Professional Documents
Culture Documents
http://ejournal.stiepembnas.ac.id
e-ISSN : 2684-8694
p-ISSN : 2087-1384
PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK, PENGHINDARAN PAJAK DAN
KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Abstract
This study uses an experimental method using a sample of 32 students of Master of Science in Accounting, Gadjah
Mada University who have taken the Taxation course. The reason for choosing this sample is because the students in
this research sample have been taught taxation material in the Taxation courses they have taken, so that with a
relatively equal level with professionals, the decisions made by students in this study will undoubtedly resemble those
of non-student practitioners ( Nahartyo, 2012).
The data analysis methods used in this study are Validity Test, Reliability Test, ANOVA Descriptive Analysis to
determine whether there are differences in the level of taxpayer compliance between the four groups based on tax
audits, fines for evasion, and the use of the tax. The ANOVA results indicate whether the means of the various groups
are significantly different from each other. The results showed that the level of tax audit had a significant positive effect
on the level of taxpayer compliance, tax avoidance had a significant positive effect on the level of taxpayer compliance,
and the quality of tax services had a significant positive effect on the level of taxpayer compliance.
Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan sampel 32 mahasiswa Magister
Sains Akuntansi Universitas Gadjah Mada yang telah mengambil mata kuliah Perpajakan. Alasan untuk
memilih sampel tersebut adalah karena mahasiswa di dalam sampel penelitian ini telah diajarkan materi
perpajakan dalam kuliah Perpajakan yang telah mereka ambil, sehingga dengan tingkat yang relatif sama
dengan para profesional, keputusan yang diambil mahasiswa dalam penelitian ini niscaya akan
menyerupai keputusan para praktisi nonmahasiswa (Nahartyo, 2012).
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini yaitu Uji Validitas, Uji Kehandalan (Realiability
Test), Analisis Deskriptif ANOVA untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib
pajak di antara keempat kelompok berdasarkan pemeriksaan pajak, denda penghindaran, dan
pemanfaatan pajak tersebut. Hasil ANOVA menunjukkan apakah rata-rata dari berbagai kelompok secara
signifikan berbeda satu sama lain. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pemeriksaan pajak berpengaruh
signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, penghindaran pajak berpengaruh signifikan
positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, dan kualitas pelayanan pajak berpengaruh signifikan
positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.
59
Hampir seluruh negara di dunia mengakui bahwa terhadap negara. Kepatuhan pajak (tax compliance)
pajak dari waktu ke waktu telah menjadi sumber sebagai indikator peran masyarakat dalam
utama penerimaan negara dan merupakan salah memenuhi kewajiban perpajakan masih sangat
satu alat utama untuk membiayai kegiatan rendah (nasional 38%). Dalam hal ini masih banyak
Pemerintah. Salah satu faktor penting dalam warga masyarakat yang melakukan tindakan tidak
menunjang keberhasilan pembangunan dalam era patuh (non compliance) dalam kaitannya dengan
otonomi daerah adalah pajak sebagai sumber pemenuhan kewajibannya (Simanjuntak, 2009).
penerimaan negara yang sangat dominan. Pajak Penghindaran pajak atau perlawanan terhadap
merupakan sumber penerimaan negara yang sangat pajak adalah hambatan-hambatan yang terjadi
pembangunan. Sebagai sumber APBN lebih kurang berkurangnya penerimaan kas negara.
75% penerimaan diperoleh dari pajak, demikian Penghindaran Pajak (tax avoidance) merupakan
pula pajak berorientasi pada sustainable salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh wajib
development. Penerimaan pajak tidak tergantung pajak secara legal untuk menekan pembayaran
pada bantuan luar negeri dan tidak terdapat pajak. Dari sisi pemerintah terjadinya penghindaran
kewajiban untuk memberikan sebagian pendapatan Pajak (tax avoidance) menyebabkan penurunan
negara kepada pihak negara kreditor sebagai penerimaan pajak. Dari sudut pandang hukum,
bentuk pembayaran bunga pinjaman luar negeri. penghindaran pajak (tax avoidance) bukanlah
Dalam hal ini besar kecilnya penerimaan pajak akan tindakan yang melawan hukum, karena tidak ada
menentukan kapasitas anggaran negara dalam pasal-pasal atau aturan yang dilanggar, namun
membiayai pengeluaran negara baik untuk sebenarnya dari sudut pandang moral-etik
pembiayaan anggaran rutin. Pengenaan pajak merupakan tindakan opportunistik yang bertujuan
pertumbuhan ekonomi baik di negara maju Tindakan seperti itu sama sekali tidak dikehendaki
maupun negara berkembang. Tidak berlebihan oleh pembuat undang-undang (Mienati & Heru,
senantiasa berusaha untuk meningkatkan Dalam self assessment system terkandung adanya
penerimaan pajak guna membiayai pembangunan unsur kepercayaan kepada Wajib Pajak. Di mana
yang dilaksanakan (Simanjuntak, 2009). wajib pajak diberi wewenang penuh untuk
Upaya meningkatkan penerimaan pajak saat ini menghitung, memperhitungkan, menyetor dan
ternyata dihadapkan pada masih belum optimalnya melaporkan pajak yang terutang sesuai ketentuan
60
perpajakan yang berlaku. Kesadaran membayar dianggap terlalu tinggi, dan sistem administrasi
pajak secara makro akan melahirkan moralitas perpajakan yang buruk (Rahayu, 2010).
