You are on page 1of 71

LAPORAN PRAKTEK INSTALASI LISTRIK

TEGANGAN RENDAH

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Bengkel Listrik Semester V


Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Oleh

FIRMANSYAH
0607 3031 0156

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2009
LAPORAN PRAKTEK INSTALASI LISTRIK
TEGANGAN RENDAH

OLEH
FIRMANSYAH
0607 3031 0156

Mengetahui Palembang, 6 Oktober 2009


Pembimbing I Pembimbing II

Andri Suyadi, S.S.T. Bersiap Ginting, S.T.


NIP. 131 884 141 NIP. 131 858 035
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan bengkel listrik ini dan juga penulis ucapkan
terima kasih kepada Orang Tua dan saudara-saudara yang telah memberikan
dukungan baik secara moral maupun material. Laporan ini adalah tugas yang
dikerjakan setiap mahasiswa yang telah melakukan praktek bengkel listrik selama
tiga minggu.
Didalam penyusunan laporan ini penulis menemukan beberapa kendala
antara lain keterbatasan waktu yang ditentukan.
Kemungkinan dalam membuat laporan ini penulis menyadari masih
banyak terdapat beberapa kekurangan, baik dalam isi yang penulis tulis maupun
perkataan yang kurang tepat yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, apabila ada saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan.
Penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dalam meningkatkan pengetahuan kita.

Palembang, 9 Oktober 2009

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kesempatan ini, mahasiswa diberikan praktek mata kuliah Lab
Mekanik Semester V yang mana pada praktek yang akan dilakukan sangat
berhubungan erat dengan kegiatan di dunia industri nantinya. Kemajuan teknologi
sekarang ini menyebabkan semakin luasnya pemikiran manusia untuk membuat
suatu pekerjaan agar dapat lebih mudah dikerjakan. Sehingga yang dahulunya
pekerjaan itu dikerjakan oleh manusia sekarang dapat digantikan dengan peralatan
yang efisien yang dapat menghemat tenaga dan waktu, misalnya dengan
menggunakan listrik.
Sejalan dengan kemajuan teknologi tersebut penggunaan pompa air listrik
banyak sekali kita jumpai, baik digunakan untuk keperluan rumah tangga maupun
untuk keperluan industri, industri yang besar maupun industri yang berskala kecil.
Banyak sistem kontrol pompa air yang digunakan, dari yang sederhana atau
manual sampai dengan pengontrolan secara otomatis. Salah satu cara
pengontrolan tersebut adalah seperti yang dibuat di dalam laporan ini, yaitu
“Simulator Pompa Pencegah Air Melimpah ”. Disamping itu dengan adanya
perkembangan suatu peralatan kontrol listrik yang digunakan maka terlebih
dahulu kita harus mengetahui cara penggunaannya, baik sifat atau karakteristik
dari peralatan tersebut. Agar dapat mengetahui cara penggunaan alat tersebut
harus benar-benar diperhatikan karena dapat mengakibatkan suatu masalah pada
pengoperasiannya.
Maka untuk mendukung hal tersebut diatas diharapkan dengan praktek
pada semester V ini mahasiswa yang akan menghadapi kemajuan teknologi dapat
berperan serta dalam membangun sumber daya manusia yang berpotensi tinggi
memiliki suatu keahlian yang bermanfaat bagi masyarakat.
1.2 Tujuan
Dari pelaksanaan praktek lab. mekanik yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa praktek ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Mengetahui fungsi-fungsi dari komponen pada rangkaian sesuai gambar
pelaksanaannya.
2. Memberikan informasi tentang control pompa pencegah air melimpah dalam
bentuk laporan dan juga dalam bentuk simulasi rangkaian.
3. Dengan informasi ini maka dapat menerapkannya di dalam kehidupan kita.

1.3 Manfaat
Pelaksanaan praktek simulator pompa pencegah air melimpah ini adalah
lanjutan dari teori yang telah dilakukan mahasiswa pada semester IV lalu,
sehingga teori yang telah mahasiswa dapatkan itu dapat dikembangkan dalam
praktek ini dengan harapan agar mahasiswa :
1. Dapat memasang/ merangkai komponen menjadi suatu rangkaian kontrol yang
sesuai dengan diagram kontrol dan prinsip kerjanya.
2. Mengetahui prinsip kerja rangkaian dari peralatan dalam bentuk simulasi
rangkaian.
3. Dapat mengetahui dan menjelaskan penyebab terjadinya kesalahan atau
kerusakan pada sistem pompa pencegah air melimpah tersebut.
4. Pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat menghemat
penggunaan air.

1.4 Pemasalahan
Kita ketahui bersama bahwa dalam kemajuan yang serba modern ini
manusia selalu sibuk sehingga setiap saat menghabiskan banyak waktu hanya
untuk memeriksa/mengontrol air secara terus menerus ke bak penampungan
hanya untuk melihat apakah air tersebut sudah penuh ataukah belum serta untuk
menghidupkan pompa secara terus-menerus.
1.5 Pembatasan Masalah
Agar di dalam pembahasan laporan ini tidak terlalu luas permasalahannya,
maka penulis memberikan batasan-batasan yang meliputi : Prinsip kerja rangkaian
tersebut dan analisa kerja rangkaian.

1.6 Metode Pembahasan


Adapun metode yang digunakan dalam penulisan laporan bengkel ini:
1. Metode Pengarahan
Dengan metode ini penulis memperoleh pengarahan secara langsung dari
instruktur yaitu mengenai cara kerja peralatan dan fungsinya.
2. Metode Praktek
Dengan metode ini penulis melakukan praktek secara langsung sesuai
dengan pekerjaan yang ada berdasarkan pengetahuan dan petunjuk yang
diberikan oleh instruktur.
3. Metode Study Literature
Pembahasan masalah praktek simulator pompa pencegah air melimpah
diambil dari berbagai referensi antara lain, dari buku panduan perencanaan
instalasi listrik, modul pelaksanaan praktek atau yang berhubungan dengan
masalah Panel, dapat pula dari internet maupun sumber ilmu yang mendukung
pelaksanaan praktek tersebut.

1.7 Sistimatika Penulisan


Dalam penulisan ini akan dibahas setiap bab:
Bab I : Pendahuluan
Memuat tentang latar belakang dan tujuan dari latihan praktek bengkel
listrik semester 4. dalam bab ini dibagi menjadi enam bagian yaitu :
Pendahuluan, Tujuan dan manfaat, Permasalahan, Batasan Masalah,
Metode Pembahasan dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Adalah pembahasan mengenai teori dasar yang menunjang dan
berhubungan langsung dengan rangkaian kontrolnya.
Bab III : Instalasi Listrik Tegangan Menengah
Menjelaskan mengenai alat-alat dan bahan yang dipergunakan dalam
praktek lab mekanik semester V, deskripsi kerja suatu rangkaian,
praktek yang telah dilakukan, serta kegiatan yang dikemukakan kedalam
suatu jurnal.
Bab IV: Pembahasan
Membahas secara keseluruhan mengenai cara atau prinsip kerja dari
sistem kontrol listrik, baik secara manual maupun otomatis, analisa
praktek yang dilakukan serta bagaimana cara perawatan dan
perbaikannya.
Bab V : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran pada praktek lab mekanik semester
V.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Pompa air adalah suatu alat pemindah air dari suatu tempat ke tempat yang
lain.untuk menggerakan pompa air ini dibutuhkan motor yang sesuai dengan yang
akan digerakkan dengan motor.untuk menggerakan pompa dibutuhkan kontrol
motor baik motor AC mupun motor DC untuk mengatur kecepatan dari motor
tersebut.

2.2 Motor-Motor Listrik


Motor-motor listrik terdiri 2 jenis motor yaitu motor AC dan motor DC.
Dimana kedua motor ini mempunyai suatu pengertian yang sama yaitu untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana tenaga gerak itu berupa
putaran pada rotor.

2.2.1 Jenis-jenis Motor DC


Berdasarkan sumber arus searah kemagnetan (arus penguat) kutub magnet
buatan, motor DC dapat dibedakan menjadi:

2.2.1.1.1 Motor Dengan Penguat Terpisah


Motor dengan penguat terpisah, yaitu bila arus medan magnet diperoleh
melalui sumber tegangan listrik arus searah diluar motor tersebut. Dengan
terpisahnya sumber arus medan magnet tidak terpengaruh oleh nilai-nilai arus
tegangan motor.

2.2.1.1.2 Motor Dengan Penguat Sendiri


Motor dengan penguat sendiri, yaitu apabila arus medan magnet untuk
kutub medan magnet berasal dari motor itu sendiri. Dikarenakan motor penguat
sendiri diperoleh arus medan megnet dari motor itu sendiri, maka dengan
sendirinya arus medan akan terpengaruh oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang
terdapat pada motor.

2.2.1.1.3 Motor DC Shunt


Motor DC Shunt yaitu motor dengan penguat sendiri yang lilitan
penguat magnetnya dihubungkan parallel dengan lilitan jangkar dan tegangan
jala-jala. Tahanan geser medan dihubungkan seri dengan medan magnet. Motor
Shunt mempunyai pengaturan kecepatan yang baik dan digolongkan sebagai
motor kecepatan konstan, walaupun kecepatan agak berkurang sedikit dengan
bertambahnya beban. Gambar berikut ini nenunjukan karakteristik motor DC
Shunt.

Keterangan Gambar:
- Rsh = Tahanan dari kumparan Shunt

Gambar 2.1
Hubungan dan karakteristik DC Shunt

2.2.1.1.4 Motor DC Seri


Motor DC seri adalah motor dengan penguat sendiri yang lilitan penguat
sendirinya dihubungkan seri dengan lilitan jangkar. Oleh karena itu medan seri
harus mengalirkan seluruh.
Arus jangkar, maka lilitannya sedikit dan kawatnya relative besar pada
setiap fluksi medan dan akan menyebabkan perubahan arus jangkar dan
perubahan fluksi medan, karena itu beban maka kecepatannya juga berubah.
Gambar dibawah ini menunjukan karakteristik motor seri.

