You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah merupakan salah satu
bagian dari unit pelayanankesehatan yang ada di Puskesmas yang bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, ibu hamil dan ibu nifas
serta meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oelh tenaga kesehatan
(bidan) baik di desa maupun di Puskesmas sendiri.

A. Latar Belakang
Dalam undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
disebutkan bahwa tujuan pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, dan kemampuan hidup bagi pembangunan sumber dayamanusia
yang produktif secara social dan ekonomi dalam mencapai derajat
Kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
Kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan Kesehatan tersebut diatas.
Upaya Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari
pelayanan Kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya Kesehatan
wajib dan upaya Kesehatan pilihan. Oleh karena pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
pelayanan tersebut di Puskesmas.
Saat ini Puskesmas sudah merata di seluruh Indonesia, dan setiap
Kecamatan telah memiliki minimal satu Puskesmas. Puskesmas memberikan
kontribusi yang sangat berarti untuk meningkatkan derajat Kesehatan namun
demikian belum diikuti dengan peningkatan mutu pelayanan dan
keterjangkauan oleh seluruh masyarakat.
Dengan makin berkembangnya teknologi Kesehatan, meningkatnya
tuntunan masyarakat akan pelayanan Kesehatan yang berkualitas, adanya
transisi epidemologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi

1
daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan
meningkatkan mutu pelayanan optimal.
Ketentuan mengenai keharusan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
di Puskesmas diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21
Tahun 2021 tentang penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan masa sebelum
hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, pelayanan kontrasepsi,
dan pelayanan Kesehatan seksual dan ini merupakan persyaratan minimal
yang harus dimiliki oleh setiap Puskesmas dengan mempertimbangkan
kompleksitas pelayanan Puskesmas bisa berbeda-beda tergantung pada
daerah/ pengembangan wilayah setempat, maka persyaratan minimalinipun
dapat dilengkapi sesuai kebutuhan.
Ruang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta KB merupakan
salah satu dari jenis-jenis layanan di Puskesmas Gending yang merupakan,
tempat untuk melayani pemeriksaan Ibu dan Anak oleh bidan ysng meliputi
pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita sakit,
pemeriksaan IVA, KB suntik, Implan, IUD, Pil dan kondom serta pemberian
Imunisasi bayi pada sasaran Kesehatan Puskesmas.

B. Tujuan Pedoman
1. Terselenggaranya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, KB dan
Imunisasi di Puskesmas yang aman, bermanfaat, bermutu,
berkesinambungandan dapat dipertanggungjawabkan
2. Meningkatkan pelayanan Kesehatan yang merata, terjangkau dengan
mgengutaamakan pada upaya promotive, preventif dan kuratif
3. Tersedianya standar penyelenggaraan pelayanan KIA, KB dan imunisasi.

C. Sasaran
1. Penanggungjawab pelayanan
2. Petugas Ruang KIA, KB dan Imunisasi yang berkaitan dengan
penanggungjawab pelayanan

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pelayanan dalam Gedung dan luar Gedung.
Pelaksanaan di jaringan Puskesmas Gending disesuaikan dengan sarana
prasarana dan tenaga yang tersedia. Pelayanan di Psukesmas Gending
2
meliputi kegiatan yang dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, sampai dengan pemberian obat sesuai dengan
keluhan pasien.

E. Batasan Operasional
Pelayanan KIA-KB adalah pelayanan pemeriksaan bayi dan balita
sakit, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan ibu nifas, alat kontrasepsi,
melakukan kajian awal klinis, pemeriksaan sampai membuat rencana terapi
sesuai dengan penyakitnya serta melakukan rujukan ke fasilitas lanjutan bi
diperlukan, pemeriksaan penunjang dan konsultasi internal pelayanan lain
bila diperlukan. Semua harus dilakukan pencatatan di rekam medis. Pemberi
pelayanan adalah bidan dengan dokter umum sebagai konsultan.

