You are on page 1of 9

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS DAN PERCEIVED EASE OF USE

TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DENGAN PENDEKATAN


TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA PENGGUNA
INSTANT MESSAGING LINE DI INDONESIA
Ricky Aditya1, Aditya Wardhana2
Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom
e-mail: RickyAdityaaaa@gmail.com
e-mail: Aditya.telkomuniversity@gmail.com
Abstract
Among a variety of instant messaging that now exist, LINE is one instant messaging that is interesting
to study with the rapid growth of users and its superiority compared to WhatsApp and Blackberry.
The aim of this study was to determine the influence of perceived usefulness and perceived ease of use
on behavioral intention on LINE instant messaging users in Indonesia. This research is quantitative
descriptive data and causal analysis, respondents surveyed in this study amounted to 400 users
instant messaging LINE in Indonesia with incidental sampling technique.The results showed that
perceived usefulness in the position of 75.81% with a number of high category, perceived ease of use
are at the 81.43% figure with a high category, behavioral intention is in a position 79.52% with high
category, perceived usefulness significant effect against behavioral intention amounted to 18.83%,
perceived ease of use significantly influence the behavioral intention amounted to 36.84% and the
perceived usefulness and perceived ease of use significantly influence behavioral intention amounted
to 55.7%.
Keywords: Instant Messaging LINE, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Behavioral
Intention
http://dx.doi.org/10.20885/jsb.vol20.iss1.art3
Abstrak
Di antara berbagai instant messaging yang kini ada, LINE merupakan salah satu instant messaging
yang menarik untuk diteliti dengan pesatnya pertumbuhan pengguna dan keunggulannya dibanding
WhatsApp dan Blackberry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perceived
usefulness dan perceived ease of use terhadap behavioral intention pada pengguna instant
messaging LINE di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis data
deskriptif dan kausal, responden yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 400 pengguna instant
messaging LINE di Indonesia dengan teknik sampling insidental. Hasil penelitian menunjukan
bahwa perceived usefulness berada pada posisi angka 75,81% dengan kategori tinggi, perceived
ease of use berada pada posisi angka 81,43% dengan kategori tinggi, behavioral intention berada
pada posisi 79,52% dengan kategori tinggi, perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap
behavioral intention sebesar 18,83%, perveived ease of use berpengaruh signifikan terhadap
behavioral intention sebesar 36,84% serta perceived usefulness dan perceived ease of use
berpengaruh signifikan terhadap behavioral inteniton sebesar 55,7%.
Kata Kunci: Instant Messaging LINE, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Behavioral
Intention
PENDAHULUAN sebagai media baru yang tidak dapat dipisahkan
Salah satu fenomena yang menarik dari per- dari kehidupan masyarakat modern saat ini.
kembangan Teknologi, Informasi dan Ko- Media baru seperti internet merupakan media
munikasi (TIK) adalah kehadiran internet yang dapat menggeser media tradisional seperti
Pengaruh Perceived Usefulness … (Ricky Aditya & Aditya Wardhana) 25

