You are on page 1of 5

HALAQA: ISLAMIC EDUCATION

JOURNAL
published: 21 Februari 2020
doi: 10.21070/halaqa.v4i1.175

Study of Structuralism,
Post-Structuralism and Network
Actors and Their Relevance to Islamic
Education
Teori Strukturalisme, Post- Strukturalisme dan
Aktor Jaringan, Serta Relevansinya dengan
Pendidikan Islam
Isa Anshori*
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Important developments related to the recent history of social theories, including the soci-
ology of education, are revolutions that take place in linguistics and lead to the search
for structures that underlie language. Structuralism, as the name of the revolution, later
influenced various fields of social science, such as the anthropology of Levi-Strauss and
Marxian theory, Structural Marxism. The most important post-structuralist is Michel Fou-
cault. The latest theory derived from semiotics, structuralism, and post-structuralism is
the actor-network theory, seeing social processes and human actors as entities whose
characteristics are born from circulation through a network of relations. In Islamic educa-
tion, the study of the structure of language becomes very important, because language
is a communication tool of the education and learning process, besides that it is also a
publication for the development of education to the wider community.

Keywords: Structuralism, Post-structuralism, Network Actors, Learning Communication, Islamic Education Devel-
opment

ISSN 2503-5045 (online) Perkembangan penting yang terkait dalam sejarah mutakhir teori-teori sosial, termasuk
ISSN 1412-9302 (print) sosiologi pendidikan adalah revolusi yang berlangsung didalam linguistik dan mengarah
*Correspondence: pada pencarian atas struktur yang mendasari bahasa. Strukturalisme, begitulah nama
Isa Anshori revolusi tersebut, kemudian berpengaruh pada berbagai bidang ilmu sosial, misalnya
Isaanshori67@gmail.com
antropologi karya Levi-Strauss dan teori Marxian, yakni Marxisme Struktural. Struktural-
Received: 25 November 2019
isme melahirkan gerakan post-strukturalisme, dibangun diatas gagasan-gagasan struk-
Accepted: 30 Desember 2019
Published: 21 Februari 2020
turalisme, namun melampauinya untuk menciptakan cara pikir tersendiri. Dalam pen-
didikan Islam, kajian terhadap struktur bahasa menjadi sangat penting, karena bahasa
Citation:
Anshori I (2020) Study of
merupakan alat komunikasi proses pendidikan dan pembelajaran, disamping itu juga
Structuralism, Post-Structuralism publikasi bagi pengembangan pendidikan tersebut ke masyarakat luas.
and Network Actors and Their
Relevance to Islamic Education. Keywords: Strukturalisme, Post-trukturalisme, Aktor Jaringan, Komunikasi Pembelajaran, Pengembangan Pen-
. 4:1. didikan Islam
doi: 10.21070/halaqa.v4i1.175

