Professional Documents
Culture Documents
2, 2020
ABSTRACT
The quality of growth and decline of the community's faith demands on the participations and
involvements of all elements in society, including Church’s Christian community. The church’s
Christian comunity is expected to play an active role in overcoming the problems of the nation
by carrying out the church's calling Task, namely “koinonia”, “diakonia” and “marturia”. The
purpose of this study was to determine whether there is an effect of the implementation of
Church’s Calling Task towards the growth of faith of the congregation and to find out how
much the effect of the implementation of Church’s Calling Task (X) towards the growth of faith
of the congregation among inter-denominational Churches in Pematangsiantar city (Y). Based
on the research results, it was found that the growth of the congregation's faith (Y) can be
influenced by the implementation of the Church's Calling Task (X). The method used in this
research is descriptive analysis method, using a survey method, by distributing questionnaires to
40 respondents, as the representatives of 105 pastors of interdenominational Churches in
Pematangsiantar city. The conclusions of the research results are as follows: (1) There is a
strong and significant influence between the implementation of Church’s Calling Task (X)
towards the Growth of faith of the Congregation (Y). Evidenced by the regression equation Y =
56.449 + 0.452 X2 with R = 0.424, t test = 2.888, and F count = 8.343 with P-value = 0.000 at α
<0.001. (2) Contribution of the implementation of the Church's Calling Task towards the
Growth of faith of the Congregation of inter-denominational Churches in Pematangsiantar (X) is
18%. (3). Hypothesis test results show the relationship of the implementation of Church’s
calling duties (X) variable with the growth of Congregation’s faith of the inter-denominational
Churches in Pematangsiantar City (Y) which is illustrated by the linear regression equation Y =
56.449 + 0.452X2.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan iman warga masyarakat merupakan aspek penting yang harus
mendapat tempat dalam kerangka dasar pembangunan bangsa. Kesejahteraan
32
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
1
Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing
House, 1994), 5.
2
Ibid, 15.
3
Kantor BPS Kota Pematangsiantar, Laporan Jumlah Peristiwa
Kejahatan/Pelangaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis
Kejahatan/Pelanggaran tahun 2016, (Pematangsiantar: Badan Pusat Statistik, 2017),
151-154.
33
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan beberapa
masalah yang bisa dijadikan sebagai bahan penelitian, yakni:
1. Faktor-faktor penyebab tingginya tindak kejahatan/pelanggaran di kota
Pematangsiantar.
2. Peran pihak aparat pemerintah dan kepolisian dalam menanggulangi kasus-kasus
kejahatan dan pelanggaran.
3. Peran lembaga-lembaga keagamaan untuk meningkatkan iman warga
masyarakat.
4. Peran lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan iman warga
masyarakat.
5. Peran orangtua dan keluarga-keluarga untuk menanamkan pendidikan moral dan
agama kepada anak-anak, remaja dan orang muda.
6. Peran para pendeta atau rohaniwan dalam membangun keimanan warga jemaat
dan masyarakat.
7. Pengaruh Pelaksanaan Tugas Panggilan Gereja terhadap pertumbuhan iman
warga jemaat.
8. Peran Pendidikan agama Kristen di gereja, di sekolah, maupun di keluarga-
keluarga Kristen dalam pembentukan karakter bangsa.
C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan masalah-masalah tersebut, penulis membatasi masalah
yang akan diteliti hanya membahas satu hal, yakni: Pengaruh Pelaksanaan Tugas
Panggilan Gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota
Pematangsiantar.
34
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis menetapkan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pelaksanaan tugas panggilan gereja (X) terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar (Y)?
2. Seberapa besar pengaruh implementasi tugas panggilan gereja (X) terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar (Y)?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelaksanaan tugas panggilan gereja
terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota
Pematangsiantar?
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi tugas panggilan gereja
(X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota
Pematangsiantar (Y)?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan bermanfaat bagi banyak pihak, baik manfaat secara teoritis
maupun manfaat secara praktis.