televisi dan radiokarena media baru bersifat digunakan. Variabel ini disebut sebagai
interaktif sehingga banyak diminati oleh perceived ease of use (Rustiana, 2006;
banyak orang. Data hasil survey Asosiasi Nysveen, Pedersen, dan Thorbjørnsen, 2005a,
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menun- b).
jukan bahwa hingga akhir 2014 pengguna Menariknya LINE untuk diteliti juga
intenet di Indonesia berjumlah 88,1 juta jiwa disebabkan oleh kemudahan yang diakomodir
(Riset Puskakom dan APJII, 2015). LINE bagi para penggunanaya sehingga bisa
Semakin pesatnya perkembangan berkirim pesaninstant lebih cepat dan real time.
internet merubah cara masyarakat untuk Kemudahan yang akan didapat oleh pengguna
berkomunikasi yang lebih cepat dan real time. tersebut menunjukan bahwa LINE berusaha
Instant Messaging (IM) saat ini mengalami memberikan manfaat yang lebih dibandingkan
perkembangan yang cukup pesat pada jaringan instant messaging lain yang sama-sama
user karena kemampuannya mengirimkan menyediakan platform instant messaging.
pesan secara singkat dan cepat antara pengguna LINE Indonesia kini sudah menjelma menjadi
jasa telekomunikasi (Zuliarso dan Henry, sebuah platform Life yang di dalamnya
2013). Diantara berbagai instant messaging memiliki fitur-fitur pendukung kehidupan
yang kini ada, LINE merupakan salah satu mulai dari games, sticker, Find Alumni, camera
instant messaging yang menarik untuk diteliti. B612 dan LINE toss (swa.co.id). Variabel
Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh kemudahan ini dapat disebut sebagai perceived
beberapa alasan yang kuat untuk mengeksekusi easy of use (Nysveen et al., 2005a, b ).
penelitian ini. Peneliti melakukan survey awal ter-
Sejak dikeluarkan pada tahun 2011 hadap 30 pengguna smartphone terkait Per-
hingga tanggal 4 April 2014, LINE mengalami ceived Usefulness dan Perceived Ease of Use
pertumbuhan yang cepat hingga mencapai 400 yang menggambarkan pencapaian dan kendala
juta pengguna di dunia (linecorp.com). sejalan Instant Messaging LINE. Hasil survey tersebut
dengan perkembangan tersebut, pengguna menyatakan bahwa perceived usefulness pada
LINE di Indonesia saat ini telah mencapai 30 instant messaging LINE mengalami kendala
juta pengguna, setelah Jepang menduduki terkait fitur tambahan LINE seperti games,
posisi puncak dengan 52 juta pengguna dan sticker, timeline, dan LINE Official Account
Thailand sebanyak 27 juta pengguna. Hal ini dengan presentase sebesar 44,67%. Begitu juga
adalah capaian dari tersedianya karakteristik dengan perceivedease of use, penggun
fitur dan layanan instant messaging LINE di amengalami kendala terkait fitur tambahan
setiap negara yang berbeda karena LINE selalu LINE seperti games, sticker, timeline,dan LINE
melakukan local approach (swa.co.id). Nielsen Official Accountdengan presentase sebesar
pada Agustus 2015 melakukan survey 34%. Peslak (2008) dalam penelitiannya
mengenai 10 aplikasi yang paling banyak mengenai instant messaging behavior,
dipilih di Indonesia. Hasilnya menyatakan menyatakan bahwa perceived usefulness dan
bahwa Blackberry Messenger, LINE dan perceived ease of use signifikan berpengaruh
WhatsApp merupakan tiga aplikasi yang paling terhadap intention to use instant messaging.
disukai (www.nielsen.com). Namun, berdasarkan survey Nielsen
Sejalan dengan perkembangan instant pada tahun 2014 dengan responden pengguna
messaging LINE dan fiturnya, Davis (1989) smartphone di Indonesia, hasilnya menyatakan
memaparkan bahwa ada dua sebab orang bahwa BBM masih menjadi aplikasi yang
menerima dan menolak aplikasi teknologi diminati (79%). Kemudian WhatsApp (57 %)
informasi. Sebab yang pertama, orang cende- dan LINE (37%) mengikuti di bawahnya.
rung menggunakan atau tidak menggunakan Angka tersebut menunjukan pengguna
teknologi informasi karena mereka percaya smartphone di Indonesia masih mengandalakan
bahwa teknologi informasi mampu mem- BBM dibanding aplikasi sejenis untuk
bantu/mempersulit dalam melakukan tugas- mengobrol dengan sesama. Hal ini sejalan
tugas dengan lebih baik. Kedua, pengguna dengan hasil survey awal peneliti terhadap 30
potensial percaya bahwa sistem ini berguna, responden terkait minat perilaku (behavioral
namun pada saat yang sama mereka juga intention). Mereka menyatakan bahwa instant
mempercayai bahwa sistem ini terlalu sulit messaging LINE mengalami kendala terbesar
26 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 24-32