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya
wajib Puskesmas, dibutuhkan sumberdaya manusia yang mencukupi baik
jumlah maupun mutunya.
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Ruang KIA, KB dan Imunisasi
Puskesmas Gending adalah :

No. Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan

1 Penanggungjawab Ruang Dokter Umum -


KIA-KB

2 Bidan DIII Kebidanan -


DIV Kebidanan

Uraian Tugas
1. Tugas Bidan
a. Tugas Pokok :
1) Menyusun rencana kerja pelayanan KIA, KB berdasarkan data
program;
2) Melakukan asuhan kebidanan;
3) Membuat pencatatan inventaris alat serta rencana kebutuhan obat
yang berkaitan di pelaynan KIA-KB secara rutin;
4) Melakukan ANC. INC, PNS, perawatan neonates, pelayanan KB,
penyuluhan KIA-KB dan koordinasi Lintas Program sesuai SOP;
5) Melaksanakan kegiatan Kesehatan reproduksi remaja mengacu
pada prosedur yang ada;
6) Melakukan pemberdayaan remaja untuk menciptakan kemandirian
sesuai program yang ada;
7) Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data KIA,
KB, KRR;
8) Melakukan konseling pemeriksaan HIV/AIDS

4
9) Melaporkan hasil pelaporan bulanan ke Dinas Kesehatan
10)Melakukan pencatatan pada rekam medis denganbaik, lengkap
serta dipertanggungjawakan, termask memberi kode menurtut
ICDX

b. Tugas Tambahan
1) Melaksanakan aturan kepegawaian sesuai peraturan yang berlaku;
2) Melaksanakan pelayanan sesuai prosedur yang telah ditetapkan;
3) Melaksanakan pengendalian dan pencegahan infeksi ditempat
pelayanan;
4) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi serta melaporkan
kegiatan sesuai tupoksi;
5) Penanggungjawaban ruang steririlisasi
6) Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan Kepala Puskesmas;
7) Mengupayakan tindak lanjut dalam rangka peningkatan mutu dan
kinerja klinik KIA, KB KRR dan SIHA
8) Memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan Kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Ruang KIA-KB yaitu :
Dinas Pagi :
Yang bertugas sejumlah 4 (empat) orang dengan standart professional Bidan
bersertifikat APN

Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas Ruang KIA KB dibuat dan
dipertanggungjawabkan oleh penanggungjawab Ruang KIA-KB;
2. Jadwal dibuat untuk jangka 1 bulan dan direalisasikan ke seluruh petugas
Ruang KIA-KB;
3. Untuk tenaga yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu maka
tenaga tersebut bertukar dinas atau ijin kepada penanggungjawab Ruang
KIA-KB asalkan tidak mengganggu pelayanan;
4. Jadwal dinas di Ruang Pelaynan hanya dinas pagi saja

5
5. Apabila ada petugas yang tiba-tiba tidak masuk pada hari itu maka
penanggungjawab Ruang KIA-KB akan pencari pengganti Bidan lain bila
memerlukan.

C. Jadwal Kegiatan

N Hari Jam Unit Petugas


o
1 Senin 08.00 – 12.00 Pelayanan KIA dan Imunisasi Sri W.
12.00 – 14.00 Administrasi Rina K.
Devy Nurika
Indah
2 Selasa 08.00 – 12.00 Pelayanan KIA-KB Sri W.
12.00 – 14.00 Administrasi Rina K.
Devy Nurika
Indah
3 Rabu 12.00 – 14.00 Pelayanan KIA-KB dan ANCT+USG Sri W.
12.00 – 14.00 Administrasi Rina K.
Devy Nurika
Indah
4 Kamis 08.00 – 12.00 Pelayanan KIA-KB Sri W.
12.00 – 14.00 Administrasi Rina K.
Devy Nurika
Indah
5 Jum’at 08.00 – 10.00 Pelayanan KIA-KB Sri W.
10.00 – 11.00 Administrasi Rina K.
Devy Nurika
Indah
6 Sabtu 08.00 – 11.00 Pelayanan KIA-KB Sri W.
11.00 – 13.00 Administrasi Rina K.
Devy Nurika
Indah

