You are on page 1of 18

PENGARUH KOMUNIKASI MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DI HOTEL SWISS - BELINN


SIMATUPANG JAKARTA

Maya Angraeni
STIE Pariwisata Internasional (STEIN)

Parlagutan Silitonga
STIE Pariwisata Internasional (STEIN)

ABSTRACT

Purpose- This study aims to determine and analyze the influence of communication,
motivation and work discipline on employee performance at the Hotel SwissBelinn
Simatupang Jakarta.
Design/methology/approach- The population in this study were employees who worked at
Swiss-Beliin Simatupang Hotel Jakarta. The sampling technique uses saturated sample
techniques and is obtained from 75 respondents. Data collection methods using
questionnaires distributed to Swiss-Beliin Simatupang Jakarta hotel employees and analysis
using Multiple Linear Regression. For the results of the validity and reliability test in this
study has significant and real value. This research method uses quantitative descriptive. To
test the classic assumptions in this study are tests of Normality, Heteroscedasticity,
Multicollinearity, and Linearity to qualify for data. The collected data was then analyzed
using SPSS version 20.
Findings- It can be concluded that communication has a significant effect on employee
performance by 92.4%, motivation has a significant influence on employee performance by
11.76%, the variable work discipline has a significant influence on performance employee.
10.82% and from this analysis it can be seen that Communication, Motivation, and Work
Discipline have simultaneous effect on Employee Performance by 55.35% at Swiss-Beliin
Simatupang Hotel Jakarta.
Keywords: Communication, Motivation and Work Discipline on employee performance

Latar Belakang kepada jasa penginapan, makan dan


minum. Hotel Swiss-Belinn Simatupang
Sumber daya manusia merupakan hal ini berdiri di daerah yang sangat strategis
terpenting dalam sebuah perusahaan maka hotel ini pasti akan ramai oleh
karena perannya sebagai pelaksanaaan pengunjung.
kegiatan oprasional perusahaan. Agar Hotel Swiss-Belinn Simatupang
perusahaan bisa semakin berkembang Jakarta juga harus mengembangkan bisnis
maka perusahaan harus mempunyai atau usaha nya dengan cara memberikan
sumber daya manusia yang berkualitas pelayanan dan fasilitas baik mungkin
tinggi, seperti mampunyai pengetahuan kepada tamu agar hotel selalu ramai.
yang luas dan ketrampilan yang sesuai Sehubungan dengan hal tersebut,
dengan bidangnya serta usaha dalam manajemen Hotel Swiss-Beliin
mengelola perusahaan seoptimal mungkin Simatupang Jakarta merasa perlu untuk
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. terus menjalin komunikasi secara intense
Hotel Swiis-Belinn Simatupang Jakarta dengan para karyawannya, dengan tujuan
merupakan salah satu hotel yang sangat untuk memotivasi para karyawannya agar
memperhatikan kinerja karyawannya bersedia memberikan kontribusinya secara
karena hotel ini lebih mengfokuskan maksimal bagi kepentingan pencapaian

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
tujuan perusahaan serta membentuk 4. Untuk mengetahui pengaruh
disiplin kerja di setiap karyawan yang komunikasi motivasi dan disiplin secara
berkerja di Hotel Swiss-Belinn bersama-sama terhadap kinerja
Simatupang. karyawan.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk
menjalin komunkasi yang baik yaitu atasan Tinjauan Teori dan Pengembangan
selalu berbaur bersama karyawan dan Hipotesis
berkomunikasi langsung dengan karyawan
serta menyapa setiap karyawan pada saat Sumber Daya Manusia
jam kerja. Salah satu upaya untuk
memotivasi karyawan dilakukan dengan Menurut Werther dan davis dalam
cara memberikan service disetiap bulannya Sutrisno [1] sumber daya manusia adalah
sebagai bentuk penghargaan kepada pegawai yang siap, mampu dan siaga
karyawan yang berkerja di Hotel Swiss- dalam mencapai tujuan organisasi
Beliin Simatupang Jakarta dan disiplin sebagaimana dikemukakan bahwa dimensi
kerja juga harus selalu diterapkan agar pokok sisi sumber daya adalah
setiap karyawan yang berkerja dapat kontribusinya terhadap organisasi,
mengikuti SOP yang sudah ditetapkan oleh sedangkan dimensi pokok manusia adalah
pihak hotel tersebut, apabila ada salah satu perlakuan kontribusi terhadapnya yang
karyawan yang melanggar peraturan maka pada gilirannya akan menentukan kualitas
karyawan tersebut harus diberikan dan kapabilitas hidupnya.
punishment kepada karyawan yang Fahmi [2] sumber daya manusia
melanggar peraturan perusahaan. adalah rangkaian aktifitas organisasi yang
Berbagai upaya diatas dilakukan diarahkan untuk menarik, mengembangkan
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan mempertahankan tenaga kerja yang
karyawan dalam melayani para tamu di efektif. Definisi ini dapat dianggap sebagai
Hotel Swiss-Beliin Simatupang Jakarta. definisi yang sangat general dan tidak
Dari uraian diatas penelitian ini lebih spesifik seperti kita mendefinisikan
memfokuskan terhadap bagaimana cara MSDM pendekatan pemerintahan atau
karyawan mengkomunikasikan, MSDM definisi pendekatan indrustri jasa
memotivasikan dan mendisiplinkan atau manufaktur.
perkerjaannya dengan baik sesuai dengan
apa yang telah ditetapkan oleh pihak hotel, Komunikasi
untuk menganalisis komunikasi, motivasi
dan disiplin kerja yang ada di Hotel Umam dalam Hamali [3]
Swiss-Beliin Simatupang Jakarta. Komunikasi secara etimologis berasal dari
Maksud dari tujuan penelitian ini bahasa latin cum sebuah kata depan yang
adalah untuk memberikan gambaran yang artinya dengan atau bersama dengan , dan
mendalam dan memberikan bukti empiris kata units, sebuah kata bilangan yang
mengenai pengaruh komunikasi , motivasi berarti satu. Dua kata units, sebuah kata
dan disiplin kerja terhadap kinerja bilangan yang berarti satu. Dua kata
karyawan. Menurut latar belakang masalah tersebut membentuk kata benda
dan rumusan masalah yang ada, maka communion, yang dalam bahasa inggris
penelitian ini dilakukan dengan tujuan : disebut dengan communion, yang artinya
1. Untuk mengetahui pengaruh kebersamaan, persatuan, persekutuan
komunikasi terhadap kinerja karyawan. gabungan, pergaulan atau hubungan.
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi Kegiatan ber-communion
terhadap kinerja karyawan. memerlukan adanya usaha dan kerja, maka
3. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kata itu dibuat menjadi kata kerja
kerja terhadap kinerja karyawan. communicate, yang berarti membagi

