You are on page 1of 11

JAM PEMBNAS

JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN PEMBNAS

http://ejournal.stiepembnas.ac.id
e-ISSN : 2684-8694
p-ISSN : 2087-1384
PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK, PENGHINDARAN PAJAK DAN
KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK

SOPHIA MOLINDA KAKISINA1


Email : molindasophia@gmail.com

KURNIAWAN SAROTOTONAFO ZAI2


Email : kurniawanzai64@gmail.com

Abstract
This study uses an experimental method using a sample of 32 students of Master of Science in Accounting, Gadjah
Mada University who have taken the Taxation course. The reason for choosing this sample is because the students in
this research sample have been taught taxation material in the Taxation courses they have taken, so that with a
relatively equal level with professionals, the decisions made by students in this study will undoubtedly resemble those
of non-student practitioners ( Nahartyo, 2012).
The data analysis methods used in this study are Validity Test, Reliability Test, ANOVA Descriptive Analysis to
determine whether there are differences in the level of taxpayer compliance between the four groups based on tax
audits, fines for evasion, and the use of the tax. The ANOVA results indicate whether the means of the various groups
are significantly different from each other. The results showed that the level of tax audit had a significant positive effect
on the level of taxpayer compliance, tax avoidance had a significant positive effect on the level of taxpayer compliance,
and the quality of tax services had a significant positive effect on the level of taxpayer compliance.

Keywords: tax avoidance, tax compliance, tax service quality

Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan sampel 32 mahasiswa Magister
Sains Akuntansi Universitas Gadjah Mada yang telah mengambil mata kuliah Perpajakan. Alasan untuk
memilih sampel tersebut adalah karena mahasiswa di dalam sampel penelitian ini telah diajarkan materi
perpajakan dalam kuliah Perpajakan yang telah mereka ambil, sehingga dengan tingkat yang relatif sama
dengan para profesional, keputusan yang diambil mahasiswa dalam penelitian ini niscaya akan
menyerupai keputusan para praktisi nonmahasiswa (Nahartyo, 2012).
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini yaitu Uji Validitas, Uji Kehandalan (Realiability
Test), Analisis Deskriptif ANOVA untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib
pajak di antara keempat kelompok berdasarkan pemeriksaan pajak, denda penghindaran, dan
pemanfaatan pajak tersebut. Hasil ANOVA menunjukkan apakah rata-rata dari berbagai kelompok secara
signifikan berbeda satu sama lain. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pemeriksaan pajak berpengaruh
signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, penghindaran pajak berpengaruh signifikan
positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, dan kualitas pelayanan pajak berpengaruh signifikan
positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.

Kata Kunci: Penghindaran pajak, Kepatuhan pajak, Kualitas pelayanan pajak

59

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

PENDAHULUAN peran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya

Hampir seluruh negara di dunia mengakui bahwa terhadap negara. Kepatuhan pajak (tax compliance)

pajak dari waktu ke waktu telah menjadi sumber sebagai indikator peran masyarakat dalam

utama penerimaan negara dan merupakan salah memenuhi kewajiban perpajakan masih sangat

satu alat utama untuk membiayai kegiatan rendah (nasional 38%). Dalam hal ini masih banyak

Pemerintah. Salah satu faktor penting dalam warga masyarakat yang melakukan tindakan tidak

menunjang keberhasilan pembangunan dalam era patuh (non compliance) dalam kaitannya dengan

otonomi daerah adalah pajak sebagai sumber pemenuhan kewajibannya (Simanjuntak, 2009).

penerimaan negara yang sangat dominan. Pajak Penghindaran pajak atau perlawanan terhadap

merupakan sumber penerimaan negara yang sangat pajak adalah hambatan-hambatan yang terjadi

penting dalam menopang pembiayaan dalam pemungutan pajak sehingga mengakibatkan

pembangunan. Sebagai sumber APBN lebih kurang berkurangnya penerimaan kas negara.