Gambar 2.2
Hubungan dan karakteristik motor DC seri

2.2.1.1.5 Motor Compound


Motor DC compound adalah motor arus searah yang kuat medannya
terdiri dari lilitan penguat shunt dan penguat seri yang dikombinasikan. Motor DC
compound mempunyai kecepatan tanpa beban terbatas dan dapat dioperasikan
pada keadaan tanpa beban. Motor DC compound dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu compound panjang dan compound pendek. Dimana pada motor DC
compound pendek belitan medan seri terhubung dengan jala-jala. Sedangkan
motor DC compound panjang belitan medan terhubung seri dengan belitan
jangkar. Gambar dibawah ini menunjukan karakteristik dari motor DC compound.
Keterangan Gambar:
- Rsh = Tahanan dari kumparan Shunt
- Rse = Tahanan dari kunparan Seri
Gambar 2.3 a. Hubungan motor compound dan karakteristik motor compound
(Sumber:Dasar Teknik Tenaga Listrik,Drs Yon Rijono,1997:hal. 237-289)

Pengasutan Kecepatan Motor DC


Pengaturan kecepatan penting dalam motor arus searah, dikarenakan motor
arus searah mempunyai karakteristik kopel kecepatan yang menguntungkan
dibandingkan dengan motor arus bolak balik.
Besaran yang dapat mempengaruhi kecepatan motor DC adalah tegangan
jangkar (Va), arus jangkar (Ia), dan penguatan medan/fluksi (Ø). Pengaturan
kecepatan motor DC adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan kecepatan dengan medan shunt (Ø)
Dengan menyisipkan tahanan variable yang dipasang seri terhadap
kumparan medan motor shunt, dapat diatur medan If dan fluksnya (Ø).
Keuntungan cara ini adalah sederhana dan mudah serta rugi panas yang
ditimbulkan kecil pengaruhnya. Dikarenakan besarnya fluks yang dicapai oleh
kumparan medan terbatas maka kecepatan yang diaturpun terbatas.
2. Pengaruh kecepatan dengan mengatur tahanan jangkar (Ra)
Dengan menyisipkan tahanan variable seri terhadap tahanan jangkar
sehingga dengan demikian tahanan dapat diatur yang berarti kecepatan motor
dapat dikontrol, dikarenakan menimbulkan rugi panas yang cukup besar, maka
cara ini jarang dipakai.
3. Pengaturan kecepatan dengan menggunakan tegangan
jangkar (Va)
Motor yang digunakan adalah motor dengan pengaturan bebas. Penggerak
mula yang digunakan untuk menggerakkan generator pada suatu kecepatan
konstan. Keuntungan cara ini adalah menghasilkan pengaturan kecepatan yang
sangat halus. Kerugian cara ini adalah biaya yang sangat tinggi dengan adanya
penambahan generator dan penggerak mula.
(Sumber:Dasar Teknik Tenaga Listrik,Drs Yon Rijono,1997:hal. 171)
2.2.2 Motor AC
Motor AC Berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas
beberapa jenis, yaitu:

2.2.2.1 Hubungan Putaran Motor dengan Frekuensi


Bila ditinjau dari hubungan putaran dan frekuensi/putaran fluks magnet
stator, maka motor AC dapat dibedakan atas:

2.2.2.1.1 Motor Sinkron (Motor Serempak)


Disebut motor sinkron karena putaran motor sama dengan putaran
fluks magnet stator, sesuai dengan persamaan.

n= ………………………….2.1

Dimana:
n : jumlah putaran tiap menit (r.p.m)
f : frekuensi jala-jala
p : jumlah kutub
Pada motor sinkron, motor tidak dapat berputar sendiri walaupun
lilitan-lilitan stator telah dihubungkan dengan tegangan luar (dialiri arus). Agar
motor sinkron dapat berputar, diperlukan penggerak permulaan. Sebagai
penggerak permulaan umumnya dikerjakan oleh mesin lain.
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.1)

2.2.2.1.2 Motor Asinkron


Disebut motor asinkron dikarenakan putaran motor tidak sama dengan
putaran fluks magnet stator. Dengan perkata lain, bahwa antara pada motor dan
fluks magnet stator terdapat selisih perputaran yang disebut dengan slip. Jadi pada
motor asinkron jumlah putaran motor dapat ditulis dengan persamaan.

n< ……………………………….2.2

(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.2)


2.2.2.2 Cara penerimaan tegangan atau arus
Ditinjau dari segi cara motor menerima tegangan atau arus, dapat dikenal
2 jenis motor, yaitu:
1. Motor yang rotornya menerima tegangan secara langsung
Motor jenis ini biasanya dijumpai pada motor universal, motor DC.
2. Motor induksi
Disebut motor induksi, karena dalam hal penerimaan tegangan dan arus pada
rotor dilakukan dengan jalan induksi. Jadi pada rotor induksi, rotor tidak
langsung menerima tegangan dan arus dari luar.

2.2.2.3 Jumlah fase tegangan yang digunakan


Ditinjau dari jumlah fase tegangan yang digunakan dapat dikenal 2 jenis
motor, yaitu:

2.2.2.3.1 Motor satu fase (1Ø)


Disebut motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik,
pada motor tersebut dimasukan tegangan satu fase. Didalam praktek, yang sering
digunakan adalah motor 1 fase dengan lilitan dua fase. Dikatakan demikian,
karena di dalam motor satu fase lilitan statornya terdiri dari dua jenis lilitan, yaitu
lilitan pokok dan lilitan Bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dibuat sedemikian rupa
sehingga walaupun arus yang mengalir pada motor adalah arus/tegangan satu fase
akan tetapi mengakibatkan arus yang mengalir pada masing-masing lilitan
mempunyai perbedaan fase. Atau dengan kata lain, bahwa arus yang mengalir
pada lilitan pokok dan lilitan Bantu tidak sefase. Motor satu fase seperti disebut
motor fase belah.
Motor satu fase dikenal bermacam-macam,yaitu:
A. Motor Induksi
Motor induksi adalah motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar yang
dihasilkan arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan suatu sumber tegangan tiga fase akan
menghasilakn medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan
putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan hukum lentz rotor pun akan berputar
mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor
disebut slip.

S= r.p.m……………..2.3

Dimana:
S : Slip (r.p.m)
ns : Medan putar stator (r.p.m)
nr : Kecepatan putar rotor (.p.m)

Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang oleh


karenanya akan membesar arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan
putar stator dan putaran rotor akan bertambah besar. Jadi bila beban motor
bertambah maka putaran rotor cenderung menurun.
1. Motor kapasitor (motor fase belah)
Motor kapasitor mempunyai kumparan utama dan kumparan Bantu yang
letaknya bergeser 900 listrik dan disambung parallel.

Gambar 2.4 letak kumparan utama dan kumparan bantu


(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.13)
Pada motor kapasitor ini, kumparan utama mempunyai tahanan murni
rendah dan reaktansi tinggi, sebaliknya kumparan Bantu mempunyai tahanan yang
besar dan reaktansi yang rendah. Tahanan murni pada kumparan bantu dapat
ditambah dengan menambah R yang disambung secara seri dengannya atau
dengan menggunakan kumparan kawat yang diameternya sangat kecil.
Untuk menentukan berapa besar kapasitor yang harus dipasang pada
motor dapat dipergunakan table. (lihat table kapasitor dan dimensi dari star
capasitor untuk motor fase belah)
Apabila name flate suatu kapasitor telah rusak/tidak dapat dibaca lagi
maka kapasitor dapat dilakukan dengan pengujian yaitu dengan menggunakan
sumber.

Gambar 2.5 rangkaian motor kapasitor

Kapasitor dari C secara pendekatan dicari dengan rumus sebagai beikut:

F= (mF)…………….2.4

Dimana :
I : arus (A)
E : tegangan sumber (volt)
F : frekuensi (Hz)
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.27)
Tabel 2.1
Kapasitor dan dimensinya dari kapasitor start untuk motor fase belah
Kapasitas Persen Dimensi dari C
HP Kutub (mF) starting Diameter Panjang
pendekatan torsi (inch) (inch)
2
350 – 400
4 80
400 – 450 1 2
6
275 – 400
2
350 – 400
4 100 1 3
400 – 450
6
275 – 400
2
350 - 400
4 135
400 – 450
6 1 3
275 – 400
2
350 - 400
4 175 4
400 – 450 1
6
275 - 400
2
350 - 400
4 250 2
400 – 450 3
6
275 – 400
2 350 - 400
4 350 400 – 450 2 4
6 275 - 400

(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.28)

2. Motor Kutub Bayangan


Motor ini mempunyai kutub bayangan (shaded pole) dan kutub pokok (un
shaded pole) sementara rotornya adalah rotor sangkar tupai.
Medan putar dihasilkan karena adanya induksi pada cincin hubungan
singkat yang terdapat pada kutub bayangan. Motor kutub bayangan sering kita
jumpai pada motor-motor kipas angin (kipas angin kecil).

Gambar 2.6 kutub utama dan kutub bayangan motor kutub bayangan
Dimana:
2.2.2.1.2 Motor kutub bayangan berkutub 4, dengan penguat kumparan
disambung seri.
2.2.2.1.3 Menunjukkan sebuah kutub dari motor kutub bayangan, kira-kira 1/3
dari kutub seri alur yang selanjutnya di lingkari dengan satu lilitan
hubung singkat (cu coil) dan dikenal dengan shading coil (kumparan
bayangan). Kutub dari bagian ini dikenal dengan nama kutub
bayangan, dan bagian lainnya adalah bagian bukan bayangan (un
shaded pole).