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
sesuatu dengan seseorang, tukar-menukar, 1. Komunikasi ke Bawah
membicarakan sesuatu dengan orang, Komunikasi kebawah (down
memberitahukan sesuatu kepada communication) adalah penyampaian
seseorang, bercakap-cakap, bertukar informasi yang mengalir dari atasan
pikiran, berhubungan dan berteman. kepada bawahan sesuai dengan garis
Komunikasi berarti pemberitahuan, komando dalam suatu organisasi.
pembicaraan, percakapan, pertukaran 2. Komunikasi ke Atas
pikiran dan hubungan. Komunikasi ke atas (upward
Ngalimun [4] Komunikasi adalah proses communication) adalah informasi yang
pengiriman atau penyampaian berserta berasal dari bawahan keatasan.
informasi dari suatu pihak kepihak lain 3. Komunikasi Horizontal
dalam usaha untuk mendapatkan saling Komunikasi horizontal (horizontal
pengertian. aktifitas komunikasi dalam communication) adalah komunikasi
sebuah instusi senantiasa dengan tujuan individu atau kelompok pada tingkat
pencapaian baik dalam kelompok maupun yang sama dalam suatu organisasi.
masyarakat. 4. Komunikasi Diagonal
Budaya komunikasi dalam konteks Komunikasi diagonal (diagonal
komunikasi organisasi harus dilihat dari communication) adalah komunikasi
berbagai sisi, misalnya komunikasi antara yang dilakukan antar individu atau
atasan dengan bawahan ataupun kelompok yang berbeda pada bagian
komunkasi antar personal, juga dari yang berbeda dan pada tingkat yang
bawahan kepada atasan dengan pola nya berbeda pula.
masing masing.
Untuk melakukan komunikasi Motivasi
dengan baik kita mengetahui situasi dan
kondisi serta karakteristik lawan bicara Menurut Gray dalam Winardi [6]
kita, sebagaimana yang kita tahu, bahwa motivasi adalah hasil sejumlah proses yang
setiap manusia itu seperti sebuah radar bersifat internal atau eksternal bagi
yang dilingkupi lingkungan. Manusia biasa seorang individu, yang menyebabkan
menjadi sangat sensitive pada bahas tubuh, timbulnya sikap entusiasme dan prestasi
akspresi wajah, postur, gerakan, intonasi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
suara dan lainnya. tertentu.
Handoko dalam Ngalimun [4] komunikasi
adalah proses perpindahan pengertian Sumber Motivasi
dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain, yang melibatkan Menurut Suwanto dan Priansa [7]
lebih dari sekedar kata-kata yang sumber motivasi dibagi menjadi 2 yaitu:
digunakan dalam percakapan, tetapi juga 1. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif
ekspresi wajah, intonasi, titik putus lokal yang menjadi aktif atau berfungsinya
dan sebagainya. Perpindahan efektif tidak perlu dirangsang dari luar, karena
memerlukan tidak hanya tranmisi data, dalam diri setiap individu sudah ada
tetapi bahwa seseorang mengirim berita dorongan untuk melakukan sesuatu.
dan menerimanya sangat tergantung pada 2. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
keterampilan-keterampilan tertentu yang aktif dan berfungsinya karena
(membaca, menulis, mendengar, dll). adanya perangsang dari luar, motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai
Komunikasi Dalam Organisasi bentuk motivasi yang didalamnya
aktifitas dimulai dan diteruskan
Bagun [5] Komunikasi dalam berdasarkan dorongan dari luar yang
organisasi dibagi menjadi 4 yaitu : tidak berkaitan dengan dirinya.

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Kebutuhan Motivasi Kerja B. Berkerja pada perusahaan yang tepat
dengan perkerjaan yang tepat.
Menurut Luthans dalam Suwanto C. Mempunyai gelar dari universitas
dan Priansa [7] kebutuhan motivasi kerja ternama.
dibagi menjadi 5 yaitu : D. Tinggal dalam lingkungan yang tepat
1. Kebutuhan kekuasaan : dan termasuk dalam club elit.
A. Mempengaruhi orang mengubah E. Mempunyai hak istimewa eksekutif.
sikap dan perilaku.
B. Mengontrol orang dan aktifitas. Tipe-Tipe Motivasi
C. Berada pada posisi berkuasa
melebihi orang lain. Danim [8] tipe motivasi di bagi
D. Memperoleh kontrol informasi dan menjadi 4 yaitu:
sumber daya. 1. Motivasi Positif
E. Mengalahkan lawan atau musuh. Motivasi Positif yaitu motivasi yang
2. Kebutuhan akan untuk berprestasi : didasari atas keinginan manusia untuk
A. Melakukan sesuatu lebih baik dari mencari keuntungan-keuntungan
pada pesaing. tertentu. Manusia berkerja didalam
B. Memperoleh atau melewati sasaran organisasi jika dia merasakan bahwa
yang sulit. setiap upaya yang dilakukannya akan
C. Memecahkan masalah kompleks. memberikan keuntungan tertentu,
D. Menyelesaikan tugas yang apakah besar atau kecil. Dengan
menantang dengan berhasil. demikian, motivasi positif merupakan
E. Mengembangkan cara terbaik untuk proses pemberian motivasi atau usaha
melakukan sesuatu. membangkitkan motif, di mana hal itu
3. Kebutuhan akan afiliasi : diarahkan pada usaha untuk
A. Disukai banyak orang. mempengaruhi orang lain agar dia
B. Diterima sebagai bagian kelompok berkerja secara baik dan antusias
atau tim. dengan cara memberikan keuntungan
C. Berkerja dengan orang yang ramah tertentu kepadanya. Jenis-jenis motivasi
dan kooperatif. positif antara lain imbalan yang
D. Mempertahankan hubungan yang menarik, informasi tentang pekerjaan,
harmonis mengurangi konflik. kedudukan, jabatan, perhatian atasan
E. Berpartisipasi dalam aktifitas sosial terhadap bawahan. Kondisi kerja, rasa,
yang menyenangkan. partisipasi, dianggap penting,
4. Kebutuhan keamanan : pemberian tugas berikut tanggung
A. Mempunyai perkerjaan yang jawabnya dan pemberian kesempatan
membawa rasa aman. untuk bertumbuh dan berkembang.
B. Dilindungi dari kehilangan 2. Motivasi Negatif
penghasilan atau masalah ekonomi. Motivasi Negatif yaitu motifasi yang
C. Mempunyai perlindungan dari sakit bersumber dari rasa takut contohnya
dan cacat. jika ia tidak berkerja akan muncul rasa
D. Dilindungi dari gangguan fisik dan takut dikeluarkan, takut tidak diberi
kondisi berbahaya. gaji, dan takut dijauhi oleh rekan
E. Menghindari tugas atau keputusan sekerja. Motifasi negatif yang
dengan resiko kegagalan atau berlebihan akan membuat organisasi
kesalahan. tidak mampu mencapai suatu tujuan.
5. Kebutuhan akan status : Personalia organisasi menjadi tidak
A. Mempunyai mobil yang tepat dan kreatif, serba takut dan serba terbatas
mengenakan pakaian yang tepat. geraknya.
3. Motivasi dari dalam