terkait fitur tambahan LINE (Games, Sticker, menarik seperti percakapan berbasis teks dan
Timeline, LINE Official Account) sehingga ikon as text chat and ikon ekspresi wajah.
hanya 34,7% yang berniat menggunakan Lewis dan Fabos (2005) menyatakan
instant messaging LINE. Berdasarkan uraian di bahwa subjek sosial yang berkaitan dengan IM
atas yang menjelaskan perceived usefulness dan mengharapkan akses untuk terhubung ke
perceived ease of use terhadap behavioral teman-teman hanya dengan menekan tombol
intention dengan pendekatan Technology dan mengharapkan untuk membaca dan
Acceptance Model (TAM) merupakan suatu hal menulis dalam cara-cara tertentu yang
yang menarik untuk diteliti. mengarah pada pemenuhan hubungan dengan
teman-teman. Selain itu, IM sebagai aplikasi
KAJIAN PUSTAKA berbasis internet juga menawarkan komunikasi
Internet yang real-time antar pengguna (Lou, 2005)
Secara umum, internet merupakan jaringan Technology Acceptance Model
komputer global yang menghubungkan jutaan Model penerimaan teknologi atau Technology
computer seluruh dunia (Rasul, 2008:3). Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu
Internet sering dinyatakan sebagai saluran yang model penerimaan pengguna terhadap peng-
efisien untuk penelitian, hiburan, pendidikan, gunaan sistem teknologi informasi (Venkatesh,
dan e-commerce (Chau, Cole, Massey, 2003). Technology Acceptance Model (TAM)
Montoya-Weiss, dan O’Keefe, 2002) serta diusulkan oleh Davis (1989) yang merupakan
untuk komunikasi interpersonal (Cumming, pengembangan dari teori-teori keperilakuan
Butler, dan Kraut, 2002). Teo, Lim, dan Lai seperti Theory of Reasoned Action (TRA) oleh
(1999) menyatakan bahwa niat menggunakan Fishbein dan Ajzen (1975) dan Theory of
internet dibentuk oleh kegunaan yang Planned Behaviour (TPB) oleh Ajzen (1991).
dipersepsikan, kesenangan yang dipersepsikan TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara
(secara langsung) dan kemudahan yang keyakinan (akan manfaat suatu teknologi/sistem
dipersepsikan (secara tidak langsung). informasi dan kemudahan penggunannya) dan
Content Marketing perilaku, serta tujuan/keperluandan penggunaan
aktual dari teknologi/sistem informasi tersebut
Content Marketing adalah pendekatan pema- (Davis, 1993).
saran strategis yang berfokus pada menciptakan
dan mendistribusikan konten yang bernilai, Perceived Usefulness
relevan dan konsisten untuk menarik dan mem- Menurut Davis (1989) kemanfaatan (useful-
pertahankan secara jelas audience yang dituju ness) adalah tingkat kepercayaan seseorang
dan pada akhirnya untuk mendorong customer bahwa penggunaan sebuah sistem khusus akan
melakukan tindakan yang menguntungkan meningkatkan performa pekerjaannya. Per-
(Content Marketing Institute, 2014). Content ceived usefulness didefinisikan sebagai daya
Marketing (Gunelius, 2011:10) meliputi semua guna suatu teknologi sehingga apabila daya
bentuk content yang menambahkan nilai guna suatu teknologi diragukan, tidak akan
kepada consumer, mempromosikan bisnis, muncul intensi seseorang untuk meng-
merek, produk atau jasa secara langsung atau- gunakannya.
pun tidak langsung. Rowley (2008) menyata-
kan bahwa konsep pemasaran konten sudah Perceived Ease of Use
sampai pada generasi digital yang merupakan
bagian penting dari lanskap komersial. Menurut Davis (1989) kemudahan penggunaan
yang dipersepsikan (perceived ease of use)
Instant Messaging didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
Zhou dan Lu (2011) menyatakan bahwa Instant percaya bahwa menggunakan suatu teknologi
Messaging (IM) merupakan layanan mobile akan bebas dari usaha. Persepsi kemudahan
populer yang memungkinkan pengguna untuk penggunaan didasarkan pada sejauh mana calon
melakukan interaksi di manapun dengan pengguna mengharapkan sistem baru yang akan
teman/orang lain. IM memiliki fungsi-fungsi digunakan terbebas dari kesulitan.
Pengaruh Perceived Usefulness … (Ricky Aditya & Aditya Wardhana) 27