perpajakan (tax morality) masyarakat. Taxmorality Selain faktor-faktor yang disebutkan diatas, kualitas
atau moralitas (kesadaran secara sungguh- pelayanan pajak juga mempengaruhi kepatuhan
sungguh) membayar pajak merupakan salah satu wajib pajak. Menurut (Hidayatulloh, 2013) kualitas
aspek atau bagian kesadaran bernegara. Apabila pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
kesadaran bernegara tinggi, maka berarti pula wajib pajak dalam membayar pajak, hal ini sesuai
moralitas perpajakannya juga tinggi (Siahaan, 2010). dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rengki,
Upaya untuk mendapatkan penerimaan pajak yang Herawati, dan Puttri, 2014) yang menyatakan
optimal dengan system pemungutan pajak secara bahwa persepsi wajib pajak atas kinerja pelayanan
Self Assessment, tidak hanya mengandalkan perpajakan berpengaruh terhadap motivasi wajib
pemerintah tapi juga diperlukan sikap bijak dari pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
para wajib pajak, yaitu kesadaran dan kepatuhan Dari berbagai uraian diatas, Peneliti termotivasi
Dengan begitu pelaksanaan Self Assessment System apabila peneliti melakukan studi eksperimen
dapat berjalan dengan baik (Risyandi, 2012). terhadap mahasiswa akuntansi dengan
Banyaknya Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak pemanfaatan pajak yang berbeda. Apakah dengan
patuh, kesadaran Wajib Pajak yang masih rendah kualitas pelayanan pajak yang berbeda,
atau kombinasi keduanya, sehingga membuat pemeriksaan dan denda penghindaran yang
Wajib Pajak enggan untuk melaksanakan kewajiban berbeda mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
membayar pajak (Sadhani, 2004). Hal utama yang dalam membayar pajak.
Merasa telah bersusah payah untuk memperoleh Pajak menurut Undang-Undang No.28 tahun 2007
pendapatan tetapi dengan begitu saja dipungut adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
pajak oleh negara, ini membuat wajib pajak berpikir terutang oleh orang pribadi atau badan yang
untuk menggelapkan pajak. Beberapa alasan lain bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
yang membuat wajib pajak berusaha dengan tidak mendapatkan imbalan secara
menghindarkan pajak antara lain kondisi langsung dan digunakan untuk keperluan negara
lingkungan yang tidak patuh pajak, pelayanan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
61
pajak itu sendiri, di satu sisi sebagai Masalah keadilan, kepastian hukum dan
1. Pajak langsung
Smith’s Canons (Smith, 1994) adalah:
Pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib
1. Asas kesamaan dan keadilan atau sesuai pajak dan tidak dapat diilmpahkan atau
1. Pajak subjektif
tepat waktu (convenience), dan
Pajak yang pengenaannya memperlihatkan pada
4. Asas ekonomi atau efisiensi biaya keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak
62
Pajak yang pengenannya memperhatikan pada melanggar baik jiwa atau semangat
keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun Kualitas pelayanan merupakan sebagai ukuran
1. Pajak Negara atau Pajak Pusat melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan pelanggan serta ketetapan penyampaian pelayanan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara tersebut membagi harapan pelanggan (Lena Elitan
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan (Lena Elitan dan Lina Anatan, 2007:48) menjelaskan
Evasion) adalah usaha untuk mengurangi hutang Melalui Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No.