6
7
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

TROLI LEMARI + PINTU


ALAT TIMBANGAN MASUK
BAYI

BED UTARA
PASIEN MEJA
PETUGAS
MEJA WASTAFEL

KOMPUTER

ALAT USG

B. SARANA dan PRASARANA

No Jenis Peralatan Standart Peraturan Realitas Alat


Menteri Kesehatan Kesehatan
No. 75 Tahun 2014 Puskesmas
Gending
I. Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu
1 ½ Klem Kocher 3 buah 2 buah
2 Anuskop 1 buah Tidak ada
3 Bak Instrumen dengan tutup 1 buah 4 buah
4 Baki Logam Temoat Alat Steril 1 buah Tidak ada
Bertutup
5 Doppler 1 buah 3 buah
6 Gunting Benang 1 buah 1 buah
7 Gunting Veband 1 buah 1 buah
8 Kocher Tang 1 buah 1 buah

8
9 Mangkok untuk Larutan 1 buah 2 buah
10 Meja instrument/ Alat 1 buah 1 buah
11 Meja periksa ginekologi dan kursi 1 buah 2 buah
pemeriksa
12 Palu reflek 1 buah 1 buah
13 Pen lancet 1 buah Tidak ada
14 Pinset anatomi Panjang 1 buah 1 buah
15 Pinset anatomi Pendek 1 buah 3 buah
16 Silinder korentang steril 1 buah 1 buah
17 Sonde mulut 3 buah 1 buah
18 Speculum vagina (cocor bebek) 2 buah 3 buah
besar
19 Speculum vagina (cocor bebek) 5 buah 3 buah
kecil
20 Speculum vagina (cocor bebek) 1 buah 3 buah
sedang
21 Speculum vagina (sims) 1 buah 4 buah
22 Sphygmomanometer Dewasa 1 buah 1 buah
23 Satnd lamp untuk Tindakan 1 buah 1 buah
24 Stetoskop dewasa 1 buah 2 buah
25 Stetoskop janin / fetoscope 1 buah 2 buah
26 Sudip lidah logam / spatula lidah 2 buah 1 buah
logam Panjang 12 cm
27 Sudip lidah logam / spatula lidah 2 buah Tidak ada
logam Panjang16.5
28 Tampon tang 1 buah 1 buah
29 Tempat tidur periksa 1 buah 2 buah
30 Thermometer dewasa 1 buah 2 buah
31 Timbangan dewasa 1 buah 3 buah
32 Torniket karet 1 buah 1 buah
II. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
1 Alat pengukur Panjang bayi 1 buah 2 1 buah
2 Flowmeter anak (high flow) 1 buah Tidak ada
3 Flowmeter neonates (low flow) 1 buah Tidak ada

9
4 Lampu periksa 1 buah Tidak ada
5 Pengukur lingkar kepala 1 buah 2 buah
6 Pengukur tinggi badan anak 1 buah 2 buah
7 Sphygmomanometer dan manset 1 buah 2 buah
anak
8 Stetoskop anak 1 buah 1 buah
9 Thermometer anak 1 buah Tidak ada
10 Timbangan anak 1 buah 1 buah
11 Timbangan bayi 1 buah 3 buah
III. Set Pelayanan KB
1 Baki Logam Tempat Alat Steril 1 buah 3 buah
Bertutup
2 Implan Kid 1 buah 4 buah
3 IUD Kit 1 buah 2 buah
IV. Set Imunisasi
1 Vaccine carrier 1 buah 18 buah
2 Vaccine Refrigerator 1 buah 2 buah
V. Bahan Habis Pakaitidak ada
1 Alcohol1 Sesuai kebutuhan Ada
2 Benang chromic catgut Sesuai kebutuhan Ada
3 Cairan desinfektan Sesuai kebutuhan Ada
4 Disposable syringe 1 cc Sesuai kebutuhan Ada
5 Disposable syringe 2,5 - 3 cc Sesuai kebutuhan Ada
6 Disposable syringe 5 cc Sesuai kebutuhan Ada
7 Kain steril Sesuai kebutuhan Ada
8 Kapas Sesuai kebutuhan Ada
9 Kasa non steril Sesuai kebutuhan Ada
10 Lidi kapas steril Sesuai kebutuhan Ada
11 Lubrikan gel 1 tube Ada
12 Masker Sesuai kebutuhan Ada
13 Podofilin tincura 25% Sesuai kebutuhan Tidak ada
14 Sarung tangan Sesuai kebutuhan Ada
VI. Perlengkapan
1 Ari timer 1 buah 2 buah