Behavioral Intention H1: Perceived Usefulness dan Perceived Ease


Menurut Agarwal and Karahanna (2000) minat of Use berpengaruh signifikan terhadap
perilaku (behavioral intention) adalah suatu Behavioral Intention pada Pengguna
keinginan (minat) sesorang untuk melakukan Instant Messaging LINE di Indonesia.
suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan H2: Perceived Usefulness berpengaruh signi-
melakukan suatu perilaku (behavior) jika fikan terhadap Behavioral Intention pada
mempunyai keinginan atau minat (behavioral Pengguna Instant Messaging LINE di
intention) untuk melakukannya. Minat juga Indonesia.
dapat mengindikasikan dilakukannya suatu H3: Perceived Ease of Use berpengaruh
perilaku di masa depan dan mengulangnya di signifikan terhadap Behavioral Intention
kemudian hari. Hasil penelitian sebelumnya pada Pengguna Instant Messaging LINE di
menunjukan bahwa minat perilaku (behavioral Indonesia.
intention) merupakan prediksi yang baik dari
penggunaan teknologi oleh pemakai sistem. METODE PENELITIAN
Selain itu, terdapat korelasi yang kuatantaraniat Populasi penelitian adalah pengguna instant
berperilaku dan perilaku yang sebenarnya messaging LINE di Indonesia. Penelitian ini
(Vijayasarathy, 2003). dapat ditentukan melalui formula slovin. Pene-
liti menggunakan toleransi kesalahan (e) se-
Hubungan Perceived Usefulness, Perceived besar 5% dan jumlah populasi sebesar 30 juta
Ease of Use dan Behavioral Intention penguna LINE di Indonesia (dailysocial.id).
Teo et al. (1999) menyatakan bahwa perceived Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat
ease of use berpengaruh secara langsung dan diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini
tidak langsung (melalui variabel perceived berjumlah 400. Pengambilan sampel dalam
usefulnes) dan perceived usefulnes berpengaruh penelitian ini dilakukan dengan nonprobability
langsung pada penggunaan layanan internet. sampling. Teknik pengambilan sampel dalam
Sejalan dengan penelitian tersebut, Nysveen et penelitian ini menggunakan sampling inci-
al. (2005a, b) juga menyatakan bahwa faktor dental.
pendukung dalam niat konsumen untuk meng- Analisis data penelitian ini meng-
gunakan sebuah layanan mobile, adalah per- gunakan teknik analisis deskriptif dan analisis
ceived usefulnes dan perceived ease of use. regresi berganda. Persamaan analisis regresi
Kedua faktor tersebut merupakan faktor pen- berganda yang digunakan dalam penelitian ini
dorong ekstrinsik yang merujuk pada imbalan adalah:
atau tercapainya suatu target. Seseorang akan Y = + 1X1 + 2X2
memiliki behavioral intention terhadap suatu Keterangan:
teknologi jika ia memiliki perceived usefulnes Y= Behavioral Intention pengguna LINE di
dan perceived easy of use pada teknologi ter- Indonesia
sebut. Begitu juga sebaliknya. Berdasarkan = konstanta
teori dan kerangka pemikiran di atas, maka
dibuat hipotesis sebagai berikut: = koefisien regresi
X1 = variabel bebas Perceived Usefulness
X2 = variabel bebas Perceived Ease of Use
Model Kerangka Penelitian

Sumber : Diadopsi dari TAM (Davis, 1989)


Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran
28 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 24-32

HASIL PENELITIAN DAN adalah 4.771, sedangkan tanggapan secara


PEMBAHASAN keseluruhan yang diharapkan adalah 5(nilai
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji tertinggi) x 3 (jumlah pertanyaan) x 400
pengaruh variabel independen berupa (jumlah responden) = 6.000 menghasilkan
Perceived Usefulness dan Perceived Ease of presentase 79,52%. Maka variabel Behaavioral
Use dengan variabel dependen yaitu Behavioral Intention` berada pada kategori “tinggi”.
Intention pada Pengguna Instant Messaging
LINE di Indonesia. Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan pengolahan data tabel 1 maka dapat
Analisis Deskriptif diperoleh pesamaan regresi sebagai berikut:
Analisis deskriptif dilakukan dengan membagi Y = 0,72 + 0,401X1+0,551X2
skor total dengan skor perolehan pada jawaban Persamaan di atas dapat diartikan sebagai
kuesioner. Tanggapan responden secara berikut: a) Nilai konstanta menunjukkan
keseluruhan terhadap variabel Perceived besaran 0,72 yang artinya tanpa adanya penga-
Usefulness (X1) adalah 13.647, sedangkan ruh variabel X1, dan X2 atau seluruh variabel
tanggapan secara keseluruhan yang diharapkan tersebut bernilai 0, maka nilai dari Y adalah
adalah 5 (nilai tertinggi) x 9 (jumlah 0,72. b) Nilai koefisien regresi X1 bersifat
pertanyaan) x 400 (jumlah responden) = 18.000 positif sebesar 0,401, artinya variabel X1 me-
menghasilkan presentase 75,81%. Maka miliki hubungan searah dengan Y dan setiap
variabel Perceived Usefulness berada pada pertambahan satu satuan Perceived Usefulness
kategori “tinggi”. Tanggapan responden secara (X1) akan berpengaruh terhadap meningkatnya
keseluruhan terhadap variabel Perceived Ease Behavioral Intention (Y) sebesar 0,401. c) Nilai
of Use (X1) adalah 8.143, sedangkan tanggapan koefisien regresi X2 bersifat positif sebesar
secara keseluruhan yang diharapkan adalah 5 0,551, artinya variabel X2 memiliki hubungan
(nilai tertinggi) x 5 (jumlah pertanyaan) x 400 searah dengan Y dan setiap pertambahan satu
(jumlah responden) = 10.000 menghasilkan satuan Perceived Ease of Use (X2) akan
presentase 81,43%. Maka variabel Perceived berpengaruh terhadap meningkatnya Beha-
Ease of Use berada pada kategori “tinggi”. vioral Intention (Y) sebesar 0,551.
Tanggapan responden secara keseluruhan
terhadap variabel Behavioral Intention (X1)
Tabel 1: Hasil Persamaan Regresi
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .072 .163 .442 .656
1 X1 .401 .058 .299 6.886 .000
X2 .551 .046 .519 11.962 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Output SPSS 20
Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Tabel 2: Pengujian Hipotesis Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squeres df Mean F Sig.
Square
Regression 145,764 2 249,619 .000
1 Residual 115,913 397 72.882
Total 261,667 399 .292
a. Dependent Variable: Y
b. Preditors: (Constant), X2, X1
Sumber : Hasil Output SPSS 20
Pengaruh Perceived Usefulness … (Ricky Aditya & Aditya Wardhana) 29