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Motivasi dari dalam yaitu motivasi a. Kondisi lingkungan kerja.
yang timbul didalam diri perkerja waktu b. Kompensasi yang memadai.
ia menjalankan tugas-tugas atau c. Supervisi yang baik.
pekerjaan dan bersumber dari dalam d. Adanya jaminan perkerjaan.
diri perkerja itu sendiri. Motivasi e. Status dan tanggung jawab.
muncul dari dalam diri individu, karena f. Peraturan yang fleksibel.
memang individu itu mempunyai
kesadaran untuk berbuat manusia Disiplin Kerja
seperti ini jarang cingcong atau
menggerutu. Bagian berbuat adalah Hamali [3] Disiplin Kerja adalah
suatu kewajiban, pelaksanaan makan suatu kekuatan yang berkembang didalam
sebagai kebutuhan. Paksaan, ancaman tubuh karyawan dan menyebabkan
atau imbalan yang bersifat eksternal karyawan dapat menyesuaikan diri dengan
lainnya memang penting akan tetapi sukarela pada keputusan peraturan, dan
tidaklah lebih penting ketimbang aspek- nilai-nilai tinggi dari perkerjaan perilaku.
aspek nirmaterial. Disiplin dalam arti sempit biasanya
4. Motivasi dari luar dihubungkan dengan hukuman. Tindakan
Motivasi dari luar yaitu motivasi yang menghukum seseorang karyawan ini
muncul sebagai akibat adanya pengaruh sebenarnya hanya merupakan sebagian
yang ada di luar perkerjaan dan dari dari persoalan disiplin, dan tindakan ini
luar diri perkerja itu sendri. Motivasi dilakukan bilamana usaha usaha
dari luar biasanya dikaitkan dengan pendekatan secara konstruktif mengalami
imbalan. Kesehatan, kesempatan cuti, kegagalan.
program rekreasi perusahaan dan lain- Hasibuan [9] Kedisiplinan adalah
lain. Pada konteks ini manusia fungsi operatif keenam sumber daya
organisasional ditempatkan sebagai manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi
subjek yang dapat didorong oleh faktor operatif yang sangat penting karena
luar. Manusia berkerja, karena semata semakin baik disiplin karyawan, semakin
mata didorong oleh ada nya sesuatu tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.
yang ingin dicapai dan dapat pula Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit
bersumber dari faktror subjek dari luar. bagi organisasi perusahaan mencapai yang
optimal. Disiplin yang baik mencerminkan
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi besar nya rasa tanggung jawab seseorang
Motivasi terhadap tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Hal ini mendorong gairah
Sutrisno [2] faktor – faktor yang kerja, semangat kerja, Dan terwujudnya
mempengaruhi motivasi dapat dibagi tujuan perusahaan, karyawan, dan
menjadi 2 yaitu : masyarakat. Oleh karena itu, setiap
1. Faktor Intern manager selalu berusaha agar para
Faktor intern dapat dipengaruhi bawahannya mempunyai disiplin yang
pemberian motivasi pada seseorang baik.
antara lain :
a. Keinginan untuk dapat hidup. Indikator – Indikator dalam disiplin
b. Keinginan untuk dapat memiliki. kerja
c. Keinginan untuk memperoleh
penghargaan. Hamali [3] indikator- indikator
d. Keinginan untuk memperoleh dalam disiplin kerja dibagi menjadi 3 yaitu
pengakuan. :
e. Keinginan untuk berkuasa. 1. Disiplin Preventif
2. Faktor Ekstern

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Disiplin Preventif adalah kegiatan yang 2. Ada tidaknya keteladanan
dilaksanakan untuk mendorong para pimpinandalam perusahaan.
karyawan agar mengikuti berbagai 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat
standar dan aturan, sehingga dijadikan pegangan.
penyelewengan-penyelewengan dapat 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil
dicegah. Sasaran pokoknya adalah tindakan.
untuk medorong disiplin diri antara para 5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
karyawan. Disiplin preventif menjaga 6. Ada tidaknya perhatian kepadaa para
disiplin diri karyawan bukan semata- karyawan.
mata karena dipaksa manajemen 7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang
perusahaan. Manajemen perusahaan mendukung tegaknya disiplin.
mempunyai tanggung jawab untuk
menciptakan suatu iklim disiplin Indikator Disiplin Kerja
preventif dimana berbagai standar
diketahui dan dipahami. Karyawan Menurut Mangkunegara [10]
yang tidak mengetahui standar-standar indikator kedisiplinan terdapat empat
apa yang harus dicapai akan cenderung macam yaitu :
menjadi salah arah atau eratik.
2. Disiplin Korektif 1. Tanggung jawab
Disiplin Korektif adalah kegiatan yang Setiap karyawan bertanggung jawab
diambil untuk menagani pelanggaran atas tugas yang mereka kerjakan.
terhadap aturan-aturan dan mencoba 2. Prakarsa
untuk menghindari pelanggaran- Pemberian kesempatan bagi karyawan
pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan untuk bertindak efektif dan berfikir
koleratif sering berupa suatu bentuk secara rasional dalam memanfaatkan
hukuman dan disebut tindakan sarana dan prasarana yang disediakan
pendisiplinan (disciplinary action), perusahaan.
contohnya tindakan pendisiplinan bisa 3. Kerja Sama
berupa peringatan atau skorsing. Ditunjukkan dengan adanya interaksi
3. Disiplin Progresif antara rekan kerja dengan pemimpin.
Disiplin Progresif adalah kebijakan 4. Ketataan
disiplin progesif, artinya memberikan Dimana setiap anggota berkewajiban
hukuman-hukuman yang lebih berat menaati segala peraturan yang berlaku
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dalam perusahaan yang bertujuan untuk
berulang. Tujuannya adalah mempermudah pencapaian tujuan
memberikan kesempatan kepada perusahaan.
karyawan untuk mengambil tindakan
korektif sebelum hukumanhukuman Kinerja Karyawan
yang lebih “serius” dilaksanakan.
Disiplin progresif juga memungkinkan Wibowo [17] Kinerja Karyawan
manajemen untuk membantu karyawan adalah hubungan dan memastikan
memperbaiki kesalahan. komunikasi yang efektif. Manajemen
kinerja memfokuskan pada apa yang
Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi diperlukan oleh organisasi, manager dan
Disiplin Kerja perkerja untuk berhasil.
Menurut Amstrong dan Baron (1998)
Menurut Sutrisno [1] faktor-faktor Kinerja Karyawan adalah hasil yang
yang mempengaruhi disiplin kerja ada 7 diperoleh oleh sesuatu organisasi baik
yaitu : organisasi tersebut bersifat profit oriented
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
dan non profit oriented yang dihasilkan Sistem Manajemen Kinerja Yang
selama satu periode waktu. Efektif

Fungsi dan Peranan Manajemen Menurut casio dalam ruky [11]