Apabila arus bolak-balik dialirkan pada kumparan bayangan kutub,


poros kutub akan bergerak dari kutub utama(un shaded pole) ke kutub bayangan
(shaded pole). Bergesernya poros medan magnet menyebabkan seakan-akan kutub
itu bergerak. Oleh sebab itu, rotor berputar dari kutub utama ke kutub bayangan.
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.29)

5. Motor Repulsi
Motor repulsi biasanya digunakan pada mesin bor, gerinda dan
sebagainya.
Motor repulse memiliki susunan yaitu
1. Stator dengan kumparan
2. Motor dengan kumparan ( sama dengan jangkar DC)
3. Seperangkat sikat arang yang dihubung pendek.
Macam-macam motor repulsi:
 Motor
repulsi
 Motor
repulsi berkombinasi
 Motor start
repulsi, jalan induksi
 Motor
repulse induksi
Pada motor repulsi mempunyai sifat:
 Berbahaya dalam keadaan motor tanpa beban
 Cenderung mengeluarkan bunga api.
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.31)

6. Motor Universal
Motor ini dapat menggunakan sumber daya AC maupun DC, oleh
karena itu disebut motor universal. Digunakan pada motor mesin jahit,
motor bor, mixer, dan sebagainya.
Untuk motor yang sama bila dihubungkan dengan sumber AC
umumnya didapatkan putarannya lebih tinggi. Putaran motor universal
biasanya tinggi, apalagi dalam keadaan tanpa beban oleh sebab itu
biasanya motor seri dikopel langsung dengan yang diputar/beban.
Motor seri dibuat dalam 2 jenis:
1. Kutub terpusat/dengan sepatu kutub, tanpa kumparan kompensasi
(kekuatan rendah).
2. Kutub terbagi/dengan kumparan stator seri fase biasanya dilengkapi
kumparan kompensasi (kekuatan tinggi).
Gambar 2.7 Plat dari inti kutub dan karakteristik dari motor seri
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.37)

2.2.2.3.2 Motor tiga fase(3Ø)


Disebut motor 3 fase karena untuk menghasilkan energi mekanik
diperlukan tegangan yang dimasukkan pada rotor tersebut adalah tegangan
3 fase. Ditinjau dari jenis rotor yang digunakan, dikenal ada 3 jenis motor,
yaitu:
1. Motor dengan rotor lilit
2. Motor dengan rotor sangkar tupai
3. Motor kolektor
Sebagai alat pengerak, motor-motor listrik lebih unggul dibandingkan
alat-alat penggerak jenis lain karena motor-motor listrik dapat dikonstruksi
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik penggerakan, antara lain:
a. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga
b. Mempunyai batas-batas kecepatan(speed range) yang luas
c. Pelayanan operasi mudah, dan pemeliharaannya sederhana
d. Bisa dikendalikan secara manual, atau secara otomatis dan bahkan
pemakaian bisa dilayani dari jarak yang jauh (remote control).
(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.43)

Sebagai motor listrik sudah mempunyai klasifikasi tertentu sesuai


dengan maksud penggunaannya sebagai alat penggerak yang diperlukan
menurut kebutuhan yang diinginkan. Klasifikasi tiap motor listrik dibaca
pada name plate yang dipasang padanya sehingga untuk berbagai
keperluan penggerakan bisa dipilih motor yang sesuai.
Menurut corak klasifikasi suatu motor didasarkan pada:
1. Bentuk konstruksi motor
2. Jenis kerangka penutup
3. Bentuk rotor

4. Jenis(kelas) isoalasi jangkar motor


5. Cara pendinginan motor
6. Tipe kerja motor
7. Karakteristik momen terhadap kecepatan motor
8. Ukuran kecepatan motor.
Akan tetapi didalam pemakaian sederhana, klasifikasi motor hanya
dikenal pada;
1. Tenaga output motor
2. System tegangan (searah, bolak-balik, ukuranya,
fasenya)
3. Kecepatan motor (rendah, sedang, tinggi).
Daya motor induksi :
1. Daya input P1 = V1 I1 cos θ ……………………..2.5
2. Daya rotor P2 = E2 – (I2) cos θ ………………….2.6
Daya pada rotor terdiri dari daya mekanik dan daya yang hilang berupa
panas di rotor.
P2 = Pmek + Pcu……………………………………2.7
Dimana:
P2 : daya input rotor

Pmek : daya mekanik = I2r2( )

Pcu : daya yang hilang di rotor = I22r2

Pmek : Pcu = r2 (1-s) : sr2 ………………………2.8


P2 : pmek : pcu = 1 : (1-s) : s…………….………2.9

Efisiensi rotor = = (1-s)…………… …2.10

Torsi motor insuksi

T= ……………………………………2.11

Dimana:
Pmek : daya mekanik sudut
ω : kecepatan dari rotor = ωr = ωs (1-s)

(Sumber:Motor Arus Bolak-balik,Drs Sumanto,1993:hal.47)

Peralatan listrik
2.3.1 Alat Ukur
Peralatan listrik ini memakai sumber tegangan DC atau baterai dan pada
praktek ini peralatan elektris yang digunakan adalah sebagai berikut:

2.3.1.1 Multimeter
Alat ukur ini berfungsi sebagai alat pengukuran tegangan, arus dan
tahanan. Untuk mengetahui terminal-terminal terhubung atau tidak. Kita dapat
mengeceknya dengan menggunakan multimeter pada posisi ohmmeter pada
posisi yang benar.

2.3.1.2 Busher
Busher berfungsi untuk mengecek hubungan terminal dengan
terminal lainnya. Disamping itu juga dapat untuk mengecek phasa
netral. Busher ini akan berbunyi apabila terhubung dan untuk mengecek
hubungan yang terhubung atau tidak busher akan berbunyi. Selain dari
pada itu busher ini sangat sensitive karena sejauh apapun bunyinya akan
ada asalkan terhubung.
2.3.2 Peralatan Bantu
Peralatan bantu ini mempermudah kita dalam melakukan pekerjaan
terutama pada saat pengecekan, pemasangan dan lain-lain, yang antara
lain :
- Tespen adalah alat praktis yang berfungsi untuk mengetahui apakah
penghantar dan terminal bertegangan atau tidak, dan juga dapat
berfungsi sebagai obeng (-).
- Mesin bor berfungsi untuk membuat lubang, baik pada dinding tembok
atau pada panel. Besar kecilnya lubang tergantung pada bor yang
digunakan.
(Sumber:Instalasi arus kuat 1,van harten,1980:hal 110)
2.3.3 Peralatan Elektris
Adapun peralatan elektris yang dipakai yaitu sebagai berikut:

2.3.3.1 TOLR (Thermal Overload Relay)


Relay thermal ini banyak sekali digunakan untuk perlindungan
motor-motor. Relay ini bekerja berdasarkan panas yang ditimbulkan oleh
arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dari sifat
perlengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan
menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik.
Perlengkapan lain dari TOLR (Thermal Overload Relay) yaitu reset
mekanis, yang fungsinya untuk mengembalikan kedudukan kontak pada
posisi semula, pengaturan batas arus listrik bila terjadi beban lebih. Arus
setting (batas arus) berfungsi sehingga harga arus pada pemanasnya.

2.3.3.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB adalah suatu alat pengaman pemutus rangkaian kelistrikan
yang dapat berkerja secara outomatis. MCB berfungsi sebagai pengaman
arus beban labih atau arus hubung singkat atau sebagai saklar yang
berkemampuan untuk mengatasi kenaikan beban saklar.
MCB juga salah satu macam CB yang dilengkapi pengaman
thermis (bimetal) sebagai pengaman beban lebih dan juga dilengkapi
pengaman magnetic untuk arus lebih atau arus hubung singkat. Terdapat
bermacam-macam MCB yang satu sama lain mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda sesuai dengan pemakaiannya.
Adapun karakteristik dari MCB adalah sebagai berikut :
Karakteristik arus waktu untuk jenis MCB hampir sama dengan
pengaman lebur, karena seringkali MCB dan pengaman lebur digunakan
secara bersamaan. Perlu diketahui pula kapasitas arus MCB tidak dapat
dibandingkan dengan kapasitas pengaman lebur. Sesuai dengan peraturan
yang berlaku bahwa setiap beban di bawah 100A harus dilengkapi
pengaman lebur mikro.
Bimetal yang terdapat pada pengaman arus lebih biasanya alat ini
berkerja pada suhu 200 s/d 250C. Apabila temperature ruang naik, maka
salah satu cara untuk mengatasi adalah dengan menurunkan beban. Untuk
pengaman elektromagnetik digunakan sebuah kumparan yang dapat
menarik sebuah angker dari besi lunak. Umumnya pemutusan secara
elektromagnetik berlangsung tanpa kelambatan waktu.
Arus hubung singkat yang dapat merusak pengaman otomatisnya,
sebelum arus dapat diputuskan bimetalnya akan menjadi lebur atau
kontak-kontaknya akan menjadi lengket, sehingga otomatnya tidak dapat
dipergunakan lagi.
Tabel dibawah ini memuat beberapa data untuk menentukan patron
lebur yang harus digunakan sebagai pengaman pengawal.

Tabel 2.2
Tabel untuk menentukan pengaman pengawal
Pengaman Pengaman Pengawal Minimum Pengaman Pengawal
Otomatis Patron Lebur Patron Lebur Patron Lebur Lambat
Cepat Cepat Maksimum
(A) (A) (A) (A)
6 20 16
10 25 20
16 35 25 100
20 50 35
25 83 50

Pengaman pengawalnya harus dipilih sedemikian rupa sehingga


otomatnya tidak menjadi rusak kalau terjadi hubung singkat dan patronnya
tidak putus kalau terjadi beban lebih.
Kini ada pengaman-pengaman otomat yang pada 220V
sepenuhnya tahan hubung singkat, kemampuan pemutusnya inilah.
12000A pada 220 V dengan cos θ = 0,8
3000A pada 380 dengan cos θ = 0,7
Kontak-kontak hubung otomat ini dibuat dari bahan yang sudah
menjadi lengket, walaupun arus hubung singkat besar dan otomat jenis ini
tidak dipergunakan pengaman pengawal.
Gambar 2..8
Karakteristik MCB

Fungsi dari jenis MCB


MCB mempunyai fungsi sebagai pengaman terhadap beban lebih.
Dari jenis-jenis MCB yang ada masing-masing mempunyai fungsi berbeda
misalnya:
o MCB jenis L (untuk hantaran)
Pada otomatis circuit breaker jenis pengaman thermis yang
disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran. Kalau terjadi beban
lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi
logamnya akan memutuskan arus kalau terjadi hubung singkat, arusnya
diputuskan oleh pengaman elektromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik
yang sama dengan 4 in-6in arus searah 8in, pemutus arusnya berlangsung
dalam waktu 0,2 detik.
o MCB jenis H (untuk instalasi rumah)

Secara thermis jenis ini sama dengan otomatis jenis L, tetapi pengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 detik, kalau arusnya sama
dengan 2,5 i-3in untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 in untuk arus
searah (jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah pada instalasi rumah
arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat, jikalau terjadi
gangguan.
o MCB jenis G (untuk motor-motor listrik)

Jenis otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil


lainya dan juga rangkaian akhir untuk penerangan, untuk arus bolak-balik atau
arus searah.

