Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh DAN Terhadap Dengan Pendekatan (Tam) Pada Pengguna Line
Pengaruh DAN Terhadap Dengan Pendekatan (Tam) Pada Pengguna Line
televisi dan radiokarena media baru bersifat digunakan. Variabel ini disebut sebagai
interaktif sehingga banyak diminati oleh perceived ease of use (Rustiana, 2006;
banyak orang. Data hasil survey Asosiasi Nysveen, Pedersen, dan Thorbjørnsen, 2005a,
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menun- b).
jukan bahwa hingga akhir 2014 pengguna Menariknya LINE untuk diteliti juga
intenet di Indonesia berjumlah 88,1 juta jiwa disebabkan oleh kemudahan yang diakomodir
(Riset Puskakom dan APJII, 2015). LINE bagi para penggunanaya sehingga bisa
Semakin pesatnya perkembangan berkirim pesaninstant lebih cepat dan real time.
internet merubah cara masyarakat untuk Kemudahan yang akan didapat oleh pengguna
berkomunikasi yang lebih cepat dan real time. tersebut menunjukan bahwa LINE berusaha
Instant Messaging (IM) saat ini mengalami memberikan manfaat yang lebih dibandingkan
perkembangan yang cukup pesat pada jaringan instant messaging lain yang sama-sama
user karena kemampuannya mengirimkan menyediakan platform instant messaging.
pesan secara singkat dan cepat antara pengguna LINE Indonesia kini sudah menjelma menjadi
jasa telekomunikasi (Zuliarso dan Henry, sebuah platform Life yang di dalamnya
2013). Diantara berbagai instant messaging memiliki fitur-fitur pendukung kehidupan
yang kini ada, LINE merupakan salah satu mulai dari games, sticker, Find Alumni, camera
instant messaging yang menarik untuk diteliti. B612 dan LINE toss (swa.co.id). Variabel
Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh kemudahan ini dapat disebut sebagai perceived
beberapa alasan yang kuat untuk mengeksekusi easy of use (Nysveen et al., 2005a, b ).
penelitian ini. Peneliti melakukan survey awal ter-
Sejak dikeluarkan pada tahun 2011 hadap 30 pengguna smartphone terkait Per-
hingga tanggal 4 April 2014, LINE mengalami ceived Usefulness dan Perceived Ease of Use
pertumbuhan yang cepat hingga mencapai 400 yang menggambarkan pencapaian dan kendala
juta pengguna di dunia (linecorp.com). sejalan Instant Messaging LINE. Hasil survey tersebut
dengan perkembangan tersebut, pengguna menyatakan bahwa perceived usefulness pada
LINE di Indonesia saat ini telah mencapai 30 instant messaging LINE mengalami kendala
juta pengguna, setelah Jepang menduduki terkait fitur tambahan LINE seperti games,
posisi puncak dengan 52 juta pengguna dan sticker, timeline, dan LINE Official Account
Thailand sebanyak 27 juta pengguna. Hal ini dengan presentase sebesar 44,67%. Begitu juga
adalah capaian dari tersedianya karakteristik dengan perceivedease of use, penggun
fitur dan layanan instant messaging LINE di amengalami kendala terkait fitur tambahan
setiap negara yang berbeda karena LINE selalu LINE seperti games, sticker, timeline,dan LINE
melakukan local approach (swa.co.id). Nielsen Official Accountdengan presentase sebesar
pada Agustus 2015 melakukan survey 34%. Peslak (2008) dalam penelitiannya
mengenai 10 aplikasi yang paling banyak mengenai instant messaging behavior,
dipilih di Indonesia. Hasilnya menyatakan menyatakan bahwa perceived usefulness dan
bahwa Blackberry Messenger, LINE dan perceived ease of use signifikan berpengaruh
WhatsApp merupakan tiga aplikasi yang paling terhadap intention to use instant messaging.
disukai (www.nielsen.com). Namun, berdasarkan survey Nielsen
Sejalan dengan perkembangan instant pada tahun 2014 dengan responden pengguna
messaging LINE dan fiturnya, Davis (1989) smartphone di Indonesia, hasilnya menyatakan
memaparkan bahwa ada dua sebab orang bahwa BBM masih menjadi aplikasi yang
menerima dan menolak aplikasi teknologi diminati (79%). Kemudian WhatsApp (57 %)
informasi. Sebab yang pertama, orang cende- dan LINE (37%) mengikuti di bawahnya.