Kinerja menyatakan bahwa agar sebuah program
manajemen kinerja efektif hendaknya
Fahmi [2] adapun fungsi dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
berperannya manajemen kinerja yang baik 1. Relevance. Hal-hal atau faktor-faktor
yaitu : yang diukur adalah yang relevan
1. Pihak manajemen perusahaan harus (terkait) dengan perkerjaannya, apakah
mengedepankan konsep komunikasi itu “output-nya“, prosesnya atau input-
yang bersifat multi komunikasi nya.
(multicommunication). 2. Senstivity. Sistem yang digunakan
Multikomunikasi artinya pihak harus cukup peka untuk membedakan
manajemen perusahaan tidak menutup antara karyawan yang “berprestasi”dan
diri dengan berbagai informasi yang “tidak berprestasi“.
masuk dan mengkomunikasi berbagai 3. Reliability. Sistem yang digunakan
informasi yang masuk dan harus dapat diandalkan, dipercaya
mengkomunikasi berbagai informasi bahwa merupakan tolak ukur yang
tersebut namun tetap mengedepankan objektif, sahih, akurat, konsistendan
konsep filer information. stabil.
2. Perolehan berbagai informasi yang 4. Acceptability. Sistem yang digunakan
diterima dari proses filter information harus dapat positif terhadap usaha
dijadikan sebagai bahan kajian pada menajemen kinerja metode apakah
forum berbagai pertemuan dalam perusahaan telah memberikan semua
pengembangan manajemen kinerja sasaran dana dan daya yang diperlukan,
terhadap pencapaian hasil kerja dan termasuk wewenang dan kebebasan
sebagainya. untuk bertindak.
3. Pihak manajemen suatu organisasi
menerapkan sistem standar prosedur Indikator Kinerja
yang bersartifikasi dan diakui oleh
lembaga yang berkompeten dalam Menurut Wibowo [17] Indikator
bidangnya. Kinerja dapat dibagi menjadi 7 indikator
4. Pihak manajemen perusahaan diantaranya yaitu :
menyediakan anggaran khusus untuk 1. Tujuan. Tujuan merupakan kedaan yang
pengembangan manajemen kinerja yang berada secara aktif dicari oleh
diharapkan. seseorang individu atau organisasi
5. Pembuatan time scedule kerja yang untuk dicapai. Pengertian tersebut
realistis dan flaksibel (layak) bertujuan mengandung makna bahwa tujuan
untuk memuatan time scedule kerja bukanlah merupakan persyaratan, juga
bertujuan agar terciptanya perkerjaan. bukan merupakan salah satu keinginan.
6. Pihak manajemen perushaan dalam 2. Standar. Standar mempunyai arti
menjalankan dan menegeluarkan penting karena memberitahukan kapan
berbagai kebijakan mengedepankan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar
konsep prudential priciple (prinsip merupakan suatu ukuran apakah tujuan
kehati-hatian). yang diinginkan dapat di capai. Tanpa
standar, tidak dapat di ketahui kapan
tujuan tercapai.

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
3. Umpan Balik. Antara tujuan,standard melakukan seseatu. Manager
dan umpan balik bersifat saling terkait. memfasilitasi motivasi kepada
Umpan balik melaporkan kemajuan, karyawan dengan insentif berupa uang,
baik kualitas maupun kuantitas, dalam memberikan pengakuan, menetapkan
mencapai tujuan yang didefinisikan tujuan menantang, menetapkan standar
oleh standar. Umpan balik terutama terjankau, meminta umpan balik,
penting ketika kita mempertimbangkan memberikan kebebasan melakukan
“real goals” atau tujuan sebenarnya. pekerjaan termasuk waktu melakukan
4. Alat atau Sarana. Alat atau sarana pekerjaan, menyediakan sumber daya
merupakan sumber daya yang dapat di yang di perlukan dan menghapuskan
pergunakan untuk membantu tindakan yang mengakibatkan
menyelesaikan tujuan dengan sukses. disintensif.
Alat atau sarana merupakan faktor 7. Peluang. Perkerja perlu mendapatkan
penunjang untuk pencapaian tujuan. kesempatan untuk menunjukkan
5. Kompetensi. Kompetensi merupakan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor
persyaratan utama dalam kinerja. yang menyumbangkan pada adanya
Kompetensi merupakan kemampuan kekurangan kesempatan untuk
yang dimiliki oleh seseorang untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu
menjalankan perkerjaan yang diberikan dan kemampuan untuk memenuhi
kepada nya dengan baik. syarat.
6. Motif. Motif merupakan alasan atau
pendorong bagi seseorang untuk Penelitian Terdahulu

Tebel 1. Penelitian terdahulu


1. Penulis Syamsul Alam [12]
Judul Pengaruh Komunkasi Motivasi dan Disiplin kerja terhadap kinerja Pegawai Lembaga
Pendidikan
Metode Regresi Linear Berganda
Hasil Komunikasi Motivasi dan Disiplin Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja Pegawai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi
Sulawesi Tegah.
2. Penulis Luh Mang Indah Maryani [13]
Judul Pengaruh Motivasi Komunikasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Warung
Mina Pangayan Di Denpaasar
Metode Regresi Linear Berganda
Hasil Komunikasi Motivasi dan Disiplin Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan Warung Mina Pangayangan di Denpasar.
3 Penulis I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari [14]
Judul Pengaruh Motivasi Disiplin Kerja dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan PT.PLN
(Persero)
Metode Regresi Linear Berganda
Hasil Motivasi Disiplin Kerja dan Komunikasi berpengaruh signifikan secara simultandan
parsial terhadap Kinerja Karyawan.
4 Penulis Putu Nika Adya Dessy [15]
Judul Pengaruh Komunikasi Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja terhadap Disiplin Karyawan
PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat
Metode Regresi Linear Berganda
Hasil Komunikasi Motivasi dan Pengalam Kerja terhadap Disiplin Kerja berpengaruh secara
signifikan dan simultan dan parsial terhadap Kinerja Karyawan

Hipotesis penelitian. dikatakan sementara karena


jawaban yang diberikan baru berdasarkan
Hipotesis merupakan jawaban pada teori-teori dan literatur yang relevan
sementara terhadap rumusan masalah dan dijadikan acuan, belum berdasarkan

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui Tabel 2. Uji Validitas
pengumpulan data. Jadi, hipotesis Variabel Tidak Valid Valid
merupakan jawaban teoritis terhadap Komunikasi 8
rumusan masalah penelitian, belum Motivasi 9
Disiplin Kerja 13
merupakan yang empiric Sugiono, [16]. Kinerja Karyawan 15
Berdasarkan perumusan masalah,
tinjauan pustaka dan tinjauan terhadap Uji Reabilitas
penelitian terdahulu, maka dirumuskan
hipotesis dalam penelitian ini, yaitu : Reliabilitas adalah suatu indeks
1. Ada pengaruh komunikasi terhadap tentang sejauh mana suatu alat ukur dapat
kinerja karyawan. dipercaya atau diandalkan. Jika suatu alat
2. Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja ukur dapat digunakan dua kali untuk
karyawan. mengukur gejala yang sama dan hasil
3. Ada pengaruh disiplin kerja terhadap pengukurannya diproses relatif dan
kinerja karyawan. konsisten, maka alat ukur tersebut
4. Ada pengaruh komunikasi, motivasi dianggap reliable. Uji Reabilitas dapat
dan disiplin kerja secara bersamasama dilakukan dengan menggunakan koefisien
terhadap kinerja karyawan alpha (α) dari Cronbach. Teknik atau
rumus ini saat digunakan untuk
Hasil Penelitian dan Pembahasan menentukan apakah sutau instrument
penelitian reliable atau tidak. Secara
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas keseluruhan uji reabilitas pada 20
responden dapat dilihat pada tabel berikut
Langkah awal yang dilakukan di ini :
dalam perhitungan data yaitu dengan
melakukan uji validitas dan uji reabilitas Tabel 3. Hasil Uji Reabilitas
yang fungsinya untuk mengetahui apakah Cronbach's
pertanyaan yang kita gunakan sudah valid Variabel Kesimpulan
Alpha
atau reliabel untuk dapat diuji Komunikasi ,773 Reliable
menggunakan perhitugan-perhitungan Motivasi ,784 Reliable
selanjutnya. Pengumpulan data penelitian Disiplin Kerja ,771 Reliable
Kinerja Karyawan ,773 Reliable
dilakukan dengan cara membagi lembaran
kuesioner kepada 75 karyawan di Hotel
Swiss Belinn Simatupang Jakarta. Hasil uji reabilitas tersebut
Sebelumnya disebarkan kuesioner menunjukan bahwa semua variabel
sebanyak 20 untuk uji validitas dan uji mempunyai koefisien alpha yang cukup
reabilitas. Berikut adalah hasil uji validitas benar yaitu diatas 0,6 menurut V. Winarta
dan uji reabilitas. Sudarweni [18] sehingga dapat dikatakan
semua konsep pengukur masing-masing
Uji Validitas variabel dari koesioner adalah reliabel.

