You are on page 1of 14

Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826

e-ISSN : 2623-2030

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH


SISTEM LOGISTIC DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KINERJA
EKSPOR DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG
Agus Santosa
STIMART “AMNI” Semarang
e-mail : agussantosa1963@gmail.com

ABSTRACT
There are many factors affecting export performances, such as: government policy,
logistics system, product policy all of which greatly affect export performances.
Globalization could also cause relations between countries closer due to the interaction
in political, defense, and economic cooperation. One form of cooperation is the ASEAN
economic communities; this will make competition between ASEAN countries more
stringent. That is why Indonesia needs to prepare in all respects including aspects of
export-import performances.This research was analyzed using three variables they are
government policy, logistic system and product quality as independent variable
influencing dependent variable that is export performance. In this research the object
taken is manufacturing companies that actively carry out export activities at Tanjung
Emas Port of Semarang. Data sources include primary and secondary data. The sample
in this study is 124 manufacturing companies that actively carry out export activities at
the Tanjung Emas Port of Semarang. Data analysis technique is multiple linear
regression technique. The result of multiple linear regression equation showed that there
were a positive influence partially between government policy toward export
performance meaning that independent variable influences simultaneously to dependent
variable, government policy variable, logistic system and product quality influences by
44,2% toward export performance and 55,8% influenced by undetectable research
variables.

Keywords : Export Performance, Government Policy, Logistics System, Product Quality

ABSTRAK

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor, seperti : kebijakan pemerintah, sistem
logistik, kebijakan produk yang kesemuanya itu sangat mempengaruhi kinerja ekspor.
Pada penelitian ini akan dinanalisis tiga variabel penelitian yaitu kebijjakan pemerintah,
sistem logistik dan kualitas produk sebagai independen variabel yang mempengaruhi
dependen variabel yaitu kinerja ekspor. Pada penelitian ini obyek independen adalah
perusahan Manufakturing yang aktif melaksanakan kegiatan ekspor di Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang. Sumber data primer dan. Sampel pada penelitian ini adalah 124
responden yang merupakan perusahan Manufakturing yang aktif melaksanakan kegiatan
ekspor di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Teknik analisis datanya adalah teknik
regresi linier berganda. Hasil persamaan regresi linier berganda menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang positif antara variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu
variabel kebijakan pemerintah, sistem logistik dan kualitas produk berpengaruh 44,2%
terhadap kinerja ekspor dan 55,8% secara simultan dipengaruhi oleh variabel penelitian
yang tidak terdeteksi pada penelitian ini.

Kata kunci : Kinerja Ekspor, Kebijakan Pemerintah, Sistem Logistik, Kualitas Produk

77
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

Pendahuluan komunitas ekonomi ASEAN pada


Sejak tahun 1980-an tahun 2015 dan untuk mengubah
perekonomian dunia menuju ke arah ASEAN menjadi daerah dengan
globalisasi. Hal ini ditandai adanya perdagangan bebas barang, jasa,
liberalisasi perdagangan investasi, tenaga kerja terampil dan
internasional dan regionalisasi aliran modal yang lebih bebas.
ekonomi, antara lain Eurepen Single Masyarakat Ekonomi ASEAN
Market (ESM), The Asia Pasific (MEA) adalah realisasi tujuan akhir
Economic Community (APEC), The dari integrasi ekonomi yang dianut
Asean Free Trade Area (AFTA). dalam visi 2020, yang didasarkan
Globalisasi merupakan pada kovergensi kepentingan negara-
penyebaran unsur-unsur baru negara anggota ASEAN untuk
khususnya menyangkut informasi memperdalam dan memperluas
secara global melalui media cetak integrasi ekonomi melalui inisiatif
maupun elektronik. Globalisasi yang ada dan baru dengan batas
terbentuk oleh adanya kemajuan waktu yang jelas. Dalam mendirikan
komunikasi di dunia yang Masyarakat Ekonomi ASEAN
mengakibatkan hilangnya batas (MEA), ASEAN harus bertindak
ruang dan waktu yang dibawa oleh sesuai dengan prinsip-prinsip
budaya dari luar. Globalisasi sendiri terbuka, berorientasi keluar, inklusif
membuat suatu negara semakin dan berorientasi pasar ekonomi yang
sempit dan kecil, ini dikarenakan konsisten dengan aturan multilateral
kemudahan dalam berinteraksi antar serta kepatuhan terhadap sistem
negara baik itu dalam perdagangan, untuk pelaksanaan komitmen
teknologi, pertukaran informasi, dan ekonomi yang efektif berbasis
gaya hidup maupun dengan bentuk aturan.
interaksi lainnya. Kondisi tersebut Dengan berkembangnya
menimbulkan lingkungan bisnis dunia perdagangan sekarang ini
yang lebih bersaing tidak sekedar membuat batas-batas alur
tataran nasional atau regional, tetapi perdagangan semakin bebas. Suatu
lebih jauh lagi yaitu adanya negara untuk dapat mencukupi
persaingan di tingkat global. Sejalan kebutuhannya tidak selamanya dapat
dengan kondisi tersebut semakin memproduksi sendiri maka harus
mendorong masyarakat untuk siap impor, begitupun sebaliknya ketika
menghadapi segala tantangan baru dunia luar mengharap produk dari
dalam berbagai hal. Tentunya di negara lain maka ia harus melakukan
bidang perdagangan pun akan ekspor.
terkena dampak dari globalisasi itu Untuk dapat tetap menjaga
sendiri. kestabilan nilai ekspor maka perlu
Dengan adanya globalisasi ini dilakukan berbagai pembenahan
mendorong pemerintah untuk ikut disektor kegiatan ekspor itu sendiri.
serta dalam sebuah komunitas yang Kebijakan pemerintah yang tepat dan
diberi nama ASEAN (Association of sesuai bisa jadi akan berpengaruh
Shoutheast Asian Nations) yang terhadap meningkat atau
didalamnya terdapat 10 anggota menurunnya kinerja ekspor di
termasuk Indonesia. Pada KTT Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
ASEAN ke-12 pada bulan Januari Intervensi pemerintah dalam
2007, para pemimpin ASEAN perekonomian dilakukan untuk
menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan pengeluaran
segera mempercepat pembentukan pemerintah. Peranan pemerintah

