Professional Documents
Culture Documents
175-Article Text-764-3-10-20200404
175-Article Text-764-3-10-20200404
JOURNAL
published: 21 Februari 2020
doi: 10.21070/halaqa.v4i1.175
Study of Structuralism,
Post-Structuralism and Network
Actors and Their Relevance to Islamic
Education
Teori Strukturalisme, Post- Strukturalisme dan
Aktor Jaringan, Serta Relevansinya dengan
Pendidikan Islam
Isa Anshori*
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia
Important developments related to the recent history of social theories, including the soci-
ology of education, are revolutions that take place in linguistics and lead to the search
for structures that underlie language. Structuralism, as the name of the revolution, later
influenced various fields of social science, such as the anthropology of Levi-Strauss and
Marxian theory, Structural Marxism. The most important post-structuralist is Michel Fou-
cault. The latest theory derived from semiotics, structuralism, and post-structuralism is
the actor-network theory, seeing social processes and human actors as entities whose
characteristics are born from circulation through a network of relations. In Islamic educa-
tion, the study of the structure of language becomes very important, because language
is a communication tool of the education and learning process, besides that it is also a
publication for the development of education to the wider community.
Keywords: Structuralism, Post-structuralism, Network Actors, Learning Communication, Islamic Education Devel-
opment
ISSN 2503-5045 (online) Perkembangan penting yang terkait dalam sejarah mutakhir teori-teori sosial, termasuk
ISSN 1412-9302 (print) sosiologi pendidikan adalah revolusi yang berlangsung didalam linguistik dan mengarah
*Correspondence: pada pencarian atas struktur yang mendasari bahasa. Strukturalisme, begitulah nama
Isa Anshori revolusi tersebut, kemudian berpengaruh pada berbagai bidang ilmu sosial, misalnya
Isaanshori67@gmail.com
antropologi karya Levi-Strauss dan teori Marxian, yakni Marxisme Struktural. Struktural-
Received: 25 November 2019
isme melahirkan gerakan post-strukturalisme, dibangun diatas gagasan-gagasan struk-
Accepted: 30 Desember 2019
Published: 21 Februari 2020
turalisme, namun melampauinya untuk menciptakan cara pikir tersendiri. Dalam pen-
didikan Islam, kajian terhadap struktur bahasa menjadi sangat penting, karena bahasa
Citation:
Anshori I (2020) Study of
merupakan alat komunikasi proses pendidikan dan pembelajaran, disamping itu juga
Structuralism, Post-Structuralism publikasi bagi pengembangan pendidikan tersebut ke masyarakat luas.
and Network Actors and Their
Relevance to Islamic Education. Keywords: Strukturalisme, Post-trukturalisme, Aktor Jaringan, Komunikasi Pembelajaran, Pengembangan Pen-
. 4:1. didikan Islam
doi: 10.21070/halaqa.v4i1.175
HASIL DAN PEMBAHASAN entitas tersebut, dan menerapkannya pada semua materi –
tidak sekedar pada hal-hal yang memiliki sifat linguistik” .
Akar Strukturalisme Perspektif di atas lebih banyak berasal dari strukturalisme.
Strukturalisme lahir dari beragam perkembangan di berba- Perspektif TAJ dasar yang lain berasal dari post-strukturalisme,
gai bidang. Sumber strukturalisme moderen dan landasan terlihat pada gagasan tentang anti esensialisme. Entitas tidak
terkuatnya adalah linguistik, terutama karya linguistikus. Saus- memiliki unsur inheren, merupakan hasil hubungan dengan
sure memisahkan antara langue dengan parole dalam lingui- entitas lain. Dengan kata lain, tidak ada esensi dari entitas
tik struktural. Langue adalah sistem gramatikal bahasa for- atau objek materi apapun, termasuk orang. Selain itu, TAJ
mal. Menurut Saussure, langue adalah sistem elemen-elemen menetang gagasan modern tentang pencarian asal usul dalam
fonik yang hubungannya diatur oleh hukum-hukum tertentu. sejarah ataupun dalam gagasan bahwa agen manusia adalah
Eksistensi langue memungkinkan adanya parole. Parole adalah akar segalanya. TAJ, seperti post-strukturalisme, juga anti-
wicara aktual, cara pembicara menggunakan bahasa untuk fondasional; yani teori ini bertolak belakang dengan gagasan
mengekpresikan dirinya. Meskipun Saussure mengakui man- bahwa yang mendasari segala hal adalah struktur dasar dan
faat penggunaan bahasa oleh orang secara subjektif dan ser- tugas analis adalah mengungkapkan struktur tersebut” Ritzer
ingkali idiosinkratis, ia percaya bahwa penggunaan bahasa et al. (2008).
