You are on page 1of 30

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no.

2, 2020

PENGARUH IMPLEMENTASI TUGAS PANGGILAN GEREJA TERHADAP


PETUMBUHAN IMAN WARGA JEMAAT ANTARDENOMINASI
DI KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2020

Elfri Darlin Sinaga,


Dosen STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar
email: Sinagaed64@gmail.com

ABSTRACT

The quality of growth and decline of the community's faith demands on the participations and
involvements of all elements in society, including Church’s Christian community. The church’s
Christian comunity is expected to play an active role in overcoming the problems of the nation
by carrying out the church's calling Task, namely “koinonia”, “diakonia” and “marturia”. The
purpose of this study was to determine whether there is an effect of the implementation of
Church’s Calling Task towards the growth of faith of the congregation and to find out how
much the effect of the implementation of Church’s Calling Task (X) towards the growth of faith
of the congregation among inter-denominational Churches in Pematangsiantar city (Y). Based
on the research results, it was found that the growth of the congregation's faith (Y) can be
influenced by the implementation of the Church's Calling Task (X). The method used in this
research is descriptive analysis method, using a survey method, by distributing questionnaires to
40 respondents, as the representatives of 105 pastors of interdenominational Churches in
Pematangsiantar city. The conclusions of the research results are as follows: (1) There is a
strong and significant influence between the implementation of Church’s Calling Task (X)
towards the Growth of faith of the Congregation (Y). Evidenced by the regression equation Y =
56.449 + 0.452 X2 with R = 0.424, t test = 2.888, and F count = 8.343 with P-value = 0.000 at α
<0.001. (2) Contribution of the implementation of the Church's Calling Task towards the
Growth of faith of the Congregation of inter-denominational Churches in Pematangsiantar (X) is
18%. (3). Hypothesis test results show the relationship of the implementation of Church’s
calling duties (X) variable with the growth of Congregation’s faith of the inter-denominational
Churches in Pematangsiantar City (Y) which is illustrated by the linear regression equation Y =
56.449 + 0.452X2.

Keywords: influence, implementation, church’s calling task, growth of faith,


congregation.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan iman warga masyarakat merupakan aspek penting yang harus
mendapat tempat dalam kerangka dasar pembangunan bangsa. Kesejahteraan

32
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

masyarakat banyak ditentukan oleh pengaruh-pengaruh rumah tangga, sistem


pendidikan di sekolah dan pendidikan moral atau keagamaan yang diterapkan.
White pernah menulis, “Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat,
1
kemakmuran bangsa tergantung atas pengaruh-pengaruh rumah tangga.” Bahkan lebih
jauh White menegaskan bahwa tinggi merosotnya masa depan masyarakat akan
ditentukan oleh tingkah laku dan moral orang-orang muda yang bertumbuh di sekeliling
kita. Sementara orang-orang muda kita dididik, dan tabiat mereka itu dibentuk pada
waktu mereka masih anak-anak kepada kebiasaan-kebiasaan yang baik, pengendalian
diri dan pertarakan, demikianlah kelak pengaruh mereka terhadap masyarakat.2
Badan Pusat Statistik kota Pematangsiantar melaporkan bahwa sepanjang tahun
2016 ada 899 kasus kejahatan/pelanggaran yang terjadi di kota Pematangsiantar.3
Kejahatan/pelanggaran peringkat teratas adalah curanmor (191 kasus), curat (pencurian
dengan pemberatan) sebanyak 168 kasus, penggelapan (88 kasus). Kejahatan lainnya
adalah kasus narkoba (68 kasus yang dilaporkan, namun ada 83 kasus yang sudah
ditangani dan diselesaikan), aniring (penganiayaan ringan) 60 kasus, anirat
(penganiayaan berat) 51 kasus, penipuan (47 kasus), pencurian biasa (41 kasus),
perjudian (34 kasus), dan berbagai tindak kejahatan lainnya. Jumlah penghuni Lapas
Kelas IIA Pematangsiantar dari waktu ke waktu semakin meningkat dan hingga saat ini
sudah mencapai 1.855 orang. Kondisi-kondisi ini sedikit banyaknya menjadi indikator
kualitas keimanan warga masyarakat di kota Pematangsiantar.
Tinggi rendahnya kualitas keimanan warga masyarakat menuntut perhatian
seluruh elemen masyarakat, terutama Gereja Allah di bumi. Gereja diharapkan dapat
berperan aktif melaksanakan peran dan panggilannya untuk mengatasi persoalan
bangsa. Tugas panggilan Kristus bagi Gereja Allah di bumi adalah juga untuk

1
Ellen G. White, Rumah Tangga Advent, (Bandung: Indonesia Publishing
House, 1994), 5.
2
Ibid, 15.
3
Kantor BPS Kota Pematangsiantar, Laporan Jumlah Peristiwa
Kejahatan/Pelangaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis
Kejahatan/Pelanggaran tahun 2016, (Pematangsiantar: Badan Pusat Statistik, 2017),
151-154.

33
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

pertumbuhan iman warga jemaat. Gereja bertanggung jawab melaksanakan tripanggilan


gereja, yakni koinonia, diakonia dan marturia.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan beberapa
masalah yang bisa dijadikan sebagai bahan penelitian, yakni:
1. Faktor-faktor penyebab tingginya tindak kejahatan/pelanggaran di kota
Pematangsiantar.
2. Peran pihak aparat pemerintah dan kepolisian dalam menanggulangi kasus-kasus
kejahatan dan pelanggaran.
3. Peran lembaga-lembaga keagamaan untuk meningkatkan iman warga
masyarakat.
4. Peran lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan iman warga
masyarakat.
5. Peran orangtua dan keluarga-keluarga untuk menanamkan pendidikan moral dan
agama kepada anak-anak, remaja dan orang muda.
6. Peran para pendeta atau rohaniwan dalam membangun keimanan warga jemaat
dan masyarakat.
7. Pengaruh Pelaksanaan Tugas Panggilan Gereja terhadap pertumbuhan iman
warga jemaat.
8. Peran Pendidikan agama Kristen di gereja, di sekolah, maupun di keluarga-
keluarga Kristen dalam pembentukan karakter bangsa.

C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan masalah-masalah tersebut, penulis membatasi masalah
yang akan diteliti hanya membahas satu hal, yakni: Pengaruh Pelaksanaan Tugas
Panggilan Gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota
Pematangsiantar.

34
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis menetapkan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pelaksanaan tugas panggilan gereja (X) terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar (Y)?
2. Seberapa besar pengaruh implementasi tugas panggilan gereja (X) terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar (Y)?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelaksanaan tugas panggilan gereja
terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota
Pematangsiantar?
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi tugas panggilan gereja
(X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota
Pematangsiantar (Y)?

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan bermanfaat bagi banyak pihak, baik manfaat secara teoritis
maupun manfaat secara praktis.
Manfaat Teoritis:
1. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi lembaga pendidikan, khususnya bagi
para mahasiswa teologia, yakni sebagai referensi karya ilmiah untuk
memperkaya pengetahuan teoritis tentang mata kuliah pelayanan
penggembalaan, pertumbuhan gereja, dan pelayanan penginjilan.
2. Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi para pemimpin gereja yang
merasakan panggilan dan tanggungjawabnya untuk melaksanakan tripanggilan
gereja.
3. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi para pendeta jemaat antardenominasi
yang ada di kota Pematangsiantar, yakni sebagai masukan dan evaluasi diri

35
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

tentang pelaksanaan perannya untuk mempertumbuhkan iman warga


jemaatnya.
4. Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi warga jemaat antardenominasi di kota
Pematangsiantar, akan meningkat imannya sebagai dampak dari pelaksanaan
tugas panggilan gereja oleh jemaat lokal.

