You are on page 1of 13

Hasanuddin Law Review Vol.

1 Issue 3, December (2015)

HALREV
Volume 1 Issue 3, December 2015: pp. 337-349. Copyright © 2015
HALREV. Faculty of Law, Hasanuddin University, Makassar, South
Sulawesi, Indonesia. ISSN: 2442-9880 | e-ISSN: 2442-9899.
Open Access at: http://pasca.unhas.ac.id/ojs/index.php/halrev
Hasanuddin Law Review is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License,
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original
work is properly cited.

Pembaruan dan Harmonisasi Peraturan Perundang-


undangan Bidang Lingkungan dan Penataan Ruang Menuju
Pembangunan Berkelanjutan
Reform and Harmonization of Legislation concerning Environment and Spatial
Planning towards Sustainable Development

Maret Priyanta
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Jln. Imam Bonjol No. 21, Bandung, 40132, Jawa Barat, Indonesia.
Tel./Fax. +62-22-2508514 E-mail: maret.priyanta@unpad.ac.id
Submitted: Oct 19, 2015; Reviewed: Nov 16, 2015; Accepted: Nov 21, 2015

Abstract: In an effort to achieve of state responsibility, national development carried out


by all components of the nation. National development formulated and established by the
government through a system of national development planning. In the implementation of
development activities that use natural resources, legislation in the field of environment
and spatial planning is an important aspect as the legal basis, in which the substance
and purpose of the rules is not only derived from legal aspect, but also derived from
sciences field environment and spatial planning. This reseacrch uses normative juridical
approach, through the method of approach to legislation, the conceptual approach
and an analytical approach. The scope of this normative juridical research includes
a study of the principles of law, an inventory study of positive law and legal research
on systematics. Regulatory issues in the field of environment and spatial planning in
Indonesia in the context of sustainable development was originally rooted in the process
of establishing legislation. In terms of the substance of which is set to have a tendency
no longer rooted in the sciences that underlie environmental law and spatial. Concept
of reform and harmonization of legislation field of environment and spatial planning in
Indonesia in the context of sustainable development must be assessed in terms of the
scientific approach to the whole holistic, inter and multidisciplinary and cross-sectoral
to harmonize science related to the environment and spatial planning with the principles,
theory and philosophy in Legal studies.
Keywords: Sustainable Development; Environmental Law; Spatial Law

Abstrak: Dalam upaya untuk mencapai tujuan negara, pembangunan nasional dilakukan
oleh semua komponen bangsa. Pembangunan nasional dirumuskan dan ditetapkan
oleh pemerintah melalui suatu sistem perencanaan pembangunan nasional. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam, peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan dan penataan ruang menjadi aspek penting

337
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

sebagai landasan hukum, di mana materi muatan serta tujuan peraturan tersebut tidak
hanya bersumber dari ilmu hukum, namun juga bersumber dari ilmu-ilmu pengetahuan
bidang lingkungan dan tata ruang. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis
normatif, melalui metode pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual
dan pendekatan analitis. Ruang lingkup penelitian yuridis normatif ini mencakup
penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap inventarisasi hukum positif
dan penelitian terhadap sistematika hukum. Permasalahan pengaturan dalam bidang
lingkungan dan tata ruang di Indonesia dalam rangka pembangunan berkelanjutan pada
awalnya bersumber pada proses pembentukan peraturan perundang-undangan. Dalam
hal materi muatan yang diatur memiliki kecenderungan tidak lagi bersumber pada ilmu-
ilmu pengetahuan yang melandasi undang-undang bidang lingkungan dan tata ruang.
Konsep pembaruan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan bidang lingkungan
dan tata ruang di Indonesia dalam rangka pembangunan berkelanjutan harus dikaji dari
segi keilmuan dengan pendekatan utuh menyeluruh, inter dan multidisipliner serta lintas
sektoral dengan mengharmoniskan ilmu terkait lingkungan dan tata ruang dengan asas,
teori dan filsafat dalam ilmu hukum.
Kata Kunci: Pembangunan Berkelanjutan; Hukum Lingkungan; Hukum Tata Ruang

PENDAHULUAN antarpelaku pembangunan; menjamin ter-


Indonesia sebagai negara yang berdaulat, ciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
memiliki tujuan dan tanggung jawab untuk baik antardaerah, antarruang, antarwaktu,
“…melindungi segenap bangsa Indonesia antarfungsi pemerintah maupun antara
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan Pemerintah dan pemerintah daerah; men-
untuk memajukan kesejahteraan umum...”1 jamin keterkaitan dan konsistensi antara
Tanggung jawab tersebut, diwujudkan de- perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
ngan berbagai cara dan upaya. Di antara- dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi
nya, pembangunan dengan tetap menjamin masyarakat; dan menjamin tercapainya
hak setiap warga negara untuk mendapatkan penggunaan sumber daya secara efisien,
lingkungan hidup yang baik dan sehat2 bagi efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.4
generasi masa kini dengan tetap memperha- Indonesia adalah negara hukum, seba-
tikan kepentingan generasi masa mendatang. gaimana tercantum dalam konstitusi negara
Dalam upaya untuk mencapai tu- Republik Indonesia tahun 1945. Hukum
juan negara, pembangunan nasional dila- dalam arti peraturan perundang-undangan
kukan oleh semua komponen bangsa.3 menjadi hal yang paling penting di Indo-
Pembangunan nasional yang dirumuskan nesia dalam rangka mencapai tujuan hukum,
dan ditetapkan oleh pemerintah melalui hal tersebut dipengaruhi sistem hukum
suatu sistem perencanaan pada prinsipnya Indonesia yang cenderung mengadopsi civil
bertujuan untuk mendukung koordinasi law system dengan peraturan perundang-
1
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
undangan sebagai sumber utama hukum di
Republik Indonesia Tahun 1945. Indonesia dengan didukung sumber-sumber
2
Pasal 28H ayat (1) UUD 1945.
3
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 4
Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Nasional.