oleh individu tidak mungkin menjadi pokok perhatian ahli ”Konsep post-struktural yang menjadi inti dari TAJ adalah
bahasa yang berorientasi pada santifik. Ahli bahasa tersebut desentrasi. Secara umum, ini berarti terjadi bergeseran fokus
harus menengok langue, sistem bahasa formal, bukan pada dari pusat (atau esensi, asal-usul, dan lain sebagainya) ke ping-
cara-cara subjektif yang dipakai aktor Ritzer and George (1996) gir. Lebih spesifik lagi, dalam TAJ ini berarti pergeseran dari
. fokus pada agen yang bertindak ke arah hal hal-hal yang ada,
Langue selanjutnya dapat dipandang sebagai sistem tanda – khususnya jaringan dan objek nonmanusia. Sebenarnya aktor
sebuah struktur-, dan makna setiap tanda terjadi akibat hubun- menjadi bagian dari jaringan; kita dapat menyebutnya den-
gan antartanda di dalam sistem tersebut, yakni hubungan gan ”jaringanisasi aktor” (networkization of the actor)”. ”Aktor
perbedaan, termasuk oposisi biner. Contoh, makna kata panas disubordinasi di bawah jaringan dan dalm satu aspek meru-
tidak berasal dari unsur intrinsik kata tersebut, namun dari pakan ciptaan dari jaringan-jaringan tersebut; ”aktor adalah
hubungan kata tersebut, oposisi binernya, dengan kata dingin. efek jaringan, mereka mengambil atribut entitas yang mereka
Makna, pikiran, dan pada hakikatnya dunia sosial dibentuk masukkan” . ”Objek merupakan patner inferior” bagi manu-
oleh struktur bahasa. Jadi, eksistensial orang yang membangun sia”.
dunia sekitarnya, di sini kita memiliki dunia yang di dalamnya Konsekwensinya, TAJ menolak terhadap teori mikro-
orang, maupun aspek-aspek lain dunia sosial, dibangun oleh makro maupun teori agensi-struktur. Pada satu sisi, kedua kon-
struktur bahasa Ritzer et al. (2008) . tinua tersebut dipandang sebagai contoh dalam ragam duali-
Perhatian terhadap struktur telah menjangkau ranah di tas modern yang ditolak oleh post-strukturalis dan postmod-
luar bahasa dalam studi-studi atas semua sistem tanda. Fokus ernis, ”semua pembagian terebut tidak berlaku”). Sisi lain,
pada struktur sistem tanda ini diberi label ”semiotika” dan pergeseran ke satu ujung kontinum niscaya menyebabkan
menarik perhatian banyak pengikut. Semiotika lebih luas dari- ketidakpuasan terhadap apa yang dipelajari orang tentang
pada linguistik struktural, karena ia tidak hanya meliputi kutub lain. Lebih penting lagi, kontinum terebut terfokus pada
bahasa namun juga tanda dan sistem simbol lain, seperti hal-hal yang salah. Topik utamanya bukanlah agensi/mikro
ekspresi wajah, bahasa tubuh, teks literer, dan segala bentuk atau struktur/makro namun proses sosial sebagai entitas yang
komunikasi Ritzer et al. (2008) . selalu beredar. Dengan kata lain, fokus sejatinya seharusnya
diarahkan pada jaringan. TAJ bukan teori tentang kehidupan
sosial, melainkan tentang ”ruang cair” yang beredar dalam
Teori Aktor-Jaringan situasi nonmoderen Ritzer and George (1996) .
