Professional Documents
Culture Documents
TEGANGAN RENDAH
Oleh
FIRMANSYAH
0607 3031 0156
OLEH
FIRMANSYAH
0607 3031 0156
Puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan bengkel listrik ini dan juga penulis ucapkan
terima kasih kepada Orang Tua dan saudara-saudara yang telah memberikan
dukungan baik secara moral maupun material. Laporan ini adalah tugas yang
dikerjakan setiap mahasiswa yang telah melakukan praktek bengkel listrik selama
tiga minggu.
Didalam penyusunan laporan ini penulis menemukan beberapa kendala
antara lain keterbatasan waktu yang ditentukan.
Kemungkinan dalam membuat laporan ini penulis menyadari masih
banyak terdapat beberapa kekurangan, baik dalam isi yang penulis tulis maupun
perkataan yang kurang tepat yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, apabila ada saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan.
Penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dalam meningkatkan pengetahuan kita.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Pelaksanaan praktek simulator pompa pencegah air melimpah ini adalah
lanjutan dari teori yang telah dilakukan mahasiswa pada semester IV lalu,
sehingga teori yang telah mahasiswa dapatkan itu dapat dikembangkan dalam
praktek ini dengan harapan agar mahasiswa :
1. Dapat memasang/ merangkai komponen menjadi suatu rangkaian kontrol yang
sesuai dengan diagram kontrol dan prinsip kerjanya.
2. Mengetahui prinsip kerja rangkaian dari peralatan dalam bentuk simulasi
rangkaian.
3. Dapat mengetahui dan menjelaskan penyebab terjadinya kesalahan atau
kerusakan pada sistem pompa pencegah air melimpah tersebut.
4. Pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat menghemat
penggunaan air.
1.4 Pemasalahan
Kita ketahui bersama bahwa dalam kemajuan yang serba modern ini
manusia selalu sibuk sehingga setiap saat menghabiskan banyak waktu hanya
untuk memeriksa/mengontrol air secara terus menerus ke bak penampungan
hanya untuk melihat apakah air tersebut sudah penuh ataukah belum serta untuk
menghidupkan pompa secara terus-menerus.
1.5 Pembatasan Masalah
Agar di dalam pembahasan laporan ini tidak terlalu luas permasalahannya,
maka penulis memberikan batasan-batasan yang meliputi : Prinsip kerja rangkaian
tersebut dan analisa kerja rangkaian.
2.1 Umum
Pompa air adalah suatu alat pemindah air dari suatu tempat ke tempat yang
lain.untuk menggerakan pompa air ini dibutuhkan motor yang sesuai dengan yang
akan digerakkan dengan motor.untuk menggerakan pompa dibutuhkan kontrol
motor baik motor AC mupun motor DC untuk mengatur kecepatan dari motor
tersebut.
Keterangan Gambar:
- Rsh = Tahanan dari kumparan Shunt
Gambar 2.1
Hubungan dan karakteristik DC Shunt
Gambar 2.2
Hubungan dan karakteristik motor DC seri
n= ………………………….2.1
Dimana:
n : jumlah putaran tiap menit (r.p.m)
f : frekuensi jala-jala
p : jumlah kutub
Pada motor sinkron, motor tidak dapat berputar sendiri walaupun
lilitan-lilitan stator telah dihubungkan dengan tegangan luar (dialiri arus). Agar
motor sinkron dapat berputar, diperlukan penggerak permulaan. Sebagai
penggerak permulaan umumnya dikerjakan oleh mesin lain.
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.1)
n< ……………………………….2.2
S= r.p.m……………..2.3
Dimana:
S : Slip (r.p.m)
ns : Medan putar stator (r.p.m)
nr : Kecepatan putar rotor (.p.m)
F= (mF)…………….2.4
Dimana :
I : arus (A)
E : tegangan sumber (volt)
F : frekuensi (Hz)
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.27)
Tabel 2.1
Kapasitor dan dimensinya dari kapasitor start untuk motor fase belah
Kapasitas Persen Dimensi dari C
HP Kutub (mF) starting Diameter Panjang
pendekatan torsi (inch) (inch)
2
350 – 400
4 80
400 – 450 1 2
6
275 – 400
2
350 – 400
4 100 1 3
400 – 450
6
275 – 400
2
350 - 400
4 135
400 – 450
6 1 3
275 – 400
2
350 - 400
4 175 4
400 – 450 1
6
275 - 400
2
350 - 400
4 250 2
400 – 450 3
6
275 – 400
2 350 - 400
4 350 400 – 450 2 4
6 275 - 400
Gambar 2.6 kutub utama dan kutub bayangan motor kutub bayangan
Dimana:
2.2.2.1.2 Motor kutub bayangan berkutub 4, dengan penguat kumparan
disambung seri.
