You are on page 1of 18

VOL. 2, NO.

1, JANUARI-MARET 2021

Journal of Muslim Community Health (JMCH)


ISSN 2774-4590
Published by Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia
Original Research Open Access

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam


Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit Islam Hasanah
Muhammadiyah Mojokerto Di Masa
Pandemi COVID-19

*Halik Wijaya1, M. Khidri Alwi2, Alfina Baharuddin2


1
RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto
2
Program Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia

*Corresponding Author: hlk_wjy@yahool.com

ABSTRACT

Background: The implementation of environmental sanitation in environmental media is


carried out by processing hospital waste, namely infectious and non-infectious waste. The
purpose of this study is to analyze more deeply about the risks of occupational safety and
health (K3) in medical waste management of Hasanah Muhammadiyah Islamic Hospital
in Mojokerto during the pandemic Covid-19. Methods: The type of research used in this
research is quasi qualitative. The techniques used are observation, in-depth interviews
(indepth interview) and documentation continuously during the research. Informants in
this study are divided into three, namely key informants, namely the Head of the IPL
(Waste Management Installation) unit, regular informants are part of the health worker
and know the flow of the waste management system and are willing to be involved in
research at Hasanah Muhammadiyah Hospital, Mojokerto, and supporting informants,
namely cleaning services. Working in the sewage treatment department. Results: From
the results of the study, it was found that the Covid-19 medical waste processing carried
out at the RSHIMM was still the same as ordinary medical waste processing, where the
waste treatment process started from sorting, holding according to the yellow container.
Risk of accidents found, Ramp used to transport waste medical, patients and corpses are
still in the same line, and cleaning services also have not used special clothes when
transporting waste and medical waste sharp objects still use open artificial cardboard.
Conclusion: Risk control is carried out by complying with SOPs, but is still constrained
by the lack of infrastructure.

Keywords: Management of COVID-19 waste, Accident Risk, Accident Control

36
ABSTRAK

Latar Belakang: Penyelenggaran penyehatan lingkungan pada media lingkungan


dilakukan dengan pengolahan limbah RS yaitu limbah infeksius dan non infeksius.Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis lebih dalam tentang risiko keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dalam pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Islam Hasanah Muhammadiyah
Mojokerto di masa pandemi covid-19. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi kualitatif. Tehnik yang digunakan adalah observasi,
wawancara mendalam (Indepth Interview) dan dokumentasi secara terus menerus selama
penelitian berlangsung. Informan dalam penelitian ini terbagi tiga yaitu informan kunci
yaitu Kepala unit IPL (Instalasi Penanganan Limbah), informan biasa adalah bagian dari
tenaga kesehatan dan mengetahui alur sistem pengelolaaan limbah serta bersedia terlibat
dalam penelitian di RSI Hasanah Muhammadiyah Mojokerto, dan informan pendukung
yaitu cleaning service yang bekerja di bagian pengolahan limbah. Hasil: Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa Pengolahan limbah medis Covid-19 yang dilakukan di
RSHIMM masih sama dengan pengolahan limbah medis biasa, dimana proses
pengolahan limbah dimulai dari pemilahan, penampungan sesuai wadahnya berwarna
kuning.Risiko kecelakaan yang ditemukan, Ramp yang digunakan untuk mengangkut
limbah medis, pasien dan mayat masih dalam satu jalur yang sama, dan para cleaning
service juga belum menggunakan pakaian khusus pada saat pengangkutan limbah dan
limbah medis benda tajam masih menggunakan kardus buatan yang terbuka.
Kesimpulan: Pengendalian risiko yang dilakukan dilakukan dengan mematuhi SOP,
namun masih terkendala akibat kurangnya sarana prasarana.

Kata Kunci: Pengelolaan limbah COVID-19, Risiko Kecelakaan, Pengendalian


Kecelakaan

LATAR BELAKANG bermacam-macam mikroorganisme.


Limbah padat rumah sakit terdiri atas
Limbah rumah sakit merupakan sampah mudah membusuk, sampah
semua limbah yang dihasilkan oleh mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah-
kegiatan rumah sakit dan kegiatan limbah tersebut kemungkinan besar
penunjang lainnya. Limbah rumah sakit mengandung mikroorganisme patogen
akan memberikan dampak ke lingkungan atau bahan kimia beracun berbahaya
dan kesehatan masyarakat. Mengingat yang menyebabkan penyakit infeksi dan
dampak yang mungkin timbul, maka dapat tersebar ke lingkungan rumah
diperlukan upaya pengelolaan yang baik sakit. Teknik pelayanan kesehatan yang
meliputi alat dan sarana, keuangan dan kurang memadai, kesalahan penanganan
tatalaksana pengorganisasian yang bahan-bahan terkontaminasi dan
ditetapkan dengan tujuan memperoleh peralatan pengolahan limbah yang
kondisi rumah sakit yang memenuhi kurang memadai, serta penyediaan dan
persyaratan kesehatan lingkungan pemeliharaan sarana sanitasi yang masih
(Damanhuri, 2010). buruk akan memperparah kondisi
Penyakit menular pada manusia pengelolaan limbah rumah sakit (Altin et
disebabkan oleh mikroorganisme yang al., 2003).
bersifat patogen termasuk bakteri, virus, Hingga bulan April 2020 di
parasit dan jamur (WHO and UNICEF, Indonesia masih belum ada penelitian
2020). Limbah rumah sakit mengandung