Manfaat Teoritis:
1. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi lembaga pendidikan, khususnya bagi
para mahasiswa teologia, yakni sebagai referensi karya ilmiah untuk
memperkaya pengetahuan teoritis tentang mata kuliah pelayanan
penggembalaan, pertumbuhan gereja, dan pelayanan penginjilan.
2. Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi para pemimpin gereja yang
merasakan panggilan dan tanggungjawabnya untuk melaksanakan tripanggilan
gereja.
3. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi para pendeta jemaat antardenominasi
yang ada di kota Pematangsiantar, yakni sebagai masukan dan evaluasi diri
35
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
Kajian teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan serta penyusunan instrumen penelitian.
Dalam kajian teoritis penelitian tentang pengaruh implementasi tugas panggilan
gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat, akan membahas dua topik bahasan
utama, yakni: Pertumbuhan iman warga jemaat dan tugas panggilan gereja.
36
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
37
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
Doa pribadi membuat kita bertumbuh dalam kerohanian dan memberikan kita
semangat yang mendorong orang lain untuk bertumbuh dalam kerohanian,
mendekatkan kita kepada Yesus dengan berdoa kita bias menghidupkan kehidupan yang
erat dengan Yesus lebih jelas Ellen G White mengatakan, orang yang semakin dekat
dengan Yesus, maka merasa semakin tak layak dirinya dihadapan Tuhan.4
4
Ellen G White, Elia Modern (Bandung: Indonesia Publishing House: 2009),
318.
5
Ellen G White, Testimonies for the Church, 374.
38
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
Jika anda melakukannya, maka Anda akan membangun satu keyakinan teguh, yang
akan bertahan dari ujian badai manapun.”6
Alkitab bagaikan suatu mata air. Semakin seseorang menyelidikinya, semakin
dalam Ia (Alkitab) nyata. Kebenaran-kebenara agung dari sejarah suci memiliki
kekuatan dan keindahan yang mengagumkan, dan memiliki jangkauan jauh sejauh
kekekalan. Tiada ilmu pengetahuan yang sama denga ilmu pengetahuan yang
menyatakan tabiat Allah.7
Membaca Alkitab secara pribadi sangat bagus dalam pertumbuhan kerohanian
umat Tuhan, jadi sebagai umat Tuhan harus membiasakan diri mempelajari Alkitab
secara pribadi setiap hari. Membaca Alkitab setiap hari dan memeditasikannya akan
membuat iman seseorang bertumbuh kearah kedewasaan Kristus.
6
Mark Finley, Tidak Tergoyahkan, 9
7
Ellen G. White, Fundamentals of Christian Education, 393.
8
Merriam-Webster, I. (2003). Merriam-Webster's collegiate dictionary. Includes
index. (Eleventh ed.). Springfield, Mass.: Merriam-Webster, Inc.
39
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
kata Pencipta, karena Ia telah menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus dan
menjadikan diri-Nya dikenal melalui Roh Kudus.9
Kehadiran anggota jemaat dalam acara kebaktian tentu sangat
diharapkan.karena kehadiran sangat berguna untuk meningkatkan kualitas keimanan
dan pertumbuhan kerohanian anggota jemaat. Rasul Paulus lewat ilham Ilahi menulis:
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti
dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibr.10:25).
Umat Tuhan akan memberikan waktunya untuk datang ke tempat ibadah karena
dengan ikut dalam perkumpulan dalam tempat ibadah kita akan memiliki iman yang
kuat karena ada saudara-saudara seiman kita yang menguatkan.
9
Horn, S. H. (1979). Seventh-day Adventist Bible Dictionary. (Revised edition.).
Commentary Reference Series. Washington, D.C.: Review and Herald Publishing
Association.
10
Soanes, C., & Stevenson, A. (2004). Concise Oxford English dictionary (11th
ed.). Oxford: Oxford University Press.
