You are on page 1of 7

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN ENERGI DENGAN KELELAHAN KERJA

PADA PEKERJA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I


PABRIK KELAPA SAWIT PULAU TIGA TAHUN 2015

(THE CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND CALORY INTAKE


WITH WORK FATIGUE A WORKERS IN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PABRIK
KELAPA SAWIT PULAU TIGA TAHUN 2015)

Oleh :
Daniel Tasmi1, Halinda Sari Lubis2, Eka Lestari Mahyuni2

1Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU


2Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
Email: daniel.tasmi@yahoo.com
ABSTRACT

The Research has been conducted in PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit
Pulau Tiga workers at Aceh Tamiang, Aceh in 2015 to find out the correlation of nutritional
status and calory intake with the work fatigue.
The research was analytical with cross-sectional design. The population was 158
workers and sampel was 61 workers that taken by stratified random sampling method.
The nutritional status data were gathered by conducting measurement of body mass index
with weight and height as the indicator, the calory intake data were gathered by conducted a
food recall 24 hours method within 6 workday and the work fatigue data were gathered by
conducting interviews by using questionnaires from International Fatigue Research Commite. A
statisctic test was used to analyze the correlation between independent variables and dependent
variable is the rank spearman correlation test.
The result of statistic test with confident interval 95% and confident level 5 % showed
that there was significant correlation between the nutritional status and work fatigue at P-value
= 0,002. A significant correlation was found between calory intake and work fatigue at P-value
0,0001.
It is recommended that workers should conduct dietary managing, increase the food
quality and quantity and reduse to consumption instan food.

