You are on page 1of 8

JURNAL HUTAN LESTARI (2017)

Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM KEGIATAN LADANG


BERPINDAH DI DUSUN LAEK DESA BENGKILU KECAMATAN TUJUH
BELAS KABUPATEN BENGKAYANG

(The Local Wisdom In Shifting Cultivation of Societys in Laek Sub-village Bengkilu Village
Subdistrict of Tujuh Belas Bengkayang Regency)

Silvi, Augustine Lumangkun, Evy Wardenaar


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jalan Imam Bonjol Pontianak, 78124
Email: silvi.marzae@gmail.com

Abstract
Shifting cultivation is a form of traditional farming system that became the custom, tradition and
culture of the farmers in West Kalimantan. The equipment used for this activity relies on axes and
machetes. The area to be slashed and burned is two hectars in average per family of land forest.
The purposes in this research are to know 1) The form of social network structures in individual
level of shifting cultivators in maintaining the value of the local wisdom seen form the centrality
within network. 2) the forms of local wisdom of the community in shifting cultivation. The research
took place in Laek Sub-Village of Bengkilu village subdistrist, Tujuh Belas of Bengkayang
Regency. The data was analysis by social analysis (SNA) with communication network among
farmers. The code of network in this research is namely node. The respondents is head of
household. The research show the network is like a form like wheel. The higest degree of centrality
(ds) is 0,31 that node of 69 from respondents. This higest degree belonged to Pemangku Adat of
Laek Hamlet. In this case He has strong links in giving some imfortant information about the
rituals adat, prohibition, taboo and customary low (adat low) in slash and burn activity. While
the weak degree of centrality is 0,01 with the node of 123 and 159. The weak links is belonged to
head of customary sociaty in doing slash and burn or shifting cultivation activity are: (1) The
adat rituals in shifting cultivation (2) The adat law. This adat low is as one jars (tempayan), one
kampoong chicken. The weigh of chicken with one a high kilogram and also one kilogram yellow
rice (tanung perbanyu), all this adat low where paid for the spirit of padi (Nok Naya). (3) sixteen
stages of activity in shifting cultivation activity in Laek.
Keywords: adat, communication, local wisdom, shifting cultivation, social network.

PENDAHULUAN Penelitian sebelumnya


Ladang berpindah (Shifting menunjukkan bahwa Perladangan
cultivation) merupakan suatu bentuk berpindah di Kalimantan Barat, terdapat
sistem pertanian tradisional yang telah dibeberapa kabupaten yakni di antaranya
lama dipraktekkan di beberapa daerah di Kapuas Hulu, Sanggau, Ketapang,
luar pulau Jawa di Indonesia, yakni di Landak. Hal ini sejalan dengan
pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, penelitian Roslinda (2012) yang
Maluku dan Irian Sementara yang mendeskripsikan bahwa perladangan
terdapat di Pulau Jawa terbatas yaitu berpindah bagi masyarakat peladang
hanya terdapat di beberapa daerah merupakan sistem bertani yang sudah
Sukabumi Selatan Jaya (Soemitro, 1985 dilakukan secara turun temurun oleh
dalam Monk, 2000). masyarakat peladang di desa Penyeladi

1027
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau dengan kearifan lokal masyarakat dalam