Dari hasil uji validitas yang telah Deskripsi Karakteristik Responden


dilakukan oleh 20 responden dengan 4
variabel dan total pertanyaan 38 Deskripsi karakteristik responden
pertanyaan diketahui semua pertanyaan yang dilakukan dalam penelitian bertujuan
dalam variabel komunikasi, untuk memperoleh gambaran tentang
motivasi,disiplin kerja dan kinerja karakteristik responden terhadap kinerja
karyawan dinyatakan valid, karena nilai karyawan di Hotel Swiis-Belinn
thitung lebih besar dari ttabel sebesar 0,444 Simatupang Jakarta, dilihat dari jenis
pada taraf nyata α = 5% (0,05) kelamin, usia dan pendidikan. Berdasarkan

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
frekuensi dan persentase. Gambaran Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
umum dari responden sebagai objek hasil pengelompokkan terlihat kelompok
penelitian tersebut satu per satu dapat usia terbanyak yaitu responden yang
diuraikan seperti pada bagian berikut : berusia 20-25 tahun dengan jumlah 29
responden dengan persentase 38,7%. Dari
Karakteristik Responden Berdasarkan deskipsi responden berdasarkan usia dapat
Jenis Kelamin disimpulkan bahwa karyawan yang
berkerja di Hotel Swiss Belinn Simatupang
Responden yang dijadikan sampel mayoritas 20-25 tahun. Hal ini terjadi
alam penelitian memiliki karakteristik karena diusia tersebut banyak karyawan
berdasarkan jenis kelamin yang terlihat hotel yang bertahan untuk dipromosikan
pada tabel 4 sebagai berikut : untuk posisi yang lebih tinggi atau risegn
mencari hotel lain yang menawarkan posisi
Tabel 4. Karakteristik Responden yang lebih tinggi.
berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Karakteristik Responden berdasarkan
Pria 43 57,3% Pendidikan terakhir
Wanita 32 42,7%
Jumlah 75 100%
Responden yang dijajadikan
sampel dalam penelitian memiliki
Berdasarkan table 4 dapat diketahui
karakteristik berdasarkan perkerjaan yang
bahwa jumlah responden terbanyak
terlihat pada tabel 6 sebagai berikut :
menurut jenis kelamin adalah pria yaitu 43
responden dengan persentase 57,3 %
Tabel 6 Karakteristik responden
sedangkan responden wanita terkecil
berdasarkan pendidikan terakhir
wanita yaitu 32 responden dengan Perkerjaan Jumlah Persentase
persentase 42,7% jadi deskripsi responden SMK/SMA 50 66,7%
berdasarkan jenis kelamin dapat D3 21 28,0%
disimpulkan bahwa mayoritas yang Sarjana 4 5,3%
berkerja di Hotel Swiss-Belinn Jumlah 75 100%
Simatupang Jakarta adalah pria. Hal ini
karena pria lebih dominan dalam hal Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
berkerja yang berhubungan dengan fisik, dari jumlah responden terbanyak menurut
terutama dibagian departement kategori pendidikan terakhir adalah
Housekeeping. SMA/SMK sebanyak 50 responden dengan
persentase 66,7%, sebaliknya jumlah
Karakteristik Responden Berdasarkan responden terkecil adalah Sarjana
Usia sebanyak 4 responden dengan persentase
5,3%. Deskripsi responden berdasarkan
Responden yang dijadikan sampel pendidikan terakhir disimpulkan bahwa
dalam penelitian memiliki karakteristik mayoritas karyawan di Hotel Swiss Belinn
berdasarkan usia yang terlihat pada tabel 5 Simatupang berpendidikan SMA/SMK.
sebagai berikut : Karena pendidikan SMA/SMK adalah
syarat terendah untuk berkerja di Hotel
Tabel 5. Karakteristik responden Swiss-Belinn Simatupang terutama di
berdasarkan usia Departement Housekeeping.
Usia Jumlah Persentase
20-25 tahun 29 38,7%
26-35 tahun 26 34,7%
36-50 tahun 20 26,7%
Jumlah 75 100%

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Hasil Data Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas

Uji Normalitas Data Uji heteroskedastisistas digunakan


untuk menguji apakah dalam model regresi
Uji normalitas bertujuan untuk terjadi ketidaksamaan varian dari residual
mengetahui normal atau tidaknya suatu pada satu pengamatan ke pengamatan yang
data. Pada dasarnya uji normalitas adalah lain. Model regresi yang baik adalah tidak
perbandingan antara data yang kita miliki terjadi heterodastisitas dengan melihat pola
dengan data yang berdistribusi normal titik-titik pada scatterplot regresi. Jika
yang memiliki mean dan standar deviasi titiktitik menyebar dengan pola yang tidak
yang sama dengan data kita. jelas diatas dan dibawah angkat 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
Tabel 7. Hail Uji Normalitas Data heteroskedastisitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 75
Mean 0E-7
Normal
Parametersa,b Std.
Deviation
4,27657052
Absolute
Most Extreme ,089
Positive
Differences
Negative -,047
Kolmogorov-Smirnov Z ,773
Asymp. Sig. (2-tailed) ,589 Gambar 1 Uji Heteroskedasitas
Scatterplot (Sumber Oleh Data)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari gambar diatas dapat diketahui
bahwa titik-titik yang menyebar dengan
Dengan menggunakan taraf pola yang tidak jelas diatas dan dibawah
signifikan α = 5% (0,05) diperoleh untuk angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat
variabel X1, X2 ,X3 dan Y dengan disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
menggunakan uji One Sample Kolmogorav heteskedastisitas pada model regresi.
Smirnof ,didapatkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal karena ditemukan
Uji Multikolinearitas
nilai signifikan pada hasil pengujian di atas
adalah 0,589 yang mana nilai signifikan Uji Multikolinearitas menggunakan
>0,05. Dapat ditarik kesimpulan atas program SPSS, dapat dilihat dari nilai
pengujian di atas bahwa asumsi tolerasi dan varianceinflation factor (VIF).
kenormalan data telah terpenuhi karena Jika VIF <10.00 dan nilai tolorasi >0,10
0,589>0,05. maka regresi tidak dapat masalah
multikolinieritas.