36
tentang pengelolaan limbah medis B3 banyak dibandingkan limbah medis non
yang kuantitasnya meningkat secara Covid 19. Limbah non medis antara lain
signifikan di beberapa rumah sakit yang meliputi wadah bekas obat obatan, sisa
menangani pasien Covid-19. Terjadinya alat tulis, kertas tulis, sisa lampu bekas
pandemik Covid-19 di Indonesia dan peralatan lain yang banyak
menuntut upaya yang masif dalam berhubungan dengan kegiatan di
pencegahan dan penularan penyakit administrasi dan tahap persiapan
infeksi tersebut dengan berbagai macam pemeriksaan pasien. Limbah Covid-19
cara. yang paling banyak dihasilkan adalah
Dalam pengamatan penulis, handscoon dengan berbagai ukuran dan
terdapat beberapa permasalahan dalam berasal dari hampir semua unit di Rumah
sistem pengelolaan limbah di RSI Sakit Hasanah, kecuali dari bagian
Hasanah Muhammadiyah Mojokerto, admin dan manajemen.limbah
antara lain area rumah sakit dikelilingi handscoon, hazmad, vial suntikan ampul
rumah penduduk dan merupakan daerah termasuk dalam limbah padat medis
padat di mana pengelolaan limbahnya yang proses pengolahan limbahnya
masih belum mengikuti protokol diumulai dari tahap pembuangan,
kesehatan. Pemukiman yang padat pemilahan, pengangkutan ke tempat
memerluka tata kelola limbah medis penampungan sementara sampai dengan
yang terstandar agar tidak menimbulkan pemusnahan limbah.
kerugian bagi masayrakat sekitarnya. Limbah layanan yang terdiri dari
Resapan air limbah cair, alur transportasi limbah cair dan limbah padat memiliki
pembuangan limbah dari ruangan potensial yang mengakibatkan
ruangan ke tempat penampungan limbah keterpajanan yang mengakibatkan
harus aman dari pasien dan keluarga penyakit atau cedera. Limbah infeksius
pasien. Pengamatan penulis pada lokasi dapat mengandung berbagai macam
penelitian belum ditemukan rambu- mikroorganisme patogen. Patogen
rambu alur pengangkutan limbah ke tersebut dapat memasuki tubuh manusia
tempat penampungan sementara limbah melalui beberapa jalur yaitu akibat
sedangkan resiko kontak sangat besar tusukan, lecet atau luka kulit, melalui
dengan penduduk sekitar karena jarak membran mukosa, pernafasan dan
yang sangat berdekatan dengan rumah ingesti. Benda tajam tidak hanya dapat
penduduk sekitar dan lalu lalang menyebabkan luka gores maupun luka
masyarakat sekitar rumah sakit. tertusuk tetapi juga dapat menginfeksi
Limbah Covid 19 semakin luka jika benda itu terkontaminasi
banyak jumlahnya tiap hari yang patogen. Karena risiko ganda inilah
dihasilkan dari aktivtas di RS Hasanah, (cedera dan penularan penyakit), benda
limbah covid tersebut meliputi : tajam termasuk dalam kelompok limbah
handscoon, hazmad, bahan habis pakai yang sangat berbahaya. Kekhawatiran
seperti spuit, vial suntikan, ampul pokok yang muncul adalah bahwa
suntikan, limbah dari laboratorium pcr infeksi yang ditularkan melalui subkutan
baik infeksius maupun tidak infeksius, dapat menyebabkan masuknya agen
wadah sisa makanan dan miniman penyebab penyakit, misalnya infeksi
pasien covid dengan jumlah yang lebih

37
virus pada darah (Choidiyah, Joko and nantinya dituangkan dalam bentuk
Setiani, 2019). laporan serta uraian.
Ada beberapa kelompok Penelitian kuasi kualitatif adalah
masyarakat yang mempunyai risiko suatu metode penelitian yang dilakukan
untuk mendapat gangguan karena dengan tujuan utama untuk membuat
buangan rumah sakit. Pertama, dokter, gambaran atau deskripsi tentang suatu
perawat, pegawai layanan kesehatan dan keadaan secara objektif (Cropley, 2019).
tenaga pemeliharaan rumah sakit. Kedua Menurut Cropley (2019) bahwa
pasien yang menjalani perawatan, ketiga penelitian kualitatif adalah penelitian
penjenguk pasien, keempat tenaga yang menghasilkan data deskriptif
bagian layanan pendukung yang bekerja berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
sama di instansi kesehatan. Kelima orang-orang dan perilaku yang dapat
pegawai pada fasilitas pembuangan diamati.
limbah. Akibatnya adalah mutu Permasalahan yang dibahas
lingkungan menjadi turun kualitasnya, dalam penelitian ini tidak berhubungan
dengan akibat lanjutannya adalah dengan angka-angka dan bertujuan untuk
menurunnya derajat kesehatan menggambarkan serta menguraikan
masyarakat di lingkungan tersebut keadaan atau fenomena tentang sistem
(Choidiyah, Joko and Setiani, 2019). pengelolaan limbah rumah sakit dari
Berdasarkan tinjauan sementara kegiatan wawancara mendalam. Jenis
penulis di atas, dari banyaknya penelitian yang digunakan dalam
permasalahan di RS Islam Hasanah penelitian ini adalah jenis penelitian
Muhammadiyah Mojokerto, maka perlu deskriptif dengan pendekatan kualitatif
dilaksanakan penelitian terkait sistem yaitu menggambarkan keadaan dalam
pengelolaan limbah di Rumah Sakit agar memecahkan masalah yang sedang
sesuai dengan Surat Edaran berlangsung. Dengan pendekatan
SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020 kualitatif ini diharapkan dapat
tentang Pengelolaan Limbah Infeksius menghasilkan data deskriptif yang
(Limbah B3) dan Sampah Rumah nantinya dituangkan dalam bentuk
Tangga dari Penanganan Coronavirus laporan serta uraian. Dasar pemikiran
Disease (COVID-19). digunakannya metode ini adalah karena
penelitian ini ingin mengetahui
METODE fenomena yang ada dan dalam kondisi
alamiah, bukan dalam kondisi terkendali,
Jenis penelitian laboratoris atau eksperimen. Disamping
itu, peneliti perlu terjun langsung ke
Jenis penelitian yang digunakan lapangan bersama objek penelitian
dalam penelitian ini adalah kuasi sehingga jenis penelitian kualitatif
kualitatif yaitu menggambarkan keadaan deskriptif lebih tepat digunakan.
dalam memecahkan masalah yang Tehnik yang digunakan adalah
sedang berlangsung. Dengan pendekatan observasi, wawancara mendalam
kualitatif ini diharapkan dapat (Indepth Interview) dan dokumentasi
menghasilkan data deskriptif yang secara terus menerus selama penelitian
berlangsung untuk menganalisis lebih