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan Iskandar, 2014), perceived enjoyment (Zhou dan
(uji F) pada tabel 4.3, didapat nilai Fhitung > Ftabel Lu, 2011), network externalities (Strader, 2007).
yaitu (249,619 > 3,02) dan tingkat
signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini Pengujian Hipotesis Secara Parsial
menandakan bahwa dua variabel bebas yakni Pengaruh Perceived Usefulness pada
perceived usefulness (X1) dan perceived ease of Behavioral Intention
use (X2) secara bersama-sama mempengaruhi Berdasarkan output SPSS 20 pada tabel 4.
behavioral intention (Y) pada pengguna instant didapatkan hasil yaitu t hitung (6,886) > t tabel
messaging LINE di Indonesia. Sedangkan (1,97) dan tingkat signifikansi 0,000> 0,05.
besarnya pengaruh variabel bebas yaitu, Dari hasil pada tabel 4 maka dapat dinyatakan
Perceived Usefulness (X1) dan Perceived Ease bahwa secara parsial, variabel Perceived
of Use (X2) terhadap variabel terikat yaitu, Usefulness berpengaruh secara signifikan
Behavioral Intention (Y) dapat dilihat dalam terhadap Behavioral Intention pada pengguna
nilai koefisien determinasi (R2) pada tabel 3. instant messaging LINE di Indonesia. Hasil
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini sejalan dengan penelitian
penelitian, Imandari (2013), Setiawan (2015), Fakhrunnisa (2013); Jannah, Kartika, dan Arif
Wang, Hsu, dan Fang (2005) yang menyatakan (2015); Setiawan. (2015); Lu, Zhou, dan Wang
bahawa Perceived Usefulness dan Perceived (2009); Lou, Chau, dan Li, (2005); Sanjaya dan
Ease of use mempunyai pengaruh terhadap Sugiartha (2005) yang menyatakan bahwa
Behavioral Intention. Hal yang sama diungkap persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Fakhrunnisa (2013) dimana Perceived Useful- berpengaruh signifikan terhadap minat ber-
ness dan Perceived Ease of Use keduanya perilaku (Behavioral Intention).
mempunyai pengaruh terhadap Behavioral
Intention. Pengaruh Perceived Ease of Use pada
Tabel 3 menunjukan bahwa nilai R Behavioral Intention
Square = 0,557 berarti hubungan antara variabel Berdasarkan output SPSS 20 pada tabel 4
bebasperceived usefulness dan perceived ease of didapatkan hasil yaitu t hitung (11,962) > t tabel
use terhadap variabel terikat behavioral (1,97). Dari hasil perhitungan secara parsial
intention sebesar 55,7 %. Nilai R Square = 0,557 dapat dinyatakan bahwa variabel Perceived
berarti 55,7% variabel behavioral intention Ease of Use berpengaruh secara signifikan
dapat dijelaskan oleh variabel perceived terhadap Behavioral Intentionpada pengguna
usefulness dan perceived ease of usesedangkan instant messaging LINE di Indonesia. Hasil
sisanya 44,3% dijelaskan oleh variabel lain yang penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
tidak diteliti dalam penelitian ini seperti:fasilitas Setiawan (2015)yang menyatakan bahwa
fitur, fitur tambahan, tingkat kualitas produk dan Perceived Ease of Use berpengaruh signifikan
desain sesuai kebutuhan pelanggan (Putri dan terhadap Behavioral Intention to Use.
Tabel 3: Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .746a .557 .555 .540345
a. Preditors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variabel: Y
Sumber : Hasil Output SPSS 20
Tabel 4. Uji Hipotesis Secara Parsial
Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient T Sig.
B Std. Error Beta .659
(Constant) .072 .163 .442 .000
1 X1 .401 .058 .299 6.886 .000
X2 .551 .045 .519 11.962
c. Preditors: (Constant), X2, X1
d. Dependent Variabel: Y
30 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 24-32