10
2 Bantal 1 buah 2 buah
3 Baskom cuci tangan 1 buah 1 buah
4 Celemek plastic 1 buah 2 buah
5 Duk bolong sedang 2 buah 1
6 Kasur 1 buah 1
7 Kotak penyimpan jarum bekas 1 buah 2
8 Lemari alat 1 buah 1
9 Lemari obat 1 buah 1
10 Meteran (untuk mengukur TFU) 1 buah 2
11 Perlak 2 buah 1
12 Pispot 1 buah 1
13 Pita pengukur lila 1 buah 2
14 Pompa payudara untuk ASI 1 buah Tidak ada
15 Sarung bantal 2 buah Tidak ada
16 Selimut 1 buah Tidak ada
17 Sprei 2 buah Tidak ada
18 Set tumbuh kembang anak 1 buah 1 buah
19 Sikat untuk membersihkan 1 buah 1
peralatan
20 Tempat sampah tertutup dilengkapi 1 buah 4
dengan injakan pembuka tutup
21 Tirai 1 buah 1
22 Toples kapas/ kasa steril 1 buah 1 buah
23 Tromol kasa/ kain steril 1 buah 1 buah
24 Waskom bengkok kecil 1 buah 1 buah
VII. Meubelair
1 Kursi kerja 4 buah 2 buah
2 Lemari arsip 1 buah 1 buah
3 Meja tulis ½ biro 1 buah 1 buah
VIII. Pencatatan dan Pelaporan
A. Kesehatan Ibu dan Anak
1 Buku KIA Sejumlah ibu hamil Ada
yang dilayanan
2 Buku Kohort KIA 1 buah 1 buku

11
3 Buku Register Ibu 1 buah 1 buku
4 Formular dan surat keterangan lai Sesuai kebutuhan Ada
sesuai kebutuhan pelayanan yang
diberikan
5 Formular informed consent Sesuai kebutuhan Ada
6 Formular laporan Sesuai kebutuhan Ada
7 Formular rujukan Sesuai kebutuhan Ada
B. Kesehatan Anak
1 Bagan dinding MTBS 1 buah 1 buah
2 Bagan MTBS 1 buah 1 buah
3 Buku register bayi 1 buah 1 buah
4 Formular deteksi dini tumbuh Sesuai kebutuhan Ada
kembang anak
5 Formular kuisioner pra skrining Sesuai kebutuhan Ada
perkembangan (KPSP)
6 Formular laporan kesehatn anak Sesuai kebutuhan Ada
balita dan pra sekolah
7 Formular laporan Kesehatan bayi Sesuai kebutuhan Ada
8 Formular pencatatan balita sakit Sesuai kebutuhan Ada
umur 2 bulan sampai 5 tahun
9 Formular pencatatan bayi muda Sesuai kebutuhan Ada
umur kurang dari 2 bulan
10 Formular rekapitulasi laporan Sesuai kebutuhan Ada
Kesehatan anak balita dan
prasekolah
11 Formular rekapitulasi laporan Sesuai kebutuhan Ada
kesehatn bayi
12 Register kohort balita Sesuai kebutuhan Ada
13 Register kohort bayi 1 buah Ada
C. Imunisasi
1 Formular lain sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Ada
pelayanan yang diberikan
2 Formular laporan Sesuai kebutuhan Ada

12
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN KIA-KB

Jenis pelayanan KIA, KB dan Imunisasi di Psukesmas ditujukan pada


perorangan, keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gending, dan
dapat dilaksanakan di dalam Gedung maupun luar gendung seperti posyandu,
kunjungan rumah dan lain-lain.