| ojs.umsida.ac.id/index.php/ Juni 2020 | Volume 4 | Issue 1


17
Isa Anshori Study of Structuralism, Post-Structuralism

PENDAHULUAN menganggap bahwa penelitian sinkronik merupakan dasar


bagi penelitian diakronik, yaitu penelitian terhadap bahasa
Strukturalisme, Post Strukturalisme dan Aktor jaringan memi- yang melihat perkembangannya dari waktu ke waktu. Sedan-
liki hubungan yang sangat erat. Strukturalisme memusatkan gkan penelitian sinkronik merupakan penelitian bahasa yang
perhatian pada struktur, namun tidak sama dengan struktur terbatas pada satu waktu tertentu. Menurut penelitian sinkro-
yang menjadi pokok perhatian para fungsionalis struktural. nik, bahasa dapat dilihat sebagai sebuah sistem yang tetap
Kalau sebagian besar sosiolog fungsionalis struktural menitik- dan dapat dibebaskan dari unsur ekstra lingual, termasuk
beratkan analisis pada struktur sosial, maka kaum strukturalis waktu Berger and Peter (1985) .
memusatkan perhatian pada struktur linguistik. Pergeseran Kajian struktur kemudian menjangkau ranah di luar
dari struktur sosial menuju struktur linguistik kemudian dike- bahasa, studi atas semua sistem tanda. Fokus pada struktur
nal sebagai peralihan linguistik (linguistic turn) yang secara sistem tanda ini diberi label ”semiotika” dan menarik perha-
dramatis telah mengubah sifat ilmu sosial. Fokus ilmuwan tian banyak pengikut. Semiotika lebih luas daripada linguis-
sosial bergeser dari struktur sosial kepada bahasa, atau pada tik struktural, karena tidak hanya meliputi bahasa namun juga
bermacam-macam tanda Ritzer et al. (2008). tanda dan sistem simbol lain, seperti ekspresi wajah, bahasa
Struktur hanyalah sebuah konsesi terhadap cara. Bahwa tubuh, teks literer, dan segala bentuk komunikasi Ritzer et al.
struktur merupakan istilah yang memiliki makna terbatas, (2008). Adalah Roland Barthes yang mendirikan semiotika,
dan sewaktu dipraktekkan memiliki ciri tersendiri. Struktur degan memperluas gagasan Saussure kepada semua wilayah
ini tanpa bentuk Levi-Strauss (1972) . Menurut Levi-Strauss, dunia sosial.
Strukturalisme berada dalam pikiran manusia, dan meman-
Perkembangan lebih pesat terjadi pada masa berikut-
dang interaksi sosial sebagai manifestasi keluar dari struktur
nya, pasca strukturalisme, yakni post-strukturalisme. Post-
kognitif tersebut Saifuddin (2006) .
strukturalisme memiliki ciri khas yang berbeda dengan struk-
Strukturalisme mempengaruhi pemikiran sosial Pran- turalisme. Pertama, strukturalisme melihat kebenaran teda-
cis pada tahun 1960-an, sebagi pijakan awal lahirnya post- pat ”di balik” atau ”di dalam” teks, post-strukturalisme
strukturalisme dan postmodernisme. Strukturalisme meru- menekankan interaksi pembaca dan teks sebagai produktiv-
pakan reaksi atas humanisme Prancis, khususnya eksis- itas. Dengan kata lain, membaca kehilangan status sebagai
tensialisme Jean-Paul Sartre. Dalam karya awalnya, Sartre tindakan konsumsi suatu produk secara pasif dan diubah