338
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

hukum lainnya seperti hukum kebiasaan dan struksi Presiden Tahun 19709 dan Keputusan
hukum adat, hukum traktat, hukum yurispru- Presiden Tahun 199810 menekankan bahwa
densi, dan hukum ilmu (pandangan ahli).5 persetujuan Presiden memegang peranan
Peraturan perundang-undangan men- penting dalam proses pembentukan per-
jadi faktor penting dalam rangka menjamin aturan perundang-undangan (Lihat Gambar
tercapainya tujuan pembangunan nasional. 1). Hal penting terkait lainnya adalah proses
Peraturan Perundang-undangan adalah per- tanggapan Menteri Kehakiman untuk mem-
aturan tertulis yang memuat norma hukum berikan tanggapan dari segi hukum serta
yang mengikat secara umum dan dibentuk rangka pengharmonian, pembulatan dan pe-
atau ditetapkan oleh lembaga negara atau mantapan yang akan mengonsultasikan ter-
pejabat yang berwenang melalui prosedur lebih dahulu konsep tersebut dengan Menteri
yang ditetapkan dalam Peraturan�������
Perun-
������ Kehakiman serta Pimpinan Lembaga lain-
dang-undangan. 6
nya yang terkait. Kedua aturan dalam proses
Dalam sejarah perkembangan proses pembentukan undang-undang, menunjukan
pembentukan perundang-undangan di In- peran Menteri yang membidangi hukum dan
donesia, berbagai prosedur dalam mempra- peraturan perundang-undangan untuk mem-
karsai sebuah undang-undang sebagai syarat berikan arahan, tanggapan dan konsultasi
formil dan pelimpahan kewenangan melalui dalam proses pembentukan sebuah undang-
atribusi dan delegasi7 dalam materi muatan undang.
peraturan perundang-undangan, berdam- Dalam perkembangannya, pada tahun
pak secara tidak langsung menyebabkan 2004 dan tahun 201112, undang-undang ten-
11

penurunan kualitas sebuah produk undang- tang pembentukan peraturan perundang-un-


undang serta menimbulkan undang-undang dangan menyatakan bahwa pengharmonisa-
yang sektoral akibat tidak harmonisnya ma- sian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
teri muatan serta kewenangan yang langsung rancangan undang-undang yang berasal dari
diberikan kepada organ negara.8 presiden, dikoordinasikan oleh menteri yang
Dalam awal perkembangan peng- tugas dan tanggung jawabnya di bidang hu-
aturan pembentukan peraturan perundang- kum dan peraturan perundang-undangan.
undangan, diawali dengan ditetapkannya In- Apabila dibandingkan secara makna, istilah
koordinasi menunjukkan menurunnya kuali-
5
E. Utrecht dan Moh Saleh Djindang. (1989). tas harmonisasi dalam rangka pembulatan
Pengantar dalam Hukum Indonesia. Cetakan XI.
Yogyakara: PT. Ichtiar Baru, hlm.26 9
Lihat Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1970
6
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan
pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Peme-
7
Diana Halim Koentoro. (2004). Hukum Administrasi rintah.
Negara. Bogor: Ghalia, hlm. 26-27. 10
Lihat Keputusan Presiden Republik Indonesia No-
8
Dalam ketentuan UUD NRI 1945, terdapat subjek mor 188 Tahun 1998 tentang Tata Cara Memper-
jabatan atau subjek hukum kelembagaan yang siapkan Rancangan Undang-Undang
dapat dikaitkan dengan pengertian lembaga atau 11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
organ negara dalam arti yang luas diantaranya 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota dalam Perundang-undangan.
Jimly Asshiddiqie, Lembaga-Lembaga Negara, 12
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Organ Konstitusional Menurut UUD 1945 dalam 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
www.jimly.com Perundang-undangan.

339
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

Gambar 1.
Sejarah Pengaturan tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