78
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

dalam meningkatkan ekspornya Tinjauan Pustaka


hendaknya mendapat respon dari Kinerja Ekspor
pihak perusahaan. Keadaan ini dapat Menurut Apridar (2012)
menggairahkan mereka untuk dalam Aditama, dkk : 2015 ekspor
melakukan peningkatan usahanya adalah proses transportasi barang
untuk memasuki pasar internasional. atau komoditas dari suatu negara ke
Hal ini terlihat semenjak Indonesia negara lain secara legal,umumnya
merubah kebijakan perdagangan luar dalam proses perdagangan.
negerinya dari substitusi impor ke Sedangkan menurut Sukirno (2006)
tahap promosi ekspor dengan dalam Aditama, dkk : 2015
menerbitkan sejumlah paket menjelaskan bahwa ekspor
deregulasi. merupakan proses transpor barang
Selain itu penerapan sistem dan komoditas dari satu negara ke
logistik yang baik juga sangat negara lainnya. Jadi dapat
berpengaruh dalam peningkatan disimpulkan pengertian ekspor
kinerja ekspor. Untuk itu perlu adalah merupakan kegiatan
adanya penerapan sistem logistik mengeluarkan atau menjual barang
yang baik. Mulai dari perencanaan dari dalam negeri ke luar negeri.
produksi, pengemasan dan Ekspor merupakan bagian
pengepakan, transportasi, yang sangat penting dalam
manajemen persediaan, pengolahan perekonomian sebuah negara,
pesanan pembelian dan manajemen kegiatan eskpor memberikan
informasi di seluruh rantai pasokan, lapangan kerja bagi banyak orang
dengan tujuan agar produk dapat serta menghasilkan devisa yang
tersedia bagi konsumen dengan sangat diperlukan untuk membiayai
cepat, ekonomis dan handal. pembangunan suatu negara. Oleh
Faktor lain yang juga karena itu pengembangan ekspor
berpengaruh yaitu kualitas produk sebagai bagian yang tidak
dimana hal ini juga sangat penting terpisahkan dari upaya untuk
dalam peningkatan kinerja ekspor. meningkatkan perekonomian perlu
Menurut Kotler (2003) bahwa suatu mendapat perhatian khusus.
produk akan berhasil jika Dengan adanya ekspor juga
memberikan kualitas produk, dapat meningkatkan hubungan
pelayanan dan kepuasan pada kerjasama yang saling
konsumen, karena konsumen akan menguntungkan antara negara asal
menyukai produk yang bisa dan negara tujuan. Cavusgil dan Zou
memberikan nilai yang lebih banyak 1994 dalam Endar 2004
dalam arti seberapa besar benefit mengemukakan bahwa kinerja
(manfaat) yang akan diperoleh dari ekspor dapat didefinisikan sebagai
produk dibandingkan dengan tingkatan dari tujuan perusahaan baik
sacrifice (pengorbanan) yang secara ekonomi dan strategi dengan
dikeluarkan untuk membeli dan melakukan ekspor produknya
memanfaatkan produk tersebut. kepasar luar negeri, yang dicapai
Oleh karena itu penilaian terhadap melalui perencanaan dan
produk oleh konsumen juga sangat pelaksanaan strategi pemasaran
diperlukan untuk proses produksi ekspor. Lebih lanjut, keberhasilan
selanjutnya. kegiatan ekspor yang dilihat melalui
kinerja ekspor tidak terlepas dari
faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja tersebut. Hal yang