Pengaman elektromagnetiknya berfungi 8 in-11in arus searah 14in.


kontak-kontak saklarnya dan ruang pemadaman busur apinya memiliki
konstruksi khusus, karena itu otomatnya dapat memutuskan arus hubung
singkat yang benar yaitu hingga 1500A, dibawah ini dapat dilihat gambar
bagan MCB.

Gambar 2.9 Simbol MCB

(Sumber:Kontrol Pompa Pencegah Air Melimpah,Laporan Akhir Semester


6:hal 15-19)
2.3.3.3 Penghantar (Kabel)
Kabel adalah suatu penghantar yang berbentuk kawat berisolasi
maupun serabut yang masing-masing diberi isolasi sendiri, penggabungan satu
atau lebih inti tersebut pada umumnya dilengkapi dengan selubung atau
pelindung.
1. Penghantar
Merupakan media untuk menghantarkan arus listrik.
2. Isolasi Merupakan bahan dielektrik untuk
mengisolir dari yang satu terhadap yang lain dan juga terhadap
lingkungan.
3. Pelindung luar
Yang memberikan perlindungan terhadap suatu kerusakan mekanis, pengaruh
terhadap bahan, api, dan pengaruh-pengaruh dari luar yang lain.
Jenis-jenis kabel penghantar antara lain :
a. Kabel Instalasi
Adalah kabel yang dimaksudkan untuk suatu instalasi tetap.
Contoh: NYA, NYAF, NGA, NYM, NPL (SNUR)
b. Kabel Fleksibel
Adalah kabel yang sifat penghantar, isolasi dan selubungnya fleksibel
dimaksudkan untuk dihubungkan dengan peralatan listrik yang dapat
dipindah-pindahkan atau bergerak.
Contoh: NYIZ, NYZ, NYD, NYMHY, NLH.
c. Kabel Tanah
Adalah semua jenis hantaran berisolasi dan berselubung yang karena sifat
isolasinya yang selubung boleh dipasang di dalam air.
Contoh: NYY, NAYY, NYRGbY, NYFGbY.
d. Hantaran Telanjang
Adalah suatu hantaran yang tidak memerlukan isolasi ataupun selubung.
Contoh: BCC, ACC, AAAC, ACSR.
Nomenkelatur penghantar
Jenis penandaan pada suatu penghantar:
1. Huruf pertama menyatakan jenis atau bahan kabel, misalnya
Kabel NYA :N adalah untuk hantaran tembaga yang merupakan kabel
standart.
Kabel NAYY :NA adalah merupakan kabel standart yang hantaranya
Aluminium
2. Huruf kedua adalah menyatakan bahan isoalsi, misalnya
Kabel NYA : Y adalah isolasi yang terbuat dari bahan PVC
Kabel NGA : G adalah isolasi yang berbahan dari karet
3. Huruf ketiga menyatakan jenis perlindungan dari suatu penghantar,
misalnya
Kabel NYGbY : R merupakan perlindungan kabel yang jenisnya perisai
kawat baja pipih
4. Huruf terakhir menyatakan jenis selubung luarnya. Untuk selubung
luar yang berwarna hitam dan merah dintandai dengan hutuf Y dan warna
putih dintandai dengan huruf M.
Contoh: NYM, NYY, NYFGbY.
Penandaan kabel
Syarat penandaan kabel menurut ketentuan PUIL 1987 dan standart IEC
untuk masing-masing jenis kabel dilihat dibawah ini.
Penghantar NYAF
1. Kode pengenal
Huruf kode Komponen
N kabel standart, tembaga sebagai penghantar
Y isolasi PVC
A kawat berisolasi
F kawat baja pipih
Re penghantar padat bulat
Rm penghantar bulat berkawat banyak

2. Tanda kabel
Isolasi harus diberi warna kuning-hijau atau biru muda atau hitam atau
kuning dan merah. Tanda menurut standart SII dibuat dengan jarak tidak
melebihi 20 cm.

Gambar 2.10 Penghantar NYAF


Menentukan penampangan kabel:
Setiap penghantar dimana besarnya tahanan tersebut tergantung pada
beban antara lain l, tahanan jenis, diameter, dan panjang penghantar tersebut.
(ohm)…………………………………..2.12

Dimana:
R : Besar tahanan penghantar (Ω)
ρ : Tahanan jenis (Ωmm2/M)
L : Panjang penghantar (M)
A : Penampang penghantar (mm2))
Selain dipengaruhi oleh panjang penghantar, luas penampang dan tahanan,
arus juga ikut mempengaruhi rugi tegangan pada kawat penghantar. Begitu juga
dengan yang diterima oleh beban beserta faktor kerjanya ikut mempengaruhi.
Maka rugi tegangan dapat dicari dengan rumus :

1. Untuk tegangan DC

……………………………..2.13
2. Untuk tegangan AC 1 fasa dan 2 fasa

…...2.14

3. Untuk tegangan AC3 fasa ………..

………2.15
Dimana:
E = rugi tegangan (V)
I = arus yang mengalir (A)
L = panjang penghantar (M)
X = daya hantar (W)
A = luas penampang penghantar (mm2)
Cos θ = factor kerja (0,08)
4. jika diketahui daya untuk tegangan DC

……….2.16
5. Untuk tegangan AC 1 fasa dan 2 fasa sama dengan tegangan DC
hanya saja dikalikan dengan cos θ.

6. Untuk tegangan 3 fasa

………………….2.17
Dimana:
V = Tegangan nominal (V)
P = Daya (W)
Selain rugi tegangan, semua kabel mempunyai kemampuan hantar arus
KHA terus menerus diperkenankan untuk kabel berisolasi PVC. Arus yang
mengalir pada kabel tidak boleh lebih besar dari KHA kabel tersebut. Arus
yang mengalir ditentukan oleh beban. Kebutuhan maksimum beban rangkaian
utama, dan cabang ditentukan dengan cara:

1. Perhitungan: menghitung beban terpasang


2. Penaksiran
3. pengukuran atau pembatasan
- Pengukuran: menentukan pemakaian daya dengan alat
pengukur
- Pembatasan: ditentukan oleh arus nominal pemutus tenaga
Rumus yang dipakai untuk menentukan panjang penghantar yang digunakan
adalah sebagai berikut:

a. Untuk arus searah (DC)

……………………..2.18
b. Untuk arus bolak balik 1 fasa

………….2.19

c. Untuk arus bolak balik 3 fasa

………………...2.20

Dimana:
S : Penampang kabel (mm2)
L : Panjang penghantar (M)
P : Tahanan jenis penghantar (Ωmm2/m)(tembaga 0,00175)
I : Arus yang mengalir (A)
Cos θ : factor kerja
Vr : Rugi tegangan yang diperkenankan
(Sumber:Instalasi arus kuat 1,van harten,1980:hal 40-48)

Tabel 2.3
Tabel pembebanan hantaran tembaga yang diisolasi
Penampang penghanatar Kuat arus maksimum Kuat arus nominal dari
dalam satuan mm2 yang di ijinkan (A) pengaman (A)
0,5 8 6
0,75 9 6
1 11 6
1,5 14 10
2,5 20 15
4 25 20
6 31 25
10 43 35
16 75 60
25 100 80
35 125 100
50 160 125
70 200 160
95 240 200
120 280 225
150 325 250
185 380 300
240 450 350
300 525 400
400 640 500
500 760 600
625 880 700
800 1050 850
1000 1250 1050

(Sumber:Instalasi arus kuat 1,van harten,1980:hal 49)


2.3.3.4 Saklar
Saklar adalah suatu peralatan listrik yang mempunyai fungsi
memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik. Dalam keadaan
menutup mempunyai resistansi yang sangat kecil, sehingga arus
maksimum dapat mengalir menuju beban. Pada saat saklar terbuka maka
resistansinya tak terhingga sehingga tidak ada arus yang mengalir
menuju beban.
Karakteristik saklar sangat diperlukan untuk melakukan pemilihan
saklar yang sesuai dengan yang diinginkan, supaya rangkaian dapat
bekerja dengan baik. Beberapa faktor dalam pemilihan saklar antara
lain :
1. Kekuatan mekanis
2. Jenis saklar
3. Tegangan maksimum
4. Resistansi saat membuka dan saat menutup
Macam-macam saklar, yaitu:
2.3.3.4.1 Saklar Tunggal
Saklar tunggal adalah saklar yang memiliki dua terminal, satu
untuk penghantar pasa dan satu keluaran untuk penghantar keluaran
saklar. Yang mana saklar ini digunakan untuk saklar pengatur
penerangan pada suatu ruangan dari satu arah. Beberapa beban dari
beberapa tempat dapat dilayani saklar tunggal yang mengoperasikan dari
satu tempat.

Gambar2.13
a. Dagram lokasi b. Pengawatan saklar tunggal

2.3.3.4.2 Saklar Impuls


Saklar impuls adalah saklar yang bekerja dipengaruhi oleh
magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls yang
diberikan. Lama pengoperasian dari tombol tekan tidak mempengaruhi
sistem kerjanya. Saklar impuls mempunyai dua buah posisi kontak yaitu
ON pada impuls pertama dan OFF pada impuls kedua. Pada saklar impuls
ini terdapat terminal 1 dan terminal 2 sebagai terminal dari kontak bantu
ON dan terminal a dan b sebagai terminal kumparan.
Terminal 1 langsung mendapat arus dari terminal netral, sedangkan
terminal dihubungkan ke beban sebagai penghubung line dari kontak
bantu. Terminal b dihubungkan kesalah satu saklar tekan ON sehingga
kumparan bekerja menarik kontak bantu dengan menggunakan hantaran
terminal 1 dan 2 yang akan terhubung sehingga beban akan langsung
bekerja.

Gambar 2.14
a. Diagram lokasi b. Pengawatan saklar impuls

2.3.3.4.3 Selektor atau Saklar Putar


Saklar sandung merupakan salah satu jenis saklar putar. Saklar ini
umumnya dilengkapi dengan alat penahan pada setiap kedudukan saklar,
poros dan piring-piringannya akan selalu kembali kedudukan semula,
yaitu kedudukan nol.
Alat pelayanannya dapat berupa knop atau sebuah kunci tusuk
yang dapat diputar dengan tangan, kadang-kadang juga digunakan motor
listrik atau cara lain menggerakkannya. Saklar putar terdiri dari sebuah
poros yang dapat berputar satu atau lebih dari satu piringan. Pada poros
terdapat alat penggerak yang dilengkapi dengan alat penahan pada setiap
kedudukan. Pada rangkaian kontrol, saklar putar digunakan sebagai saklar
utama dari sumber tegangan ke rangkaian kontrol atau pada posisi
otomatis atau manual ataupun posisi yang sesuai dengan keinginan.