rung menggunakan atau tidak menggunakan Angka tersebut menunjukan pengguna
teknologi informasi karena mereka percaya smartphone di Indonesia masih mengandalakan
bahwa teknologi informasi mampu mem- BBM dibanding aplikasi sejenis untuk
bantu/mempersulit dalam melakukan tugas- mengobrol dengan sesama. Hal ini sejalan
tugas dengan lebih baik. Kedua, pengguna dengan hasil survey awal peneliti terhadap 30
potensial percaya bahwa sistem ini berguna, responden terkait minat perilaku (behavioral
namun pada saat yang sama mereka juga intention). Mereka menyatakan bahwa instant
mempercayai bahwa sistem ini terlalu sulit messaging LINE mengalami kendala terbesar
26 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 24-32
terkait fitur tambahan LINE (Games, Sticker, menarik seperti percakapan berbasis teks dan
Timeline, LINE Official Account) sehingga ikon as text chat and ikon ekspresi wajah.
hanya 34,7% yang berniat menggunakan Lewis dan Fabos (2005) menyatakan
instant messaging LINE. Berdasarkan uraian di bahwa subjek sosial yang berkaitan dengan IM
atas yang menjelaskan perceived usefulness dan mengharapkan akses untuk terhubung ke
perceived ease of use terhadap behavioral teman-teman hanya dengan menekan tombol
intention dengan pendekatan Technology dan mengharapkan untuk membaca dan
Acceptance Model (TAM) merupakan suatu hal menulis dalam cara-cara tertentu yang
yang menarik untuk diteliti. mengarah pada pemenuhan hubungan dengan
teman-teman. Selain itu, IM sebagai aplikasi
KAJIAN PUSTAKA berbasis internet juga menawarkan komunikasi
Internet yang real-time antar pengguna (Lou, 2005)
Secara umum, internet merupakan jaringan Technology Acceptance Model
komputer global yang menghubungkan jutaan Model penerimaan teknologi atau Technology
computer seluruh dunia (Rasul, 2008:3). Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu
Internet sering dinyatakan sebagai saluran yang model penerimaan pengguna terhadap peng-
efisien untuk penelitian, hiburan, pendidikan, gunaan sistem teknologi informasi (Venkatesh,
dan e-commerce (Chau, Cole, Massey, 2003). Technology Acceptance Model (TAM)
Montoya-Weiss, dan O’Keefe, 2002) serta diusulkan oleh Davis (1989) yang merupakan
untuk komunikasi interpersonal (Cumming, pengembangan dari teori-teori keperilakuan
Butler, dan Kraut, 2002). Teo, Lim, dan Lai seperti Theory of Reasoned Action (TRA) oleh
(1999) menyatakan bahwa niat menggunakan Fishbein dan Ajzen (1975) dan Theory of
internet dibentuk oleh kegunaan yang Planned Behaviour (TPB) oleh Ajzen (1991).
dipersepsikan, kesenangan yang dipersepsikan TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara
(secara langsung) dan kemudahan yang keyakinan (akan manfaat suatu teknologi/sistem
dipersepsikan (secara tidak langsung). informasi dan kemudahan penggunannya) dan
Content Marketing perilaku, serta tujuan/keperluandan penggunaan
aktual dari teknologi/sistem informasi tersebut
Content Marketing adalah pendekatan pema- (Davis, 1993).
saran strategis yang berfokus pada menciptakan
dan mendistribusikan konten yang bernilai, Perceived Usefulness
relevan dan konsisten untuk menarik dan mem- Menurut Davis (1989) kemanfaatan (useful-
pertahankan secara jelas audience yang dituju ness) adalah tingkat kepercayaan seseorang
dan pada akhirnya untuk mendorong customer bahwa penggunaan sebuah sistem khusus akan
melakukan tindakan yang menguntungkan meningkatkan performa pekerjaannya. Per-
(Content Marketing Institute, 2014). Content ceived usefulness didefinisikan sebagai daya
Marketing (Gunelius, 2011:10) meliputi semua guna suatu teknologi sehingga apabila daya
bentuk content yang menambahkan nilai guna suatu teknologi diragukan, tidak akan
kepada consumer, mempromosikan bisnis, muncul intensi seseorang untuk meng-
merek, produk atau jasa secara langsung atau- gunakannya.