79
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

berpengaruh terhadap kesuksesan memasuki pasar internasional,


kinerja ekspor kedalam dua bagian sehingga kebijaksanaan ini bisa
yaitu faktor internal dan faktor mendorong perusahaaan untuk
eksternal, yang didasarkan kepada meningkatkan kinerja ekspornya
teori sumber daya sebagai faktor menjadi lebih baik. Disamping itu,
internal dan teori organisasi sebagai kebijakan melalui proteksi terhadap
faktor eksternal. industri baru lebih dominan, dimana
Matthyssens dan Pauwels pemerintah memaksa industri baru
1996 dalam Endar 2004 menyajikan untuk menggunakan target ekspor
tiga ukuran yang dapat dilakukan untuk melakukan produksi dengan
untuk mengukur kinerja eskpor cepat pada tingkat harga dunia.
yaitu; (1) pengukuran secara Adapun jenis-jenis kebijakan
finansial seperti penjualan (sales), ekspor yang diterapkan oleh
keuntungan (profit) dan pemerintah Indonesia menurut
pertumbuhan (growth), (2) Danang E. (2014) sebagai berikut:
pengukuran nonfinansial seperti a) Diversifikasi Ekspor/Menambah
keberhasilan (perceived success), Keragaman Barang Ekspor
kepuasan (satisfaction), pencapaian Diversifikasi ekspor merupakan
tujuan (goal achievement) dan (3) penganekaragaman barang
pengukuran skala gabungan. ekspor dengan memperbanyak
macam dan jenis barang yang
Kebijakan Pemerintah diekspor. Misalnya Indonesia
Perkembangan ekspor awalnya hanya mengekspor
dipengaruhi strategi yang dipilih oleh tektil dan karet, kemudian
negara berkembang dalam menambah komoditas ekspor
melaksanakan industrialisasi. seperti kayu lapis, gas LNG,
Industri tidak dapat dikatakan rumput laut dan sebagainya.
menghambat perkembangan ekspor, Diversifikasi ekspor dengan
tetapi strategi yang dipilih menambah macam barang yang
mempengaruhi pertumbuhan ekspor diekspor ini dinamakan
yang berdampak pula pada diversifikasi horizontal.
pertumbuhan ekonomi. Bagi negara Sedangkan divesisifikasi ekspor
yang berorientasikan ekspor, ia akan dengan menambah variasi
mengekspor berdasarkan prinsip barang yang diekspor seperti
“comparative advantage” karet diolah dahulu menjadi
(keunggulan komperatif), yaitu berbagai macam ban mobil dan
mengatakan suatu negara akan motor atau kapas diolah dulu
cenderung untuk memproduksi lebih menjadi kain lalu diproses
banyak barang-barang yang proses menjadi pakaian. Diversifikasi
produksinya relatif lebih efisien dan yang demikian ini disebut
mengekspornya pada gilirannya diversifikasi vertikal.
menukarkannya dengan barang- b) Subsidi Ekspor
barang lain yang memiliki Subsidi ekspor diberikan dengan
keunggulan relatif lebih sedikit cara memberikan
(Lindert,1993) dalam Abrar Anas subsidi/bantuan kepada eksportir
Dkk, 2005. dalam bentuk keringanan pajak,
Peran pemerintah dalam tarif angkutan yang murah,
promosi ekspor merupakan modal kemudahan dalam mengurus
awal untuk perusahaan ekspor, dan kemudahan dalam
memperkenalkan produknya untuk

80
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

memperoleh kredit dengan Bila nilai kurs mata uang asing


bunga yang rendah. terlalu tinggi membuat para
c) Premi Ekspor pengusaha yang bahan baku
Untuk lebih menggiatkan dan produksinya dari luar negeri
mendorong para produsen dan akan mengalami kesulitan
eksportir, pemerintah dapat karena harus menyediakan dana
memberikan premi atau insentif, yang lebih besar untuk
misalnya penghargaan atas membiayai pembelian barang
kualitas barang yang diekspor. dari luar negeri. Akibatnya harga
Pemberian bantuan keuangan barang yang diproduksi oleh
dari pemerintah kepada pengusaha tersebut menjadi
pengusaha kecil dan menengah mahal. Hal ini dapat
yang orientasi usahanya ekspor. menurunkan omzet penjualan
d) Devaluasi dan menurunkan laba usaha,
Devaluasi merupakan kebijakan yang akhirnya akan mengganggu
pemerintah untuk menurunkan kelangsungan hidup usahanya.
nilai mata uang dalam negeri g) Mengadakan Perjanjian Kerja
(rupiah) terhadap mata uang Sama Ekonomi Internasional
asing. Dengan kebijakan Melakukan perjanjian kerja
devaluasi akan mengakibatkan sama ekonomi baik bilateral,
harga barang ekspor di luar regional maupun multilateral
negeri lebih murah bila diukur akan dapat membuka dan
dengan mata uang asing (dollar), memperluas pasar bagi produk
sehingga dapat meningkatkan dalam negeri di luar negeri. serta
ekspor dan bisa bersaing di dapat menghasilkan kontrak
pasar internasional. pembelian produk dalam negeri
e) Meningkatkan Promosi Dagang oleh negara lain. Misalnya
ke Luar Negeri perjanjian kontrak pembelin
Pemasaran suatu produk dapat LNG (Liquid Natural Gas)
ditingkatkan dengan Indonesia yang dilakukan oleh
mempromosikan produk yang Jepang dan Korea Selatan.
akan dijual. Untuk
meningkatkan ekposr ke luar Sistem Logistik
negeri maka pemerintah dapat Logistik adalah seni dan ilmu
berusaha dengan melakukan mengatur dan mengontrol arus
promosi dagang ke luar negeri, barang, energi, informasi, dan
misalnya dengan dengan sumber daya lainnya, seperti produk,
mengadakan pameran dagang di jasa, dan manusia, dari sumber
luar negeri agar produk dalam produksi ke pasar dengan tujuan
negeri lebih dapat dikenal. mengoptimalkan penggunaan modal.
f) Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Logistik bagian dari proses
Rupiah terhadap Mata Uang manajemen rantai pasokan (Supply
Asing Chain Management) yang
Kestabilan nilai kurs rupiah merencanakan,
terhadap mata uang asing sangat mengimplementasikan, dan
dibutuhkan oleh para importir mengatur efisiensi, efektivitas aliran
dan pengusaha yang dan penyimpanan produk, pelayanan,
menggunakan peroduk luar dan informasi yang berkaitan dari
negeri untuk kelangsungan bahan mentah menjadi barang jadi
usaha dan kepastian usahanya.