KESIMPULAN DAN SARAN instant messaging LINE di Indonesia. 6) Data


Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa
Perceived Usefulness (X1) dan Perceived Ease
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan of Use (X2) secara bersama-sama mempenga-
yang disertai dengan teori-teori yang men- ruhi Behavioral Intention (Y) pada pengguna
dukung mengenai pengaruh Perceived Useful- instant messaging LINE di Indonesia. Besarnya
ness dan Perceived Ease of Use terhadap pengaruh variabel Perceived Usefulness dan
Behavioral Intention dengan pendekatan Perceived Ease of Use terhadap Behavioral
Technology Acceptance Model (TAM) pada Intention sebesar 55,7% sedangkan sisanya
pengguna Instant Messaging LINE di 44,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
Indonesia, maka dapat diperoleh kesimpulan diteliti dalam penelitian ini seperti: fasilitas
sebagai berikut: 1) Perceived Usefulness pada fitur, fitur tambahan, tingkat kualitas produk
pengguna instant messaging LINE di Indonesia dan desain sesuai kebutuhan pelanggan (Putri
berada pada posisi angka 75,81%. Berdasarkan dan Iskandar, 2014), perceived enjoyment
garis kontinum variabel Perceived Usefulness (Zhou dan Lu, 2011), network externalities
berada pada kategori tinggi, artinya responden (Strader, 2007).
telah merasakan manfaat yang diberikan oleh
instant messaging LINE. Item yang memiliki Saran
nilai tertinggi dalam variabel Perceived Bagi Perusahaan
Usefulness yaitu “Sticker yang memudahkan
dalam mengungkapkan ekspresi” dengan bobot 1. Untuk perbaikan, LINE sebaiknya menge-
82,4% dan yang memiliki nilai terendah yaitu luarkan fitur-fitur yang memang berman-
pada item” fitur LINE games memberikan faat terhadap penggunanya. Penyediaan
hiburan” dengan bobot 62,6%. 2) Perceived fitur tambahan LINE dapat disesuaikan
Ease of Use pada pengguna instant messaging dengan fungsi LINE sebagaI media ber-
LINE di Indonesia berada pada posisi angka kirim pesan secara instant. Sehingga fitur-
81,43%. Berdasarkan garis kontinum variabel fitur yang dikeluarkan LINE dapat berman-
Perceived Ease of Use berada pada kategori faat dan meningkatkan minat perilaku
tinggi. Item yang memiliki nilai tertinggi dalam menggunakan LINE.
variabel Perceived Ease of Use“Mudah dalam 2. Untuk para penggunanya, sebaiknya LINE
belajar mengoperasikan LINE” dengan bobot tetap mengutamakan unsur kemudahan
83,85% dan yang memiliki nilai terendah yaitu dalam mengendalikan fitur tersebut.
pada item “mudah dalam mengendalikan fitur- Sehingga pengguna mudah dalam meng-
fitur LINE” dengan bobot 79,95%. 3) operasikan fitur-fitur yang disediakan oleh
Behavioral Intention pada pengguna instant LINE.
messaging LINE di Indonesia berada pada 3. Untuk perbaikan, LINE sebaiknya lebih
posisi angka 79,52%. Berdasarkan garis menyediakan layanan dan fitur yang
kontinum variabel Behavioral Intention berada membuat penggunanya nyaman dan
pada kategori tinggi. Item yang memiliki semakin meningkatkan intensitas peng-
tertinggi dalam variabel Behavioral Intention gunaan LINE. Hal tersebut dapat dilakukan
yaitu item“saya bermaksud menggunakan dengan menyediakan layanan dan fitur
LINE dalam waktu dekat” dengan bobot 80,9% yang benar-benar manfaat dan memiliki
dan yang memiliki nilai terendah yaitu kemudahan dalam penggunaannya,
“sayaberniat menggunakan LINE dalam sehingga mengeluarkan layanan dan fitur
aktivitas sehari-hari secara terus-menerus” yang sesuai kebutuhan pengguna.
dengan bobot 77,6%. 4) Dari hasil analisis data Aspek Praktis
dapat diketahui bahwa variabel Perceived 1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan
Usefulness berpengaruh signifikan terhadap dapat menggunakan instant messaging
Behavioral Intention pada pengguna instant
messaging LINE di Indonesia. 5) Berdasarkan BBM dan WhatsApp dikarenakan masuk
analisis data dapat diketahui bahwa variabel dalam kategori 10 Aplikasi yang paling
Perceived Ease of Use berpengaruh signifikan banyak di pilih di Indonesia (nielsen.com)
terhadap Behavioral Intention pada pengguna
Pengaruh Perceived Usefulness … (Ricky Aditya & Aditya Wardhana) 31