40
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
11
Nichol, F. D. The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy Bible
with Exegetical and Expository Comment. Commentary Reference Series (Ro 12:2).
Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1978).
12
David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang
Mengubah dan Berubah (Jakarta: Penerbit Gunung Mulia, 2006), 7.
13
Warren W. Wiersbe, Teguh DidalamKristus (Bandung: Penerbit kalam Hidup,
1989), 30.
41
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
Sebagai wakil-Nya di antara manusia, Allah tidak memilih malaikat yang tidak
pernah berdosa, tetapi manusia yang sama keinginannya dengan mereka yang
diusahakan untuk diselamatkan. Kristus membungkus diri-Nya dengan kemanusiaan
agar Dia dapat menyelamatkan manusia. Juru Selamat yang adalah manusia Ilahi
diperlukan untuk membawa keselamatan kepada dunia ini. Kepada laki-laki dan
perempuan telah diserahkan satu kepercayaan yang kudus untuk memperkenalkan
"kekayaan Kristus yang tak dapat diselidiki."14
Setiap orang beriman bertanggng jawab untuk mengungkapkan imannya, baik
secara pribadi maupun bersama dengan lain yang seiman. Ketika Yesus naik ke Surga,
Roh Kudus diberikan kepada para pengikutnya, membawa satu karunia bagi setiap
orang atau karunia untuk melayani, “memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara
khusus, seperti yang di kendaki-Nya.” (I Kor 12:11). “Setiap orang yang menerima Roh
Kudus menerima suatu karunia pelayanan yang dirancang oleh Roh untuk digunakan
dalam pelayanan bagi kristus.”15Lebih lanjut D.W.Ellismengatakan: “Setiap orang
percaya wajib mengabarkan Injil sesuai kemampuan dan karunia yang dianugrahkan
Roh Kudus kepadanya.”16
14
Ellen G. White, The Acts of the Apostles, hal. 134.
15
Ellen G. White, Mari Bersaksi (Bandung: Indonesia Publishing House, 2014),
112.
16
Ellis. Metode Penginjilan, 10.
42
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
dari satu dunia yang lain, bahkan dunia yang kekal, dan dari hukum-hukum yang lebih
tinggi daripada hukum-hukum duniawi.
Gereja adalah satu tubuh dengan banyak anggota, yang dipanggil dari semua
bangsa, suku, bahasa dan kaum. Dalam Kristus kita adalah ciptaan baru; perbedaan ras,
budaya, pendidikan, dan kebangsaan, serta perbedaan-perbedaan antara yang tinggi dan
rendah, kaya dan miskin, laki-laki dan perempauan, tidak boleh memecahbelah kita.
Kita semua sama di dalam Kristus, yang oleh satu Roh telah mengikat kita menjadi satu
persekutuan dengan Dia dan dengan satu sama lain, kita harus melayani dan dilayani
tanpa membeda-bedakan atau memilih muka.”17
Allah memanggil gereja-Nya di bumi untuk melaksanakan tugas yang teramat
penting bagi keselamatan umat manusia dan mempersiapkan gereja-Nya bagi
kedatangan Kristus kedua kali. Rasul Paulus mengingatkan para hamba Tuhan untuk
mencapai tujuan gereja serta pelaksanaan tugas dan panggilan Allah bagi gereja-Nya
(Efesus 4:11-16).Untuk mencapai tujan Allah bagi gereja-Nya, gereja harus melakukan
tri-panggilan gereja, yakni: koinonia, marturia dan diakonia.
17
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Peraturan Jemaat, (Bandung: Indonesia
Publishing House, 2006), 14.