II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS


A. Kajian Teoritis

Kajian teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan serta penyusunan instrumen penelitian.
Dalam kajian teoritis penelitian tentang pengaruh implementasi tugas panggilan
gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat, akan membahas dua topik bahasan
utama, yakni: Pertumbuhan iman warga jemaat dan tugas panggilan gereja.

2.1 Pertumbuhan Iman Warga Jemaat


Warga jemaat yang bertumbuh imannya dapat diukur sedkitnya melalui lima
aktivitas rohani, yakni: Rajin berdoa, rajin belajar Alkitab, rajin menghadiri pertemuan
ibadah, aktif terlibat dalam kegiatan pelayanan ibadah di jemaat, serta giat dalam
pekerjaan penginjilan dan bersaksi.

2.1.1 Rajin Berdoa


Kehidupan seorang yang beriman ditandai dengan kehidupan yang selalu
berdoa. Doa adalah nafas jiwa. Sama pentingnya nafas bagi kehidupan jasmani
demikianlah doa bagi kehidupan rohani. Mengabaikan doa menyebabkan anemia
rohani. Mereka yang datang kepada Tuhan harus melakukannya dengan hati yang tulus.
Mereka harus merasakan kebutuhan mereka sendiri (Yes. 44: 3), mengaku dan
meninggalkan semua dosa yang diketahui (Ams. 15:29), percaya bahwa Allah dapat dan
akan menjawab (Markus 11:24), dan berlaku benar dengan orang lain (Mat. 6:14, 15).

36
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

Sutoyo menyebutkan doa merupakan sebuah aktivitas yang erat hubungannya


dengan denyut nadi kekristenan; sehingga muncul semacam ungkapan, bahwa doa
adalah nafas kehidupan orang percaya. Sejatinya, kegiatan Doa bukanlah sebuah
rutinitas ibadah belaka, melainkan pusat kehidupan itu sendiri. Sejak zaman Yesus ada
di planet bumi ini hingga pada pelayanan para rasul di Yerusalem bersama jemaat mula-
mula, Doa menjadi energi dari setiap pelayanan bahkan sendi kehidupan yang
dilakukan.
Lambert dalam Orr menjelaskan doa bermanfaat baik untuk diri sendiri
(permohonan) atau untuk orang lain (syafaat). Dalam yang terakhir itu adalah tindakan
ibadah yang mencakup semua jiwa dalam pendekatannya kepada Allah. Doa adalah inti
dari itu, karena doa selalu muncul dari rasa membutuhkan dan keyakinan bahwa Allah
adalah hadiah dari mereka yang rajin mencari Dia (Ibrani 11: 6).
White menjelaskan bahwa disetiap rumah tangga umat Tuhan, Allah harus
dihormati oleh mempersembahkan doa dan pujian setiap pagi dan petang. Anak-anak
harus diajar menghormati dan memuliakan jam berdoa. Jam dan tempat berdoa dan
upacara kebaktian umum harus diajarkan kepada anak-anak sebagai sesuatu yang suci
oleh karena Allah ada di sana. Dan apabila sikap hormat dinyatakan dalam sikap serta
pembawaan, maka perasaan yang mengilhaminya akan bertambah dalam.
Rahasia kehidupan orang Kristen yang berhasil dan diberkati adalah memiliki
doa pribadi setiap hari. Doa pribadi bukan hanya berlaku bagi para hamba Tuhan atau
pengerja gereja namun untuk semua orang Kristen tanpa terkecuali. Doa pribadi
bukanlah suatu kewajiban agama, tetapi harus menjadi bagian hidup kita yang terus
menerus mangalir seperti sungai. Tidak ada orang yang terlalu pintar, atau pun terlalu
bodoh, terlalu sibuk atau pun terlalu repot yang tidak dapat melakukan doa secara
pribadi.
Berdoa secara pribadi sangat penting bagi pertumbuhan iman. Doa adalah
hubungan kita dengan Tuhan atau berkomunikasi dengan Allah. Doa merupakan
pernyataan dari keterangan manusia kepada Allah untuk segala sesuatu. Doa
mendatangkan kuasa Allah dalam kehidupan manusia. Tujuan berdoa adalah untuk
memuji Allah, mengucap syukur kepada Allah dengan segenap hati kita

37
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

Doa pribadi membuat kita bertumbuh dalam kerohanian dan memberikan kita
semangat yang mendorong orang lain untuk bertumbuh dalam kerohanian,
mendekatkan kita kepada Yesus dengan berdoa kita bias menghidupkan kehidupan yang
erat dengan Yesus lebih jelas Ellen G White mengatakan, orang yang semakin dekat
dengan Yesus, maka merasa semakin tak layak dirinya dihadapan Tuhan.4

2.1.2 Rajin Belajar Alkitab


Belajar Alkitab setiap hari sangat bagus bagi pertumbuhan iman. Oleh sebab itu
sebagai umat Tuhan kita harus membiasakan diri mempelajari Alkitab secara pribadi
setiap hari. Membaca Alkitab setiap hari dan memeditasikannya akan membuat iman
seseorang bertumbuh kearah kedewasaan Kristus.
White menegaskan bahwa Alkitab itu memperluas pikiran, mempertajam
pengertian dan mematangkan pertimbangan. Alkitab kalau dipelajari akan
meningkatkan setiap pikiran, perasaan dan aspirasi yang tidak bisa terjadi dengan cara
mempelajari yang lain. Itu memberikan kestabilan tujuan, kesabaran, keberanian dan
keuletan. Disamping itu Firman Tuhan menyucikan tabiat dan jiwa.
White mengatakan bahwa dengan belajar Kitab Suci setiap hari, kita
memperoleh pengetahuan yang benar tentang bagaimana hidup sambil menikmati
kegembiraan murni yang terbesar. Pelajar Alkitab juga diperlengkapi dengan berbagai
argumentasi kitab suci supaya dia dapat mengatasi keragu-raguan orang yang tidak
percaya dan menghapuskan keragu-raguan itu melalui terang yang nyata. Mereka yang
telah menyelidiki Kitab suci dapat dibentengi terhadap pencobaan setan; dengan
seksama mereka dapat diperlengkapi untuk semua pekerjaan baik dan dipersiapkan
untuk memberikan alasan pengharapan mereka kepada semua orang yang bertanya
kepada mereka.5 Mark Finley menasihatkan, “Isilah pikiran anda dengan firman Tuhan.

4
Ellen G White, Elia Modern (Bandung: Indonesia Publishing House: 2009),
318.
5
Ellen G White, Testimonies for the Church, 374.

38
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

Jika anda melakukannya, maka Anda akan membangun satu keyakinan teguh, yang
akan bertahan dari ujian badai manapun.”6
Alkitab bagaikan suatu mata air. Semakin seseorang menyelidikinya, semakin
dalam Ia (Alkitab) nyata. Kebenaran-kebenara agung dari sejarah suci memiliki
kekuatan dan keindahan yang mengagumkan, dan memiliki jangkauan jauh sejauh
kekekalan. Tiada ilmu pengetahuan yang sama denga ilmu pengetahuan yang
menyatakan tabiat Allah.7
Membaca Alkitab secara pribadi sangat bagus dalam pertumbuhan kerohanian
umat Tuhan, jadi sebagai umat Tuhan harus membiasakan diri mempelajari Alkitab
secara pribadi setiap hari. Membaca Alkitab setiap hari dan memeditasikannya akan
membuat iman seseorang bertumbuh kearah kedewasaan Kristus.