Teori terbaru dengan akar kuat pada strukturalisme dan post-
strukturalisme adalah teori aktor-jaringan (TAJ): ”Teori aktor-
jaringan menerapkan semiotika, menyatakan, bahwa enti- Relevansinya dengan Pengembangan
tas memiliki bentuk dan memperoleh atribut sebagai aki- Pendidikan Islam
bat dari hubungan mereka dengan entitas lain. Dalam skema Sekalipun secara eksplisit para tokoh teori strukturalisme,
ini, entitas tidak memiliki kualitas inheren”. Bila gagasan ten- post-strukturalisme dan teori aktor Jaringan di atas tidak
tang relativitas subjek merupakan bagian dari sejumlah per- mengkaji secara langsung persoalan pendidikan, terutama
spektif teoritis, maka yang baru di sini adalah bahwa objek pendidikan Islam, namun kajian bahasa menjadi sangat pent-
material pun dipandang diciptakan dan mendapatkan makna ing bagi pengembangan pendidikan Islam.
dalam hubungannya dengan objek lain. Jadi, ”teori tindakan- Bahasa merupakan alat komunikasi dalam proses pen-
jaringan bisa dipahami sebagai semiotika materialitas”. ”Teori didikan Islam, pemilihan diksi yang tepat dalam berkomu-
ini mengambil pandangan semiotika, yaitu relativitas entitas, nikasi sangat menetukan keberhasilan siapapun yang melak-
dalam arti, pengertian yang lahir akibat dari relasi antarentitas- sanakan proses pembelajaran dan pendidikan. Yakni orang
tua dalam mendidik putra putrinya, maupun guru dan ustadz tan lembaga pendidikan tersebut bisa diharapkan bahkan bisa
dalam melaksanaan proses belajar mengajar dan mendidik di berkembangan dengan pesat.
sekolah/madrasah dan pesantren. Komunikasi yang baik sebagai akibat dari pemilihan diksi
Rasulullah SAW telah menunjukkan bagaimana cara bahasa yang tepat, juga bisa memudahkan bagi lembaga pen-
berkomunikasi dengan pemilihan diksi yang tepat, dilakukan didikan tersebut untuk menjalin hubungan dan membuka
dengan sikap dan perilaku penuh kasih sayang. Misalnya jaringan dengan berbagai lembaga pendidikan -lebih ren-
memanggil Aisyah istrinya dengan sebutan ”ya khumairoh” dah, setara maupun lebih tinggi-, guru di berbagai lem-
(wahai kemerah merahan), sebuah panggilan yang menyen- baga pendidikan, serta masyarakat dan dunia kerja lebih
tuh hati Aisyah sehingga beliau mencintai Rasulullah dengan luas. Sekolah/madrasah bisa menjalin kerjasama dengan seko-
sepenuh hati. Sikap kasih sayang seperti ini ditunjukkankan lah/madrasah dan guru di sekolah/madrasah lebih rendah
oleh Rasulullah SAW ini tidak lepas karena Rahmat Allah untuk kepentingan rekrutmen siswa baru, begitu juga bisa
SWT, bukan karena nafsu semata. Begitu juga bersikap lemah menjalin kerjasama denga lembaga pendidikan yang lebih
lembut, penuh kasih sayang dengan sesamanya, tidak pernah tinggi agar lulusannya bisa terserap sesuai harapan siswa dan
menunjukkan sikap dan kata-kata kasar, sekalipun terhadap orang tua.
mereka yang memusuhi Rasulullah SAW. Pilihan diksi yang
tepat yang menggambarkan penuh kasih sayang inilah yang Komunikasi yang baik bisa menunbuhkan kepercayaan
menjadikan Rasululah dekat dengan siapapun, sehingga mem- masyarakat dan dunia kerja kepada lembaga pendidikan terse-
bawa keberhasilan membina keluarga, masyarakat dan bangsa but. Para orang tua menjadi lebih percaya bila putra putrinya
Arab pada masa itu, bahkan Islam akhirnya bisa berkembang bisa didik di sekolah/madrasah tersebut. Dunia kerja juga
ke berbagai kawasan dunia hingga sekarang. percaya kualitas lulusannya sehingga bersedia untuk meman-
Contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW tersebut faatkannya. Modal kepercayaan masyarakat dan dunia kerja
bisa diterapkan dalam proses komunikasi, interaksi, pem- yang tinggi ini menjadikan eksistensi lembaga pendidikan
belajaran di lingkungan manapun. Seorang ibu atau ayah semakin kuat dan bisa berkembang dengan pesat.
