You are on page 1of 26

Strategi Mitigasi Bencana Banjir

di Ibu Kota Nusantara


Webinar Series P.S. Doktoral Ilmu Lingkungan
Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman
“Pengelolaan Lingkungan Kawasan Ibu Kota Nusantara Berkelanjutan”
24 Maret 2023

Dr. Ir. Tri Mulyani Sunarharum, S.T., IPU.


Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada
Tim Ahli Tim Transisi Otorita IKN 2022
Email: yani.sunarharum@ugm.ac.id
Profile: https://linktr.ee/YaniSunarharum
Hydrological
Disaster:
Flooding
Hydrometeorological Hazard

The UN defines hydrometeorological hazards as processes or phenomena


of atmospheric, hydrological, or oceanographic nature that may cause
loss of life, injury or other health impacts, property damage, loss of
livelihoods and services, social and economic disruption, or environmental
damage.

Hydrometeorological hazards include cyclones, drought, floods,


heatwaves, heavy snowfall, and storms, but can also influence other
hazards, such as epidemics, landslides, locust plagues, and wildfires.

Source: USAID, 2018


Hydrometeorological Hazards: Floods
Types:
• Flash Floods
• River Floods
• Coastal Floods
• Urban Flood
• Ice Jam
• Glacial Lake Outbursts
Flood (GLOF)
Moving
towards
Resilience
Synergies between DRR and CCA

Both, DRR and CCA


are conceptual
frameworks intended
to systematically
reduce disaster risks
and adapt to changes
that are difficult to
predict.
Moving towards Resilience

In recent years resilience has


emerged as combination of ideas
from different disciplinary traditions
which can help to frame intervention
during disasters.

It is a useful organizing
concept that can be
applied across different
sectors and disciplines,
helping to break down
the silos between them.
Adapted from K. Sudmeier
Building Resilience

The capacity of individuals, communities, institutions,


businesses, and systems within a city to survive,
adapt, and grow no matter what kinds of chronic
stresses and acute shocks they experience.

Quality of a RESOURCEFUL ROBUST REDUNDANT


resilient CIty Kemampuan Kekuatan yang Mempunyai
untuk mengatur meminimalisir kapasitas
sumber daya kegagalan cadangan

REFLECTIVE FLEXIBLE INCLUSIVE INTEGRATED


Kemampuan Memiliki strategi Komunikasi dan Sistem yang
untuk belajar allternatif konsultasi terpadu
secara inklusif

Sumber: GRCN, 2018


Kerangka kerja
Pengurangan
Risiko Bencana
berdasar Sendai
Framework for
Disaster Risk
Reduction
Integrasi Perencanaan Penanggulangan Bencana dalam Dokumen Jangka
Panjang. Bagaimana dengan IKN?
> 10 TAHUN 5 TAHUN 3 TAHUN

RENCANA JANGKA RENCANA JANGKA


RENCANA JANGKA MENENGAH RENCANA STRATEGIS
PANJANG PANJANG RENCANA AKSI PRB
(RPJM – RPB) SEKTORAL
(RPJP – RTRW) (RPJP – RTRW)

Agenda Nasional
SDGs 2030 RPJP NASIONAL RPJM NASIONAL
PUSAT

RENSTRA K/L
RIPB Nasional 2020- RTRW NASIONAL RENCANA KAJIAN RISIKO
2044 NASIONAL PB BENCANA NASIONAL RAN PRB
PROVINSI

RIPB Provinsi 2020- RPJM


RPJP PROVINSI
2044 PROVINSI
RENSTRA SKPD PROV

KAJIAN RISIKO
RAD PRB PROV
RTRW PROVINSI RENCANA
PB PROVINSI BENCANA PROVINSI

RIPB Kabupaten/Kota RPJM


RPJP KAB/KOTA
2020-2045 KABUPATEN RENSTRA SKPD
KABUPATEN

KAB/KOTA RAD PRB


RENCANA PB KAJIAN RISIKO
KAB/KOTA
RTRW KAB/KOTA
KAB/KOTA BENCANA KAB/KOTA
Kerangka Reformasi (Penguatan)
Sistem Ketahanan Bencana Sumber: Kemendagri, 2021

Kerangka Kebijakan 5 Area Strategi Reformasi Tujuan


Pembangunan Satu Data Mewujudkan data, informasi dan
SFDRR, SDGs, pengetahuan penanggulangan
Bencana Terintegrasi
Perencanaan

