakan antara pasar modal
Anda. Tulis afiliasi yang jelas dari semua
syariah dengan yang tidak adalah produk
Penulis. Afiliasi meliputi: nama departe-
dan mekanisme transaksi tidak boleh bert-
men/unit, (fakultas), nama universitas,
entangan dengan prinsip syariah di pasar
alamat, negara. Harap tandai Penulis
modal. Istilah ‚prinsip syariah di pasar
Koresponden (sertakan alamat email)
modal‛ ini lebih tepat digunakan meng-
dengan menambahkan tanda bintang (*) di
ingat kegiatan di pasar modal termasuk
superskrip di belakang nama.
dalam muamalah yang memiliki hukum
Nama penulis harus dalam 12 pt
asal semua boleh dilakukan kecuali ada
Times Roman bold dengan 12 poin di atas
dalil yang melarang.20
dan 12 poin di bawah ini. Alamat penulis
Keduanya, antara pasar modal (kon-
digantikan oleh angka dan berpusat pada
vensional) dengan pasar modal syariah
kedua kolom manuskrip. Afiliasi penulis
memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari
harus dalam 12 pt Times Roman italic.
segi akad yang digunakan dalam transaksi
Tubuh teks harus memulai 2 baris (24 poin)
atau surat berharga yang diterbitkan. Akan
di bawah alamat terakhir. Sebuah fatwa
tetapi, perbedaan prinsip keduanya bukan
akan bersifat mengikat apabila ia telah
berarti pasar modal syariah memiliki lantai
diadopsi menjadi sebuah peraturan, baik
itu Peraturan Bank Indonesia (PBI) mau-
20 Wawancara dengan Dewan Komisioner pun Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
OJK pada tanggal 25 Maret 2019
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 91
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

(POJK). Dalam hal ini Fatwa DSN-MUI No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Peraturan Perundang-undangan.21
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Berikut ini beberapa aspek analisis
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal keterkaitan antara Fatwa DSN-MUI
yang pada saat itu dikeluarkan pada tahun No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
2003 baru diadopsi menjadi POJK pada Modal dan Pedoman Umum Penerapan
tahun 2015, dan selama selang waktu Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
tersebut peraturan dan kebijakan di pasar dengan POJK No.15/POJK.04/2015 tentang
modal berada di bawah kendali Bapepam- Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal:
LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Tabel 3.2 Perbandingan antara Fatwa dan
Lembaga Keuangan). POJK Pasar Modal Syariah
Fatwa pada dasarnya merupakan POJK
No Fatwa No.40/DSN-
Keterangan No.15/POJK.04/201
pedoman bagi peraturan yang berada di . MUI/X/2003
5

atasnya, maka secara tidak langsung akan Redaksi judul:


Pasar Modal dan
mempengaruhi apa saja yang akan Pedoman Umum
dirumuskan atau diputuskan dalam Penerapan Prinsip
Redaksi judul:
Syariah di Bidang
sebuah peraturan. Begitu pula dengan Penerapan Prinsip
Pasar Modal
Syariah di Pasar
Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X/2003 Judul dalam fatwa
Modal
terdapat kata
berimplikasi pada beberapa POJK terkait Berbeda sedikit
1 Judul ‘pedoman umum’
dengan fatwa
pasar modal. Di antaranya yaitu POJK yang
dengan
menunjukkan
No.15/POJK.04/2015 tentang Penerapan menghilangkan
fungsi fatwa
kata ‘bidang’ pada
Prinsip Syariah. Sebenarnya terdapat sebagai pedoman
redaksinya.
bagi peraturan
beberapa POJK yang berkaitan dengan yang lain dan sifat
pasar modal, akan tetapi yang beririsan fatwa yang tidak
mengikat.
erat dengan Fatwa DSN-MUI/X/2003 Bab I Ketentuan
adalah POJK tersebut. Bab I Ketentuan
Umum point 2:
Prinsip Syariah di
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Umum point 6:
Pasar Modal
Prinsip-prinsip
(POJK) adalah peraturan yang ditetapkan adalah prinsip
Syariah adalah
hukum Islam
oleh Dewan Komisioner OJK yang prinsip-prinsip
berdasarkan Fatwa
yang didasarkan
mengikat secara umum dan diundangkan atas ajaran Islam
DSN-MUI,
Prinsip sepanjang fatwa
dalam Lembaran Negara Republik 2
Syariah
yang
dimaksud tidak
penetapannya
Indonesia. POJK disusun dalam rangka dilakukan oleh
bertentangan
dengan POJK ini
melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang DSN-MUI, baik
dan/atau POJK
ditetapkan dalam
pengaturan di sektor jasa keuangan fatwa ini maupun
lainnya yang
didasarkan pada
sebagaimana diamanatkan dalam UU No. dalam fatwa
fatwa DSN-MUI.
terkait lainnya.
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keua- Dalam POJK
dijelaskan secara
ngan. POJK memiliki kekuatan hukum
sesuai dengan hierarki sebagaimana
Wawancara dengan Dewan Komisioner
21

dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 UU OJK pada tanggal 25 Maret 2019
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 92
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019
lebih rinci sesuai merusak kepada lembaga
dengan penjelasan moral dan keuangan ribawi
yang ada pada bersifat lebih dominan
fatwa. madharat. dari modalnya.‛
Tindak lanjut
dari adanya fatwa Pasal 2 ayat (2)
tersebut adalah Perubahan atas
perwujudannya Pasal 5 point d
dalam bentuk terdapat dalam
Fatwa yang
POJK (Peraturan Pasal 5 Pasal 2 ayat (2)
muncul terlebih
Otoritas Jasa Keduanya point h:
dahulu ada
Keuangan), memiliki bahasan ‚transaksi lain yang
dengan
dengan Transaksi yang sama akan mengandung unsur
pertimbangan
pertimbangan yang tetapi pada point d spekulasi (gharar),
hukum bahwa
mendukung Bertentanga yang berbunyi: penipuan (tadlis)
pada saat itu umat 5
3 Konsiderans perkembangan n dengan ‘menimbulkan termasuk
Islam
pasar modal Prinsip informasi yang menyembunyikan
membutuhkan
berdasarkan Syariah menyesatkan’, kecacatan (ghisysy),
pedoman bagi
prinsip syariah. berubah dan upaya untuk
pasar modal yang
Maka dengan redaksinya. mempengaruhi pihak
aktivitasnya
adanya POJK, lain yang
sejalan dengan
peraturan ini akan mengandung
prinsip syariah.
mengikat para kebohongan
pelaku sektor (taghrir).‛
pasar modal serta
berkekuatan Pasal 3
hukum. Dipertegas pada
Pasal 3 ayat (2): Pasal 2 POJK Pasal 3
Secara garis besar Sama dengan bahwa efek
membahas fatwa, hanya ada memenuhi Prinsip
tentang: beberapa Syariah di Pasar
a. Perjudian perbedaan: Modal sehingga
dan a. tambahan pada Pasal 4 menjadi Efek
permainan POJK dalam Dalam Pasal 4 ini Syariah apabila:
yang jenis usahanya masih dinyatakan kegiatan dan jenis
tergolong yaitu pada secara umum usaha; akad dan
judi; point c yang mengenai efek cara pengelolaan
b. Jasa berbunyi:‚jual syariah yaitu serta kekayaan
keuangan beli risiko yang meliputi Saham dan/atau aset yang
Kegiatan ribawi; mengandung Syariah, Obligasi mendasari yang
dan Jenis c. Memproduks unsur Syariah, Reksa ditetapkan oleh
Usaha yang i, ketidakpastian 5 Efek Syariah Dana Syariah, OJK tidak
4 Bertentanga mendistribusi (gharar) Kontrak Investasi bertentangan
n dengan kan, dan/atau judi Kolektif Efek dengan Prinsip
Prinsip memperdaga (maysir).‛ Beragun Aset (KIK Syariah di Pasar
Syariah ngkan, b. Point yang EBA) Syariah, dan Modal. Sedangkan
dan/atau dihapuskan surat berharga untuk akad yang
menyediakan dalam POJK lainnya yang digunakan wajib
barang atau yaitu point e sesuai dengan mengacu pada
jasa yang yang berbunyi: Prinsip-prinsip peraturan
haram ‚melakukan Syariah. perundang-
dzatnya (li investasi pada undangan di
dzatihi) dan Emiten sektor pasar modal
haram bukan (perusahaan) yang mengatur
karena yang pada saat tentang akad-akad
dzatnya (li transaksi tingkat yang digunakan
ghairihi) serta nisbah hutang dalam penerbitan
yang perusahaan Efek Syariah di