43
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
pemandangan yang berbeda, dan tidak saling membeda-bedakan yang lain. George
menuliskan, “perkumpulan adalah orang yang terpilih tanpa membandingkan status
sosial, pendidikan, kekayaan atau warna kulit dengan sederhana disebut umat pilihan
Allah, gereja adalah persekutuan orang kudus atau orang yang disucikan yang lazim
digunakan oleh paulus untuk menjelaskan orang-orang Kristen.”18
Alkitab mengatakan dalam, “Mereka bertekun dalam pengajaran utusan-utusan
Allah dan dalam perkumpulan mereka selalu bersama untuk memecahkan roti dan
berdoa.”19 Anggota jemaat yang bertumbuh memiliki ketekunan dalam kesungguh-
sungguhan melaksanakan ibadah itu dalam pengajaran yang mereka sampaikan kepada
sesama manusia.
18
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid II,(Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1999),335.
19
Alkitab, Kisah Para Rasul 2:42 (LAI, 2012 )Jakarta: Percetakan Alkitab
Indonesia, 139.
44
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
2. Alkitab memberi kita tanggungjawab untuk menginjili dunia, memberi kita Injil
untuk diberitakan, memberitahu kita bagaimana memberitakannya, dan
menjanjikan bahwa Injil adalah kekuatan Allah untuk keselamatan setiap orang
percaya.
3. Empat alasan mengapa Alkitab tidak terpisahkan dari penginjilan dunia:
Pertama, Alkitab memberi kita mandat untuk penginjilan dunia. (Mat. 28:18-20)
Kedua, Alkitab memberi kita berita untuk penginjilan dunia (1 Kor. 15:11;
Gal.16-8).
Ketiga, Alkitab memberi kita model untuk penginjilan dunia: Allah
merendahkan diri, berbicara dalam bahasa manusia, Allah berbicara melalui
manusia dan manusia berbicara atas nama Allah (Fil.2:7-8; 2 Pet. 1:21; Ibr. 1:1).
Keempat, Alkitab memberi kita kuasa untuk penginjilan dunia (Mat. 12:27-29;
Luk.11:20-22; Kol. 2:15). Injil Allah mengandung kekuasaan—kekuasaan-Nya
untuk menyelamatkan (Rom 1:16).
45
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
Kerajaan Allah, serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu”
(Matius 4:23).
Kristus menasihatkan gereja tentang tugas dan tanggungjawabnya dengan
berkata:
“Kamu adalah garam dunia Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah
terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-14, 16).
Gereja sebagai partner pemerintah dapat melaksanakan tugas diakonia berupa
program-program kemasyarakatan, seperti:gerakan kebersihan kota/desa, membangun
sarana air minum, dan MCK di desa-desa terpencil. Memberikan pelayanan kasih
kepada orang miskin, seperti: memperbaiki rumah-rumah yang rusak atau bocor,
menyediakan tempat tidur dan perabotan rumah tangga. Menyediakan makanan bagi
keluarga yang berkekurangan, melawat orang sakit dan membayar biaya
pengobatannya. Memberikan pendidikan ketrampilan menjahit atau membuat pakaian
bagi ibu-ibu, pendidikan pengolahan sampah rumah tangga. Memberikan petunjuk
pengobatan diri sendiri, memberikan penyuluhan tentang bagaimana merawat orang
sakit di rumah, memberikan penyuluhan tentang nutrisi sehat, bergizi dan seimbang,
merawat orang sakit, dan klinik berhenti merokok.Melakukan charity clinic atau
pengobatan gratis kepada masyarakat yang tidak mampu, dan lain-lain. Semua
pekerjaan kebajikan ini menjadi bukti bahwa gereja berfungsi sebagai garam dan terang
dunia (Mat.5:13-16).
B. Kerangka Berpikir
Bila ditinjau dari keadaan dan fakta tentang warga jemaat antardenominasi yang ada
di kota Pematangsiantar, masih banyak anggota yang melalaikan pentingnya berdoa,
kurang rajin belajar Alkitab, sering absen ke gereja, kurang terlibat dalam pelayanan di
jemaat dan kurang terlibat dalam kegiatan bersaksi dan menginjil. Bahkan masih ada
46
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
anggota jemaat yang terjerumus dalam tindak kejahatan yang memalukan, sehingga
harus ditahan di penjara.