Keywords: Nutritional Status, Calory Intake, Fatigue Of Work

Pendahuluan proses produksi kerja dalam perusahaan agar


Kemajuan teknologi yang semakin terus menerus berproduksi dengan harapan
berkembang mendorong ke tahapan terjadinya peningkatan kualitas dan
industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam kuantitas produksi untuk mencapai
industri yang ditunjang dengan teknologi keuntungan yang maksimal. Dengan
maju dan modern. Salah satu konsekuensi demikian, pekerja harus bekerja secara
dari perkembangan industri yang sangat ekstra agar dapat mencapai tujuan tersebut..
pesat sekarang ini adalah tertantangnya
Tujuan utama dari perindustrian adalah energi seorang pekerja akan mempercepat
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia pekerja tersebut merasa lelah. Asupan energi
dengan lebih memperhatikan subjek-subjek adalah jumlah energi yang diperoleh dari
yang terlibat di dalamnya, terutama dalam makanan yang diproduksi (Arisman, 2009).
hal perlindungan terhadap manusia dan Asupan energi pekerja dapat
lingkungan kerja. Dengan kata lain adanya menentukan tingkat status gizi seorang
interaksi antara manusia, alat dan bahan pekerja. Status gizi merupakan keadaan
serta lingkungan kerja yang dapat tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
menimbulkan beberapa pengaruh terhadap penggunaaan zat gizi. Status gizi
tenaga kerja yang merupakan beban dikategorikan menjadi gizi baik, gizi sedang
tambahan dari tenaga kerja, dan bisa dan gizi kurang. Status gizi yang kurang
menimbulkan kelelahan kerja. melambangkan kondisi tubuh yang buruk.
Banyak definisi para ahli mengenai Kondisi tubuh yang buruk tersebut dapat
kelelahan kerja. Salah satunya, kelelahan mempengaruhi pekerja dalam bekerja dan
kerja merupakan proses menurunnya dapat menyebabkan kelelahan kerja.
efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya PT. Perkebunan Nusantara I (PTPN
kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus I) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Pulau Tiga
melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. merupakan perusahaan yang memiliki salah
Kelelahan juga berarti keadaan tubuh baik satu misi yaitu membangun sumber daya
fisik dan mental yang berbeda karena suatu manusia dan sumber daya alam guna
pekerjaan dan berakibat pada penurunan mengelola hasil tanam berupa tandan buah
daya kerja serta berkurangnya ketahanan segar untuk membuahkan hasil produksi
WXEXK XQWXN EHNHUMD 6XPD¶PXU . olah yang baik dengan mutu yang baik. Ini
Kerugian-kerugian yang diakibatkan artinya, dengan misi membangun sumber
oleh kelelahan kerja pun menuntut untuk daya yang baik dan mendapatkan hasil yang
dilakukaannya suatu pemecahan masalah baik pula. Hal ini pastinya menjadikan
terhadap kelelahan kerja. Salah satunya PTPN I PKS Pulau Tiga harus berusaha
dengan mengetahui penyebab terjadinya mencapai target perusahaan dengan
kelelahan kerja agar dapat dideteksi dan memanfaatkan kinerja pekerja dengan
dikendalikan sebaik mungkin. Teori sebaik-baiknya. Dari pemaparan tersebut,
kombinasi pengaruh kelelahan dan pekerja sangat berpotensi mengalami
penyegaran Grandjean menjelaskan kelelahan kerja.
kelelahan kerja disebabkan oleh faktor Hasil survei pendahuluan yang
faktor seperti intensitas dan lamanya kerja dilakukan di PTPN I PKS Pulau Tiga,
fisik dan mental, lingkungan yang terjadi didapatkan dari keterangan Septiadi Irham,
dari kebisingan, penerangan, iklim, getaran selaku Masinis Kepala (Maskep).
dan lain lain, cicardian rhytm, problem fisik, Menurutnya, terdapat gejala-gejala
kenyerian dan kondisi kesehatan dan nutrisi kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja
(Tarwaka, 2004). seperti kurang motivasi, malas-malasan dan
Seakan sering diabaikan, nutrisi atau tidak serius bekerja.