serta minimnya peran akademisi dalam pro- harmonisasi yang layak dalam perumusan
ses pembentukan sebuah undang-undang. norma dalam pembentukan suatu undang-
Salah satu permasalahan dalam undang.
peraturan bidang perencanaan pembangunan, Pada saat terjadinya pertentangan,
ketidakharmonisan secara jelas terlihat pada tumpang tindih dalam tataran undang-un-
tingkatan undang-undang yaitu pengaturan dang, pemaknaan asas-asas dalam peraturan
tentang bentuk penetapan RPJMD.13 perundang-undangan menjadi sangat pen-
Ketidakharmonisan tersebut terlihat dalam ting untuk menentukan aturan mana yang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 harus dijadikan dasar dan diacu. Pada saat
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan aturan tidak lagi memberikan kepastian un-
Nasional (UU SPPN) dengan Undang- tuk menentukan sesuatu hal benar atau salah,
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang maka ajaran-ajaran hukum (asas, teori dan
Pemerintahan Daerah (UU Pemda). Dalam filsafat) memiliki peran yang penting seba-
UU SPPN, Pasal 19 ayat (3) menyatakan gai alat analisis. Hal tersebut menunjukkan
bahwa RPJM Daerah ditetapkan dengan bahwa hukum sebagai aturan (peraturan per-
Peraturan Kepala Daerah paling lambat 3 undang-undangan) harus berlandaskan hu-
(tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik, kum sebagai ajaran dalam pembentukan dan
sedangkan UU Pemda, Pasal 264 ayat (4) pelaksanaannya.
menyatakan bahwa Perda tentang RPJMD Dalam pembentukan peraturan perun-
ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan dang-undangan bidang lingkungan dan tata
setelah kepala daerah terpilih dilantik. ruang, dipengaruhi pula oleh materi muatan
Bentuk penetapan melalui Perda dan serta tujuan yang tidak hanya bersumber
peraturan kepala daerah memiliki perbedaan dari ilmu hukum, namun juga bersumber
yang sangat prinsip dalam proses, waktu dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dalam
dan kedudukannya dalam sistem hukum bidang lingkungan dilandasi oleh ilmu ling-
nasional sehingga pengaturan yang berbeda kungan dan bidang tata ruang dilandasi oleh
ini menunjukan tidak dilakukannya proses ilmu planologi (Gambar 2).
Pelaksanaan pembangunan dalam ka
13
RPJMD merupakan Rencana Pembangunan Jangka itannya dengan lingkungan dan tata ruang
Menengah Daerah untuk 5 (lima) tahun sebagai
bagian dari RPJP. yang selama ini cenderung tidak terencana

340
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

Gambar 2
Hubungan ilmu hukum dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dalam proses pembentukan
Peraturan Perundang-undangan

dan tidak berkelanjutan telah berdampak ngan, masih terjadinya kerusakan dan keba-
pada menurunnya kualitas dan fungsi ling- karan hutan, banjir, pencemaran lingkungan,
kungan termasuk sumber daya alam di dan konversi lahan produktif menjadi perun-
dalamnya. Ruang sebagai wadah�����������
yang meli- tukan lain15. Kedua, dalam bidang penataan
puti ruang darat, ruang laut, dan ruang uda- ruang pengaturan tata ruang belum optimal,
ra, termasuk ruang di dalam bumi sebagai banyaknya peraturan perundang-undangan
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan terkait ruang yang perlu disinkronkan serta
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, rencana tata ruang belum dijadikan acuan
dan memelihara kelangsungan hidupnya14 pembangunan berbagai sektor.16 Ketiga,
belum dapat berfungsi secara optimal mewu dalam perencanaan pembangunan, kepen-
judkan keharmonisan antara lingkungan tingan-kepentingan ekonomi, politik men-
alam dan lingkungan buatan, keterpaduan jadi permasalahan yang dihadapi, sehingga
dalam penggunaan sumber daya alam dan rencana yang telah disusun tidak dapat
sumber daya buatan dengan memerhati- dilaksanakan secara konsisten yang meng-
kan sumber daya manusia dan terwujudnya akibatkan perencanaan pembangunan seba-
perlindungan fungsi ruang dan pencegahan gai proses untuk menentukan tindakan masa
dampak negatif terhadap lingkungan akibat depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
pemanfaatan ruang. dengan memerhitungkan sumber daya yang
Beberapa permasalahan dalam kaitan- 15
Chay Asdak. (2012). Kajian Lingkungan Hidup
nya dengan pembangunan berkelanjutan Strategis: Jalan Menuju Pembangunan Berkelan-
jutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
antara lain: Pertama, dalam bidang lingku- hlm.3.
16
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas,
14
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Arah Kebijakan Penataan Ruang dan Pengelolaan
Penataan Ruang. Pertanahan Nasional 2015-2019, Jakarta, 2013.

341
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

tersedia belum berfungsi secara optimal. perundang-undangan, pendekatan konsep-


Dalam kerangka negara kesatuan, tual dan pendekatan analitis. Ruang lingkup
Indonesia idealnya memiliki satu sistem penelitian yuridis normatif ini mencakup
hukum nasional. Sistem hukum terdiri dari penelitian terhadap asas-asas hukum, pene-
subsistem dan sub-sub sistem yang secara litian terhadap inventarisasi hukum positif
terpadu serta saling melengkapi memben- dan penelitian terhadap sistematika hukum.
tuk satu sistem hukum nasional termasuk Penelitian ini merupakan penelitian
sistem hukum lingkungan sebagai salah satu deskriptif, yaitu penelitian yang bersifat
sub sistemnya. Salah satu tujuan yang ter- menemukan data dan informasi terhadap
kait dengan perlindungan dan pengelolaan variabel yang terdapat dalam materi pene-
lingkungan adalah tujuan dalam rangka litian. Objek penelitian hukum normatif ini
menjamin tercapainya penggunaan sumber berupa bahan hukum yang bersifat kuali-
daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan tatif yaitu baik bahan hukum primer (per-
berkelanjutan. Permasalahan dari aspek hu- aturan perundang-undangan), bahan hukum
kum, dimulai dari proses pembentukan dan sekunder (bahan pustaka) maupun bahan hu-
pelaksanaan peraturan perundang-undangan kum tersier (kamus hukum). Terhadap data
hingga proses penegakan hukum. Perma- penelitian, baik data sekunder maupun data
salahan utama dalam proses pembentukan primer, dilakukan analisis yang bersifat yuri-
adalah tidak harmonisnya satu peraturan dis kualitatif dengan menggunakan metode
dengan peraturan lain yang mengatur obyek penafsiran hukum, terutama penafsiran
atau hal yang sama. Dalam pelaksanaannya, gramatikal, penafsiran sejarah, dan penaf-
sinkronisasi antara satu aturan dengan aturan siran sistematis.
yang lainnya menyebabkan tumpang tindih
kewenangan, sehingga menimbulkan keti- ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dakpastian hukum. Hukum merupakan suatu sistem yang terdiri
Berdasarkan uraian permasalahan ter- dari sejumlah unsur atau komponen yang
sebut, dapat diidentifikasi permasalahan hu- selalu pengaruh memengaruhi dan terkait
kum dalam tulisan ini, antara lain: Pertama, satu sama lain oleh satu atau beberapa asas.17
kendala hukum yang ditemui dalam bidang Tujuan hukum tidak dapat dilepaskan dari
lingkungan dan penataan ruang di Indonesia nilai-nilai dan falsafah hidup yang menjadi
dalam rangka pembangunan berkelanjutan; dasar hidup masyarakat yang bermuara
Kedua, terkait �������������������������
konsep ������������������
pembaruan dan har- kepada keadilan.18 Berdasarkan pandangan
monisasi peraturan perundang-undangan sistemik, maka dalam sistem hukum nasional
di bidang lingkungan dan penataan ruang yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam mewujudkan pemba-ngunan yang
berkelanjutan. 17
Sunaryati Hartono. (1991). Politik Hukum Menuju
Satu Sistem Hukum Nasional. Bandung: PT Alumni,
hlm.56.
METODE 18
Mochtar Kusumaatmadja dan B Arief Sidharta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yu- (2000). Pengantar Ilmu Hukum: Suatu Pengenalan
Pertama Ruang Lingkup berlakunya Ilmu Hukum.
ridis normatif, melalui metode pendekatan Bandung: PT Alumni, hlm.4