Kalimantan Barat. melakukan perladangan berpindah
Peralatan yang digunakan dalam dengan pendekatan dan ruang lingkup
perladangan berpindah di Kalimantan yang berbeda.
Barat, mengandalkan kapak dan parang. METODE PENELITIAN
Membakar hutan yang diusahakan hanya Penelitian dilaksanakan selama Tiga
dengan luas rata-rata dua hektare setiap minggu di Dusun Laek Desa Bengkilu
kepala keluarga peladang, hal ini Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten
dilakukan berdasarkan dengan ketentuan Bengkayang Kalimantan Barat.
peraturan perundang-undangan yang Pengambilan sampel menggunakan
diatur dalam pasal 69 ayat (1) huruf h metode survey wawancara yang diambil
UU PPLH Nomor 32 Tahun 2009 yang secara purposive sampling/secara
dalam hal ini adalah melakukan sengaja yang dipilih berdasarkan kriteria
pembakaran lahan dengan lahan batasan 25-60 tahun dari responden
maksimal 2 hektare per kepala keluarga. sebanyak 185 KK, Untuk menentukan
Kunjungan lapangan pada bulan besarnya ukuran sampel menggunakan
Januari 2017 didapatkan informasi rumus slovin (Riduwan, 2009).
bahwa dalam membuka hutan, peladang Persentase kesalahan yang digunakan
Dusun Laek Desa Bengkilu Kecamatan dalam penelitian ini adalah 10%. Artinya
Tujuh Belas Kabupaten Bengkayang penelitian ini mempunyai tingkat
dalam memanfaatkan hutan sebagai ketelitian 90%. Perhitungan untuk
areal ladang tidak dilakukan dengan penentuan sampel dalam penelitian ini
sesuka hatinya, terdapat sejumlah tata adalah:
cara yang harus dipatuhi, agar 185 185
n = 1+285(0,10)2= 2,85= 64,91 (65 KK)
kelestarian hutan tetap terjaga.
Pendekatan snowball methods,
Tujuan penelitian adalah untuk
dilakukan untuk mengumpulkan
memperoleh informasi mengenai bentuk
informasi hubungan-hubungan antar
struktur jaringan sosial pada tingkat
aktor dalam jaringan peladang berpindah
individu masyarakat peladang berpindah
dengan menggunakan analisis jaringan
dalam mempertahankan nilai kearifan
sosial/Social Network Analysis. Proses
lokal yang dilihat dari sentralitas
analisis data untuk jaringan sosial:
tingkatan (degree centrality) dalam
1. Membuat tabel matrik menggunakan
jaringan. Dan bentuk-bentuk Kearifan
program excel pada perangkat
lokal masyarakat dalam melakukan
komputer yang berisi:
perladangan berpindah.
 No KK yang memiliki link kuat
Manfaat penelitian ini adalah Sebagai
sampai lemah, nomor responden,
bahan referensi dan menambah khasanah
jumlah link (KK), kode link, jabatan.
ilmu pengetahuan bagi peneliti lainnya
yang berminat melakukan penelitian  Menghitung derajat sentralitas (ds)
lebih lanjut terutama yang berkaitan menggunakan rumus

1028
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

𝑑 (𝑖) 2. Menggambarkan bentuk


CD =
𝑛−1
sosiogram menggunakan program word
pada komputer untuk memperoleh
CD:Tingkatan sentralitas (degree
bentuk struktur jaringan sosial antar
centrality),
peladang.
di :Jumlah link (ties) dari dan ke aktor
HASIL DAN PEMBAHASAN
n :Jumlah aktor. Hasil penelitian menunjukkan
Rumus tersebut digunakan untuk bahwa terdapat lima belas tokoh kunci
melihat derajat sentralitas dari lima belas (actor) yang mempunyai link kuat
aktor yang memiliki link kuat sampai sampai lemah dengan
lemah serta berperan besar dalam responden/peladang sebanyak 65 KK.
memberi informasi mengenai kearifan Kode jaringan pribadi antar peladang
dusun Laek lebih jelasnya dapat dilihat
lokal dalam berladang berpindah.
pada Tabel 1.
Tabel 1. Kode Jaringan Pribadi antar Peladang Dusun Laek dalam Berladang
Berpindah (The Code Personal Network Between Farmer of Laek Sub-
district in Shifting Cultivation)
Nama Derajat
Jumlah
Responden Kode Link(kk) Sentralitas
Kk Link(kk)
Kunci (ds)
69 Apu 20 3,6,11,18,24,26,28,29,36,42,44,46,48,52,53,54,56,58,64 P. A
76 Aphi 10 4,15,20,22,23,34,54,40,57,59 W. P. A
79 Diung 9 5,17,25,27,30,41,43,45,50 K. S. R
81 Acai 5 1,7,19,33,62 W. K. S. R
83 Sikan 3 2,8,14 A. S. R
86 Anggoi 2 63,31 A. S. R
87 Japang 2 9,13 K. A
98 Roni 2 10,65 W. K. A
99 Akrang 2 32,61 K. P. A
100 Aku. S 2 12,21 K. D
115 Martoyo 2 38,47 K. RT 01
117 Iyang 2 51,55 K. RT 02
123 Ruslan 1 49 K. RT 03
145 Sonteng 2 35,37 K. RT 04
159 Milus 1 60 K. RT 05
Jumlah 65