75% penerimaan diperoleh dari pajak, demikian Penghindaran Pajak (tax avoidance) merupakan

pula pajak berorientasi pada sustainable salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh wajib

development. Penerimaan pajak tidak tergantung pajak secara legal untuk menekan pembayaran

pada bantuan luar negeri dan tidak terdapat pajak. Dari sisi pemerintah terjadinya penghindaran

kewajiban untuk memberikan sebagian pendapatan Pajak (tax avoidance) menyebabkan penurunan

negara kepada pihak negara kreditor sebagai penerimaan pajak. Dari sudut pandang hukum,

bentuk pembayaran bunga pinjaman luar negeri. penghindaran pajak (tax avoidance) bukanlah

Dalam hal ini besar kecilnya penerimaan pajak akan tindakan yang melawan hukum, karena tidak ada

menentukan kapasitas anggaran negara dalam pasal-pasal atau aturan yang dilanggar, namun

membiayai pengeluaran negara baik untuk sebenarnya dari sudut pandang moral-etik

pembiayaan pembangunan maupun untuk tindakan penghindaran pajak (taxavoidance)

pembiayaan anggaran rutin. Pengenaan pajak merupakan tindakan opportunistik yang bertujuan

memberikan pengaruh positif terhadap untuk meningkatkan keuntungan pribadi.

pertumbuhan ekonomi baik di negara maju Tindakan seperti itu sama sekali tidak dikehendaki

maupun negara berkembang. Tidak berlebihan oleh pembuat undang-undang (Mienati & Heru,

apabila setiap tahun anggaran (APBN), pemerintah 2011).

senantiasa berusaha untuk meningkatkan Dalam self assessment system terkandung adanya

penerimaan pajak guna membiayai pembangunan unsur kepercayaan kepada Wajib Pajak. Di mana

yang dilaksanakan (Simanjuntak, 2009). wajib pajak diberi wewenang penuh untuk

Upaya meningkatkan penerimaan pajak saat ini menghitung, memperhitungkan, menyetor dan

ternyata dihadapkan pada masih belum optimalnya melaporkan pajak yang terutang sesuai ketentuan

60

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

perpajakan yang berlaku. Kesadaran membayar dianggap terlalu tinggi, dan sistem administrasi

pajak secara makro akan melahirkan moralitas perpajakan yang buruk (Rahayu, 2010).

perpajakan (tax morality) masyarakat. Taxmorality Selain faktor-faktor yang disebutkan diatas, kualitas

atau moralitas (kesadaran secara sungguh- pelayanan pajak juga mempengaruhi kepatuhan

sungguh) membayar pajak merupakan salah satu wajib pajak. Menurut (Hidayatulloh, 2013) kualitas

aspek atau bagian kesadaran bernegara. Apabila pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

kesadaran bernegara tinggi, maka berarti pula wajib pajak dalam membayar pajak, hal ini sesuai

moralitas perpajakannya juga tinggi (Siahaan, 2010). dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rengki,

Upaya untuk mendapatkan penerimaan pajak yang Herawati, dan Puttri, 2014) yang menyatakan

optimal dengan system pemungutan pajak secara bahwa persepsi wajib pajak atas kinerja pelayanan

Self Assessment, tidak hanya mengandalkan perpajakan berpengaruh terhadap motivasi wajib

pemerintah tapi juga diperlukan sikap bijak dari pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

para wajib pajak, yaitu kesadaran dan kepatuhan Dari berbagai uraian diatas, Peneliti termotivasi

diri terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan. untuk mengetahui bagaimana penerapannya

Dengan begitu pelaksanaan Self Assessment System apabila peneliti melakukan studi eksperimen

dapat berjalan dengan baik (Risyandi, 2012). terhadap mahasiswa akuntansi dengan

Banyaknya Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak pemanfaatan pajak yang berbeda. Apakah dengan

patuh, kesadaran Wajib Pajak yang masih rendah kualitas pelayanan pajak yang berbeda,

atau kombinasi keduanya, sehingga membuat pemeriksaan dan denda penghindaran yang

Wajib Pajak enggan untuk melaksanakan kewajiban berbeda mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

membayar pajak (Sadhani, 2004). Hal utama yang dalam membayar pajak.