A. Lingkup Kegiatan
Segala kegiatan di Ruang KIA-KB di Puskesmas Gending
B. Metode
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
3. Penanganan dan tindak lanjut kasus
4. Pencatatn hasil pemeriksaan
5. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
C. Langkah-langkah
Ruang pelayanan KIA dan KB
1. Bidan di ruang pelayanan melihat simpustronik
2. Bidan memanggil pasien masuk ke ruang perksa sesuai nomor urut di
Simpustronik
3. Bidan mencocokkan identitas pasien dengan Simpustronik
4. Jika terdapat ketidaksesuaian data, petugas mengkonfirmasikan dengan
bagian pendaftaran
5. Jika sesuai, petugas melanjutkan pengkajian wal klinis
6. Bidan melakukan anamnesa meliputi :
a. Bila anak-anak : ditanyakan keluhan utama, lamanya sakit, riwyat
penyakit sekarang, Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit
keluarga, Riwayat alergi dan Riwayat pengobatan yang sudah di
dapat sebelumnya serta mengisi blangko MTBM/ mtbs;
b. Bila ibu hamil : ditanyakan keluhan utama, HPHT, KB terakhir yang
dipakai, Riwayat kehamilan sebelumnya, Riwayat penyakit dahulu,
Riwayat penyakit keluarga, serta mengisi blangko kartu ibu dan skore
Poedji Rohjati;
7. Bidan mencuci tangan;
8. Bidan melakukan pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan
13
9. Bidan mengidentifikasi jenis penyakit atau masalah Kesehatan yang
dihadapi pasien;
10. Bidan melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan;
11. Bidan memberikan rujukan internal untuk pemeriksaan penunjang jika
diperlukan (labortoirum/ gizi)
12. Bidan menegakkan doiagnosi sesuai hasil anamnesa, hasil pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang
13. Bidan merencanakan terapi jika kasus bisa dilakukan di Puskesmas
14. Bidan memberikan rujukan eksternal jika kasus tidak dapat ditangani di
Puskesmas;
15. Bidan menginformasikan kepada pasien dan atau keluarga pasien yang
akan dirujuk mengenai diagnosis, dasar diagnosis, alas an dirujuk,
prosedur Tindakan medis yang mungkin dilakukan di RS tujuan yang
akan dipiih, alternatif lain serta resiko jika tidak dirujuk;
16. Bidan meminta tanda tangan pasien/ keluarga di lembar informed concent
jika setuju dirujuk ataupun menolak;
17. Bidan menulis hasil pemeriksaan di simpus serta membuat resep dan di
print;
18. Bidan melakukan KIE sesuai dengan penyakitnya;
19. Bidan menyerahkan kertas resep obat kepada pasien dan
mempersilahkan untuk diberikan ke ruang pelayanan farmasi;
20. Bidan di unit layanan mendokumentasikan kegiatan pada buku register
pasien;
a. Indentitas pasien
1) Anamnesa (fungsi reproduksi, kehamilan sekarang dan Riwayat
obstetric)
2) Pemeriksaan antenatal
3) Rencana Tindakan dan terapi
4) Tindakan yang tekah dilakukan
5) Hasil evaluasi
6) Tanda tangan pemeriksa
b. Jika maslah tidak teratasi, lakukan rujukan ke unit yang lebih tinggi,
maka selanjutnya dilakukan pencatatan dan melaporkan semua
tindakan

14
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan alat kesehatn, sarana prasarana, bahan habis pakai di ruang


pemeriksaan KIA-KB Puskesmas dapat berasal dari sumber JKN yang
sebelumnya diajukan dalam RUK. Pengadaan ini melalui e-catalouge, kemudian
meminta persetujuan dai Dinas Kesehatn Kabupaten Probolinggo.
Selain itu, pengadaan alat Kesehatan, sarana dan prasarana juga melalui
swadaya Puskesmas sendiri tanpa memperhatikan rekanan, serta bisa juga
dilakukan dengan penunjukan langsung pihak ketiga tanpa melalui E- Catalouge
(Offine).