2.2.2.1.3 Menunjukkan sebuah kutub dari motor kutub bayangan, kira-kira 1/3
dari kutub seri alur yang selanjutnya di lingkari dengan satu lilitan
hubung singkat (cu coil) dan dikenal dengan shading coil (kumparan
bayangan). Kutub dari bagian ini dikenal dengan nama kutub
bayangan, dan bagian lainnya adalah bagian bukan bayangan (un
shaded pole).
5. Motor Repulsi
Motor repulsi biasanya digunakan pada mesin bor, gerinda dan
sebagainya.
Motor repulse memiliki susunan yaitu
1. Stator dengan kumparan
2. Motor dengan kumparan ( sama dengan jangkar DC)
3. Seperangkat sikat arang yang dihubung pendek.
Macam-macam motor repulsi:
Motor
repulsi
Motor
repulsi berkombinasi
Motor start
repulsi, jalan induksi
Motor
repulse induksi
Pada motor repulsi mempunyai sifat:
Berbahaya dalam keadaan motor tanpa beban
Cenderung mengeluarkan bunga api.
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.31)
6. Motor Universal
Motor ini dapat menggunakan sumber daya AC maupun DC, oleh
karena itu disebut motor universal. Digunakan pada motor mesin jahit,
motor bor, mixer, dan sebagainya.
Untuk motor yang sama bila dihubungkan dengan sumber AC
umumnya didapatkan putarannya lebih tinggi. Putaran motor universal
biasanya tinggi, apalagi dalam keadaan tanpa beban oleh sebab itu
biasanya motor seri dikopel langsung dengan yang diputar/beban.
Motor seri dibuat dalam 2 jenis:
1. Kutub terpusat/dengan sepatu kutub, tanpa kumparan kompensasi
(kekuatan rendah).
2. Kutub terbagi/dengan kumparan stator seri fase biasanya dilengkapi
kumparan kompensasi (kekuatan tinggi).
Gambar 2.7 Plat dari inti kutub dan karakteristik dari motor seri
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.37)
T= ……………………………………2.11
Dimana:
Pmek : daya mekanik sudut
ω : kecepatan dari rotor = ωr = ωs (1-s)
Peralatan listrik
2.3.1 Alat Ukur
Peralatan listrik ini memakai sumber tegangan DC atau baterai dan pada
praktek ini peralatan elektris yang digunakan adalah sebagai berikut:
2.3.1.1 Multimeter
Alat ukur ini berfungsi sebagai alat pengukuran tegangan, arus dan
tahanan. Untuk mengetahui terminal-terminal terhubung atau tidak. Kita dapat
mengeceknya dengan menggunakan multimeter pada posisi ohmmeter pada
posisi yang benar.
2.3.1.2 Busher
Busher berfungsi untuk mengecek hubungan terminal dengan
terminal lainnya. Disamping itu juga dapat untuk mengecek phasa
netral. Busher ini akan berbunyi apabila terhubung dan untuk mengecek
hubungan yang terhubung atau tidak busher akan berbunyi. Selain dari
pada itu busher ini sangat sensitive karena sejauh apapun bunyinya akan
ada asalkan terhubung.
2.3.2 Peralatan Bantu
Peralatan bantu ini mempermudah kita dalam melakukan pekerjaan
terutama pada saat pengecekan, pemasangan dan lain-lain, yang antara
lain :
- Tespen adalah alat praktis yang berfungsi untuk mengetahui apakah
penghantar dan terminal bertegangan atau tidak, dan juga dapat
berfungsi sebagai obeng (-).
- Mesin bor berfungsi untuk membuat lubang, baik pada dinding tembok
atau pada panel. Besar kecilnya lubang tergantung pada bor yang
digunakan.