2.3.3.4.4 Saklar Pelampung ( Flow Switch )


Saklar apung ini pada dasarnya bekerja berdasarkan batas level
dari permukaan air. Apabila pelampung berada dalam keadaan
tergantung berarti saklar pada posisi NC dan apabila pelampung berada
pada posisi terapung berarti berarti saklar berada pada keadaan NO.
Fungsi dari saklar ini pada kontrol mesin pompa air adalah
untuk menghidupkan dan mematikan kontaktor.
(Sumber:Kontrol Pompa Pencegah Air Melimpah,laporan akhir)

Gambar 2.15
(a) Konstruksi saklar pelampung
(b) Kontak NO dan NC pada saklar pelampung)
2.3.3.4.5 Saklar Tekan (push button)
Saklar tekan batas pada dasarnya juga merupakan saklar yang
bekerja bila mendapat tekanan, bedanya dengan tombol tekan adalah
hanya pada pelayanan dari saklar tersebut. Pemakaiannya adalah sebagai
alat bantu kontrol dari pengontrol mesin-mesin yang memerlukan saklar
yang aktif dengan mesin tersebut. Saklar ini juga mempunyai kontak
normal NO ( normally open ) dan NC (normally closeed ).
(Sumber:Perancangan Instalasi Listrik 2,M.Noer,2005:hal. 4)

Gambar 2.16 Tombol tekan


a. Normally Close/NC b. Normally Open/NO
2.3.3.5 Kontaktor
Kontaktor adalah sebuah peralatan listrik yang dipergunakan
untuk mengoperasikan beban dengan menggunakan magnet sebagai
penggeraknya.
Penggerak magnet adalah sebuah kumparan yang bekerja
apabila mendapat sumber tegangan yang akan menimbulkan magnet
untuk menarik tuas dari anak kontak. Sebuah kontaktor dari kumparan
magnet dapat dirancang untuk arus bolak balik atau arus searah.
Kontaktor magnet akan bekerja normal bila tegangan mencapai 85%
dari tegangan kerjanya. Bila tegangan kerja turun maka kontaktor akan
bergerak.
Kontaktor ini mempunyai dua jenis anak kontak yaitu NO dan
NC pada saat kontaktor mulai bekerja, anak kontak NO akan
terhubung dan anak kontak NC akan terbuka secara konstruksinya
kontaktor mempunyai dua bagian anak kontak yaitu kontak utama dan
kontak bantu.
Fungsi masing-masing anak kontak
Kontak utama digunakan untuk mengoperasikan beban besar.
Kemampuan hantar arus besar karena mempunyai penampang yang besar.
Anak kontaknya hanya terdapat kontak NO (normally open) saja.
Kontak bantu, mempunyai penampang yang lebih kecil karena hanya
digunakan untuk beban sistem pengontrolan yang arusnya relatif kecil. Pada
anak kontaknya terdapat kontak NO dan NC. Penandaan pada terminal-
terminal kontaktor menurut standar IEC adalah sbb:

1, 3 dan 5 : kontak utama yang dihubungkan ke sumber


2, 4 dan 6 : kontak utama yang dihubungkan ke beban
13 – 14/23 - 24 : Kontak bantu NO (normally open)
21 – 22/ 41 - 42 : Kontak bantu NC (normally closed)
a,b : Terminal kumparan magnet

Kontaktor dapat dioperasikan dengan pengontrolan menggunaka sebuah


saklar magnet (a,b) diatur oleh bekerjanya saklar, bila saklar pada posisi ON
kontaktor akan bekerja sebaliknya pada posisi OFF kontaktor akan terlepas.
Untuk pengaturan kontaktor dengan sistem sentuh bisa digunakan saklar
tombol tekan. Hanya dengan sekali menekan tombol dari tombol tekan (push
button) kontaktor akan bekerja terus menerus dan bekerja atau mematikan
setelah sumber terputus. Sebagai tombol ON digunakan tombol NO dari
tombol tekan dan untuk tombol OFF digunakan NC. Agar kontaktor dapat
bekerja terus menerus harus ada penguncinya yaitu anak kontak bantu NO dari
dari kontaktor yang dioperasikan, yang dihubungkan paralel dengan kontak
NC dari tombol tekan.
(Sumber:Perancangan Instalasi Listrik 2,M.Noer,2005:hal. 3)

1 3 5 A1 13 21 23 41

2 4 6 A2 14 22 24 42
Gambar 2.18 Kontaktor

2.3.3.6 Relay
Relay adalah sebuah alat yang bekerja dengan secara otomatis
mengatur atau memasukkan suatu rangkaian listrik rangkaian trip/alarm
akan masuk apabila tekanan dalam ruangannya mencapai nilai tertentu
akibat adanya perubahan dari rangkaian hidrolik. Fungsi dari suatu relay
adalah untuk mengamankan peralatan dari kemungkinan yang terjadi:
Adapun macam-macam dari relay yaitu:
2.3.3.6.1 Relay beban lebih
Pemasangan rele beban lebih ini bertujuan untuk mengamankan atau
memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan atau
memberikan pencegahan terhadap terjadinya kerusakan akibat dari
pembebanan lebih.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih dari motor , antara lain :
 Terlalu besarnya beban mekanik dari motor
 Start yang terlalu besar atau motor berhenti
mendadak
 Terjadinya arus hubung singkat
 Terbukanya salah satu fasa dari motor
Arus yang terlalu besar yang timbul pada belitan motor akan
menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor. Untuk
menghindari maka dipasanglah alat perlindungan ( protection relay )
pada alat pengontrol.

2.3.3.6.2 Relay Termal Beban Lebih


Relay termal banyak sekali digunakan untuk melindungi motor arus
searah atau arus bolak-balik dari ukuran kecil sampai menengah. Relay
ini bekerja berdasarkan panas yang ditimbulkan, ketika bimetal akan
melakukan penggerakan kontak mekanis pemutus rangkaian listrik.
Adapun fungsi dari reset mekanis adalah untuk mengembalikan kontak
keposisi semula serta pengaturan arus trip bila terjadi beban lebih sedang
arus setting berfungsi sebagai arus pemanasnya.
Gambar 2.19
Symbol thermal overload relay
2.3.3.6.3 Timer/delay
Relay pengatur waktu secara umum disebut timer, namun
melihat karakteristik dari input (sebut saja aksi dan reaksi dari relay)
dan output (sebut saja reaksi dari aksi relay) yang beragam, maka
ada timer jenis delay.
Delay dari prinsif kerja aksi (belitannya) dan reaksinya (anak kontak
NO dan NC) dapat dibagi 2 yaitu:
1. ON Delay atau disebut delay perlambatan.
Prinsipnya bila input atau aksinya diberi sinyal listrik maka output
(kontak NO dan NC) atau reaksinya belum ada yang berubah
sampai masa setting waktunya tercapai baru berubah, kontak
output yang tadinya NO menjadi NC dan yang tadinya NC menjadi
NO.
2. OFF Delay atau delay percepatan.
Prinsipnya bila input atau aksinya diberikan sinyal listrik maka
output (kontak NO dan NC) atau reaksinya akan langsung berubah,
kembali normal setelah setting waktunya tercapai.
Gambar 2.20 Simbol ON dan OFF delay.

2.3.3.7 NTC
Thermistor NTC merupakan resistor dengan koefisien temperatur
negatif yang sangat tinggi. Thermistor jenis ini dibuat dari oksida dari
kelompok elemen transisi besi misalnya (FE203, NiO, Co0 dan lain-lain).
Oksida-oksida ini mempunyai resistivitas yang sangat tinggi dalam
zat murni, tetapi bisa ditransformasikan kedalam semikonduktor dengan
jalan menambahkan sedikit ion-ion lain yang valensinya berbeda.
Harga nominal biasanya ditentukan pada temperatur 250C.
Perubahan resistansinya yang didapatkan oleh non linieritasnya
ditunjukkan dalam bentuk diagram resistansi dengan temperatur.

Gambar 2.11 Simbol dan konstruksi NTC


Gambar 2.12 grafik NTC
(Sumber:Dasar-dasar Elektronika,Ir.Bambang Guntoro,2005:hal. 21)

2.3.3.8 Lampu Tanda


Lampu tanda atau indikator digunakan pada peralatan kontrol
untuk menandai bekerja atau tidaknya suatu peralatan / rangkaian
dan dapat juga sebagai kondisi/ keadaan beban. Jika lampu tanda
dipergunakan untuk menandai suatu peralatan sedang bekerja, maka
lampu tanda dipasang seri kontak NO, sedangkan apabila lampu
tanda dipergunakan untuk menandai tidak bekerjanya suatu
peralatan, maka lampu tanda dipasang paralel dengan kontak NC
pada rangkaian yang mengontrol peralatan tersebut.
Jika lampu tanda dipergunakan untuk menandai keadaan
suatu peralatan beban, maka lampu tanda mempergunakan warna-
warna yang berbeda-beda bergantung pada kondisi peralatan /beban
yang ditandainya.
Tabel dibawah ini ditunjukan warna-warna untuk menunjukan fungsi
warna-warna dari lampu tanda.
Tabel 2.4 fungsi warna lampu tanda
Kondisi Peralatan/Beban Warna Lampu
B. Kondisi tidak normal, beban lebih, Merah
bahaya atau emergency Kuning
C. Hati-hati, perhatian Hijau
D. Posisi siap/ mulai berkerja Putih
E. Beroperasi normal
(Sumber:Perancangan Instalasi Listrik 2,M.Noer,2005:hal. 4-5)

Lampu tanda tidak jauh dengan lampu penerangan biasa, biasanya


lampu ini mempunyai tahanan dalam yang besar sehingga rata-rata kecil.

Gambar 2.17 macam-macam bentuk lampu tanda


2.3.3.9 Dioda
Dioda merupakan suatu komponen semi konduktor yang menggunakan
teknologi saluran P dan N. dioda adalah komponen kutub dua, yang kutub-
kutubnya dinamakan anoda dan katoda. Symbol untuk sebuah dioda ideal
dapat dilihat pada.