ketika memanggal putra putrinya dengan ”sayang” akan terasa
berbeda bila dengan menggunakan panggilan ”anakku”. Seo-
rang guru pendidikan dasar ketika memanggil siswa/siswa KESIMPULAN
akan terasa lebih akrab dengan panggilan ”adik” bila diband-
ingkan dengan ”anak-anak”. Begitu juga kesan anak akan lebih Paparan di atas mengungkap berbagai perkembangan penting
akrab bila guru tersebut menyebut dirinya ”kakak” bila diband- dan terkait dalam sejarah mutakhir teori sosiologi. Sumber dari
ingkan dengan ”pak Guru” atau ”Bu Guru”. perkembangan tersebut adalah revolusi yang berlangsung di
Begitu juga dalam memberikan label anak atau peserta dalam linguistik dan mengarah pada pencarian atas struktur
didik. Orang tua kalau menjumpai putra putrinya belum yang mendasari bahasa. Strukturalisme, demikian nama rev-
memenuhi harapannya memanggil dengan ”anak pintar”, olusi, mempengaruhi sejumlah bidang, termasuk antropologi
”anak manis”, akan beda kesannya buat anak bila dipangil (khususnya karya Levi-Strauss) dan teori Marxian (Marxisme
”anak bodoh”, ”anak jelek”. Demikian halnya guru ketika Struktural pada khususnya).
memanggil peserta didiknya yang belum memenuhi harapan Kendati tetap mempengaruhi pemikiran para teori-
dengan menyebut ”kamu pintar”, ”kamu cerdas”, ”kamu pasti tisi sosial, strukturalisme melahirkan gerakan yang dike-
bisa lebih baik” , akan berbeda kesannya bila dibandingkan nal dengan post-strukturalisme. Seperti namanya, post-
dengan menyebut ”kamu bodoh”, ”kamu tidak akan bisa”. strukturalisme dibangun di atas gagasan-gagasan struktural-
Disini orang tua maupun guru mengkonstruksi pemikiran dan isme, namun melampauinya untuk menciptakan cara pikir
image, memberikan kesan positif buat anak maupun peserta tersendiri. Post-Stukturalis terpenting adalah Michel Fou-
didik, memberikan harapan kemajuan, sehingga menjadikan cault. Dalam beberapa buku pentig yang ditulisnya, Foucault
anak maupun peserta didik termotivasi untuk belajar, bersikap menciptakan sejumlah gagasan teoritis yang cenderung tetap
dan berbuat lebih baik. berpengaruh sampai beberapa dasawarsa yang akan datang.
Pemilihan diksi seperti ini dalam kajian strukturalisme dan
post-strukturalisme menjadi sangat penting bagi pengemban- Teori terkini yang berasal dari semiotika, strukturalisme,
gan pendidikan Islam, sangat menentukan keberhasilan proses dan post-strukturalisme adalah teori aktor-jaringan. Teori ini
pendidikan dan proses belajar mengajar. Pemilihan struk- melihat proses sosial dan aktor manusia sebagai entitas yang
tur bahasa yang tempat menjadikan keharmonisan hubun- karakteristiknya lahir dari sirkulasi melalui jaringan relasi.
gan antara guru dan siswa, memberikan kesan positif, yang Dalam konteks pendidikan Islam, kajian terkait struktu-
sudah tentu berdampak posisitif bagi keberhasilan proses bela- ralisme, post-strukturalisme dan Aktor Jaringan menjadi san-
jar mengajar, bahkan kesan positif bagi lembaga pendidikan gat penting, karena proses pembelajaran, proses pendidikan
dimana proses belajar mengajar tersebut berlangsung. Aki- dan pengembangan lembaga pendidikan Islam sangat terkait
bat lebih lanjut, kepercayaan masyarakat terhadap para guru dengan pemilihan diksi, struktur bahasa dan relasi sosial yang
dan lembaga pendidikan semakin tinggi, sehingga keberlanju- tepat.
UCAPAN TERIMA KASIH gan sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ini.