RANCANGAN PARIS AGREEMEN


Kerangka

RENCANA INDUK bencana yang terpadu

Minimal 20% Kab/Kota di Indonesia mencapai tujuan ketahanan bencana


RPJMN SISTEM ON CLIMATE
2020-2024 PENANGGULANGAN
PERINGATAN CHANGE,
BENCANA 2020-2044 Penguatan Sistem Mengembangkan komunikasi
DINI TERPADU KOMITMEN
GLOBAL Peringatan Dini Bencana peringatan dini yang efektif dan
Terpadu inklusif

Dana Siap Pakai Pinjaman & Hibah Lembaga Swasta


Penganggaran

APBN Penguatan Ketahanan Sosial Mewujudkan masyarakat yang


(DSP) Dalam Negeri (NGO)
Kerangka

melalui Literasi adaptif dan tanggap bencana


Kebencanaan, Budaya Sadar
Dana Rehabilitasi & Pinjaman & Hibah Luar Kolaborasi Bencana dan Pemberdayaan
APBD
Rekonstruksi Negeri Masyarakat Masyarakat

Penguatan Kelembagaan Menguatkan kerjasama dalam


yang Kolaboratif penanggulangan bencana
serta
Kelembagaan

Pemerintah
Kerangka

Daerah dan BPBD


seluruh provinsi/ Peningkatan Investasi dan Mengembangkan pendanaan dan
kabupaten/kota Sinergi Pendanaan investasi kebencanaan
terintegrasi di pusat dan daerah
dengan pelibatan pelaku
pembangunan non-pemerintah.
Kerangka Regulasi: UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU 6/2018 tentang Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat, Permendagri 101/2018 tentang SPM Sub-urusan Bencana

Pemanfaatan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) / Digital Platform


TERKAIT
SEKTOR

KESEHATAN SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN HIDUP KEAMANAN


KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN DALAM
KETAHANAN BENCANA
Kelembagaan Kolaboratif Pembiayaan Alternatif

Nasional
Pembangunan Satu Data
Bencana Terintegrasi
Provinsi
1 Nasional

Kabupaten / Peningkatan Penguatan Sistem


Kota 5 2 Peringatan Dini Provinsi
Investasi dan
Sinergi
5 Fokus Bencana Terpadu
Pembiayaan area
Kecamatan Kab / Kota
Ketahanan
Penguatan
Bencana
Kelurahan / Desa Ketahanan Sosial
Kecamatan
melalui
Penguatan 4 3 Pemberdayaan
Kelembagaan yang
Masyarakat Kel / Desa
RT / RW Kolaboratif

RT / RW
KK/Keluarga

KK / Keluarga
Sumber: Pusbindiklatren BAPPENAS, 2021
Flood
Resilience
Strategies
Flood Preparedness and Mitigation

Non-Structural Measures:
• Regulation and Enforcement • Flood Plain Zoning
• Capacity Development • Flood Forecasting
• Flood Response • Flood Early Warning System

Structural Measures:
• Embankments (tanggul)
• Dams, Reservoirs and other Water Storage Mechanism
• Channel Improvements and Dredging of Rivers
• Catchments Area Treatment – Sponge City Concept, Water Sensitive City/Urban Design
• Sea Walls/Coastal Protection Works
Water-Sensitive Urban Planning
Approach and Nature-Based
Solutions (NBS)
“actions which are inspired by, supported by or copied from
nature ... [with] ... the aim to help societies address a variety
of environmental, social and economic challenges in
sustainable ways” (European Commission, 2015)

Source: Wilk-Pham, 2020


Green Infrastructure

• Bioswale: Sistem rembesan air hujan


dengan tanaman, bunga serta semak
belukar
• Green Roof / Wall : Vegetasi di atap /
dinding sebuat struktur bangunan
untuk memberi nilai ekologis dan
mengurangi limpasan air hujan, dan
menyerap polusi udara
• Ecosystem planning : Perencanaan dan
pengembangan Kawasan baru yang
mempertimbangkan keadaan alami
sekitarnya

Sumber:
http://gardensrisingsuperview.org/content/bioswale-la-plaza
https://livingroofs.org/green-walls/ 7
https://www.timeout.com/newyork/parks/central-park
• Permeable pavement : Pavement untuk
lintas kendaraan atau pejalan kalau yang
memungkinkan air menyerap