Gambar 2.21
(a) Simbol dioda

a. karakteristik Dioda
Dengan melihat karakteristik dari dioda kita dapat
menentukan anoda lebih positif dari katoda hal ini mengakibatkan
dioda berfungsi sebagai switch yang tertutup. Dalam keadaan ini
tegangan jatuh pada dioda sama dengan nol untuk setiap arus keadaan
ini disebut forward biased atau forward conducting. Pada kondisi ini
berarti bahwa :
 Tegangan anoda lebih besar daripada katoda (VA>VK)
 Arus akan mengalir dari anoda ke katoda yang biasa
disebut sebagai arus maju (If = forward biased)
 Resistansi dioda (Rd) kecil sekali (idealnya 0 Ω) dan akan
turun dengan naiknya temperatur.
 Tegangan anoda-katoda (VAK) sekitar 0,7 Volt.
Dan jika anoda lebih negative dari kotoda, dioda berfungsi
sebagai switch yang terbuka dan akibatnya tidak ada arus yang
mengalir melalui dioda untuk setiap harga tegangan. Keadaan ini
disebut reverse bias. Pada kondisi ini berarti bahwa :
 Tegangan anoda labih kecil dari tegangan katoda
(VA>VK)
 Tidak ada aliran arus balik (Ik = reverse current)
idealnya nol, akan tetapi seandainya ada arus bocor, harganya kecil
sekali (dalam orde mikro-amper)
 Tegangan baliknya (reverse voltage) = VS
Dioda dapat dianggap suatu switch yang sensitive terhadap
tegangan, dimana dia menutup atau on jika anoda lebih positif dari
katoda, dan terbuka atau off jika sebaliknya. Pada kenyataannya ada
terdapat bermacam-macam dioda, yang paling terkenal adalah dioda
hubungan P-N tunggal. Karakteristik dari dioda-dioda tersebut pada
umumnya mempunyai bentuk yang sama, hanya saja berbeda pada
tegangan jatuhnya dan arus bocor yang mengalir pada saat reverse
biased.
Pada kondisi transisi (dari forward ke reverse), arus If akan
berkurang hingga nol dan seharusnya dioda off, akan tetapi
kenyataannya dioda masih carieri yang masih tersisa pada lapisan
depletion (depletion layer) dan pengaruh dari ukuran bahan semi
konduktor itu sendiri. Untuk menetralisir minority tersebut diperlukan
waktu yang disebut reverse recovery time (TTR) karakteristik dioda
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.22
Karakteristik Dioda
Daya pada suatu dioda sangat mempengaruhi umur
daripada dioda tersebut. Apabila daya melebihi harga yang ditentukan
(), maka suhu akan naik, hal inilah yang menyebabkan dioda menjadi
panas sehingga dioda terbakar. Adapun daya yang terpakai pada dioda
adalah:
Vout = Vin -Vk………………………………………2.21
I = Vout /RL………………………….. 2.22
V= Vk.I ……………………………… 2.23
Dimana:
Vout = Tegangan keluaran dioda (volt)
Vin = Tegangan yang masuk ke dioda (volt)
V = Tegangan dioda (0,7 volt)
I = Arus dioda (ampere)
RL = Tahanan beban (ohm)
P = Daya pada dioda (watt)
BAB III
INSTALASI LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

3.1 Rangkaian Kontrol Pompa Pencegah Air Melimpah


( Terlampir )

3.2 Deskripsi Kerja Rangkaian Kontrol Pompa Pencegah Air melimpah


Pada rangkaian control pompa pencegah air melimpah, saklar yang
mendeteksi air naik adalah saklar B11 dan B16 dimana peralatan yang
sebenarnya adalah floating switch namun kali ini diganti dengan sakar tekan,
yang diletakan pada pintu panel. Kedua saklar tekan ini harus kita tekan
terlebih dahulu baru akan bisa bekerja, ini dikarenakan kita hanya membuat
simulatornya saja. Dan ini hanya diperkirakan saja, setelah sampai pada
batas level 2 maka kita akan menekan B11 dan pada saat ini hanya ada satu
motor yang bekerja dimana motor ini ditandai oleh lampu pijar. Apabila air
telah naik lagi maka saklar B11 kita tekan lagi dan ini akan membuat motor
berkerja saling bergantian.
Pada kondisi air naik saklar B11 menutup menggerakan motor 2
sehingga pada level 2 tadi motor dapat berkerja bergantian. Pada saat motor
2 bekerja, dimana batas air mencapai level 3. ini berarti bahwa air masukan
lebih besar dari pada air yang dikeluarkan. Maka kita tekan B10i sehingga
motor bekerja bersamaan. Karena jumlah air semakin meningkat dan
mencapai level 4 maka kita akan melihat pada panel ada tanda dari lampu
yang menandakan air telah penuh seperti serine, alarm, dan sebagainya.
Dimana ini dihidupkan dengan menekan B37 dan untuk mematikan lampu
tanda bahaya tadi maka kita harus menekan kembali B37 lalu menekan
tombol tekan b38.
Pada keadaan otomatis ini pengaturan dilakukan selanjutnya
dikendalikan oleh saklar B11 dan B16. misalnya pada keadaan pertama d 16
terhubung pada posisi 1-4 dan 6-5. Apabila B11 menutup maka motor yang
berkerja adalah mototr 1. Keadaan kedua anggap B11 menutup dengan
kemampuan relay impuls dapat memindahkan d11 ke posisi 1-3 dan 6-7
maka motor yang berkerja adalah motor 2. Untuk lebih jelas lihat pada
halaman lampiran.

3.3 Daftar Material dan Daftar Peralatan


3.3.1 Daftar Material
Adapun daftar material yang digunakan pada praktek maintenance
dan repair antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.1
Tabel daftar material pada simulasi pompa pencegah air melimpah.

No. Daftar Material Jumlah


1 Lampu Pijar 2
2 Terminal Secukupnya
3 Saklar Putar/Selektor 3
4 Saklar Tunggal 5
4 Tombol Tekan 3
5 Lampu Tanda 7
6 Kabel Secukupnya
7 Power supply 1
8 Impuls 1
9 Kontaktor Daya + OL 2
10 Timer ON Delai 1
11 NTC 2
12 Dioda 7
13 Relay 9
14 Relay Timer 2

3.3.2 Daftar Peralatan


Adapun peralatan yang digunakan pada praktek simulator pompa
pencegah air melimpah ini dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2
Daftar peralatan yang digunakan dalam praktek simulator
pompa pencegah air melimpah

No. Nama Peralatan Jumlah


1 Obeng (+) besar 1
2 Obeng (-) besar 1
3 Obeng (+) kecil 1
4 Obeng (-) kecil 1
4 Tespen 1
5 Tang Kombinasi 1
7 Tang Potong 1
8 Tang Kupas 1
9 Tang Buaya 1
10 Multitester 1
11 Mistar 1

3.4 Jurnal Kegiatan Praktek Bengkel Listrik


JURNAL KEGIATAN
Rabu, 26 Novembert 2008
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.30 Apel pagi, absen, berdo’a.
Pembersihan laboratorium mekanik baru dan
2. 07.30 – 08.00
pemindahan meja kerja.
3. 08.00 – 09.30 Pembagian kelompok
4. 09.30 – 10.00 BREAK ( istirahat )
5. 10.00 – 12.00 Pembersian soket relay
6. 12.00 – 12.20 BREAK ( bersih-bersih )
7. 12.20 – 12.30 Apel siang dan kegiatan selesai.

JURNAL KEGIATAN
Kamis, 27 November 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, berdo’a.
Penjelasan job oleh instruktur mengenai gambar rangkaian
2. 07.15 – 09.30
kontrol pencegah air melimpah
3. 09.30 – 10.00 BREAK ( istirahat )
Instruktur melanjutkan Penjelasan job mengenai gambar
4. 10.00 – 12.00 rangkaian kontrol pencegah air melimpah dan prinsip kerja
dari rangkaian tersebut.
5. 12.00 – 12.15 BREAK ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan kegiatan selesai

JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 28 November 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, ber do’a.
Pemasangan dan penyusunan tata letak lampu tanda, saklar
tekan, wiring pada panel serta penomoran bahan
2. 07.15 – 09.30 Merangkai rangkaian dari halaman 0 kolom 1 sampai
halaman 1 kolom 3 yaitu kontaktor C21,pemasangan kabel
ke terminal untuk kontak utamanya.
3. 09.30 – 10.00 BREAK ( istirahat )
Merangkai rangkaian dari halaman 0 kolom 1 sampai
4. 10.00 – 11.00 halaman 1 kolom 3 yaitu kontaktor C21,pemasangan kabel
ke terminal untuk kontak utamanya.
5. 11.00 – 11.15 BREAK ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa sebelum mengakhiri kegiatan

JURNAL KEGIATAN
Sabtu, 29 November 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, berdo’a.
Melanjutkan merangkai dari halaman 1 kolom 3 sampai
2. 07.15 – 09.30 dengan halaman 1 kolom 9 yang terdiri dari h13, d14, d15,
d16 dan d17..
3. 09.30 – 10.00 BREAK ( istirahat )
Melanjutkan merangkai dari halaman 1 kolom 9 sampai
4. 10.00 – 12.00 dengan halaman 2 kolom 8 yang terdiri dari h18,kontaktor
C21 dan C23.
5. 12.00 – 12.15 BREAK ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan

JURNAL KEGIATAN
Senin, 01 November 2008
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi, absen, do’a.
2. 07.15 – 09.30 Melanjutkan merangkai dari halaman 2 kolom 8 sampai
dengan halaman 2 kolom 9 yang terdiri dari h25, h26,
h28, h29 dan relay d27.