Keterangan : P.A : Pemangku Adat K.A : Ketua Adat


W.P.A : Wakil Pemangku Adat W.K.A : Wakil Ketua Adat
K.S.R : Ketua Seksi Ritual K.P.A : Ketua Penasehat Adat
W.K.S.R : Wakil Ketua Seksi Ritual K.D : Kepala Dusun
A.S.R : Anggota Seksi Ritual K.RT : Ketua Rukun Tetangga

1029
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

Pemangku Adat Dusun Laek Bapak dengan keduanya. Hal ini sejalan dengan
Apu dengan dengan node KK nomor 69, pendapat Hanneman and Riddle 2005
terdapat paling banyak link antar pada dasarnya sebuah jaringan sosial
peladang lainnya yaitu dua puluh adalah sebuah peta yang terdiri atas
peladang yang memiliki hubungan/ banyak orang dimana di dalamnya
interaksi langsung. Sedangkan Ketua RT terdapat relasi antar individunya
03 Bapak Ruslan dengan node KK sehingga diperoleh bentuk struktur
nomor 123 dan Ketua RT 05 node KK jaringan sosial antar peladang di Dusun
nomor 159 merupakan aktor yang Laek dalam berladang berpindah di Desa
memiliki link paling sedikit yaitu hanya Bengkilu seperti yang terdapat pada
terdapat satu peladang lain yang Gambar. 1.
memiliki jaringan komunikasi langsung

Gambar 1. Jaringan sosial individu dalam bentuk sosiogram antar Peladang


Analisis jaringan sosial pada penelitian karena terdapat individu-individu yang
ini, untuk memperoleh hasil perhitungan berada di pusat jaringan. Adapun struktur
derajat sentralitas ds/(degree centrality) jaringan yang memusat ini disebut (DeVito,
menggunakan perangkat Excel, didapatkan 1997 dalam Sulistiawati, 2014) sebagai
nilai ds masing-masing peladang yang struktur roda (wheel). Sebagaimana
berkisar antara 0.01-0.31. Sosiogram yang dikemukakan oleh Bavelas yang dikutip
terbentuk pada Gambar 1 menggambarkan oleh Jahi (1988), bahwa struktur jaringan
pola interaksi yang terjadi antar peladang berbentuk roda ini merupakan suatu pola
Dusun Laek. Berdasarkan gambar yang sangat memusat, unggul untuk tugas
sosiogram tersebut terlihat bahwa struktur tugas rutin yang dapat menerima sejumlah
jaringan yang terbentuk bersifat memusat kesalahan.