342
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

setiap bidang hukum yang akan merupakan keseimbangan.22 Hukum yang mengatur se-
bagian dari sistem hukum nasional itu wajib gi-segi lingkungan hidup harus pula dipan-
bersumber pada Pancasila dan UUD 1945.19 dang sebagai suatu sistem. Sistem hukum23
Pembaruan dimaknai dari arti katanya sebagaimana dikemukakan oleh Sunaryati
merupakan proses, cara, perbuatan mem- Hartono24 terdiri atas subsistem-subsistem
barui.20 Pembaruan sistem hukum harus hukum, yang antara lain adalah subsistem
mengacu pada ciri sistem sebagai satu ke- hukum lingkungan. Subsistem Hukum Ling-
satuan. Adapun ciri-ciri sistem dari suatu ke- kungan terdiri dari asas-asas, kaidah-kaidah
satuan sistem, yaitu: Pertama, sistem adalah dan juga meliputi lembaga-lembaga dan
suatu kompleksitas elemen yang terben- proses-proses guna mewujudkannya dalam
tuk dalam satu kesatuan interaksi (proses); kenyataan.25 Hukum lingkungan merupakan
Kedua, masing-masing elemen terkait dalam bidang hukum yang memiliki ciri khusus
satu kesatuan hubungan satu sama lain sa- dalam wujud sebagai hukum yang berorien-
ling bergantung; Ketiga kesatuan elemen tasikan pada lingkungan, di mana sifat dan
yang kompleks itu membentuk satu kesatu- hakikatnya adalah utuh menyeluruh, maka
an yang lebih besar, yang meliputi keselu- hukum lingkungan merupakan hukum ber-
ruhan elemen pembentuknya itu; Keempat, wawasan lingkungan dan bermetode utuh
keseluruhan itu menentukan ciri dari setiap menyeluruh.26
bagian pembentuknya; Kelima, bagian dari Lingkungan terkait dengan unsur-un-
keseluruhan itu tidak dapat dipahami jika ia surnya mengandung arti adanya interaksi an-
dipisahkan, atau dipahami secara terpisah tar unsur-unsur di dalamnya, termasuk ma-
dari keseluruhan itu; Keenam, bagian-bagian nusia terhadap sumber daya lainnya. Dalam
itu bergerak secara dinamis secara mandiri pandangan ekosistem yang merupakan sa-
atau secara keseluruhan dalam keseluruhan tuan unsur-unsur fungsional di dalamnya
(sistem) itu.21 tercakup organisme dan lingkungan abiotik
Syarat mutlak suatu sistem harus me- yang satu terhadap yang lain, saling meme-
miliki suatu tujuan secara pasti, agar me- ngaruhi. Interaksi sebagai salah satu kaidah
miliki daya gerak menuju tujuan tersebut. dalam ekosistem di mana antar unsur-unsur
Dalam proses gerak suatu sistem menuju dalam suatu lingkungan saling memengaruhi
tujuannya pasti, maka terjadilah interaksi dan bersifat timbal balik. Interaksi tersebut
dan saling memengaruhi antara komponen dapat antara unsur biotik sendiri, unsur bio-
menurut aturan keserasian, keselarasan dan tik dengan abiotik, dan/atau unsur abiotik
dengan abiotik lainnya.27
19
Sunaryati Hartono, Idem, hlm. 54. Lihat juga, 22
Munadjat Danusaputro. (2001). Hukum Lingkungan
Kelsen, Hans. (1973). General Theory of Law and Buku I: Umum. Cetakan Ketiga. Bandung: Putra A.
State, Translated By Anders Wedberg, Russell and Bardin, hlm 7-8.
Russell, New York, hlm. 134. 23
Lili Rasjidi, Op.Cit, hlm 35 – 40.
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline. 24
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hlm. 46.
Diunduh pada laman website: http://pusatbahasa. 25
Mochtar Kusumaatmadja. (1976). Pembinaan
diknas.go.id/kbbi/. Hukum dalam Rangka Pembangunan Nasional.
21
Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra. (2003). Hukum Bandung: Bina Cipta, hlm. 14.
Sebagai Suatu Sistem. Cetakan kedua. Bandung: 26
Munadjat Danusaputro, Op.Cit, hlm 87-88.
Mandar Maju, hlm 65. 27
Amiruddin A. Dajaan Imami. (2014). Hukum Pena-