memusatkan perhatian pada individu, khususnya kebebasan menjadi tindakan yang aktif. Post-strukturalisme sangat kri-
individu. Ia menganut pandangan bahwa segala hal yang tis pada kesatuan tanda yang stabil (pandangan Sausarian).
dilakukan orang ditentukan oleh mereka sendiri, bukan oleh Gerakan baru ini secara tidak langsung, menurut Roland
hukum sosial atau struktur social yang lebih besar. Namun Barthes, memperlihatkan pergeseran dari petanda (simbol)
dalam perkembangannya, kemudian Sartre lebih condong ke ke penanda (makna) Barthes (2007) , adapun Derida meni-
teori Marxian, kendati masih memusatkan perhatian pada lai, memperlihatkan pergeseran dari logo sentris (simbol) ke
individu yang bebas, individu tersebut ”berada di dalam struk- defferen (makna beda); dan dengan demikian, terjadi proses
tur sosial massif dan opresif yang membatasi dan mengalien- siklus abadi menuju kebenaran yang telah kehilangan sta-
asi aktivitas-aktivitasnya”. Dalam buku Critique of Dialectical tus atau finalitas. Kedua, kaum post-strukturalis mengkri-
Reason terbit tahun 1963, perhatian Sartre lebih terpusat pada tik konsepsi klasik Cartesian tentang subjek yang menyatu
struktur sosial, namun di sini pun ia menegaskan ”hak pre- –subjek/pengarang sebagai kesadaran yang memulai, memi-
rogative manusia atas transedensi – untuk melangkahi takdir”. liki otoritas makna, dan kebenaran. Dikatakan bahwa subjek
Sartre bersikap kritis terhadap Marxis (Marxis Struktural) yang manusia tidak memiliki kesadaran yang utuh, tetapi berada
terlalu menekankan peran dan tempat struktur sosial. ”Marxis pada struktur bahasa. Dengan kata lain, post-strukturalisme
dogmatis, menurut pandangan Sartre, telah menghapuskan melibatkan kritik metafisika, konsep kausalitas. Identitas, sub-
komponen humanistic gagasan asli Marx” . Sebagai seo- jek, dan kebenaran Sarup (2008) .
rang eksistensialis, Sartre selalu mempertahankan humanisme.
Strukturalisme Levi-Strauss menggunakan struktur bahasa
Dengan latarbelakang humanisme eksistensialisme inilah kita
dalam menganalisis sistem kekerabatan primitif (kinship sys-
dapat melihat lahirnya strukturalisme, post-strukturalisme,
tem) dengan menyetarakan kekerabatan. Ia mencoba mem-
dan postmodernisme Ritzer and George (1996).
perlakukan kekerabatan sebagai semacam bahasa dan men-
emukan kesesuaian antara bahasa dan kekerabatan Anshori
METODE (2019).
Ketika strukturalisme tumbuh di dalam sosiologi, di
Strukturalisme pada awalnya merupakan kajian Bahasa, yakni luar sosiologi berkembang pula post-strukturalisme. Seperti,
struktur Bahasa, yang kemudian berkembang ke penelitian Derrida mendekostruksi bahasa, sedangkan Michael Fou-
sosial, termasuk Pendidikan Islam. Dalam penelitian bahasa, cault memusatkan perhatian pada struktur, tetapi kemu-
sinkronik dan diakronik menjadi bagian utama yang dikaji. De dian ia beralih keluar struktur, memusatkan perhatian pada
Saussure, sebagaimana disampaikan oleh Hoed Norris (2008), kekuasaan dan hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan.