(Sumber:Instalasi arus kuat 1,van harten,1980:hal 110)
2.3.3 Peralatan Elektris
Adapun peralatan elektris yang dipakai yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tabel untuk menentukan pengaman pengawal
Pengaman Pengaman Pengawal Minimum Pengaman Pengawal
Otomatis Patron Lebur Patron Lebur Patron Lebur Lambat
Cepat Cepat Maksimum
(A) (A) (A) (A)
6 20 16
10 25 20
16 35 25 100
20 50 35
25 83 50
Secara thermis jenis ini sama dengan otomatis jenis L, tetapi pengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 detik, kalau arusnya sama
dengan 2,5 i-3in untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 in untuk arus
searah (jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah pada instalasi rumah
arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat, jikalau terjadi
gangguan.
o MCB jenis G (untuk motor-motor listrik)
2. Tanda kabel
Isolasi harus diberi warna kuning-hijau atau biru muda atau hitam atau
kuning dan merah. Tanda menurut standart SII dibuat dengan jarak tidak
melebihi 20 cm.
Dimana:
R : Besar tahanan penghantar (Ω)
ρ : Tahanan jenis (Ωmm2/M)
L : Panjang penghantar (M)
A : Penampang penghantar (mm2))
Selain dipengaruhi oleh panjang penghantar, luas penampang dan tahanan,
arus juga ikut mempengaruhi rugi tegangan pada kawat penghantar. Begitu juga
dengan yang diterima oleh beban beserta faktor kerjanya ikut mempengaruhi.
Maka rugi tegangan dapat dicari dengan rumus :
1. Untuk tegangan DC
……………………………..2.13
2. Untuk tegangan AC 1 fasa dan 2 fasa
…...2.14
………2.15
Dimana:
E = rugi tegangan (V)
I = arus yang mengalir (A)
L = panjang penghantar (M)
X = daya hantar (W)
A = luas penampang penghantar (mm2)
Cos θ = factor kerja (0,08)
4. jika diketahui daya untuk tegangan DC
……….2.16
5. Untuk tegangan AC 1 fasa dan 2 fasa sama dengan tegangan DC
hanya saja dikalikan dengan cos θ.
………………….2.17
Dimana:
V = Tegangan nominal (V)
P = Daya (W)
Selain rugi tegangan, semua kabel mempunyai kemampuan hantar arus
KHA terus menerus diperkenankan untuk kabel berisolasi PVC. Arus yang
mengalir pada kabel tidak boleh lebih besar dari KHA kabel tersebut. Arus
yang mengalir ditentukan oleh beban. Kebutuhan maksimum beban rangkaian
utama, dan cabang ditentukan dengan cara:
……………………..2.18
b. Untuk arus bolak balik 1 fasa
………….2.19
………………...2.20
Dimana:
S : Penampang kabel (mm2)
L : Panjang penghantar (M)
P : Tahanan jenis penghantar (Ωmm2/m)(tembaga 0,00175)
I : Arus yang mengalir (A)
Cos θ : factor kerja
Vr : Rugi tegangan yang diperkenankan
(Sumber:Instalasi arus kuat 1,van harten,1980:hal 40-48)
Tabel 2.3
Tabel pembebanan hantaran tembaga yang diisolasi
Penampang penghanatar Kuat arus maksimum Kuat arus nominal dari
dalam satuan mm2 yang di ijinkan (A) pengaman (A)
0,5 8 6
0,75 9 6
1 11 6
1,5 14 10
2,5 20 15
4 25 20
6 31 25
10 43 35
16 75 60
25 100 80
35 125 100
50 160 125
70 200 160
95 240 200
120 280 225
150 325 250
185 380 300
240 450 350
300 525 400
400 640 500
500 760 600
625 880 700
800 1050 850
1000 1250 1050
Gambar2.13
a. Dagram lokasi b. Pengawatan saklar tunggal
Gambar 2.14
a. Diagram lokasi b. Pengawatan saklar impuls
Gambar 2.15
(a) Konstruksi saklar pelampung
(b) Kontak NO dan NC pada saklar pelampung)
2.3.3.4.5 Saklar Tekan (push button)
Saklar tekan batas pada dasarnya juga merupakan saklar yang
bekerja bila mendapat tekanan, bedanya dengan tombol tekan adalah
hanya pada pelayanan dari saklar tersebut. Pemakaiannya adalah sebagai
alat bantu kontrol dari pengontrol mesin-mesin yang memerlukan saklar
yang aktif dengan mesin tersebut. Saklar ini juga mempunyai kontak
normal NO ( normally open ) dan NC (normally closeed ).
