Professional Documents
Culture Documents
12evaluasi Tingkat Pencahayaan Alami Pada Ruang Kelas Lantai 3 Fakultas Teknik
12evaluasi Tingkat Pencahayaan Alami Pada Ruang Kelas Lantai 3 Fakultas Teknik
Abstract
Lighting is an important factor to determine the level of visual comfort in a room. Lighting also has a role
to ensure that activities in the room run smoothly. This research was conducted to evaluate the level of natural
lighting in the classrooms at the Engineering Faculty building, Syiah Kuala University. The research was
conducted by measuring the level of natural lighting in the classroom for three days using a lux meter. The
results of the natural lighting level are then compared with the recommended standard for classroom lighting
according to SNI 03-6197-2000, which is 250 lux. This result indicates that the level of natural lighting in the
classrooms is mostly still has not reached 250 lux. The natural lighting in classrooms is also not evenly
distributed. Natural lighting only reaches 250 lux in the area near the main windows in the classrooms while the
area in the center of the rooms and the area far from the main windows the natural lighting is still below 250
lux. The lack of natural lighting in the classrooms was caused by several problems such as maintenance factor
and the presence of some trees next to the building which was blocking some of the light from outside from
entering the room. These problems must be corrected so that natural lighting can be utilized more effieciently in
the classrooms.
Abstrak
Pencahayaan adalah salah satu faktor yang penting dalam menentukan tingkat kenyamanan visual dalam
sebuah ruangan. Pencahayaan juga mememiliki peran untuk memastikan aktivitas dalam ruangan tersebut
berjalan lancar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi tingkat pencahayaan alami dalam
ruang kelas pada gedung Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur
tingkat pencahayaan alami dalam ruang kelas selama tiga hari dengan menggunakan lux meter. Hasil
pengukuran tingkat pencahayaan tersebut kemudian dibandingkan dengan standar rekomendasi pencahayaan
ruang kelas menurut SNI 03-6197-2000 yaitu 250 lux. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pencahayaan alami
dalam ruang kelas yang diteliti sebagian besar masih belum mencapai 250 lux. Distribusi pencahayaan alami
dalam ruang kelas juga masih belum merata. Pencahayaan alami hanya mencapai 250 lux di area dekat jendela
utama pada ruang kelas sedangkan pada area tengah ruangan dan area yang jauh dari jendela utama
pencahayaan alaminya masih dibawah 250 lux. Kurangnya pencahayaan alami dalam ruang kelas yang diteliti
disebabkan oleh beberapa permasalahan seperti faktor maintenance dan adanya pohon disamping bangunan
yang menghalangi sebagian cahaya dari luar masuk kedalam ruangan. Permasalahan ini harus diperbaiki
supaya pencahayaan alami dapat digunakan secara lebih efisien didalam ruang kelas.
2. Tujuan Penelitian
A12-301
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Denah lt. 3 Fakultas Teknik
40
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 39-44
ISSN: 2655-1586
41
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 39-44
ISSN: 2655-1586
250
200
150
100
50
0 09.00 12.00
(a) (b)
1 2 3 4 5 6
ZONA
Grafik 2 Hasil pengukuran pencahayaan alami ruang A16-
301
Pada ruang A12-301 hanya satu bagian ruang yang
pencahayaan alaminya mencapai standar 250 lux yaitu
pada titik-titik pengukuran di zona 1 dan itupun terjadi
hanya pada pengukuran jam 12.00 siang, pada waktu .
pengukuran jam 09.00 dan 15.00 standar 15.00 (c)
pencahayaannya tetap masih belum tercapai. Sedangkan
42
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 39-44
ISSN: 2655-1586
pencahayaannya mencapai 250 lux sedangkan pada jam lampu-lampu dalam kedua ruang kelas bisa
15.00 hanya mencapai 210 lux. dihidupkan hanya pada zona-zona yang
Dari hasil visualisai distribusi pencahayaan ruang pencahayaan alaminya tidak mencukupi
A16-301 yang berdasarkan pada 3 pengukuran di jam b. Salah satu penyebab utama kurangnya pencahayaan
yang berbeda dapat disimpulkan bahwa pencahayaan alami pada kedua ruangan yang diteliti adalah
alami pada ruang A16-301 tidak merata dan masih jauh karena penggunaan kaca berwarna hitam pada
dari standar pencahayaan ruang kelas yang dianjurkan. jendela ruangan, jadi solusi paling praktis untuk
Oleh karena itu diperlukan tambahan pencahayaan mengatasi permasalahan ini adalah mengganti kaca
buatan untuk ruang kelas A16-301 supaya terpenuhi tersebut dengan kaca bening yang memungkinkan
kebutuhan pencahayaan untuk kegiatan belajar mengajar cahaya alami dari luar dapat masuk kedalam
yang berlangsung di dalamnya. ruangan tanpa berkurang intensitasnya.