2.1.3 Rajin Menghadiri Kegiatan Ibadah


Menurut Merriam-Webster ibadah merupakan tindakan memuja, rasa hormat,
penghormatan yang diberikan kepada makhluk ilahi, suatu bentuk praktik keagamaan
dengan akidah dan ritualnya,rasa hormat yang luar biasa atau kekaguman atau
pengabdian pada objek yang dihargai. 8Horn menjelaskan bahwa penyembahan dalam
definisi yang luas adalah respons makhluk terhadap Sang Pencipta. Dalam pengertian
ini termasuk semua ekspresi pikiran atau suara atau tubuh yang dimotivasi oleh atau
diarahkan kepada Yang Ilahi. Karena semua manusia hidup dan bergerak dan memiliki
keberadaannya di dalam Tuhan, istilah penyembahan mungkin diterapkan dengan tepat
pada tanggapan sadar dan tidak sadar dari orang-orang kafir kepada Tuhan sebagaimana
mereka memahami-Nya sebagaimana pengabdian orang-orang Kristen. Namun
demikian ibadah Kristen hanya dapat didefinisikan secara akurat, dengan menambahkan

6
Mark Finley, Tidak Tergoyahkan, 9
7
Ellen G. White, Fundamentals of Christian Education, 393.
8
Merriam-Webster, I. (2003). Merriam-Webster's collegiate dictionary. Includes
index. (Eleventh ed.). Springfield, Mass.: Merriam-Webster, Inc.

39
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

kata Pencipta, karena Ia telah menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus dan
menjadikan diri-Nya dikenal melalui Roh Kudus.9
Kehadiran anggota jemaat dalam acara kebaktian tentu sangat
diharapkan.karena kehadiran sangat berguna untuk meningkatkan kualitas keimanan
dan pertumbuhan kerohanian anggota jemaat. Rasul Paulus lewat ilham Ilahi menulis:
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti
dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibr.10:25).
Umat Tuhan akan memberikan waktunya untuk datang ke tempat ibadah karena
dengan ikut dalam perkumpulan dalam tempat ibadah kita akan memiliki iman yang
kuat karena ada saudara-saudara seiman kita yang menguatkan.

2.1.4 Aktif Terlibat dalam Pelayanan di Jemaat


Setiap warga jemaat yang rindu untuk pertumbuhan iman akan melibatkan diri
dalam kegiatan pelayanan di jemaat. Rasul Paulus menulis lewat ilham Ilahi: “Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu
dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor.15:58).
Soanes, C., & Stevenson menyatakan bahwa pelayanan adalah pekerjaan atau
fungsi melayani yang berkontribusi untuk kesejahteraan orang lain, suatu bentuk yang
diikuti dalam ibadat, tindakan yang membantu, fasilitas yang menyediakan
pemeliharaan dan perbaikan. 10 Nichol menjelaskan bahwa pelayanan menyiratkan
suatu tindakan pelayanan keagamaan atau ibadah.
Dedikasi orang Kristen terhadap dirinya sendiri dalam kehidupan yang murni
dan suci adalah tindakan ibadah spiritual. Dia tidak lagi mempersembahkan hewan
sebagai kurban, melainkan dirinya sebagai tindakan pelayanan keagamaan yang

9
Horn, S. H. (1979). Seventh-day Adventist Bible Dictionary. (Revised edition.).
Commentary Reference Series. Washington, D.C.: Review and Herald Publishing
Association.
10
Soanes, C., & Stevenson, A. (2004). Concise Oxford English dictionary (11th
ed.). Oxford: Oxford University Press.

40
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

berkaitan dengan alasannya. Jadi, Petrus menggambarkan orang-orang percaya sebagai


"imamat kudus, untuk mempersembahkan korban rohani, yang dapat diterima oleh
Allah oleh Yesus Kristus"(1 Pet 2:5).11

2.1.5 Giat Dalam Pekerjaan Penginjilan atau Bersaksi


Misi penginjilan didirikan berdasarkan kepada Kitab Suci khususnya Amanat
Agung dari Matius 28:19-20 dan sifat Iman Kristen yang monoteistik. Dasar-dasar misi
penginjilan yang kodrati yaitu kemutlakan dan superioritas Kristen dan bahwa
Kekristenan dapat diadaptasi kepada segala bangsa dan kondisi. Hasil-hasil misi
menjadi fakta di lapangan dan kenyataan kekristenan di masa lalu dan sekarang,
membuktikan dirinya lebih kuat dari pada semua agama yang lainnya. 12Matius 28:19-
20 adalah Amanat Agung Yesus Kristus yang berbunyi: “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid- Ku dan Babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak,
dan Roh Kudus, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman.”
Tugas misi penginjilan adalah adalah tanggung jawab setiap orang percaya.
Tentang hal ini Wiersbe mengatakan bahwa setiap kali kita dipakai Tuhan untuk
menolong membawa jiwa yang terhilang kepada Kristus, maka kita mengalami sukacita
yang indah, dan saudara-saudara dalam keluarga Allah akan turut bersukacita sebab
demikian pulalah yang sedang terjadi di Sorga.13Pemberian tanggung jawab penginjilan
kepada gereja adalah cara Allah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal,
dan semua program di dalam gereja, tujuannya haruslah untuk menjadukan murid yang
kemudian menjadi pengajar-pengajar.

11
Nichol, F. D. The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy Bible
with Exegetical and Expository Comment. Commentary Reference Series (Ro 12:2).
Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1978).
12
David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang
Mengubah dan Berubah (Jakarta: Penerbit Gunung Mulia, 2006), 7.
13
Warren W. Wiersbe, Teguh DidalamKristus (Bandung: Penerbit kalam Hidup,
1989), 30.

41
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

Sebagai wakil-Nya di antara manusia, Allah tidak memilih malaikat yang tidak
pernah berdosa, tetapi manusia yang sama keinginannya dengan mereka yang
diusahakan untuk diselamatkan. Kristus membungkus diri-Nya dengan kemanusiaan
agar Dia dapat menyelamatkan manusia. Juru Selamat yang adalah manusia Ilahi
diperlukan untuk membawa keselamatan kepada dunia ini. Kepada laki-laki dan
perempuan telah diserahkan satu kepercayaan yang kudus untuk memperkenalkan
"kekayaan Kristus yang tak dapat diselidiki."14
Setiap orang beriman bertanggng jawab untuk mengungkapkan imannya, baik
secara pribadi maupun bersama dengan lain yang seiman. Ketika Yesus naik ke Surga,
Roh Kudus diberikan kepada para pengikutnya, membawa satu karunia bagi setiap
orang atau karunia untuk melayani, “memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara
khusus, seperti yang di kendaki-Nya.” (I Kor 12:11). “Setiap orang yang menerima Roh
Kudus menerima suatu karunia pelayanan yang dirancang oleh Roh untuk digunakan
dalam pelayanan bagi kristus.”15Lebih lanjut D.W.Ellismengatakan: “Setiap orang
percaya wajib mengabarkan Injil sesuai kemampuan dan karunia yang dianugrahkan
Roh Kudus kepadanya.”16

2.2 Tugas Panggilan Gereja

Dunia sedang menghadapi keprihatinan sehubungan dengan tindak kejahatan


yang semakin merajalela disebabkan oleh adanya kemerosotan iman dan kerohanian
warga masyarakat. Untuk mengatasi masalah moral bangsa, gereja harus turut berpartisi
meringankan beban pemerintah. Tuhan telah melengkapi gereja-Nya di bumi dengan
kesanggupan-kesanggupan dan berkat-berkat, agar gereja itu dapat menghadapkan
kepada dunia suatu gambaran dari kesanggupan-Nya sendiri, dan agara gereja-Nya
dapat menjadi sempurna di dalam Dia, dan menjadi satu perwakilan yang terus-menerus

14
Ellen G. White, The Acts of the Apostles, hal. 134.
15
Ellen G. White, Mari Bersaksi (Bandung: Indonesia Publishing House, 2014),
112.
16
Ellis. Metode Penginjilan, 10.