melatar belakangi adanya tindakan penghindaran

pajak adalah kebutuhan dasar manusia dalam LANDASAN TEORI

upaya memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Pengertian Pajak

Merasa telah bersusah payah untuk memperoleh Pajak menurut Undang-Undang No.28 tahun 2007

pendapatan tetapi dengan begitu saja dipungut adalah kontribusi wajib kepada Negara yang

pajak oleh negara, ini membuat wajib pajak berpikir terutang oleh orang pribadi atau badan yang

untuk menggelapkan pajak. Beberapa alasan lain bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

yang membuat wajib pajak berusaha dengan tidak mendapatkan imbalan secara

menghindarkan pajak antara lain kondisi langsung dan digunakan untuk keperluan negara

lingkungan yang tidak patuh pajak, pelayanan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

fiskus yang mengecewakan, tarif pajak yang Prinsip Pajak

61

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

Pengenaan pajak kepada Pengabaian atas prinsip-prinsip ini niscaya

masyarakat tidak terlepas dari manfaat akan mengundang resistensi masyarakat.

pajak itu sendiri, di satu sisi sebagai Masalah keadilan, kepastian hukum dan

sumber penerimaan negara sebagai salah kemudahan menjadi tuntutan masyarakat

satu sumber investasi untuk yang harus dipenuhi pemerintah sebelum

pembangunan, di sisi lain juga sekaligus meminta masyarakat untuk memenuhi

sebagai alat stabilitas perekonomian. kewajiban perpajakannya (Simanjuntak,

Fungsi-fungsi di atas dapat berjalan 2009).

dengan baik apabila prinsip-prinsip Jenis Pajak

Jenis pajak dapat digolongkan menjadi 3, yaitu


pelaksanaan kebijakan perpajakan dapat menurut penggolongannya, menurut sifatnya, dan

menurut lembaga pemungutannya (Mardiasmo,


diterapkan. Prinsip-prinsip kebijakan
2009).
perpajakan yang dikenal dengan istilah a. Menurut golongannya, jenis pajak terddiri dari :

1. Pajak langsung
Smith’s Canons (Smith, 1994) adalah:
Pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib

1. Asas kesamaan dan keadilan atau sesuai pajak dan tidak dapat diilmpahkan atau

dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.


dengan kemampuan (equality and equity), 2. Pajak tidak langsung

Pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan


2. Asas kepastian hukum (certainty),
kepada orang lain atau pihak lain.
3. Asas kemudahan/kelayakan, cepat dan b. Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari:

1. Pajak subjektif
tepat waktu (convenience), dan
Pajak yang pengenaannya memperlihatkan pada

4. Asas ekonomi atau efisiensi biaya keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak

yang memperlihatkan pada subjeknya.


(efficiency). 2. Pajak objektif

62

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

Pajak yang pengenannya memperhatikan pada melanggar baik jiwa atau semangat

objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan maupunkalimat-kalimat dalam undang-undang

peristiwa yang mengakibatkan timbulnya perpajakan.

kewajiban membayar pajak, tanpa memeprhatikan Kualitas Pelayanan Pajak

keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun Kualitas pelayanan merupakan sebagai ukuran

tempat tinggal. seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan

c. Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak mampu menyesuaikan dengan ekspentasi

terdiri dari : pelanggan, jadi kualitas pelayanan diwujudkan

1. Pajak Negara atau Pajak Pusat melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan

Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan pelanggan serta ketetapan penyampaian pelayanan

digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara tersebut membagi harapan pelanggan (Lena Elitan

pada umumnya. dan Lina Anatan, 2007:47).

2. Pajak Daerah Dimensi kualitas pelayanan yang dikutip oleh

Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan (Lena Elitan dan Lina Anatan, 2007:48) menjelaskan

digunakan untuk membiayai rumah tangga bahwa:

masing-masing. a.Reliability (keandalan)

Penghindaran Pajak b.Responsiveness (daya tanggap)

Penghindaran pajak merupakan usaha untuk c.Assurance (jaminan)

mengurangi hutang pajak yang bersifat legal d.Empathy (empati)

(Lawful), sedangkan penggelapan pajak (Tax e.Tangible (penampilan fisik)

Evasion) adalah usaha untuk mengurangi hutang Melalui Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No.

pajak yang bersifat tidak legal (Unlawful)(Xynas, SE-84/PJ/2011 tentang Pelayanan Prima ditegaskan