(Sumber:Perancangan Instalasi Listrik 2,M.Noer,2005:hal. 4)
1 3 5 A1 13 21 23 41
2 4 6 A2 14 22 24 42
Gambar 2.18 Kontaktor
2.3.3.6 Relay
Relay adalah sebuah alat yang bekerja dengan secara otomatis
mengatur atau memasukkan suatu rangkaian listrik rangkaian trip/alarm
akan masuk apabila tekanan dalam ruangannya mencapai nilai tertentu
akibat adanya perubahan dari rangkaian hidrolik. Fungsi dari suatu relay
adalah untuk mengamankan peralatan dari kemungkinan yang terjadi:
Adapun macam-macam dari relay yaitu:
2.3.3.6.1 Relay beban lebih
Pemasangan rele beban lebih ini bertujuan untuk mengamankan atau
memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan atau
memberikan pencegahan terhadap terjadinya kerusakan akibat dari
pembebanan lebih.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih dari motor , antara lain :
Terlalu besarnya beban mekanik dari motor
Start yang terlalu besar atau motor berhenti
mendadak
Terjadinya arus hubung singkat
Terbukanya salah satu fasa dari motor
Arus yang terlalu besar yang timbul pada belitan motor akan
menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor. Untuk
menghindari maka dipasanglah alat perlindungan ( protection relay )
pada alat pengontrol.
2.3.3.7 NTC
Thermistor NTC merupakan resistor dengan koefisien temperatur
negatif yang sangat tinggi. Thermistor jenis ini dibuat dari oksida dari
kelompok elemen transisi besi misalnya (FE203, NiO, Co0 dan lain-lain).
Oksida-oksida ini mempunyai resistivitas yang sangat tinggi dalam
zat murni, tetapi bisa ditransformasikan kedalam semikonduktor dengan
jalan menambahkan sedikit ion-ion lain yang valensinya berbeda.
Harga nominal biasanya ditentukan pada temperatur 250C.
Perubahan resistansinya yang didapatkan oleh non linieritasnya
ditunjukkan dalam bentuk diagram resistansi dengan temperatur.
Gambar 2.21
(a) Simbol dioda
a. karakteristik Dioda
Dengan melihat karakteristik dari dioda kita dapat
menentukan anoda lebih positif dari katoda hal ini mengakibatkan
dioda berfungsi sebagai switch yang tertutup. Dalam keadaan ini
tegangan jatuh pada dioda sama dengan nol untuk setiap arus keadaan
ini disebut forward biased atau forward conducting. Pada kondisi ini
berarti bahwa :
Tegangan anoda lebih besar daripada katoda (VA>VK)
Arus akan mengalir dari anoda ke katoda yang biasa
disebut sebagai arus maju (If = forward biased)
Resistansi dioda (Rd) kecil sekali (idealnya 0 Ω) dan akan
turun dengan naiknya temperatur.
Tegangan anoda-katoda (VAK) sekitar 0,7 Volt.
Dan jika anoda lebih negative dari kotoda, dioda berfungsi
sebagai switch yang terbuka dan akibatnya tidak ada arus yang
mengalir melalui dioda untuk setiap harga tegangan. Keadaan ini
disebut reverse bias. Pada kondisi ini berarti bahwa :
Tegangan anoda labih kecil dari tegangan katoda
(VA>VK)
Tidak ada aliran arus balik (Ik = reverse current)
idealnya nol, akan tetapi seandainya ada arus bocor, harganya kecil
sekali (dalam orde mikro-amper)
Tegangan baliknya (reverse voltage) = VS
Dioda dapat dianggap suatu switch yang sensitive terhadap
tegangan, dimana dia menutup atau on jika anoda lebih positif dari
katoda, dan terbuka atau off jika sebaliknya. Pada kenyataannya ada
terdapat bermacam-macam dioda, yang paling terkenal adalah dioda
hubungan P-N tunggal. Karakteristik dari dioda-dioda tersebut pada
umumnya mempunyai bentuk yang sama, hanya saja berbeda pada
tegangan jatuhnya dan arus bocor yang mengalir pada saat reverse
biased.