gizi pada pekerja adalah merupakan salah Berdasarkan hasil pengamatan,
satu faktor penyebab kelelahan kerja. Salah ditemukan pekerja yang memiliki badan
satu aspek gizi yang penting bagi pekerja kurus dan juga berbadan gemuk. Hal ini
adalah asupan energi pekerja. Asupan menunjukkan ketidakmerataannya status
energi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi pekerja di PTPN I PKS Pulau Tiga. karakteristik berupa umur, jenis kelamin,
Ditambah lagi PTPN I PKS Pulau Tiga bagian serta gambaran variabel berupa
dengan 8 jam kerja ini belum memiliki indeks massa tubuh, asupan energi pekerja
kantin perusahaan yang baik. Hal tersebut serta tingkat kelelahan kerja pekerja dan
memberikan kendala dalam pemberian analisis bivariat adalah dengan melakukan
asupan energi bagi pekerja. distribusi silang antara variabel, serta
Metode Penelitian melakukan uji statistik antara variabel status
Penelitian ini merupakan jenis gizi dan asupan energi dengan kelelahan
penelitian analitik dengan pendekatan cross- kerja menggunakan Uji Korelasi Ranks
sectional. Penelitian ini dilakukan pada Spearman.
bulan Maret ± Juni 2015. Hasil dan Pembahasan
Populasi penelitian ini adalah seluruh PT. Perkebunan Nusantara I (PTPN
pekerja tetap di PT. Perkebunan Nusantara I I) PKS Pulau Tiga dibangun pada tahun
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Pulau Tiga 1986 dengan kapasitas 30 ton TBS/jam.
sebanyak 158 orang pekerja. Sampel dalam PKS Pulau Tiga merupakan cabang dari
penelitian ini sebanyak 61 orang PT.Perkebunan Nusantara I Aceh ini terletak
menggunakan teknik stratified random di Desa Pulau Tiga Kecamatan Tamiang
sampling dengan proporsi setiap bagian Hulu Kabupaten Aceh Tamiang ini berjarak
diantaranya bagian karyawan pimpinan sekitar 40 km dari ibukota kabupaten aceh
sebanyak 3 orang, bagian administrasi tamiang karang baru serta berjarak sekitar
sebanyak 6 orang, bagian laboratorium 70 Km dari Kantor Pusat PTPN I Langsa.
sebanyak 8 orang, bagian keamanan Pada tabel 1. menunjukkan bahwa
sebanyak 3 orang, bagian listrik sebanyak 2 responden terbanyak terdapat pada
orang, bagian bengkel umum sebanyak 8 kelompok umur 30-49 tahun yaitu 28 orang
orang, bagian pengolahan sebanyak 27 (45,5%), kelompok umur 50-64 tahun yaitu
orang dan bagian pembelian TBS sebanyak 25 orang (41,0%) dan yang terkecil terdapat
1 orang. pada kelompok umur 19-29 tahun yaitu 8
Metode pengumpulan data dalam orang (13,1%). Responden terbanyak
penelitian ini terbagi dua yaitu data primer terdapat pada kelompok jenis kelamin pria
diantaranya status gizi, asupan energi, dan yaitu 59 orang (96,7%) dan yang terkecil
kelelahan kerja. Data sekunder diperoleh terdapat pada kelompok jenis kelamin
dari data serta profil perusahaan PT. perempuan yaitu sebanyak 2 orang (3,3%).
Perkebunan Nusantara I PKS Pulau Tiga. Responden terbanyak terdapat pada
Metode pengukuran variabel yaitu kelompok beban kerja berat yaitu 37 orang
status gizi dengan pengukuran Indeks Masa (60,7%), kelompok beban kerja sedang yaitu
Tubuh, asupan energi dengan metode Food 14 orang (23,0%) dan yang terkecil terdapat
Recall 24 Hour,dan tingkat kelelahan kerja pada kelompok beban kerja ringan yaitu 10
dengan kuesioner Subjective Syndrome Test orang (16,4%).
dari IFRC. Responden terbanyak terdapat pada
Analisis data pada penelitian ini kelompok status gizi kurang yaitu 28 orang
dilakukan berdasarkan tahap editing, coding, (45,9%), kelompok status gizi normal yaitu
data entry dan processing, dan cleaning. 22 orang (36,1%) dan yang terkecil terdapat
Setelah melakukan tahapan di atas, data pada kelompok status gizi lebih yaitu 11
akan dianalisis secara univariat dan bivariat. orang (18,0%).
Analisis univariat dalam penelitian ini
adalah dengan melihat gambaran
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pekerja di PTPN I PKS Pulau Tiga

