You are on page 1of 10

LAPORAN

PENGENALAN ALAT PCR

OLEH

NAMA :

NIM : B1D1222

KELOMPOK : VI (ENAM)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS DIV TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIFERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Reaksi berantai polymerase atau lebih umum di kenal sebagai PCR
(polymerase Chain reaction) merupakan suatu Teknik atau metode perbanyakan
(replikasi) DN secara enzimatik tanpa menggunakan organisme. Dengan Teknik
ini, DN dapat di hasilkan dalam jumlah besar dengan waktu relative singkat
sehingga memudahkan berbagai Teknik lain yang menggunakan DNA. Teknik
ini di rintis oleh karimullis pada tahun 1983 dan ia memperoleh hadiah nobel
pada tahun 1994 berkat temannya tersebut. Penerapan PCR banyak di lakukan di
bidang biokomia dan biologimolekular karena relatf murah dan hanya
memerlukan jumlah sampel yang kecil. Polymerase chain reaction (PCR),
merupakan suatu proses sintesis enzimatik untuk mengamplifikasi nukleotida
secara in fitro. Metode PCR dapat meningkatkan jumlah urutan DNA ribuan
bahkan jutaan kali dari jumlah semula. Setiap urutan basa nukleotida yang
diamplifikasi akan menjadi dua kali jumlahnya. Kunci utama pengembangan
PCR adalah menemukan bagaimana cara amplifikasi hanya pada urutan DNA
target dan meminimalkan amplifikasi urutan non target.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara kerja dan metode pada alat PCR ?
2. Untuk mengetahui perawatan dan kalibrasi alat PCR ?
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengetahui kerja dan metode pada alat PCR.
2. Bagaimana cara mengetahui perawatan dan kalibrasi alat PCR.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu jenis metode pendeteksi komponen babi dan turunannya bebrbasis
DNA menggunakan RT-PCR, memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
dibandingkan dengan metode lainnya. Pengujian menggunakan RT-PCR telah banyak
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti penelitian Balia, mengidentifikasi
pemalsuan bakso dengan daging babi dengan metode RT-PCR, mendeteksi dan
menghitung jumlah kandungan babi dan gelatin sapi pada campuran gelatin
menggunakan metode RT-PCR, mengidentifikasi DNA babi dalam gelatin yang
mengandung makanan olahan dan Patihul, mendeteksi kandungan babi dan alkohol
dalam eksipien farmasi dan produk obat. Metode menggunakan RT-PCR pada pangan
telah banyak dilakukan pada penelitian sebelumnya, minimnya penelitian mengenai
deteksi DNA babi selain produk pangan sehingga perlu dilakukan pengembangan
analisis.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
1. WAKTU
Adapun waktu dilaksanakannya praktikum yaitu:
Hari : Rabu
Tanggal : 14 juni 2023
Waktu : 11.00 – 12.30 WITA
2. TEMPAT
Adapun tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu:
Laboratorium biologimolekuler, Gedung D lantai 1, Universitas
Megarezky Makassar.
B. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu:
a. Mesin PCR
b. Tabung ependorf 0.2 ml
c. Mikropipet
2. BAHAN
a. DNA
C. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disiapkan tabung Eppendorf untuk PCR dan mikropipet beserta tip-nya
2. dinyalakan mesin PCR sebelum menyiapkan komponen reaksi
3. Dimasukkan bahan ke dalam tabung Eppendorf secara berturut-turut
4. Disentrifuga tabung Eppendorf sebelum memulai PCR
5. Dimasukkan tabung Eppendorf ke dalam mesin PCR. Mulailah reaksi
sesuai siklus yang di inginkan
D. PRINSIP KERJA
Pada proses PCR menggunakan alat termossiklus. Sebuah mesin yang
memiliki kemampuan untuk memanaskan sekaligus mendinginkan tabung reaksi
dan mengatur temperature untuk tiap tahap reaksi.
BAB IV
HASIL DOKUMENTASI DAN PEMBAHASAN