15
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

A. Pengertian
Keselamatan pasien ( Patient Safety) adalah suatu system dimana
Puskesmas membuat sasuhan lebih aman.
System tersebut meliputi
1. Assessment resiko
2. Identifikasi dan penglolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
System ini mencegah terjadinya cedera yang disebakna kesalahan akibat
melaksanakan Tindakan yang seharusnya diambil.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di ruang KIA-KB
2. Meningkatnya akuntabilitas Ruang KIA-KB terhadap pasien
3. Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di Ruang KIA-KB
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan (KTD)

C. Sasaran Keselamatan Pasien


Sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya :
1. Mengidentifkasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
4. Mengurangi resiko cedera akibat pasien jatuh
5. Mengurangi resiko cidera pasien akibat kelalaian petugas
6. Ketepatan prosedur Tindakan medis dan kebidanan

D. Standart Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan pelayanan kepada pasien, standart keselamatan
pasien harus ditetapkan. Standar keselamatan pasien adalah :
1. Hak pasien
16
2. Keselamatan pasien dan kkesinambungan pelayanan
3. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatn pasien
4. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatn pasien
5. Mendidik petugas tentang keselamatan pasien
6. Komunikasi yang merukaoan kunci untuk mencapai keselamatan pasien.
Petugas melakukan pengumpulan data hasil kinerja, melaporkan insiden
(KTD, KPC, KNC) kemudian dianalisa dan ditindaklanjuti.

17
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Tenaga Kesehatan sebagaiujung tombak yang melayani dan melakukan kontak


langsung dengan pasien selama jam kerja secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpapar infeksi, oleh sebab itu tenaga Kesehatan wajib menjaga Kesehatan dan
keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
A. Tujuan
1. Petugas kesehatn di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran virus
2. Petugas Kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksinya penyakit menular di lingkungan tempat
kerjanya, untuk menghindari paparan tersebut, setiap petugas harus
mempunyai prinsip “Univeral Precaution”
B. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur “Univeral Precaution” dalam kaitan keselamatn
kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 kegiatan pokok ;
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diri diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain
3. Pengelolaan alat Kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pemrosesan instrumen
C. Pelaksanaan Keselamatan Kerja
1. Kebersihan tangan :
a. Jaga agar kuku tangan tetap pendek
b. Tutup luka dengan bahan kedap air
c. Selalu bersihkan tangan pada situasi berikut :
1) Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
2) Sebelum memegang alat, baik Ketika mengenakan sarung tangan atau
tidak

18
3) Setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekresi, membrane mukosa,
kulit yang tidak intack
4) Setelah kontak dengan permukaan obyek yang bersentuhan dengan
pasien (termasuk peralatan medis)
5) Ketika pindah dari satu bagian tubuh yang terkontaminasi ke bagian
tubuh lain dari pasien yang sama
d. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir jika tangan terlihat kotor
e. Jika tangan tidak terlihat kotor, gunakan pembersih tangan yang berbahan
dasar alcohol
f. Sebelum menyiapkan obat-obatan atau makanan
2. Pengunaan APD
a. Gunakan sarung tangan steril atau sudah didesinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Ketika melakukan prosedur pemsangan/ pencabutan IUD maupun implant,
menolong persalinan, memotong tali pusat, menjahit luka episiotomy dan
menjahit robekan perinium
b. Gunakan sarung tangan Panjang steril Ketika melakukan plasenta manual
atau kompresi bimanual interna
c. Gunakan sarung tanganpemeriksaan (non steril) untuk melakukan
pemeriksaan vagina. Memasang infus, memberikan obat injeksi dan
mengambil darah
d. Gunakan saung tangan rumah tangga saat :
1) Membersihkan alat dan tempat tidur
2) Mengelola bahan yang terkontaminasi sampai dan limbah
3) Membersihkan darah dan cairan tubuh yang tercecer
e. Kenakan apron Panjang yang terbuat dari plastic atau bahan tahan air
f. Pakai sepatu bot karet Ketika menolong persalinan
g. Gunakan masker dan topi atau penutup kepala
3. Manajemen limbah
Manajemen limbah dilakukan sesuai dengan pedoman internal PPI yang
dibuat. Bahwa terdapat 2 tempat ampah yakni sampah medis dan non medid.
Setiap hari medis diambil oleh petugas dan diletakkan pada tempat
penampungan smentara sedangkan sampah non medis juga diambil setiap
hari oleh petugas, ditampung ditempat sampah sementara dan dibuang di
tempat pembuangan setiap hari.