Tabel 8. Uji Multikolinearitas


Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
X1 (Komunikasi) ,763 1.310 Non Multikolinearitas
X2 (Motivasi) ,536 1.867 Non Multikolinearitas
X3 (Disiplin Kerja ) ,534 1.872 Non Multikolinearitas

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Berdasarkan hasil data diatas nilai sesuai dengan garis linear atau tidak
Tolerance dari semua variabel independen (apakah hubungan anatar variabel yang
adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF hendak dianalisis mengikuti garis lurus
lebih kecil dari 10,00 maka dapat atau tidak). Jadi, peningkatan atau
disimpulkan bahwa semua variabel penurunan kuantitas disalah satu variabel
independen bebas multikolinearitas atau akan diikuti secara linear oleh peningkatan
tidak terjadi masalah dalam atau penurunan kuantitas di variabel
multikolinearitas. lainnya. Dikatakan signifikan, jika nilai
Linearity<0,05 maka dapat dikatakan
Uji Linearitas terdapat hubungan yang linear atau
variabel.
Pengujian linearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang kita miliki

Tabel 9. Uji Linearitas dengan metode Linierity


Sum of Mean
Variabel Metode Df F Sig.
Squares Square
Komunikasi (X1) Linearity 862,672 1 862,672 30,148 .000
Motivasi (X2) Linearity 1288,753 1 1288,753 58,604 .000
Disiplin Kerja (X3) Linearity 1270,970 1 1270,970 54,422 .000

Dari tabel output diatas, hasil uji dapat diketahui bahwa nilai signifikan
linearitas antara variabel Kinerja pada Linearity sebesar 0.00 < 0.05. Dapat
Karyawan dan Komunikasi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
diketahui bahwa nilai signifikan pada yang linear anatara variabel Kinerja
Linearity sebesar 0.00 < 0,05. Dapat Karyawan dengan Disiplin Kerja.
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang linear anatara variabel Komunikasi Model Regresi Linier Berganda
dengan Kinerja Karyawan. Hasil uji
linearitas antara variabel Kinerja Dengan menggunakan bantuan
Karyawan dan Motivasi, dapat diketahui software SPSS versi 20, model regresi
bahwa nilai signifikansi pada Linearity menunjukan hubungan antara variabel
sebesar 0,00 < 0,05. Dapat disimpulkan Komunikasi (X1), Motivasi (X2), Disiplin
bahwa terdapat hubunan yang linear antara Kerja (X3) dan Kinerja Karyawan di Hotel
Kinerja Karyawan dan Motivasi. Swiss Belinn Simatupang Jakarta.
Hasil uji linearitas antara variabel
Kinerja Karyawan dan Disiplin Kerja,

Tabel 10. Analisis Linier Berganda


Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std.Error Beta
(Constant) 15,577 5,402
Komunikasi ,442 ,164 ,244
Motivasi ,480 ,156 ,333
Disiplin Kerja ,311 ,106 ,318

Dari tabel diatas ditemukan bahwa Y = 15,577 + 0,442X1 + 0,480X2 +


model regresi linier berganda yang 0,311X3
dihasilkan adalah seperti rumus yaitu:

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Berdasarkan rumus di atas, d. Koefisien Kinerja Karyawan sebesar
penjelasannya adalah sebagai berikut : 0,311 memberi arti bahwa jika terjadi
a. Konstanta sebesar 15,577 memberi arti peningkatan Kinerja Karyawan sebesar
bahwa Kinerja Karyawan akan bernilai satu satuan maka kinerja akan
15,577 jika seluruh variabel memiliki meningkat sebesar 0,311.
angka 0.
b. Koefisien Komunikasi sebesar 0,442 Uji Goodness of Fit
memberi arti bahwa jika terjadi
peningkatan Komunikasi sebesar satu Uji F adalah koefisien regresi secara
satuan maka kinerja akan meningkat bersama-sama, dilakukan untuk menguji
sebesar 0,442. signifikansi pengaruh beberapa variabel
c. Koefisien Motivasi sebesar 0,480 independen terhadap variabel dependen.
memberi arti bahwa jika terjadi Pengujian menggunakan tingkat signifikan
peningkatan Motivasi sebesar satu 0,05.
satuan maka kinerja akan meningkat
sebesar 0,480.

Tabel 11. Uji F Anova Model Regresi Linier Berganda


Sum of
Model Df Mean Square F Sig
Squares
1 Regression 1679,277 3 559,759 29,365 ,000b
Residual 1353,390 71 19,062
Total 3032,667 74
a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan
b. Predictor : (Constant) : Komunikasi, Motivasi, Disiplin Keraja

Dari output diperoleh F hitung kinerja karyawan di Hotel Swiss Belinn


sebesar 29,365 dan nilai signifikansi Simatupang Jakarta. Penelitian ini juga di
sebesar 0.000. F tabel dapat dilihat pada dukung di dalam jurnal Syamsul Alam
tabel statistik (lihat lampiran) pada [12] dimana komunikasi, motivasi dan
tingakat signifikansi 0,05 dengan df disiplin kerja berpengaruh signifikan
(jumlah variabel-1)= 3, dan df3 (n-k-1) terhadap kinerja pegawai lembaga
atau 75-3-1= 71( n adalah jumlah data dan penjaminan mutu pendidikan Provinsi
k adalah julah variabel independen), hasil Sulawesi Tengah
diperoleh untuk F tabel sebesar 2,883.
Hasil uji simultan untuk variabel Uji t
kinerja karyawan dengan komunikasi,
motivasi dan disiplin kerja, dapat diperoleh Uji t (Uji koefisien regresi secara
nilai Fhitung = 29,365 dengan menggunakn parsial) digunnakan untuk
batas sugnifikansi 0,05 di dapat F tabel mengetahuipengaruh secara parsial
sebesar = 2,883 ini berarti F hitung > Ftabel Komunikasi (X1), Motivasi (X2), Disiplin
(29,365>2,883) yang berarti H0 ditolak H1 Kerja (X3) dan Kinerja Karyawan (Y).
diterima. Dengan demikian maka variabel Pengujian ini menggunkan tingkat
komunikasi, motivasi dan disiplin kerja signifikan 0,05 dan 3 sisi.
secara simultan berpengaruh terhadap

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Tabel 12. Uji t
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std.Error Beta
(Constant) 15,577 5,402 2,883 ,005
Komunikasi ,442 ,164 ,244 2,692 ,009
Motivasi ,480 ,156 ,333 3,078 ,003
Disiplin Kerja ,311 ,106 ,318 2,934 ,005