38
dalam tentang sistem pengelolaaan Data sekunder adalah data yang
limbah RSI Hasanah Muhammadiyah didapat peneliti dari orang lain atau
Mojokerto. pihak lain. Data sekunder merupakan
semua informasi diperoleh dari data RSI
Lokasi dan Waktu Penelitian Hasanah Muhammadiyah Mojokerto,
Penelitian ini dilaksanakan di sumber media internet, buku ataupun
Rumah Sakit Islam Hasanah penelitian terdahulu. Data sekunder yang
Muhammadiyah Mojokerto. Penelitian diperoleh meliputi: Data struktur
ini dilaksanakan pada bulan September organisasi rumah sakit, Data unit–unit
tahun 2020. pelayanan yang ada di rumah sakit, Data
struktur organisasi Instalasi sanitasi,
Sumber dan Pengumpulan data Data sumber daya manusia pengelola
Instrumen Penelitian sampah, Data job description pengelola
Instrumen yang digunakan dalam sampah, Data protap (prosedur tetap)
penelitian ini adalah pedoman pengelolaan sampah.
wawancara dan lembar observasi untuk
menganalisis sistem pengelolaaan Populasi dan sampel
limbah RSI Hasanah Muhammadiyah Informan penelitian adalah
Mojokerto. Alat perekam, kertas catatan, subyek yang memahami informasi objek
alat tulis, kamera dan laptop penelitian sebagai pelaku maupun orang
Sumber data yang digunakan lain yang memahaminya. Fungsi
pada penelitian ini yaitu data primer dan informan dalam peneltian ini adalah
data sekunder. Data primer merupakan sebagai sumber untuk mencari informasi
data yang diperoleh dari hasil observasi mengenai sistem pengelolaaan limbah
secara langsung di lapangan. Untuk RSI Hasanah Muhammadiyah
menambah informasi, dilakukan pula Mojokerto. Informan kunci dalam
wawancara mendalam (Indepth penelitian ini adalah Kepala unit IPL
Interview) pada informan yang ada di (Instalasi Penanganan Limbah).
lokasi penelitian untuk menggali Informan utama dalam penelitian ini
informasi lebih mendalam terkait dengan dipilih secara purposive dengan kriteria:
potensi bahaya dan risiko yang ada bagian dari tenaga kesehatan dan
dilapangan. Data primer diperoleh mengetahui alur sistem pengelolaaan
langsung dari hasil wawancara dengan limbah serta bersedia terlibat dalam
pedoman umum berupa panduan penelitian di RSI Hasanah
pertanyaan yang telah disusun dan Muhammadiyah Mojokerto. Informan
menggunakan alat Bantu voice recorder Pendukung: informan pendukung dalam
dan observasi lapangan. Sedangkan penelitian ini adalah pekerja yang
informasi pembanding (triangulasi) bekerja di bagian cleaning service RSI
dalam penelitian ini adalah Surat Edaran Hasanah Muhammadiyah Mojokerto
SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020 sebanyak 4 orang.
tentang Pengelolaan Limbah Infeksius
(Limbah B3) dan Sampah Rumah Analisis Data
Tangga dari Penanganan Coronavirus Analisis data yang dilakukan
Disease (COVID-19). dengan cara mendeskripsikan atau

39
menggambarkan tentang hasil penelitian dilengkapi gambar, tabel, grafik, atau
yang berhubungan dengan sistem diagram yang memudahkan pembaca
pengelolaaan limbah RSI Hasanah untuk memahaminya. Menarik
Muhammadiyah Mojokerto yang kesimpulan. Setelah tahap tahap di atas
didapatkan dari kuesioner, wawancara, dilalui, penulis menarik kesimpulan.
observasi dan studi dokumentasi peneliti Penarikan kesimpulan ini dibuat
lalu disajikan dalam bentuk tabel dan berdasarkan pada pemahaman terhadap
dianalisis setiap indikator secara data–data yang disajikan dengan
kualitatif. menggunakan kalimat yang mudah
Secara rinci, proses analisis data dipahami oleh pembaca dan mengacu
meliputi hal – hal sebagai berikut : pada pokok permasalahan yang diteliti.
Pengumpulan data. Setelah wawancara
dan observasi selesai dilakukan, langkah Teknik Keabsahan Data
selanjutnya data hasil wawancara dan Triangulasi Sumber; Dilakukan
observasi dikumpulkan untuk untuk menguji kredibilitas data yang
memudahkan dalam melakukan tahap dilakukan dengan cara mengecek dan
berikutnya. Menelaah seluruh data yang membandingkan data yang diperoleh
tersedia yaitu hasil wawancara dan melalui informan kunci, informan
observasi. Bagian ini dilakukan oleh pendukung dan informan biasa.
peneliti setelah pengumpulan data Triangulasi Teknik: Dilakukan untuk
mengenai proses pelaksanaan menguji kredibilitas data yang dilakukan
pengelolaan limbah (medis dan non dengan mengecek dan membandingkan
medis) RSI Hasanah Muhammadiyah data antara tehnik observasi, wawancara
Mojokerto. Reduksi data, yaitu proses mendalam, dan dokumentasi.
pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data HASIL
kasar yang muncul dari catatan–catatan
lapangan dengan langkah atau proses Karakterisktik Informan
mengurangi atau membuang yang tidak Informan yang terlibat dalam
perlu seperti membuang data wawancara Risiko Keselamatan Dan Kesehatan
yang sama antar informan, Kerja (K3) dalam Pengelolaan Limbah
menyederhanakan data, dan Medis Rumah Sakit Islam Hasanah
memfokuskan data yang diperoleh. Muhammadiyah Mojokerto di Masa
Penyajian data. Dalam penelitian ini, Pandemi Covid-19 adalah sebagai
data hasil penelitian dikemukakan dalam berikut:
bentuk narasi (kalimat) dengan

Tabel 1. Karakteristik Informan

Inisial Pendidikan Jenis


Jabatan Umur Informan
Informan Terakhir Kelamin
43
N KA IPAL dan Sanitasi D3 AKL P Kunci
Tahun
EN Analis Laboratorium D3 Analis P 46 Biasa

40
VOL. 2, NO. 1, JANUARI 2021

Kesehatan Tahun
D3 Analis 42
I Analis Laboratorium P Biasa
Kesehatan Tahun
D3 Analis 44
D Analis Laboratorium P Biasa
Kesehatan Tahun
40
EM Cleaning Service SMA P Pendukung
Tahun
26
DE Cleaning Service SMA L Pendukung
Tahun
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui Pengolahan Limbah Medis RSIHMM


bahwa terdapat 6 informan, yaitu 1 Berdasarkan hasil observasi dan
informan kunci, 3 informan biasa dan 2 wawancara mendalam dengan informan
informan pendukung. Informan kunci disimpulkan bahwa pengolahan limbah
adalah N berjenis kelamin perempuan medis di RSIHMM masih kurang
selaku kepala bagian IPAL dan sanitasi dikelola dengan baik pada masa
dengan pendidikan terakhir D3 Analis pandemic COVID-19, dimana pemilahan
Kesehatan Lingkungan (AKL) berumur limbah medis Covid dilakukan oleh
43 tahun. Informan biasa terdiri dari 3 Cleaning Service, terkadang masih
orang, yaitu EN berjenis kelamin tercampur dengan non medis.
perempuan selaku analis laboratorium Pengolahan limbah untuk limbah covid
dengan pendidikan terakhir D3 Analis yang dilakukan di RSHIMM sama
Kesehatan berumur 46 tahun, I berjenis dengan pengolahan limbah infeksius
kelamin perempuan selaku analis biasa.
laboratorium dengan pendidikan terakhir Hasil wawancara yang dilakukan
D3 Analis Kesehatan berumur 42 tahun, kepada informan pendukung selaku
D analis laboratorium dengan cleaning service diperoleh informasi
pendidikan terakhir D3 Analis bahwa pengolahan limbah medis Covid-
Kesehatan berumur 44 tahun. Sedangkan 19 sama dengan pengolahan limbah
informan pendukung terdiri dari infeksius biasa. Berikut kutipan
cleaning service dengan pendidikan wawancara dengan salah satu informan
terakhir SMA yaitu EM berjenis kelamin pendukung :
perempuan umur 40 tahun, DE berjenis “Pengolahan limbah covid
kelamin laki-laki umur 26 tahun. diperlakukan sama dengan
Sebagian besar yang bekerja di bagian pengolaham limbah infeksius
laboratorium Rumah Sakit Islam rumah sakit yang lain. Kami
Hasanah Muhammadiyah Mojokerto kirim ke pihak ke3 untuk
adalah perempuan sekitar 70%. Yang pengolahan limbahnya. Untuk
terlibat dalam pekerjaan berisiko limbah medis cair ada kolam
terpapar Covid-19 sebagian besar untuk monitoring kadar bahan
perempuan, dan selalu melakukan tes bahan yg berbahaya, setelah
PCR Swab. limbah cair medis dibuang di