42
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

dari satu dunia yang lain, bahkan dunia yang kekal, dan dari hukum-hukum yang lebih
tinggi daripada hukum-hukum duniawi.
Gereja adalah satu tubuh dengan banyak anggota, yang dipanggil dari semua
bangsa, suku, bahasa dan kaum. Dalam Kristus kita adalah ciptaan baru; perbedaan ras,
budaya, pendidikan, dan kebangsaan, serta perbedaan-perbedaan antara yang tinggi dan
rendah, kaya dan miskin, laki-laki dan perempauan, tidak boleh memecahbelah kita.
Kita semua sama di dalam Kristus, yang oleh satu Roh telah mengikat kita menjadi satu
persekutuan dengan Dia dan dengan satu sama lain, kita harus melayani dan dilayani
tanpa membeda-bedakan atau memilih muka.”17
Allah memanggil gereja-Nya di bumi untuk melaksanakan tugas yang teramat
penting bagi keselamatan umat manusia dan mempersiapkan gereja-Nya bagi
kedatangan Kristus kedua kali. Rasul Paulus mengingatkan para hamba Tuhan untuk
mencapai tujuan gereja serta pelaksanaan tugas dan panggilan Allah bagi gereja-Nya
(Efesus 4:11-16).Untuk mencapai tujan Allah bagi gereja-Nya, gereja harus melakukan
tri-panggilan gereja, yakni: koinonia, marturia dan diakonia.

2.2.1 Tugas Koinonia


Koinonia artinya persekutuan atau dalam bahasa Inggris fellowship. Gereja
sebagai koinonia adalah tubuh Kristus, oleh sebab itu semua anggota jemaat hendaknya
menjadi satu, dan satu dalam semua oleh Kristus (1 Kor.12:26).
Gereja sebagai tubuh Kristus membangun iklim saling peduli, saling menolong,
saling menopang dan saling berbagi di antara sesame anggota jemaat. Tugas Gereja dari
segi koinonia adalah melaksanakan kegiatan ibadah (worship) yang berperan
merefleksikan kekudusan persekutuan. Kegiatan ibadah di jemaat menjadi pusat
penyampaian syukur dan terimakasih kepada Tuhan Allah atas segala berkat yang
melimpah dalam seluruh sisi kehidupan komunitas gereja.
Persatuan gereja yang bertumbuh itu anggota jemaatnya selalu memiliki
persatuan yang kuat untuk bekerjasama dalam hal apapun dan tidak memiliki

17
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Peraturan Jemaat, (Bandung: Indonesia
Publishing House, 2006), 14.

43
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

pemandangan yang berbeda, dan tidak saling membeda-bedakan yang lain. George
menuliskan, “perkumpulan adalah orang yang terpilih tanpa membandingkan status
sosial, pendidikan, kekayaan atau warna kulit dengan sederhana disebut umat pilihan
Allah, gereja adalah persekutuan orang kudus atau orang yang disucikan yang lazim
digunakan oleh paulus untuk menjelaskan orang-orang Kristen.”18
Alkitab mengatakan dalam, “Mereka bertekun dalam pengajaran utusan-utusan
Allah dan dalam perkumpulan mereka selalu bersama untuk memecahkan roti dan
berdoa.”19 Anggota jemaat yang bertumbuh memiliki ketekunan dalam kesungguh-
sungguhan melaksanakan ibadah itu dalam pengajaran yang mereka sampaikan kepada
sesama manusia.

2.2.2 Tugas Marturia


Dengan marturia umat Kristen memberikan kesaksiannya kepada dunia dengan
mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan penyelamat umat manusia, dunia dan
seluruh ciptaan Allah. Maksud utmanya adalah memperkenalkan Yesus Kristus kepada
seluruh dunia melalui perkataan dan perbuatan.
Alkitab berkata, “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-
masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya”(1
Korintus 12:18 ). Gereja yang bertumbuh itu adalah gereja yang memiliki satu
organisasi yang digunakan hanya untuk kepentingan gereja bukan untuk kepentingan
pribadi akan tetapi organisasi itu digunakan untuk penyelelesaian tugas penyampaian
berita kabar baik, yaitu Injil keselamatan melalui Yesus Kristus.
John R. W.Stott menulis tentang pentingnya gereja melaksanakan tugas
panggilan marturia sebagai berikut:
1. Tanpa Alkitab penginjilan dunia bukan saja tidak mungkin tapi sungguh tidak
dapat dibayangkan.

18
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid II,(Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1999),335.
19
Alkitab, Kisah Para Rasul 2:42 (LAI, 2012 )Jakarta: Percetakan Alkitab
Indonesia, 139.

44
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

2. Alkitab memberi kita tanggungjawab untuk menginjili dunia, memberi kita Injil
untuk diberitakan, memberitahu kita bagaimana memberitakannya, dan
menjanjikan bahwa Injil adalah kekuatan Allah untuk keselamatan setiap orang
percaya.
3. Empat alasan mengapa Alkitab tidak terpisahkan dari penginjilan dunia:
Pertama, Alkitab memberi kita mandat untuk penginjilan dunia. (Mat. 28:18-20)
Kedua, Alkitab memberi kita berita untuk penginjilan dunia (1 Kor. 15:11;
Gal.16-8).
Ketiga, Alkitab memberi kita model untuk penginjilan dunia: Allah
merendahkan diri, berbicara dalam bahasa manusia, Allah berbicara melalui
manusia dan manusia berbicara atas nama Allah (Fil.2:7-8; 2 Pet. 1:21; Ibr. 1:1).
Keempat, Alkitab memberi kita kuasa untuk penginjilan dunia (Mat. 12:27-29;
Luk.11:20-22; Kol. 2:15). Injil Allah mengandung kekuasaan—kekuasaan-Nya
untuk menyelamatkan (Rom 1:16).