Frekuensi Presentase
Karakteristik
(%)
Umur ” 22 36,1
>44 39 63,9
Jenis Kelamin Laki-Laki 59 96,7
Perempuan 2 3,3
Beban Kerja Ringan 10 16,4
Sedang 14 23,0
Berat 37 60,7
Status Gizi Kurang 28 45,9
Normal 22 36,1
Lebih 11 18,0
Asupan Energi Sesuai 7 11,5
Tidak Sesuai 54 88,5
Kelelahan Lelah Ringan 18 29,5
Kerja Lelah Sedang 31 50,8
Lelah Berat 12 19,7

Responden terbanyak terdapat pada gizi kategori gizi kurang sebanyak 16 orang
kelompok asupan energi yang tidak sesuai (26,2%), gizi normal sebanyak 11 orang
yaitu 55 orang (90,2%) dan yang terkecil (18%) dan gizi lebih sebanyak 4 pekerja
terdapat pada kelompok asupan energi yang (6,6%). Sementara itu, kelelahan kerja
sesuai yaitu 6 orang (9,8%). Responden kategori lelah berat ditemukan pada status
terbanyak terdapat pada kelompok lelah gizi kategori gizi kurang sebanyak 8 orang
sedang yaitu 31 orang (50,8%), kelompok (13,1%) dan gizi normal sebanyak 4 orang
lelah ringan yaitu 18 orang (29,5%) dan (6,6%).
yang terkecil terdapat pada kelompok lelah Pada hasil ujikorelasi Ranks
berat yaitu 12 orang (19,7%). Spearman antara status gizi dengan
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa kelelahan kerja dapat diketahui bahwa nilai
kelelahan kerja kategori ringan ditemukan kofisien korelasi adalah 0,391 dengan nilai
pada status gizi kategori gizi kurang negatif dan nilai p=0,002 dimana p < 0,05
sebanyak 4 orang pekerja (6,6%), gizi artinya terdapat hubungan status gizi dan
normal dan gizi lebih sebanyak 7 orang kelelahan kerja pada pekerja di PTPN I PKS
pekerja (11,5%). Sementara, kelelahan kerja Pulau Tiga tahun 2015.
kategori lelah sedang ditemukan pada status
Tabel 2. Hubungan Antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja

Kelelahan Kerja
Status
No Lelah Lelah Lelah Jumlah % p.
Gizi % % %
Ringan Sedang Berat
1 Kurang 4 6,6 16 26,2 8 13,1 28 45,9
2 Normal 7 11,5 11 18,0 4 6,6 22 36,1
0,002
3 Lebih 7 11,5 4 6,6 0 0 11 18,0
Total 18 29,5 31 50,8 12 19,7 61 100
Tabel 2. Hubungan Antara Asupan Kerja dengan Kelelahan Kerja

Kelelahan Kerja
Asupan
No Lelah Lelah Lelah Jumlah % p.
Energi % % %
Ringan Sedang Berat
1 Sesuai 7 11,5 0 0,0 0 0,0 7 11,5
Tidak
2 11 18,0 31 50,8 12 19,7 54 88,5 0,0001
Sesuai
Total 18 29,5 31 50,8 12 19,7 61 100,0