41
sarana ipal masing masing unit”. Wawancara berikutnya terkait
(EM, 44 tahun) dengan informasi pengolahan limbah
diperoleh dari pihak K3 RS. Berikut
Dari wawancara selanjutnya kutipan wawancara dengan salah satu
diketahui bahwa pengangkutan dan informan biasa selaku analis
pemilahan sampah dilakukan di unit laboratorium :
masing-masing dalam satu Ramp. “Informasi mengenai
Berikut kutipan hasil wawancara dengan pengelolaan limbah medis covid
salah satu informan pendukung : didapatkan dari K3 RS dan
“Limbah medis covid komite PPI RS. Limbah medis
dikumpulkan di plastic kuning covid rumah sakit adalah semua
sedangkan limbah non medis di limbah yang merupakan hasil
plastik hijau. Pemisahan dan dari pelayanan pada pasien
pemilahan limbah dilakukan di covid terutama pada ruang iso
unit masing masing, covid.” (EN,46 tahun)
pengangkutan limbah melalui
Ramp, rumah sakit memiliki satu Selain itu, peneliti juga
ramp yang dipakai juga untuk melakukan triangulasi sumber kepada
mengangkut kebutuhan lainnya. informan kunci terkait pemilahan dan
Di TPS limbah medis disimpan pengolahan limbah di RSHIMM. Berikut
maksimal 7 hari.kantong plastic kutipan wawancara dengan informan
yang digunakan ada yang kunci selaku Kepala Instalansi IPAL:
berukuran 5 kg dan 10 kg.” (DE, “Komite PPI (pencegahan dan
26 tahun) pengendalian infeksi memabntu
membuat rekomendasi ke
Pada wawancara berikutnya manajemen RS untuk
terkait dengan pengangkutan dan memfasilitasi pelatihan bagi
pemilahan limbah diserahkan dan petugas sanitasi dan Ipal RS. Hal
dilakukan ole pihak ke 3. Berikut ini sesuai dengan sebelas
kutipan wawancara dengan salah satu kewaspadaan standar PPI yang
informan biasa selaku analis salah satinya adalah pengolahan
laboratorium: limbah yang sesuai standar
“Untuk tempat sampah benda permen KLH dan permenkes,
tajam medis wadahnya terbuat akreditasi Rumah Sakit juga
dari kardus biasa yang dibuat mewajibkan pengolahan limbah
sendiri, pengolahan limbah yang baik dan menjadi salah satu
medis covid sama seperti limbah poin paling besar saat penilaian
infeksius biasa. Untuk akreditasi Rumah sakit yang
pengangkutan limbah medis dilaksanakan setahun sekali.
covid dan limbah non medis Dalam sehari limbah medis
memakai troli limbah yang covid yang dihasilkan 30 kg,
berbeda, setahu saya pengolahan terdiri dari 10 kg limbah medis
limbah medis diserahkan ke biasa dan 20 kg limbah medis
pihak ke 3.” (I, 42 tahun) covid. Proses pengolahan limbah

42
medis covid sama dengan limbah Risiko Kecelakaan Yang Timbul
infeksius rumah sakit lainnya. Limbah layanan yang terdiri dari
Dalam sehari peangambilan limbah cair dan limbah padat memiliki
sampah limbah sebanyak 3 kali potensial yang mengakibatkan
dari tiap-tiap unit. Proses keterpajanan yang mengakibatkan
pengolahan limbah dimulai dari penyakit atau cedera. Limbah infeksius
pemilahan, penampungan sesuai dapat mengandung berbagai macam
wadahnya berwarna kuning, mikroorganisme patogen. Patogen
pengangkutan oleh tenaga CS, tersebut dapat memasuki tubuh manusia
penampungan sementara sampai melalui beberapa jalur yaitu akibat
dengan pengambilan sampah tusukan, lecet atau luka kulit, melalui
oleh pihak ke 3. Biaya membran mukosa, pernafasan dan
pengolahan limbah sebesar ingesti. Benda tajam tidak hanya dapat
16.500 rupiah perkilogram menyebabkan luka gores maupun luka
meliputi biaya mulai pemilahan, tertusuk tetapi juga dapat menginfeksi
pengangkutan sampai dengan luka jika benda itu terkontaminasi
pemusnahan limbah yang patogen.
melibatkan pihak ketiga PT Berdasarkan hasil wawancara
Pria.Unit unit kerja di rumah yang dilakukan kepada informan biasa
sakit sudah memahami SOP selaku analis laboratorium diperoleh
pengolahan limbah mulai dari informasi bahwa cleaning service yang
pembuangan sampai dengan mengangkut limbah medis belum
proses pemusnahan limbah, memakai pakaian khsusus selama masa
hanya saja dirasa perlu pandemic. Berikut kutipan wawancara
dilakukan observasi dan dengan salah satu informan biasa :
pengawasan terhadap proses “Kejadian tertusuk jarum atau
tersebut.” (N, 43 tahun) benda tajam saya kurang tahu,
limbah diangkut ke tps bila
Berdasarkan hasil penelitian tampak telah penuh. Kadang
yang dilakukan di RSHIMM melalui kadang sudah penuh sampahnya
obeservasi dan wawancara mendalam karena pelayanan yang
kepada informan diperoleh bahwa meningkat, sehingga petugas CS
pemilahan dan pengolahan limbah medis perlu mengecek, petugas CS
Covid-19 sama dengan pengolahan dalam menangani limbah medis
limbah medis biasa, dimana dalam sehari covid memakai sarung tangan,
pengambilan sampah limbah dilakukan masker, boot dan tanpa gaun
sebanyak 3 kali dari tiap unit dengan khusus.” (I, 42 tahun)
menggunakan kardus biasa yang dibuat
sendiri. Proses pengolahan limbah Wawancara berikutnya terkait
dimulai dari pemilahan, penampungan cleaning service yang belum memakai
sesuai wadah yang berwarna kuning dan pakaian khusus dalam pengangkutan
dilakukan oleh cleaning service. sampah dibenarkan oleh informan biasa
selaku analis laboratorium. Berikut