343
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

Secara konseptual bahwa lingkungan perundang-undangan bidang tata ruang.


terdiri atas sumber daya insani (manusia)28, Dalam ekologi, lingkungan secara il-
sumber daya alam, dan sumber daya buatan/ miah disebut ekosistem dan manusia berada
budaya sebagai interaksinya.29 Manusia dan sebagai salah satu bagian (subsistemnya).
aktivitasnya memengaruhi lingkungan, pun Lingkungan hidup sebagai suatu ekosistem
sebaliknya, manusia juga dipengaruhi oleh terdiri atas berbagai subsistem yang mem-
lingkungannya. Begitupula halnya dengan punyai aspek sosial, budaya, ekonomi dan
jasad-jasad hidup lainnya, oleh sebab itu, geografi serta corak ragam yang berbeda
apa yang dimaksudkan dengan lingkungan serta mengakibatkan daya tampung dan daya
bukan hanya lingkungan fisik dan biologi dukung lingkungan yang berlainan. Kese-
melainkan meliputi lingkungan sosial, eko- larasan, keserasian dan keseimbangan daya
nomi, budaya, politik dan pertahanan ke- tampung dan daya dukung akan meningkat-
amanan. Manusia dan aktivitasnya yang kan ketahanan subsistem, yang berarti juga
mempengaruhi lingkungan sebagai suatu in- meningkatkan ketahanan lingkungan secara
teraksi memunculkan sumber daya budaya/ keseluruhan. Sumber daya alam merupakan
buatan.30 unsur dari lingkungan hidup yang mendu-
Berkenaan dengan kedudukan sumber kung kehidupan. Jumlah sumber daya alam
daya alam sebagai bagian dari lingkungan, yang terbatas merupakan kendala bagi pem-
dapat dimaknai bahwa sumber daya alam bangunan nasional.31
alamiah seperti hutan, air, tambang, minyak, Pembangunan memerlukan sumber
gas bumi dan sebagainya merupakan sumber daya, keterbatasan sumber daya serta tang-
daya alam dimana saat berbicara lingkungan gung jawab negara untuk kepentingan gene-
terdapat interaksi antara unsur-unsurnya ter- rasi masa kini dan masa mendatang men-
masuk sumber daya alam yang secara kesa- jadi hal yang penting berkenaan dengan hal
tuan ekosistem membentuk lingkungan. Se- tersebut konsep Pembangunan berkelanjutan
hingga peraturan perundang-undangan yang disepakati dalam Konferensi Rio de Janeiro
mengatur sumber daya alam harus bersum- Tahun 1992 menjadi hal yang perlu untuk di-
ber kepada peraturan perundang-undangan pertimbangkan dalam memadukan pemban-
di bidang lingkungan dengan diwadahi ru- gunan dengan sumber daya alam. Pembangu-
ang, sebagaimana pengaturan peraturan nan berkelanjutan didefinisikan oleh Komisi
Brundland yaitu World Commision on Envi-
taan Ruang Kawasan Pesisir: Harmonisasi dalam
Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Logoz
ronment and Development (WCED) sebagai
Publishing, hlm.44-45; Lihat juga, Ida Bagus Wya- pembangunan yang memenuhi kebutuhan
sa Putra. (2003). Hukum Lingkungan Internasional:
Perspektif Bisnis Internasional. Bandung: Refika sekarang tanpa mengurangi kemampuan
Aditama, hlm.2; Lihat juga, Andi Hamzah. (2005).
Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta: Sinar
generasi-generasi mendatang memenuhi ke-
Grafika, hlm.5 butuhannya sendiri, sebagaimana tercantum
28
Sumber daya Insani meliputi IQ (Intellegence
Qoutient), SQ (Spiritual Qoutient) dan EQ
(Emotional Qoutient). 31
Moh. Soerjani, Rofiq Ahmad, Rozy Munir (Ed).
29
Bandingkan dengan Amiruddin A. Dajaan Imami, (1987). Lingkungan: Sumberdaya Alam dan
Op.Cit, hlm.62. Kependudukan dalam pembangunan. Jakarta: UI
30
Munadjat Danusaputro, Op.Cit., hlm. 187 Press, hlm.18