2011). Menurut Nurmantu (2003) dalam buku beberapa ketentuan dalam rangka meningkatkan

pengantar perpajakan adalah sebagai berikut: kualitas pelayanan yang diberikan petugas pajak

Penghindaran pajak atau tax evasion adalah kepada Wajib Pajak yaitu sebagai berikut, yaitu:

perbuatan yang melanggar undang-undang. 1.Waktu pelayanan adalah pukul 08.00 sampai

Misalnya, menyampaikan di dalam SPT jumlah dengan 16.00 waktu setempat

penghasilan yang lebih rendah daripada yang 2.Pegawai yang berhubungan langsung dengan

sebenarnya di satu pihak dan atau melaporkan Wajib Pajak harus menjaga sopan santun dan

biaya yang lebih besar daripada yang sebenarnya di perilaku, ramah, tanggap, cermat dan cepat serta

lain pihak. Bentuk penghindaran pajak yang paling tidak mempersulit layanan, dengan cara: bersikap

parah adalah apabila Wajib Pajak sama sekali tidak hormat dan rendah hati terhadap tamu, petugas

melaporkan penghasilannya. Perbuatan ini selalu berpakaian rapi dan bersepatu, selalu

63

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

bersikap ramah, memberikan 3S (Senyum, Sapa dan petugas harus menjelaskannya secara jelas dan

Salam), mengenakan kartu identitas pegawai, ramah sampai Wajib Pajak memahami dengan baik.

mendengarkandengan baik apa yang diutarakan

oleh Wajib Pajak, tidak melakukan aktivitas lain METODE PENELITIAN

misalnya menjawab panggilan telepon, makan dan Populasi

minum atau mendengarkan musik saat memberi Populasi adalah orang-orang, peristiwa, atau

pelayanan dan apabila masih terdapat layanan catatan yang berisi informasi yang diinginkan dan

yang perlu dilakukan konfirmasi sehingga Wajib dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

Pajak tidak menunggu terlalu lama, petugas dapat pengukuran. (Cooper, 2014). Populasi dalam

meminta nomor telepon Wajib Pajak untuk penelitian ini adalah mahasiswa Magister Sains

dihubungi kembali. Akuntasi Universitas Gadjah Mada

3.Dalam merespon permasalahan dan memberikan Sampel

informasi kepada Wajib Pajak, seharusnya: Petugas Sampel merupakan sebagian dari target populasi,

memberikan informasi/penjelasan secara lengkap dan dipilih secar hati-hati untuk mewakili populasi

dan jelas sehingga Wajib Pajak dapat mengerti itu. (Cooper, 2014). Pada penelitian ini, peneliti

dengan baik, untuk lebih menyakinkan Wajib Pajak, menggunakan sampel 32 mahasiswa Magister Sains

petugas dapat menggunakan brosur/buku petunjuk Akuntansi Universitas Gadjah Mada yang telah

teknis pelayanan, apabila petugas belum yakin mengambil mata kuliah Perpajakan. Alasan untuk

terhadap permasalahan yang ditanganinya, segera memilih sampel tersebut adalah karena mahasiswa

di informasikan ke petugas lain, supervisor atau di dalam sampel penelitian ini telah diajarkan

atasan yang bersangkutan dan memberitahukan materi perpajakan dalam kuliah Perpajakan yang

permasalahan yang disampaikan Wajib Pajak agar telah mereka ambil, sehingga dengan tingkat yang

Wajib Pajak tidak ditanyai berkali-kali. relatif sama dengan para profesional, keputusan

4.Setiap kali ada tamu yang datang, harus ada yang diambil mahasiswa dalam penelitian ini

petugas keamanan yang menyambut, menanyakan niscaya akan menyerupai keputusan para praktisi

keperluan dan mempersilahkan tamu dengan nonmahasiswa (Nahartyo, 2012).

sopan untuk mengambil nomor antrian. Metode Penelitian Eksperimen

5.Akan lebih baik bila petugas dapat menjelaskan Dalam studi ini, penelitian melakukan penelitian

berapa lama Wajib Pajak harus menunggu. eksperimen untuk mengumpulkan data. Penelitian

Bila petugas terpaksa tidak dapat menerima eksperimen dapat dikatakan sebagai metode

laporan atau surat yang disampaikan oleh Wajib penelitian yang digunakan untuk mencari

Pajak misalnya karena kurang lengkap, maka pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010).