pajak yang bersifat tidak legal (Unlawful)(Xynas, SE-84/PJ/2011 tentang Pelayanan Prima ditegaskan
2011). Menurut Nurmantu (2003) dalam buku beberapa ketentuan dalam rangka meningkatkan
pengantar perpajakan adalah sebagai berikut: kualitas pelayanan yang diberikan petugas pajak
Penghindaran pajak atau tax evasion adalah kepada Wajib Pajak yaitu sebagai berikut, yaitu:
perbuatan yang melanggar undang-undang. 1.Waktu pelayanan adalah pukul 08.00 sampai
penghasilan yang lebih rendah daripada yang 2.Pegawai yang berhubungan langsung dengan
sebenarnya di satu pihak dan atau melaporkan Wajib Pajak harus menjaga sopan santun dan
biaya yang lebih besar daripada yang sebenarnya di perilaku, ramah, tanggap, cermat dan cepat serta
lain pihak. Bentuk penghindaran pajak yang paling tidak mempersulit layanan, dengan cara: bersikap
parah adalah apabila Wajib Pajak sama sekali tidak hormat dan rendah hati terhadap tamu, petugas
melaporkan penghasilannya. Perbuatan ini selalu berpakaian rapi dan bersepatu, selalu
63
bersikap ramah, memberikan 3S (Senyum, Sapa dan petugas harus menjelaskannya secara jelas dan
Salam), mengenakan kartu identitas pegawai, ramah sampai Wajib Pajak memahami dengan baik.
minum atau mendengarkan musik saat memberi Populasi adalah orang-orang, peristiwa, atau
pelayanan dan apabila masih terdapat layanan catatan yang berisi informasi yang diinginkan dan
Pajak tidak menunggu terlalu lama, petugas dapat pengukuran. (Cooper, 2014). Populasi dalam
meminta nomor telepon Wajib Pajak untuk penelitian ini adalah mahasiswa Magister Sains
informasi kepada Wajib Pajak, seharusnya: Petugas Sampel merupakan sebagian dari target populasi,
memberikan informasi/penjelasan secara lengkap dan dipilih secar hati-hati untuk mewakili populasi
dan jelas sehingga Wajib Pajak dapat mengerti itu. (Cooper, 2014). Pada penelitian ini, peneliti
dengan baik, untuk lebih menyakinkan Wajib Pajak, menggunakan sampel 32 mahasiswa Magister Sains
petugas dapat menggunakan brosur/buku petunjuk Akuntansi Universitas Gadjah Mada yang telah
teknis pelayanan, apabila petugas belum yakin mengambil mata kuliah Perpajakan. Alasan untuk
terhadap permasalahan yang ditanganinya, segera memilih sampel tersebut adalah karena mahasiswa
di informasikan ke petugas lain, supervisor atau di dalam sampel penelitian ini telah diajarkan
atasan yang bersangkutan dan memberitahukan materi perpajakan dalam kuliah Perpajakan yang
permasalahan yang disampaikan Wajib Pajak agar telah mereka ambil, sehingga dengan tingkat yang
Wajib Pajak tidak ditanyai berkali-kali. relatif sama dengan para profesional, keputusan
4.Setiap kali ada tamu yang datang, harus ada yang diambil mahasiswa dalam penelitian ini
petugas keamanan yang menyambut, menanyakan niscaya akan menyerupai keputusan para praktisi
5.Akan lebih baik bila petugas dapat menjelaskan Dalam studi ini, penelitian melakukan penelitian
berapa lama Wajib Pajak harus menunggu. eksperimen untuk mengumpulkan data. Penelitian
Bila petugas terpaksa tidak dapat menerima eksperimen dapat dikatakan sebagai metode
laporan atau surat yang disampaikan oleh Wajib penelitian yang digunakan untuk mencari
Pajak misalnya karena kurang lengkap, maka pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
64
Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen tabel. Jika r hitung (untuk r tiap butir pertanyaan
untuk menguji hubungan kepatuhan Wajib Pajak terhadap skor total) lebih besar dari nilai nilai kritis
dengan pemeriksaan pajak dan penghindaran (0,349), maka butir atau pertanyaan tersebut
pajak, kepatuhan Wajib Pajak dengan pemanfaatan dikatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat
pajak dalam upaya menjawab permasalahan dalam Tabel 4.6 berikut ini:
manipulasi yang ada di dalam studi kasus. Peneliti Mean Varian ted d ach's
if Item ce if Item- Multip Alpha
membagikan studi kasus langsung di dalam kelas
Delete Item Total le if Item
kepada responden. Para responden diberi 2 studi
d Delete Correl Correl Delete
kasus dengan skenario dan perlakuan yang berbeda d ation ation d
(skenario 1 dan 2). Dalam penelitian ini semua KondisiPem 11.31 25.125 .940 .900 .926
kasus, responden akan diberi pertanyaan mengenai KualitasPela 11.34 25.201 .847 .718 .952
yananPajak
pemeriksaan pajak, denda penghindaran pajak,
Kepatuhan 11.25 24.129 .877 .801 .943
pemanfatan pajak, dan kepatuhan Wajib Pajak. WajibPajak
Setelah mengumpulkan kasus, data siap untuk
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa, bila
diolah dengan menggunakan software IBM SPSS
koefisien korelasi sama dengan koefisien korelasi
22.
kritis (0,349) atau lebih, maka butir instrumen
65
Dalam pengujian ini dilakukan dengan cara one Hasil uji Statistik Anova diperoleh nilai F hitung
shot atau pengukuran sekali saja. Program SPSS sebesar 131,404 dan sig sebesar 0,000<0,05. Dengan
memberikan fasilitas untuk reliabilitas dengan uji demikian terjadi perbedaan yang signifikan
statistik Cronbach Alpha (𝛼). Suatu variabel pemeriksaan pajak antara kelompok manipulasi
dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach dan kelompok kontrol. Nilai tersebut dapat
Alpha (𝛼) > 0,6. membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa ada
yang searah.