43
kutipan wawancara dengan salah satu informan kunci terkait dengan risiko
informan biasa : pengolahan limbah, dimana berdasarkan
“Semua limbah Covid lab hasil wawancara mendalam dengan
bercampur dengan limbah medis informan kunci mengatakan bahwa
lab yang lain. Tempat sampah rumah sakit telah mengukur mutu
yang digunakan untuk pengolahan limbah cair. Berikut kutipan
penampungan limbah medis wawancara dengan informan kunci
sudah dipisah dengan tempat selaku Kepala Instalansi IPAL:
limbah non medis dengan “Rumah sakit belum memiliki
memakai wadah limbah yang insenerator sendiri. Limbah yang
dibedakan warna wadahnya. dihasilkan semuanya diserahkan
Untuk limbah medis memakai ke pihak ketiga PT Pria tanpa
wadah sampah berwarna kuning ada pihak lain yang mengambil
sedangkan utk limbah non medis dan memanfaatkannya karena
memakai wadah plastik hal ini akan sangat berbahaya
berwarna hijau. Petugas CS juga bagi masyarakat umumnya.
tidak memakai gaun khusus utk Mutu pengolahan limbah cair
pengangkutan limbah medis” (D, dilakukan rutin tiap bulan
44 tahun) dengan menghitung beberapa
parameter antara lain : suhu,
Wawancara berikutnya terkait PH, BOD, COD, TSS, NH3, PO4
pengangkutan limbah yang masih dan total Coliform. Hasil
banyak tercecer di berbagai tempat di evaluasi yang didapat dari
sampaikan oleh informan biasa selaku parameter tersebut selama ini
analis laboratorium. Berikut kutipan maih dalam range yang normal.”
wawancara dengan salah satu informan (N, 43 tahun)
biasa : Berdasarkan hasil penelitian
“Setelah limbah medis diangkut yang dilakukan di RSHIMM melalui
oleh CS, mereka sekalian obeservasi dan wawancara mendalam
membersihkan ruangan. Kadang kepada informan diperoleh bahwa risiko
kadang masih ada limbah yang pengolahan limbah medis Covid-19 di
tercecer saat pangangkutan ke RSIHMM masih sangat besar dimana
tps meski hanya sedikit.tempat sebagian besar para cleaning service
sampah limbah medis utk benda yang mengangkut sampah limbah belum
tajam terbuat dari kardus bekas menggunakan pakaian khusus, selain itu
biasa. Limbah medis covid pada saat pengambilah limbah masih
rumah sakit adalah semua terdapat beberapa limbah yang tercecer
limbah yang merupakan hasil dan masih menggunakan kardus buatan
dari pelayanan pada pasien sendiri sehingga peluang risiko terpapar
covid terutama pada ruang iso masih tinggi.
covid.” (EN, 46 tahun)
Pengendalian Risiko Kecelakaan
Selain itu, peneliti juga Pengendalian risiko kecelakaan
melakukan triagulasi sumber kepada limbah medis yang dilakukan di

44
RSHIMM belum maksimal dikarenakan khusus medis sudah ada,
banyaknya kendala sarana dan letaknya dekat parkiran sepeda
prasarana. Adapun pengendalian risiko motor. Untuk pengangkutan
dilakukan sesuai dengan SOP yang ada limbah medis menggunakan ram
di RSHIMM. yg sama dengan pengangkutan
Berdasarkan hasil wawancara pasien ke lantai 2” (EN, 46
yang dilakukan kepada informan biasa tahun)
selaku analis laboratorium pengendalian
risiko kecelakaan kerja yang telah Selain itu, peneliti juga
dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan triagulasi sumber kepada
penyediaan APD di setiap unit berupa informan kunci terkait dengan
handscoon, kacamata pelindung, safety pengendalian risiko kecelakaan, dimana
shoes, dan safety helmet. Namun, untuk berdasarkan hasil wawancara mendalam
cleaning service belum menggunakan dengan informan kunci mengatakan
pakaian khusus pada masa pandemic bahwa rumah sakit telah menerapkan
Covid-19 hanya menggunakan masker SOP namun terkendala akibat masih
dan handscoon. Berikut kutipan kurangnya sarana dan prasarana. Selain
wawancara dengan salah satu informan itu, telah terdapat pelatihan bagi petugas
biasa : sanitasi ruangan dibantu oleh komite ppi
“Petugas CS tidak memakai rumah sakit Berikut kutipan wawancara
gaun khusus utk pengangkutan dengan informan kunci selaku Kepala
limbah medis. Saya tidak hafal Instalansi IPAL :
jam berapa petugas CS datang “Untuk diklat pelatihan sanitasi
mengambil limbah medis, yang dan IPAL. Rumah sakit sangat
saya ingat dalam sehari bisa didukung oleh manajemen
beberapa kali mengambil Rumah sakit, diklat yang
sampah medis. Trolly dilakukan dapat diadakan di
pengangkut limbah medis yang rumah sakit sendiri atau
digunakan saya tidak tahu mengundang pihak luar yang
apakah didesinfeksi setelah berkompeten, dengan mengikuti
setiap kali digunakan, diklat tersebut sangat dirasakan
berdasarkan cerita dari CS manfaat yang didapat yaitu
dilakukan desinfeksi” (I, 42 peningkatan kualitas pelayanan
tahun) sanitasi dan limbah rumah sakit.
Wawancara berikutnya terkait Limbah yang dihasilkan diolah
SOP pembuangan limbah sudah terdapat dan pelaporannya dilakukan ke
di masing-masing ruangan di sampaikan kepala bagian umum rumah sakit
oleh informan biasa selaku analis tiap bulan dan diteruskan ke
laboratorium. Berikut kutipan direktur rumah sakit, sedangkan
wawancara dengan salah satu informan laporan tertulis ke dinas
biasa : kesehatan kota Mojokerto
“SOP pengolahan limbah medis dilakukan rutin tiap tiga bulan.
Covid sudah ada di ruangan. Pembuangan limbah medis
TPS untuk pengolahan limbah benda tajam pada kardus yg