Berdasarkan tabel diatas akan manusia itu seperti sebuah radar yang
dijelaskan output uji t untuk masing- dilingkupi lingkungan. Manusia bisa
masing variabel independen terhadap menjadi sangat sensitive pada bahasa
variabel dependen dalam penjelasan tubuh, ekspresi wajah, postur,
dibawah ini. gerakan, intonasi suara dan lainnya.
1. Pengujian Koefisien Variabel Sebaliknya jika komunikasi nya buruk
Komunikasi maka kinerja karyawannya akan kecil.
Dari output diatas dapat t hitung Swiss-Belinn Simatupang Jakarta
sebesar 2,692 dan signifikansi 0,009. t memberikan komunikasi yang sudah
tabel dapat dilihat pada tabel statistik di jalankan dalam hasil kinerja nya
dengan batas signifikansi 0,05 dengan yang sudah ia lakukan dan diterapkan
derajat kebebasan df= n-k-1 atau 75-3- di dalam perkerjaanya seharihari.
1= 71, hasil diperoleh untuk t tabel Penelitian ini juga didukung oleh
sebesar 1,992. Dapat dilihat dari jurnal Syamsul Alam [12] dimana
keterangan dan output di atas bahwa komunikasi berpengaruh signifikan
nilai t hitung > t tabel (2,692>1,992) terhadap kinerja pegawai di lembaga
dan signifikansi < 0,05 (0,009<0,05) penjaminan mutu pendidikan Provinsi
maka H0 ditolak. Berarti terdapat Sulawesi Tengah.
pengaruh signifikan variabel
komunikasi secara partial terhadap 2. Pengujian Koefisien Variabel
variabel kinerja karyawan. Hal Motivasi
tersebut didukung oleh teori menurut Dari output di dapat t hitung
Ngalimun [4] komunikasi adalah sebesar 3,078 dan signifikansi 0,003. t
proses pengiriman atau penyampaian tabel dapat dilihat pada tabel statistik
berserta informasi dari suatu pihak dengan batas signifikansi 0,05 dengan
lain dalam usaha untuk mendapatkan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 76-
saling pengertian. Aktifitas 3-1, hasil yan diperoleh untuk t tabel
komunikasi dalam sebuah instusi sebesar 1,992. Dapat dilihat dari
senantiasa dengan tujuan pencapaian keterangan dan output di atas bahwa
baik dalam kelompok maupun nilai t hitung > t tabel (3,078>1,992)
masyarakat. Budaya komunikasi dan signifikansi <0,05 (0,003) yang
dalam konteks komunikasi organisasi berarti H0 ditolak. Dengan demikian
harus dilihat dari berbagai sisi, terdapat pengaruh signifikan variabel
misalnya komunikasi antar atasan motivasi secara partialterhadap
dengan bawahan ataupun komunkasi variabel kinerja karyawan. Sesuai
antar personal, juga dari bawahan dengan teori menurut Gray Dalam
kepada atasan dengan polanya Winardi [6]. Motivasi adalah hasil
masing-masing. Untuk melakukan sebuah proses yang bersifat internal
komunikasi dengan baik kita atau eksternal bagi seseorang individu,
mengetahui situasi dan kondisi serta yang menyebabkan timbulnya sikap
karakteristik lawan bicara kita, entusiasme dan prestasi dalam hal
sebagaimana kita tahu bahwa setiap melaksanakan kegiatan – kegiatan

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
tertentu. Swiss Beliin Simatupang terdapat pengaruh signifikan variabel
Jakarta memberikan motivasi berupa motivasi secara partialterhadap
rewords, yang mana hal ini bisa variabel kinerja karyawan. Hal ini
menjadi acuan bagi karyawan dalam sesuai dengan teori menurut Hamali
melaksanakan tugas yang sudah [3] Disiplin Kerja adalah suatu
diberikan oleh perusahaan. Penelitian kekuatan yang berkembang di dalam
ini juga didukung oleh jurnal Luh tubuh karyawan dan menyebakan
Mang Indah Maryani [13] dimana karyawan dapat menyesuaikan diri
motivasi berpengaruh signifikan dengan sukarela pada keputusan
terhadap kinerja karyawan Warung praturan dan nilai-nilai tinggi dari
Mina Pangayan di Denpasar. perkerjaan perilaku disiplin. Swiss
Beliin Simatupang Jakarta
3. Pengujian Koefisien Variabel memberikan peraturan yang sangar
Disiplin Kerja ketat kepada semua karyawannya agar
Dari output di dapat t hitung para karyawan dapat berkerja
sebesar 2,934 dan signifikansi 0,005. t mengikuti peraturan yang telah
tabel dapat dilihat pada tabel statistik diberikan oleh perusahaan. Penelitian
dengan batas signifikansi 0,05 dengan ini juga didukung oleh jurnal I Gusti
derajat kebebasan df = n-k-1 atau 76- Agung Ayu Maya Prabasari [14]
3-1, hasil yan diperoleh untuk t tabel dimana disiplin kerja berpengaruh
sebesar 1,992. Dapat dilihat dari signifikan terhadap kinerja karyawan
keterangan dan output di atas bahwa PT PLN ( Persero).
nilai t hitung > t tabel (2,934>1,992)
dan signifikansi <0,05 (0,003) yang Analisis Kolerasi Parsial dan Koefisien
berarti H0 ditolak. Dengan demikian Determinasi

Tabel 13. Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi


Koefisien
Variabel r Parsial Kategori r Tabel Kesimpulan
Determinasi
Komunikasi ,304 Lemah 92,4% 0,194 Nyata
Motivasi Kerja ,343 Lemah 11,76% 0,194 Nyata
Disiplin Kerja ,329 Lemah 10,82% 0,194 Nyata
Simultan 0,744 Sedang 55,35% 0,194 Nyata

Berdasarkan tabel di atas kita dapat pada tabel 5.6”Atasan selalu


melihat nilai koefisien parsial dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan
koefisien determinasi baik secara parsial dengan perkerjaan dari bawahan”dengan
antara masing-masing variabel maupun karyawan menjawab sangat setuju
secara bersama-sama. Nilai koefisien sebanyak 33 responden (44,0%). Berarti
kolerasi parsial variabel komunikasi Hotel Swiss Belinn Simatupang selalu
dengan kinerja karyawan adalah sebesar menindaklanjuti laporan yang berkaitan
0,304 dengan menggunakan batas Rtabel dengan kerjaan bawahan.
sebesar 0,194 Rhitung > Rtabel (0,304> Nilai koefisien kolerasi parsial
0,194) yang artinya ada hubungan yang variabel motivasi dengan kinerja karyawan
nyata tapi masuk dalam kategori lemah. adalah sebesar 0,343 dengan menggunakan
Nilai koefisien determinasi variabel batas Rtabel sebesar 0,194 Rhitung > Rtabel
komunikasi dengan kinerja karyawan (0,343> 0,194) yang artinya ada hubungan
adalah sebesar 92,4 % dapat diartikan yang nyata tapi masuk dalam kategori
pengaruh komunikasi terhadap kinerja lemah. Nilai koefisien determinasi variabel
karyawan secara parsial adalah 92,4%. Hal komunikasi dengan kinerja karyawan
ini didukung dalam pernyatan nomer 3 adalah sebesar 11,76% dapat diartikan