81
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

yang siap dikonsumsi oleh konsumen penggunaan tanpa hak,


atau pasar. pencurian, dan penyusutan yang
Subagya, MS (1996) dalam tidak wajar lainnya.
Ayyub (2013) Logistik merupakan
salah satu kegiatan yang Pengemasan merupakan
bersangkutan dengan segi-segi kegiatan untuk menempatkan produk
perencanaan dan pengembangan, pada suatu wadah dengan tujuan
pengadaan, penyimpanan, untuk melindungi produk dari
pemindahan, penyaluran, kerusakan dan mempermudah
pemeliharaan, pengungsian dan perlakuan selanjutnya. Sebelum
penghapusan alat-alat perlengkapan proses pengemasan terdapat
pemindahan, pengungsian dan beberapa aktivitas pra-pengemasan
peralatan personilpengadaan atau yang diperlukan. Berbagai jenis
pembuatan, penyelengaraan proses yang dibutuhkan harus
pemeliharaan dan penghapusan disesuaikan dengan kebutuhan
fasilitas-fasilitas Pengusaha atau fisiologis dan kepentingan bisnis.
pemberian pelayanan/bantuan- Beberapa aktivitas pra-pengemasan
bantuan. yang umum dilakukan diantaranya
Kegiatan logistik adalah pencucian tanpa ataupun dengan pre-
mengembangkan operasi yang cooling, trimming, pemilahan,
terpadu dari kegiatan pengadaan atau pengukuran, dan perlakuan khusus
pengumpulan bahan, pengangkutan (Setyabudi, 2009) dalam Winiati dan
atau transportasi, penyimpanan, Wibisono 2015. Semakin banyak
pembungkusan maupun pengepakan mengalami penanganan dan semakin
pendistribusian, dan pengaturan lama penundaan penanganan,
terhadap kegiatan tersebut. Indriyi G kehilangan dan kerusakan yang
dan Agus Mulyono (1998)dalam terjadi pada produk akan makin
Ayyub 2013. besar.
Sedangkan tujuan dari adanya
penerapan sistem logistik yaitu :
1. Tujuan logistic, Kualitas Produk Ekspor
Menyampaikan barang jadi dan Produk memiliki arti penting
bermacam-macammaterial bagi sebuah perusahaan karena tanpa
dalam jumlah yang tepat pada adanya produk, perusahaan tidak
waktu dibutuhkan, dalam akan dapat melakukan apapun dari
keadaan yang dapat dipakai, ke usahanya. Pembeli akan membeli
lokasi yang dibutuhkan dan produk jika merasa cocok, karena itu
dengan total biaya yang produk harus disesuaikan dengan
terendah. keinginan ataupun kebutuhan
2. Tujuan operasional, pembeli agar pemasaran produk
Agar tersedia barang serta bahan berhasil. Dengan kata lain,
dalam jumlah yang tepat dan pembuatan produk lebih baik
mutu yang memadai. diorientasikan pada keinginan pasar
3. Tujuan keuangan, atau selera konsumen.
Dapat melaksanakan tujuan Menurut Kotler and
operasional dengan biaya paling Armstrong (2012) dalam Basrah
rendah. 2012 arti dari kualitas produk adalah
4. Tujuan pengamanan, “the ability of a product to perform
Agar persediaan tidak terganggu its functions, it includes the
oleh kerusakan, pemborosan, product’s overall durability,