45
dibuat sendiri oleh rumah sakit, dan limbah medis yang lain
jajaran mamajemen rumah sakit penangannya masih sama dan terkadang
mendukung dan memfasilitasi masih terdapat limbah yang berceceran.
kebutuhan akan sarana Untuk mengetahui lebih lanjut
prasarana pengolahan limbah hasil penelitian yang diperoleh tentang
medis.laporan rutin bulanan Analisis Risiko Keselamatan Dan
jumlah limbah yang dihasilkan Kesehatan Kerja (K3) Dalam
dilaporkan ke kabag umum dan Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit
diteruskan ke direktur rumah Islam Hasanah Muhammadiyah
sakit.dana untuk pengolahan Mojokerto Di Masa Pandemi Covid-19
limbah medis sebesar 16.500 maka akan dibahas sebagai berikut :
perkg limbah medis terdiri dari
biaya pemeliharaan sarana Pengolahan Limbah Medis RSIHMM
prasarana limbah dan biaya Limbah cair dan Iimbah padat
angkut limbah. Pada limbah yang berasal dan rumah sakit dapat
medis covid diberi tulisan: berfungsi sebagai media penyebaran
limbah khusus da nada gambar gangguan atau penyakit bagi para
infeksius yg ditempeli stiker.” petugas, penderita maupun masyarakat.
(N, 43 tahun) Gangguan tersebut dapat berupa
pencemaran udara, pencemaran air,
Berdasarkan hasil penelitian tanah, pencemaran makanan dan
yang dilakukan di RSHIMM melalui minunian. Pencemaran tersebut
obeservasi dan wawancara mendalam merupakan agen agen kesehatan
kepada informan diperoleh bahwa lingkungan yang dapat mempunyai
pengendalian risiko yang dilakukan dampak besar terhadap manusia.
masih kurang karena terbatasnya fasilitas Berdasarkan hasil wawancara
sarana dan prasarana, sehingga sebagian dan observasi yang dilakukan,
besar para cleaning service masih belum pengolahan limbah medis Covid-19
memakai pakaian khusus dalam yang dilakukan di RSHIMM masih sama
pengambilan limbah medis. dengan pengolahan limbah medis biasa,
dimana proses pengolahan limbah
PEMBAHASAN sebelum pandemic dimulai dari
pemilahan, penampungan sesuai
Berdasarkan hasil observasi, wadahnya berwarna. Hijau untuk limbah
terdapat beberapa cleaning service yang non infeksius, Kuning untuk limbah
melakukan tindakan tidak aman (unsafe infeksius benda tajam dan safety box.
act). Tindakan tidak aman tersebut yaitu Penampungan sementara sampai dengan
bekerja dengan tidak menggunakan pengambilan sampah oleh pihak ke 3.
pakaian khusus. Saat diwawancara Pemisahan limbah medis dilakukan oleh
kenapa bekerja hanya menggunakan petugas diruangan setiap kali selesai
masker dan sarung tangan dikarenakan memakai kelengkapan pelayanan medis
pihak RS hanya menyediakan sarung yang akan menghasilkan limbah medis.
tangan dan masker bagi para cleaning Limbah medis antara lain yang paling
service. Selain itu limbah medis covid banyak adalah apd (alat pelindung diri)

46
selain limbah non medis lainnya. oleh makhluk hidup lainnya, seperti
Pengangkutan limbah medis dan hewan dan tumbuh-tumbuhan yang akan
pengantaran pasien ke ruangan ruangan mengalami kerusakan atau bahkan
menggunakan ramp yang sama. Selain kematian. Dijelaskan dalam Pasal 1 ayat
itu pembuangan limbah ketika proses 16 UU PPLH perusakan lingkungan
pengangkutan masih menggunakan adalah tindakan orang yang
kardus yang dibuat sendiri. menimbulkan perubahan langsung atau
Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak langsung terhadap sifat fisik,
penyimpanan sementara belum kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup
memenuhi standar, belum melakukan sehingga melampaui kriteria baku
prosedur pengelolaan limbah B3 secara kerusakan lingkungan hidup.
benar. Pada masa pandemi COVID-19, Hasil observasi dan wawancara
KLHK mengeluarkan kebijakan mendalam terkait risiko kecelakaan yang
diskresi melalui Surat Edaran Nomor : dapat timbul selama pengolahan limbah
SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020 Covid di RSHIMM adalah high risk
tentang Pengelolaan Limbah Infeksius terpapar virus Covid-19 dikarenakan
(Limbah B3) dan Sampah Rumah Ramp yang digunakan untuk
Tangga dari penangangan Corona Virus mengangkut limbah medis, pasien dan
Disease (COVID-19) untuk membantu mayat masih dalam satu jalur yang sama,
fasyankes mengelola limbah B3 selain itu limbah yang berserakan dapat
medisnya sendiri walaupun belum menyebarkan kuman dan membuat
memiliki perizinan. Selanjutnya petugas terpeleset. Para cleaning service
berdasarkan Rapat Koordinasi Regional juga belum menggunakan pakaian
KLHK terkait pengelolaan limbah B3 khusus pada saat pengangkutan limbah
medis pada masa pandemic COVID-19 dan limbah medis benda tajam masih
disampaikan bahwa apabila rumah menggunakan kardus buatan yang
sakit tidak memiliki pengolah limbah terbuka sehingga membuat rentan
B3 medis, dapat dikerjasamakan dengan terkena virus. Hal tersebut belum sesuai
pabrik semen. Pengelolaan limbah B3 dengan Peraturan Pemerintah No. 50
medis secara tepat dan benar menjadi tahun 2012 tentang SMK3 mengenai
kunci dalam pengendalian penyebaran potensi bahaya yaitu suatu keadaan baik
COVID-19. Penelitian pengelolaan pada mesin, pesawat, peralatan, orang,
limbah B3 medis pada masa pandemi cara kerja, instalasi, bahan, proses
COVID-19 di Indonesia menurut produksi, sifat kerja dan lingkungan
pengetahuan peneliti belum ditemukan yang berpotensi menimbulkan beberapa
sampai saat ini. macam kerugian, kerusakan, gangguan,
kebakaran, kecelakaan, penyakit akibat
Risiko Kecelakaan Yang Timbul kerja, peledakan, serta pencemaran
Pencemaran lingkungan yang (Presiden Republik Indonesia, 2012).
dihasilkan baik dari sampah atau limbah
industry rumah sakit maupun dari Pengendalian Risiko Kecelakaan
limbah rumah tangga akan berdampak Pengendalian risiko kecelakaan
buruk terhadap lingkungan, dimana dapat dilakukan dengan menghilangkan
lingkungan tersebut langsung digunakan atau mengurangi bahaya tindakan yang