Melanjutkan merangkai dan pemasangan dioda ke


terminal
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat )
Melanjutkan merangkai dari halaman 3 kolom 3 sampai
4. 10.00 – 11.00 dengan halaman 3 kolom 9 yang terdiri dari d35,d37 dan
lampu tanda h39.
5. 11.00 – 11.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
Apel siang dan berdoa bersama sebelum mengakhiri
6. 11.15 – 11.30
kegiatan

JURNAL KEGIATAN
Selasa, 02 Desember 2008
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
Pemasangan kabel netral dan sumber serta memeriksa
2. 07.15 – 08.30
rangkaian
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat )
Pengetesan Dan perubahan nilai terminal agar yang
4. 10.00 – 12.00
tadinya on delay menjadi off delay
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
Apel siang dan berdoa bersama sebelum mengakhiri
6. 12.15 – 12.30
kegiatan

JURNAL KEGIATAN
Rabu, 03 Desember 2008
NO. WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
Memperbaiki kesalahan pada lampu tanda H29 dan
2. 07.15 – 09.30
mebalik terminal 8 dan 9 pada d11t dan d16t.
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 (istirahat )
Melakukan pengetesan pada rangkaian dan menganalisa
4. 10.00 – 12.00
rangkaian
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2
Apel siang dan berdoa bersama sebelum mengakhiri
6. 12.15 – 12.30
kegiatan

JURNAL KEGIATAN
Kamis, 04 Desember 2008
NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. 07.15 – 09.30 Merapikan rangkaian untuk pengetesan terakhir
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat )
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan

JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 05 Desember 2008

NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. Membantu teman memperbaiki kesalahan pada rangkaian
07.15 – 09.30
yang ia rangkai
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 11.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 11.00 – 11.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan

JURNAL KEGIATAN
Sabtu, 06 Desember 2008

NO WAKTU KETERANGAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. 07.15 – 09.30 Pengetesan terakhir oleh Bapak Andri.
4. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat )
Membongkar kembali rangkaian dan instruktur
5. 10.00 – 12.00
menjelaskan tentang laporan.
6. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
7. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum mengakhiri kegiatan
JURNAL KEGIATAN
Selasa, 09 Desember 2008

NO WAKTU KEGIATAN
1. Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai
07.00 – 07.15
kegiatan
2. 07.15 – 09.30 Pengembalian alat dan bahan
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 11.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 11.00 – 11.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.

JURNAL KEGIATAN
Rabu, 10 Desember 2008

NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. 07.15 – 09.30 Tidak ada Kegiatan
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.

JURNAL KEGIATAN
Kamis, 11 Desember 2008

NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. 07.15 – 09.30 Tidak ada Kegiatan
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.
JURNAL KEGIATAN
Jum’at, 12 Desember 2008

NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. Membongkar rangkaian yang sudah dipasang,
membereskan peralatan – peralatan dan
07.15 – 09.30
membersihkan bekas – bekas kabel yang ada di
bangku mekanik
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 11.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 11.00 – 11.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 11.15 – 11.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.

JURNAL KEGIATAN
Sabtu, 13 Desember 2008

NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama
2. 07.15 – 09.30 Mengembalikan Peralatan kepada instruktur
3. 09.30 – 10.00 BREAK 1 ( istirahat
4. 10.00 – 12.00 Menunggu Waktu Pulang
5. 12.00 – 12.15 BREAK 2 ( bersih-bersih )
6. 12.15 – 12.30 Apel siang dan doa bersama sebelum pulang.

JURNAL KEGIATAN
Kamis, 15 Desember 2008
NO WAKTU KETERANGAN
1. 07.00 – 07.15 Apel pagi dan doa bersama sebelum memulai kegiatan
2. 07.30 Pulang
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Tentukan Harga Pada Motor Listrik Setiap Komponen


Adapun deskripsi rangkaian pada praktek di bengkel listrik adalah :
1. Motor dimana hanya menggunakan lampu pijar dengan daya 40 W.
Dimana besar daya digunakan dalam daya semu yaitu = 50 VA.

4.1.1. Menentukan tingkat pengaman yang cocok

Berdasarkan persamaan 2.5, maka :

I=
I = 0,29 A
Berdasarkan peraturan yang ada pada tabel untuk arus 0,29 maka
pengaman yang digunakan 2 A. Dan pengaman anatara kedua motor sama karena
sam-sama diwakili oleh lapu pijar dengan P = 40 W = 50 VA.

4.1.2. Menentukan panjang penghantar

Untuk motor 1 dan 2 dimana:

I = 0,29 A
S = 2,5 mm
ρ = 0,00175 Ωmm2/m
berdasarkan persamaan 2. 19 maka panjang penghantar:

L=

L=

L = 3086, 41 m.
4.1.3. Menentukan besar putaran singkron (No)
Berdasarkan motor berkatup ganda dan motor berkatub empat denga
frekuensi nominal 50 Hz, bila slipnya 60% perputaran beban penuh (N) dapat
dihitung dengan keluaran nominal 5,5.
Berdasarkan persamaan 2.1, maka untuk putaran ganda:

No =

No = 3000 rpm

N = No ( 1 - ) = No ( 1 - ) = 3000 x 0.94

= 2820 rpm
Kalau untuk yang berkatub empat, maka:

No =
= 1500 rpm

N = No ( 1- ) = No ( 1- ) = 1500 x 0,94

= 1410 rpm

- Untuk 2 katup kopel beban penuh

= 1,9 Kgm
- Untuk 4 katup kopel beban penuh

= 3,8 Kgm

4.1.4. Perhitungan kemampuan pompa


Berdasarkan apa yang dipraktekan, dimana air dinaikan secara kontinyu
dari tingkat yang rendah ketingkat yang lebih tingg. Permukaan air dengan motor
memperhatikan berat massa jenis air yaitu 1 m3 adalah 1000 Kg dan gravitasi
spesifikasi air sama dengan 1 ( pada 4 0C). Untuk menggangkat objek, yaitu air
pada kecepatan Q (m3) persekon melawan ketinggian H (m) (jika vertikal dari
permukaan air terendah kepermukaan air teratas)., dengan mengubah persamaan
daya diperlukan:

Pm = Kx 9,8 x 1000 x QH x 103 x (KW)

Atau:

Pm = K x x (KW)

Volume (m3/s) jumlah hulu (m) dasar perputaran spesifikasi (Ns) untuk
menempatkan air pada kecepatan 1 m3/s terhadap hulu 1 meter.
Ns =

Dimana:
H : jumlah hulu (m)
Q ; volume motor (m3)
Perhitungan daya pompa

Pm = x

Pm =

Pm = 10,32 KW.

4.2 Pengaman
Pengaman pada rangkaian ini dipergunakan untuk menjaga kemungkinan
terhadap adanya gangguan pada rangkaian kontrol. Sebagai pengamannya
digunakan sekering (fuse). Nilai arus nominal pada fuse dapat ditentukan dengan
perhitungan sebagai berikut :
IN = X , I a
Dimana :
IN = Nilai setelan arus pada fuse yang dipergunakan
X = Jumlah peralatan yang menggunakan koil
I a = Arus kerja pada koil
Maka besarnya pengaman yang harus dipasang pada rangkaian kontrol ini
adalah :
1. Untuk sumber tegangan 220 Volt
- Relay tegangan 220 Volt dengan arus kerja koil sebesar 11 mA
IN = X . I a
IN = 8 x 0,011 A
IN = 0,088 A
Karena pada relay ini terdapat arus start maka untuk menghitung besarnya arus
nominal adalah sebagai berikut (dimisalkan arus start sebesar 300 %)
= IN x 300%
= 0,088 x 300%
= 0,264 A
- Kontaktor tegangan 220 Volt dengan arus koil 300 mA
IN = X . I a
IN = 2 x 0,3
IN = 0,6 A
- Timer tegangan 220 Volt dengan arus kerja koil 11 mA
IN = X . I a
IN = 2 x 0,011
IN = 0,022 A

- Impuls tegangan 220 Volt dengan arus kerja koil 36 mA


IN = X , I a
IN = 1 x 0,036 A
IN = 0,036 A
Sehingga total besarnya pengaman untuk tegangan 220 Volt adalah
ITotal = 0,245 + 0,6 + 0,022 + 0,036
= 0,92 Amper
Jadi besarnya pengaman control untuk tegangan 220 volt adalah 2 Amper
2. Untuk sumber tegangan 48 Volt
- Relay 48 Volt dengan arus kerja koil 50 mA
I N= X . I a
I N = 8 x 0,05
I N = 0,4 A
Karena pada relay ini terdapat arus start maka untuk menghitung besarnya arus
nominal adalah sebagai berikut (dimisalkan arus start 300%)
= I N x 300%
= 0,4 x 300%
= 1,2 A
Sehingga total besarnya pengaman untuk tegangan 48 Volt
ITotal = 1,2 Ampere
Jadi besarnya pengaman control yang digunakan untuk tegangan 48 Volt adalah 2
Ampere.