1030
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

Berdasarkan bentuk struktur jaringan sesama peladang di Dusun Laek. Ini karena
diperoleh nilai tertinggi dari ds sebesar 0,31 posisi keduanya merupakan ketua RT yang
pada node Kepala Keluarga (KK) nomor asalnya tidak berasal dari Dusun Laek,
69, nilai ini terdapat pada Pemangku Adat melainkan berasal dari Dusun Setia Jaya,
Dusun Laek. Artinya Pemangku Adat namun karena tingkat pendidikannya
mempunyai link/kaitan yang kuat dan sedang dan menikah dengan warga asli
menjadi pusat informasi utama mengenai Dusun Laek dan lama menetap di Dusun
ritual adat, larangan, pantangan serta Laek maka dipilih menjadi ketua RT.
hukum adat dalam berladang berpindah di Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam
Dusun tersebut. Sebagaimana telah Berladang Berpindah yaitu
diperoleh informasi dari hasil wawancara 1) Ritual adat dalam perladangan
terhadap Bapak Sabil (47 tahun) pada berpindah adalah :
tanggal 20 Maret 2017 yang (a) Nyabang/Basawak (ritual tutup
mengungkapkan bahwa Bapak Apu (69), tahun dengan memukul alat musik
merupakan anak kandung dari Pemangku pabande dan santawak), (b) Neriu
Adat terdahulu, pada masa mudanya Bapak (Membaca mantra sambil memainkan
Apu telah diwariskan pengetahuan dalam alat tradisional Dusun Laek agongk), (c)
ritual adat sekaligus pengurus lembaga adat Manarik (penari sanggar Guntur tanah
bertugas menjalankan ritual adat serta menari tarian tradisional Dusun Laek)
menyiapkan semua peralatan ritual dari (d) Mentaman (Memotong ayam, dan
awal hingga selesai proses ritual adat dalam ayam tersebut dilemparkan ketengah-
berladang yang telah ia jabat lebih dari 35 tengah tokoh adat yang melakukan ritual
tahun lamanya. Hal ini sejalan dengan Prell adat), (e) Tareng Temiyang (Pemangku
(2012) yang mengungkapkan bahwa Adat memecahkan telur dalam
seorang individu yang memiliki nilai ds genggaman dan membakar buluh di
paling tinggi dapat diidentifikasi sebagai lokasi ladang yang akan digarap), (f)
pemimpin, atau dapat pula sebagai pusat Bontongk (Ritual adat ketika
dari lingkaran gosip, orang pertama yang menemukan bangkai binatang di lahan
membagi informasi atau berita tinggi serta yang akan digarap), (g) Nurungk (Ritual
berbicara kepada banyak anggota di dalam pasca menuggal padi), (h) Ngudungk
jaringan. Sehingga berperan sentral sebagai (Ritual menjelang merumput), (9)
saluran utama dalam informasi. Ngatok (Ritual menjelang panen padi
Sedangkan Ketua Rukun Tetangga tiba).
(RT) 03 dan 05 Bapak Ruslan dan Milus 2) Kaitan Adat dalam Perladangan
pada node KK nomor 123 dan 159, Berpindah adalah :
memiliki nilai ds paling rendah yaitu (a) Pantangan dan Larangan dalam
sebesar 0,01 dan merupakan link yang Berladang yaitu bagi peladang yang
lemah. Hal ini dikarenakan hanya terdapat lokasi lahannya berdampingan dengan
satu individu yang memiliki link dengan lahan yang melakukan ritual tidak boleh
keduanya dalam jaringan sosial antar beraktivitas di ladang selama tiga hari