47
dilakukan adalah menghilangkan operasi mengurangi penularan penyakit dari
atau material berbahaya. Bahaya yang lingkungan ke pasien. Perbedaan
tidak dapat dihilangkan dapat dengan pengelolaan limbah pada masa pandemic
cara mengembangkan metode kerja yang adalah petugas Cleaning Servis di
lebih aman. Salah satunnya dengan RSHIMM harusnya memakai pakaian
menggunakan material-material APD lengkap level 2, sarung tangan
alternatif yang lebih rendah bahayanya, karet, apron, boot, tutup kepala, google,
melakukan evaluasi risiko-risiko residual kemudian limbah harus diberi tanda
yaitu dengan melakukan penilaian risiko infeksius pada wadahnya,
yang mempertimbangkan tingkat atau penyemprotan, desinfeksi pada saat
ukuran bahaya yang dihadapi, waktu mengikat wadah limbah Covid-19.
ekspos, jumlah orang yang terekspos, Penelitian ini sejalan dengan penelitian
probabilitas peristiwa terjadi. yang dilakukan Vinidia Pertiwi, Upaya
mengevaluasi secara kualitatif, pengurangan limbah B3 pada sumber
berdasarkan penaksiran pribadi. Setelah dengan penggantian termometer
itu mensubstitusi perlengkapan, material, merkuri menjadi termometer digital
substansi atau metode kerja dengan yang yang digunakan di lab. Hal ini
lebih aman, mencegah ekspos atau dilakukan oleh pihak RS untuk
kontak dengan menggunakan struktur menghindari penggunaan limbah B3.
kumbung, wadah atau sarana pelindung Hal ini sesuai dengan PerMen LHK
yang sesuai. Mengendalikan ekspos atau No 56 tahun 2015 dan juga serupa
kontak dengan cara membatasi akses pada penelitian Cheng et al (2008)
atau waktu kontaknya dengan substansi, yaitu pusat pelayanan kes
serta menyediakan PPE sebagai usaha bertanggung jawab terhadap
terakhir. berbagai limbah yang dihasilkan.
Hasil observasi dan wawancara Pihak farmasi melakukan
mendalam terkait pengendalian risiko pemantauan distribusi bahan kimia dan
kecelakaan yang terjadi di RSHIMM farmasi. Hal ini dilakukan dirumah
dilakukan dengan mematuhi SOP, sakit untuk memantau aliran bahan
namun masih terkendala akibat kimia sampai dengan pembuangannya
kurangnya sarana prasarana dll. sebagai limbah B3 agar tidak terjadi
Sehingga sebagian besar cleaning penyalahgunaan limbah B3. Hal ini
service belum menggunakan APD sesuai dengan PerMen LHK No 56
lengkap. Pengendalian yang dilakukan tahun 2015 dan juga serupa pada
sebaiknya melakukan penyediaan APD penelitian Pruss (2005), pengelolaan
lengkap bagi petugas yang berkaitan yang cermat dapat mencegah
dengan pengolahan limbah, pengolahan penumpukan bahan kimia atau farmasi
dan pengankutan limbah medis berupa kadaluwarsa. Kesalahan pewadahan
benda tajam menggunakan wadah atau limbah B3 dan Non B3 serta
sarana pelindung yang sesuai dengan pencampuran limbah obat/farmasi
menggunakan penutup agar tidak dengan limbah Non B3 tidak sesuai
berserakan. Ramp untuk pengangkutan dengan PerMen LHK No. 56 Tahun
limbah medis dipisahkan dengan 2015. Kendala yang ada yaitu
pengangkutan pasien sehingga dapat kurangnya kesadaran petugas dalam

47
membuang limbah sesuai kategorinya. SOP, namun masih terkendala akibat
Belum ada program khusus untuk kurangnya sarana prasarana dll.
pemilahan limbah farmasi sehingga melakukan penyediaan APD lengkap
piihak sanitasi belum mengajukan bagi petugas yang berkaitan dengan
pengadaan kantong plastik cokelat. pengolahan limbah, pengolahan dan
pengankutan limbah medis berupa benda
KESIMPULAN tajam menggunakan wadah atau sarana
pelindung yang sesuai dengan
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan penutup agar tidak
Analisis Risiko Keselamatan dan berserakan. Ramp untuk pengangkutan
Kesehatan Kerja (K3) Dalam limbah medis dipisahkan dengan
Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit pengangkutan pasien sehingga dapat
Islam Hasanah Muhammadiyah mengurangi penularan penyakit dari
Mojokerto di Masa Pandemi Covid-19 lingkungan ke pasien.
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut. Saran
Pengolahan limbah medis Covid- Saat melakukan pengolahan
19 yang dilakukan di RSHIMM masih limbah sebaiknya pihak yang terkait
sama dengan pengolahan limbah medis lebih memperhatikan dan berfokus pada
biasa, dimana proses pengolahan limbah pengolahan pemilahan dan
dimulai dari pemilahan, penampungan, pengangkutan limbah medis dan non
pengangkutan dan pengolahan sesuai medis agar tidak meningkatkan risiko
wadahnya berwarna kuning. Risiko terpapar penyakit.
kecelakaan yang ditemukan, Ramp yang Manajemen Rumah Sakit
digunakan untuk mengangkut limbah memberikan pelatihan kepada cleaning
medis, pasien dan mayat masih dalam service untuk mengenali potensi bahaya
satu jalur yang sama, selain itu limbah dan risiko ditempat kerja serta
yang berserakan dapat menyebarkan bagaimana cara mencegah dan
kuman dan membuat petugas terpeleset. mengendalikan bahaya tersebut.
Para cleaning service juga belum Perlu dilakukan penelitian lebih
menggunakan pakaian khusus pada saat lanjut dengan menggunakan metode dan
pengangkutan limbah dan limbah medis desain penelitian lain untuk mengetahui
benda tajam masih menggunakan kardus perbandingan dan faktor-faktor lain yang
buatan yang terbuka, sampah langsung belum diteliti dalam penelitian
diikat di wadahnya dan terkadang tidak
dilakukan penyemprotan desinfeksi pada DAFTAR PUSTAKA
ikatannya, hal ini tidak sesuai dengan
standar pengolahan limbah medis covid 1. Altin, S. et al. (2003)
yang dikeluarkan oleh kementerian KLH ‘Determination of hospital waste
dan Kemenkes, sehingga resiko terpapar composition and disposal
akan meningkat pada saat proses methods: A case study’, Polish
pengangkutan. Journal of Environmental
Pengendalian risiko yang Studies, 12(2), pp. 251–255.
dilakukan dilakukan dengan mematuhi 2. Amalia, Vina, et al. "Penanganan