64

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen tabel. Jika r hitung (untuk r tiap butir pertanyaan

untuk menguji hubungan kepatuhan Wajib Pajak terhadap skor total) lebih besar dari nilai nilai kritis

dengan pemeriksaan pajak dan penghindaran (0,349), maka butir atau pertanyaan tersebut

pajak, kepatuhan Wajib Pajak dengan pemanfaatan dikatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat

pajak dalam upaya menjawab permasalahan dalam Tabel 4.6 berikut ini:

penelitian. Dalam melakukan penelitian, peneliti Tabel 4.3


Rangkuman Hasil Pengujian Validitas
membagikan kasus yang kemudian peneliti
Item-Total Statistics
lengkapi dengan slide Power Point dan pertanyaan Item-Total Statistics
sebagai media untuk membantu menjelaskan Scale Scale Correc Square Cronb

manipulasi yang ada di dalam studi kasus. Peneliti Mean Varian ted d ach's
if Item ce if Item- Multip Alpha
membagikan studi kasus langsung di dalam kelas
Delete Item Total le if Item
kepada responden. Para responden diberi 2 studi
d Delete Correl Correl Delete
kasus dengan skenario dan perlakuan yang berbeda d ation ation d

(skenario 1 dan 2). Dalam penelitian ini semua KondisiPem 11.31 25.125 .940 .900 .926

responden memiliki peran sebagai Wajib Pajak. eriksaanPaja


k
Peneliti membantu responden untuk memahami
DendaPengh 11.47 24.257 .894 .845 .938
peran mereka dengan menggunakan slide dan indaranPaja
menjelaskannya secara rinci. Pada setiap akhir sesi k

kasus, responden akan diberi pertanyaan mengenai KualitasPela 11.34 25.201 .847 .718 .952
yananPajak
pemeriksaan pajak, denda penghindaran pajak,
Kepatuhan 11.25 24.129 .877 .801 .943
pemanfatan pajak, dan kepatuhan Wajib Pajak. WajibPajak
Setelah mengumpulkan kasus, data siap untuk
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa, bila
diolah dengan menggunakan software IBM SPSS
koefisien korelasi sama dengan koefisien korelasi
22.
kritis (0,349) atau lebih, maka butir instrumen

dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas tersebut


ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ternyata koefisien korelasi semua butir dengan skor
Hasil Pengujian Validitas
total diatas 0,349, maka semua butir yang
Pengujian validitas dilakukan dengan responden
berhubungan dengan pengaruh pemeriksaan pajak,
sebanyak 60 responden. Dalam pengujian ini
penghindaran pajak, kualitas pelayanan pajak dan
koefisien korelasi kritis diperoleh dari tabel
kepatuhan wajib pajak dapat dinyatakan valid.
distribusi r dengan menggunakan taraf signifikan
Uji Kehandalan Instrumen Penelitian (Reliability
sebesar 5 %. Uji signifikansi dilakukan dengan
Test)
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r

65

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

Dalam pengujian ini dilakukan dengan cara one Hasil uji Statistik Anova diperoleh nilai F hitung

shot atau pengukuran sekali saja. Program SPSS sebesar 131,404 dan sig sebesar 0,000<0,05. Dengan

memberikan fasilitas untuk reliabilitas dengan uji demikian terjadi perbedaan yang signifikan

statistik Cronbach Alpha (𝛼). Suatu variabel pemeriksaan pajak antara kelompok manipulasi

dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach dan kelompok kontrol. Nilai tersebut dapat

Alpha (𝛼) > 0,6. membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa ada

Tabel 4.4 pengaruh variabel pemeriksaan pajak secara


Hasil Uji Reliabilitas signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak, dengan

demikian hipotesis pertama terbukti Hasil ini dapat


Reliability Statistics
dinyatakan bahwa pemeriksaan pajak mempunyai
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
pengaruh yang positif terhadap Kepatuhan wajib

Standardized pajak. Dengan adanya pengaruh yang positif ini,


Items berarti bahwa antara Pemeriksaan pajak dan
.954 .955 4
Kepatuhan wajib pajak menunjukkan hubungan

yang searah.
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti

yang terangkum dalam tabel diatas, dapat ANOVA


diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha
Pemeriksaanpajak
untuk instrumen penelitian lebih besar dari 0,6.
Sum of df Mean F Sig.
Dengan mengacu pada teori diatas maka semua Squares Square
butir pertanyaan dalam variabel penelitian adalah

handal.