1031
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

selama berlangsungnya pantangan. (b) berladang berpindah karena tanpa disadari


Hukum Adat berupa satu buah kearifan lokal (kebiasaan) ini telah lama
penungkal/tempayan, seekor ayam bahkan telah dilakukan sejak lahir,
kampung yang beratnya di atas 1,5 sehingga kebiasaan budaya lokal berladang
kilogram, serta satu kilo beras kuning berpindah akan tetap lestari.
(tanung perbanyu dalam bahasa Dayak Merujuk pada penelitian terkait,
Bakati’) dibayar kepada roh padi/nok Matinahoru (2013) mendeskripsikan
naya. terdapat beberapa Kearifan lokal
3) Enam belas tahapan kegiatan dalam masyarakat peladang suku Wemale terkait
berladang berpindah di Dusun Laek dengan aktivitas perladangan berpindah,
yaitu: dalam melakukan kegiatan berladang yaitu:
Penentuan pendahuluan arah lokasi 1. Penentuan Lokasi Berladang
ladang, Pemilihan lokasi berladang, Masyarakat peladang suku Wemale
Membersihkan tanaman bawah dengan memiliki kearifan khusus dalam
menebas semak belukar (nguma), menentukan lokasi yang cocok untuk
Penebangan pohon besar menggunakan dilakukan aktivitas perladangan, yaitu
parang(nahut), Cincang tajuk-tajuk memilih lokasi yang tanahnya subur
pohon (najak), Membiarkan lahan dengan indikator tanaman bawah (cover
kering dalam waktu 4-5 minggu, Setelah crop) yang dominan tumbuh seperti spesies
kering, membakar kayu (nyahu), Clotolaria, dan sejenis pakis daun halus,
Membersihkan sisa kayu yang belum serta terdapat aktivitas cacing tanah yang
terbakar habis (ngakas/nyahu kubu), dominan.
Menuggal/membuat lobang tanam 2. Pengolahan tanah
(nuruk), Menanam padi kedalam lobang Secara umum masyarakat peladang
tanah (ngumpan), Menyiangi rumput suku Wemale menggunakan kayu berujung
diladang menggunakan tajak (ngudu), runcing diameter 5-10 cm dalam proses
Menunggu padi berbuah (ngantik pade pengolahan tanah, sebagai pengganti pacul
batahi), Panen padi menggunakan alat atau linggis. Hal demikian jika dipandang
tradisional katam yang terbuat dari besi dari aspek konservasi sangat bermanfaat
(ngutum pade), Membersihkan padi dari karena tidak menyebabkan erosi berskala
tangkai (ngehel pade), Menampi padi besar dimusim penghujan.
(meo pade), Mengangkut hasil padi ke Penelitian terdahulu Asysyifa (2009)
rumah (Nyingsang pade ka’ramin). terhadap masyarakat suku Dayak Meratus
Kearifan lokal masyarakat dalam mengungkapkan tahapan kegiatan
kegiatan berladang berpindah yang perladangan beserta ritual adat yang
dilakukan oleh peladang Dusun Laek untuk mengiringinya sebagai berikut :
melestarikan nilai-nilai budaya leluhur a. Penetapan Lokasi (Bamimpi/ Batanung)
terdahulu dengan jaringan komunikasi b. Pembersihan Lahan dari Semak Belukar
antar peladang dengan lembaga adat di (Manabas)
Dusun Laek akan menjaga budaya c. Penebangan Pohon-pohon (Batabang)