A. DOKUMENTASI

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum PCR, hal yang pertama dilakukan ialah pembuatan
reaksi PCR atau tahap preparasi reagen PCR. Tahap Preparasi Reagen PCR
Campuran reaksi dibuat dengan komposisi yang tertera pada prosedur kerja.
PCR mix dicampurkan sesuai dengan jumlah reaksi yang dibutuhkan (6
perlakuan). Yaitu pada tube 1 template B, tube 2 template C, tube 3 template E,
tube 4 template i, tube 5 template B, dan tube 6 sebagai kontrol positif
(ddH2O) . Pada pembuatan PCR mix dimixing dengan tidak boleh adanya buih.
Pada pembuatan PCR mix dibuat sebanyak 114 μL, langkah selanjutnya
didistribusikan ke masing-masing tube sebanyak 19 μL ( 1 μL ada dna template)
sehingga PCR mix pada masing tube sebanyak 20 μL. Pada pembuatan PCR mix
tersebut, masing masing tube terdiri dari PCR master mix sebanyak 10 μL,
Primer F sebanyak 0,5 μL, Primer R 0,5 μL, 1 μL DNA template dan 8 μL
ddh2o. Pembuatannya pcr master mix dipipet sebanyak 114 μL, lalu
ditambahkan dengan Primer F 3 μL lalu kemudian di vortex, kemudian Primer R
3 μL lalu kemudian di minispin, lalu kemudian ddh20 kemudian di Vortex dan
minispin.
Setelah itu distribusikan kedalam 6 tube lalu ditambahkan DNA template
yang diinginkan lalu di Vortex dan di minispin kembali. Komposisi mix PCR
untuk volume total 20 μL PCR Master mix : 10 μL (setengah dari volume total)
x 6 = 60 μL Primer F : 0.5μL x6 = 3 μL Primer R : 0.5 μL x 6= 3 μL DNA
template : 1 μL ddH2O : 8 μL x 6= 48 μL Sehingga totalnya 114 μL yang
kemudian didistribusikan ke 6 tube Setelah semua hal itu dilakukan akan
dilakukan running pada PCR. Pada penggunaan PCR konvensional dapat dilihat
pita - pita untuk mendeteksi apakah ada DNA yang kita inginkan untuk
terdeteksi atau terekspresi. Primer Forward yang digunakan adalah 27F dan
Primer Reverse adalah 1942R. Maksudnya ialah DNA akan terdeteksi jika
primer menempel mulai dari panjang basa mulai 27 (forward) dan mulai dari
panjang basa (reverse). Setelah proses amplifikasi DNA seharusnya dilakukan
elektroforesis, tetapi pada saat praktikum kami tidak melakukannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Real Time Polymerase Chain Reaction atau RT-PCR telah menjadi metode
pengujian utama yang memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi, serta dapat
mendeteksi sampel dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat. Hasil
tersebut dapat dilihat dari semua sampel yang diuji ekstrasi DNA babi didapatkan
hasil konsentrasi berkisar antara 2,2-3,4 ng/µI. Dari hasil analisis RT-PCR dapat
disimpulkan bahwa bahan baku yang dianalisis berupa kuas roti, day cream, dan
sabun kecantikan mengandung bahan babi dengan persentase cemaran DNA babi
sebesar 3,15-124,83%.
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang evektifitas metode tubex
dibandingkan dengan PCR dan kultur darah sebadai baku emas pemeriksaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Widayat Dkk,. 2016. Real Time-Polimerase Chain Reaction (Rt-Pcr) Sebagai Alat
Deteksi Dna Babi Dalam Beberapa Produk Non-Pangan, Indonesian Jurnal
Of Halal, Hal.3 No.

Yustinadewi Putu Desy Dkk,. 2018. Teknik Perancangan Primer Untuk Sekuen Gen
Mdr-1 Varian 1199 Pada Sampel Buffy Coat Pasien Anak Dengan Lla,
Jurnal Metamorfosa, Vol. 1, Hal. 105-111

Agustina Anita Suswanti Dkk,. 2019. Perbandingan Metode Rt-Pcr Dan Tes Rapid
Antibodi Untuk Deteksi Covid-19, Jurnal Kesehatan Manarang, Vol. 6, No.
47-54

Wahyuni Sri Dkk,. 2016. Falidasi Metode Analisis Cemaran Dna Babi Pada Bakso Sapi
Menggunakan Primer Mitokonria D-Loop22 Dengan Metode Polymerase
Chain Reaction (Pcr),Jurnal Farmasi Genetika. Volume 5. Hal 1. No. 65-72

Kemalaputri Dian Wahyu Dkk,. 2019. Deteksi Mrsa (Methicilin Resistant


Staphylococcus Aureus) Pada Pasien Rumah Sakit Dengan Metode Maldi-
Tof Ms Dan Multiplex Pcr, Jurnal Biologi, Vol. 6. No 4. Hal. 51-61

Ekawati Evy Ratnasari Dkk,. 2016. Deteksi Escherichia Coli Patogen Pada Pangan
Menggunakan Metode Konvensional Dan Metode Multiplex Pcr, Jurnal
Sainhealth Vol.1 No. 2,

Yanti Budi Dkk,.2020. Perbedaan Uji Diagnosis Antigen, Antibiotik, Rt-Pcr Dan Tes
Cepat Molekuler Pada Corona Virus Disease 2019, Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala Vol. 20. No. 3 Hal. 172-177

Setyawati Retno Dkk,.2019. Optimasi Konsentrasi Primer Dan Suhu Annealing Dalam
Mendeteksi Gen Leptin Pada Sapi Peranakan Ongole (Po) Penggunaan
Polymerase Chain Reaction (Pcr) Indonesian Jurnal Of Laboratory Vol. 4
No. 1 Hal. 34-40.

You might also like