19
4. Sterilisasi alat
Untuk instrument yang dipakai ulang dilakukan 3 langkah pemrosesan:
a. Dekontaminasi
b. Pencucian dan pembilasan
c. Sterilisasi atau DTT
5. Manajemen Lingkungan
Untuk mencegah terjadinya infeksi lingkungan dapat meminimalkan
dengan malakukan pembersihan lingkungan, desinfeksi permukaan lingkungan
yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan
pemeliharaan medis dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih,
mempertahankan ventilasi udara yang baik.
6. Melindungi Kesehatan karyawan
Perlindungan pada petugas di Ruang KIA-KB lebih ditekankan kepada
pencegahan kecelakaan kerja dengan menggunakan APD karena di Ruang
pemriksaan KIA-KB dilakukan tindakan medis.
7. Etika Batuk
Petugas mengajarkan etika batuk kepada pasien agar tidak terjadi penularan
kepada petugas dan pasien yang lain, baik pasien maupun petugas
menerapkan etika batuk selama pelayanan.

20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Puskesmas sebagau pemberi pelayanan Kesehatan dikatakan bermutu apabila


semua kegiatan layanan klinis dilaksanakan sesuai dengan standart. Standart ini
digunakan sebagai acuan untuk mengukur pencapaian sasaran mutu yang telah
ditetapkan dalam pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
pelayanan. Peningkatan mutu layanan klinis dapat diukur dengan indicator mutu
layanan klinis yang ditetapkan oleh masing-masing unit pelayanan di Puskesmas.
Dalam upaya peningkatan mutu disetiap kegiatan pelayanan baik pelayanan klinis
maupun non klinis, petugas di pandu oleh SOP ang telah ditetapkan mengacu pada
pedoman yang telah dibuat.
Peningkatan mutu layanan klinis juga ditentukan oleh pelaku pemberi layanan
klinis oleh karena itu dalam pedoan/ manual mutu juga ditetapkan indicator perilaku
yang wajib dilaksanakan oleh petugas setiap unit layanan termasuk ruang pemeriksaan
KIA-KB dan imunisasi.
Pelaksanaan audit internal maupun ekternal merupakan metode tyang digunakan
Puskesmas untuk mengawasi, memeriksa dan menilai apakah standar indicator mutu,
indicator perilaku, indicator keselamat masien serta SOP yang ditetapkan sesuai
dengan proses pelayanan klinis yang diberikan pada pelanggan
Puskesmas sebagai pemberi layanan juga harus memperhatikan kepuasan
pelanggan yang menerima jasa pelayann. Pengukuran kepuasan pelanggan ini dapat di
ukur melalui survey kepuasan pelanggan, kotak saran serta complain dari pelanggan
melalui sms center.
Pengendalian mutu dalam kegiatan pelayanan KIA-KB dan Imunisasi dapat dilihat
dari indicator mutu pelaksanaan pelayanan KIA -KN dan Imunisasi dalam rangka
meningkatkan cakupan PWS KIA-KB, kondisi ini sebaiknya dilaksanakan setelah
pelayanan KIA-KB di Puskesmas berjalan beberapa bulan melalui evaluasi.

21
BAB IX
PENUTUP

Panduan pelayanan KIA-KB ini dibuat sebagai acuan bagi pelaksana Ruang KIA-
KB di Puskesmas Gending dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Ruang KIA-
KB.
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT telah tersusun buku
Panduan pelayanan KIA-KB di Puskesmas Gending Kabupaten Probolinggo.
Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat bagi seluruh petugas Puskesmas
khususny petutas Ruang KIA-KB. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan buku panduan pelayanan ini.

22

You might also like