2.2.3 Tugas Diakonia


Gereja dalam melaksanakan tugas panggilannya, bukan hanya melaksanakan
persekutuan, dan penginjilan, melainkan gereja Kristus di bumi harus melaksanakan
tugasnya bagi masyarakat, yakni sebagai agen pelayan kasih. Yesus Kristus sudah
menjadi contoh dalam melayani kepada manusia melalui kedatangan-Nya kedunia,
Dia datang tidak untuk dilayani melainkan Dia datang untuk melayani, Alkitab
mengatakan, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.”(Markus 10:45).
Gereja dapat berfungsi sebagai partner pemerintah untuk melaksanakan
program-program yang berkaitan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Alkitab mencatat, “tentang Yesus dari Nazaret bagaimana Allah mengurapi Dia dengan
Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan
menyembuhkan semua orang yang dikuasa Iblis. (Kisah 10:38). “Yesuspun berkeliling
di seluruh Galilea: mengajar di dalam rumah-rumah ibadah, dan memberitakan Injil

45
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

Kerajaan Allah, serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu”
(Matius 4:23).
Kristus menasihatkan gereja tentang tugas dan tanggungjawabnya dengan
berkata:
“Kamu adalah garam dunia Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah
terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-14, 16).
Gereja sebagai partner pemerintah dapat melaksanakan tugas diakonia berupa
program-program kemasyarakatan, seperti:gerakan kebersihan kota/desa, membangun
sarana air minum, dan MCK di desa-desa terpencil. Memberikan pelayanan kasih
kepada orang miskin, seperti: memperbaiki rumah-rumah yang rusak atau bocor,
menyediakan tempat tidur dan perabotan rumah tangga. Menyediakan makanan bagi
keluarga yang berkekurangan, melawat orang sakit dan membayar biaya
pengobatannya. Memberikan pendidikan ketrampilan menjahit atau membuat pakaian
bagi ibu-ibu, pendidikan pengolahan sampah rumah tangga. Memberikan petunjuk
pengobatan diri sendiri, memberikan penyuluhan tentang bagaimana merawat orang
sakit di rumah, memberikan penyuluhan tentang nutrisi sehat, bergizi dan seimbang,
merawat orang sakit, dan klinik berhenti merokok.Melakukan charity clinic atau
pengobatan gratis kepada masyarakat yang tidak mampu, dan lain-lain. Semua
pekerjaan kebajikan ini menjadi bukti bahwa gereja berfungsi sebagai garam dan terang
dunia (Mat.5:13-16).

B. Kerangka Berpikir
Bila ditinjau dari keadaan dan fakta tentang warga jemaat antardenominasi yang ada
di kota Pematangsiantar, masih banyak anggota yang melalaikan pentingnya berdoa,
kurang rajin belajar Alkitab, sering absen ke gereja, kurang terlibat dalam pelayanan di
jemaat dan kurang terlibat dalam kegiatan bersaksi dan menginjil. Bahkan masih ada

46
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

anggota jemaat yang terjerumus dalam tindak kejahatan yang memalukan, sehingga
harus ditahan di penjara.
Berdasarkan kerangka teoritis yang telah dipaparkan di atas tentang pengaruh tugas
panggilan gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota
Pematangsiantar dapatlah disusun kerangka berpikir sebagai berikut: Implementasi
tugas panggilan gereja (X) ada hubungannya dengan pertumbuhan iman warga jemaat
antardenominasi di kota Pematangsiantar (Y). Kerangka berpikir dapat digambarkan
sebagai berikut:

Pertumbuhan
Implementasi Tugas Iman Warga
Panggilan Gereja (X) Jemaat
Antardenominasi
di Kota
Pematangsiantar
( Y)
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut:Diduga ada pengaruh yang signifikan antara
pelaksanaan tugas panggilan gereja (X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat
antardenominasi di Kota Pematangsiantar (Y).

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
Penelitian deskriptif dalam penelitian ini menggunakan metode survei, yakni dengan
membagikan kuesioner kepada responden, penelitian kepustakaan, dan menganalisa
data yang ada. Metode penelitian deskriptif analisis yang digunakan dalam studi ini
difokuskan untuk mengetahui pengaruh implementasi tugas panggilan Gereja terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar.

47
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah para pendeta yang
menggembalakan jemaat Antardenominasi di Kota Pematangsiantar pada saat ini
berjumlah 105 orang, dapat kita lihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Nama Gereja Kristen Jumlah Jumlah Jumlah Anggota
Protestan Gereja Pendeta Jemaat
(Antardenominasi) di Kota (jiwa)
Pematangsiantar
1. HKBP 39 10 58.854
2. GKPI 20 8 14.261
3. GKII 2 2 408
4. GPI 3 3 989
5. HKI 15 8 10.531
6. GKPS 16 8 15.865
7. Pentakosta 9 9 2.143
8. GPDI 10 10 2.459
9. BNKP 2 2 898
10. Gereja Bethel 1 1 143
11. GKPB 1 1 143
12. GKPPD 1 1 186
13. Gereja Oikumene 2 2 500
14. Bala Keselamatan 1 1 110
15. GKKD 1 1 175
16. GPT.Kristus Iman Agung 1 1 325
17. GMAHK 8 4 1.315
18. GBI 10 10 2.696
19. Gereja Methodist 3 3 4.427
20. Gereja Presbiterian 1 1 340
21. Gereja Kalam Kudus 1 1 2.400
22. GPIB 1 1 144
23. GPI 2 2 749
24. GBIS 1 1 256
25. ONKP 1 1 678
26. Gereja Tabernakel 1 1 326
27. HKIP 2 2 465
28. GKPA 1 1 312

48
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

29. GSJA 2 2 422


30. GKI 2 2 709
31. GMB 1 1 287
32. GBKP 1 1 320
33. GBIP 1 1 287
34. GPIN (Gereja Protestan 1 1 25
Injili Nusantara)
35. GEPKIN 1 1 180
Total = 165 105 124.328

3.2 Sampel Penelitian


Sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang mewakili semua pendeta
jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar atau sebesar 38% dari total
jumlah 105 pendeta aktif yang melayani di antar denominasi Kristen di
Pematangsiantar.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Nama Gereja Kristen Jumlah Jumlah Jumlah
Protestan Populasi Sampel Anggota
(Antardenominasi) di Kota (Pendeta) (Responden) Jemaat
Pematangsiantar (jiwa)
1. HKBP 10 3 58. 854
2. GKPI 8 2 14.261
3. GKII 2 - 408
4. Gereja Pentakosta Indonesia 3 2 989
5. HKI 8 3 10.531
6. GKPS 8 2 15.865
7. Gereja Pentakosta 9 1 2.143
8. GPDI 10 6 2.459
9. BNKP 2 1 898
10. Gereja Bethel 1 - 143
11. GKPB 1 - 143
12. GKPPD 1 1 186
13. Gereja Oikumene 2 - 500
14. Bala Keselamatan 1 - 110
15. GKKD 1 - 175
16. GPT.Kristus Iman Agung 1 - 325
17. GMAHK 4 3 1.315
18. GBI 10 3 2.696
19. Gereja Methodist 3 1 4.427

49
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

20. Gereja Presbiterian 1 1 340


21. Gereja Kalam Kudus 1 1 2400
22. GPIB 1 1 144
23. Gereja Penyebaran Injil 2 2 749
24. GBIS 1 1 256
25. ONKP 1 - 678
26. Gereja Tabernakel 1 - 326
27. HKIP 2 1 465
28. GKPA 1 - 312
29. GSJA 2 1 422
30. GKI 2 - 709
31. GMB 1 1 287
32. GBKP 1 1 320
33. GBIP 1 - 287
34. GPIN (Gereja Protestan 1 1 25
Injili Nusantara)
35. GEPKIN 1 1 180
Total = 105 40 124.328

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi atau tempat penelitian adalah Gereja Kristen Protestan Antardenominasi
yang ada di kota Pematangsiantar. Waktu penelitian untuk penulisan jurnal ini
dilakukan sejak bulan Januari hingga Juli 2020.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kuantitatif ini metode pengumpulan data memakai
administrasi instrument kuesioner. Teknik pengumpulan datanya berdasarkan
model skala Likert, untuk mengukur sikap, pendapat, dan anggapan seseorang
atau sekelompok orang mengenai gejala atau fenomena sosial. Dengan skala
Likert ini variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang
menjadi dasar acuan menyusun item-item pernyataan. Adapun teknik
pengumpulan data untuk instrument penelitian ini digambarkan dalam tabel 3.3
berikut ini.
Tabel 3.3
Tabel Pengumpulan Data untuk Setiap Variabel
No Variabel/ Indikator Teknik Rentang Jenis Sumber Data

50
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

Pengum- Skor Skala


pulan Data Data
1. Implementasi 1. Tugas Koinonia Kuesioner 1-7 Interval Pendeta Jemaat
Tugas
Panggilan 2. Tugas Diakonia Kuesioner 8 - 14 Pendeta Jemaat
Gereja oleh 3. Tugas Marturia Kuesioner 15 - 21 Pendeta Jemaat
Jemaat (X)
2. Pertumbuhan 4. Pentingnya Doa Pendeta Jemaat
Iman Warga dan Belajar Alkitab Kuesioner 22 – 28
Jemaat (Y) untuk Pertumbuhan
Iman
5. Pentingnya
menghadiri 29 – 35 Pendeta Jemaat
pertemuan-
pertemuan Ibadah
untuk pertumbuhan
iman
6. Pentingnya aktif
terlibat dalam 36 - 42 Pendeta Jemaat
pelayanan jemaat,
penginjilan dan
bersaksi untuk
pertumbuhan iman.