pun tidak langsung. Rowley (2008) menyata-
kan bahwa konsep pemasaran konten sudah Perceived Ease of Use
sampai pada generasi digital yang merupakan
bagian penting dari lanskap komersial. Menurut Davis (1989) kemudahan penggunaan
yang dipersepsikan (perceived ease of use)
Instant Messaging didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
Zhou dan Lu (2011) menyatakan bahwa Instant percaya bahwa menggunakan suatu teknologi
Messaging (IM) merupakan layanan mobile akan bebas dari usaha. Persepsi kemudahan
populer yang memungkinkan pengguna untuk penggunaan didasarkan pada sejauh mana calon
melakukan interaksi di manapun dengan pengguna mengharapkan sistem baru yang akan
teman/orang lain. IM memiliki fungsi-fungsi digunakan terbebas dari kesulitan.
Pengaruh Perceived Usefulness … (Ricky Aditya & Aditya Wardhana) 27
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan Iskandar, 2014), perceived enjoyment (Zhou dan
(uji F) pada tabel 4.3, didapat nilai Fhitung > Ftabel Lu, 2011), network externalities (Strader, 2007).
yaitu (249,619 > 3,02) dan tingkat
signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini Pengujian Hipotesis Secara Parsial
menandakan bahwa dua variabel bebas yakni Pengaruh Perceived Usefulness pada
perceived usefulness (X1) dan perceived ease of Behavioral Intention
use (X2) secara bersama-sama mempengaruhi Berdasarkan output SPSS 20 pada tabel 4.
behavioral intention (Y) pada pengguna instant didapatkan hasil yaitu t hitung (6,886) > t tabel
messaging LINE di Indonesia. Sedangkan (1,97) dan tingkat signifikansi 0,000> 0,05.
besarnya pengaruh variabel bebas yaitu, Dari hasil pada tabel 4 maka dapat dinyatakan
Perceived Usefulness (X1) dan Perceived Ease bahwa secara parsial, variabel Perceived
of Use (X2) terhadap variabel terikat yaitu, Usefulness berpengaruh secara signifikan
Behavioral Intention (Y) dapat dilihat dalam terhadap Behavioral Intention pada pengguna
nilai koefisien determinasi (R2) pada tabel 3. instant messaging LINE di Indonesia. Hasil
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini sejalan dengan penelitian
penelitian, Imandari (2013), Setiawan (2015), Fakhrunnisa (2013); Jannah, Kartika, dan Arif
Wang, Hsu, dan Fang (2005) yang menyatakan (2015); Setiawan. (2015); Lu, Zhou, dan Wang
bahawa Perceived Usefulness dan Perceived (2009); Lou, Chau, dan Li, (2005); Sanjaya dan
Ease of use mempunyai pengaruh terhadap Sugiartha (2005) yang menyatakan bahwa
Behavioral Intention. Hal yang sama diungkap persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Fakhrunnisa (2013) dimana Perceived Useful- berpengaruh signifikan terhadap minat ber-
ness dan Perceived Ease of Use keduanya perilaku (Behavioral Intention).
mempunyai pengaruh terhadap Behavioral
Intention. Pengaruh Perceived Ease of Use pada
Tabel 3 menunjukan bahwa nilai R Behavioral Intention
Square = 0,557 berarti hubungan antara variabel Berdasarkan output SPSS 20 pada tabel 4
bebasperceived usefulness dan perceived ease of didapatkan hasil yaitu t hitung (11,962) > t tabel
use terhadap variabel terikat behavioral (1,97). Dari hasil perhitungan secara parsial
intention sebesar 55,7 %. Nilai R Square = 0,557 dapat dinyatakan bahwa variabel Perceived
berarti 55,7% variabel behavioral intention Ease of Use berpengaruh secara signifikan
dapat dijelaskan oleh variabel perceived terhadap Behavioral Intentionpada pengguna
usefulness dan perceived ease of usesedangkan instant messaging LINE di Indonesia. Hasil
sisanya 44,3% dijelaskan oleh variabel lain yang penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
tidak diteliti dalam penelitian ini seperti:fasilitas Setiawan (2015)yang menyatakan bahwa
fitur, fitur tambahan, tingkat kualitas produk dan Perceived Ease of Use berpengaruh signifikan
desain sesuai kebutuhan pelanggan (Putri dan terhadap Behavioral Intention to Use.