Analisis Kuantitatif
67.471 1 67.471 131.4 .000
Analisis kuantitatif dalam penelitian ini Between 04

menggunakan Analisis of Variance (ANOVA). Groups

ANOVA digunakan untuk menjelaskan pengaruh 15.404 30 .513


Within
pemeriksaan pajak, penghindaran pajak, dan Groups

kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib 82.875 31


Total
pajak. ANOVA juga digunakan untuk menguji

hipotesis pada penelitian ini.


H2: Terdapat Pengaruh yang signifikan
Hasil Pengujian Hipotesis
penghindaran pajak terhadap kepatuhan wajib
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan
pajak.
pemeriksaan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak.


66

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

Hasil uji Statistik ANOVA diperoleh nilai F hitung Hasil uji Statistik Anova diperoleh nilai F hitung

sebesar 58.238 dan sig sebesar 0,000<0,05. Dengan sebesar 320,318 dan sig sebesar 0,000<0,05. Dengan

demikian terjadi perbedaan yang signifikan demikian terjadi perbedaan yang signifikan

penghindaran pajak antara kelompok manipulasi pemanfaatan pajak antara kelompok manipulasi

dan kelompok kontrol. Nilai tersebut dapat dan kelompok kontrol. Nilai tersebut dapat

membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa ada membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa ada

pengaruh variabel penghindaran pajak secara pengaruh variabel pemanfaatan pajak, dengan

signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak, dengan demikian hipotesis ketiga terbukti. Hasil ini

demikian hipotesis kedua terbukti. Hasil ini memberikan makna bahwa Pemanfaatan pajak (X3)

memberikan makna bahwa Penghindaran pajak mempunyai pengaruh yang positif terhadap

(X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya pengaruh

Kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Pemanfaatan

yang positif ini, berarti bahwa antara penghindaran pajak dan Kepatuhan wajib pajak menunjukkan

pajak dan kepatuhan wajib pajak menunjukkan hubungan yang searah.

hubungan yang searah.

ANOVA
ANOVA

Dendapenghindaranpajak

Sum df Mean F Sig.


of Squar
KualitasPelayananPajak
Square e
Sum of df Mean F Sig.
s
Squares Square

65.485 1 65.485 58.2 .000


Betwee
38 64.771 1 64.771 63.298 .000
n Between
Groups Groups

Within 33.733 30 1.124


30.698 30 1.023
Within
Groups
Groups
99.219 31
Total 95.469 31

Total

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan

pemanfaatan pajak terhadap kepatuhan wajib


KESIMPULAN DAN SARAN
pajak.
KESIMPULAN
67

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah 1.Hendaknya pemerintah atau Dirjen Pajak

diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik hendaknya melakukan pemeriksaan pajak dengan

beberapa kesimpulan yaitu : lebih ketat dan memberikan denda yang tegas dan

1.Terdapat perbedaan tingkat pemeriksaan pajak lebih besar, sehingga wajib pajak akan terdorong

antara kelompok manipulasi dan kelompok untuk mengikuti peraturan perpajakan dengan

kontrrol, dimana kelompok manipulasi memiliki kepatuhan yang besar.

persepsi tingkat pemeriksaan pajak yang lebih 2.Bagi pemerintah daerah, penggunaan dana pajak

tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal hendaknya lebih transparan dan jelas sasarannya

ini berarti tingkat pemeriksaan pajak berpengaruh dan dapat dirasakan langsung oleh wajib pajak

signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib misalnya untuk pembangunan fasilitas publik,

pajak. sehingga wajib pajak akan merasa dirinya memiliki

2.Terdapat perbedaan penghindaran pajak antara andil yang besar dalam pembangunan suatu daerah

kelompok manipulasi dan kelompok kontrol, tersebut, dan hal ini diharapkan akan

dimana kelompok manipulasi memiliki persepsi meningkatkan kepatuhan wajib pajaknya.