| ojs.umsida.ac.id/index.php/ Juni 2020 | Volume 4 | Issue 1


18
Isa Anshori Study of Structuralism, Post-Structuralism

HASIL DAN PEMBAHASAN entitas tersebut, dan menerapkannya pada semua materi –
tidak sekedar pada hal-hal yang memiliki sifat linguistik” .
Akar Strukturalisme Perspektif di atas lebih banyak berasal dari strukturalisme.
Strukturalisme lahir dari beragam perkembangan di berba- Perspektif TAJ dasar yang lain berasal dari post-strukturalisme,
gai bidang. Sumber strukturalisme moderen dan landasan terlihat pada gagasan tentang anti esensialisme. Entitas tidak
terkuatnya adalah linguistik, terutama karya linguistikus. Saus- memiliki unsur inheren, merupakan hasil hubungan dengan
sure memisahkan antara langue dengan parole dalam lingui- entitas lain. Dengan kata lain, tidak ada esensi dari entitas
tik struktural. Langue adalah sistem gramatikal bahasa for- atau objek materi apapun, termasuk orang. Selain itu, TAJ
mal. Menurut Saussure, langue adalah sistem elemen-elemen menetang gagasan modern tentang pencarian asal usul dalam
fonik yang hubungannya diatur oleh hukum-hukum tertentu. sejarah ataupun dalam gagasan bahwa agen manusia adalah
Eksistensi langue memungkinkan adanya parole. Parole adalah akar segalanya. TAJ, seperti post-strukturalisme, juga anti-
wicara aktual, cara pembicara menggunakan bahasa untuk fondasional; yani teori ini bertolak belakang dengan gagasan
mengekpresikan dirinya. Meskipun Saussure mengakui man- bahwa yang mendasari segala hal adalah struktur dasar dan
faat penggunaan bahasa oleh orang secara subjektif dan ser- tugas analis adalah mengungkapkan struktur tersebut” Ritzer
ingkali idiosinkratis, ia percaya bahwa penggunaan bahasa et al. (2008).
oleh individu tidak mungkin menjadi pokok perhatian ahli ”Konsep post-struktural yang menjadi inti dari TAJ adalah
bahasa yang berorientasi pada santifik. Ahli bahasa tersebut desentrasi. Secara umum, ini berarti terjadi bergeseran fokus
harus menengok langue, sistem bahasa formal, bukan pada dari pusat (atau esensi, asal-usul, dan lain sebagainya) ke ping-
cara-cara subjektif yang dipakai aktor Ritzer and George (1996) gir. Lebih spesifik lagi, dalam TAJ ini berarti pergeseran dari
. fokus pada agen yang bertindak ke arah hal hal-hal yang ada,
Langue selanjutnya dapat dipandang sebagai sistem tanda – khususnya jaringan dan objek nonmanusia. Sebenarnya aktor
sebuah struktur-, dan makna setiap tanda terjadi akibat hubun- menjadi bagian dari jaringan; kita dapat menyebutnya den-
gan antartanda di dalam sistem tersebut, yakni hubungan gan ”jaringanisasi aktor” (networkization of the actor)”. ”Aktor
perbedaan, termasuk oposisi biner. Contoh, makna kata panas disubordinasi di bawah jaringan dan dalm satu aspek meru-
tidak berasal dari unsur intrinsik kata tersebut, namun dari pakan ciptaan dari jaringan-jaringan tersebut; ”aktor adalah
hubungan kata tersebut, oposisi binernya, dengan kata dingin. efek jaringan, mereka mengambil atribut entitas yang mereka
Makna, pikiran, dan pada hakikatnya dunia sosial dibentuk masukkan” . ”Objek merupakan patner inferior” bagi manu-
oleh struktur bahasa. Jadi, eksistensial orang yang membangun sia”.
dunia sekitarnya, di sini kita memiliki dunia yang di dalamnya Konsekwensinya, TAJ menolak terhadap teori mikro-
orang, maupun aspek-aspek lain dunia sosial, dibangun oleh makro maupun teori agensi-struktur. Pada satu sisi, kedua kon-
struktur bahasa Ritzer et al. (2008) . tinua tersebut dipandang sebagai contoh dalam ragam duali-
Perhatian terhadap struktur telah menjangkau ranah di tas modern yang ditolak oleh post-strukturalis dan postmod-
luar bahasa dalam studi-studi atas semua sistem tanda. Fokus ernis, ”semua pembagian terebut tidak berlaku”). Sisi lain,
pada struktur sistem tanda ini diberi label ”semiotika” dan pergeseran ke satu ujung kontinum niscaya menyebabkan
menarik perhatian banyak pengikut. Semiotika lebih luas dari- ketidakpuasan terhadap apa yang dipelajari orang tentang
pada linguistik struktural, karena ia tidak hanya meliputi kutub lain. Lebih penting lagi, kontinum terebut terfokus pada
bahasa namun juga tanda dan sistem simbol lain, seperti hal-hal yang salah. Topik utamanya bukanlah agensi/mikro
ekspresi wajah, bahasa tubuh, teks literer, dan segala bentuk atau struktur/makro namun proses sosial sebagai entitas yang
komunikasi Ritzer et al. (2008) . selalu beredar. Dengan kata lain, fokus sejatinya seharusnya
diarahkan pada jaringan. TAJ bukan teori tentang kehidupan
sosial, melainkan tentang ”ruang cair” yang beredar dalam
Teori Aktor-Jaringan situasi nonmoderen Ritzer and George (1996) .
Teori terbaru dengan akar kuat pada strukturalisme dan post-
strukturalisme adalah teori aktor-jaringan (TAJ): ”Teori aktor-
jaringan menerapkan semiotika, menyatakan, bahwa enti- Relevansinya dengan Pengembangan
tas memiliki bentuk dan memperoleh atribut sebagai aki- Pendidikan Islam
bat dari hubungan mereka dengan entitas lain. Dalam skema Sekalipun secara eksplisit para tokoh teori strukturalisme,
ini, entitas tidak memiliki kualitas inheren”. Bila gagasan ten- post-strukturalisme dan teori aktor Jaringan di atas tidak
tang relativitas subjek merupakan bagian dari sejumlah per- mengkaji secara langsung persoalan pendidikan, terutama
spektif teoritis, maka yang baru di sini adalah bahwa objek pendidikan Islam, namun kajian bahasa menjadi sangat pent-
material pun dipandang diciptakan dan mendapatkan makna ing bagi pengembangan pendidikan Islam.
dalam hubungannya dengan objek lain. Jadi, ”teori tindakan- Bahasa merupakan alat komunikasi dalam proses pen-
jaringan bisa dipahami sebagai semiotika materialitas”. ”Teori didikan Islam, pemilihan diksi yang tepat dalam berkomu-
ini mengambil pandangan semiotika, yaitu relativitas entitas, nikasi sangat menetukan keberhasilan siapapun yang melak-
dalam arti, pengertian yang lahir akibat dari relasi antarentitas- sanakan proses pembelajaran dan pendidikan. Yakni orang