4.3 Penghantar
4.4 Kondisi Beban
4.4.1 Kondisi beban normal
Yang dimaksud berkerja pada kondisi normal apabila air disungai
maksimum sehingga tombol E12 pada posisi ON. Keadaan ini menjadi
sedemikian rupa untuk menghindari motor akan berkerja sedangkan air yang
mengalir tidak ada, maka dalam hal ini pompa hanya menghisap udara saja.
Posisi maksimum pada sungai akan ditandai dengan lampu tanda H 39 dan
di paralel dengan bel, dan lampu tanda dapat di OFFkan dengan menekan saklar
S37 dan tombol tekan B37.
Untuk mengetahui lampu tanda yang digunakan ini dalam keadaan baik,
maka dapat di cek melalui saklar S32(NO). Pada rangakaian ini dipasang juga
dioda, gunanya untuk membloking arus yang masuk, dan saklar s32 ditekan maka
lampu tandanya akan menyala.
Apabila air dalam bak penampungan telah berkurang sehingga dapat
memutuskan saklar E12, sehingga suplay menuju rangkaian tidak ada lagi yang
mengalir.
4.4.2 Motor 1 dan motor 2 berkerja bersamaan
Pada kondisi otomatis, bila air sungai telah mancapai level 1 maka ini
akan mennggerakan b11 dan b16 menjadi ON. Dengan ONnya b11 dan b16 ini
maka delay d15 akan berkerja dan arus melalui d15 halaman 2 kolom 2 dan 6
terlampir menuju koil kontaktor C21 dan C23, dengan berkerjanya ini, maka
motor akan memperoleh sumber sehingga kedua motor akan berkerja secara
bersamaan.
Dengan bak akan terisi air, dan jika air mencapai saklar b16 maka C23
akan memutuskan NC C23 halam 2 kolom 3 dan halaman 3 kolom3 (terbuka).
Jika kita asumsi ada aliran air pada pipa kedua saklar b10i dan b15 i yang berkerja
ada aliran menutup, maka pada saat d11T dan D16T berpindah maka akan hidup
hanya satu motor saja.
Jika volume air terus meningkat sehingga level 4 maka kedua motor akan
dimatikan dengan melepas arus dari b10 dan b15. dan ini ditandai juga dengan
hidupnya lampu alarm/sirine.
4.4.3 kondisi motor berkeja secara bergantian
Pada keadaan ini kerja motor 1 dan 2 akan bergantian berkeja, motor 1
berkerja dan motor 2 tidak berkerja begitu juga sebaliknya. Jika air telah
mancapai batas level 4 maka ini akan ditandai dengan alarm, dan operator akan
mematikan motor tersebut dengan meOFFkan pada b10 dan b15. setelah itu jika
isi air menurun kembali dibawah b11 maka b11 kembali ON dengan demikian
kontak bantu NC d15 halaman 1 kolom 1 akan membuka. Dengan demikian arus
akan mengalir ke C23 dan arus tersebut mengalir melalui NC d16T dan NC d15 .
Dengan berkejanya kontaktor C23 maka motor 2 akan berkerja apabila
telah mencapai level 4 maka motor 2 akan mati kembali. Untuk kerja motor 1
seperti kita ketahui saat motor mati, maka impuls kontaktor C23 akan
memperoleh impuls suatu tegangan kembali, maka C21 berkerja dan
menyebabkan D11 dan d11T OFF dan apabila C23 mendapat impuls lagi maka
alat ini akan membuka kembali dan akan melepaskan NO d16 halam halam 2
kolom 7 hingga d16 OFF begitu juga kontak bantunya. Seperti kita ketahui
sebelumnya jika isi air turun dibawah B11, maka B11 On dan arusnya melalui NO
d 15 lalu menuju NC d15 halam 2 kolom 7 diteruskan NC d16T dan NC ol C23
sampai menuju koil C23 lalu motor 2 akan berkerja.
Pada gambar rangakain kontrol motor 1 dapat kita lihat bahwa motor
berkerja bila:
- d15 tidak berkerja
- d11T tidak berkerja
- d11 berkerja
- C21 berkerja
Jika ada aliran didalam pipa hingga switch b10i berkerja menyalurkan
arus kembali ke koil d11, segingga d11 tetap berkerja walaupun on delay
berpindah posisi.
4.5 Titik Kesalahan Yang Dialami
Mungkin ada sebagian orang yang melakukan praktek dibengkel listrik
semester 5 ini yang tidak menenmui masalah. Titik masalah yang pertama sekali
saya temukan adalah:
Masalah yang pertama kali saya temukan pada saat pengetesan rangkaian ialah
lampu indikator warna merah (H29) untuk memberikan tanda bahwa Motor
Pompa 2 terjadi kelebihan beban ternyata tidak menyala pada saat terjadi
beban lebih.Setelah saya periksa lagi rangkaian itu, ternyata fasa dari line
tidak terhubung pada lampu indikator (H29) tersebut.
Prinsip Kerja dari Kontaktor C21 dan C23 tidak sama ini diakibatkan Anak
kontak pada d 11 T dan d 16 T terbalik antara no. 8 dan no. 9.
4.6 Analisa Gangguan Dan Cara Mengatasinya
Perbaikan adalah suatu cara mengatasi dari beberapa gangguan yang
dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Adapun hal-hal yang menjadi
permasalahan dari berbagai perbaikan adalah sebagai berikut:
 Pompa tidak mau berputar
Penyebab pompa tidak mau berputar antara lain :
a. Terjadinya pengaratan pada bagian dalam pompa, cara
mengatasinya adalah dengan cara membongkar pompa dan
membersihkan bagian pompa yang berkarat tersebut.
b. Karena mesin pompa yang mengalami panas. Untuk mengatasinya
adalah dengan cara membongkar impeller tersebut lalu
membersihkannya.
c. Impeler menjadi lengket. Untuk mengatasinya dengan cara
membongkar impeller tersebut lalu membersihkannya.
 Volume pompa mengecil
a. Pada bagian pipa saluran masuk (pipa isap), terdapat rongga udara
yang dapat menyebabkan volume pompa yang mengecil.
b. Akibat menurunnya tenaga mesin. Untuk mengatasinya yaitu
dengan cara membongkar dan memperbaiki mesin tersebut.
c. Seal mekanik mengalami kerusakan, untuk mengatasinya yaitu
dengan cara mengganti seal mekanik tersebut dengan yang baru.
d. Jarak isap pompa tersebut terlalu tinggi, untuk mengatasinya yaitu
dengan mengurangi ketinggian dari jarak isap pompa tersebut.
e. Pompa saluran air mengalami kebocoran, untuk mengatasinya
yaitu dengan memperbaiki saluran pipa tersebut yang mengalami
kebocoran dengan cara mengganti ataupun menambal lobang yang bocor
tersebut.
f. Impeler tersumbat benda-benda asing, cara mengatasinya yaitu
dengan membongkar impeller tersebut dan membersihkan bagian yang
tersumbat.

 Pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau aliran kurang besar
a. Kutub keluaran harus dibuka.
b. Arah putaran tidak boleh terbalik.
c. Kantong udara dalam pipa harus terbuka untuk membuka udara
dan periksalah kemiringan pipa isap, sambungan pipa.
d. Perbaiki dan ganti bagian yang mengalami kerusakan.
e. Pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau aliran kurang besar
 Bunyi getaran terlalu berlebihan
a. Kecilkan pembukaan katup keluar jika pompa beroperasi dengan
kapasitas yang berlebihan.
b. Kencangkan sambungan pipa isap.
c. Ballan kembali impeller atau ganti dengan yang baik.
 Bantalan panas melebihi batas.
a. Gemuk yang berlebihan akan membuat bantalan panas.Ganti
dengan gemuk yang sesuai dalam jumlah yang tidak berlebihan.
b. Bersihkan karat bila terjadi kebocoran, jika perlu di ganti.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah praktikan selesai melaksanakan praktek Bengkel Listrik Semester
V ini, yang mana di titik beratkan pada perbaikan dan perawatan. Dari hasil
praktik di atas dapat di simpulkan :
1. Pada rangkaian kontrol listrik pompa pencegah air melimpah ini dapat
dioperasikan secara manual dan otomatis.
2. Operasi otomatis digunakan untuk kerja mesin yang sesuai dengan urutan
kerjanya.
3. Pengoperasian secara otomatis ini dilakukan apabila semua bagian mesin
dalam kondisi normal dan siap untuk bekerja.

5.2 Saran
1. Agar dapat melaksanakan praktek kerja Bengkel Listrik Semester
V khususnya perbaikan dan perawatan, terlebih dahulu kita harus dapat
membaca rangkaian dari tiap- tiap sistem yang akan kita perbaiki.
2. Kita harus mempelajari deskripsi- deskrisi dari sitem yang akan
kita perbaiki, karena deskrisi ini merupakan gambaran cara kerja dari sistem
tersebut secara umum dan secra garis bersarnya saja.
3. Dalam perbaiakan dan kesalahan – kesalahan pada system terlebih
dahulu harus melihat mana sumber yang menuju kesistem. Selanjunya
mencatat kesalahan yang di tujukan pada inductor.
4. Memeriksa setiap terminal dengan mengunakan buzzer untuk
mengetahui apakah terhubung, bertegangan atau putus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rida Ismu. W, 1982. “ Instalasi Cahaya dan Tenaga “ Jilid I, Jakarta


2. P. Van Harten, 1974. “Instalasi Arus Kuat “ Jilid I,II. Gronigen Noordharff
Nedherland.
3. “Rancangan Listrik” Semester IV, PEDC Bandung.
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN BENGKEL
TAHUN 2009-2010

Judul Laporan Benkel : INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH


Nama Mahasiswa : FIRMANSYAH
Nim : 0607 3031 0156
Jurusan : TEKNIK ELEKTRO
Program Studi : TEKNIK LISTRIK
Dosen Pembimbing : ANDRI SUYADI, S.S.T.
ANTON F, ST.MT
No Tanggal Catatan Instruksi Paraf
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN BENGKEL
TAHUN 2009-2010

Judul Laporan Benkel : INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH


Nama Mahasiswa : FIRMANSYAH
Nim : 0607 3031 0156
Jurusan : TEKNIK ELEKTRO
Program Studi : TEKNIK LISTRIK
Dosen Pembimbing : ANDRI SUYADI, S.S.T.
ANTON F, ST.MT.
No Tanggal Catatan Instruksi Paraf
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN BENGKEL
TAHUN 2009-2010

Judul Laporan Benkel : INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH


Nama Mahasiswa : FIRMANSYAH
Nim : 0607 3031 0156
Jurusan : TEKNIK ELEKTRO
Program Studi : TEKNIK LISTRIK
Dosen Pembimbing : ANDRI SUYADI, S.S.T.
ANTON F, ST.MT.
No Tanggal Catatan Instruksi Paraf
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN BENGKEL
TAHUN 2009-2010

Judul Laporan Benkel : INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH


Nama Mahasiswa : FIRMANSYAH
Nim : 0607 3031 0156
Jurusan : TEKNIK ELEKTRO
Program Studi : TEKNIK LISTRIK
Dosen Pembimbing : ANDRI SUYADI, S.S.T.
ANTON F, ST.MT.
No Tanggal Catatan Instruksi Paraf
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN BENGKEL
TAHUN 2009-2010

Judul Laporan Benkel : INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH


Nama Mahasiswa : FIRMANSYAH
Nim : 0607 3031 0156
Jurusan : TEKNIK ELEKTRO
Program Studi : TEKNIK LISTRIK
Dosen Pembimbing : ANDRI SUYADI, S.S.T.
ANTON F, ST.MT.
No Tanggal Catatan Instruksi Paraf
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN BENGKEL
TAHUN 2009-2010

Judul Laporan Benkel : INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH


Nama Mahasiswa : FIRMANSYAH
Nim : 0607 3031 0156
Jurusan : TEKNIK ELEKTRO
Program Studi : TEKNIK LISTRIK
Dosen Pembimbing : ANDRI SUYADI, S.S.T.
ANTON F, ST.MT.
No Tanggal Catatan Instruksi Paraf

You might also like