penghindaran pajak yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Hal ini berarti DAFTAR PUSTAKA

penghindaran pajak berpengaruh signifikan positif


Hamonangan Simanjutak, Timbul. 2009. Kepatuhan
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Pajak (Tax Compliance) dan Bagi
Hasil Pajak Dalam Perekonomian Di Jawa Timur.
3.Terdapat perbedaan kualitas pelayanan pajak
Vol 1, No 2. Jawa Timur :
antara kelompok manipulasi dan kelompok kontrol, Jurnal Ekonomi & Studi pembangunan.

dimana kelompok manipulasi memiliki persepsi


Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009.
kualitas pelayananan pajak yang lebih tinggi Yogyakarta : Penerbita Andi.
Nahartyo, Ertambang. 2012. Desain dan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini
Implementasi Riset Eksperimen. Edisi Pertama.
berarti kualitas pelayanan pajak berpengaruh Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib


Puspasari, Novita, & Suwardi, Eko. 2012. Pengaruh
pajak. Mortalitas Individu dan
Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan
SARAN
Akuntansi: Studi Eksperimen
Berdasarkan kesimpulan di atas, diusulkan saran Pada Konteks Pemerintahan Daerah. Universitas
Gajah Mada : Simposium
yang diharapkan akan bermanfaat bagi pemerintah
Nasional Akuntansi.
atau wajib pajak dan penelitian selanjutnya
Risyandi, Feby. 2012. Pengaruh Pemeriksaan Pajak
berkaitan dengan faktor – faktor yang
dan Penyelundupan Pajak
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak: terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Bandung :
Universitas Komputer Indonesia.

68

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS


JAM PEMBNAS, Vol. 8 Nomor 2 Desember 2021

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business


“A skill Building Approach”. Jayanto, Prabowo Yudo. 2011. Faktor-Faktor
Edisi Keempat. New York : John Wiley amd Son, Ketidakpatuhan Wajib Pajak.
Inc. Jurnal Dinamika Manajemen, 2(1): h:48-61

Siahaan, M. P. 2010. Hukum Pajak Elementer. Edisi Risnawati. 2009. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak
Pertama, Cetakan Pertama, Terhadap Kepatuhan Wajib
Yogyakarta : Graha Ilmu. Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Jurnal Ekonomi
dan Informatika.
Siti Kurnia Rahayu. 2009, Perpajakan Indonesia
Konsep & Aspek Formal, Yogyakarta Neuman, W.Lawrence. 2013. Metodologi Penelitian
: Graha Ilmu. Sosial: Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif. Eds.7. Penerjemah: Edina
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia, T. Sofia. Jakarta:
Yogyakarta : Graha Ilmu. PT.Indeks.

Somya Lasmana, Mienati, & Tjaraka, Heru. 2011. Shadish, W. R., Cook, T. D. & Campbell, D. T.
Pengaruh Moderasi Sosio (2002).
Demografi Terhadap Hubungan Antara Moral Experimental and Quasi- Experimental Design for
Etika Pajak dan Tax Avoidance Generalized Causal Inference. Boston:
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP Houghton Mifflin Company.
Surabaya. No 2. Universitas Airlangga :
Majalah Ekonomi. Lena,Elitan, dan Anatan, Lina. (2007). Sistem
Informasi Manajemen: Konsep dan Praktis.
Suryani, Irma. 2013. Pengaruh Keadilan, Sistem Bandung: Alfabeta.
Perpajakan, Diskriminasi, dan
Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan terhadap Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif
Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kualitatif dan R&D,
Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jakarta : Alfabeta, Bandung.
Universitas Islam Neferi Syarif
Hidayatullah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28


Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.

Somya Lasmana, Mienati, & Tjaraka, Heru. 2011.


Pengaruh Moderasi Sosio
Demografi Terhadap Hubungan Antara Moral
Etika Pajak dan Tax Avoidance
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP
Surabaya. No 2. Universitas
Airlangga : Majalah Ekonomi.

James & Nobes. 1998. The Economics of Taxation,


Principle, Policy and
Practice. Prentice Hall Europe.

69

© 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PEMBNAS

You might also like