344
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

dalam laporan Komisi Brundland “Our regulation the inferior norm. The legal
Common Future” pada tahun 1987.32 WCED order, especially the legal order the
personification of which is the state,
mendekati masalah lingkungan dan pemba-
is therefore not a system of norm
ngunan dari enam sudut pandang, antara lain: coordinated to each other, standing to
keterkaitan (interdependency), berkelanjutan speak side by side on the same level,
(sustainability), pemerataan (equity), seku- but hierarchy of different levels of
norms”.
riti dan resiko lingkungan, pendidikan dan
Hukum itu bersifat hierarkis, artinya
komunikasi, dan kerjasama internasional.33
ketentuan yang paling di bawah bersumber
Proses pembangunan berkelanjutan
dari ketentuan yang lebih atas derajatnya.35
bertumpu pada kondisi sumber daya alam,
Dalam teorinya tersebut, terdapat kaidah
kualitas lingkungan dan faktor kependu-
dasar dari suatu tata hukum nasional yang
dukan. Mengingat ketiga faktor di atas, maka
merupakan suatu kaidah fundamental. Kai-
upaya pembangunan berwawasan lingku-
dah dasar tersebut disebut grundnorm yang
ngan perlu memelihara keutuhan fungsi
merupakan asas-asas hukum yang bersifat
tatanan lingkungan agar lingkungan dapat
abstrak, bersifat umum atau hipotesis.36
secara berlanjut menopang proses pemba-
Beragam undang-undang yang me-
ngunan secara terus menerus dari generasi
ngatur berbagai persoalan, menuntut pema-
ke generasi untuk meningkatkan kualitas
haman dan kemampuan untuk mendudukkan
manusia Indonesia34.
undang-undang sesuai dengan tujuan dan
Sistem hukum lingkungan sebagai
fungsinya. Berkenaan dengan hal tersebut,
subsistem hukum nasional meliputi per-
asas-asas yang harus dapat dipahami dalam
aturan perundang-undangan yang secara
menentukan undang-undang yang digu-
hierarki terdiri atas Undang Undang Dasar
nakan apabila terdapat indikasi ketidakhar-
1945, Undang-Undang/Peraturan Pemerin-
monisan. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono
tah Pengganti Undang-Undang, Peraturan
Soekanto, berpandangan bahwa pada asas-
Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
nya, Pertama, bahwa undang-undang tidak
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Ka-
berlaku surut, asas ini bertujuan agar ter-
bupaten/Kota. Sejalan dengan hal tersebut,
wujudnya kepastian hukum. Kedua,bahwa
“Stufen bau des Recht Theory” yang dike-
undang-undang yang dibuat oleh penguasa
mukakan Adolf Merkel dan Hans Kelsen
yang lebih tinggi mempunyai kedudukan
yang menyatakan bahwa:
yang lebih tinggi, atau yang dikenal seba-
“The norm determining the creation gai asas hirarki, sebagaimana pandangan
of an other norm is the superior,
the norm created according to this Amiroedidin Syarif. Ketiga, bahwa undang-
undang yang bersifat khusus menyamping-
32
Bandingkan Koesnadi Hardjasoemantri, Kuliah
Umum Program Pascasarjana Ilmu Hukum
kan undang-undang yang bersifat umum (lex
Universitas Lambung Mangkurat, 31 Mei 2004.
33
Bandingkan Koesnadi Hardjasoemantri, Op.Cit, 35
Bandingkan dengan Hans Kelsen, Op.Cit, hlm. 134.
hlm 14. diterjemahkan oleh penulis.
34
Surna T. Djajadiningrat. (1994). Artikel: Pembangu- 36
Rosjidi Ranggawidjaja. (1998). Pengantar Ilmu
nan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan, Perundang-undangan Indonesia. Bandung: Mandar
Jurnal Hukum Lingkungan, ICEL. Maju, hlm.26.

345
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

specialis derogat legi generali). Dalam im- sarana dalam perubahan masyarakat, makna
plementasinya, asas ini masih menimbulkan sarana yang dimaksud Mochtar adalah per-
banyak perdebatan atau perbedaan pendapat aturan perundang-undangan.
berkenaan dengan makna khusus, apakah Pandangan Mochtar dalam tulisan
makna khusus ini dimaknai khusus dari ke- beliau pada tahun 1972, dinyatakan bahwa
wenangan, judul undang-undang atau khu- berkenaan dengan perubahan maupun ke-
sus dari kompetensi materi muatan dalam tertiban (atau keteraturan) merupakan tujuan
undang-undang yang merujuk pada uru- kembar daripada masyarakat yang sedang
san yang menjadi kewenangan suatu organ membangun maka hukum menjadi suatu alat
negara37 dalam arti luas. Keempat, bahwa yang tak dapat diabaikan dalam proses pem-
Undang-undang yang berlaku belakangan bangunan. Dalam paparan konsep, beliau
membatalkan undang-undang yang berlaku memperkenalkan mengenai definisi hukum
sebelumnya (Lex posterior derogate legi pri- sebagaimana dinyatakan bahwa hukum tidak
ori), hal yang penting dalam asas ini adalah saja merupakan keseluruhan asas-asas dan
judul ataupun materi muatannya harus sama, kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan
dalam arti membatalkan materi muatan manusia dalam masyarakat, melainkan me-
aturan yang sebelumnya.38 liputi pula lembaga-lembaga (institutions)
Berkenaan dengan fungsi hukum dan proses-proses (process) yang mewujud-
dalam pembangunan, Mochtar Kusuma- kan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam ke-
atmadja menyatakan bahwa hukum harus nyataan.40
berfungsi dalam masyarakat yang sedang Berkenaan dengan pandangan terse-
membangun, sehingga hukum harus dapat but, Otje Salman menjabarkan bahwa dalam
membantu proses perubahan masyarakat. definisi hukum Mochtar Kusumaatmadja,
Pandangan bahwa dengan ahli hukum tak asas dan kaidah mencerminkan pengaruh
dapat membuat revolusi, dapat dibantah den- aliran positivism hukum. Istilah asas ber-
gan perkembangan konsep Law as a tool of arti nilai moral tertinggi, sedangkan kaidah
Social Engineering yang dikembangkan oleh merupakan patokan tentang perilaku yang
Roscoe Pound di Amerika Serikat dimana seharusnya, yang berisi perintah, larangan
hukum dijadikan alat untuk perubahan-per- dan kebolehan. Sedangkan istilah lembaga
ubahan masyarakat.39 Mochtar Kusumaat- dan proses mencerminkan pengaruh aliran
madja terinspirasi dengan konsep tersebut sosiological jurisprudence dan pragmatic
dan khusus di Indonesia, hukum sebagai legal realism. Pengertian lembaga dan pro-
ses mengandung makna, baik dalam bidang
37
Dalam ketentuan UUD 1945, terdapat subjek
jabatan atau subjek hukum kelembagaan yang pengadilan maupun di luar pengadilan.41
dapat dikaitkan dengan pengertian lembaga atau
organ negara dalam arti yang luas dalam Jimly Dalam konsep bekerjanya hukum,
Asshiddiqie, Lembaga-Lembaga Negara, Organ guna mewujudkannya dalam kenyataan.
Konstitusional Menurut UUD 1945 dalam www.
jimly.com
38
Rosjidi Ranggawidjaja, Loc.Cit, Mandar Maju, 40
Ibid, hlm.11.
1998 41
Otje Salman. (2009). Filsafat Hukum: Perkem-
39
Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi dan Perkemban- bangan dan Dinamika Masalah. Bandung: Refika
gan…, Op.Cit, hlm.11. Aditama, hlm.26-27.