1032
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

d. Pembakaran (Manyalukut) membakar buluh (Tareng


e. Penanaman Benih Padi (Manugal) Temiyang).
f. Pemeliharaan Tanaman dari Rumput f. Ritual ketika menemukan bangkai
(Marumput) binatang di lahan yang akan digarap
g. Ritual ketika padi berbuah (Basambu) (Bontongk).
h. Panen (Mangatam) g. Ritual pasca menuggal padi
KESIMPULAN (Nurungk).
Berdasarkan analisis yang telah h. Ritual menjelang merumput
dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal (Ngudungk).
berikut: i. Ritual menjelang panen padi tiba
1. Struktur jaringan sosial pada tingkat (Ngatok).
individu masyarakat peladang Dusun 3. Kaitan Adat dalam Perladangan
Laek yaitu berbentuk roda (wheel). Berpindah
Aktor yang berperan sentral adalah a. Pantangan dan larangan dalam
Bapak Apu yang menjabat sebagai Berladang Berpindah terutama bagi
Pemangku Adat dengan node KK peladang yang lokasi ladangnya
nomor 69 dengan nilai ds=0,31 berdampingan dengan lahan yang
merupakan link kuat, terdapat 20 sedang berpantang setelah ritual adat
individu peladang yang memiliki dilakukan tidak boleh beraktivitas di
link/hubungan langsung. Sedangkan ladang selama tiga hari selama
nilai ds=0,01 merupakan link lemah berlangsungnya pantangan. Pada
terdapat pada node KK nomor 123 dan saat proses perladangan sedang
159, hanya satu individu yang memiliki berlangsung, dari proses awal hingga
link dengan keduannya. hasil panen padi selesai dibawa
2. Bentuk kearifan lokal masyarakat pulang ke kampung atau rumah
Dusun Laek dalam melakukan peladang, masyarakat tidak boleh
perladangan berpindah yaitu melakukan merusak alam sekitar lokasi ladang.
ritual adat sebagai berikut: b. Hukum adat dalam berladang
a. Ritual tutup tahun dengan memukul berpindah yaitu berupa satu buah
alat musik pabande dan santawak tempayan/penungkal, seekor ayam
(Nyabang/Basawak). kampung yang beratnya di atas satu
b. Membaca mantra sambil memainkan setengah kilogram, serta satu kilo
alat tradisional agongk (Neriu). beras kuning (tanung perbanyu
c. Menari tarian tradisional Dusun Laek dalam bahasa Dayak Bekati’) wajib
(Manarik). untuk dibayar kepada roh padi/nok
d. Memotong ayam, dan melemparkan naya.
ketengah-tengah tokoh adat yang SARAN
melakukan ritual adat (Mentaman). Jika akan tetap terjaganya budaya
e. Pemangku Adat memecahkan telur lokal dalam berladang berpindah, perlu
dalam genggaman tangan dan diajarkan upaya memberikan

1033
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (4) : 1027 - 1034

penyadartahuan akan pentingnya nilai Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar


kearifan lokal didalam berladang Statistika Untuk Penelitian
berpindah. dan di terapkan dalam Pendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi dan Bisnis. CV
kehidupan bermasyarakat ritual adat serta
Alfabeta. Bandung.
pantangan larangan yang tidak boleh
dilakukan selama proses perladangan Roslinda, E. (2012). Persepsi Masyarakat
Terhadap Kegiatan Agroforestri:
berlangsung oleh lembaga adat kepada
Perladangan Berpindah.Seminar
masyarakat di Dusun Laek, melalui Nasional Agroforestri III
pewarisan ilmu pengetahuan kepada
Schmitt E. 2012. The Importance of Social
generasi mendatang seperti pelatihan dasar
Network to Inform and Support
terkait budaya ritual adat dalam berladang. Farmers About Adaptation Strategies
Daftar Pustaka Regarding Climate Change in Cote
Asysyifa. 2009. Karakteristik Sistem d’Ivoire. [Master Thesis]. Zurich
Perladanagn Suku Dayak Meratus (CH): Swiss Federal Instutute of
Kecamatan Loksado di dalam. Technology Zurich.
Jurnal Hutan Tropis Borneo;
Undang-Undang Republik Indonesia
Kalimantan Selatan, No.25: 98-109,
Nomor 32. 2009, Perlindungan dan
Maret 2009. Kalimantan Selatan:
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Fakultas Kehutanan, Universitas
Lambung Mangkurat.
Jahi A. 1988. Komunikasi Massa dan
Pembangunan Pedesaan di Negara-
negara Dunia Ketiga: Suatu
Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Matinahoru, JM. 2013. Studi Perladangan
Berpindah dari Suku Wemale di
Kecamatan Inamosol Kabupaten
Seram Bagian Barat. Journal
Agrologia, Publikasi Ilmiah Ilmu-
Ilmu Budidaya Tanaman.
Universitas Pattimura, Ambon.
McLeod, Nam-Jin L. 2012. Social
Networks, Public Discussion and
Civic Engagement: a Socialization
Perspective. : SAGE Publication Inc.
Monk, A. 2000 “Ekologi Nusa Tenggara
dan Maluku” Penerbit Pronhallindo,
Jakarta.
Prell C. 2012. Social Network Analysis:
History, Theory & Metodology.
Singapore: SAGE.

1034

You might also like