82
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

reliability, precision, ease of dimaksudkan untuk


operation and repair, and other mengidentifikasi produk atau
valued attributes” yang artinya jasa dari satu atau kelompok
kemampuan sebuah produk dalam penjual dan membedakannya
memperagakan fungsinya, hal itu dari produk pesaing. Pemberian
termasuk keseluruhan durabilitas, merk merupakan masalah utama
reliabilitas, ketepatan, kemudahan dalam strategi produk.
pengoperasian dan reparasi produk Pemberian merk itu mahal dan
juga atribut produk lainnya. memakan waktu, serta dapat
Dimensi kualitas produk membuat produk itu berhasil
menurut Mullins, et al (2005:422) atau gagal. Nama merk yang
dalam Basrah 2012 terdiri dari : baik dapat menambah
Performance (kinerja) yaitu keberhasilan yang besar pada
berhubungan dengan karakteristik produk.
operasi dasar dari sebuah produk. b. Pengemasan (packing)
Durability (daya tahan), yang berarti Pengemasan adalah kegiatan
berapa lama umur produk bertahan merancang dan membuat wadah
sebelum produk tersebut harus atau pembungkus suatu produk.
diganti. Conformance to c. Kualitas produk (Product
specifications (kesesuaian dengan Quality)
spesifikasi), yaitu sejauh mana Kualitas produk adalah
produk memenuhi spesifikasi atau kemampuan suatu produk untuk
tidak ditemukannya cacat pada melaksanakan fungsinya
produk. Features (fitur), adalah meliputi, daya tahan keandalan,
karakteristik produk yang dirancang ketepatan kemudahan operasi
untuk menyempurnakan fungsi dan perbaikan, serta atribut
produk atau ketertarikan konsumen bernilai lainnya. Untuk
terhadap produk. Reliabilty meningkatkan kualitas produk
(reliabilitas), adalah probabilitas perusahaan dapat menerapkan
bahwa produk akan bekerja dengan program “Total Quality
memuaskan atau tidak dalam periode Management (TQM)”. Selain
waktu tertentu. Aesthetics (estetika), mengurangi kerusakan produk,
berhubungan dengan bagaimana tujuan pokok kualitas total
penampilan produk. Perceived adalah untuk meningkatkan nilai
quality (kesan kualitas), sering pelanggan.
dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang Dalam penelitian ini,
dilakukan secara tidak langsung hipotesis dikemukakan dengan
karena terdapat kemungkinan bahwa tujuan untuk mengarahkan serta
konsumen tidak mengerti atau memberi pedoman bagi penelitian
kekurangan informasi atas produk yang akan dilakukan. Apabila
yang bersangkutan. ternyata hipotesis tidak terbukti dan
Menurut Kotler dan berarti salah maka masalah dapat
Amstrong(2001) beberapa atribut dipecahkan dengan kebenaran yang
yang menyertai dan melengkapi ditentukan dari keputusan yang
produk adalah : berhasil dijalankan selama ini.
a. Merk (Brand) Adapun hipotesis yang diajukan
Merk adalah nama, istilah, tanda dalam penelitian ini adalah :
simbol, atau rancangan, atau H1 : Diduga kebijakan pemerintah
kombinasi dari semua yang berpengaruh positif terhadap

83
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

kinerja ekspor di Pelabuhan kinerja ekspor di Pelabuhan


Tanjung Emas Semarang. Tanjung Emas Semarang.
H2 : Diduga penerapan system H4 : Diduga kebijakan pemerintah,
logistik berpengaruh positif sistem logistik dan kualitas
terhadap kinerja ekspor di produk berpengaruh positif
Pelabuhan Tanjung Emas terhadap kinerja ekspor di
Semarang. Pelabuhan Tanjung Emas
H3 : Diduga kualitas produk ekspor Semarang.
berpengaruh positif terhadap

Kerangka Pemikiran

X1.1

Kebijakan
X1.2 Pemerintah (X1)

X1.3

H1

Y.1
X2.1
Kinerja
Sistem Logistik Ekspor (Y) Y.2
X2.2 (X2) H2

Y.3
X2.3

X3.1 H4
Kualitas Produk H3
Ekspor (X3)
X3.2

X3.3

Keterangan:
= Indikator = Pengukur

= Variabel = Pengaruh

84
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

Metodologi Penelitian sampel akan dilakukan di perusahaan


Metodologi penelitian ekspor di Semarang.
merupakan suatu penelitian analisis
yaitu penelitian survey yang Analisis Dan Pembahasan
bertujuan untuk mengumpulkan data, Diskripsi Obyek Penelitian
menyusun data, menganalisis data,
menginterprestasikan data dan Pelabuhan Tanjung Emas
akhirnya pada kesimpulan yang Semarang sebelumnya bernama
didasarkan pada analisis data. Jenis Pelabuhan Semarang, yang dahulu
penelitian ini adalah korelasi sebab berupa sungai kecil yang menjadi
akibat, yang digunakan untuk satu-satunya urat nadi pengangkutan
menguji hipotesis tentang adanya barang-barang dengan perahu dari
hubungan antara independen variabel dan ke kapal samudera yang
terhadap dependen variabel, yang berlabuh di lepas pantai. Pada
uraiannya bersifat asosiatif yakni menara suar pelabuhan Semarang
penelitian yang bertujuan untuk tertera Tahun 1874, dapat
mengetahui hubungan antara dua menunjukkan bahwa pelabuhan
variable atau lebih (Sugiyono, 2001). Semarang berdiri pada abad ke-19.
Walaupun sudah ada penambahan
Populasi Dan Sampel Penelitian fasilitas pelabuhan Nusantara,
Populasi Penelitian Pelabuhan Semarang masih terbatas
Kumpulan dari semua untuk disandari kapal-kapal
kemungkinan orang - orang, benda berukuran besar. Pada masa itu, yang
benda dan ukuran lain yang bisa merapat / bersandar di Dermaga
menjadi objek perhatian atau Nusantara maksimum kapal-kapal
kumpulan objek yang menjadi dengan draft = 5 m atau berukuran ±
perhatian (Suharyadi Purwanto, 3.500 Ton bobot mati (DWT).
2004). Dalam penelitian ini Sedang kapal-kapal dengan draft > 5
populasinya adalah perusahaan m masih harus berlabuh diluar
manufaktur dagang yang bergerak pelabuhan atau dilepas pantai yang
dalam bidang ekspor barang di jaraknya ± 3 mil dari dermaga.
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Karena itu dikenal sebagai
Pelabuhan REDE. Sejak 1970, arus
Sampel Penelitian kapal dan barang yang melalui
Jika kita hanya akan meneliti Pelabuhan Semarang cenderung
sebagian dari populasi, maka semakin meningkat setiap tahun.
penelitian tersebut disebut penelitian Menurut data tahun 1970-1983
sampel. Sampel adalah suatu bagian kenaikan arus barang rata-rata tiap
dari populasi tertentu yang menjadi tahun yaitu 10% lebih. Mengingat
perhatian (Suharyadi Purwanto, keterbatasan fasilitas pelabuhan
2004). seperti kedalaman dan lebar alur/
Dalam penelitian ini jumlah kolam yang tidak memadai untuk
sampel yang diambil sama dengan masuk / keluarnya kapal-kapal
jumlah populasi nya yaitu 124 samudera, maka pemerintah
perusahaan manufaktur dagang yang menetapkan untuk mengembangkan
tercatat aktif melakukan kegiatan Pelabuhan Semarang
ekspor di Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang. Dimana pengambilan