Pertumbuhan iman warga jemaat tidak terlepas dari implementasi tugas


panggilan gereja. Pengaruh positif implementasi tugas panggilan gereja oleh jemaat
sangat diharapkan untuk pertumbuhan iman yang optimal dari warga jemaat. Semakin
setia jemaat melaksanakan tugas dan panggilannya, maka akan semakin tinggi
pertumbuhan iman warga jemaat.
Untuk pengujian hipotesis yang telah diajukan atau untuk mengetahui
pengaruh variabel prediktor X (implementasi tugas panggilan gereja) terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat Antardenominasi di kota Pematangsiantar (Y) dengan
menggunakan analisis regresi sederhana. Pelaksanaan uji hipotesis ini dilakukan degan
bantuan program SPSS Windows Versi 22.
Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada pengaruh implementasi tugas panggilan
gereja oleh jemaat (X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di

51
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

kota Pematangsiantar (Y). Pengujian hipotesis menggunakan bantuan software


computer program SPSS versi 22.Berdasarkan kriteria koefisien korelasi bahwa:
1. Jika nilai r semakin mendekati nol atau r = 0, berarti tidak ada pengaruh
implementasi peran pendeta jemaat, tugas panggilan gereja, dan pendidikan
agama Kristen di gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat
antardenominasi di kota Pematangsiantar.
2. Jika r > 0, berarti ada pengaruh yang positif, sehingga dapat dikatakan bahwa
ada pengaruh implementasi peran pendeta jemaat, tugas panggilan gereja, dan
pendidikan agama Kristen di Gereja terhadap pertumbuhan iman warga jemaat
antardenominasi di kota Pematangsiantar.

IV. ANALISA DATA DAN HASIL-HASIL PENELITIAN


4.1 Hasil-hasil Penelitian
Penelitian terhadap 40 responden tentang implementasi tugas panggilan gereja
dan pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota Pematangsiantar adalah
seperti terlihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Kuesioner
“IMPLEMENTASI TUGAS PANGGILAN GEREJA TERHADAP TPD JD KK SD SSD
No. PERTUMBUHAN IMAN WARGA JEMAAT ANTARDENOMINASI (1) (2) (3) (4) (5)
DI KOTA PEMATANGSIANTAR“
Implementasi Tugas Panggilan Gereja (Variabel X) (%) (%) (%) (%) (%)

A. Pelaksanan Kegiatan Koinonia di Jemaat (Indikator 1)


1. Gereja sebagai koinonia adalah tubuh Kristus, oleh seba itu semua anggota 0 0 2,5 37,5 60
jemaat hendaknya menjadi satu, dan satu di dalam semua oleh Kristus (1
Kor.12:26)
2. Sebagai tubuh Kristus, Gereja melaksanakan kegiatan persekutuan yang 0 0 0 30 70
dialaskan atas dasar firman Allah.
3. Sebagai tubuh Kristus, Gereja melaksanakan upacara baptisan sebagai pintu 0 0 0 30 70
masuk untuk bergabung menjadi anggota keluarga Allah.
4. Sebagai keluarga Allah, Gereja melaksanakan upacara perjamuan kudus 0 0 5 22,5 72,5
sebagai komunitas yang kudus secara nyata.
5. Gereja sebagai tubuh Kristus membangun iklim saling peduli, saling 0 0 2,5 30 67,5
menolong, saling menopang dan saling berbagi di antara sesama. anggota
jemaat.
6. Gereja sebagai koinonia melaksanakan ibadah (worship) yang berperan 0 0 2,5 45 52,5
merefleksikan kekudusan persekutuan.
7. Kegiatan ibadah di jemaat menjadi pusat penyampaian syukur dan 0 0 2,5 27,5 70

52
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

terimakasih kepada Tuhan Allah atas segala berkat yang melimpah dalam
seluruh sisi kehidupan komunitas gereja.
B. Pelaksanaan Kegiatan Diakonia oleh Jemaat (Indikator 2)
8. Jemaat melaksanakan kegiatan masyarakat lewat bakti sosial untuk 0 15 50 30 5
kebersihan lingkungan yang berdekatan dengan bangunan gereja.
9. Jemaat melaksanakan kegiatan pelayanan bagi orang miskin dengan 10 22,5 40 27,5 0
membagikan bahan makanan dan pakaian bekas, memperbaiki rumah-rumah
warga masyarakat miskin yang sedang rusak maupun bocor.
10. Jemaat memberikan bantuan dana bagi masyarakat yang terkena musibah 0 5 42,5 37,5 15
atau korban gempa
11. Jemaat memberikan hadiah natal bagi orang miskin, janda-janda dan anak 0 5 42,5 30 22,5
yatim piatu.
12. Jemaat memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti ketrampilan 15 20 45 20 0
menjahit, atau membuat pakaian, pengelolaan rumah tangga, pendidikan
dasar-dasar kesehatan dan penyuluhan kesehatan, dll.
13. Jemaat menyediakan dana pendidikan bagi anak-anak dan orang muda yang 32,5 22,5 37,5 5 2,5
tidak sekolah karena orangtua kurang mampu.
14. Jemaat menyediakan lapangan pekerjaan bagi pengangguran dan modal 32,5 22,5 37,5 3 2,5
usaha bagi orang-orang yang tidak mampu
C. Pelaksanaan Kegiatan Marturia di Jemaat (Indikator 3)
15. Mobilisasi seluruh anggota jemaat untuk mengadakan kegiatan bersaksi. 2,5 2,5 35 37,5 22,5
16. Jemaat merencanakan berbagai program penginjilan keluar jemaat untuk 7,5 5 27,5 50 10
memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.
17. Jemaat memilih dan membentuk tim penginjilan jemaat yang bertugas 7,5 7,5 37,5 42,5 5
melaksanakan program penginjilan jemaat.
18. Jemaat melalui tim penginjilan melaksanakan program penginjilan sesuai 5 2,5 45 40 7,5
yang telah direncanakan dan disetujui jemaat.
19. Jemaat memberikan ruang dan kesempatan bagi pendeta jemaat, praktisi, 0 7,5 42,5 32,5 17,5
maupun pembicara ahli untuk memberikan seminar pelatihan kepada
anggota jemaat
20. Tim penginjilan bersama dengan pendeta jemaat menyiapkan buku penuntun 17,5 30 32,5 12,5 7,5
untuk program penginjilan, serta membagikannya kepada setiap anggota
jemaat atau keluarga.
21. Tim penginjilan jemaat bersama pendeta mengawasi jalannya program 7,5 15 32,5 37,5 7,5
penginjilan yang dilakukan oleh anggota jemaat

II. Pertumbuhan Iman Warga Jemaat (Variabel Y)


A. Pentingnya Doa dan Belajar Alkitab untuk Pertumbuhan Iman
(Indikator 4)
22. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar memiliki jam-jam doa secara 0 0 2,5 25 72,5
teratur setiap hari.
23. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar melakukan doa pribadi pada 0 0 0 25 75
pagi hari.
24. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar melakukan doa pribadi pada 0 0 0 25 75
petang atau malam hari.
25. Saya berusaha mendorong anggota jemaat dan keluarga-keluarga anggota 0 0 7,5 25 67,5
jemaat agar melakukan doa keluarga secara teratur.
26. Saya berusaha mendorong anggota jemaat untuk mengikuti program bacaan 0 0 12,5 25 62,5
Alkitab tahunan.
27. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar belajar Alkitab secara 0 0 0 32,5 67,5
konsisten setiap hari.