• Rain harvesting : Penampungan air hujan


untuk menambah pasokan air

• Perforated pipe : Pipa bawah tanah dengan


lubang-lubang kecil yang memungkinkan
masuk dan keluar air hujan ke tanah

Sumber:
https://www.vwrrc.vt.edu/swc/NonPBMPSpecsMarch11/VASWMBMPSpec7PERMEABLEPAVEMENT.html
https://www.indiamart.com/proddetail/rainwater-harvesting-14140167391.html
https://www.indiamart.com/proddetail/perforated-pipe-8024337562.html
IKN Strategies
for Disaster
Risk Reduction
Istana Negara
Perkantoran Kemenko
Perkantoran Kemenko
Rumah Sakit Internasional
Mixed Use Kepadatan Tinggi
(Perdagangan /Jasa,
Perkantoran Swasta, Hunian
Apartemen)

Kawasan Perkantoran dan Jasa


(BUMN)

T itik Nol IKN


19
Konsep Pengembangan Ibu Kota Nusantara

Pengembangan Kawasan
Kota Hutan Forest City Kota Spons Sponge City Kota Cerdas Smart City
• Sistem perairan sirkular yang Komponen smart city mengidentifikasi elemen
Kota yang didominasi bentang lanskap nilai tambah yang memanfaatkan kemajuan
menggabungkan arsitektur, desain
berstruktur hutan/Ruang Terbuka teknologi informasi & komunikasi, pengelolaan
Hijau, dengan pendekatan lanskap tata kota, infrastruktur, dan prinsip data perkotaan, dan teknologi digital untuk
berkelanjutan memberikan manfaat yang lebih besar bagi
terintegrasi untuk kehidupan yang
berdampingan dengan alam • Area perencanaan berperan seperti IKN.
spons yang menyerap air hujan,
menyaring melalui proses alami dan
PRINSIP 6 KATEGORI INISIATIF KOTA CERDAS
melepaskan air ke bendungan,
Konservasi
saluran air, dan akuifer PRINSIP
Nol deforestasi keanekaragama
n hayati
Kota Nusantara Sistem Keselamatan &
Pelibatan (Archipelago City) Perkotaan
Peningkatan Keamanan
masyarakat • Pemurnian dan pemanenan air
stok karbon
Adat & lokal • Ketahanan banjir Lingkungan
Perbaikan tata • Pelestarian dan peningkatan Layanan
Pengelolaan dan
kelola & tata ekologi Pemerintah
hutan Keberlanjutan
berkelanjutan guna lahan Kelayakan Huni
Kota Berdaya Serap Akses dan &
(Absorbent City) Mobilitas Kehidupan
• Efisiensi sistem sumber daya Kota
• memberikan manfaat kepada
masyarakat

Kota Terintegrasi
(Integrated City)
Tujuan Sponge City

Sumber: Peraturan Presiden No.63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara,
Bab III Prinsip Dasar Pembangunan Ibu Kota Nusantara
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
>75% dari 256.142 Ha
1. Selaras dengan
1.1
area untuk ruang hijau
Prinsip dan Strategi Ruang lingkup dari matra PPLH
Alam
(65% area dilindungi
dan 10% area produksi Air, meliputi perlindungan dan
pangan) Prinsip Dasar PPLH pengelolaan air permukaan, air
1.2 100% penduduk dapat Menjaga dan sekaligus memperbaiki tanah dan air laut;
1
mengakses ruang hijau Daya Dukung dan Daya Tampung Udara ambien, meliputi perlindungan
rekreasi dalam 10 menit
Lingkungan Hidup (DDDTLH); dan pengelolaan kualitas udara dan
1.3 100% penggantian cuaca iklim mikro;
ruang hijau untuk setiap 2 Menghindari risiko dan kerusakan
bangunan bertingkat lingkungan hidup; Tutupan lahan, meliputi perlindungan
institusional, komersial, 3 Mengoptimalkan kinerja layanan dan pengelolaan fungsi ruang hijau
dan hunian (tutupan hutan dan tutupan
ekosistem;
pangan);
4 Memanfaatkan potensi sumber daya
Legenda alam secara efisien; Tanah, meliputi meliputi perlindungan
dan pengelolaan kondisi terrestrial
Go Area 5 Mengurangi kerentanan wilayah landscape permukaan tanah;
No Go Area terhadap dampak perubahan iklim
dan sekaligus membantu upaya Atmosfer, meliputi pengelolaan aspek
penurunan emisi Gas Rumah Kaca; perubahan iklim; yang diarahkan
pada terselenggaranya IKN yang
6 Memperbaiki & mempertahankan berstatus Net Zero Emission;
sumber daya keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati, meliputi
aspek perlindungan dan pengelolaan
keanekaragaman hayati baik yang
berada di wilayah daratan maupun
KRP Rencana Induk IKN diselaraskan wilayah perairan darat dan laut
dengan 6 Prinsip Dasar PPLH serta khususnya di wilayah Teluk
diintegrasikan pada pola ruang dan Balikpapan.
penataan ruang yang mengadopsi
alokasi penataan ruang Go/No Go
Area