Pada kondisi transisi (dari forward ke reverse), arus If akan
berkurang hingga nol dan seharusnya dioda off, akan tetapi
kenyataannya dioda masih carieri yang masih tersisa pada lapisan
depletion (depletion layer) dan pengaruh dari ukuran bahan semi
konduktor itu sendiri. Untuk menetralisir minority tersebut diperlukan
waktu yang disebut reverse recovery time (TTR) karakteristik dioda
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.22
Karakteristik Dioda
Daya pada suatu dioda sangat mempengaruhi umur
daripada dioda tersebut. Apabila daya melebihi harga yang ditentukan
(), maka suhu akan naik, hal inilah yang menyebabkan dioda menjadi
panas sehingga dioda terbakar. Adapun daya yang terpakai pada dioda
adalah:
Vout = Vin -Vk………………………………………2.21
I = Vout /RL………………………….. 2.22
V= Vk.I ……………………………… 2.23
Dimana:
Vout = Tegangan keluaran dioda (volt)
Vin = Tegangan yang masuk ke dioda (volt)
V = Tegangan dioda (0,7 volt)
I = Arus dioda (ampere)
RL = Tahanan beban (ohm)
P = Daya pada dioda (watt)
BAB III
INSTALASI LISTRIK TEGANGAN MENENGAH
Tabel 3.1
Tabel daftar material pada simulasi pompa pencegah air melimpah.
Tabel 3.2
Daftar peralatan yang digunakan dalam praktek simulator
pompa pencegah air melimpah
JURNAL KEGIATAN
Kamis, 27 November 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, berdo’a.
Penjelasan job oleh instruktur mengenai gambar rangkaian
2. 07.15 – 09.30
kontrol pencegah air melimpah
3. 09.30 – 10.00 BREAK ( istirahat )
Instruktur melanjutkan Penjelasan job mengenai gambar
4. 10.00 – 12.00 rangkaian kontrol pencegah air melimpah dan prinsip kerja
dari rangkaian tersebut.
5. 12.00 – 12.15 BREAK ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan kegiatan selesai
JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 28 November 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, ber do’a.
Pemasangan dan penyusunan tata letak lampu tanda, saklar
tekan, wiring pada panel serta penomoran bahan
2. 07.15 – 09.30 Merangkai rangkaian dari halaman 0 kolom 1 sampai
halaman 1 kolom 3 yaitu kontaktor C21,pemasangan kabel
ke terminal untuk kontak utamanya.
3. 09.30 – 10.00 BREAK ( istirahat )
Merangkai rangkaian dari halaman 0 kolom 1 sampai
4. 10.00 – 11.00 halaman 1 kolom 3 yaitu kontaktor C21,pemasangan kabel
ke terminal untuk kontak utamanya.
5. 11.00 – 11.15 BREAK ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa sebelum mengakhiri kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Sabtu, 29 November 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, berdo’a.
Melanjutkan merangkai dari halaman 1 kolom 3 sampai
2. 07.15 – 09.30 dengan halaman 1 kolom 9 yang terdiri dari h13, d14, d15,
d16 dan d17..
3. 09.30 – 10.00 BREAK ( istirahat )
Melanjutkan merangkai dari halaman 1 kolom 9 sampai
4. 10.00 – 12.00 dengan halaman 2 kolom 8 yang terdiri dari h18,kontaktor
C21 dan C23.
5. 12.00 – 12.15 BREAK ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Senin, 01 November 2008
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, do’a.
2. 07.15 – 09.30 Melanjutkan merangkai dari halaman 2 kolom 8 sampai
dengan halaman 2 kolom 9 yang terdiri dari h25, h26,
h28, h29 dan relay d27.
JURNAL KEGIATAN
Selasa, 02 Desember 2008
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
Pemasangan kabel netral dan sumber serta memeriksa
2. 07.15 – 08.30
rangkaian
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat )
Pengetesan Dan perubahan nilai terminal agar yang
4. 10.00 – 12.00
tadinya on delay menjadi off delay
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
Apel siang dan berdoa bersama sebelum mengakhiri
6. 12.15 – 12.30
kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Rabu, 03 Desember 2008
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
Memperbaiki kesalahan pada lampu tanda H29 dan
2. 07.15 – 09.30
mebalik terminal 8 dan 9 pada d11t dan d16t.
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 (istirahat )
Melakukan pengetesan pada rangkaian dan menganalisa
4. 10.00 – 12.00
rangkaian
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2
Apel siang dan berdoa bersama sebelum mengakhiri
6. 12.15 – 12.30
kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Kamis, 04 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. 07.15 – 09.30 Merapikan rangkaian untuk pengetesan terakhir
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat )
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 05 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. Membantu teman memperbaiki kesalahan pada rangkaian
07.15 – 09.30
yang ia rangkai
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 11.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 11.00 – 11.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Sabtu, 06 Desember 2008
NO WAKTU KETERANGAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. 07.15 – 09.30 Pengetesan terakhir oleh Bapak Andri.
4. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat )
Membongkar kembali rangkaian dan instruktur
5. 10.00 – 12.00
menjelaskan tentang laporan.
6. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
7. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Selasa, 09 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai
07.00 – 07.15
kegiatan
2. 07.15 – 09.30 Pengembalian alat dan bahan
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 11.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 11.00 – 11.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.
JURNAL KEGIATAN
Rabu, 10 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. 07.15 – 09.30 Tidak ada Kegiatan
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.
JURNAL KEGIATAN
Kamis, 11 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. 07.15 – 09.30 Tidak ada Kegiatan
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.
JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 12 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. Membongkar rangkaian yang sudah dipasang,
membereskan peralatan – peralatan dan
07.15 – 09.30
membersihkan bekas – bekas kabel yang ada di
bangku mekanik
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 11.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 11.00 – 11.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.
JURNAL KEGIATAN
Sabtu, 13 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. 07.15 – 09.30 Mengembalikan Peralatan kepada instruktur
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.
JURNAL KEGIATAN
Kamis, 15 Desember 2008
NO WAKTU KETERANGAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. 07.30 Pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
I=
I = 0,29 A
Berdasarkan peraturan yang ada pada tabel untuk arus 0,29 maka
pengaman yang digunakan 2 A. Dan pengaman anatara kedua motor sama karena
sam-sama diwakili oleh lapu pijar dengan P = 40 W = 50 VA.
I = 0,29 A
S = 2,5 mm
ρ = 0,00175 Ωmm2/m
berdasarkan persamaan 2. 19 maka panjang penghantar:
L=
L=
L = 3086, 41 m.
4.1.3. Menentukan besar putaran singkron (No)
Berdasarkan motor berkatup ganda dan motor berkatub empat denga
frekuensi nominal 50 Hz, bila slipnya 60% perputaran beban penuh (N) dapat
dihitung dengan keluaran nominal 5,5.
Berdasarkan persamaan 2.1, maka untuk putaran ganda:
No =
No = 3000 rpm
N = No ( 1 - ) = No ( 1 - ) = 3000 x 0.94
= 2820 rpm
Kalau untuk yang berkatub empat, maka:
No =
= 1500 rpm
N = No ( 1- ) = No ( 1- ) = 1500 x 0,94
= 1410 rpm
= 1,9 Kgm
- Untuk 4 katup kopel beban penuh
= 3,8 Kgm
Atau:
Pm = K x x (KW)
Volume (m3/s) jumlah hulu (m) dasar perputaran spesifikasi (Ns) untuk
menempatkan air pada kecepatan 1 m3/s terhadap hulu 1 meter.
Ns =
Dimana:
H : jumlah hulu (m)
Q ; volume motor (m3)
Perhitungan daya pompa
Pm = x
Pm =
Pm = 10,32 KW.
4.2 Pengaman
Pengaman pada rangkaian ini dipergunakan untuk menjaga kemungkinan
terhadap adanya gangguan pada rangkaian kontrol. Sebagai pengamannya
digunakan sekering (fuse). Nilai arus nominal pada fuse dapat ditentukan dengan
perhitungan sebagai berikut :
IN = X , I a
Dimana :
IN = Nilai setelan arus pada fuse yang dipergunakan
X = Jumlah peralatan yang menggunakan koil
I a = Arus kerja pada koil
Maka besarnya pengaman yang harus dipasang pada rangkaian kontrol ini
adalah :
1. Untuk sumber tegangan 220 Volt
- Relay tegangan 220 Volt dengan arus kerja koil sebesar 11 mA
IN = X . I a
IN = 8 x 0,011 A
IN = 0,088 A
Karena pada relay ini terdapat arus start maka untuk menghitung besarnya arus
nominal adalah sebagai berikut (dimisalkan arus start sebesar 300 %)
= IN x 300%
= 0,088 x 300%
= 0,264 A
- Kontaktor tegangan 220 Volt dengan arus koil 300 mA
IN = X . I a
IN = 2 x 0,3
IN = 0,6 A
- Timer tegangan 220 Volt dengan arus kerja koil 11 mA
IN = X . I a
IN = 2 x 0,011
IN = 0,022 A
4.3 Penghantar
4.4 Kondisi Beban
4.4.1 Kondisi beban normal
Yang dimaksud berkerja pada kondisi normal apabila air disungai
maksimum sehingga tombol E12 pada posisi ON. Keadaan ini menjadi
sedemikian rupa untuk menghindari motor akan berkerja sedangkan air yang
mengalir tidak ada, maka dalam hal ini pompa hanya menghisap udara saja.