53
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

28. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar merenungkan firman Tuhan 0 0 15 32,5 52,5
setiapkali membaca Alkitab.
B. Pengtingnya Menghadiri Pertemuan Ibadah untuk Pertumbuhan
Iman (Indikator 5)
29. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar selalu hadir dalam setiap 0 0 2,5 20 77,5
pertemuan ibadah.
30. Saya berusaha mendorong anggota jemaat agar bersikap hormat dalam 0 0 2,5 32,5 65
setiap pertemuan ibadah.
31. Saya berusaha membuat acara perbaktian yang menarik untuk menarik 0 0 2,5 32,5 65
minat jemaat selalu senang menghadiri kegiatan ibadah.
32. Saya berusaha mengingatkan anggota jemaat agar jangan ada yang tertidur 0 0 2,5 25 72,5
sepanjang acara perbaktian atau kegiatan ibadah.
33. Saya berusaha mengunjungi rumah angggota jemaat apabila ia atau mereka 0 0 0 37,5 62,5
tidak hadir dalam acara perbaktian atau ibadah.
34. Saya berusaha mengingatkan anggota jemaat agar datang ke tempat 0 0 2,5 37,5 60
perbaktian tepat waktu (on time).
35. Saya berusaha mengajarkan kepada anggota jemaat agar datang ke tempat 2,5 2,5 7,5 45 42,5
perbaktian dengan motif dan sikap yang benar, yakni untuk belajar firman
Tuhan, berdoa, melakukan pengakuan dosa dan bersyukur kepada Allah
melalui lagu-lagu pujian.
C. Aktif dalam Pelayanan Jemaat dan Bersaksi atau Menginjil
(Indikator 6)
36. Saya berusaha memotivasi anggota jemaat agar terlibat aktif dalam 2,5 5 5 35 52,5
pelayanan jemaat karena itu berguna bagi pertumbuhan iman mereka.
37. Saya berusaha memotivasi anggota jemaat agar aktif dalam penginjilan 0 0 12,5 27,5 60
yakni menyampaikan kabar baik keselamatan melalui Yesus Kristus.
38. Saya berusaha memotivasi anggota jemaat agar menggunakan setiap 2,5 5 12,5 32,5 57,5
kesempatan untuk menyaksikan kuasa Roh Kudus yang telah mengubah
kehidupan masing-masing anggota jemaat.
39. Dalam melaksanakan penginjilan saya menekankan kepada anggota jemaat 52,5 37,5 2,5 2,5 5
aga r menggunakan metode penginjilan yang dilakukan Yesus, yakni pergi
dari rumah ke rumah, menyembuhkan yang sakit, menghibur yang berduka,
menyampaikan damai dan pengharapan kepada yang putus asa.
40. Saya menekankan kepada anggota jemaat agar berbaur, bersimpati dan 0 0 5 40 55
melayani kebutuhan masyarakat dan selanjutnya memenangkan keyakinan
mereka dan mengajark mereka untuk mengikut Yesus.
41. Saya berusaha mengorganisir kelompok-kelompopk kecil pelayan Injil di 0 2,5 2,5 40 55
jemaat, untuk dilatih dan selanjutnya diutus memberitakan Injil.
42. Saya memberikan perhatian khusus kepad orang-orang muda di jemaat, 0 2,5 2,5 40 55
untuk melatih dan memberdayakan talenta mereka bagi penyelesaian
pekerjaan Injil di bumi.

4.2 Analisa Data dan Hasil-hasil Penelitian


Berdasarkan pembahasan terhadap data-data hasil penelitian, diperoleh hasil-hasil
sebagai berikut:

54
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

1. Variabel Pertumbuhan Iman (Y): Berdasarkan data sampel sebanyak 40, dihasilkan
skor empiris antara 65 sampai dengan 100; mean sebesar 87,28; median sebesar
84,00; modus sebesar 80 dan standar deviasi sebesar 9, 353.
2. Variabel Tugas Panggilan Gereja (X): Berdasarkan data sampel sebanyak 40,
dihasilkan skor empiris antara 49 sampai dengan 85; mean sebesar 68,23; median
sebesar 67,50; modus sebesar 66 dan standar deviasi sebesar 8,784.
3. Uji linearitas antara variabel Tugas Panggilan Gereja (X) terhadap Pertumbuhan

Iman Warga Jemaat (Y) dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas

atas penyimpangan (deviation from linearity). Berdasarkan hasil uji linearitas pada

outputtabel “Anova Table” diketahui bahwa nilai Sig. Deviation From Linearity

sebesar 0,813 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima

artinya terdapat hubungan linear antara variabel Tugas Panggilan Gereja (X)

terhadap Pertumbuhan Iman Warga Jemaat (Y).

4. Hasil analisis pengaruh di sampel antara variabel Tugas Panggilan Gereja (X)
terhadap Pertumbuhan Iman (Y) yaitu ry2 sebesar 0,424 adalah memiliki pengaruh
positif. Determinasi varians R yang menggambarkan keeratan pengaruh antara
Tugas Panggilan Gereja (X) dalam membentuk Pertumbuhan Iman (Y) sebesar
0,180. Artinya sumbangan Tugas Panggilan Gereja (X) sebesar 18%. Sedang
kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 2,888 dan Fhitung sebesar
8,343 dan P-value = 0,000 adalah sangat signifikan pada α < 0,01. Jadi pengaruh
Implementasi Tugas Panggilan Gereja (X) terhadap Pertumbuhan Iman (Y) di
populasi juga posistif. Adapun pengaruh Tugas Panggilan Gereja (X) terhadap
Pertumbuhan Iman (Y) di sampel digambarkan melalui persamaan garis regresi
linear Y= 56,449+0,452X2, yang memiliki makna bahwa apabila Tugas Panggilan
Gereja (X) diperbaiki satu unit program maka rata-rata Pertumbuhan Iman (Y) akan
meningkat sebesar 0,452 pada konstanta 56,449.