Berdasarkan tabel hasil pengukuran terkena penyakit infeksi, depresi dan


di atas, dapat dilihat bahwa kelelahan kerja anemia.
kategori ringan ditemukan pada asupan Status gizi yang baik berpengaruh
energi kategori sesuai sebanyak 7 orang secara positif terhadap daya kerja pekerja.
pekerja (11,5%) dan pada asupan energi Sebaliknya status gizi yang kurang
kategori tidak sesuai sebanyak 11 orang menyebabkan rendahnya ketahanan kerja
(18,0%). Sementara, kelelahan kerja ataupun perlambatan gerak sehingga
kategori lelah sedang ditemukan pada menjadi hambatan bagi tenaga kerja dalam
asupan energi kategori tidak sebanyak 31 melaksanakan aktivitasnya.
orang (50,8%). Sementara itu, kelelahan Gizi kurang terjadi disebabkan
kerja kategori lelah berat ditemukan pada konsumsi yang tidak mencukupi kebutuhan
asupan energi tidak sesuai sebanyak 12 atau tingkat konsumsi mencukupi namun
orang (19,7%). tubuh mengalami gangguan pencernaan
Pada hasil uji korelasi Ranks sehingga zat gizi yang dimakan terbuang
Spearman antara asupan energi dengan percuma. Keadaaan ini menyebabkan
kelelahan kerja dapat diketahui bahwa nilai seorang kekurangan tenaga untuk bergerak,
koefisien korelasi 0,481 dengan nilai positif bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang
dan nilai p = 0,001 dimana p < 0,05 artinya menjadi malas, merasa lemah, dan
terdapat hubungan asupan energi dan prodiktivitas kerja menurun. Hal ini juga
kelelahan kerja pada pekerja di PTPN I PKS menyebabkan terjadi penurunan kepekaan
Pulau Tiga tahun 2015. syaraf motorik sehingga seseorang akan
Dari analisis ini dapat diketahui lebih cepat sekali lelah dan mudah terserang
bahwa semakin buruk status gizi seorang stress mental yang ditunjukkan dengan
pekerja maka semakin tinggi perasaan lelah perubahan perilaku menjadi tidak tenang,
pekerja. Hal tersebut sejalan dengan mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.
6XPD¶PXU GDQ WHRUL NRPELQDVL Hal ini juga sejalan dengan Eralisa
pengaruh penyebab kelelahan dan (2009) pada pekerja bongkar muat di
penyegaran Grandejan (2004) yang Pelabuhan Tapak Tuan. Hasilnya
mengatakan status gizi merupakan salah satu menunjukkan terdapat hubungan antara
faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan status gizi dan kelelahan kerja dengan nilai
pekerja karena status gizi berkaitan dengan p. = 0,009 dengan uji statistik Chi-Square.
kesehatan dan daya kerja. Hal tersbut juga Dari analisis ini dapat diketahui
sejalan Pedoman Praktis Memantau Status bahwa semakin tidak sesuainya asupan
Gizi orang Dewasa (DepkesRI, 1994) yang energi pekerja dengan kebutuhan energi
menjelaskan bahwa seseorang yang yang dibutuhkan untuk bekerja selama 8 jam
mempunyai status gizi kurang mempunyai maka semakin tinggi perasaan lelah pekerja.
resiko mudah letih dan resiko tinggi untuk
Kemampuan untuk bekerja 1. Pekerja yang memiliki status gizi
dipengaruhi oleh asupan energi seorang kategori gizi kurang sebanyak 28 orang
pekerja. Banyaknya kalori yang dibutuhkan pekerja (45,9%), gizi normal sebanyak
untuk melakukan pekerjaan harus terpenuhi 22 orang pekerja (36,1%) dan gizi lebih
dari makanan dan minuman yang sebanyak 11 orang pekerja (18,0%).
dikonsumsi. Jika asupan tersebut tidak 2. Pekerja yang memiliki asupan energi
terpenuhi, kemampuan tenaga untuk bekerja selama bekerja 8 jam kategori sesuai
akan berkurang dan lebih mudah untuk letih. sebanyak 6 orang pekerja (9,8%) dan
Asupan energi yang kurang juga akan tidak sesuai sebanyak 55 orang pekerja
berdampak pada berkurangnya pasokan (90,2%).
glikogen dan oksigen kepada jaringan otot, 3. Pekerja yang mengalami kelelahan
akibatnya otot akan sulit untuk melakukan kategori lelah ringan sebanyak 18 orang
kontraksi yang diperlukan untuk melakukan pekerja (29,5%), lelah sedang sebanyak
pekerjaan. Semakin banyak aktivitas fisik 31 orang pekerja (50,8%) dan lelah
yang melibatkan fungsi otot, maka akan berat sebanyak 12 orang pekerja
semakin banyak energi yang diperlukan. (19,7%).