Berdasarkan kerangka teoritis yang telah dipaparkan di atas tentang pengaruh tugas
panggilan gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota
Pematangsiantar dapatlah disusun kerangka berpikir sebagai berikut: Implementasi
tugas panggilan gereja (X) ada hubungannya dengan pertumbuhan iman warga jemaat
antardenominasi di kota Pematangsiantar (Y). Kerangka berpikir dapat digambarkan
sebagai berikut:
Pertumbuhan
Implementasi Tugas Iman Warga
Panggilan Gereja (X) Jemaat
Antardenominasi
di Kota
Pematangsiantar
( Y)
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut:Diduga ada pengaruh yang signifikan antara
pelaksanaan tugas panggilan gereja (X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat
antardenominasi di Kota Pematangsiantar (Y).
47
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Nama Gereja Kristen Jumlah Jumlah Jumlah Anggota
Protestan Gereja Pendeta Jemaat
(Antardenominasi) di Kota (jiwa)
Pematangsiantar
1. HKBP 39 10 58.854
2. GKPI 20 8 14.261
3. GKII 2 2 408
4. GPI 3 3 989
5. HKI 15 8 10.531
6. GKPS 16 8 15.865
7. Pentakosta 9 9 2.143
8. GPDI 10 10 2.459
9. BNKP 2 2 898
10. Gereja Bethel 1 1 143
11. GKPB 1 1 143
12. GKPPD 1 1 186
13. Gereja Oikumene 2 2 500
14. Bala Keselamatan 1 1 110
15. GKKD 1 1 175
16. GPT.Kristus Iman Agung 1 1 325
17. GMAHK 8 4 1.315
18. GBI 10 10 2.696
19. Gereja Methodist 3 3 4.427
20. Gereja Presbiterian 1 1 340
21. Gereja Kalam Kudus 1 1 2.400
22. GPIB 1 1 144
23. GPI 2 2 749
24. GBIS 1 1 256
25. ONKP 1 1 678
26. Gereja Tabernakel 1 1 326
27. HKIP 2 2 465
28. GKPA 1 1 312
48
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
49
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
50
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
51
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
52
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
terimakasih kepada Tuhan Allah atas segala berkat yang melimpah dalam
seluruh sisi kehidupan komunitas gereja.
B. Pelaksanaan Kegiatan Diakonia oleh Jemaat (Indikator 2)
8. Jemaat melaksanakan kegiatan masyarakat lewat bakti sosial untuk 0 15 50 30 5
kebersihan lingkungan yang berdekatan dengan bangunan gereja.
9. Jemaat melaksanakan kegiatan pelayanan bagi orang miskin dengan 10 22,5 40 27,5 0
membagikan bahan makanan dan pakaian bekas, memperbaiki rumah-rumah
warga masyarakat miskin yang sedang rusak maupun bocor.
10. Jemaat memberikan bantuan dana bagi masyarakat yang terkena musibah 0 5 42,5 37,5 15
atau korban gempa
11. Jemaat memberikan hadiah natal bagi orang miskin, janda-janda dan anak 0 5 42,5 30 22,5
yatim piatu.
12. Jemaat memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti ketrampilan 15 20 45 20 0
menjahit, atau membuat pakaian, pengelolaan rumah tangga, pendidikan
dasar-dasar kesehatan dan penyuluhan kesehatan, dll.
13. Jemaat menyediakan dana pendidikan bagi anak-anak dan orang muda yang 32,5 22,5 37,5 5 2,5
tidak sekolah karena orangtua kurang mampu.