55
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

5. Implikasi: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa


Pertumbuhan Iman (Y) dapat dipengaruhi oleh Tugas Panggilan Gereja (X).
6. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan variabel Tugas
Panggilan Gereja (X) dengan Pertumbuhan Iman (Y) digambarkan melalui persamaan
regresi linear Y = 56,449+0,452X2. Artinya setiap satu unit perbaikan Tugas Panggilan
Gereja (X2) maka Pertumbuhan Iman (Y) akan naik sebesar 0,452 kali dari kondisi
sekarang dengan konstanta 56,449. Untuk itu seluruh gereja perlu meningkatkan
kualitas Tugas Panggilan Gereja (X) khususnya mengenai pelaksanaan kegiatan
Koinonia di jemaat, Diakonia, dan Marturia untuk meningkatkan Pertumbuhan Iman di
gereja masing-masing. (lihat tabel 4.2, 4.3 dan tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.2

Jumlah Program Perbaikan variabel Tugas Panggilan Gereja (X) terhadap


terbentuknya variabel Pertumbuhan Iman (Y)

Peningkatan skor rata- Hasil perbaikan variabel


rata variabel Tugas Tugas Panggilan Gereja
Panggilan Gereja (X) terhadap peningkatan
(X) melalui satu variabel Pertumbuhan
Progam perbaikan Iman (Y)

1 0,452
2 0,904
3 1,356
4 1,808
5 2,26
6 2,712
7 3,164
8 3,616
9 4,068
10 4,52
11 4,972
12 5,424
13 5,876
14 6,328

56
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

15 6,78
16 7,232
17 7,684
18 8,136
19 8,588
20 9,04
21 9,492
22 9,944
23 10,396
24 10,848
25 11,3

Gambar 4.3
Jumlah Program Perbaikan terhadap variabel Tugas Panggilan Gereja (X)
dampaknya terhadap variabel Pertumbuhan Iman (Y)
25

Peningkatan skor rata--


20
rata variabel Tugas
Panggilan Gereja (X2)
15 melalui satu Progam
perbaikan
10 Hasil perbaikan variabel
Tugas Panggilan Gereja
5 (X2) terhadap
peningkatan variabel
Pertumbuhan Iman (Y)
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Gambar 4.4
Sumbangan variabel Tugas Panggilan Gereja (X)
terhadap terbentuknya variabel Pertumbuhan Iman (Y)

TUGAS PANGGILAN 18%


PERTUMBUHAN
GEREJA (X)
IMAN (Y)

57
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagaimana dijabarkan di
bab pendahuluan tentang pengaruh pelaksanaan tugas panggilan gereja terhadap
pertumbuhan iman warga jemaat dan besarnya pengaruh pelaksanaan tugas panggilan
gereja (X) terhadap pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di kota
Pematangsiantar (Y), maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara Tugas Panggilan Gereja (X)
terhadap Pertumbuhan Iman Warga Jemaat(Y). Terbukti dengan persamaan
regressi Y = 56,449+0,452X2dengan R = 0,424, t test = 2,888, dan F hitung

=8,343dengan P-value = 0,000 pada α < 0,001.


2. Sumbangan Pelaksanaan Tugas Panggilan Gereja terhadap pertumbuhan iman
warga jemaat antardenominasi di Kota Pematangsiantar(X) adalah sebesar 18%.
3. Berdasarkaasil uji hipotesis, menunjukkan hubungan variabel Tugas Panggilan
Gereja (X) dengan Pertumbuhan Iman Warga Jemaat Antardenominasi di Kota
Pematangsiantar (Y)digambarkan melalui persamaan regresi linear Y =
56,449+0,452X2. Artinya setiap satu unit perbaikan Tugas Panggilan Gereja (X)
maka Pertumbuhan Iman warga Jemaat (Y) akan naik sebesar 0,452 kali dari
kondisi sekarang dengan konstanta 56,449. Untuk itu seluruh gereja perlu
meningkatkan kualitas Tugas Panggilan Gereja (X) khususnya mengenai
pelaksanaan kegiatan Koinonia di jemaat, Diakonia, kegiatan Marturia dan
kegiatan diakonia agar iman warga jemaat bisa bertumbuh kearah kedewasaan
dan kesempurnaan Kristus.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan pertumbuhan iman warga jemaat antardenominasi di Kota
Pematangsiantar, maka penulis memberikan saran dan masukan, sebagai berikut:
1. Sebaiknya pendeta jemaat berusaha mendorong jemaat yang digembalakannya
untuk melaksanakan tugas panggilan gereja, yakni: koinonia, diakonia dan
marturia.

58
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

2. Sebaiknya warga jemaat mau berkomitmen dan lebih sungguh-sungguh untuk


berdoa, belajar Alkitab, rajin mengikuti kegiatan ibadah, bersedia menerima
pelatihan dari pendeta jemaat untuk terlibat aktif dalam pekerjaan pelayanan di
jemaat, dan bersedia diutus untuk menginjil dan bersaksi.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, Kisah Para Rasul 2:42, Jakarta: Percetakan Alkitab Indonesia,


2012
Alfred Mc Bride, Image Of Jesus, Jakarta: Obor, 2003.
Bosch, David J., Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang
Mengubah dan Berubah, Jakarta: Penerbit Gunung Mulia, 2006.
Ellis, David.W., Metode Penginjilan, Penerbit Bina Kasih, 2012.
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid II, Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1999.
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Peraturan Jemaat, Bandung:
Indonesia Publishing House, 2006.
Horn, S. H.,Seventh-day Adventist Bible Dictionary. (Revised edition.).
Commentary Reference Series. Washington, D.C.: Review and Herald
Publishing Association, 2005.
Kantor BPS Kota Pematangsiantar, Laporan Jumlah Peristiwa
Kejahatan/Pelangaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis
Kejahatan/Pelanggaran tahun
2016, Pematangsiantar: Badan Pusat Statistik, 2017.
Mark Finley, Tidak Tergoyahkan, Bandung: Indonesia Publishing House.
Merriam-Webster, I.,Merriam-Webster's collegiate dictionary. Includes
index. (Eleventh ed.). Springfield, Mass.: Merriam-Webster, Inc.,
2003.
Neufeld, D. F., Seventh-Day Adventist Encyclopedia. (Second revised
edition.). Commentary Reference Series. Hagerstown, MD: Review and
Herald Publishing
Association, 1995.
Nichol, F. D. The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy
Bible with Exegetical and Expository Comment. Commentary Reference
Series (Ro 12:2).
Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1978.
Orr, J., M.A., D.D., TheInternational Standard Bible Encyclopedia, 1915
edition (J. Orr, Ed.). Albany, OR: Ages Software, 1999.
Soanes, C., & Stevenson, A.,Concise Oxford English dictionary (11th
ed.). Oxford: Oxford University Press., 2004.

59
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

Stott, John R.W., Misi Menurut Perspektif Alkitab, Yayasan Lembaga


Sabda, 2014.
Sutoyo, D., Allah Memanggil Umat-Nya untuk Menjadi Gereja yang
Tekun Berdoa Menurut Kisah 4:23-31, 2016.
Warren W. Wiersbe, Teguh DidalamKristus, Bandung: Penerbit Kalam
Hidup, 1989.
White, Ellen G., Rumah Tangga Advent, Bandung: Indonesia Publishing
House, 1994.
______________, Testimonies for the Church, Oklahoma: Academy
Enterprise.Inc.1995.
____________, Dari Pencobaan Kepada Kemenangan, Bandung:
Indonesia Publishing House, 2002.
____________, Pelayan Injil, Bandung: Indonesia Publishing House.2002.
____________, Dasar-dasar Pendidikan Kristen, Bandung: Indonesia
Publishing House, 2005.
____________, Elia Modern, Bandung: Indonesia Publishing House:
2009.
____________, Kemenangan Akhir, Bandung: Indonesia Publishing
House: 2009
____________, Mari Bersaksi, Bandung: Indonesia Publishing House,
2014.
____________, Membina Anak Yang BertanggungJawab, Bandung:
Indonesia Publishing House

60
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 2, 2020

61

You might also like