2. Penelitian selanjutnya, disarankan dapat Journal Management Machine Studies.


menggunakan variabel lainnya yang tidak 38. 475-487.
diteliti dalam penelitian ini seperti: fasilitas Fakhrunnisa, A. 2013. Pengaruh persepsi
fitur, fitur tambahan, tingkat kualitas kemanfaatan dan sikap pengguna
produk, dan desain sesuai kebutuhan terhadap minat menggunakan internet
pelanggan (Putri dan Iskandar, 2014), (Studi pada tenaga kependidikan di
perceived enjoyment (Zhou dan Lu, 2011), Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
network externalities (Strader, 2007), serta Brawijaya Malang). Jurnal Adminis-
dapat menggunakan hasil penelitian ini trasi Bisnis. 5(2).
sebagai acuan untuk mengembangkan
penelitian lainnya. Fishbein, M and Ajzen I. 1975. Beliefs, At-
titude, Intention and Behavior. New
DAFTAR PUSTAKA Yok. Addison-Wesley Publishing
Agarwal, R. and Karahanna, E. 2000. Time Company.
flies when you’re having fun: cognitive Gunelius, S. 2011. Content Marketing for
absorption and beliefs about infor- Dummies. John Wiley & Sons.
mation technology usage. MIS Imandari, F. 2013. Pengaruh persepsi ke-
Quarterly. (24)4. 665-694. manfaatan dan persepsi kemudahan
Ajzen, Icek. 1991. The theory of planned terhadap minat berperilaku dalam
behavior. Organizational Behavior and penggunaan e-learning (Studi pada
Human Decision Processes. 50. 179- dosen Fakultas Ilmu Administrasi
211. Universitas Brawijaya). Jurnal Admi-
Bhaskoro, Avi Tejo. 2014. LINE dalam nistrasi Bisnis. 3(2).
Sejumlah Angka. From Jannah, G. N., Kartika, K., dan Arif, A. 2015.
http://dailysocial.id. Diakses tanggal 11 Analisis faktor yang mempengaruhi
Oktober 2015. penerimaan unej digital repository
Chau, P.Y.K., Cole, M., Massey, A., Montoya- dengan menggunakan technology
Weiss, M. and O’Keefe, R.M. 2002. acceptance model (TAM). e-Journal
Cultural Differences in Consumer’s Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. 2(1). 5-
Online Behavior. Communications of 12.
the ACM. (45)10. 138-143. Lewis, C., & Fabos, B. 2005. Instant mes-
Choi, Y. K., Kim, J., and McMillan, S. J. 2009. saging, literacies, and social iden-
Motivators for the intention to use tities. Reading Research Quarterly.
mobile tv: A comparison of South 40(4). 470-501.
Korean males and females. Line Corporation. Logo LINE. 2015. From
International Journal of Advertising. http://linecorp.com/en/ . Diakses
28. 147-167. tanggal 2 Oktober 2015).
Cumming, J.N., Butler, B. and Kraut, R. 2002. Lou, H., Chau, P. Y., dan Li, D. 2005.
The quality of online social Understanding individual adoption of
relationships. Communications of the instant messaging: An empirical
ACM. 45(7). 103-108. investigation. Journal of the Association
for Information Systems. 6(4). 5.
Davis, F.D. 1989. Perceived usefulness,
perceived ease of use, and user ac- Lu, Y., Zhou, T., dan Wang, B. 2009. Exploring
ceptance of information technology. Chinese users’ acceptance of instant
MIS Quarterly. 13(3). 319-340. messaging using the theory of planned
Davis, F.D. 1993. User acceptance of behavior, the technology acceptance
information technology: system model, and the flow theory. Computers
characteristics, user perceptions and in Human Behavior. 25(1). 29-3.
behavioral impacts. International
32 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 24-32