85
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

Analisis Regresi Linier Berganda kualitas produk) secara individual


mempengaruhi variabel terikat
Persamaan regresi linier (kinerja ekspor) (Iqbal Hasan, 2004).
berganda digunakan untuk Table uji regresi linear berganda
mengetahui seberapa besar pengaruh dapat dilihat pada table 4.19 berikut
variabel bebas (kebijakan ini :
pemerintah, sistem logistik, dan

Tabel 1. Pengujian Regresi Linier Berganda

Unstansdardized Standardized
coefficients coefficient

Std
Model t. Sig.
B Error Beta
(Constant) 1,702 1,323 1,287 0.201
Kebijakan
Pemerintah 0.202 0.098 0.169 2,057 0.042
(X1)

Sistem 0.255 0.090 0.211 2,833 0.005


Logistik (X2)

Kualitas
0.433 0.072 0.468 6,018 0.000
Produk (X3)
Sumber: Data Primer yang diolah : 2016 (output SPSS 22)

Dilihat dari tabel 1 diatas dari koefisien standar (standardized


menunjukan, didapatkan persamaan coefficients) didapatkan sebagai
garis linier berganda yang dilihat berikut :

Y = 1,702 + 0,169 X1 + 0,211 X2 + 0,468 X3

Persamaan regresi tersebut dapat mengalami peningkatan sebesar


dijelaskan sebagai berikut : 16,9 persen. Maksud dari
1. Konstanta sebesar 1,702 kebijakan pemerintah disini
menyatakan bahwa jika variabel adalah kebijakan subsidi ekspor,
independen dianggap konstan, kebijakan premi ekspor dan
maka Kinerja ekspor sebesar kebijakan dumping.
1,702 3. Koefisien regresi Sistem logistik
2. Koefisien regresi Kebijakan (X2) sebesar 0,211 artinya jika
Pemerintah (X1) sebesar 0,169 variabel independen lain
artinya jika variabel independen nilainya tetap dan Sistem
lain nilainya tetap dan Kebijakan Logistik (X2) mengalami
pemerintah (X1) mengalami kenaikan sebesar 1 tingkat, maka
kenaikan sebesar 1 tingkat, maka variabel Kinerja ekspor (Y)
variabel Kinerja ekspor (Y) mengalami peningkatan sebesar

86
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

21,1 persen. Maksud dari sistem (X2), Kualitas produk (X3)