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
pengaruh komunikasi terhadap kinerja tetapi tidak dibahas pada penelitian ini
karyawan secara parsial adalah 11,76%. yaitu 55,36%.
Hal ini didukung dalam pernyataan nomer
9 pada tabel 5.7”Saya memiliki semangat Kesimpulan dan Saran
yang tinggi dalam mengerjakan perkerjaan
saya.” Dengan karyawan menjawab sangat Kesimpulan
setuju sebanyak 36 responden (48,0%).
Dengan begitu Hotel Swiss-Belinn Dalam penelitian ini yang menjadi
simatupang memiliki karyawan dengan objek penelitian adalah Hotel Swiss Belinn
semangat kerja yang tinggi. Simatupang Jakarta sebanyak 75
Nilai koefisien kolerasi parsial responden, berdasarkan analisis dan
variabel disiplin kerja dengan kinerja pembahasan maka dapat diambil
karyawan adalah sebesar 0,329 dengan kesimpulan sebagai berikut:
menggunakan batas Rtabel sebesar 0,194 1. Berdasarkan hasil dan pembahasan
Rhitung > Rtabel (0,329> 0,194) yang artinya penelitian diatas dapat disimpulkan
adahubungan yang nyata tapi masuk dalam bahwa komunikasi berpengaruh lemah
kategori lemah. Nilai koefisien determinasi tetapi signifikan terhadap kinerja
variabel komunikasi dengan kinerja karyawan. Adapun kontribusinya
karyawan adalah sebesar 10,82 % dapat sebesar 92,4% yang memberi arti
diartikan pengaruh komunikasi terhadap bahwa komunikasi dalam berkerja
kinerja karyawan secara parsial adalah berpengaruh positif terhadap kinerja
10,82%. Hal ini didukung dalam karyawan sebesar 92,4%
pernyataan nomer 12 “ Perusahaan akan 2. Berdasarkan hasil dan pembahasan
memberikan peraturan secara tertulis yang penelitian diatas dapat disimpulkan
harus karyawannya patuhi”. Dengan bahwa motivasi berpengaruh lemah
karyawan yang manjawab sangat setuju tetapi signifikan terhadap kinerja
sebanyak 22 reponden (29,3%). Berarti karyawan. Adapun kontribusinya
Hotel Swiss Belinn Simtupang memiliki sebesar 11,76% yang memberi arti
peraturan yang sangat ketat yang wajib bahwa motivasi dalam berkerja
karyawan tersebut penuhi. berpengaruh potistif terhadap kinerja
Nilai koefisien kolerasi dan koefisien karyawan sebesar 92,4%
determinasi variabel antara masingmasing 3. Berdasarkan hasil dan pembahasan
variabel secara parsial maupun silmutan penelitian diatas dapat disimpulkan
dari hasil analisis ditemukan nilai koefisien bahwa disiplin kerja berpengaruh lemah
korelasi variabel bersama dengan kinerja tetapi signifikan terhadap kinerja
karyawan sebesar 0,744 dengan karyawan. Adapun kontribusinya
menggunakan batas Rtabel sebesar ini sebesar 10,82% yang memberi arti
berarti Rhitung > Rtabel (0,744>0,194) yang bahwa komunikasi dalam berkerja
artinya terdapat hubungan nyata dan berpengaruh potistif terhadap kinerja
hubungan sedang anatar variabel bersama karyawan sebesar 10,82%
terhadap kinerja karyawan. Nilai koefisien 4. Jika variabel digabungkan secara
determinasi variabel bersama sebesar bersama-sama ditemukan bahwa ada
55,35% memberi arti kemampuan pengaruh sedang tetapi signifikan
komunikasi, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Adapun
secara bersama-sama untuk mempengaruhi kontribusinya sebesar 55,35% yang
kinerja karyawan sebesar 55,36%. Dimana memberikan arti bahwa kemampuan
seluruh variabel berpengaruh terhadap variabel secara bersama-sama
kinerja karyawan, yang dapat meningkatkan kinerja karyawan sebesar
menghasilkan hasil baik dan maksimal. 55,35%
Dimana faktor lain yang turut berpengaruh

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Saran [3.] Hamali, Arif Yusuf 2016.
Pemahaman Manajemen Sumber
Berdasarkan dari hasil penelitian Daya Manusia (Starategi
yang telah dilakukan, maka diberikan Mengelola Karyawan). Yogyakarta
beberapa saran yang diharapkan barguna : CAPS (Center For Accademic
bagi perusahaan sebagai masukan untuk Publishing Service).
kemajuan perusahaan, Adapun saran-saran
yang dapat dikemukakan antara lain: [4.] Ngalimun 2017. Ilmu Komunikasi
1. Berdasarkan hasil angket diketahui (Sebuah Pengantar Praktis).
bahwa perlu adanya peningkatan dalam Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
kinerja karyawan karena berdistribusi
paling kecil diantara variabel [5.] Bagun, Wilson. 2012. Manajemen
komunikasi dengan disiplin kerja Sumber Daya Manusia, Jakarta :
supaya kinerja karyawan dapat Erlangga.
meningkat. Berlaku dalam tabel 5.7
terdapat pertanyaan di nomer satu [6.] Winardi. 2002. Motivasi (Dalam
“Atasan saya akan mengatur jalannnya Manajemen). Jakarta, : Raja
oprasional agar dapat berjalan dengan Persada Grafindo.
lancar” terdapat responden manjawab
tidak setuju sebanyak 2 responden [7.] Suwanto dan Priansa. 2016.
(2,7%), hal ini dikarenakan kurangnya Manajemen SDM (Dalam
pola berfikir di Hotel Swiis Belinn Organisasi Politik dan Bisnis).
Simatupang sehingga karyawan Bandung : Alfabeta.
menganggap bahwa apabila atasan
mengatur jalannya perkerjaan maka [8.] Danim, Sudarman. 2012. Motivasi
perkerjaan tersebut tidak akan berjalan Kepemimpinan dan Efektifitas
dengan lancar, hal ini seharus nya tidak Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta.
boleh terjadi didalam perusahaan karena
dapat mengakibat kan dampak yang [9.] Hasibuan, S.P Malayu. 2016.
buruk yang dapat mempengaruhi Manajemen Sumber Daya
karayawan yang lainnya. Manusia. Jakarta : PT Bumi
2. Perlu adanya penelitian selanjutnya Aksara.
yang dapat dilakukan dengan
menambah variabel lain seperti [10.] Mangkunegara, Prabu Anwar.
perencanaan, pengorganisasian, 2011. Manajemen Sumber Daya
pengawasan, kompensasi serta Manusia Perusahaan. Jakarta :
pengembangan karir. Agar terciptanya Rosda
kesempurnaan penelitian dalam bidang
Sumber Daya Manusia [11.] Ruky, Achmad S. 2001. Sistem
Manajemen Kinerja. Jakarta :
Daftar Pustaka Gramedia Pustaka Utama.

[1.] Sutrisno, Edy 2009. Manajemen [12.] Syamsul Alam. 2018. Pengaruh
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Komunikasi Motivasi dan Disiplin
Kencana. Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Lembaga Pendidikan. E-Jurnal
[2.] Fahmi, Irham 2016. Manajemen 2:115-145.
Sumnber Daya Manusia (Teori dan
Aplikasi). Bandung : Alfabeta. [13.] Luh Mang Indah Maryani dan Ni
Ketut Sariyathi. 2017. Pengaruh

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019
Motivasi Komunikasi dan Disiplin terhadap Disiplin Karyawan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pt.Bank Pembangunan Daerah Bali
Warung Mina Pangayan di Kantor Kantor Pusat. E-Jurnal
Denpasar. E-Jurnal Manajemen 4:399-410.
Unud 6:3540-3569.
[16.] Sugiono 2016. Metode Penelitian
[14.] I Gusti Agung Ayu Maya Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Prabasari. 2013. Pengaruh Motivasi
Disiplin Kerja dan Komunikasi [17.] Wibowo. 2016. Manajemen
terhadap Kinerja Karyawan Pt PLN Kinerja (edisi kelima). Jakarta :
(Persero). E-Jurnal 469-481. Raja Grafindo Persada.

[15.] Putu Nika Adya Dessy .2015. [18.] Sudarweni, Wiratna. 2015. SPSS
Pengaruh Komunikasi Motivasi untuk Penelitian. Yogyakarta, :
Kerja dan Pengalaman Kerja Pustaka Baru Press.

Jurnal Human Capital Development, Vol. 6, No.1, Edisi 14, 1 - 14, 2019

You might also like