Posisi maksimum pada sungai akan ditandai dengan lampu tanda H 39 dan
di paralel dengan bel, dan lampu tanda dapat di OFFkan dengan menekan saklar
S37 dan tombol tekan B37.
Untuk mengetahui lampu tanda yang digunakan ini dalam keadaan baik,
maka dapat di cek melalui saklar S32(NO). Pada rangakaian ini dipasang juga
dioda, gunanya untuk membloking arus yang masuk, dan saklar s32 ditekan maka
lampu tandanya akan menyala.
Apabila air dalam bak penampungan telah berkurang sehingga dapat
memutuskan saklar E12, sehingga suplay menuju rangkaian tidak ada lagi yang
mengalir.
4.4.2 Motor 1 dan motor 2 berkerja bersamaan
Pada kondisi otomatis, bila air sungai telah mancapai level 1 maka ini
akan mennggerakan b11 dan b16 menjadi ON. Dengan ONnya b11 dan b16 ini
maka delay d15 akan berkerja dan arus melalui d15 halaman 2 kolom 2 dan 6
terlampir menuju koil kontaktor C21 dan C23, dengan berkerjanya ini, maka
motor akan memperoleh sumber sehingga kedua motor akan berkerja secara
bersamaan.
Dengan bak akan terisi air, dan jika air mencapai saklar b16 maka C23
akan memutuskan NC C23 halam 2 kolom 3 dan halaman 3 kolom3 (terbuka).
Jika kita asumsi ada aliran air pada pipa kedua saklar b10i dan b15 i yang berkerja
ada aliran menutup, maka pada saat d11T dan D16T berpindah maka akan hidup
hanya satu motor saja.
Jika volume air terus meningkat sehingga level 4 maka kedua motor akan
dimatikan dengan melepas arus dari b10 dan b15. dan ini ditandai juga dengan
hidupnya lampu alarm/sirine.
4.4.3 kondisi motor berkeja secara bergantian
Pada keadaan ini kerja motor 1 dan 2 akan bergantian berkeja, motor 1
berkerja dan motor 2 tidak berkerja begitu juga sebaliknya. Jika air telah
mancapai batas level 4 maka ini akan ditandai dengan alarm, dan operator akan
mematikan motor tersebut dengan meOFFkan pada b10 dan b15. setelah itu jika
isi air menurun kembali dibawah b11 maka b11 kembali ON dengan demikian
kontak bantu NC d15 halaman 1 kolom 1 akan membuka. Dengan demikian arus
akan mengalir ke C23 dan arus tersebut mengalir melalui NC d16T dan NC d15 .
Dengan berkejanya kontaktor C23 maka motor 2 akan berkerja apabila
telah mencapai level 4 maka motor 2 akan mati kembali. Untuk kerja motor 1
seperti kita ketahui saat motor mati, maka impuls kontaktor C23 akan
memperoleh impuls suatu tegangan kembali, maka C21 berkerja dan
menyebabkan D11 dan d11T OFF dan apabila C23 mendapat impuls lagi maka
alat ini akan membuka kembali dan akan melepaskan NO d16 halam halam 2
kolom 7 hingga d16 OFF begitu juga kontak bantunya. Seperti kita ketahui
sebelumnya jika isi air turun dibawah B11, maka B11 On dan arusnya melalui NO
d 15 lalu menuju NC d15 halam 2 kolom 7 diteruskan NC d16T dan NC ol C23
sampai menuju koil C23 lalu motor 2 akan berkerja.
Pada gambar rangakain kontrol motor 1 dapat kita lihat bahwa motor
berkerja bila:
- d15 tidak berkerja
- d11T tidak berkerja
- d11 berkerja
- C21 berkerja
Jika ada aliran didalam pipa hingga switch b10i berkerja menyalurkan
arus kembali ke koil d11, segingga d11 tetap berkerja walaupun on delay
berpindah posisi.
4.5 Titik Kesalahan Yang Dialami
Mungkin ada sebagian orang yang melakukan praktek dibengkel listrik
semester 5 ini yang tidak menenmui masalah. Titik masalah yang pertama sekali
saya temukan adalah:
Masalah yang pertama kali saya temukan pada saat pengetesan rangkaian ialah
lampu indikator warna merah (H29) untuk memberikan tanda bahwa Motor
Pompa 2 terjadi kelebihan beban ternyata tidak menyala pada saat terjadi
beban lebih.Setelah saya periksa lagi rangkaian itu, ternyata fasa dari line
tidak terhubung pada lampu indikator (H29) tersebut.