Tabel 3: Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .746a .557 .555 .540345
a. Preditors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variabel: Y
Sumber : Hasil Output SPSS 20
Tabel 4. Uji Hipotesis Secara Parsial
Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient T Sig.
B Std. Error Beta .659
(Constant) .072 .163 .442 .000
1 X1 .401 .058 .299 6.886 .000
X2 .551 .045 .519 11.962
c. Preditors: (Constant), X2, X1
d. Dependent Variabel: Y
30 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 24-32
Nysveen, H.; Pedersen, P. E.; dan dalam Kegiatan Mengajar (Studi pada
Thorbjørnsen, H. 2005a. Explaining Dosen Fakultas Ilmu Administrasi
intention to use mobile chat services: Universitas Brawijaya). Jurnal Admini-
Moderating effects of gender. Journal strasi Bisnis. 19(1).
of Consumer Marketing. 22(5). 247- Strader, T. J., Ramaswami, S. N., dan Houle, P.
256. A. 2007. Perceived network exter-
Nysveen, H.; Pedersen, P.; dan Thorbjornsen, nalities and communication technology
H. 2005b. Intentions to use mobile acceptance. European Journal of
services: Antecedents and cross-service Information Systems. 16(1). 54-65.
comparisons. Journal of Academy of Survey Nielsen. Aplikasi Terkemuka
Marketing Science. 33(3). 330–346. Smartphone Pilihan di Asia Tenggara.
Peslak, Alan R. (2008). An empirical study of 2015. From
instant messaging behavior based on http://www.nielsen.com/apac/en/top10s
the technology assessment model .html. Diakses tanggal 11 Oktober
(TAM). Journal Issues in Information 2015.
System. IX(2). Teo, T. S. H.; Lim, V. K. G.: and Lai, R. Y. C.
Putri, Noventi Ersa dan Iskandar, Dadang. 1999. Intrinsic and extrinsic motivation
2014. Analisis preferensi konsumen in internet usage. The Internet Journal
dalam penggunaan social messenger di of Management Science, 27, 25-37.
kota Bandung tahun 2014 (Studi kasus Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., dan
: LINE, KakaoTalk, WeChat, Davis, F. D. 2003. User acceptance of
WhatsApp). Jurnal Manajemen information technology: Toward a
Indonesia. 114(2). unified view. MIS quarterly. 425-478.
Rasul, Juharis. 2008. Teknologi, Informasi dan Vijayasarathy, Leo R. 2003. Predicting con-
Telekomunikasi. Bogor: Quadra. sumer intentions to use on-line
Riset Puskakom dan APJII. 2015. Profil shopping: The case for an augmented
Pengguna Internet Indonesia 2014. technology acceptance model. Journal
Jakarta : Puskakom UI dan APJII. of Information dan Management. 41.
Rowley, J. 2008. Understanding digital content 747-762.
marketing. Journal of Marketing Wang, C.C.; Hsu, Y.H.; and Fang, W. 2005.
Management. 24(5-6), 517-540. Acceptance to technology with net-
Rustiana. 2006. Studi Model Penerimaan work externalities: An empirical study
Tehnologi (Technology Acceptance of internet instant messaging services.
Model Novice Accountant). Kinerja, Journal of Information Technology
10(1). Theory and Application. 6(4). 15–28.
Sanjaya, I., dan Sugiartha, P. 2005. Pengaruh Zhou, T., dan Lu, Y. 2011. Examining mobile
Rasa Manfaat dan Kemudahan instant messaging user loyalty from the
Terhadap Minat Berperilaku (Beha- perspectives of network externalities
vioral Intention) Para Mahasiswa dan and flow experience. Computers in
Mahasiswi dalam Penggunaan Human Behavior. 27(2). 883-889.
Internet. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Zuliarso Eri dan Henry Februariyanti. 2013.
Terakreditasi SK NO. Pemanfaatan instant messaging untuk
49/DIKTI/KEPIZOO3, 113. aplikasi layanan akademik. Jurnal
Setiawan, D. L. B. 2015. Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Dinamik. 18(2).
E-Learning terhadap Kinerja Dosen 112-121.