48
limbah infeksius rumah tangga Surabaya.
pada masa wabah COVID- 9. Hesti, Yulia. "Upaya Penanganan
19." LP2M (2020). Limbah B3 Dan Sampah Rumah
3. Arif, Muh. Ikbal. Studi Tangga Dalam Mengatasi
Penanganan Limbah Padat Pandemi Corona Sesuai Dengan
Infeksius Di Laboratorium Surat Edaran No. Se.
Rumah Sakit Umum Daerah Haji 2/Menlhk/Pslb3/Plb.
Makassar. JURNAL MKMI, 3/3/2020tentang Pengelolaan
Desember 2013, hal 230-235 Limbah Infeksius (Limbah B3)
4. Asrun, A. M., Sihombing, L. A. Dan Sampah Rumah Tangga
and Nuraeni, Y. (2020) ‘Dampak Dari Penanganan Corona Virus
Pengelolaan Sampah Medis Disease (Covid-19)."
Dihubungkan dengan Undang- 10. International Labour
Undang No 36 Tahun 2009 Organization (2020) ‘Dalam
tentang Kesehatan dan Undang- menghadapi pandemi:
Undang No. 32 Tahun 2009 Memastikan Keselamatan dan
Tentang Perlindungan Dan Kesehatan di Tempat Kerja’,
Pengelolaan Lingkungan Hidup’, Labour Administration, Labour
PAJOUL (Pakuan Justice Inspection and Occupational
Journal Of Law), Volume 01(1), Safety and Health Branch
pp. 33–46. doi: (LABADMIN/OSH) Route, pp. 1–
10.1017/CBO9781107415324.00 52.
4. 11. Ismara,Ima, T. B. (2014) ‘Buku
5. Choidiyah, S., Joko, T. and Ajar Keselamatan Dan
Setiani, O. (2019) ‘Pengelolaan Kesehatan Kerja (K3)’,
Limbah Bahan Berbahaya dan Keselamatan da Kesehatan kerja
Beracun (LB3) Ditinjau dari (k3), p. 163.
Indeks Proper di RSUD Tugurejo 12. Isykapurnama, Syauki, And
Semarang’, Jurnal Kesehatan Darsih Sarastri. "Literature
Masyarakat, 53(9), pp. 1689– Review: Potensi Teknologi
1699. doi: Pengolahan Limbah Berbasis
10.1017/CBO9781107415324.00 Pirolisis Dalam Penanganan
4. Limbah Alat Pelindung Diri
6. Cropley, A. (2019) Introduction Yang Menumpuk Di Masa
to Qualitative Research Methods. Pandemi Covid-19." Generics:
University of Hamburg. doi: Journal Of Research In
10.13140/RG.2.1.3095.6888. Pharmacy 1.1 (2021).
7. Damanhuri, E. (2010) 13. Kardina Wilujeng Ika, Azham
Pengelolaan Bahan Berbahaya Umar Abidin, Awaluddin
dan Beracun. Bandung. Nurmiyanto. Manajemen Risiko
8. Dhani Muhammad, Yulinah Keselamatan Dan Kesehatan
Trihadiningrum. Kajian Kerja (K3) Di Rumah Sakit Jiwa
Pengelolaan Limbah Padat Jenis Grhasia D.I. Yogyakarta. Teknik
B3 Di Rumah Sakit Bhayangkara Lingkungan, Fakultas Teknik

49
Sipil dan Perencanaan, Kebijakan Pengelolaan Limbah
Universitas Islam Indonesia, Medis Infeksius Penanganan
2016 Corona Virus Disease 2019
14. Kementerian Kesehatan Republik (Covid-19)." JUKMAS: Jurnal
Indonesia (2016) Kesehatan dan Untuk Masyarakat Sehat 4.2
Keselamatan Kerja. Edited by S. (2020): 216-229.
Rejeki. Jakarta: Pusat Pendidikan 20. Nugraha Winardi Dwi, Arie
Sumber Daya Manusia Budianti, Wawan Sulistyo.
Kesehatan, Badan Analisa Risiko Keselamatan
Pengembangan dan Kerja Dengan Menggunakan
Pemberdayaan Sumber Daya Metode Hazards Identification,
Manusia Kesehatan. Risk Assessment And Risk
15. Kementerian Kesehatan RI Control (Hirarc) Di
(2020) ‘Pedoman Pencegahan Laboratorium Btpldd Ptlr Batan
dan Pengendalian Coonavirus Serpong Banten.
Disease (COVID-19)’, Pedoman 21. Prasetiawan, T. (2020)
kesiapan menghadapi COVID- ‘Permasalahan Limbah Medis
19, pp. 0–115. Covid-19 Di Indonesia’, Info
16. Masita Alif Kurnia.2017. Singkat, xii(9).
Identifikasi bahaya, penilaian 22. Peraturan Menteri Lingkungan
risiko dan upaya pengendalian Hidup yang Terkait Pengelolaan
pada proses pengolahan limbah Limbah B3 dan Sampah Rumah
Rumah Sakit Muhammadiyah Tangga dari Penanganan Covid-
Lamongan. The Indonesian 19
Journal of Occupational Safety 23. Pedoman Pengelolaan Limbah
and Health Vol. 6, No. 3 Sept- Rumah Sakit Rujukan, Rumah
Des 2017: 394403 Sakit Darurat, dan Puskesmas
17. Misdarpon, D. and Fatori, M. yang Menangani Pasien Covid-
(2013) ‘Keselamatan Kerja dan 19.
Kesehatan Lingkungan’, 24. Permenkes nomor 17 tahun 2019
Direktorat Jendral Manajemen tentang Pengelolaan Limbah
Pendidikan Dasar dan Lingkungan Hidup Rumah Sakit
Menengah Kementrian 25. Permenkes nomor 27 tahun 2017
Pendidikan dan Kebudayaan, 1, tentang Pedoman Pencegahan
pp. 1–107. Dan Pengendalian Infeksi Di
18. Ningrum Sacharina Surya, Abdul Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rohim Tualeka. 2018. Upaya 26. Siddik Salma Savira, Eka
Pengendalian Risiko Pada Unit Wardhani. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah Medis B3 Di Rumah Sakit X Kota
Benda Tajam Di Rumah Sakit. Batam. Serambi Engineering,
JPH RECODE Maret 2018; 1 (2) Volume V, No. 1 Januari 2020
: 98-108 http://e- hal 760-767 760 p-ISSN : 2528-
journal.unair.ac.id/JPHRECODE 3561 e-ISSN : 2541-1934
19. Nugraha, Candra. "Tinjauan 27. Silferius Hulu (2020) ‘Analisa

50
Efek Covid-19 Terhadap Penyesuaian Langkah-Langkah
Dimensi Kehidupan Manusia’, Kesehatan Masyarakat dan Sosial
Pustaka Bergerak, pp. 2018– Dalam Konteks COVID-19’,
2020. (April), pp. 1–7.
28. Subhi, Misbahul. "Webinar 31. Yuantari MG Catur, Hafizhatun
Pengelolaan Limbah Medis Pada Nadia. Analisis Risiko
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Keselamatan dan Kesehatan
Masa Pandemi Covid Kerja Pada Petugas Kebersihan
19." Conference On Innovation di Rumah Sakit. Faletehan
And Application Of Science And Health Journal,5 (3) (2018) 107-
Technology (Ciastech). Vol. 3. 116 https://journal.lppm-
No. 1. 2020. stikesfa.ac.id ISSN 2088-673X|
29. WHO and UNICEF (2020) ‘Air, e-ISSN 2597-8667
Sanitasi, Higiene, dan 32. Yolarita, Elsa, And Desi Widia
Pengelolaan Limbah yang Tepat Kusuma. "Pengelolaan Limbah
Dalam Penanganan Wabah B3 Medis Rumah Sakit Di
COVID-19’, World Health Sumatera Barat Pada Masa
Organization, pp. 1–10. Pandemi Covid-19." Jurnal
30. World Health Organization Ekologi Kesehatan 19.3 (2020):
(2020) ‘Pertimbangan 148-160.

51

You might also like