346
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

Bekerja/berfungsinya hukum sebagai pandu sehingga undang-undang yang mengatur


(membina, mengawasi dan menjamin) pro- pengelolaan sumber daya harus bersumber
ses pembangunan (segala bidang) agar sampai dan mendukung tujuan undang-undang ling-
di tujuan nasional. Dalam konsep ini, hukum kungan sebagai umbrella provision dengan
harus berdiri di depan dan menjadi penunjuk pendekatan fungsional. Ketiga, dalam rang-
arah bagi terselenggaranya pembangunan ka mencapai tujuan pembangunan berkelan-
nasional (di segala bidang) secara tertib dan jutan, harus diupayakan hubungan peng-
teratur (bukan hanya pembangunan hukum). aturan yang harmonis dan serasi antara pe-
Sarana pendukung manajemen pemerintahan nataan ruang42 yang mewadahi lingkungan43
yang modern berupa rencana pembangunan serta kegiatan pembangunan44 yang memiliki
sebagai bagian dari sistem perundang- kecenderungan memanfaatkan sumber-sum-
undangan, partisipasi masyarakat dalam ber daya di dalamnya termasuk sumber daya
proses pengambilan keputusan; serta sikap alam. Keempat, pemahaman dan pembaruan
tindak pemerintah/masyarakat harus dapat pemaknaan asas-asas dalam peraturan pe-
dipertanggungjawabkan secara hukum. rundang-undangan terutama penerapan asas
Dalam perencanaan pembangunan yang menyatakan bahwa undang-undang
serta dalam pembaruan dan harmonisasi yang bersifat khusus menyampingkan un-
peraturan perundang-undangan bidang ling- dang-undang yang bersifat umum (lex speci-
kungan dan penataan ruang yang berkelan- alis derogat legi generali). Undang-undang
jutan, perlu diselaraskan untuk mencapai yang bersifat khusus sebaiknya dimaknai
tujuan pembangunan dan lingkungan ber- bahwa manakala terdapat suatu materi yang
dasarkan peraturan perundang-undangan. mengatur hal yang sama dalam dua atau le-
Beberapa hal perlu dilakukan pembaruan bih undang-undang, maka materi yang harus
antara lain: Pertama, hukum harus berdiri diacu adalah undang-undang yang kompe-
di depan, menentukan arah bagi terseleng- tensi yang didasakan pada ilmu pengatahuan
garanya pembangunan yang diwujudkan serta kewenangan yang selaras dengan judul
melalui perencanaan terhadap pembangunan dan materi muatan suatu undang-undang.
yang didasarkan kepada hukum dalam arti Dengan demikian, undang-undang menge-
peraturan perundang-undangan dengan terus
42
Lihat, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
melakukan peningkatan kualitas dalam pro- tentang Penataan Ruang dinyatakan “Ruang adalah
ses penyusunan rencana. Kedua, peraturan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
perundang-undangan di bidang lingkungan sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
dan penataan ruang harus bersumber pada memelihara kelangsungan hidupnya.”
ilmu-ilmu terkait lainnya dengan pendekatan
43
Lihat, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
utuh menyeluruh (multidisipliner dan inter- Hidup, “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
disipliner). Pada hakikatnya, sumber-sumber hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
daya merupakan bagian dari lingkungan, mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
dimana interaksi unsur-unsurnya memben- makhluk hidup lain.”
44
Lihat, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ten-
tuk satu kesatuan yang saling memengaruhi, tang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