| ojs.umsida.ac.id/index.php/ Juni 2020 | Volume 4 | Issue 1


19
Isa Anshori Study of Structuralism, Post-Structuralism

tua dalam mendidik putra putrinya, maupun guru dan ustadz tan lembaga pendidikan tersebut bisa diharapkan bahkan bisa
dalam melaksanaan proses belajar mengajar dan mendidik di berkembangan dengan pesat.
sekolah/madrasah dan pesantren. Komunikasi yang baik sebagai akibat dari pemilihan diksi
Rasulullah SAW telah menunjukkan bagaimana cara bahasa yang tepat, juga bisa memudahkan bagi lembaga pen-
berkomunikasi dengan pemilihan diksi yang tepat, dilakukan didikan tersebut untuk menjalin hubungan dan membuka
dengan sikap dan perilaku penuh kasih sayang. Misalnya jaringan dengan berbagai lembaga pendidikan -lebih ren-
memanggil Aisyah istrinya dengan sebutan ”ya khumairoh” dah, setara maupun lebih tinggi-, guru di berbagai lem-
(wahai kemerah merahan), sebuah panggilan yang menyen- baga pendidikan, serta masyarakat dan dunia kerja lebih
tuh hati Aisyah sehingga beliau mencintai Rasulullah dengan luas. Sekolah/madrasah bisa menjalin kerjasama dengan seko-
sepenuh hati. Sikap kasih sayang seperti ini ditunjukkankan lah/madrasah dan guru di sekolah/madrasah lebih rendah
oleh Rasulullah SAW ini tidak lepas karena Rahmat Allah untuk kepentingan rekrutmen siswa baru, begitu juga bisa
SWT, bukan karena nafsu semata. Begitu juga bersikap lemah menjalin kerjasama denga lembaga pendidikan yang lebih
lembut, penuh kasih sayang dengan sesamanya, tidak pernah tinggi agar lulusannya bisa terserap sesuai harapan siswa dan
menunjukkan sikap dan kata-kata kasar, sekalipun terhadap orang tua.
mereka yang memusuhi Rasulullah SAW. Pilihan diksi yang
tepat yang menggambarkan penuh kasih sayang inilah yang Komunikasi yang baik bisa menunbuhkan kepercayaan
menjadikan Rasululah dekat dengan siapapun, sehingga mem- masyarakat dan dunia kerja kepada lembaga pendidikan terse-
bawa keberhasilan membina keluarga, masyarakat dan bangsa but. Para orang tua menjadi lebih percaya bila putra putrinya
Arab pada masa itu, bahkan Islam akhirnya bisa berkembang bisa didik di sekolah/madrasah tersebut. Dunia kerja juga
ke berbagai kawasan dunia hingga sekarang. percaya kualitas lulusannya sehingga bersedia untuk meman-
Contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW tersebut faatkannya. Modal kepercayaan masyarakat dan dunia kerja
bisa diterapkan dalam proses komunikasi, interaksi, pem- yang tinggi ini menjadikan eksistensi lembaga pendidikan
belajaran di lingkungan manapun. Seorang ibu atau ayah semakin kuat dan bisa berkembang dengan pesat.
ketika memanggal putra putrinya dengan ”sayang” akan terasa
berbeda bila dengan menggunakan panggilan ”anakku”. Seo-
rang guru pendidikan dasar ketika memanggil siswa/siswa KESIMPULAN
akan terasa lebih akrab dengan panggilan ”adik” bila diband-
ingkan dengan ”anak-anak”. Begitu juga kesan anak akan lebih Paparan di atas mengungkap berbagai perkembangan penting
akrab bila guru tersebut menyebut dirinya ”kakak” bila diband- dan terkait dalam sejarah mutakhir teori sosiologi. Sumber dari
ingkan dengan ”pak Guru” atau ”Bu Guru”. perkembangan tersebut adalah revolusi yang berlangsung di
Begitu juga dalam memberikan label anak atau peserta dalam linguistik dan mengarah pada pencarian atas struktur
didik. Orang tua kalau menjumpai putra putrinya belum yang mendasari bahasa. Strukturalisme, demikian nama rev-
memenuhi harapannya memanggil dengan ”anak pintar”, olusi, mempengaruhi sejumlah bidang, termasuk antropologi
”anak manis”, akan beda kesannya buat anak bila dipangil (khususnya karya Levi-Strauss) dan teori Marxian (Marxisme
”anak bodoh”, ”anak jelek”. Demikian halnya guru ketika Struktural pada khususnya).
memanggil peserta didiknya yang belum memenuhi harapan Kendati tetap mempengaruhi pemikiran para teori-
dengan menyebut ”kamu pintar”, ”kamu cerdas”, ”kamu pasti tisi sosial, strukturalisme melahirkan gerakan yang dike-
bisa lebih baik” , akan berbeda kesannya bila dibandingkan nal dengan post-strukturalisme. Seperti namanya, post-
dengan menyebut ”kamu bodoh”, ”kamu tidak akan bisa”. strukturalisme dibangun di atas gagasan-gagasan struktural-
Disini orang tua maupun guru mengkonstruksi pemikiran dan isme, namun melampauinya untuk menciptakan cara pikir
image, memberikan kesan positif buat anak maupun peserta tersendiri. Post-Stukturalis terpenting adalah Michel Fou-
didik, memberikan harapan kemajuan, sehingga menjadikan cault. Dalam beberapa buku pentig yang ditulisnya, Foucault
anak maupun peserta didik termotivasi untuk belajar, bersikap menciptakan sejumlah gagasan teoritis yang cenderung tetap
dan berbuat lebih baik. berpengaruh sampai beberapa dasawarsa yang akan datang.
Pemilihan diksi seperti ini dalam kajian strukturalisme dan
post-strukturalisme menjadi sangat penting bagi pengemban- Teori terkini yang berasal dari semiotika, strukturalisme,
gan pendidikan Islam, sangat menentukan keberhasilan proses dan post-strukturalisme adalah teori aktor-jaringan. Teori ini
pendidikan dan proses belajar mengajar. Pemilihan struk- melihat proses sosial dan aktor manusia sebagai entitas yang
tur bahasa yang tempat menjadikan keharmonisan hubun- karakteristiknya lahir dari sirkulasi melalui jaringan relasi.
gan antara guru dan siswa, memberikan kesan positif, yang Dalam konteks pendidikan Islam, kajian terkait struktu-
sudah tentu berdampak posisitif bagi keberhasilan proses bela- ralisme, post-strukturalisme dan Aktor Jaringan menjadi san-
jar mengajar, bahkan kesan positif bagi lembaga pendidikan gat penting, karena proses pembelajaran, proses pendidikan
dimana proses belajar mengajar tersebut berlangsung. Aki- dan pengembangan lembaga pendidikan Islam sangat terkait
bat lebih lanjut, kepercayaan masyarakat terhadap para guru dengan pemilihan diksi, struktur bahasa dan relasi sosial yang
dan lembaga pendidikan semakin tinggi, sehingga keberlanju- tepat.