Seseorang yang bekerja pastilah 4. Ada hubungan yang bermakna antara
memerlukan asupan energi yang baik secara status gizi dan kelelahan kerja pada
kualitas mau pun kuantitas. Apabila pekerja pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I
tersebut kekurangan asupan energi, maka Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga
kapasitas kerja dapat terganggu. 5. Ada hubungan yang bermakna antara
Hal tersebut sejalan dengan asupan energi dan kelelahan kerja pada
penelitian yang dilakukan oleh Lestari pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I
(1999) menunjukkan adanya hubungan Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga
antara konsumsi energi dengan kelelahan. Saran
Hubungan yang terjadi merupakan 1. Bagi pekerja
hubungan negatif, artinya defisit energi akan a. Menambah kualitas gizi dan minuman
meningkatkan peluang untuk terjadinya yang dikonsumsi.
kelelahan, demikian juga sebaliknya. b. Sebaiknya mengurangi mengkonsumsi
Penelitian Purnamasari (2012) pada pekerja makanan dan minuman instans seperti
wanita di Industri bulu mata palsu PT. Hyup mie instans, gorengan dan sebagainya.
Sung dan penelitian Adi, dkk (2013) pada c. Sebaiknya menambah keberagaman
perusahaan kaca Float Glass bagian packing jenis makanan dan minuman yang
juga menunjukkan hasilnya yang sejalan. dikonsumsi, seperti menambah jenis
Hasilnya adalah terdapat hubungan antara sayuran, lauk serta buah-buahan
asupan energi dengan kelelahan kerja. 2. Bagi perusahaan
Kesimpulan Pihak perusahaan sebaiknya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah memfasilitasi pekerja dengan pengadaan
dilakukan pada pekerja di PT. Perkebunan makan siang untuk pekerja sehingga energi
Nusantara I Pabrik Pulau Tiga tahun 2015, yang pekerja keluarkan saat bekerja dapat
dapat disimpulakan sebagai berikut: langsung digantikan.
Daftar Pustaka
Adi, Dewa Putu Gunasastra Septian., Wanita di Industri Bulu Mata
Suwondo, Ari., Lestyanto, Daru., Palsu PT. Hyup Sung
2013. Hubungan Antara Iklim Purbalingga. Prosiding Seminar
Kerja, Asupan Gizi Sebelum Nasional Kesehatan Jurusan
Kerja, dan Beban Kerja Kesehatan Masyrakat FKIK
Terhadap Tingkat Kelelahan UNSOED Purwokerto 31 Maret
Pada Pekerja Shift Pagi Bagian 2012. Diaskes 16/3/15 pukul 0.39
Packing PT. X Kabupaten Wib.
Kendal. Jurnal Kesehatan http://kesmas.unsoed.ac.id/sites/def
Masyarakat. Volume 2, Nomor 2. ault/files/file-unggah/Dyah-Umi-
FKM Undip. Diakses 04.00 wib 11.pdf
.http://download.portalgaruda.org/ Sartika, Indri. 2012. Analisis Gizi Kerja
article.php?article=73880&val=47 Karyawan Crew Plant dan Crew
00 MM Pada PT. Cipta Kuidataman
Depkes RI. 2009. Pedoman Kecukupan Kontraktor PT. Arutmin
Gizi Pekerja Selama Bekerja. Indonesia Tambang Batu Licin
Direktorat Bina Kesehatan Kerja: Tahun 2012. Skripsi. FKM UI.
Jakarta Diakses 16/3/15 pukul 0.46 Wib.
Eraliesa, Fandrik. 2009. Hubungan Faktor http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20
Individu dengan Kelelahan Kerja 320257-S-Indri%20Sartika.pdf
Pada Tenaga Kejra Bongkar Suma'mur,. 2009. Higene Perusahaan dan
Muat di Pelabuhan Tapak Tuan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagun
Kecamatan Tapak Tuan Seto
Kabupaten Aceh Selatan Tahun .,1989. Ergonomi Untuk
2008. Skripsi. FKM USU Produktivitas. Cetakan Pertama.
Grandjean, Etienne., 1988. Fitting The Haji Masagung : Jakarta.
Task To The Man : A Textbook Tarwaka,. Bakri, SHA., Sudiajeng, L., 2004.
Of Occupational Ergonomics. 4th Ergonomi Untuk Keselamatan
Edition. Taylor & Francis Inc : Kesehatan Kerja dan
Philadelphia. Produktivitas.
Langgar, Diana Puspita., Setyawati, Vilda
Ana Veria., 2014. Hubungan
Antara Asupan Gizi dan Status
Gizi Dengan Kelelahan Kerja
Pada Karyawan Perusahaan
Tahu Baxo Bu Pudji di Unggaran
Tahun 2014. Jurnal FKM Dian
Nuswantoro Semarang. Diakses
16/03/15 pukul 0:21 wib.
http://eprints.dinus.ac.id/7935/1/jur
nal_13677.pdf
Purnamasari, Dyah Umiyarni., Ulfah,
Nur.,2012. Pengaruh Konsumsi
Energi dan Protein Terhadap
Kelelahan Kerja Pada Pekerja

You might also like