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 93


Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019
Pasar Modal Pasal 12 dan 13
dan/atau akad hanya tercantum
lainnya yang tidak pada POJK
bertentangan sebagaimana
dengan Prinsip dinyatakan dalam
Syariah di Pasar ketentuan lainnya
Modal. bahwa OJK berhak
Pasal 3 s.d 9 untuk memeriksa
diterangkan secara Ketentuan atas pemenuhan
Tidak terdapat
lebih terperinci 8 Lain-lain Prinsip Syariah di
dalam fatwa
mengenai siapa dan Sanksi Pasar Modal dan
dan bagaimana menjelaskan sanksi
peraturan pihak apa saja yang akan
yang melakukan diterima oleh para
kegiatan syariah di pelaku pasar
pasar modal modal jika syarat
Pasal 3 ayat (3) s.d
meliputi: yang sebagaimana
(5)
Pihak yang a. Jenis emiten; telah diputuskan
Menjelaskan
Melakukan b. Ketentuan tidak terpenuhi.
secara umum
6 Kegiatan khusus bagi
mengenai kriteria
Syariah di perusahaan
emiten dalam
Pasar Modal yang Berdasarkan hasil wawancara deng-
pasar modal
menyatakan
syariah. an pihak OJK, terdapat beberapa relasi
dirinya sesuai
prinsip (hubungan) antara POJK dengan fatwa
syariah; serta
yaitu sebagai berikut: 1) Fatwa DSN-MUI
c. Ketentuan
mengenai merupakan jawaban para ulama yang
Dewan
tergabung dalam Dewan Syariah Nasional
Pengawas
Syariah (DPS). Majelis Ulama Indonesia atas pernyataan
stakeholders yang terkait dengan aspek
Pasal 10 s.d 11
Dalam Pasal 10 syariah di bidang ekonomi. 2) Dalam
menegaskan hukum positif indonesia, Fatwa DSN-MUI
Pasal 7 bahwa setiap
Dalam Pasal 7 pihak yang bukanlah produk hukum yang bersifat
fatwa tersebut melakukan mengikat. 3) Produk hukum yang bersifat
disebutkan bahwa kegiatan syariah di
DSN-MUI perlu pasar modal wajib mengatur dan mengikat adalah POJK. 4)
untuk menyampaikan Namun demikian, dalam menyusun POJK
mendapatkan laporan yang
informasi dari disusun oleh DPS yang terkait dengan pasar modal syariah,
Pelaporan Bapepam dan kepada OJK terkait OJK senantiasa melibatkan DSN-MUI seca-
dan pihak lain dalam dengan
7 ra kelembagaan dan tentunya mem-
Keterbukaa rangka penerapan pemenuhan
n Informasi Prinsip-prinsip Prinsip Syariah di pertimbangkan Fatwa DSN-MUI yang
Syariah di Pasar Pasar Modal. Pada
Modal. Sedangkan pasal selanjutnya terkait.
untuk saat ini berbicara Jadi, hubungan antara fatwa dan
fungsi mengenai waktu
pengawasan diserahkannya POJK yaitu fatwa sebagai pedoman umum
Bapepam telah laporan bersamaan dan POJK merupakan realisasi peraturan
dialihkan kepada dengan
OJK. penyampaian yang ada dalam fatwa. Dari analisis di atas
laporan tahunan juga dapat ditarik kesimpulan bahwa apa
atau laporan
keuangan tahunan. yang dituangkan dalam fatwa masih