Prinsip Kerja dari Kontaktor C21 dan C23 tidak sama ini diakibatkan Anak
kontak pada d 11 T dan d 16 T terbalik antara no. 8 dan no. 9.
4.6 Analisa Gangguan Dan Cara Mengatasinya
Perbaikan adalah suatu cara mengatasi dari beberapa gangguan yang
dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Adapun hal-hal yang menjadi
permasalahan dari berbagai perbaikan adalah sebagai berikut:
Pompa tidak mau berputar
Penyebab pompa tidak mau berputar antara lain :
a. Terjadinya pengaratan pada bagian dalam pompa, cara
mengatasinya adalah dengan cara membongkar pompa dan
membersihkan bagian pompa yang berkarat tersebut.
b. Karena mesin pompa yang mengalami panas. Untuk mengatasinya
adalah dengan cara membongkar impeller tersebut lalu
membersihkannya.
c. Impeler menjadi lengket. Untuk mengatasinya dengan cara
membongkar impeller tersebut lalu membersihkannya.
Volume pompa mengecil
a. Pada bagian pipa saluran masuk (pipa isap), terdapat rongga udara
yang dapat menyebabkan volume pompa yang mengecil.
b. Akibat menurunnya tenaga mesin. Untuk mengatasinya yaitu
dengan cara membongkar dan memperbaiki mesin tersebut.
c. Seal mekanik mengalami kerusakan, untuk mengatasinya yaitu
dengan cara mengganti seal mekanik tersebut dengan yang baru.
d. Jarak isap pompa tersebut terlalu tinggi, untuk mengatasinya yaitu
dengan mengurangi ketinggian dari jarak isap pompa tersebut.
e. Pompa saluran air mengalami kebocoran, untuk mengatasinya
yaitu dengan memperbaiki saluran pipa tersebut yang mengalami
kebocoran dengan cara mengganti ataupun menambal lobang yang bocor
tersebut.
f. Impeler tersumbat benda-benda asing, cara mengatasinya yaitu
dengan membongkar impeller tersebut dan membersihkan bagian yang
tersumbat.
Pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau aliran kurang besar
a. Kutub keluaran harus dibuka.
b. Arah putaran tidak boleh terbalik.
c. Kantong udara dalam pipa harus terbuka untuk membuka udara
dan periksalah kemiringan pipa isap, sambungan pipa.
d. Perbaiki dan ganti bagian yang mengalami kerusakan.
e. Pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau aliran kurang besar
Bunyi getaran terlalu berlebihan
a. Kecilkan pembukaan katup keluar jika pompa beroperasi dengan
kapasitas yang berlebihan.
b. Kencangkan sambungan pipa isap.
c. Ballan kembali impeller atau ganti dengan yang baik.
Bantalan panas melebihi batas.
a. Gemuk yang berlebihan akan membuat bantalan panas.Ganti
dengan gemuk yang sesuai dalam jumlah yang tidak berlebihan.
b. Bersihkan karat bila terjadi kebocoran, jika perlu di ganti.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah praktikan selesai melaksanakan praktek Bengkel Listrik Semester
V ini, yang mana di titik beratkan pada perbaikan dan perawatan. Dari hasil
praktik di atas dapat di simpulkan :
1. Pada rangkaian kontrol listrik pompa pencegah air melimpah ini dapat
dioperasikan secara manual dan otomatis.
2. Operasi otomatis digunakan untuk kerja mesin yang sesuai dengan urutan
kerjanya.
3. Pengoperasian secara otomatis ini dilakukan apabila semua bagian mesin
dalam kondisi normal dan siap untuk bekerja.
5.2 Saran
1. Agar dapat melaksanakan praktek kerja Bengkel Listrik Semester
V khususnya perbaikan dan perawatan, terlebih dahulu kita harus dapat
membaca rangkaian dari tiap- tiap sistem yang akan kita perbaiki.
2. Kita harus mempelajari deskripsi- deskrisi dari sitem yang akan
kita perbaiki, karena deskrisi ini merupakan gambaran cara kerja dari sistem
tersebut secara umum dan secra garis bersarnya saja.
3. Dalam perbaiakan dan kesalahan – kesalahan pada system terlebih
dahulu harus melihat mana sumber yang menuju kesistem. Selanjunya
mencatat kesalahan yang di tujukan pada inductor.
4. Memeriksa setiap terminal dengan mengunakan buzzer untuk
mengetahui apakah terhubung, bertegangan atau putus.
DAFTAR PUSTAKA