Sumber: Peraturan Presiden No.63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara,
Bab III Prinsip Dasar Pembangunan Ibu Kota Nusantara
Strategi Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup 1. Strategi Rehabilitasi dan 2. Strategi mempertahankan
Pemulihan Ekosistem
Rehabilitasi dan Pemulihan dan meningkatkan upaya
1
Ekosistem terdegradasi di seluruh terdegradasi di seluruh wilayah
konservasi ruang hijau pada
wilayah Ibu Kota Nusantara khususnya IKN khususnya pada wilayah
wilayah No Go Area
pada wilayah No Go Area. No Go Area
2 Mempertahankan dan
meningkatkan upaya konservasi 1 Restorasi dan Pemulihan 1 Proses Pembangunan sarana dan
ruang hijau pada wilayah No Go Area. Ekosistem di Kawasan hutan; prasarana Ibu Kota Nusantara tidak
boleh merusak dan mengganggu
3 Membangun sarana dan prasarana 2 Wanatani/agroforestri untuk
habitat hutan konservasi, hutan
yang bertujuan untuk mengurangi kawasan hutan terdegradasi yang
lindung, ekosistem mangrove, padang
potensi kerusakan lingkungan, saat ini terlanjur digunakan
lamun dan terumbu karang, serta
mendukung penerapan sirkular masyarakat;
perairan teluk Balikpapan;
ekonomi dan selaras dengan 3 Restorasi Mangrove;
pencapaian target net zero emission. 2 Pengembangan area konservasi
4 Pembangunan hutan kota dan eks-situ;
4 Pemantauan dan Evaluasi secara Ruang Terbuka Hijau (RTH)
berkala terhadap 6 matra ruang lingkup Menetapkan hutan mangrove Teluk
khusus nya di wilayah KIPP; 3
PPLH, termasuk pendeteksian potensi Balikpapan dan Sungai Hitam Kuala
5 Reklamasi bekas tambang.
bencana alam (slow dan rapid onset). Samboja sebagai kawasan lindung.

Sumber: Peraturan Presiden No.63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara,
Bab III Prinsip Dasar Pembangunan Ibu Kota Nusantara
3. Strategi pembangunan sarana dan prasarana mengurangi potensi 4. Strategi pemantauan dan
kerusakan lingkungan dan selaras dengan pencapaian target net zero evaluasi terhadap 6 matra
emission dan circular city ruang lingkup PPLH, termasuk
pendeteksian potensi bencana
alam (slow dan rapid onset)
Membangunan green building 3 Pengelolaan air limbah domestik
1
untuk meningkatkan efisiensi dan pengelolaan air limbah industry; 1 Inventarisasi dilakukan secara
penggunaan sumber daya, menyeluruh untuk mendapatkan status
4 Penggunaan 100 persen energi terkini kondisi dari 6 matra lingkungan
pencapaian target net zero emission terbarukan pada tahun 2045 di
dan kota sirkular; hidup;
2 seluruh wilayah Ibu kota Nusantara;
Mempertahankan fungsi hidrologi 2 Sistem pemantauan kualitas
5 Menerapkan prinsip sirkular di lingkungan hidup secara real time
alami dengan prinsip kota spons setiap aspek pada rantai pengelolaan dengan memanfaatkan teknologi digital
melalui pembangunan drainase persampahan dan pengolahan limbah
ramah lingkungan, fungsi wilayah dan remote sensing;
B3 terpadu.
resapan, serta waduk alami dan 3 Strategi lainnya: (i) penguatan
buatan; kebijakan dan kelembagaan; (ii)
pengkajian risiko dan perencanaan
terpadu; (iii) peningkatan efektivitas
dan pencegahan dan mitigasi
bencana; (iv) perkuatan kesiapsiagaan
pemerintah dan masyarakat; (v)
pembangunan sistem pintar peringatan
dini multi ancaman bencana meliputi
gempa, tsunami, cuaca ekstrim, serta
kebakaran hutan dan lahan, untuk
mendeteksi potensi bencana di wilayah
IKN.

Sumber: Peraturan Presiden No.63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara,
Bab III Prinsip Dasar Pembangunan Ibu Kota Nusantara
24
Terima Kasih

Email: yani.sunarharum@ugm.ac.id
LinkedIn: https://id.linkedin.com/in/trimulyanisunarharum
Instagram: @YaniSunarharum
Profile: https://linktr.ee/YaniSunarharum

You might also like