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti
handal.
Analisis Kuantitatif
67.471 1 67.471 131.4 .000
Analisis kuantitatif dalam penelitian ini Between 04
Hasil uji Statistik ANOVA diperoleh nilai F hitung Hasil uji Statistik Anova diperoleh nilai F hitung
sebesar 58.238 dan sig sebesar 0,000<0,05. Dengan sebesar 320,318 dan sig sebesar 0,000<0,05. Dengan
demikian terjadi perbedaan yang signifikan demikian terjadi perbedaan yang signifikan
penghindaran pajak antara kelompok manipulasi pemanfaatan pajak antara kelompok manipulasi
dan kelompok kontrol. Nilai tersebut dapat dan kelompok kontrol. Nilai tersebut dapat
membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa ada membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa ada
pengaruh variabel penghindaran pajak secara pengaruh variabel pemanfaatan pajak, dengan
signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak, dengan demikian hipotesis ketiga terbukti. Hasil ini
demikian hipotesis kedua terbukti. Hasil ini memberikan makna bahwa Pemanfaatan pajak (X3)
memberikan makna bahwa Penghindaran pajak mempunyai pengaruh yang positif terhadap
(X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya pengaruh
Kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara Pemanfaatan
yang positif ini, berarti bahwa antara penghindaran pajak dan Kepatuhan wajib pajak menunjukkan
ANOVA
ANOVA
Dendapenghindaranpajak
Total
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah 1.Hendaknya pemerintah atau Dirjen Pajak
diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik hendaknya melakukan pemeriksaan pajak dengan
beberapa kesimpulan yaitu : lebih ketat dan memberikan denda yang tegas dan
1.Terdapat perbedaan tingkat pemeriksaan pajak lebih besar, sehingga wajib pajak akan terdorong
antara kelompok manipulasi dan kelompok untuk mengikuti peraturan perpajakan dengan
persepsi tingkat pemeriksaan pajak yang lebih 2.Bagi pemerintah daerah, penggunaan dana pajak
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal hendaknya lebih transparan dan jelas sasarannya
ini berarti tingkat pemeriksaan pajak berpengaruh dan dapat dirasakan langsung oleh wajib pajak
signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib misalnya untuk pembangunan fasilitas publik,
2.Terdapat perbedaan penghindaran pajak antara andil yang besar dalam pembangunan suatu daerah
kelompok manipulasi dan kelompok kontrol, tersebut, dan hal ini diharapkan akan
68
Siahaan, M. P. 2010. Hukum Pajak Elementer. Edisi Risnawati. 2009. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak
Pertama, Cetakan Pertama, Terhadap Kepatuhan Wajib
Yogyakarta : Graha Ilmu. Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Jurnal Ekonomi
dan Informatika.
Siti Kurnia Rahayu. 2009, Perpajakan Indonesia
Konsep & Aspek Formal, Yogyakarta Neuman, W.Lawrence. 2013. Metodologi Penelitian
: Graha Ilmu. Sosial: Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif. Eds.7. Penerjemah: Edina
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia, T. Sofia. Jakarta:
Yogyakarta : Graha Ilmu. PT.Indeks.
Somya Lasmana, Mienati, & Tjaraka, Heru. 2011. Shadish, W. R., Cook, T. D. & Campbell, D. T.
Pengaruh Moderasi Sosio (2002).
Demografi Terhadap Hubungan Antara Moral Experimental and Quasi- Experimental Design for
Etika Pajak dan Tax Avoidance Generalized Causal Inference. Boston:
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP Houghton Mifflin Company.
Surabaya. No 2. Universitas Airlangga :
Majalah Ekonomi. Lena,Elitan, dan Anatan, Lina. (2007). Sistem
Informasi Manajemen: Konsep dan Praktis.
Suryani, Irma. 2013. Pengaruh Keadilan, Sistem Bandung: Alfabeta.
Perpajakan, Diskriminasi, dan
Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan terhadap Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif
Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kualitatif dan R&D,
Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jakarta : Alfabeta, Bandung.
Universitas Islam Neferi Syarif
Hidayatullah.
69