Nysveen, H.; Pedersen, P. E.; dan dalam Kegiatan Mengajar (Studi pada
Thorbjørnsen, H. 2005a. Explaining Dosen Fakultas Ilmu Administrasi
intention to use mobile chat services: Universitas Brawijaya). Jurnal Admini-
Moderating effects of gender. Journal strasi Bisnis. 19(1).
of Consumer Marketing. 22(5). 247- Strader, T. J., Ramaswami, S. N., dan Houle, P.
256. A. 2007. Perceived network exter-
Nysveen, H.; Pedersen, P.; dan Thorbjornsen, nalities and communication technology
H. 2005b. Intentions to use mobile acceptance. European Journal of
services: Antecedents and cross-service Information Systems. 16(1). 54-65.
comparisons. Journal of Academy of Survey Nielsen. Aplikasi Terkemuka
Marketing Science. 33(3). 330–346. Smartphone Pilihan di Asia Tenggara.
Peslak, Alan R. (2008). An empirical study of 2015. From
instant messaging behavior based on http://www.nielsen.com/apac/en/top10s
the technology assessment model .html. Diakses tanggal 11 Oktober
(TAM). Journal Issues in Information 2015.
System. IX(2). Teo, T. S. H.; Lim, V. K. G.: and Lai, R. Y. C.
Putri, Noventi Ersa dan Iskandar, Dadang. 1999. Intrinsic and extrinsic motivation
2014. Analisis preferensi konsumen in internet usage. The Internet Journal
dalam penggunaan social messenger di of Management Science, 27, 25-37.
kota Bandung tahun 2014 (Studi kasus Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., dan
: LINE, KakaoTalk, WeChat, Davis, F. D. 2003. User acceptance of
WhatsApp). Jurnal Manajemen information technology: Toward a
Indonesia. 114(2). unified view. MIS quarterly. 425-478.
Rasul, Juharis. 2008. Teknologi, Informasi dan Vijayasarathy, Leo R. 2003. Predicting con-
Telekomunikasi. Bogor: Quadra. sumer intentions to use on-line
Riset Puskakom dan APJII. 2015. Profil shopping: The case for an augmented
Pengguna Internet Indonesia 2014. technology acceptance model. Journal
Jakarta : Puskakom UI dan APJII. of Information dan Management. 41.
Rowley, J. 2008. Understanding digital content 747-762.
marketing. Journal of Marketing Wang, C.C.; Hsu, Y.H.; and Fang, W. 2005.
Management. 24(5-6), 517-540. Acceptance to technology with net-
Rustiana. 2006. Studi Model Penerimaan work externalities: An empirical study
Tehnologi (Technology Acceptance of internet instant messaging services.
Model Novice Accountant). Kinerja, Journal of Information Technology
10(1). Theory and Application. 6(4). 15–28.
Sanjaya, I., dan Sugiartha, P. 2005. Pengaruh Zhou, T., dan Lu, Y. 2011. Examining mobile
Rasa Manfaat dan Kemudahan instant messaging user loyalty from the
Terhadap Minat Berperilaku (Beha- perspectives of network externalities
vioral Intention) Para Mahasiswa dan and flow experience. Computers in
Mahasiswi dalam Penggunaan Human Behavior. 27(2). 883-889.
Internet. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Zuliarso Eri dan Henry Februariyanti. 2013.
Terakreditasi SK NO. Pemanfaatan instant messaging untuk
49/DIKTI/KEPIZOO3, 113. aplikasi layanan akademik. Jurnal
Setiawan, D. L. B. 2015. Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Dinamik. 18(2).
E-Learning terhadap Kinerja Dosen 112-121.

You might also like