logistik disini adalah sistem secara individu (parsial)
logistik berupa pengemasan, terhadap kinerja ekspor di
penyimpanan dan pengelolaan. pelabuhan Tanjung Emas (Y).
4. Koefisien regresi Kualitas b. Ha :  > 0, Ha diterima (Ho
produk (X3) sebesar 0,468 ditolak) artinya ada pengaruh
artinya jika variabel independen yang positif dan signifikan
lain nilainya tetap dan Kualitas antara kebijakan pemerintah
produk (X3) mengalami (X1), sistem logistik (X2),
kenaikan sebesar 1 tingkat, maka kualitas produk (X3) secara
variabel Kinerja ekspor (Y) individu (parsial) terhadap
mengalami peningkatan sebesar kinerja ekspor di pelabuhan
0,468 persen. Maksud dari Tanjung Emas (Y).
kualitas produk disini adalah Dasar pengambilan keputusan :
fitur produk, daya tahan dan a. Bila statistik t hitung < t tabel,
kesesuaian dengan spesifikasi.. maka terletak pada H0 ditolak
Berdasarkan analisis tersebut, b. Bila statistik t hitung > t tabel,
dapat dijelaskan adanya pengaruh maka terletak pada Ha diterima
atau keeratan hubungan antara
variabel independen (kebijakan 1. Pengaruh Variabel Kebijakan
pemerintah, sistem logistik, dan Pemerintah (X1) terhadap Kinerja
kualitas produk) terhadap variabel Ekspor (Y)
dependen Kinerja ekspor. Hasil pengujian diperoleh nilai t
hitung untuk variabel Kebijakan
Pengujian Hipotesis Pemerintah (X1) menunjukkan
a. Pengujian Hipotesis Secara nilai t hitung = 2,057 dengan
Parsial (Uji t) tingkat signifikansi 0,042. Dengan
Uji “t” adalah pengujian menggunakan batas signifikansi
signifikasi secara parsial atau = 0,05, nilai t tabel diperoleh
individual yang digunakan untuk sebesar 1,9799. Dengan demikian
menganalisis apakah variabel diperoleh t hitung (2,057) > t tabel
independen (kebijakan pemerintah, (1,9799) yang berarti H1 diterima.
sistem logistik, dan kualitas produk) Dengan demikian maka Hipotesis
secara individual mempengaruhi pertama (H1) yang menyatakan
variabel dependen (Kinerja ekspor). bahwa kebijakan pemerintah
Mencari t tabel : memiliki pengaruh positif dan
a. Jumlah responden (n) = 124 signifikan terhadap kinerja ekspor
orang dapat diterima.
b. Jumlah variabel bebas (k) = 3 2. Pengaruh Variabel Sistem
c. Taraf signifikansi  = 5% Logistik (X2) terhadap Variabel
d. Degree of freedom (df) = n – Kinerja Ekspor (Y)
k - 1 = 124 – 3 - 1 = 120 Hasil pengujian diperoleh nilai t
e. t tabel = 1,9799 hitung untuk variabel Sistem
Logistik (X2) menunjukkan nilai t
Hipotesis : hitung = 2,833 dengan tingkat
a. H0 :  = 0, Ho diterima (Ha signifikansi 0,005 Dengan
ditolak) artinya tidak ada menggunakan batas signifikansi
pengaruh yang positif dan 0,05, nilai t tabel diperoleh
signifikan antara Kebijakan sebesar 1,9799. Dengan demikian
pemerintah (X1), Sistem logistik diperoleh t hitung (2,833) > t tabel

87
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

(1,9799). Dengan demikian maka


Hipotesis kedua (H2) yang b. Pengujian Kelayakan Model
menyatakan bahwa sistem logistik (Uji F)
memiliki pengaruh positif dan Uji F adalah pengujian
signifikan terhadap kinerja ekspor signifikan simultan atau bersama-
sehingga dapat diterima dengan sama yang digunakan untuk
baik. mengetahui pengaruh variabel
3. Pengaruh Variabel Kualitas independen terhadap variabel
Produk (X3) terhadap Variabel dependen. Untuk melihat sebaran
Kinerja Ekspor (Y) varian yang disebabkan oleh regresi
Hasil pengujian diperoleh nilai t dan varian yang disebabkan oleh
hitung untuk variabel Kualitas residual. Hal ini dapat dianalisis
Produk (X3) menunjukkan nilai t melalui uji F yang membandingkan
hitung = 6,018 dengan tingkat mean square dari regressi dan mean
signifikansi 0,000. Dengan square dari residual di output SPSS.
menggunakan batas signifikansi F hitung ini lalu dibandingkan
0,05, nilai t tabel diperoleh dengan F tabel untuk df dari
sebesar 1,9799. Dengan demikian regrestion dan df dari residual,
diperoleh t hitung (6,018) > t tabel hasilnya adalah nilai F tabel. F tabel
(1,9799). Dengan demikian maka lebih kecil dari F hitung maka model
Hipotesis ketiga (H3) yang ini memiliki tingkat goodness of fit
menyatakan bahwa kualitas yang baik. Bila dari hasil program
produk memiliki pengaruh positif aplikasi SPSS dengan tingkat
dan signifikan terhadap kinerja signifikansi < 0,05 maka model
ekspor sehingga dapat diterima dengan variabel independen ini layak
dengan baik. untuk diterima, (Iqbal Hasan, 2004).

Tabel 2. Hasil Uji F/Uji Model

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1Regression 54,181 3 18,060 33,435 ,000b
Residual 64,819 120 ,540
Total 119,000 123
a. Dependent Variable: KINERJA EKSPOR
b. Predictors: (Constant), KUALITAS PRODUK, SISTEM LOGISTIK, KEBIJAKAN
PEMERINTAH
Sumber : Data primer yang diolah. 2016 (Output SPSS 22)

Berdasarkan pengujian dapat dijelaskan bahwa signifikasi <


dengan SPSS didapatkan F hitung 0,05 yang berarti model cukup baik,
(33.435) dibanding dengan F tabel dalam arti pemilhan keempat
untuk regresi 2 dan df residual 121, variabel sudah tepat.
hasilnya F tabel adalah 3,07 F hitung
> F tabel yaitu 33.435 > 3,07 maka c. Koefisien Determinasi (R
model memiliki tingkat goodness of Square)
fit yang baik atau yang diterima pada Koefisien determinasi pada
tingkat sig 0,000 pada hasil SPSS 22 intinya mengukur seberapa jauh

88
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

kemampuan model (variabel bebas) terikat (Y).