14. Jemaat menyediakan lapangan pekerjaan bagi pengangguran dan modal 32,5 22,5 37,5 3 2,5
usaha bagi orang-orang yang tidak mampu
C. Pelaksanaan Kegiatan Marturia di Jemaat (Indikator 3)
15. Mobilisasi seluruh anggota jemaat untuk mengadakan kegiatan bersaksi. 2,5 2,5 35 37,5 22,5
16. Jemaat merencanakan berbagai program penginjilan keluar jemaat untuk 7,5 5 27,5 50 10
memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.
17. Jemaat memilih dan membentuk tim penginjilan jemaat yang bertugas 7,5 7,5 37,5 42,5 5
melaksanakan program penginjilan jemaat.
18. Jemaat melalui tim penginjilan melaksanakan program penginjilan sesuai 5 2,5 45 40 7,5
yang telah direncanakan dan disetujui jemaat.
19. Jemaat memberikan ruang dan kesempatan bagi pendeta jemaat, praktisi, 0 7,5 42,5 32,5 17,5
maupun pembicara ahli untuk memberikan seminar pelatihan kepada
anggota jemaat
20. Tim penginjilan bersama dengan pendeta jemaat menyiapkan buku penuntun 17,5 30 32,5 12,5 7,5
untuk program penginjilan, serta membagikannya kepada setiap anggota
jemaat atau keluarga.
21. Tim penginjilan jemaat bersama pendeta mengawasi jalannya program 7,5 15 32,5 37,5 7,5
penginjilan yang dilakukan oleh anggota jemaat
53
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
28. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar merenungkan firman Tuhan 0 0 15 32,5 52,5
setiapkali membaca Alkitab.
B. Pengtingnya Menghadiri Pertemuan Ibadah untuk Pertumbuhan
Iman (Indikator 5)
29. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar selalu hadir dalam setiap 0 0 2,5 20 77,5
pertemuan ibadah.
30. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar bersikap hormat dalam 0 0 2,5 32,5 65
setiap pertemuan ibadah.
31. Saya berusaha membuat acara perbaktian yang menarik untuk menarik 0 0 2,5 32,5 65
minat jemaat selalu senang menghadiri kegiatan ibadah.
32. Saya berusaha mengingatkan anggota jemaat agar jangan ada yang tertidur 0 0 2,5 25 72,5
sepanjang acara perbaktian atau kegiatan ibadah.
33. Saya berusaha mengunjungi rumah angggota jemaat apabila ia atau mereka 0 0 0 37,5 62,5
tidak hadir dalam acara perbaktian atau ibadah.
34. Saya berusaha mengingatkan anggota jemaat agar datang ke tempat 0 0 2,5 37,5 60
perbaktian tepat waktu (on time).
35. Saya berusaha mengajarkan kepada anggota jemaat agar datang ke tempat 2,5 2,5 7,5 45 42,5
perbaktian dengan motif dan sikap yang benar, yakni untuk belajar firman
Tuhan, berdoa, melakukan pengakuan dosa dan bersyukur kepada Allah
melalui lagu-lagu pujian.
C. Aktif dalam Pelayanan Jemaat dan Bersaksi atau Menginjil
(Indikator 6)
36. Saya berusaha memotivasi anggota jemaat agar terlibat aktif dalam 2,5 5 5 35 52,5
pelayanan jemaat karena itu berguna bagi pertumbuhan iman mereka.
37. Saya berusaha memotivasi anggota jemaat agar aktif dalam penginjilan 0 0 12,5 27,5 60
yakni menyampaikan kabar baik keselamatan melalui Yesus Kristus.
38. Saya berusaha memotivasi anggota jemaat agar menggunakan setiap 2,5 5 12,5 32,5 57,5
kesempatan untuk menyaksikan kuasa Roh Kudus yang telah mengubah
kehidupan masing-masing anggota jemaat.
39. Dalam melaksanakan penginjilan saya menekankan kepada anggota jemaat 52,5 37,5 2,5 2,5 5
aga r menggunakan metode penginjilan yang dilakukan Yesus, yakni pergi
dari rumah ke rumah, menyembuhkan yang sakit, menghibur yang berduka,
menyampaikan damai dan pengharapan kepada yang putus asa.