347
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

nai lingkungan, tata ruang, perencanaan Hukum sebagai aturan (perundang-unda-


(pembangunan) yang telah disusun melalui ngan) secara operasional tidak dapat lepas
proses kajian ilmu-ilmu selain ilmu hukum, dari sumber-sumber ilmu pengetahuan dan
sejauh mengenai lingkungan, penataan ru- filsafat yang melandasi pembentukannya,
ang dan perencanaan, harus tetap bersumber sehingga manakala aturan tidak dapat mem-
pada ilmu-ilmu yang melandasinya, terma- berikan kepastian dan keadilan, asas, teori
suk prioritas untuk menjadikannya dasar dan filsafat menjadi hal yang penting dalam
pengaturan dalam peraturan perundang-un- rangka pembaruan dan harmonisasi untuk
dangan. memberikan pemaknaan secara ilmiah ter-
hadap suatu permasalahan yang ditimbulkan
PENUTUP sejak proses pembentukan hingga pelak-
Permasalahan pengaturan dalam bidang sanaan sebuah undang-undang.
lingkungan dan penataan ruang di Indonesia Pembaruan dan harmonisasi peraturan
dalam rangka pembangunan berkelanjutan perundang-undangan bidang lingkungan dan
bersumber pada proses pembentukan per- penataan ruang di Indonesia dalam rangka
aturan perundang-undangan terkait. Dalam pembangunan berkelanjutan harus bersum-
hal materi muatan yang diatur memiliki ber dari asas, teori dan filsafat. Berkenaan
kecenderungan tidak lagi bersumber pada dengan teori yang digunakan dalam ilmu
ilmu-ilmu pengetahuan yang melandasi hukum, teori yang dikembangkan oleh ahli-
undang-undang bidang lingkungan dan tata ahli hukum Indonesia sebaiknya diprio-
ruang. Setiap ilmu pengetahuan mempunyai ritaskan. Hal tersebut dikarenakan dalam
tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut ha- pembentukan suatu aturan harus dipertim-
rus diselaraskan dengan tujuan ilmu hukum bangkan karakteristik bangsa Indonesia agar
dalam rangka memberikan ketertiban, ke- aturan yang ditetapkan dapat dengan mudah
pastian dan keadilan dalam masyarakat. dilaksanakan. Peraturan perundang-unda-
Kegiatan pembangunan dalam memberikan ngan bidang lingkungan dan tata ruang harus
perubahan serta dalam rangka meningkatkan menjadi dasar dalam perencanaan pemba-
kualitas hidup manusia harus tetap memer- ngunan. Hukum harus berdiri di depan me-
timbangkan aspek lingkungan dan aspek tata nentukan arah pembangunan demi terwujud-
ruang untuk tetap mewujudkan pelestarian nya tujuan negara untuk keadilan generasi
fungsi lingkungan dan fungsi ruang secara masa kini dan masa mendatang.
berkelanjutan untuk kepentingan generasi
masa kini dan masa mendatang. BIBLIOGRAFI
Konsep pembaruan dan harmonisasi Amiruddin A. Dajaan Imami. (2014). Hu-
peraturan perundang-undangan bidang ling- kum Penataan Ruang Kawasan Pesi-
kungan dan penataan ruang dalam rangka sir: Harmonisasi dalam Pembangu-
pembangunan berkelanjutan harus bersum- nan Berkelanjutan. Bandung: Logoz
ber pada asas, teori dan filsafat yang me- Publishing.
landasi pembentukan suatu undang-undang. Andi Hamzah. (2005). Penegakan Hukum

348
Hasanuddin Law Review Vol. 1 Issue 3, December (2015)

Lingkungan. Jakarta: Sinar Grafika. Perkembangan dan Dinamika Ma-


Chay Asdak. (2012). Kajian Lingkungan salah. Bandung: Refika Aditama.
Hidup Strategis: Jalan Menuju Pem- Rosjidi Ranggawidjaja. (1998). Pengantar
bangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Ilmu Perundang-undangan Indonesia.
Gadjah Mada University Press. Bandung: Mandar Maju.
Diana Halim Koentoro. (2004). Hukum Ad- Sunaryati Hartono, Idem, hlm. 54. Lihat
ministrasi Negara. Bogor: Ghalia. juga, Kelsen, Hans. (1973). General
E. Utrecht dan Moh Saleh Djindang. (1989). Theory of Law and State, Translated
Pengantar dalam Hukum Indonesia. By Anders Wedberg, Russell and Rus-
Cetakan XI. Yogyakara: PT. Ichtiar sell, New York.
Baru. Sunaryati Hartono. (1991). Politik Hukum
Ida Bagus Wyasa Putra. (2003). Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional.
Lingkungan Internasional: Perspektif Bandung: PT Alumni.
Bisnis Internasional. Bandung: Refika Surna T. Djajadiningrat. (1994). Artikel:
Aditama. Pembangunan Berkelanjutan dan Ber-
Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra. (2003). wawasan Lingkungan, Jurnal Hukum
Hukum Sebagai Suatu Sistem. Cetakan Lingkungan, ICEL.
kedua. Bandung: Mandar Maju.
Mochtar Kusumaatmadja. (1976). Pembi- Sumber lainnya:
naan Hukum dalam Rangka Pemban- Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bap-
gunan Nasional. Bandung: Bina Cipta. penas, Arah Kebijakan Penataan Ru-
Mochtar Kusumaatmadja dan B Arief Si- ang dan Pengelolaan Pertanahan Na-
dharta. (2000). Pengantar Ilmu Hu- sional 2015-2019, Jakarta, 2013.
kum: Suatu Pengenalan Pertama Ru- Jimly Asshiddiqie, Lembaga-Lembaga Ne-
ang Lingkup berlakunya Ilmu Hukum. gara, Organ Konstitusional Menurut
Bandung: PT Alumni. UUD 1945. Dikutip dalam: www.jim-
Moh. Soerjani, Rofiq Ahmad, Rozy Munir ly.com
(Ed). (1987). Lingkungan: Sumber- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Of-
Daya Alam dan Kependudukan dalam fline. Diunduh pada laman website:
pembangunan. Jakarta: UI Press. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/.
Munadjat Danusaputro. (2001). Hukum Koesnadi Hardjasoemantri, Kuliah Umum
Lingkungan Buku I: Umum. Cetakan Program Pascasarjana Ilmu Hukum
Ketiga. Bandung: Putra A. Bardin. Universitas Lambung Mangkurat, 31
Otje Salman. (2009). Filsafat Hukum: Mei 2004.

***

349

You might also like