dalam menerangkan variasi variabel

Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 ,675 ,455 ,442 ,735 1,702
a. Predictors: (Constant), KUALITAS PRODUK, SISTEM LOGISTIK, KEBIJAKAN
PEMERINTAH
b. Dependent Variable: KINERJA EKSPOR

Sumber : Data Primer yang Diolah : 2016 (output SPSS 22)

Dari tabel 3. hasil uji regresi di terhadap Kinerja Ekspor (Y). Hal
atas didapatkan angka koefisien ini menunjukan bahwa sistem
determinasi (Adjusted R Square) logistik berupa pengemasan
sebesar 0,442. Hal ini berarti 45,5% produk, penyimpanan dan
variasi variabel terikat (Y) yaitu kinerja pengelolaan mempengaruhi tingkat
ekspor dapat dijelaskan/disebabkan kinerja ekspor di pelabuhan
oleh variabel bebas yaitu kebijakan Tanjung Emas Semarang.
pemerintah (X1), sistem logistik (X2), 3. Hasil pengujian statistik dengen
dan kualitas produk (X3). Sedangkan persamaan regresi linier berganda
sisanya 100% - 44,2%= 55,8%, diperoleh bahwa variabel Kualitas
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain Produk (X3) secara parsial
di luar variabel yang diteliti. mempunyai pengaruh positif
terhadap Kinerja Ekspor (Y). Hal
Kesimpulan ini menunjukan bahwa kualitas
Dari hasil analisis data dan produk yang meliputi fitur produk
pembahasan di bab sebelumnya dapat atau tampilan, daya tahan dan
disimpulkan sebagai berikut : kesesuaian dengan spesifikasi
1. Hasil pengujian statistik dengan mempengaruhi tingkat kinerja
persamaan regresi linier berganda ekspordi pelabuhan Tanjung Emas
diperoleh bahwa variabel Semarang.
Kebijakan Pemerintah (X1) secara
parsial mempunyai pengaruh
positif terhadap Kinerja Ekspor
(Y). Hal ini menunjukan bahwa
kebijakan pemerintah yang berupa
kebijakan subsidi ekspor,
kebijakan premi ekspor dan Daftar Pustaka
kebijakan dumping mempengaruhi
kinerja ekspor di pelabuhan Kotler, Amstrong. 2001. Prinsip-
Tanjung Emas Semarang. Prinsip Pemasaran. Edisi
2. Hasil pengujian statistik dengen Keduabelas. Jilid 1. Erlangga,
persamaan regresi linier berganda Jakarta.
diperoleh bahwa variabel Sistem
Logistik (X2) secara parsial Kotler, Philip. 2005. Manajemen
mempunyai pengaruh positif Pemasaran Jilid 1. Edisi

89
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVIII Nomor 1, September 2018 p-ISSN : 1412-6826
e-ISSN : 2623-2030

Kesebelas. PT. Indeks karakteristik-masyarakat-


kelompok Gramedia, Jakarta. ekonomi-asean.html [07 Maret
2016].
Kotler, Keller. 2009. Manajemen
Pemasaran 1. Edisi Rahayu, W.P. dan Adhi, Wibisono.
ketigabelas. Erlangga. Jakarta. 2015. “Penerapan Good
Logistic Practices Sebagai
Lipsey, Richard G, et al. 1995. Penunjang Ekspor Buah
Pengantar Mikroekonomi Tropis”. Jurnal Manajemen
Jilid 1. Bina Rupa Aksara, Transportasi & Logistik.
Jakarta Volume 02, Nomer 01,
Halaman 94-100. Institut
Marwan, M dkk. 2009. Kamus Pertanian Bogor (IPB).
Hukum (Dictionary of Law
Complete Edition). Reality Singgih, Santoso. 2002. Mengolah
Publisher. Surabaya. Data Statistik Secara
Professional. Elex Media
Mulyadi, Dedi. 2011. “Pengembangan Komputindo. Jakarta.
Sistem Logistik Yang Efisien
Dan Efektif Dengan Pendekatan Sugiono. 2001. Metode Penelitian
Supply Chain Management”. Administrasi. Alfabeta.
Jurnal Riset Industri. Volume Bandung.
05, Nomer 03, Halaman 275-
282. Kementerian Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Perindustrian. Kuantitatif dan Kualitatif.
CV.Alfabeta: Bandung.
Pradana, D.P. dan Yaningwati, F. dan
Saifin, M. 2014. “Pengaruh Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode
Pelemahan Nilai Tukar Mata Penelitian: Kuantitatif,
Uang Lokal (IDR) Terhadap Kualitatif dan Tindakan. PT.
Nilai Ekspor”. Jurnal Refika Aditama. Bandung.
Administrasi Bisnis. Volume
17, Nomer 02, Halaman 2-5. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Universitas Brawijaya. Penelitian. PT. Rineka Cipta.
Jakarta
Rachman, Ibrahim. 2013. “Analisis
Kinerja Ekspor Komoditi
Perkebunan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di
Sulawesi Utara”. Jurnal
EMBA. Volume 01, Nomer 03,
Halaman 401-410. Universitas
Sam Ratulangi.

Rahayu, Srikandi. 2014. Pengertian


Dan Karakteristik Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). -.
Tersedia:
http://seputarpengertian.co.id/2
014/08/Pengertian-

90

You might also like