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 94


Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019

bersifat umum. Sedangkan dalam POJK, dan syariah secara berdampingan maupun
intisari yang ada dalam fatwa diolah paralel sekaligus saling berkompetisi.
kembali dan dituangkan dalam redaksi Hubungan antara fatwa dan POJK
yang lebih prosedural. Secara garis besar isi yaitu fatwa sebagai pedoman umum dan
POJK mewakili kandungan fatwa. Fatwa POJK merupakan positivisasi peraturan
tidak bersifat mengikat sedangkan POJK yang terdapat dalam fatwa. Substansi yang
berkekuatan hukum (hukum positif), dituangkan dalam Fatwa No.40/DSN-
dalam arti lain bahwa POJK merupakan MUI/X/2003 masih bersifat umum, sedang-
hasil legitimasi fatwa.22 Oleh karenanya, kan dalam POJK No.15/POJK.04/2015
dalam POJK diputuskan pula mengenai intisari yang ada dalam fatwa dituangkan
sanksi yang akan diterima para pelaku dalam redaksi yang lebih prosedural.
pasar modal apabila melanggar POJK Dalam POJK juga diputuskan mengenai
tersebut. sanksi yang akan diterima para pelaku
pasar modal apabila melanggar POJK.
KESIMPULAN
Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X
/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal dilatarbelakangi pada
sebuah kebutuhan masyarakat yang pada
saat itu membutuhkan sebuah pedoman
dalam pasar modal syariah.
Penggunaan istilah prinsip syariah
di pasar modal dikarenakan prinsip umum
yang diterapkan di pasar modal sudah
sejalan dengan prinsip syariah. Hanya saja
diperlukan penekanan dari segi aspek
kehalalan; halal dari objeknya, halal cara
perolehannya dan halal cara peng-
gunaannya. Pola integrasi (integration)
adalah pola yang diterapkan oleh pasar
modal di Indonesia yaitu pola yang
menjalankan sistem ekonomi konvensional

22 Hasil penelitian Yeni Salma Barlinti,


seorang dosen Fakultas Hukum UI yang
menyimpulkan bahwa fatwa DSN-MUI yang sudah
dilegitimasi lewat peraturan perundang-undangan
adalah hukum positif yang mengikat.
(https://m.hukumonline.com diakses tanggal 14
Maret 2019 pukul 22.11)
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 95
Volume VI/ Nomor 2/ Juli 2019
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. Ke-4. (Jakarta: Balai Pustaka).

Fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk


Reksa Dana Syari'ah

Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum


Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.

Huda, Nurul dan N, Mustafa Edwin. 2007. Investasi pada Pasar Modal Syariah. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group).

Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah Indonesia. (Jakarta: Kencana).

Matewally. 1995. Teori dan Praktik Ekonomi Islam. (Jakarta: Bangkit Daya Insani).

Nafik, Muhamad HR. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta).

POJK No. 15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal.

Pondjowinoto, Iwan P. 2003. Prinsip Syariah di Pasar Modal Pandangan Praktisi. (Jakarta:
Modal Publications).

Prasetyo, Yoyok. 2017. Hukum Investasi dan Pasar Modal Syariah. (Bandung: Mina).

Shahib, Muhammad. 2009. Syamil Quran Bukhara. (Bandung: Sygma).

Sutedi, Adrian. 2009. Segi-segi Hukum Pasar Modal. (Bogor: Ghalia Indonesia).

Sutedi, Adrian. 2014. Pasar Modal Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika).

Umam, Khoerul. 2013. Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah. (Bandung:
Pustaka Setia).

UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

UU No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

Wardiyah, Mia Lasmi. 2017. Manajemen Pasar Uang dan Pasar Modal. (Bandung: Pustaka
Setia).

Widoatmodjo, Sawiji. 2009. Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi Kasus. (Bogor: Ghalia
Indonesia).

Yuliana, Indah. 2010. Investasi Produk Keuangan Syariah. (Malang: UIN-Maliki Press).

https://business-law.binus.ac.id diakses pada tanggal 16 November 2018, Pukul 18.57.


https://m.hukumonline.com diakses tanggal 14 Maret 2019 pukul 22.11
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah I 96

You might also like