| ojs.umsida.ac.id/index.php/ Juni 2020 | Volume 4 | Issue 1


20
Isa Anshori Study of Structuralism, Post-Structuralism

UCAPAN TERIMA KASIH gan sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ini.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan di


Universitas Negeri Surabaya yang selalu memberikan dukun-

REFERENCES Kencana Prenada Media Group).


Sarup, M. (2008). Postrukturalisme dan Posmodernisme. In Medhy Aginta Hidayat
Anshori, I. (2019). Larangan Incest dalam Sistem Pernikahan dan Kekerabatan, (penerjemah) (Jalasutra).
serta Relevansinya dengan Pendidikan Islam). HALAQA: Islamic Education Jour-
nal 3, 1–1. Conflict of Interest Statement: The author declare that the research was conducted
Barthes, R. (2007). Petualangan Semiologi, and others (ed.) (Yogyakarta: Pustaka in the absence of any commercial or financial relationships that could be construed
Pelajar).
as a potential conflict of interest.
Berger and Peter, L. (1985). Humanisme Sosiologi (Jakarta: Inti Sarana Aksara).
Levi-Strauss, C. (1972). Structural anthropology (Penguin Books).
Norris, C. (2008). Copyright © 2020 Anshori. This is an open-access article distributed under the terms
Ritzer and George (1996). Modern Sociological Theory, and others (ed.) (Tre of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use, distribution or repro-
McGraw-Hill Companies). duction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copy-
Ritzer, R., Goodman, and Doglas, J. (2008). Teori Sosiologi Modern, Alimandan (pen- right owner(s) are credited and that the original publication in this journal is cited, in
erjemah), and others (ed.) (Jakarta: Kencana Prenada Media Group). accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is
Saifuddin, A. F. (2006). Antropologi Kontemporer, ., S. P. K. M. P. (ed.) (Jakarta: permitted which does not comply with these terms.

| ojs.umsida.ac.id/index.php/ Juni 2020 | Volume 4 | Issue 1


21

You might also like