You are on page 1of 2

GENERASI ISLAM VS GENERASI MICIN

Sobat Aer, tahukah kalian apa itu “generasi”? generasi adalah keturunan yang
meneruskan keturunan sebelumnya di masa depan. Jadi bagaimana masa depan suatu
peradaban dapat dilihat bagaimana generasinya saat ini, tinggal kalian (wahai pemuda)
menjadikanya masa depan Islam atau masa depan Micin?  (nyengir nih… ).
Apasih generasi micin itu? Yuk kita ulas dulu. Belakangan diketahui banyak remaja masa
kini yang justru memperpanjang daftar hitam karena virus yang disebut hedonis (berfoya foya)
dan gila ketenaran. Membuat sensasi dengan satu tujuan tinggi (menurut mereka) yaitu VIRAL.
Namun, viral bukan karena prestasi tapi hal aneh semacam makan mangga mentah, mengaku
menjadi istri sah Iqbal (pemeran Dilan), atau menjadikan tokoh tik tok sebagai tuhan. Akhirnya,
alih alih menjadi generasi harapan dan dambaan umat untuk menuju kebangkitan islam,
mereka justru menjadi generasi yang disibukkan dengan pacaran, instagram-an, facebook-kan,
dan tik tok kan. Mengumbar kegalauan menjadi hal yang lumrah seakan malu menjadi sangat
mahal di era zaman now ini, bahkan banyak diantara mereka sibuk memenuhi ruangan konser
untuk bertemu dengan ahjusi dan oppa-oppa. Astagfirullah…
Melihat aqidah anak zaman sekarang, muncul pertanyaan? Setipis itukah aqidah anak
zaman sekarang? Menjadikan pemain tik tok sebagai tuhannya. Yang lebih mengherankan lagi,
bahkan banyak yang telah berjilbab, tapi ikut-ikutan membuat video tiktok yang berkontribusi
menghancurkan generasi demi meningkatkan popularitas. Tidak berpikirkah dampaknya bagi
generasi zaman now? Tidak takutkah nanti pada zaman pengadilan Allah akan ditanya
perbuatan kita? Tidak takut dosa jariahkah karena menciptakan tontonan yang bersifat
merusak. Apakah akhir zaman sudah dekat? Sepertinya Dajjal semakin tertawa terbahak-bahak
melihat kelakuan anak zaman sekarang, dajjal semakin mudah pekerjaannya nanti karena
aqidah umat Islam sekarang semakin hancur
Lalu apasih generasi Islam itu? Yuk kita flashback! Telah tertulis dalam sejarah bahwa
islam selalu mampu melahirkan generasi unggul dambaan umat, walaupun terbilang sangat
muda mereka mampu menorehkan tinta emas dalam sejarah. Mengharumkan nama islam dan
membuat islam memenangkan peradaban. Merekalah yang menghabiskan waktunya siang dan
malam untuk kenuntut ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu agama.
Kisah Usamah bin Zaid, seorang pemuda berusia 18 tahun yang diangkat oleh
Rosulullah menjadi komandan pasukan perang kaum muslimin untuk menaklukkan Syam. Kisah
Imam Syafi'i diusia 9 tahun yang telah hafal Al-Qur'an bahkan Ibnu Sina yang talah hafal Al-
Qur'an sejak usia 5 tahun. Beliau juga mampu menjadi bapak kedokteran dunia. Muhammad Al
Fatih Sang Penakluk Konstatinopel. Zaid bin Tsabit yang dengan gagah beraninya pada usia 13
tahun mendaftar jihad, dan kemudian beliau diperintahkan Allah untuk menghimpun ayat-ayat
suci Al-Qur'an di usia 21 tahun. Itulah beberapa generasi emas Islam yang gaungnya masih
terdengar hingga sekarang.
Lalu apa bedanya kita yang ngakunya Kids Jaman Now dengan generasi muda Islam
zaman dulu? Coba kita renungkan! Adakah kita merasakan adanya ketimpangan yang sungguh
besar antara kita (generasi micin) dan kepribadian mereka (pemuda Islam dulu). Bukankah kita
sama-sama muslim? bahkan fasilitas kita jauh lebih canggih daripada zaman old? Harusnya kita
lebih pinter kan? Kenapa sebaliknya? Jadi apa sebab kita berbeda dengan generasi Islam tempo
dulu?. Fasilitas yang lengkap dan canggih tidak membuat kadar keimanan kita bertambah justru
sikap konsumtif, selalu sibuk dengan permainan dan kesibukannya akan berhenti dengan
permainan baru (tik tok dll)
Rusaknya perilaku remaja saat ini, tidak terlepas dari gencarnya arus liberalisasi yang
masuk ke negeri ini yang telah nyata memberikan dampak buruk pada kehidupan. Para kapitalis
turut menyumbangkan pengaruhnya terhadap kerusakan remaja saat ini melalui berbagai
media baik cetak maupun elektronik dengan memberikan tayangan tayangan yang mengumbar
syahwat dan kekerasan. 
Walhasil media yang ada saat ini berpotensi merusak serta meracuni akal dan moral
para generasi muda. Maka tidak heran generasi generasi yang di lahirkan adalah generasi yang
apatis, pragmatis, dan alergi terhadap aturan terutama aturan yang berasal dari islam.
Gambaran remaja saat ini sungguh sangat jauh berbeda dengan gambaran remaja di masa
pemerintahan islam. Islam yang dulu pernah berjaya lebih dari 13 abad yang insyaallah akan
bangkit kembali telah berhasil melahirkan generasi generasi muda yang cemerlang dan memiliki
jiwa pejuang.
Pertanyaan nya, mengapa terjadi perbedaan yang begitu jauh antara generasi muda
saat ini dengan generasi muda di masa kejayaan islam? Islam memandang generasi muda
amatlah penting, karena keberadaan nya sebagai generasi penerus. Bahkan Allah pun
menggambarkan dalam Al Quran betapa penting nya generasi muda.  Islam memandang
bahwa semua pihak bertanggungjawab dalam pembentukan generasi muda, baik orang tua
sebagai madrasah pertama dan utama di rumah, lingkungan masyarakat tempat mereka
tumbuh dan hidup bersama anggota masyarakat, maupun negara yang bertanggung jawab
melahirkan generasi islam sebagai bagian dari tugas negara melalui penerapan syariat islam
dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya :

1. Negara menerapkan aturan islam dalam pendidikan formal karena pendidikan merupakan
metode utama dan langsung untuk melahirkan generasi islam. 

2. Negara bertanggung jawab menerapkan syariat islam dalam segala aspek, kehidupan seperti
sistem pendidikan, sistem pergaulan, sistem ekonomi, sistem sanksi dan lain lain. 

3. Negara bertanggung jawab untuk mewujudkan lingkungan yang baik bagi generasi muda
umat islam, karena lingkungan berpengaruh besar terhadap individu yang hidup di dalamnya.

Sudah saatnya kita memahami bahwa sistem yang rusak tidak mampu melahirkan
generasi yang unggul karena generasi yang unggul hanya bisa di lahirkan dari sistem yang
unggul yaitu sistem Islam. Sejarah telah membuktikan bahwa penerapan islam secara
sempurna mampu melahirkan generasi muda yang cemerlang.

Wallahu' alam

You might also like