c. Jendela pada kedua ruangan yang berhadapan
6. Kesimpulan dengan koridor dapat diperbesar ukurannya dengan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan cara diperpanjang kebawah. Dengan bukaan jendela
beberapa hal mengenai pencahayaan alami pada ruang yang lebih luas, jumlah cahaya alami yang masuk
A12-301 dan A16-301 gedung Fakultas Teknik kedalam ruangan dari sisi ini bisa bertambah
Universitas Syiah Kuala. sehingga bisa membantu mengurangi penggunaan
a. Pencahayaan alami pada ruang A12-301 dan ruang cahaya buatan. Tapi untuk jendela pada sisi ini harus
A16-301 masih belum optimal. Nilai iluminasi digunakan kaca buram untuk menghindari gangguan
pencahayaan alami yang diukur pada kedua ruangan visual dari luar ruangan yang berpotensi dapat
sebagian besar masih dibawah 250 lux yang mengganggu aktivitas belajar mengajar di dalam
merupakan standar pencahayaan ruang kelas sesuai ruangan.
rekomendasi SNI. d. Solusi dari tidak cukupnya pencahayaan buatan
b. Salah satu faktor penyebab rendahnya pencahayaan dalam kedua ruang kelas adalah, perlu dilakukan
alami pada ruang A12-301 adalah penggunaan perbaikin sistem pencahayaan dalam ruangan
jendela dengan kaca berwarna hitam pada kedua dengan cara mengganti lampu-lampu dalam ruangan
ruangan yang mengurangi jumlah cahaya alami dengan tingkat luminasi yang sesuai untuk
yang masuk dari luar kedalam ruangan. Selain itu, memastikan pencahayaan dalam ruang kelas
pada ruang A12-301 sebagian pencahayaan mencapai standar untuk memastikan kegiatan
alaminya terhalangi oleh pohon yang posisinya belajar mengajar dapat berlangsung tanpa kendala.
berhadapan langsung dengan bukaan jendela. e. Untuk permasalahan ruang A12-301 yang sebagian
c. Selain permasalahan pencahayaan alami, sistem bukaan jendelanya terhalang oleh pohon yang
pencahayaan buatan pada kedua ruang kelas juga berada di samping bangunan, solusinya adalah
belum mencapai standar rekomendasi. Pencahayaan mengganti pohon tersebut dengan pohon dengan
buatan yang bagus harus bisa menyuplai tipe kolumnar. Pohon bertipe kolumnar memiliki
pencahayaan yang cukup ketika pencahayaan alami bentuk tinggi meramping sehingga tidak banyak
tidak terpenuhi. Tapi dalam penelitian ini, lampu menghalangi pencahayaan yang masuk ke
yang digunakan pada sistem pencahayaan buatan bangunan.
dalam kedua ruang kelas tidak memiliki luminasi
yang cukup untuk mencapai penerangan 250 lux Daftar Pustaka
dalam kedua ruangan. [1] Manurung, Parmonangan. 2012. Pencahayaan
d. Distribusi pencahayaan dalam kedua ruangan yang Alami dalam Arsitektur. Jogjakarta: Andi Offset.
diteliti masih belum merata, baik itu pencahayaan [2] Latifah, Nur Laela. 2015. Fisika Bangunan 2
alami maupun pencahayaan buatan. Hal ini Jakarta: Griya Kreasi.
mengakibatkan hanya sebagian dari ruangan yang [3] Ahmed, Zain. Sopian. Abidin, Zainol & Othman.
mendapat pencahayaan yang cukup sedangkan 2002. Parmetric studies on Windows-to-Wall Ratio
sebagian lainnya tidak. for Day Lighting Optimisation in High Risa Office
e. Pencahayaan yang tidak cukup dan distribusi yang Buildings in Kuala Lumpur, Malaysia. Kuala
tidak merata dapat berpotensi menghambat atau Lumpur: University of Malaya.
mengganggu aktivitas belajar mengajar yang [4] Irianto, Chairul Gargarin. 2006. Studi Optimasi
berlangsung dalam ruang kelas dan juga bisa Pencahayaan Ruangan Kuliah dengan
berdampak negatif terhadap kesehatan seperti yang Memanfaatkan Cahaya Alami. Jakarta: JETri.
tertuang dalam KEPMENKES No.1405 tahun 2002. [5] Harten P. Van, Setiawan E. 1985. Instalasi Listrik
Arus Kuat, Jilid 2. Bandung: Percetakan Bina
7. Saran Cipta.
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis [6] Suma'mur. 1993. Keselamatan Kerja dan
merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut. Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji
a. Mengelompokkan saklar lampu kedalam 5 zona Masagung.
pencahayaan dimana masing-masing zona [7] Wirjohamidjojo. Soerjadi. 2010. Iklim Kawasan
pencahayaan dapat dihidupkan oleh satu saklar. Indonesia, Jakarta: Badan Meteorologi dan
Letak setiap zona dibagi berdasarkan jaraknya Geofisika.
terhadap jendela. Pengelompokan ini bertujuan agar
44
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 39-44