40. Saya menekankan kepada anggota jemaat agar berbaur, bersimpati dan 0 0 5 40 55
melayani kebutuhan masyarakat dan selanjutnya memenangkan keyakinan
mereka dan mengajark mereka untuk mengikut Yesus.
41. Saya berusaha mengorganisir kelompok-kelompopk kecil pelayan Injil di 0 2,5 2,5 40 55
jemaat, untuk dilatih dan selanjutnya diutus memberitakan Injil.
42. Saya memberikan perhatian khusus kepad orang-orang muda di jemaat, 0 2,5 2,5 40 55
untuk melatih dan memberdayakan talenta mereka bagi penyelesaian
pekerjaan Injil di bumi.
54
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
1. Variabel Pertumbuhan Iman (Y): Berdasarkan data sampel sebanyak 40, dihasilkan
skor empiris antara 65 sampai dengan 100; mean sebesar 87,28; median sebesar
84,00; modus sebesar 80 dan standar deviasi sebesar 9, 353.
2. Variabel Tugas Panggilan Gereja (X): Berdasarkan data sampel sebanyak 40,
dihasilkan skor empiris antara 49 sampai dengan 85; mean sebesar 68,23; median
sebesar 67,50; modus sebesar 66 dan standar deviasi sebesar 8,784.
3. Uji linearitas antara variabel Tugas Panggilan Gereja (X) terhadap Pertumbuhan
Iman Warga Jemaat (Y) dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas
atas penyimpangan (deviation from linearity). Berdasarkan hasil uji linearitas pada
outputtabel “Anova Table” diketahui bahwa nilai Sig. Deviation From Linearity
sebesar 0,813 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
artinya terdapat hubungan linear antara variabel Tugas Panggilan Gereja (X)
4. Hasil analisis pengaruh di sampel antara variabel Tugas Panggilan Gereja (X)
terhadap Pertumbuhan Iman (Y) yaitu ry2 sebesar 0,424 adalah memiliki pengaruh
positif. Determinasi varians R yang menggambarkan keeratan pengaruh antara
Tugas Panggilan Gereja (X) dalam membentuk Pertumbuhan Iman (Y) sebesar
0,180. Artinya sumbangan Tugas Panggilan Gereja (X) sebesar 18%. Sedang
kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 2,888 dan Fhitung sebesar
8,343 dan P-value = 0,000 adalah sangat signifikan pada α < 0,01. Jadi pengaruh
Implementasi Tugas Panggilan Gereja (X) terhadap Pertumbuhan Iman (Y) di
populasi juga posistif. Adapun pengaruh Tugas Panggilan Gereja (X) terhadap
Pertumbuhan Iman (Y) di sampel digambarkan melalui persamaan garis regresi
linear Y= 56,449+0,452X2, yang memiliki makna bahwa apabila Tugas Panggilan
Gereja (X) diperbaiki satu unit program maka rata-rata Pertumbuhan Iman (Y) akan
meningkat sebesar 0,452 pada konstanta 56,449.
55
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
1 0,452
2 0,904
3 1,356
4 1,808
5 2,26
6 2,712
7 3,164
8 3,616
9 4,068
10 4,52
11 4,972
12 5,424
13 5,876
14 6,328
56
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
15 6,78
16 7,232
17 7,684
18 8,136
19 8,588
20 9,04
21 9,492
22 9,944
23 10,396
24 10,848
25 11,3
Gambar 4.3
Jumlah Program Perbaikan terhadap variabel Tugas Panggilan Gereja (X)
dampaknya terhadap variabel Pertumbuhan Iman (Y)
25
Gambar 4.4
Sumbangan variabel Tugas Panggilan Gereja (X)
terhadap terbentuknya variabel Pertumbuhan Iman (Y)
57
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
58
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
DAFTAR PUSTAKA
59
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
60
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020
61